PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

(1)

SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh :

Dede Rusnadi

0901190

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU

OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI

SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

Oleh Dede Rusnadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dede Rusnadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Penelitian ini dengan judul “Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang seberapa besar pengaruh pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran aktual mengenai pengaruh pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

Untuk menjawab permasalahan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung sebanyak 23 sekolah, dengan mengambil sampel penelitian menurut perhitungan rumus dari Taro Yamane adalah sebanyak 76 guru. Pengolahan data dalam penelitian menggunakan motede statistik dengan dibantu program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for Windows.

Berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan WMS (Weighted Mean Scored), menunjukkan bahwa variabel X (pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah) memperoleh skor rata-rata 4,29 dengan kategori sangat baik dan untuk variabel Y (kinerja guru) memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,44 yang termasuk dalam kategori sangat baik.

Analisis data dalam penelitian menggunakan statistik non parametrik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan data variabel X dan Y berdistribusi tidak normal, dan selanjutnya perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus Spearmen Rho diperoleh angka 0,699 yang menunjukkan bahwa variabel X (pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru) memiliki hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 48,86% sedangkan sisanya 51,14% dipengaruhi oleh faktor lain. Kemudian dengan hasil uji signifikansi diperoleh 8,409 ≥ 1,671. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dengan kinerja guru pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dan kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung berada pada kategori sangat baik. Adapun tingkat hubungan pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah berpengaruh kuat terhadap kinerja guru. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah tidak hanya satu-satunya yang mempengaruhi kinerja guru, akan tetapi terdapat beberapa variabel lain diluar variabel penelitian ini tetapi dalam lingkup kajian yang sama, antara lain: suasana/lingkungan kerja, sarana dan prasarana, jaminan sosial dan lain sebagainya.


(5)

This study, entitled "Coaching Competence Teacher by the Principal of the Teacher Performance in Elementary School at Sukasari Bandung District". Issues discussed in this study is about how much influence teachers' competence development by principals on teacher performance . The purpose of this research is to gain an overview of the actual influence of coaching competence of teachers by principals on teacher performance in elementary school at Sukasari Bandung district .

To solve the problem , the methods used in this research is descriptive method with a quantitative approach . Data collection techniques using the enclosed questionnaire , and the population in this study were all public elementary school teachers in the District of Bandung Sukasari many as 23 schools , according to research by taking a sample of Taro Yamane formula calculations are as many as 76 teachers . Processing of data in research using statistical motede assisted program Microsoft Excel 2007 and SPSS 17.0 for Windows .

Based on calculations using the WMS general trend ( Weighted Mean Scored ), indicates that the variable X ( competence development of teachers by principals ) to obtain an average score of 4.29, with a very good category and for the variable Y ( teacher performance ) to obtain mean value average of 4.44 is included in the excellent category .

Data analysis in research using non -parametric statistics because the data normality test results show the variables X and Y are not normally distributed , and the subsequent calculation of correlation analysis using the formula Spearmen Rho 0.699 obtained figures which show that the variable X ( competence development of teachers by principals ) and variable Y ( teacher performance ) has a strong relationship with a coefficient of determination of 48.86 % while the remaining 51.14 % is influenced by other factors . Then the significance of test results obtained 8.409 ≥ 1.671 . This suggests a positive and significant effect between coaching competence of teachers by principals with teacher performance in elementary school at Sukasari Bandung District .

Overall it can be concluded that the development of competence of teachers by principals and teachers in elementary school performance at Sukasari Bandung District are in very good category . The coaching relationship competency level of teachers by principals strong influence on the performance of teachers . On the results of this study indicate that the coaching competence of teachers by principals not only the only one that affects the performance of teachers , but there are some other variables beyond the variables in the scope of this study but the same study , among other things: atmosphere/work environment, facilities and infrastructure, social security and so forth .


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK …………...………...…...…... i

KATA PENGANTAR ……….......….… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….... iii

DAFTAR ISI ………..………... v

DAFTAR TABEL ………..…………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….………...… viii

DAFTAR LAMPIRAN ………..……...……...... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ...………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah…….…………... 6

C. Tujuan Penelitian ……….………..…... 7

D. Manfaat Penelitian..……….………... 8

E. Struktur Organisasi..……….…... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka………..…...…... 10

1. Konsep Kinerja Guru... 10

2. Konsep Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah... 24

3. Pengaruh Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru... 43

B. Penelitian Terdahulu... 44

C. Kerangka Pemikiran... 48


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian... 51

B. Desain Penelitian …...………..…………... 55

C. Metode Penelitian ... 56

D. Definisi Operasional ……….. 58

E. Instrumen Penelitian ……..……….………... 61

F. Proses Pengembangan Instrumen ………... 66

G. Teknik Pengumpulan Data ………...…..…………... 72

H. Analisis Data ………..……….…... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………..…………...…... 79

1. Seleksi Data ………... 79

2. Perhitungan Weighted Means Score (WMS) …...…... 80

3. Uji Normalitas Distribusi Data …...……...….... 93

4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ………...…. 96

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..………... 99

1. Gambaran Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah …... 99

2. Gambaran Kinerja Guru ... 103

3. Gambaran Tentang Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru ...……….……... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...……….…... 108


(8)

DAFTAR PUSTAKA ………..……...…..….…... 111 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 115 RIWAYAT HIDUP... 196


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu negara yang maju sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Pada era globalisasi seperti sekarang, yang menuntut sumber daya manusia berkualitas untuk mampu bersaing secara global.

Lembaga pendidikan (formal dan non formal) memiliki peran yang sangat penting untuk mencetak dan mempersiapkan sumber daya yang berkualitas sehingga mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut kompetensi tinggi. Sumber daya yang berkualitas dapat menentukan kemajuan suatu negaranya, untuk itu pemerintah dalam pendidikan berusaha terus memperbaiki sistem pendidikan yang lebih baik serta tidak hanya pemerintah, pihak swasta atau masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan indonesia.

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, pendidikan harus mampu menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan profesional sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan harus dikelola secara profesional oleh tenaga yang profesional juga. Dalam usaha meningkatkan


(10)

kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya yang perlu dibina dan dikembangkan kemampuannya secara terus menerus untuk menghasilkan kinerja yang baik, karena bagaimana untuk mencapai tujuan pendidikan, apabila tidak didukung dengan kualitas kerja yang baik.

Kinerja guru dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru disuatu lembaga pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh Prawirosentono (Husaini Usman, 2010: 488) menyebutkan bahwa:

Kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Berdasarkan dari pendapat tersebut, untuk mencapai kinerja yang maksimal perlu didukung dengan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menjalankan keprofesiannya. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1).

Guru memiliki tanggung jawab besar dalam proses transformasi ilmu kepada peserta didik untuk itu menuntut guru harus profesional, sebagai pengajar guru harus mampu mengajar dengan baik dari merancang, memilih bahan belajar dan stretegi pembelajaran yang dapat menyesuaikan dengan keadaan peserta didik, serta mampu mengelola proses pembelajaran dan melakukan evaluasi untuk mengukur penguasaaan hasil belajar, serta sebagai pendidik guru bertugas membimbing, membina dan mengarahkan siswanya kearah yang lebih baik agar lebih aktif, kreatif dan mandiri. Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam undang undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa:

Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan


(11)

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia sekolah pada jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Guru profesional adalah guru yang memiliki dan menguasi seperangkat kompetensi, oleh karena itu guru sebagai salah satu sumber daya manusia yang ada disekolah memiliki peranan penting bagi peningkatan mutu dan kualitas sekolah itu sendiri yang berpengaruh secara langsung dalam proses pembelajaran, oleh karena itu seorang guru diharapkan memiliki kinerja yang baik dengan didukung kompetensi yang menunjang keprofesiannya, sehingga akan membawa pada peningkatan terhadap kinerja guru itu sendiri.

Standar kompetensi guru yang harus dimiliki seperti yang tertulis dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) bahwa, “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Terciptanya mutu pembelajaran dapat dipengaruhi dari berbagai hal diantaranya, guru yang memiliki kompetensi yang baik akan berdampak pada keberhasilan proses pembelajaran, akan tetapi jika kinerja guru tidak didukung dengan kompetensi yang baik maka hasilnya tetap saja akan berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran. Pelaksanaannya guru dilapangan mengalami kesulitan-kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang diungkapkan oleh Dadang Suhardan (2010: 209) tentang kesulitan yang dihadapi guru:

Guru-guru dihadapkan kepada kesulitan yang keseharian sering dijumpai dalam melaksanakan tugas. Kesulitan ini berupa: memilih bahan belajar, mempersiapkan lembar kerja menetapkan tujuan & kompetensi, menggunakan metodologi dan pemakaian media, membimbing murid yang berbeda kecepatan belajar dan kemampuan memahami tugas dari guru.

Berkaitan dengan pendapat diatas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengungkapkan bahwa masih rendahnya kompetensi guru:

Dilihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) yang menunjukkan nilai hasil rata-rata UKA 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 25


(12)

Februari yaitu 42,25 dengan nilai tertinggi 97,0 dan nilai terendah 1,0, hasil rata-rata UKA itu mencakup seluruh peserta (guru) dari jenjang TK sampai jenjang SMA (www.edukasi.kompas.com).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan beberapa guru di Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Sukasari bahwa, masih ada beberapa masalah yang dihadapi guru dalam perencanaan pembelajaran terlihat adanya beberapa guru masih menggunakan RPP yang terdahulu, ada juga membuat ketika dituntut atau diminta oleh kepala sekolah yang artinya perencanaan sebelum mengajar dirasakan masih kurang, kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran yang tunjukkan oleh sebagian guru dengan penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi serta penggunaan media masih belum maksimal, selanjutnya dalam evaluasi pembelajaran terkadang waktu evaluasi masih ada saja yang melakukan hanya pada waktu ujian tengah semester (UTS) atau ujian akhir semester (UAS), dan guru dihadapkan dengan disiplin yang sering terjadi adalah ketika guru mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pendidik dengan tidak hadir dengan berbagai alasan bahkan tidak hadir tanpa adanya pemberitahuan kepada pihak sekolah.

Dari permasalahan yang terjadi di atas memberikan gambaran tentang masih rendahnya kompetensi guru, oleh sebab itu diperlukan adanya upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat berdampak pada peningkatan kinerja guru dan tercapainya mutu pembelajaran. Sekolah sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan harus senantiasa terus meningkatkan kualitas sumber dayanya, seperti yang dijelaskan dalam undang-undang no 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 2 ditegaskan bahwa:

Sekolah di dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas maka dituntut untuk selalu mengupayakan peningkatan kualitas lembaganya. Dalam rangka menjawab tuntutan ini, tentunya dibutuhkan sumber daya yang mendukung khususnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu SDM, yang memiliki kompetensi, loyalitas, kemauan untuk bekerja keras dan memiliki kesadaran untuk memberikan kontribusi maksimal terhadap lembaga.


(13)

Dengan demikian, hal ini peran kepala sekolah sangat penting dalam upaya mengembangkan kemampuan guru yang dapat dilakukan dengan berbagai cara yang harus ditempuh oleh guru sendiri maupun melalui pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Secara keseluruhan disekolah kepala sekolah mempunyai tanggung jawab pada peningkatan mutu sekolah maupun pada mutu pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 21 ayat 1 yaitu: “kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan saran dan prasarana”.

Menyadari akan perubahan dan perkembangan di masyarakat semakin tinggi apabila kemampuan guru-guru dalam bekerja tidak dikembangkan lagi maka guru akan semakin tertinggal oleh ilmu pengetahuan yang semakin pesat, dan apabila guru tidak memperoleh pembinaan yang teratur dalam bekerja bukan tidak mungkin guru akan mengalami kejenuhan, bosan, atau keletihan yang bahkan dapat menyebabkan penurunan prestasi yang dikarenakan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya tidak dapat lagi berkembang.

Pembinaan merupakan salah satu tindakan sangat diperlukan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam upaya memperbaiki kinerjanya. Layanan pembinaan kompetensi guru ini merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan kinerja guru, karena apabila kompetensi guru meningkat dapat memberi pengaruh pada peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, dengann rutinitas kepala sekolah melakukan supervisi atau pengawasan, mengadakan rapat guru bahkan mengadakan pertemuan pribadi kepada setiap guru dalam upaya perbaikan. Sebagaimana dalam teori Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) bahwa, “Pembinaan merupakan cara yang ampuh untuk membantu


(14)

orang lain mempelajari atau memperbaiki kinerjanya” (Margaret Dale, 2003: 371).

Terciptanya mutu pembelajaran disekolah dikarenakan kompetensi guru yang dimilikinya mampu dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, oleh karena itu dilakukan pembinaan kompetensi ini harus secara terus menerus, dan salah satu pihak yang membantu dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan adalah kepala sekolah yang terhimpun dalam wadah kerjasama KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) dan kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan pendidikan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Rohani (2004) yang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri Kota Surabaya”. Hasil penelitian bahwa pembinaan kepala sekolah menurut persepsi guru menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru. Peluang terjadinya kesalahan < 0.05. Kontribusi efektifnya sebesar 42%, dengan demikian semakin baiknya pembinaan guru oleh kepala sekolah akan diikuti dengan membaiknya kinerja guru yang berdampak pada mutu pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa pentingnya pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan guru sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru dan mutu pembelajaran. Oleh sebab itu, maka penulis menganggap masalah ini menarik untuk diteliti dan bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Pembinaan Kompetensi Guru Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah pada kompetensi guru dilihat dari perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaan hingga evaluasi dengan masalah kesulitan pada perencanaan, kurang persiapan atau penguasaan dalam


(15)

materi yang akan diajarkan sehingga materi yang disampaikan kurang maksimal dan dalam metode yang digunakan cenderung monoton tanpa adanya penggunaan metode lain dalam pembelajaran. Guru belum dapat mengelola kelas dengan baik, belum mampu menciptakan kondisi tempat belajar yang kondusif, serta penilaian terlihat guru masih ada beberapa yang belum dapat melaksanakan evaluasi di akhir pembelajaran serta dari disiplin yang sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pengajar untuk mendidik anak didiknya dengan tidak hadir disekolah tanpa alasan dan kabar yang jelas.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan kompetensi oleh kepala sekolah dilihat dari seberapa sering kepala sekolah melakukan pembinaan, apakah kepala sekolah selalu memberikan contoh atau cara-cara yang benar dalam memecahkan masalah yang dialami oleh guru dan kepala sekolah terlalu sibuk dengan masalah administratif sehingga kurang memberikan layanan pembinaan terhadap guru-guru.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka selanjutnya peneliti merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan penelitiannya sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru siswa di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung?


(16)

Tujuan penelitian merupakan arah yang akan dicapai oleh peneliti dalam penelitiannya. Adapun tujuan penelitian secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

2. Untuk memperoleh gambaran kinerja gurru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Peneliti:

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya tentang pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

2. Bagi Lembaga (sekolah)

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat ditindaklanjuti bagi kemajuan guru dan lembaga menjadi lebih berkualitas dan bermutu.


(17)

3. Bagi Pengembang Ilmu

Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan memberikan masukan atau informasi dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khusunya mengenai pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dan kinerja guru.

E. Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini membahas tentang latar belakang penelitian mengenai kemampuan guru masih kurang maksimal dijalankan sehingga perlu adanya pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah sebagai upaya peningkatan kinerja guru, dan juga menjelaskan tentang identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang teori konsep yang mendukung variabel X yaitu konsep pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dan variabel Y yaitu konsep kinerja guru, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang lokasi, populasi, dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengambangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.


(18)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini didalamnya berisi tentang hasil penelitian dari variabel X Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah dan variabel Y Kinerja Guru, kemudian dalam pembahasan hasil penelitian yaitu berisi mengenai jawaban dari rumusan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian dan saran yang berisi tentang masukan-masukan terhadap objek yang diteliti dari hasil penelitian.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Adapun SD Negeri di Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian

No. Nama Alamat

1. SDN Gegegerkalong KPAD 1 Jl. Manunggal KPAD 2. SDN Gegegerkalong KPAD 2 Jl. Manunggal KPAD

3. SDN Isola 1 Jl. Gegerkalong Girang No. 12 4. SDN Isola 2 Jl. Gegerkalong Girang No. 12 5. SDN Gegerkalong Girang 1 Jl. Geger Arum

6. SDN Gegerkalong Girang 2 Jl. Geger Arum

7. SDN Cirateun Kulon Jl. Dr. Setiabudhi Km. 10 8. SDN Sukarasa 1 Gegerkalong Hilir No. 52 9. SDN Sukarasa (3 & 5) Jl. Pa Gatot V KPAD 10. SDN Sukarasa 4 Jl. Pa Gatot V KPAD 11. SDN Harapan 1 Jl. Pa Gatot V KPAD 12. SDN Harapan 2 Jl. Pa Gatot V KPAD 13. SDN Cipedes 1 Jl. Setrasari Tengah 14. SDN Cipedes 2 Jl. Setrasari Tengah 15. SDN Cipedes 5 Jl. Setrasari Tengah 16. SDN Cijerokaso Jl. Sarijadi No. 73 17. SDN Cilandak Jl. Cilandak Sarijadi 1 18. SDN Sarijadi 3 Komp Sarijadi Blok 17 19. SDN Sarijadi 4 Komp Sarijadi Blok 17 20. SDN Sarijadi 5 Komp Sarijadi Blok 4

21. SDN Sarijadi 7 Komp Sarijadi Blok 8 No. 11 22. SDPN Setiabudi Komp Sarijadi Blok 4


(20)

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung 2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi di sekeliling kita. Selain ini populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menunjukan kuantitas suatu objek/subjek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sugiyono (2011:80) bahwa, “Populasi adalah wilayah

generalitas yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini yaitu guru-guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Bandung yang dijadikan populasi karena dianggap mampu memberikan informasi/data yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk lebih jelas data jumlah guru yang akan diteliti dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Nama Jumlah Guru

1. SDN Gegegerkalong KPAD 1 13 2. SDN Gegegerkalong KPAD 2 13

3. SDN Isola 1 10

4. SDN Isola 2 10

5. SDN Gegerkalong Girang 1 8 6. SDN Gegerkalong Girang 2 10 7. SDN Cirateun Kulon 15 8. SDN Sukarasa 1 14 9. SDN Sukarasa (3 & 5) 21 10. SDN Sukarasa 4 13

11. SDN Harapan 1 9


(21)

13. SDN Cipedes 1 17 14. SDN Cipedes 2 15 15. SDN Cipedes 5 13 16. SDN Cijerokaso 26

17. SDN Cilandak 13

18. SDN Sarijadi 3 11 19. SDN Sarijadi 4 15 20. SDN Sarijadi 5 16 21. SDN Sarijadi 7 19 22. SDPN Setiabudi 26

Jumlah 318

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek dalam penelitian, dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi, hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sugiyono, (2011:81) bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dengan teknik tertentu sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik atau sifat populasi.

Suharsimi Arikunto (2004: 117) mengemukakan bahwa: “sampel

adalah bagian dari populasi”. Sampel merupakan sebagian dari populasi

yang diteliti yang dijadikan sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon (2008:107) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi


(22)

d2 = Presisi yang ditetapkan (ditetapkan 10 %)

Tingkat kesalahan atau tingkat toleransi pada penelitian ini adalah 10% atau 0,01 (dengan tingkat kepercayaan 90%) dan diketahui jumlah populasi guru adalah sebesar N= 318, maka berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel (n) untuk guru sebagai berikut:

dibulatkan menjadi 76

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka jumlah sampel populasi guru SDN Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang ditetapkan penelitian ini yaitu sebanyak 76 guru. Adapun menentukan sampel dari masing-masing sekolah digunakan rumus Stratified Random Sampling (Akdon, 2008: 108), yaitu sebagai berikut

Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya = Jumlah populasi secara stratum N = Jumlah populasi seluruhnya


(23)

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Nama Sampel

1. SDN Gegegerkalong KPAD 1 3 2. SDN Gegegerkalong KPAD 2 3

3. SDN Isola 1 2

4. SDN Isola 2 2

5. SDN Gegerkalong Girang 1 2 6. SDN Gegerkalong Girang 2 2 7. SDN Cirateun Kulon 4

8. SDN Sukarasa 1 3

9. SDN Sukarasa (3 & 5) 5 10. SDN Sukarasa 4 3

11. SDN Harapan 1 2

12. SDN Harapan 2 3

13. SDN Cipedes 1 4

14. SDN Cipedes 2 4

15. SDN Cipedes 5 3

16. SDN Cijerokaso 6

17. SDN Cilandak 3

18. SDN Sarijadi 3 3 19. SDN Sarijadi 4 4 20. SDN Sarijadi 5 4 21. SDN Sarijadi 7 5 22. SDPN Setiabudi 6

Jumlah 76

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan dalam suatu proses penelitian dalam mengumpulkan ataupun menganalisis penelitian. Dalam rancangan penelitian pada dasarnya meliputi proses membuat perencanaan


(24)

penelitian dan pelaksanaan penelitian. Menurut Nana Syaodih (2007:52) mengemukakan bahwa:

Rancangan penelitian (reserch design) menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun.

Perencanaan penelitian meliputi, membuat percobaan atau pengamatan serta memilih pengukuran variabel, perencanaan diawali dengan kegiatan merumuskan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah merumuskan masalah penelitian, kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan, merumuskan hipotesis, menentukan sampel penelitian, merumuskan rancangan penelitian, dan menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.

Pada tahap pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan, pengumpulan data serta pengolahan data dengan memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data yang telah dikumpulkan dari hasil temuan dilapangan. Kegiatan ini erat kaitannya dengan metode penelitian yang digunakan seperti metode deskriptif, eksperimental, dan atau lainnya. Adapun pengolahan atau analisis data tergantung pada data yang terkumpul. Jika data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau berbentuk angka-angka maka dapat digunakan analisis statistika sebelum menarik kesimpulan atau jika berbentuk kualitatif dapat langsung dianalisis sesuai hasil temuan lapangan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan penentuan langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu penelitian sehingga peneliti dapat memecahkan masalah penelitian tersebut secara sistematis. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:1) bahwa: “metode


(25)

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”.

Dengan adanya penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran mengenai pengaruh pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekola terhadap kinerja guru SDN di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Berdasarkan permasalahan yang diteliti dalam penelitian, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode dalam kegiatan penelitian pada pengambilan masalah lebih fokus dalam kejadian-kejadian yang aktual atau yang terjadi pada saat sekarang, sehingga mampu memberikan gambaran mengenai hal-hal yang ditelitinya. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 35) yang menyatakan bahwa:

Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk mengukur antar variabel dalam penelitian sehingga dapat diukur dan diuji hipotesis yang sudah ditentukan. Hal ini sejalan dengan diungkapkan oleh Sugiyono (2011:8) metode penelitian kuantitatif adalah:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Adapun Suharsimi Arikunto (2004:11) mengemukakan ciri-ciri penelitian kuantitatif yaitu:

a. Penelitian kuantitatif menghendaki adanya perekayasaan sesuatu yang akan diteliti, dengan terencana memberikan suatu perlakuan tertentu, untuk mengetahui akibat-akibatnya.


(26)

b. Penelitian kuantitatif merupakan eksperimental atau percobaan yang dalam bentuk desain fungsional maupun desain faktorial. c. Penelitian kuantitatif lebih tertuju pada penelitian tentang hasil

daripada proses.

d. Penelitian kuantitatif cenderung merupakan prosedur pegumpulan data melalui observasi untuk pembuktian hipotesis yang dideduksi dari dalil atau teori.

e. Penelitian kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan penemuan-penemuan, baik dalam bentuk teori baru atau perbaikan teori lama.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian penjelasan maksud dari istilah-istilah pada variabel yang digunakan dalam penelitian. Adapun definisi yang dibuat oleh peneliti dari beberapa istilah terhadap variabel yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 74).

Berdasarkan pengertian diatas, pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterkaitan atau hubungan yang memiliki pengaruh antara variabel X yaitu pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap variabel Y yaitu kinerja guru.

2. Pembinaan Kompetensi Guru Oleh Kepala Sekolah

Pengertian Pembinaan menurut Margaret Dale (2003: 371) bahwa,

“Pembinaan merupakan cara yang ampuh untuk membantu orang lain

mempelajari atau memperbaiki kinerjanya”.

Pembinaan menurut Dadang Suhardan (2010:39) mengemukakan bahwa:

Pembinaan merupakan sebuah pelayanan terhadap guru dalam memperbaiki kinerjanya. Pembinaan selain pelayanan terhadap guru, juga merupakan usaha preventif untuk mencegah supaya guru tidak terulang kembali melakukan kesalahan serupa yang tidak perlu, menggugah kesadarannya supaya mempertinggi kecakapan dan keterampilan mengajarnya.


(27)

Pada dasarnya pembinaan merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan oleh para guru dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh guru serta upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan atau kompetensinya dalam mencapai mutu pembelajaran.

Menurut Margaret Dale (2003:5) mengemukakan bahwa

“kompetensi menggambarkan dasar pengetahuan dan standar kinerja yang

dipersyaratkan agar berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan atau

memegang suatu jabatan”. Sejalan dengan itu seperti halnya yang

diungkapkan Mulyasa (2011: 26) bahwa:

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Jadi, pembinaan kompetensi guru adalah suatu kegiatan melayani atau proses membantu dalam upaya meningkatkan kemampuan sesuai standar kompetensi guru yang telah ditetapkan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan atau kemampuan agar menunjukkan kualitas guru dalam penerapan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk menjalankan fungsinya sebagai pendidik secara efektif dan efisien.

Kepala sekolah sekolah merupakan pemimpin yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan, mengelola sekolah, melakukan pengembangan atau pembinaan terhadap tenaga kependidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam undang-undang sistem pendidikan nasional.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah adalah upaya atau usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor dalam memberikan bantuan atau layanan kepada guru yang bertujuan mengatasi permasalahan yang dihadapi guru serta untuk meningkatkan atau mengembangkan


(28)

kemampuan guru sehingga dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik lebih maksimal.

Pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya kepala sekolah memperbaiki atau mengembangkan kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional sehingga guru mampu mengahadapi permasalahan dalam mengajar dan meningkatkan kinerjanya melalui beberapa teknik pembinaan yaitu kunjungan kelas, pertemuan pribadi/pertemuan individual, dan adanya tindak lanjut dari hasil kunjungan kelas dan pertemuan pribadi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran.

3. Kinerja Guru

Pengertian kinerja menurut Prawirosentono (Husaini Usman, 2010:488) menyebutkan bahwa:

Kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Hasil kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, hal tersebut seperti yang terkandung dalam pendapat McDaniel (Hamzah B. Uno dan

Nina Lamatenggo, 2012:62) yang mengemukakan bahwa: „kinerja adalah

interaksi antara kemampuan seseorang dengan motivasinya‟.

Dalam sebuah organisasi atau sebuah lembaga tentu ada tuntutan untuk dapat memberikan kinerja yang terbaik kepada sebuah organisasi tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan motivasi yang tinggi akan tetapi hal itu tidak cukup untuk menghasilkan kinerja yang baik tanpa didukung oleh komitmen dari pegawai atau seorang guru terhadap sekolah atau organisasi pendidikan, dengan memiliki tingkat komitmen yang baik terhadap pekejaannya akan berdampak pada terciptanya iklim kerja yang


(29)

profesional, artinya seorang guru akan melaksanakan tugasnya dengan baik ketika memiliki komitmen yang tinggi. Hal ini seperti yang di kemukakan oleh Rivai (Windy Aprilia Murty, 2012:220) yang menyatakan

bahwa „komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Semakin tinggi komitmen organisasional dari karyawan maka akan

semakin meningkat kinerja individual karyawan‟.

Dengan demikian, kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru di SD Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya yang didukung dengan kemampuan, motivasi serta komitmen yang tinggi dari guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur setiap variabel yang diteliti dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 102) mengemukakan

bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Jumlah instrumen dalam

penilian ini ada dua instrumen sesuai dengan jumlah variabel penelitian yaitu: 1. Instrumen untuk mengukur pembinaan kompetensi guru oleh

kepala sekolah.

2. Instrumen untuk mengukur kinerja guru.

Adapun cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru).

2. Menentukan indikator dan sub indikator dari setiap variabel penelitian.


(30)

4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu responden dalam menjawab pernyataan yang telah disediakan.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu dengan menggunakan skala Likert.

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:92)

bahwa : “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien dan komunikatif.”

Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis skala Likert. Menurut sugiyono (2011:93)

menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Akan tetapi skala Likert juga paling banyak digunakan dalam pengukuran perilaku.

(sumber :http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/skala-likert.pdf) Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen menurut Sugiyono (2011:94) dengan menggunakan skala Likert yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-kadang (KD) 3 3

Jarang (JR) 2 4


(31)

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan. Instrumen ini digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak (Instrumen penelitian terlampir). Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Variabel X dan Y

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor

Variabel X (Pembinaan Kompetensi Guru oleh

Kepala Sekolah)

1.Sasaran Pembinaan Kompetensi

a. Kompetensi Pedagogik

a) Merancang kegiatan pembelajaran b) Merumuskan tujuan pembelajaran c) Memilih dan menetapkan media

pembelajaran

d) Memilih dan menetapkan metode pembelajaran

e) Memilih dan menentukan bahan pembelajaran

f) Menenyusun alat evaluasi b.Kompetensi

kepribadian

a) Disiplin waktu

b) Kesungguhan dalam mengajar

c) Motivasi untuk selalu menyempurnakan pekerjaan (Intrinsik)

c. Kompetensi Sosial

Motivasi untuk berinteraksi dengan teman sejawat dan pimpinan (Ekstrinsik)


(32)

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor d. Kompetensi

Profesional

a) Membuka pelajaran

b) Menyampaikan materi pelajaran c) Menggunakan metode mengajar d) Menggunakan alat peraga

e) Mengelola kelas f) Menutup pelajaran

g) Menggunakan alat evaluasi h) Melaksanakan evaluasi

i) Melaksanakn program perbaikan j) Pelaporan hasil evaluasi

2. Teknik dan Proses Pembinaan

a. Pelaksanaan Kunjungan Kelas

a) Pengumpulan data b) Tahap Perencanaan c) Tatap Muka

d) Verifikasi data b. Proses

Pertemuan Pribadi

a) Diskusi membahas kelebihan yang dimiliki guru

b) Pengembangan kemampuan guru c) Memberikan dorongan/motivasi c. Tindak

Lanjut

a) Memberi arahan b) Memberi solusi

c) Memperbaiki kompetensi guru

Variabel Y (Kinerja Guru) 1. Kemampuan Menjalankan Tugas Sebagai Pengajar a.Merencanakan Program Pembelajaran

a) Merancang kegiatan pembelajaran b) Merumuskan tujuan pembelajaran c) Memilih dan menetapkan media

pembelajaran

d) Memilih dan menetapkan metode pembelajaran


(33)

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor

e) Memilih dan menguasai bahan ajar f) Menentukan teknik dan alat evaluasi hasil

belajar b.Melakasanakan

Program Pembelajaran

a) Membuka pelajaran

b) Menyampaikan materi pelajaran c) Menggunakan metode mengajar d) Menggunakan alat peraga

e) Mengelola kelas f) Menutup pelajaran c. Menilai Proses

Belajar Mengajar

a) Menggunakan alat evaluasi b) Melaksanakn evaluasi formatif c) Melaksanakan evaluasi sumatif d) Melaksanakn program perbaikan e) Pelaporan hasil evaluasi

2. Motivasi dalam menjalankan Tugas sebagai pengajar a. Motivasi Intrinsik b. Motivasi Ekstrinsik

a) Motivasi untuk selalu menyempurnakan pekerjaan

b) Motivasi untuk berinteraksi dengan teman sejawat dan pimpinan

3. Komitmen terhadap tugasnya

a. Disiplin waktu b. Kesungguhan

dalam mengajar

a) Disiplin dalam kehadiran

b) Kesungguhan dalam memeriksa pekerjaan siswa


(34)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh data penelitian yang baik harus didukung dengan cara memperolehnya dengan baik salah satunya instrumen sebagai alat pengukuran. instrumen yang berupa angket yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu sebelum mengambil data penelitian. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam uji coba angket sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kelayakan (benar-benar dapat digunakan) instrumen tersebut untuk mengukur dalam penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:121)

bahwa: “instrumen yang valid berarti alat ukur yang dapat digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi = jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

√ √


(35)

Keterangan: t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan dk = 20 – 2 = 18, dengan uji satu pihak, maka diperoleh = 1,734.

Jika: > berarti valid dan < berarti tidak valid

Uji coba angket dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang berjumlah 20 guru. Adapun hasil dari perhitungan uji validitas setiap item dari kedua variabel penelitian menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah)

No Item Koefisien Korelasi

Harga

Harga Kesimpulan 1. 0.64 3.561 1,734 Valid 2. 0.42 1.969 1,734 Valid 3. 0.42 3.181 1,734 Valid 4. 0.49 2.438 1,734 Valid 5. 0.42 1.991 1,734 Valid 6. 0.52 2.625 1,734 Valid 7. 0.53 2.673 1,734 Valid 8. 0.45 2.140 1,734 Valid 9. 0.70 4.243 1,734 Valid 10. 0.40 1.872 1,734 Valid 11. 0.44 2.082 1,734 Valid 12. 0.44 2.082 1,734 Valid 13. 0.72 4.397 1,734 Valid 14. 0.57 2.991 1,734 Valid 15. 0.53 2.661 1,734 Valid


(36)

No Item Koefisien Korelasi

Harga

Harga

Kesimpulan 16. 0.61 3.341 1,734 Valid 17. 0.42 1.968 1,734 Valid 18. 0.42 2.010 1,734 Valid 19. 0.44 2.107 1,734 Valid 20. 0.51 2.570 1,734 Valid 21. 0.56 2.876 1,734 Valid 22. 0.54 2.754 1,734 Valid 23. 0.59 3.143 1,734 Valid 24. 0.60 3.207 1,734 Valid 25. 0.28 2.550 1,734 Valid 26. 0.60 3.211 1,734 Valid 27. 0.44 2.089 1,734 Valid 28. 0.47 2.277 1,734 Valid 29. 0.44 2.097 1,734 Valid 30. 0.46 2.235 1,734 Valid 31. 0.44 2.133 1,734 Valid 32. 0.44 2.114 1,734 Valid 33. 0.57 3.009 1,734 Valid 34. 0.41 1.945 1,734 Valid 35. 0.41 1.949 1,734 Valid 36. 0.40 1.902 1,734 Valid 37. 0.74 4.693 1,734 Valid 38. 0.41 1.932 1,734 Valid 39. 0.44 2.133 1,734 Valid 40. 0.40 1.872 1,734 Valid 41. 0.42 1.978 1,734 Valid 42. 0.51 2.569 1,734 Valid 43. 0.59 3.113 1,734 Valid 44. 0.45 2.171 1,734 Valid 45. 0.42 1.974 1,734 Valid 46. 0.41 1.911 1,734 Valid 47. 0.44 2.091 1,734 Valid 48. 0.48 2.362 1,734 Valid 49. 0.67 3.839 1,734 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat disimpulkan bahwa 49 item pernyataan dinyatakan valid. Adapun item yang mempunyai validitas tertinggi adalah item 37 dengan koefisien


(37)

korelasi 0,74 dan paling rendah adalah item 25 dengan koefisien korelasi 0,28.

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru) No Item Koefisien

Korelasi

Harga

Harga

Kesimpulan 1. 0.68 3.890 1,734 Valid 2. 0.60 3.147 1,734 Valid 3. 0.63 3.410 1,734 Valid 4. 0.39 1.791 1,734 Valid 5. 0.47 2.258 1,734 Valid 6. 0.28 1.225 1,734 Tidak Valid 7. 0.55 2.783 1,734 Valid 8. 0.60 3.147 1,734 Valid 9. 0.72 4.384 1,734 Valid 10. 0.61 3.264 1,734 Valid 11. 0.61 3.273 1,734 Valid 12. 0.23 1.017 1,734 Tidak Valid 13. 0.43 2.030 1,734 Valid 14. 0.61 3.299 1,734 Valid 15. 0.59 3.124 1,734 Valid 16. 0.77 5.068 1,734 Valid 17. 0.67 3.877 1,734 Valid 18. 0.73 4.560 1,734 Valid 19. 0.47 2.248 1,734 Valid 20. 0.67 3.840 1,734 Valid 21. 0.50 2.434 1,734 Valid 22. 0.43 2.010 1,734 Valid 23. 0.67 3.794 1,734 Valid 24. 0.81 5.903 1,734 Valid 25. 0.81 5.805 1,734 Valid 26. 0.57 2.907 1,734 Valid 27. 0.70 4.181 1,734 Valid 28. 0.63 3.426 1,734 Valid 29. 0.63 3.426 1,734 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat disimpulkan bahwa dari 29 item yang diujikan, 27 item dinyatakan memiliki validitas konstruksi yang baik dan 2 item dinyatakan tidak


(38)

memiliki validitas konstruksi yang baik yaitu item 12 dan 6 dalam pelaksanaannya peneliti merevisi item dengan mengganti pertanyaan yang lain.

2. Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat ketepatan dalam dari setiap item dalam penelitan yaitu dengan uji reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto. 2006: 178). Dalam memperoleh data yang benar dan dapat dipercaya instrumen harus benar-benar reliabel seperti halnya yang diungkapakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:154) bahwa:

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghadirkan data yang benar, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, berapa kalipun instrumen tersebut diambil, maaka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Pada penelitian ini pengujian uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Adapun hasil dari uji reabilitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai reliabilitas (r11) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N-1 = 20 – 1 = 19, signifikansi 5% maka diperoleh rtabel = 0,456. Selanjutnya


(39)

untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

Jika : > berarti Reliabel dan < berarti tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Hasil uji reliabilitas variabel X (Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah

[ ] [ ] [ ] [ ] 0,933

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung = 0,933 sedangkan rtabel = 0,456. Karena rhitung > rtabel maka semua data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel. 2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (Kinerja Guru)

k [

] [ ]

[ ] [ ] 0,961

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung = 0,961 sedangkan rtabel = 0,456. Karena rhitung > rtabel maka semua data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.


(40)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Adapun dalam pengumpulan data tersebutdiperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan yang hendak dicapai. Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data berupa pernyataan atau pertanyaan yang diajukan dan dijawab oleh responden ang diteliti. Hal ini sejalan dengan Sugiyono (2011:142) bahwa:

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Tujuan penyebaran angket menurut Akdon

(2008:131) ialah “mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar

pertanyaan.”

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tidak langsung dimana peneliti melakakukan komunikasi dengan menggunakan kuesioner/angket. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:103)

“ada dua jenis angket yaitu: 1. Angket terbuka; 2. Angket tertutup”.

Berdasarkan pendapat tersebut dalam mengukur variabel X dan variabel Y, maka peneliti menggunakan angket tertutup untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingg responden tinggal memberikan tanda centang √ pada kolom atau tempat yang disediakan (Suharsimi Arikunto, 2006:103).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpulan data, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:


(41)

a. Menentukan variabel yang akan diteliti: variabel Y yaitu, Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala sekolah kemudian variabel X yaitu Kinerja guru.

b. Kemudian menentukan indikator dari setiap variabel

c. Membuat daftar pertanyaan atau pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab. d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban, yaitu

menggunakan skala Likert dengan mengunakan lima option alternatif jawaban. (tabel 3.4).

2. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2004:202) mengemukakan bahwa: metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Akdon (2008: 137) bahwa:

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Studi dokumentasi ini dimaksudkan untuk mempelajari dan mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi secara langsung kepada objek yang diteliti. Adapun menurut Sugiyono (2011:137) mengemukakan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara langsung dengan Guru Sekolah Dasar sebagai objek yang diteliti untuk memperoleh


(42)

informasi secara langsung dari pihak yang bersangkutan dan hasilnya digunakan untuk melengkapi pembahasan.

H. Analisis Data

Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Hasil data dari responden yang terkumpul dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban suatu permasalahan yang diteliti. Sebagaimana diungkapkan oleh sugiono (2011:147) bahwa:

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapaun langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Seleksi angket merupakan langkah awal dalam menganalisis data penelitian. Dalam tahap ini dlangkah pertama dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal tersebut penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

2. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Perhitungan dengan teknik WMS ini untuk menghitung skor rata-rata tiap variabel penelitian serta menentukan gambaran umum atau kecenderungan umum skor responden pada setiap variabel penelitian.. Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden ̅


(43)

= Jumlah Skor dari jawaban responden = Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunkan skala Likert.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.

c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.8

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu (SL) Selalu (SL) 3,01 – 4,00 Baik Sering (SR) Sering (SR) 2,01 – 3,00 Cukup Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD) 1,01 – 2,00 Rendah Jarang (JR) Jarang (JR) 0,01 – 1,00 Sangat Rendah Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP)

3. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:


(44)

Ho: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya = 0.05 2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

3) Jika signifikansi yang diperoleh > , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah pada tahap pengolahan data selesai, yang kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis penelitian untuk menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, adapun hal-hal yang dilakukan dengan menganalisis berdasarkan hubungan antara variabael yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X dan variabel Y berdistribusi tidak normal sehingga ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik dengan teknik Korelasi Spearmen Rho dan dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai berikut:


(45)

1) Mengajukan hipotesis yaitu:

Ho : Tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang postif dan signifikan antara Pembinaan Kompetensi Guru Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru.

Ha :Terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Pembinaan Kompetensi Guru Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru..

2) Pengambilan keputusan

Sugiyono dan Eri (2002:183) menyatakan “Apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”.

Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya

terdapat pengaruh antara pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dengan kinerja guru, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara pengaruh antara pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dengan kinerja guru. Adapun langkah selanjutnya yaitu menafsirkan besaran koefisien korelasi dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan


(46)

variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:

Keterangan : = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan Jika , maka Ho diterima artinya tidak signifikan c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian yang

berjudul “Pengaruh Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah

Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota

Bandung”, maka pada bab terakhir ini dapat disimpulkan dari hasil penelitian

tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung berdasarkan hasil perhitungan WMS secara umum termasuk dalam kategori sangat baik. Nilai tersebut diperoleh dari beberapa indikator proses dan teknik pembinaan yaitu: pelaksanaan kunjungan kelas memperoleh skor 4,27, proses pertemuan pribadi memperoleh skor 4,34 serta tindak lanjut memperoleh 4,27, hal ini menunjukkan teknik dalam proses pembinaan yaitu pertemuan pribadi memperoleh skor tertinggi artinya proses pertemuan pribadi dapat dijalankan dengan sangat baik. Sedangkan dilihat dari sasaran pembinaan yaitu kompetensi guru, hasil dari penelitian ini bahwa untuk kompetensi pedagogik diperoleh skor 4,44, kompetensi kepribadian memperoleh skor 4,46, kemudian kompetensi sosial memperoleh skor 4,20 dan kompetensi profesional memperoleh skor 4,41 dilihat dari indikator hasil rata-rata dari empat kompetensi guru bahwa kompetensi kepribadian memperoleh skor tertinggi dan menunjukkan kategori sangat baik, artinya kompetensi guru yang dominan mempengaruhi kinerja guru adalah kompetensi kepribadian. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa secara umum pelaksanaan Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung dapat dilaksanakan dengan sangat baik. Kepala sekolah dapat


(48)

melaksanakan bantuan/layanan terhadap guru dalam upaya meningkatkan kinerjanya.

2. Secara umum Kinerja Guru dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung berdasarkan uji kecenderungan dengan menggunakan teknik Weighted Means Score (WMS) berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Kinerja guru disini dapat memperoleh hasil yang sangat baik, dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: kemampuan menjalankan tugas sebagai pengajar, motivasi dalam menjalankan tugas dan komitmen terhadap tugas. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung mampu menjalankan tugasnya degan sangat baik.

3. Pengaruh Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung diketahui bahwa koefisien korelasi antara pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 0.699 hal ini berarti pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja guru pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Kontribusi ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 48,86%. dengan demikian maka variabel pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap kinerja guru sebesar 48,86% dan sisanya 51,14% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah lingkungan/suasana kerja, sarana dan prasarana, jaminan sosial, dan lain sebagainya.


(49)

B. Saran

Berdasarkan analisis dan temuan yang diperoleh pada saat dan setelah melakukan penelitian mengenai pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dan kinerja guru pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung, sudah termasuk dalam kategori sangat baik. Namun penulis memberikan beberapa saran dari hasil penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut yaitu:

1. Hasil dari penelitian ini bahwa Pelaksanaan pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah memiliki kategori sangat baik dan kinerja guru memperoleh hasil sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan kompetensi guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung telah berjalan dengan sangat baik. Pelaksanaan pembinaan kompetensi oleh kepala sekolah dan kinerja guru tersebut sebaiknya dapat terus dipertahankan oleh setiap Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Karena untuk mencapai mutu pembelajaran yang baik tidak dapat tercapai jika tidak didukung dengan kinerja guru yang baik. Oleh sebab itu tanggung jawab kepala sekolah untuk terus membina kemampuan guru serta mengembangkannya dan guru dapat tetap terus mempertahankan kinerja yang telah dicapai dengan sangat baik ini. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk

masukan bagi penelitian selanjutnya. Bagi yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan pembinaan kompetensi oleh kepala sekolah dan kinerja guru hendaknya meneliti variabel yang lainnya tetapi masih dalam lingkup kajian yang sama, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas lagi tentang pembinaan kompetensi guru sehingga dapat memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan kinerja guru.


(50)

111

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, M dan Smith, N.,et al (2002). Managing Performance Managing People: Panduan praktis untuk memahami dan menngkatkan performa tim. Jakarta: PT. Bhuan Ilmu Populer.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Akuntono, I. (2012). Rata-rata Hasil Uji Kompetensi Masih Rendah. [online].Tersedia:http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/16/17455390/R ata.rata.Hasil.Uji.Kompetensi.Guru.Masih.Rendah. [2 Nopember 2012]. Alma, B. (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.

Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2004). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi VI, cetakan ketigabelas). Jakarta : PT Rineka Citra.

Bafadal, I. (2009). Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: PT Bumi Aksara

Barnawi & Mohammad, A. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dale, M. A. (2003). The Art Of HRD. Developing Management Skills: Meningkatkan Keterampilan Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer.

Djamarah, S. B (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologi. (edisi revisi, cetakan kedua).Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daryanto, M. (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Guza, A. (2009). Undang-undang sisdiknas dan undang-undang Guru dan Dosen (cetakan ke-8). Jakarta: Asa Mandiri

Hasibuan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara


(1)

Dede Rusnadi, 2013

melaksanakan bantuan/layanan terhadap guru dalam upaya meningkatkan kinerjanya.

2. Secara umum Kinerja Guru dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung berdasarkan uji kecenderungan dengan menggunakan teknik Weighted Means Score (WMS) berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Kinerja guru disini dapat memperoleh hasil yang sangat baik, dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: kemampuan menjalankan tugas sebagai pengajar, motivasi dalam menjalankan tugas dan komitmen terhadap tugas. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa kinerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung mampu menjalankan tugasnya degan sangat baik.

3. Pengaruh Pembinaan Kompetensi Guru oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung diketahui bahwa koefisien korelasi antara pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 0.699 hal ini berarti pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja guru pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Kontribusi ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 48,86%. dengan demikian maka variabel pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap kinerja guru sebesar 48,86% dan sisanya 51,14% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah lingkungan/suasana kerja, sarana dan prasarana, jaminan sosial, dan lain sebagainya.


(2)

110

B. Saran

Berdasarkan analisis dan temuan yang diperoleh pada saat dan setelah melakukan penelitian mengenai pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah dan kinerja guru pada SD Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung, sudah termasuk dalam kategori sangat baik. Namun penulis memberikan beberapa saran dari hasil penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut yaitu:

1. Hasil dari penelitian ini bahwa Pelaksanaan pembinaan kompetensi guru oleh kepala sekolah memiliki kategori sangat baik dan kinerja guru memperoleh hasil sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan kompetensi guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung telah berjalan dengan sangat baik. Pelaksanaan pembinaan kompetensi oleh kepala sekolah dan kinerja guru tersebut sebaiknya dapat terus dipertahankan oleh setiap Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Karena untuk mencapai mutu pembelajaran yang baik tidak dapat tercapai jika tidak didukung dengan kinerja guru yang baik. Oleh sebab itu tanggung jawab kepala sekolah untuk terus membina kemampuan guru serta mengembangkannya dan guru dapat tetap terus mempertahankan kinerja yang telah dicapai dengan sangat baik ini. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk

masukan bagi penelitian selanjutnya. Bagi yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan pembinaan kompetensi oleh kepala sekolah dan kinerja guru hendaknya meneliti variabel yang lainnya tetapi masih dalam lingkup kajian yang sama, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas lagi tentang pembinaan kompetensi guru sehingga dapat memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan kinerja guru.


(3)

111

Dede Rusnadi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, M dan Smith, N.,et al (2002). Managing Performance Managing People: Panduan praktis untuk memahami dan menngkatkan performa tim. Jakarta: PT. Bhuan Ilmu Populer.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Akuntono, I. (2012). Rata-rata Hasil Uji Kompetensi Masih Rendah. [online].Tersedia:http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/16/17455390/R ata.rata.Hasil.Uji.Kompetensi.Guru.Masih.Rendah. [2 Nopember 2012]. Alma, B. (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.

Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2004). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi VI, cetakan ketigabelas). Jakarta : PT Rineka Citra.

Bafadal, I. (2009). Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: PT Bumi Aksara

Barnawi & Mohammad, A. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dale, M. A. (2003). The Art Of HRD. Developing Management Skills: Meningkatkan Keterampilan Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer.

Djamarah, S. B (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologi. (edisi revisi, cetakan kedua).Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daryanto, M. (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Guza, A. (2009). Undang-undang sisdiknas dan undang-undang Guru dan Dosen (cetakan ke-8). Jakarta: Asa Mandiri

Hasibuan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara


(4)

112

Janawi. (2011). Kompetesi Guru Profesional: Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Joni, T. R. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Majid, A. (2005). Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

___________. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Murty, W. A. (2012). Pengaruh Kompensasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Surabaya),Vol. 2, No. 2, Juli 2012, hal. 215-228.

Musanef. (2000). Sumber Daya Manusia : Tinjauan Kualitas dan Kinerja Kerja. Jakarta : Sinar Grafika.

Muslim, S. B. (2010). Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesioalisme Guru. Bandung: Alfabeta

Nawawi, H. (1993). Pengawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur Pemerintah (cetakan ketiga). Jakarta: Erlangga.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pendidikan Nasional Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan

Kompetensi Guru

Prasojo, L. D, & Sudiyono. (2011). Supervisi Pendidikan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Purwanto, M. N. (2012). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohani, N.K. (2004). “Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi

Terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kota Surabaya”. Jurnal

Pendidikan Dasar. 5, (1), 71-78. [Online]. Tersedia: www.dikdas.jurnal.unesa.ac.id. [28 januari 2013]


(5)

Dede Rusnadi, 2013

Sopiatin, P. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Ciawi, Bogor: Ghalia Indonesia

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono & Eri W.(2002). Statistika Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional: Layanan Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta

Sutisna, O. (1989). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa

Thoha, M. (2002). Pembinaan Organisasi (Proses diagnosa dan intervensi). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2001). Pengantar Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Tn. (2008) Skala Likert. [online] tersedia:

http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/skala-likert.pdf. [29 April 2013]

Tn. (2011). Kompetensi Guru Menurut UU No 14/2005 UUGD. [online] tersedia:http://duniapendidikanfisekt08.blogspot.com/2011/02/kompetensi-guru-menurut-uu-no-142005.html. [1 Februari 2013]

Tn. (2013). Kinerja. [online] tersedia: id.wikipedia.org/wiki/Kinerja. [03 Maret 2013]

Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Uno, H B. (2009). Profesi Kependidikan: Problema solusi dan reformasi

pendidikan indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H. B dan Lamatenggo, N. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, H. (2010). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan (Edisi Ketiga, cetakan kedua). Jakarta : Bumi Aksara


(6)

114

Usman, M. U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (cetakan ke-7). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Yutmini, S. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN ASTANA ANYAR KOTA BANDUNG.

9 53 85

PENGARUH PEMBERDAYAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT.

0 3 71

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

0 3 59

PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SMA LABORATURIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG.

0 1 40

EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI : Studi Kasus Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Andir Kota Bandung.

0 0 64

EFEKTIVITAS PEMBINAAN OLEH KEPALA SEKOLAH DILIHAT DARI KUALITAS KINERJA GURU SEKOLAH DASAR: Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri di Kotamadya Bandung.

0 2 81

PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TASIKMADU KARANGANYAR.

1 10 171

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WATES KULONPROGO.

0 1 100

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA.

0 0 231

PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA.

0 1 157