MODEL BANGKITAN LALU LINTAS UNTUK KAWASAN PERKANTORAN DI KOTA PADANG.

MODEL BANGKITAN LALU LINTAS UNTUK
KAWASAN PERKANTORAN DI KOTA PADANG

SKRIPSI

Oleh

NOFERU SIRMAN
1010922072

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

ABSTRAK
Jumlah penduduk yang terus bertambah dan peningkatan
aktivitas perekonomian masyarakat menuntut pembangunan yang terus
menerus pada sebuah kota. Hal ini menyebabkan perubahan pola tata
guna lahan pada suatu kawasan dan akan menyebabkan perubahan
pada sistem lalu lintas. Tugas akhir ini menjelaskan tentang model

bangkitan lalu lintas untuk kawasan perkantoran di Kota Padang. Objek
studi dari tugas akhir ini terdiri dari 15 kantor yang tersebar di Kota
Padang. Data tentang luas tanah (LT), luas bangunan (LB), luas parkir
(LP), dan jumlah pegawai (JP) merupakan data sekunder yang
didapatkan dari pihak kantor. Untuk data tentang jumlah sepeda motor
(JSM), jumlah kendaraan pribadi roda empat (JKR4,) dan jumlah
kendaraan umum (JKU) didapatkan dari survey pencacahan lalu lintas.
Model bangkitan lalu lintas di peroleh dengan cara analisis regresi
dengan menggunakan metode coba-coba. Kemudian dari analisis
tersebut akan diperoleh model yang paling optimum untuk setiap
persamaan model. Untuk semua kondisi dan alternatif persamaan
model, model yang paling optimum adalah model dengan variabel
terikat Jumlah Kendaraan Pribadi Roda Empat (JKR4) karena
mempunyai nilai koefisien determinasi (R2) yang besar dibandingkan
dengan variabel terikat lainnya (tarikan pada jam puncak R2= 0,61538,
produksi pada jam puncak R2= 0,57877.
Kata Kunci :
regresi

bangkitan lalu lintas, kawasan perkantoran, analisis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan

orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Proses ini dapat
dilakukan dengan menggunakan kendaraan atau tanpa kendaraan.
Tujuan transportasi adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan
pelayanan transportasi yang selamat, aman, cepat, tertib dan nyaman
serta menunjang pemerataan pertumbuhan dan stabilitas, sebagai
pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional serta
mempererat hubungan antar bangsa (Warpani, 1990).
Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai aktivitas seperti
bekerja, sekolah, olahraga, belanja, dan bertamu yang berlangsung di
atas sebidang tanah (kantor, pabrik, pertokoan, rumah, dan lain-lain).
Potongan lahan ini biasa disebut tata guna lahan. Untuk memenuhi
kebutuhannya, manusia melakukan perjalanan di antara tata guna lahan

tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi

(misalnya

berjalan kaki atau naik bus). Hal ini menimbulkan pergerakan arus
manusia, kendaraan, dan barang.
Jumlah penduduk yang terus bertambah dan peningkatan aktivitas
perekonomian masyarakat menuntut pembangunan yang terus menerus
pada sebuah kota. Pembangunan pada umumnya akan menyebabkan
perubahan dalam pola tata guna tanah atau sistem kegiatan. Perubahan
pada sistem kegiatan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada
sistem lalu lintas. Selanjutnya, perubahan pada sistem lalu lintas ini
1

harus didukung oleh sistem jaringan prasarana transportasi. Sistem
jaringan prasarana yang baik akan menarik orang untuk datang ke suatu
kota dan bisa juga memicu peningkatan aktivitas perekonomian.
Sebagai sebuah kota yang terus membangun, hal tersebut juga
terjadi di Kota Padang. Jumlah penduduk dan jenis kegiatan ekonomi
warganya terus berkembang dari waktu ke waktu. Dari data badan

statistik nasional (pusat) jumlah penduduk kota padang dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 (833.562 jiwa),
2011 (844.316 jiwa), dan pada tahun 2012 (854.336 jiwa), sedangkan
panjang jalan dan ruas jalan tidak mengalami peningkatan. Dari data
statistik tahun 2009 panjang jalan di kota Padang (1.743,89 km) dan
tidak mengalami peningkatan pada tahun 2010. Hal ini tentu saja
menyebabkan terjadinya perubahan pada pola penggunaan tata guna
tanah, karena akses ke kawasan yang lain tidak tersedia akibat panjang
jalan tidak bertambah. Sebuah kawasan pendidikan dan perkantoran
perlu dibangun pada wilayah yang tadinya adalah kawasan pertanian.
Perubahan pola tata guna lahan ini akan menyebabkan perubahan pada
jumlah lalu lintas yang berasal dan menuju ke kawasan tersebut.
Karena kondisi perubahan pola tata guna lahan, maka penulis
mencoba untuk memodelkan produksi dan tarikan lalu lintas di Kota
Padang khususnya untuk kawasan perkantoran.
1.2

Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Teridentifikasinya


parameter

tata

guna

lahan

yang

mempengaruhi besarnya produksi dan tarikan lalu lintas pada

2

kawasan perkantoran di Kota Padang.
b. Diperolehnya model yang bisa digunakan untuk menentukan
besarnya jumlah lalu lintas yang timbul bila suatu daerah
dimanfaatkan sebagai kawasan perkantoran.
Manfaat dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

memperkirakan dampak lalu lintas yang timbul jika suatu kawasan
diubah peruntukannya menjadi kawasan perkantoran.
1.3

Batasan Masalah
Untuk menghindari penelitian terlalu luas, maka pembatasan

masalah dalam penelitian akan berkonsentrasi pada beberapa hal yaitu:
a.

Penelitian hanya dilakukan di kawasan perkantoran Kota
Padang.

b.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
analisa regresi.

3