artikel ilmiah dosen dan mahasiswa.

ABSTRACT
INHIBITION OF Centella asiatica EXTRACTS WERE TAKEN IN BATUSANGKAR ON
THE GROWTH OF Vibrio cholerae IN VITRO

By
NELVITA SARI RAMADHAN
10101312077

Centella asiatica is one of the plants used as medicine. One of the benefits that can be
obtained from Centella asiatica is an antibacterial effect. Antibacterial effect obtained as
Centella asiatica contains anti-bacterial substances, such as saponins, tannins, alkaloids, and
flavonoids. The other research indicate that Centella asiatica extract can inhibit the growth of
bacteria Escherichia coli, Salmonella thipy, Pseudomonas aeruginosa, and Enterobacter
aerogenes is a Gram-negative, the researchers were motivated to conduct research with the
hypothesis that there is inhibition of Centella asiatica extract on the growth of Vibrio cholerae.
This study was conducted to determine the inhibition of extracts of Centella asiatica on the
growth of Vibrio cholerae in vitro. The study was conducted with laboratory experimental
method with diffusion method (disc), at various concentrations of 5%, 10%, 20%, 30%, 40%,
50%, and 100%, in the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, University of Andalas.
The results showed that extract of Centella asiatica were taken in Batusangkar, did not
inhibit the growth of Vibrio cholerae in vitro, whereas tetracycline is used as a positive control

gave good inhibition of the growth of Vibrio cholerae, the inhibition zone16, 3mm.
Possible factors that influence the presence or absence of inhibition of Centella asiatica
extracts on the growth of Vibrio cholerae in the research was the method used, the type of
Centella asiatica are used, and the strain of bacteria used in the research.

ABSTRAK

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) YANG TUMBUH DI
BATUSANGKAR TERHADAP PERTUMBUHAN KUMAN Vibrio cholerae SECARA IN
VITRO

Oleh:
NELVITA SARI RAMADHAN
10101312077

Pegagan (Centella asiatica) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat. Salah
satu manfaat yang bisa didapatkan dari pegagan (Centella asiatica) adalah antibakterinya.
Manfaat antibakterinya didapatkan karena pegagan (Centella asiatica) mengandung zat
antibakteri, diantaranya adalah saponin, tannin, alkaloid, dan flavonoid. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan terhadap dapat menghambat pertumbuhan kuman

Escherichia coli, Salmonella thipy, Pseudomonas aeruginosa,dan Enterobacter aerogenes yang
merupakan kelompok bakteri batang Gram Negatif, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan hipotesa bahwa ada daya hambat ekstrak daun pegagan terhadap pertumbuhan
Vibrio cholerae, yang juga termasuk kelompok bakteri batang Gram Negatif.
Telah dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak pegagan (Centella asiatica)
terhadap pertumbuhan Vibrio cholerae secara in vitro, dengan tujuan untuk mengetahui daya
hambat ekstrak pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan Vibrio cholera secara in vitro.
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium dengan metode difusi (cakram),
pada berbagai konsentrasi yaitu 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan100%, di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) yang diambil
di daerah Batusangkar, ternyata tidak ditemukan daya hambat terhadap pertumbuhan kuman
Vibrio cholerae secara in vitro, sedangkan tetrasiklin yang digunakan sebagai kontrol positif
memberikan daya hambat yang baik terhadap pertumbuhan Vibrio cholera, dengan zona hambat
16,3 mm.
Kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya daya hambat ekstrak
pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan Vibrio cholerae dalam penelitian adalah
metode yang dipakai, jenis pegagan yang digunakan, dan strain bakteri yang digunakan dalam
penelitian.


..

DISREGTlLASI MOOI} I'ADA ANAK
PENELITIAN KASI]S DI PADANG SIIMATRRA BARA]"'
;\rncl Y'anis
Bagian Psikiatri I;akultas Kctloklcran

I

ttirersitas "\rtialas

Abstrak

Latnr llelakang. Gejala disregulasi moocl pucla anak [risn didirrqnosis sLrbagai Gan".Igtran Depresi, ADHD,
Cangguan Bipolar episode Manik atau Gangguarr ()posisir.rttai. Ijntuk rtrenetapkan tliagnosis definitif perlu
dilakukan elaborasi gejala klinis yang lain se,suai krileria diagnosis masing-ntasing diagnosis di atas. Namun
ternvata ada suatu disregulasi nrood pada anak y,artg tidak [risa diln;rsukkan ke dalam salah sattr diagnosis di
atas karena tidak rnemenuhi kriteria secara utuh. (iartrbaran disregula-si ntootl tersebul adalah anak mudah
marsh dan meledali, derajatnya cukup berat, tidak.ielas pcnricrrnya- tidak episoclik- dan bukan karcna
nrenentang figur otoritas. Apakah ini akan rrrenjadi cliagrrosis entiti barrr {arttpaknr':t hams diccrrnati dengan

telili karena akan berperrgaruh pada penatalaksanaailn\4.
Tujuan Penelitian. Mempelajari gambaran suatu disregulitsi utood pada anak.
Metode. Penelitian kasus tunggal pada seorang anak laki-laki (F) bertrsia l2 tahun. Dilakukan \r'a\r'arrcara
mendalam terhadap ibu, ayah, adik dan pemtrantu sertit \\ir\\'tlrtcara dan otrservasi terhadap F. l)irencanakart
(Aripiprazolc). lerapi pcrilaku 3 kali semirrggu dan tcrapi
fol6v,-up setiap 3 minggu. Diberikan psikoflrrrnaka
kclrrarga.

Hasil Sewaktu F berusia l0 tahun terjadi penrhahan perrilakLr 1'aitu garnparrg teriritasi tanpa sebab -rang
jelas, hiperaktif. tiba-tiba menonjok adik. tantrurn ltcbal mc:tnccahkan I'\'. memecahkan kacl jendela dan
menendang meja. Keadaan ini terjadi tanpa rnenrilih ternpat ntilupun rvitkttt. Ibu meny"ebut F seorang vang
mporly. Tidur dan selera makan biasa. Kenarlpuan ilkadstnis ulcnururt sehingga F tinggal kelas di kelas V.
Pada awalnya F'hanya mengikuti terapi perilaku, kernudiiur orang tua k*valaltan sehingga me*tbawa berobat
ke bagian psikiatri. F adalah anak pertama dari clun trersauilara. rtterupakart anak ntahal (ibu harnil setelah 5
tahun pernikahan, abodus imminens, anak laltir dcngatt ,t('.r/io ('dlsJ'drio).l: disapih pada Lrsia 6 bulan karctla
rnenggigit pay,udara ibu. Sewaktu F berusia 9 bulatt ibu lratnil anak kcdttit ciengan kondisi hv'pereme.si.s, I'
lebih banyak diasuh pembantu. Sampai usia I tahun lf belunt bisa hicarrt. tsf ik sendiri dan tidak peduli hila
dipanggil, sehingga F diikutkan terapi pada lembaga terit;ri untrrk anak hcrkebutultan kltusus. Pada usia 4
'lK kernatnpuan hicara F meningkat dcngan pcsat,
tahun F disekolahkan di TK. Sewaktu sckokih

perkernbangan motorik sama seperti anak se*sillny'a, Ir aguk pe-tlillu- Patla trsia 6 tahun F masuk SD. sampai
kelas IV cukup bisa nrengikuti pelajaran, prestasi biasa.'l'erditpat riw'a1a1 Gangguan Af-ektif Ilipolar I dari
keluarga ibu.'l'andavitaldan penreriksaan fisik clalarn Lrittits tttrrtttal. berlt lradan 43 kg. tinggi tradan 156 cm.
Terlihat seorang anak laki-laki sesuai usia. pera\\ukart kttrtrs tinggi. nrtrtrdar-mandir keluar rttasuk ktnrar
periksa. Ricara cukup lancar dan jelas, nreniarvaLl pcrrtatttuart sirnrbil bcrialarr-.ialan.'l'anpa alasan yang,jelas
menrukul tenlpat tidur periksa dan melonrpat kc atltsnrlr. kcrirutl iart rnett{angkat tcntpat satttrn cair dan
rlenjatuhkarrnya ke Iarrtai. Diberikan Aripiprazole lxJ.5rng. tcrapi perilaku dilanitrtkan serta ilirencattakart
terapi keluarga pada pertemuan berikutnya. lbr-r baru rncrntrcrikatt obat srrtclirh konsultasi kedua. Ay'ah helunt
bisa tlatang karena sibuk dengan pekerjaan karrttrr'. I'crapi perilrtku dilarr.itrtkan serla