Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tembuku - Kecamatan Tembuku - Kabupaten Bembuku.
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA : TEMBUKU
KECAMATAN : TEMBUKU
KABUPATEN : BANGLI
NAMA MAHASISWA : NI MADE MARSY DWITASARI
FAK/PS : EKONOMI DAN BISNIS/EKONOMI
PEMBANGUNAN
NIM : 1306105119
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA 2016
(2)
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM UNUD periode XIII di Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli yang saya kerjakan, maka saya:
Nama Mahasiswa : Ni Made Marsy Dwitasari No. Mahasiswa : 1306105119
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan KK Dampingan selama di lokasi KKN PPM UNUD periode XIII tahun 2016 di Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.
Tembuku, 27 Agustus 2016
Mengetahui / Menyetujui Mengetahui/Menyetujui
DPL Desa Tembuku KK Dampingan
Dr.Drs. Anak Agung Ngurah Gunawan, MT I Wayan Nadi Palguna NIP. 19620925 199203 1 003
(3)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Program Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 yang merupakan Program khusus dari KKN PPM UNUD untuk mendampingi, membina serta membantu keluarga miskin/prasejahtera dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya tepat pada waktunya.
Selama pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD ini penulis mendapat banyak masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Program Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 ini, antara lain:
1. Bapak I Ketut Mudiarsa, selaku Kepala Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.
2. Bapak I Ketut Kandu Arnawa, selaku Kelian Dinas Tembuku Sesetan
3. Bapak Dr.Drs. Anak Agung Ngurah Gunawan, MT., selaku Dosen Pembimbing Lapangan Desa Tembuku.
4. Bapak I Wayan Nadi Palguna beserta keluarga yang telah memberi kesempatan, waktu, dan pengalaman.
5. Rekan-rekan Mahasiswa KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.
Permohonan maaf penulis sampaikan atas kesalahan maupun kekurangan yang masih terdapat pada Laporan Program Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selanjutnya.
Tembuku, 27 Agustus 2016
(4)
iii DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 2
1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 2
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5
2.1 Permasalahan Keluarga ... 5
2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga ... 5
2.1.2 Masalah Kesehatan ... 6
2.1.3 Masalah Penataan Bangunan ... 6
2.1.4 Masalah Tabungan ... 7
2.2 Masalah Prioritas ... 7
2.2.1 Perekonomian Keluarga ... 7
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8
3.1 Progam ... 8
3.1.1 Solusi Masalah Perekonomian ... 8
3.1.2 Solusi Masalah Kesehatan ... 8
3.1.3 Solusi Masalah Penataan Bangunan ... 8
3.1.4 Solusi Masalah Tabungan ... 9
3.2 Jadwal Kegiatan ... 9
3.2.1 Agenda Kegiatan ... 9
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 13
4.1 Waktu ... 13
4.2 Lokasi ... 13
4.3 Pelaksanaan ... 13
4.4 Permasalahan ... 14
4.5 Solusi ... 14
4.5 Dampak ... 14
BAB V PENUTUP ... 15
5.1 Simpulan ... 15
(5)
(6)
1 BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan UU Nomor 2 Tahun 1989. KKN PPM adalah suatu kegiatan intrakulikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dari KKN PPM Universitas Udayana adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera. Program Pendamping Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM Universitas Udayana, PPK masuk dalam program pokok dilaksanakan oleh setiap Mahasiswa peserta KKN yang sifatnya individu dan wajib. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan Mahasiswa mampelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan inovatif dan kreatif.
Sasaran pendampingan keluarga ini adalah rumah tangga miskin atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga prasejahtera atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh keluarga tersebut dan mampu memberikan solusi atau motivasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pemilihan KK dampingan pertama di rekomendasikan oleh Kepala Dusun setempat (Desa Tembuku) agar KK dampingan ini lebih tepat sasaran dan dapat tercapai sesuai dengan tujuannya. Pada KKN periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Dinas Tembuku Sesetan yaitu keluarga I Wayan Nadi Palguna. Keluarga Bapak Nadi merupakan keluarga yang sangat sederhana memiliki rumah dengan ukuran 5m x 4m. Terdapat 2 bangunan rumah, 1 kamar untuk dapur sekaligus tempat tidur Bapak Nadi dengan istrinya, dan satu kamar lagi untuk anaknya. Sedangkan kamar mandi terpisah.
(7)
2
Bapak Nadi mempunyai istri bernama Ni Nyoman Muliati dengan satu orang anak laki-laki bernama I Gede Praptanadi yang sekarang udah bekerja menjadi karyawan swasta di perusahaaan kecap ABC di Klungkung. Bapak Nadi merupakan seorang buruh serabutan. Sedangkan istrinya yang dulunya memiliki pekerjaan sama seperti Bapak Nadi tetapi karena jatuh dan mengalami cedera pada kaki bagian dengkul mengakibatkan beliau tidak bisa lagi bekerja seperti biasa, dan sekarang sebagai ibu rumah tangga. Untuk profil lebih lengkapnya bisa di lihat di bawah ini :
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. I Wayan Nadi Palguna Kawin 50 SMA Buruh
Serabutan
Kepala Keluarga 2. Ni Nyoman Muliati Kawin 53 SMA Ibu Rumah
Tangga
Istri
3. I Gede Praptanadi Belum Kawin
21 SMK Karyawan
Sawasta
Anak
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber Penghasilan
Pendapatan keluarga Bapak Nadi dapat dikatakan tidak menentu. Pendapatan tersebut diperoleh dari pekerjaan Bapak Nadi sebagai buruh serabutan, pendapatan beliau tergantung dari jenis pekerjaan dan waktu bekerja. Namun jika Bapak Nadi bekerja secara harian upahnya rata-rata sebesar Rp 60.000 per hari. Tetapi, jika Bapak Nadi tidak bekerja tidak ada penghasilan yang diperoleh.
Sumber penghasilan keluarga Bapak Nadi juga di peroleh dari Gede Praptanadi yang bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan perbulan kira-kira sebesar Rp 1.700.000 yang merupakan pendapatan tambahan untuk keluarga Bapak Nadi.
(8)
3 1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan keluarga Bapak Nadi yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan pokok seperti untuk konsumsi, pendidikan, kesehatan, kerohanian, dan sosial. Yaitu dijabarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan sehari-hari
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Nadi tidak bisa diperkirakan karena untuk pembelian beras sekali beli 25kg bisa di pakai satu bulanan, sedangkan untuk lauknya kadang membeli kadang pula mencari di kebun (tegalan). Biasanya bila membeli lauk kira-kira menghabiskan dana sekitar Rp 10.000 per harinya. Selain biaya makanan untuk keluarga Bapak Nadi juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanan seperti listrik, air, deterjen, dan sabun. Biaya untuk listrik dan air kira-kira sebesar Rp 75.000 setiap bulan. Kebutuhan lain seperti deterjen, sabun mandi, dan sebagainya Bapak Nadi tidak bisa memperkirakan karena untuk pembelian tersebut kapan habis pada saat itu langsung membeli.
b. Kesehatan
Pengeluaran untuk kesehatan seperti yang kita ketahui merupakan suatu hal yang sifatnya incidental, karena kondisi tubuh setiap orang yang dikatakan sakit tidak dapat diprediksi secara pasti dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, makanan, dan aktivitas, lain-lain. Sehingga untuk biaya kesehatan tidak dapat diprediksi pengeluarannya. Menurut penuturan keluarga Bapak Nadi, keluarga mereka memang sangat jarang sakit hanya saja sang istri yang memiliki tekanan darah tinggi dan sang anak biasanya hanya mengalami masalah kesehatan yang umum dialami seperti deman dan flu, biasanya untuk pengeluaran kesehatan menghabiskan biaya sekitar Rp. 50.000 untuk pengobatan anak dan istri karena keluarga Bapak Nadi tidak memiliki kartu jaminan kesehatan seperti kartu JKBM.
c. Sosial
Keperluan sosial Bapak Nadi seperti iuran wajib banjar sebesar Rp 5.000 perbulan dan iuran berupa peturunan pada saat piodalan sekitar Rp 300.000 per enam bulan. Keperluan sosial lain seperti uang duka untuk upacara pitra yadnya dalam bentuk barang-baramg (beras,gula,dupa,kain kapan,dll), dan hadiah atau
(9)
4
sumbangan untuk warga,kerabat, atau tetangga yang memiliki upacara manusa yadnya (pernikahan) yang diberikan dalam bentuk barang (beras,kado, gula,dll). Keluarga Bapak Nadi menghabiskan pengeluaran tersebut kira-kira sebesar Rp 50.000 untuk sumbangasih pembelian beras, gula, dupa, kado, dll.
d. Kerohanian
Masyarakat Desa Tembuku sangat taat dalam melaksanakan upacara yadnya, sebagai umat yang taat beragama dan patuh terhadap adat istiadat maka keluarga Bapak Nadi juga menghabiskan biaya untuk keperluan upacara yadnya. Berkaitan dengan biaya biasanya masih dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan pada saat itu agar tidak terlalu membebani kondisi keuangan keluarga. Upacara keagamaan yang berlangsung dirumah ataupun didesa biasanya kelengkapan upacara keagamaannya akan dibuat sendiri. Apabila terdapat upacara Purnama,Tilem dan Kajeng Kliwon keluarga Bapak Nadi biasanya membuat sesajen sederhana biasanya mengeluarkan biaya hanya untuk membeli bunga Rp 2.000 per hari. Sedangkan pada saat hari raya Galungan dan Kuningan serta Piodalan di Pura Kahyangan Tiga atau Pura tertentu, keluarga Bapak Nadi mengeluarkan biaya sekitar Rp 100.000 sampai Rp 200.000 tergantung besar upakara dan upacara yang dihaturkan.
(10)
5 BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi permasalahan yang dilakukan pada keluarga Bapak Nadi melalui observasi dan pendekatan secara kekeluargaan. Penulis datang bertamu ke rumah Bapak Nadi dan interaksi dilakukan secara santai dan ringan seperti berbincang-bincang biasa sambil mengamati suasana rumah Bapak Nadi. Topik yang dibicarakan tidak kaku hanya menurut pada acuan laporan namum cenderung lebih fleksibel mengenai keseharian Bapak Nadi.
2.1 Permasalahan Keluarga
Dalam waktu 5 minggu pendampingan, telah dilakukan 17 kali pertemuan dengan keluarga Bapak Nadi. Dalam waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi dan mencoba menyusun suatu solusi pemecahan dari masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak Nadi. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sebagai berikut:
2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga
Masalah perekonomian merupakan permasalahan mendasar yang dialami keluarga Bapak Nadi. Terbatasnya pendapatan yang dimiliki oleh keluarga Bapak Nadi membuat kesulitan apabila terdapat keperluan mendadak. Pendapatan yang diperoleh oleh keluarga Bapak Nadi tiap bulannya tidak menentu atau tidak stabil, karena pendapatan yang diperoleh terkadang sama atau lebih sedikit dari pengeluaran yang harus dikeluarkan. Dalam masalah perekonomian anak semata wayang ikut membantu mencari uang tambahan karena sudah berpenghasilan (bekerja) untuk menghidupi keseharian keluarga, tetapi dalam hal ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Karena gaji bulanan Gede Praptanadi juga dipakai untuk biaya kursus bahasa asing. Oleh karena itu meminjam uang di kerabat terdekat adalah jalan satu-satunya untuk menutupi kekurangan yang harus terpenuhi saat keadaan mendesak. Dan keluarga Bapak Nadi akan mengirit agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada saat tidak ada keperluan yang lebih, uang yang di pinjam nantinya akan segera di kembalikan, karena keluarga Bapak Nadi tidak memiliki tabungan untuk hal-hal yang mendadak seperti sakit, kematian, iuran, dan lainnya. Namun, secara umum
(11)
6
keluarga ini masih bisa dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun masih dalam batas kurang mampu.
2.1.2 Masalah Kesehatan
Untuk masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Bapak Nadi sesuai dengan hasil pengecekan tekanan darah yang dilakukan teman KKN Fakultas Kedokteran, sang istri Ni Nyoman Muliati mengalami hipertensi, dan dengkul Ibu Muliati mengalami cedera akibat terjatuh saat mencari kayu bakar. Sehingga untuk berjalan susah dan pincang. Bapak Nadi yang mengalami kelelahan fisik karena bekerja, selain itu karena ada upacara Dewa Yadnya yang berlangsung satu bulan mulai dari bulan Juli sampai Agustus. Bapak Nadi dan istri harus ngayah petedunan di tempat upacara Dewa Yadnya tersebut, oleh karena itu waktu untuk istirahat kurang. Disamping itu, mereka jarang menerapkan prilaku hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan setelah makan,setelah buang air hal ini dikarenakan pasokan air bersih yang kurang. Serta dalam menjaga pola makan yang terkadang tidak diperhatikan dalam keluarga ini.
2.1.3 Masalah Penataan Bangunan
Penataan bangunan keluarga Bapak Dupa belum begitu layak. Rumah tersebut memiliki 2 ruangan dengan tembok batako yang belum dicat maupun diperhalus, memiliki 2 ruang kamar tidur, namun satu kamar tidur lagi menjadi satu dengan dapur tempat keluarga memasak sehari-hari, dan 1 ruang untuk kamar tidur sekaligus tempat televisi Gede Prapta anak Bapak Nadi. Karena dapur yang menjadi satu dengan kamar tidur, keluarga Bapak Nadi memasak dengan menggunakan kayu bakar dan kompor, tetapi untuk memasak sering memakai kayu bakar. Sehingga asap-asap sering kali memenuhi ruangan yang terdapat dalam rumah keluarga Bapak Nadi. Ruangan menjadi hitam sampai tembok pun hitam. Lahan untuk area rumah Bapak Nadi tidak begitu luas. Namun dalam satu pekarangan dihuni dari 2 keluarga. Untuk kamar mandi berada di luar area rumah Bapak Nadi karena kamar mandi menjadi satu dengan anggota keluarga lain yang berada satu pekarangan dengan beliau.
(12)
7 2.1.4 Masalah Tabungan
Keluarga Bapak Nadi sampai sekarang ini belum memiliki tabungan, beliau masih sangat sulit dalam menyisihkan uangnya, mengingat kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan yang tidak menentu.
2.2 Masalah Prioritas
2.2.1 Perekonomian Keluarga
Bapak Nadi memiliki kekhawatiran akan kehidupan keluarganya kelak karena pendapatannya sebagai buruh serabutan yang tidak menentu. Timbul pula kekhawatiran dalam biaya kesehatan yang sifatnya mendadak, seperti biaya Rumah Sakit jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit cukup parah, karena keluarga Bapak Nadi tidak mempunyai kartu pelayanan kesehatan, maupun biaya tak terduga lainnya misalnya anggaran iuran banjar dan duka (kematian, ngaben), serta biaya untuk Upacara Yadnya. Selain itu dalam masalah penataan bangunan yang dikatakan masih kurang, karena tempat tidur dan dapur menjadi satu.
(13)
8
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah yang dijelaskan ditas adalah sebagai berikut:
3.1.1 Solusi Masalah Perekonomian
Solusi dari masalah perekonomian Bapak Nadi yang diimplementasikan pada kesempatan kali ini adalah pertama dengan menyarankan untuk membuat tabungan. Kedua menyarankan kepada Ibu Muliati agar membuat canang atau sarana persembahyangan untuk kerjaan tambahan, berhubung Ibu Muliati hanya di rumah dan tidak bisa bekerja berat mengingat cedera pada dengkul. Pekerjaan tersebut bisa di kerjakan sambil santai untuk mengisi waktu luang.
3.1.2 Solusi Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dalam keluarga Bapak Nadi adalah masalah kebiasaan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat, serta asupan gizi yang mempengaruhi kesehatan keluarga. Dalam masalah kesehatan istri Bapak Nadi mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi) maka penulis menyarankan agar memilih makanan, mengurangi makan daging, dan garam, serta tidak banyak pikiran dan stres yang menyebabkan tensi naik seketika. Penulis juga menyarankan untuk makan sayuran hijau seperti bayam, buncis, dan buah-buahan seperti alpukat,mentimun. Dan terkait biaya untuk pelayanan kesehatan bisa diarahkan kepada keluarga Bapak Nadi untuk ikut mendaftar BPJS atau JKBM guna menghindari jika mungkin terdapat pengeluaran untuk biaya kesehatan dimasa depan, serta mendaftarkan diri agar mendapat sumbangan sembako dari pemerintah.
3.1.3 Solusi Masalah Penataan Bangunan
Solusi yang dapat dilakukan untuk penataan bangunan rumah keluarga Bapak Nadi adalah hendaknya ditambahkan ventilasi di dekat tempat masak agar asap lebih cepat ke luar ruangan dan tidak akan memenuhi ruangan, kemudian untuk kamar tidur Gede Prapta agar tambahkan ventilasi atau jendela untuk sirkulasi udara dari luar ke kamar tidur, sehingga tidak gelap karna kurang cahaya
(14)
9
yang masuk. Isi rumah juga di tata dengan rapi serta dibersihkan secara rutin untuk kenyamanan dan kebersihan dalam rumah agar tetap terjaga kebersihannya. 3.1.4 Solusi Masalah Tabungan
Untuk pengadaan tabungan Bapak Nadi dapat menabung di LPD Desa Tembuku. Tabungan ini akan berfungsi menanggulangi kebutuhan biaya untuk suatu hal yang sifatnya mendadak seperti sakit atau iuran untuk upacara di Pura yang tidak menentu.
3.2 Jadwal Kegiatan
3.2.1 Agenda Kegiatan (termasuk JKEM)
Agenda kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Tembuku. Untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal 2 hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Dan penulis melakukan kunjungan sebanyak 17 kali dalam sebulan. Adapun mengenai jadwal kegiatan pendampingan keluarga Bapak Dupa secara rinci dapat dilihat pada tabel pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
No. Tanggal Kegiatan Tempat Tim Waktu Volume JKEM
1. 26 Juli 2016
Meminta data KK dampingan di rumah Kadus Tembuku Sesetan
Rumah Kadus Tembuku
Sesetan
3 3 jam 9 jam
2. 27 Juli 2016
Survei lokasi KK dampingan sekaligus pengenalan dengan keluarga KK dampingan
Rumah KK Dampingan
2 2 jam 4 jam
3. 28 Juli 2016
Pendekatan diri dengan keluarga KK dampingan,dan berbincang-bincang/mengobrol dengan topik ringan dan bebas) sekaligus pengecekan tekanan darah oleh teman Kedokteran
Rumah KK Dampingan
(15)
10 4. 30 Juli
2016
Berbincang-bincang dengan keluarga KK dampingan (bertemu dengan Ibu Muliati, membicarakan masalah ekonomi keluarga)
Rumah KK Dampingan
2 3 jam 6 jam
5. 3 Agustus 2016
Identifikasi masalah-masalah yang dialami oleh KK dampingan selain masalah ekonomi dan memberi solusi
Rumah KK Dampingan
3 2 jam 6 jam
6. 5 Agustus 2016
Berkunjung ke KK Dampingan sambil ikut membantu istri Bapak Nadi membuat canang untuk persembahyangan sehari-hari di rumah
Rumah KK Dampingan
2 3 jam 6 jam
7. 8 Agustus 2016
Berbincang-bincang dengan istri Bapak Nadi dan memberikan pengertian mengenai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
Rumah KK Dampingan
2 3 jam 6 jam
8. 11 Agustus 2016
Mengobrol santai dengan keluarga Bapak Nadi
Rumah KK Dampingan
2 2 jam 4 jam
9. 14 Agustus 2016
Berbincang-bincang dengan Ibu Muliati sekaligus membicarakan mengenai pekerjaan Gede Praptanadi
Rumah KK Dampingan
2 2 jam 4 jam
10. 15 Agustus 2016
Pengukuran tekanan darah oleh teman kedokteran untuk kedua kalinya, karena pada hari pertama berkunjung tekanan darah Ibu Muliati tinggi. Dan menyarankan agar pola makan Ibu Muliati di jaga, makan
Rumah KK Dampingan
(16)
11 teratur serta makan sayuran dan buah
11. 16 Agustus 2016
Berbincang dengan Bapak Nadi terkait kesehariannya keluarganya, serta memberikan solusi mengenai pentingnya menabung
Rumah KK Dampingan
1 2 jam 2 jam
12. 20 Agustus 2016
Eksplorasi lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi oleh KK Dampingan (sosial, ekonomi, kesehatan dsb)
Rumah KK Dampingan
2 3 jam 6 jam
13. 21 Agustus 2016
Diskusi mengenai penataan bangunan yang lebih baik daripada yang telah ada sekarang
Rumah KK Dampingan
2 3 jam 6 jam
14. 22 Agustus 2016
Ramah tamah dengan keluarga Bapak Nadi, dengan topik yang ringan dan santai
Rumah KK Dampingan
2 2 jam 4 jam
15. 23 Agustus 2015
Review tentang segala hal yang telah didiskusikan selama ini terkait permasalah yang dihadapi, dan melengkapi data yang kurang jelas mengenai data keluarga Bapak Nadi
Rumah KK Dampingan
2 2 jam 4 jam
16. 24 Agustus 2016
Berbincang-bincang dengan Bapak Nadi, dan Ibu Muliati dengan topik yang ringan dan santai
Rumah KK Dampingan
2 2 jam 4 jam
17. 25 Agustus 2016
Ramah tamah dengan keluarga Bapak Nadi, dan mengucapkan terima kasih karena sudah
Rumah KK Dampingan
(17)
12 meluangkjan waktu untuk kelancaran program KK Dampingan, sekaligus perpisahan dengan KK dampingan serta pemberian kenang-kenangan berupa baju dan handuk kepada Ibu Muliati dan sembako untuk keluarga
(18)
13 BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang Penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 17 kali setara dengan 92 jam kegiatan.
4.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Lokasi desa yang dimaksud adalah Banjar Dinas Tembuku Sesetan, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini adalah di rumah keluarga Bapak Wayan Nadi Palguna.
4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Tembuku. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi yaitu keluarga Bapak Nadi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan wawancara bersama dengan obrolan – obrolan santai bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Pembicaraan dilakukan dengan bahasa Bali sehari-hari guna mempermudah komunikasi antara Mahasiswa dengan keluarga Bapak Nadi.
(19)
14 4.4 Permasalahan
Selama kegiatan pendampingan berlangsung, tidak ada masalah yang berarti menghalangi terlaksananya kegiatan. Masalah yang Mahasiswa alami umumnya kesulitan dalam mencari waktu untuk datang berkunjung ke rumah KK dampingan sebab harus menyesuaikan dengan jalannya program/kegiatan lain yang telah dibuat dan harus menyesuaikan dengan keadaan keluarga yang terkadang susah ada di rumah karena Bapak Nadi dan Istinya berada di Pura untuk ngayah petenunan banjar karena ada Upacara Yadnya, sedangkan anaknya bekerja dan ada di rumah sore hari. Maka untuk berkunjung dan wawancara dilaksanakan pada sore hari ketika semua anggota keluarga sudah di rumah atau ada salah satu anggota keluarga yang di rumah. Dari penjelasan tersebut maka solusinya yaitu agar mengatur waktu sebaik mungkin dan melakukan kunjungan di saat waktu senggang seperti dilakukan pada sore atau malam hari setelah pelaksanaan program dan ketika tidak ada program kegiatan.
4.5 Solusi
Solusi untuk permasalahan di atas adalah mengatur waktu dengan baik dan melakukan kunjungan di saat waktu senggang seperti dilakukan pada sore atau malam hari setelah pelaksanaan program dan ketika tidak ada program kegiatan. Selain itu, pada pagi dan siang hari kunjungan diprioritaskan untuk membantu tugas pekerjaan rumah yang bisa di kerjakan, seperti membantu membersihkan halaman rumah.
4.6 Dampak
Dampak dari program ini adalah, keluarga dampingan yang bersangkutan akan tersita waktu istirahatnya karena digunakan untuk wawancara dan ramah tamah/kunjungan oleh penulis dengan keluarga dampingan.
(20)
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari kunjungan yang telah dilakukan selama 5 minggu terhadap keluarga Bapak Nadi, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal : Pertama, pendapatan Bapak Nadi terbilang belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena jenis pekerjaan yang tidak menentu, dan tidak setiap hari bekerja. Kedua penataan ruang dalam rumah yang kurang efektif, karena hanya terdapat 2 kamar, dan 1 kamar sekaligus dapur. Ketiga, Gede Praptanadi sangat mengerti keadaan keluarganya, sehingga bila kedua orang tuanya merasa kekurangan uang maka Gede Prapta memberikan gaji yang dia dapat dari hasil kerjanya. Dan Keempat, Keluarga Bapak Nadi selalu bersyukur walaupun terkadang masih banyak kekurangan untuk keluarganya, tetapi dalam hal ini keluarga tersebut tidak pernah mengeluh dan menyerah.
5.2 Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan oleh pendamping kepada KK Dampingan antara lain: Pertama, KK Dampingan disarankan agar dapat mengatur pengeluaran sehingga uang yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga apabila ada uang sisa maka dapat di tabungkan atau digunakan untuk kebutuhan yang mendesak seperti untuk berobat dan lain-lain. Kedua, pendamping juga menyarankan agar penataan ruang terutama penambahan ventilasi agar tepat guna dan oftimal mengingat dapur dengan kamar tidur menjadi satu, dan ventilasi untuk kamar tidur anaknya. Dan Ketiga, pendamping juga menyarankan agar KK dampingan bisa menabungkan atau menyisihkan sedikit uang agar bisa di tabung dan membuka buku tabungan di LPD terdekat agar memiliki tabungan untuk keperluan yang mendadak. Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka rekomendasi yang Penulis berikan adalah agar Keluarga Bapak Wayan Nadi Palguna diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik kedepannya.
(21)
16
Daftar Pustaka
LPPM.2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Badung: LPPM
(22)
17 Lampiran Dokumentasi
Gambar 1. Dapur keluarga Bapak Nadi
(23)
18
Gambar 3. Pemeriksaan tekanan darah oleh teman Kedokteran
Gambar 4. Ramah tamah dan foto bersama dengan keluarga Bapak Nadi, sekaligus pemberian sembako
(1)
13 BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang Penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 17 kali setara dengan 92 jam kegiatan.
4.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Lokasi desa yang dimaksud adalah Banjar Dinas Tembuku Sesetan, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini adalah di rumah keluarga Bapak Wayan Nadi Palguna.
4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Tembuku. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi yaitu keluarga Bapak Nadi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan wawancara bersama dengan obrolan – obrolan santai bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Pembicaraan dilakukan dengan bahasa Bali sehari-hari guna mempermudah komunikasi antara Mahasiswa dengan keluarga Bapak Nadi.
(2)
14 4.4 Permasalahan
Selama kegiatan pendampingan berlangsung, tidak ada masalah yang berarti menghalangi terlaksananya kegiatan. Masalah yang Mahasiswa alami umumnya kesulitan dalam mencari waktu untuk datang berkunjung ke rumah KK dampingan sebab harus menyesuaikan dengan jalannya program/kegiatan lain yang telah dibuat dan harus menyesuaikan dengan keadaan keluarga yang terkadang susah ada di rumah karena Bapak Nadi dan Istinya berada di Pura untuk ngayah petenunan banjar karena ada Upacara Yadnya, sedangkan anaknya bekerja dan ada di rumah sore hari. Maka untuk berkunjung dan wawancara dilaksanakan pada sore hari ketika semua anggota keluarga sudah di rumah atau ada salah satu anggota keluarga yang di rumah. Dari penjelasan tersebut maka solusinya yaitu agar mengatur waktu sebaik mungkin dan melakukan kunjungan di saat waktu senggang seperti dilakukan pada sore atau malam hari setelah pelaksanaan program dan ketika tidak ada program kegiatan.
4.5 Solusi
Solusi untuk permasalahan di atas adalah mengatur waktu dengan baik dan melakukan kunjungan di saat waktu senggang seperti dilakukan pada sore atau malam hari setelah pelaksanaan program dan ketika tidak ada program kegiatan. Selain itu, pada pagi dan siang hari kunjungan diprioritaskan untuk membantu tugas pekerjaan rumah yang bisa di kerjakan, seperti membantu membersihkan halaman rumah.
4.6 Dampak
Dampak dari program ini adalah, keluarga dampingan yang bersangkutan akan tersita waktu istirahatnya karena digunakan untuk wawancara dan ramah tamah/kunjungan oleh penulis dengan keluarga dampingan.
(3)
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari kunjungan yang telah dilakukan selama 5 minggu terhadap keluarga Bapak Nadi, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal : Pertama, pendapatan Bapak Nadi terbilang belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena jenis pekerjaan yang tidak menentu, dan tidak setiap hari bekerja. Kedua penataan ruang dalam rumah yang kurang efektif, karena hanya terdapat 2 kamar, dan 1 kamar sekaligus dapur. Ketiga, Gede Praptanadi sangat mengerti keadaan keluarganya, sehingga bila kedua orang tuanya merasa kekurangan uang maka Gede Prapta memberikan gaji yang dia dapat dari hasil kerjanya. Dan Keempat, Keluarga Bapak Nadi selalu bersyukur walaupun terkadang masih banyak kekurangan untuk keluarganya, tetapi dalam hal ini keluarga tersebut tidak pernah mengeluh dan menyerah.
5.2 Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan oleh pendamping kepada KK Dampingan antara lain: Pertama, KK Dampingan disarankan agar dapat mengatur pengeluaran sehingga uang yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga apabila ada uang sisa maka dapat di tabungkan atau digunakan untuk kebutuhan yang mendesak seperti untuk berobat dan lain-lain. Kedua, pendamping juga menyarankan agar penataan ruang terutama penambahan ventilasi agar tepat guna dan oftimal mengingat dapur dengan kamar tidur menjadi satu, dan ventilasi untuk kamar tidur anaknya. Dan Ketiga, pendamping juga menyarankan agar KK dampingan bisa menabungkan atau menyisihkan sedikit uang agar bisa di tabung dan membuka buku tabungan di LPD terdekat agar memiliki tabungan untuk keperluan yang mendadak. Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka rekomendasi yang Penulis berikan adalah agar Keluarga Bapak Wayan Nadi Palguna diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik kedepannya.
(4)
16
Daftar Pustaka
LPPM.2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
(5)
17 Lampiran Dokumentasi
Gambar 1. Dapur keluarga Bapak Nadi
(6)
18
Gambar 3. Pemeriksaan tekanan darah oleh teman Kedokteran
Gambar 4. Ramah tamah dan foto bersama dengan keluarga Bapak Nadi, sekaligus pemberian sembako