Perjuangan Tokoh Enong Dalam Novel Dwilogi Padang Bulan Karya Andrea Hirata: Analisis Feminisme

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Adapun kajian yang telah dilakukan terhadap Novel Dwilogi Padang Bulan antara lain adalah
sebagai berikut:

2.1.1 Tari Prastiyawati, 2012, Analisis Struktural dan Nilai Edukatif Novel Padang Bulan Karya
Andrea Hirata, skripsi, UNS-F.KIP Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penelitian Tari Prastiyawati bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Unsur-unsur intrinsik;
(2) Nilai-nilai edukatif yang digunakan pengarang; (3) Kesesuaian penggunaan novel Padang
Bulan sebagai bahan pembelajaran analisis novel di SMA. Metode yang digunakan, yakni
metode deskriptif kualitatif, analisis isi (content analysis), dan pendekatan struktural. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat serta wawancara. Analisis data
menggunakan analisis mengalir, yaitu analisis yang pada dasarnya meliputi tiga komponen
utama, yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan (1) Analisis struktural; alur novel Padang Bulan
adalah alur regresif. Tema novel Padang Bulan adalah tema sosial yang menyangkut masalah
moral, perjuangan, dan cinta kasih. Penokohan dalam novel Padang Bulan tersebut digambarkan
secara fisik dan psikis. Latar tempat yang digunakan, yaitu kota Belitong. Sudut pandang yang
digunakan, sudut pandang orang pertama yang maha tahu; (2) Nilai edukatif dalam novel Padang
Bulan, yakni nilai religius, nilai sosial, nilai moral, dan nilai estetika; (3) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa melalui analisis struktural novel dan nilai edukatif disertai wawancara
dengan guru dan sastrawan yang berkompeten di bidangnya dapat diketahui kecocokan novel

Universitas Sumatera Utara

Padang

Bulan

sebagai

bahan

ajar

sastra

bagi

siswa


SMA

(http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=25388).

2.1.2 Elia Merisa, 2012, Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea
Hirata, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.
Penelitian Elia Merisa adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskripsi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca dan memahami novel, menandai
bagian novel yang menjadi data sesuai dengan rumusan masalah dan data yang sudah ditandai,
kemudian dimasukkan ke dalam format inventarisasi data. Penganalisisan data dilakukan secara
deskriptif. Langkah kerjanya adalah mengelompokkan data sesuai dengan permasalahan
penelitian, menganalisis data sesuai dengan teori, menginterpretasi data, membuat kesimpulan,
dan menulis laporan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bentuk-bentuk konflik batin yang
dihadapi tokoh Enong dan Ikal adalah konflik internal (kejiwaan), dan eksternal yang saling
mempengaruhi. Penyebab terjadinya konflik, yaitu faktor keluarga, kehadiran orang ketiga,
faktor


ekonomi,

dan

pengaruh

lingkungan

(http://bahasainonesiafbsunp.files.wordpress.com/2012/02/konflik-batin-tokoh-utama-dalamnovel-padang-bulan-karya-andrea-hirata1.pdf).

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Depy Nopita Valma, 2012, Nilai Moral Dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata
Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Di Kelas XI SMA, Skripsi, Program Studi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian Depy Nopita Valma bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan unsur intrinsik (2)
mendeskripsikan nilai moral (3) mendeskripsikan nilai moral dari novel Padang Bulan karya
Andrea Hirata sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian adalah nilai moral novel Padang Bulan karya
Andrea Hirata dan pembelajarannya di kelas XI SMA. Data yang digunakan adalah narasi dan

percakapan. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka dan observasi. Instrumen penelitian
ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti, kartu data, dan alat tulis. Analisis data dilakukan
dengan metode analisis isi.
Hasil penelitian Depy Nopita Valma, menemukan (1) tema novel ini adalah perjuangan
seorang perempuan untuk keluarga dan cita-citanya. Tokoh utamanya adalah Enong dan tokoh
tambahannya: Ikal, Detektif M. Nur, Syalimah, dan Zamzami; (2) nilai moral dalam novel
Padang Bulan ada empat, yaitu nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi
beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah, nilai moral hubungan
manusia dengan manusia meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban,
kerja sama, memuji, persahabatan, memberi semangat, persaudaraan, menasihati, dan sikap
kekeluargaan, nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik, ramah,
prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab, sikap sadar, kasih sayang,
intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang menyerah, dan berpendirian, dan nilai moral
hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan
alam; (3) kesesuaian nilai moral novel Padang Bulan sebagai bahan pembelajaran di kelas XI

Universitas Sumatera Utara

SMA berdasarkan tinjauan dari aspek psikologi, bahasa dan latar belakang budaya. Ketiga aspek
tersebut mendukung novel Padang Bulan disesuaikan sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas

XI SMA. (http://digilib.umpwr.ac.id/index.php?p=show_detail&id=699).

2.1.4 Udi Budi Harsiwi, 2011, Sosial Budaya Bangka Belitung Dalam Novel Dwilogi Padang
Bulan Karya Andrea Hirata (Pendekatan Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan), Tesis,
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penelitian Udi Budi Harsiwi bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan (1) sosial
budaya yang terungkap dalam novel dan (2) nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Dwilogi
Padang Bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data mengkaji dokumen melalui content analysis.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif yang meliputi tiga komponen
yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan.
Hasil penelitian Udi Budi Harsiwi menyimpulkan (1) sosial budaya masyarakat Belitung
yang terungkap dalam novel meliputi: (a) sistem religi, yakni kepercayaan pada satu Tuhan
(monotheisme), kepercayaan pada ilmu gaib (animisme), dan kepercayaan Konghucu. Upacara
keagaman terdiri dari Maulid Nabi, Sembahyang Rebut, dan Buang Jong; (b) sistem
kemasyarakatan dikepalai oleh kepala kampung dan dibantu oleh perangkatnya yaitu modin dan
carik; (c) sistem pengetahuan terdiri dari pengetahuan musim, lembaga pendidikan, dan
pengetahuan kesehatan; (d) sistem bahasa, yaitu bahasa Melayu yang sekarang menjadi bahasa
persatuan yakni bahasa Indonesia; (e) sistem kesenian yaitu orkes Melayu; (f) sistem mata

pencaharian meliputi: bertani, buruh/karyawan tambang, nelayan, berdagang, dan pegawai

Universitas Sumatera Utara

pemerintah; (g) sistem peralatan hidup meliputi: alat transportasi, peralatan rumah tangga,
senjata, dan perumahan; (2) nilai-nilai pendidikan yang terungkap adalah nilai spiritual, yakni
nilai agama, nilai ajaran hidup, dan nilai budaya, serta nilai vitalitas dan kehidupan sosial. Nilai
spiritual adalah nilai yang sulit diubah dan nilai vitalitas adalah nilai yang mudah diubah
(http://pasca.uns.ac.id/?p=2069)

2.1.5 Faika Burhan, 2012, Eksistensi Perempuan Dalam Dwilogi Novel Padang Bulan Dan Cinta
Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata, Tesis, Program Studi Ilmu Sastra Program Pasca
Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Penelitian Faika Burhan dilatarbelakangi oleh fenomena kehidupan sosial perempuan yang
termarjinalkan dalam masyarakat. Dalam karya sastra, perempuan juga terjebak dalam mistik
femininitas yang membatasi gerak mereka. Akibatnya, perempuan terlampau jatuh ke dalam
imanensi yang mencegahnya menuju transendensi untuk pencapaian eksistensi diri. Adapun
permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang tersebut adalah proses penemuan
eksistensi diri perempuan setelah melewati fase-fase kejatuhan hidup serta wujud pemberontakan
dan solidaritas mereka dalam grup untuk mempertahankan eksistensinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang bebas mampu mencapai
eksistensinya sebagai manusia. Ketika seorang perempuan mampu bereksistensi, maka ia telah
menciptakan eksistensi untuk perempuan lainnya. Setiap pilihan yang dia jalani merupakan citra
yang dia bangun untuk dirinya dan dunia. Kehadirannya merupakan inspirasi sekaligus menjadi
simbol untuk kebangkitan perempuan di sekelilingnya. Ia menjadi ada dan menjadikan yang
lainya

merasa

ada

Universitas Sumatera Utara

(http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file
=1961-H-2012.pdf&ftyp=4&id=57189).

2.1.6 Umi Fadhilah, 2012, Watak Tokoh dalam Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata dan
Implikasinya dalam Pembelajaran di SMA, Skripsi, Pendidikan Bahasa, Sastra, dan
Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti Tegal.
Metode yang digunakan untuk meneliti watak tokoh Novel padang Bulan dan

implikasinya adalah menggunakan pendekatan teori objektif dan pendekatan sosiologi sastra.
Pengumpulan data menggunakan cara observasi dan teknik pustaka. Teknik yang digunakan
adalah teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini disimpulkan watak tokoh yang berperan dalam novel Padang Bulan.
Tokoh utamanya Enong, yakni memiliki watak percaya diri, optimis, bertanggung jawab, lugu,
pintar, pekerja keras, baik, sabar, dan pantang menyerah. Sedangkan tokoh-tokoh tambahannya
Ikal, yaitu mempunyai watak keras kepala, minder, baik, cemburu, tidak mudah putus asa,
mudah percaya. Watak Syalimah, yaitu tidak mudah putus asa dan sabar. Watak Zamzami yaitu
pekerja keras, pantang menyerah. Watak A ling yaitu pendiam, dan tertutup. Watak M. Nur yaitu
baik, dan suka menolong. Watak Zinar yaitu Baik, dan ramah. Watak Ibu yaitu cerwet dan keras.
Watak Ayah baik hati. Watak Ibu Indri, yaitu baik dan pintar. Watak Ibu Nizam, yaitu baik,
ramah, dan pintar. Watak Nuri, Ilham, Nizam, dan Naila yaitu baik, suka menolong, tegar
(http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=2289&barcode=PBSI0911160).

Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Rahmawati, dkk, Gaya Bahasa Andrea Hirata Dalam Dwilogi Padang Bulan: Kajian
Stilistika, Jurnal, Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin
Penelitian Rahmawati bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan oleh
Andrea Hirata dalam Dwilogi Padang Bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif.

Adapun pendekatan yang digunakan sebagai landasan teori adalah pendekatan stilistika. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pilihan leksikal yang digunakan
menunjukkan kemampuan Andrea Hirata sebagai seorang saintis sekaligus sastrawan. Kekhasan
atau ciri khas Andrea Hirata terlihat pada kemampuannya memadupadankan pilihan leksikal
yang bersifat teknis dengan leksikal lainnya sehingga melahirkan pengucapan yang puitis. Dalam
gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, Andrea Hirata memperlihatkan kekhususannya dalam
mendeskripsikan secara detail latar maupun penokohan. Penggunaan gaya bahasa berdasarkan
ketidaklangsungan

makna

meliputi

gaya

bahasa

retoris


dan

gaya

bahasa

kiasan

(http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3ca5e640fdd15ce0ecc870f802ba7b68.pdf)

2.1.8 Tri Surani, 2011, Nilai Optimisme Dalam Novel Dwilogi Padang Bulan Dan Cinta Di
Dalam Gelas Karya Andrea Hirata (Tinjauan dari Perspektif Pendidikan Agama Islam),
Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Latar belakang penelitian Tri Surani adalah proses belajar mengajar di sekolah, terutama
dalam penyampaian materi seorang guru dapat menggunakan berbagai metode. Metode untuk
menyampaikan materi yang sarat akan nilai-nilai pendidikan dapat dipilih melalui berbagai
media. Novel sebagai salah satu media cetak, dapat dijadikan bacaan yang selalu memberi
inspirasi bagi pembacanya. Terutama dalam novel Dwilogi Padang Bulan, terdapat pesan

Universitas Sumatera Utara


edukatif yang ditampilkan oleh para tokohnya. Pesan optimisme dalam novel ini memberi
referensi baru bagi penikmat novel.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah nilai optimisme apa saja yang terkandung
dalam novel Dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata dan bagaimana nilai optimisme dalam
novel Dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama
Islam. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan novel Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di
Dalam Gelas karya Andrea Hirata yang mengandung nilai pendidikan terutama nilai optimisme
dan nilai lain yang dirasa relevan dengan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian studi
pustaka (library research) dengan mengambil objek novel Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di
Dalam Gelas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra dan pendekatan
hermeneutik sastra. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan dokumentasi. Sedangkan
analisis data mengunakan content analysis (analisis isi) dan dari analisis tersebut ditarik
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman sikap optimisme dapat dilakukan
dengan memanfaatkan media novel. Nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan
diantaranya adalah memiliki pengharapan yang tinggi (tidak mudah putus asa), mampu
memotivasi diri, merasa banyak akal untuk meraih tujuan yang diinginkan, memiliki percaya
diri, tidak bersikap pasrah, memandang sebuah kegagalan sebagai hal yang dapat diubah bukan
dengan menyalahkan diri sendiri. Adapun nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan
ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama Islam diantaranya secara umum dibagi menjadi tiga
segmen utama, yaitu dilihat dari tujuan, materi, dan metode yang digunakan oleh seorang guru
dalam upaya untuk menumbuhkan sikap optimisme kepada siswa (http://digilib.uinsuka.ac.id/6105/)

Universitas Sumatera Utara

2.2 Konsep
Konsep merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penelitian. Di dalam konsep
dijelaskan aspek-aspek yang digunakan atau dipakai agar tidak terjadi kesalahpahaman dan
ruang lingkup kajian tetap terarah. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
2.2.1 Pengertian Novel
Menurut Alwi, dkk (2007: 788), novel didefinisikan sebagai berikut, novel adalah
karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang dengan orang di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
2.2.2 Pengertian Perjuangan
Menurut Alwi, dkk (2007: 478), perjuangan adalah 1 perkelahian (merebut sesuatu);
peperangan; 2 usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya; 3 Pol salah satu wujud interaksi
sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik. Perjuangan yang dimaksud dalam novel
ini adalah perjuangan tokoh utama (Enong) untuk bertahan hidup.
2.2.3 Feminisme
Menurut Ratna (2004: 184) secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman),
berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan
(jamak), sebagai kelas sosial.
Menurut Fakih (1996: 97) gerakan feminisme mendapat alat analisis untuk mempertajam
pandangan mereka. Tanpa analisis gender gerakan feminisme akan mengalami kesulitan untuk
melihat sistem, struktur, dan akibatnya hanya tertuju kepada kaum perempuan saja. Tanpa
analisis gender, gerakan feminisme akan menjadi reduksionisme, yakni lebih memusatkan
perhatian kaum perempuan dan akan mengabaikan faktor sistem dan struktur . Akibatnya,
gerakan feminisme tidak akan terisolasi dari seluruh gerakan sosial ke arah transformasi sosial.

Universitas Sumatera Utara

Dengan kata lain, analisis gender telah memungkinkan gerakan feminisme dan gerakan-gerakan
lain melakukan analisis dan pemecahan masalah bersama-sama.
2.2.4

Analisis Feminis
Analisis feminis adalah analisis tentang dunia wanita. Analisis feminis adalah analisis

yang mempermasalahkan perempuan dalam hubungannya dengan tuntutan persamaan hak
(emansipasi), gender, dan segala ketidakadilan yang dialami oleh perempuan.
2.2.5

Dwilogi Novel
Dwilogi novel adalah kumpulan buku yang ceritanya saling berkesinambungan dan

terdiri dari dua seri. Dwilogi novel Padang Bulan merupakan rangkaian kisah yang terdiri atas
dua seri yang merupakan kelanjutan dari seri pertama. Novel ini dimuat dalam satu buku namun
dicantumkan dua judul dengan salah satu judul ditulis di sampul belakang dan terbalik.
2.3 Teori
Ratna (2005: 224 – 225) mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan teori feminis, perlu
dibedakan dengan dua istilah lain yang muncul, yaitu emansipasi dan gender. Emansipasi, dari
kata emancipatio (latin), berarti persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi dalam
kenyataannya selalu dikaitkan dengan kaum perempuan untuk menuntut persamaan hak dengan
laki-laki, sedangkan gender didefinisikan sebagai lawan seks. Gender bersifat psikologis
kultural, sebagai perbedaan antara masculine-feminine. Apabila emansipasi dan gender
cenderung lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah praktis yang terjadi dalam
masyarakat, feminis lebih bersifat teoretis. Feminisme menggali keseluruhan aspek mengenai
perempuan, menelusuri aspek-aspek kesejarahannya, klasifikasi, periodisasi, kaitannya dengan
teori-teori lain, sekaligus menyusunnya dalam suatu kerangka-kerangka konseptual.

Universitas Sumatera Utara

Fakih (1996: 78-79) mengemukakan bahwa pada umumnya orang berprasangka bahwa
Feminisme adalah gerakan pemberontakan terhadap kaum laki-laki, upaya melawan pranata
sosial yang ada, misalnya institusi rumah tangga, perkawinan maupun usaha pemberontakan
perempuan mengingkari apa yang disebut sebagai kodrat. Persoalan feminisme itu sendiri,
seperti juga aliran pemikiran dan gerakan lainnya, bukan merupakan suatu pemikiran atau aliran
yang tunggal, melainkan terdiri atas pelbagai ideologi, paradigma, serta teori yang dipakai oleh
masing-masing mereka. Meski terjadi perbedaan antarfeminis mengenai apa, mengapa, dan
bagaimana penindasan dan eksploitasi itu terjadi, namun mereka sepaham bahwa hakikat
perjuangan feminisme adalah demi kesamaan, martabat, dan kebebasan untuk mengontrol raga
dan kehidupan baik di dalam maupun di luar rumah.
Dari pengertian di atas, jelaslah bahwa feminisme mengkaji sebuah gerakan perjuangan
atau pemberontakan terhadap kaum laki-laki dalam upaya melawan ketidakadilan yang dialami
oleh perempuan itu sendiri.
Adapun bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan wanita antara lain:


Perjuangan menegakkan ketidakadilan terhadap hak-hak antara laki-laki dan perempuan
terutama dalam hal pendidikan.



Perjuangan memperoleh kebebasan mengontrol raga terutama dalam hal reproduksi serta
memperjuangkan pengurangan tindak kekerasan dalam rumah tangga.



Perjuangan untuk mendapatkan upah yang sesuai dengan pekerjaan tanpa membedakan
gender.



Perjuangan untuk menunjukkan kebolehan perempuan sebagai pemimpin atau
memperoleh jabatan yang lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara