Pembuatan Briket Dari Sekam Padi Dengan Kombinasi Batubara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan energi dunia yang semakin meningkat disebabkan oleh
aktivitas industri yang memerlukan energi meningkat tajam di beberapa negara.
Seiring dengan perkembangan perekonomian dan pertambahan penduduk yang
terus meningkat di Indonesia menyebabkan pertambahan konsumsi energi
disegala sektor kehidupan seperti transportasi, listrik dan indutri. Peningkatan
kebutuhan energi dunia tidak diimbangi dengan persediaan energi dari beberapa
sumber energi. Saat ini sumber energi utama dunia yaitu minyak bumi dan gas
alam.
Untuk mengurangi penggunaan minyak bumi yang berlebihan maka perlu
dikembangkan suatu energi alternatif yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti
minyak bumi. Bentuk alternatif ini ada berbagai macam antara lain gasohol
bahan-bahan organik, biobriket yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga dan bentuk energi alternatif yang lain. Energi alternatif yang dihasilkan
diharapkan memiliki kualitas dan terbuat dari bahan baku yang dapat diperbarui
dan murah.
Disisi lain, Indonesia memiliki cadangan batubara yang cukup besar untuk
memasok energi selama ratusan tahun. Namun selama ini pemakaian batubara
hanya sekitar 14% dari total konsumsi energi nasional. Briket batubara adalah

bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit campuran seperti
tanah liat dan tapioka. Briket batubara mampu menggantikan sebagian dari
kegunaan minyak tanah seperti untuk: pengolahan makanan, pengeringan,
pembakaran dan pemanasan. Briket batubara memiliki panas yang tinggi dan
1
Universitas Sumatera Utara

2

kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama, nilai kalor briket
batubara berkisar 6158 kal/gr. Namun demikian, briket ini memiliki keterbatasan
yaitu waktu penyalaan awal memakan waktu 5-10 menit dan diperlukan sedikit
penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan awal, briket batubara hanya efisien
jika digunakan untuk jangka waktu di atas 2 jam.
Energi biomassa merupakan sumber energi alternatif yang perlu mendapat
prioritas dalam pengembangan dibandingkan dengan sumber energi yang lain. Hal
ini dikarenakan di Indonesia banyak menghasilkan limbah pertanian dan
perkebunan yang kurang termanfaatkan. Limbah pertanian dan perkebunan
merupakan sumber energi alternatif yang melimpah dengan kandungan energi
yang relatif besar.

Padi merupakan produk utama pertanian di negara-negara agraris,
termasuk Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat
konsumsi beras terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia
mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Konsumsi beras Indonesia yang
tinggi menuntut tingkat produksi beras yang besar pula. Produksi padi di
Indonesia bertambah setiap tahunnya, pada tahun 2005 produksi padi Indonesia
sebanyak 54 juta ton, pada tahun 2006 meningkat sebesar 54,45 juta ton kemudian
secara berturut-turut produksi padi Indonesia dari tahun 2007 – 2011 adalah
57,15; 60,33; 64,40 dan 66,41 juta ton gabah kering giling (GKG)
(Puslitbang, 2012).
Produksi padi menghasilkan limbah yang disebut dengan sekam. Pada
umumnya penggilingan padi menghasilkan 72 % beras, 5 – 8 % dedak, dan 20 –
22 % sekam (Prasad, dkk., 2001). Sekam padi merupakan produk samping yang

Universitas Sumatera Utara

3

melimpah dari hasil penggilingan padi. Jika produksi gabah kering giling (GKG)
menurut press release Badan Pusat Statistik 1 November 2005 sekitar 54 juta ton

maka jumlah sekam yang dihasilkan lebih dari 10,8 juta ton, dan bertambah di tiap
tahunnya.
Selama ini, pemanfaatan limbah sekam padi di Indonesia sangat terbatas
pada produk-produk yang tidak bernilai ekonomi tinggi, antara lain sebagai media
tanaman hias, pembakaran untuk memasak, pembakaran bata merah, alas pada
ayam/ternak petelur, dan keperluan lokal yang masih sangat sedikit karena
sifatnya yang kamba (bulky), keras, dan sifat kandungan seratnya yang tidak dapat
diolah menjadi produk pakan maupun kertas. Di tempat-tempat penggilingan padi
pembuangan sekam kering seringkali menjadi masalah karena perlu tempat
penampungan yang luas dan tertutup supaya tidak terbawa angin dan mencemari
udara.
Salah satu kelemahan sekam bila digunakan langsung sebagai sumber
energi panas adalah menimbulkan asap pada saat dibakar dan cepat habis terbakar.
Pada umumnya bahan bakar biomassaa memiliki densitas energi yang rendah.
Untuk menghilangkan kelemahan ini maka sekam padi harus dibriketkan. Pada
penelitian Jamilatun (2008), nilai kalor briket sekam padi berkisar 3073 kal/gr.
Penggunaan biomassa sebagai energi alternatif terdapat kekurangan yaitu nilai
kalor yang rendah karena jumlah karbon pada biomassa tergolong rendah. Untuk
menaikkan nilai kalor pada biomassa, maka perlu panambahan batubara.
Dari uraian di atas penulis ingin menguji “pembuatan briket dari sekam

padi dengan kombinasi batubara”. Yang diharapkan briket tersebut menjadi salah
satu energi alternatif pengganti minyak bumi.

Universitas Sumatera Utara

4

Tujuan Penelitian
-

Untuk meningkatkan pemanfaatan biomassa dengan membuat biobriket
arang sebagai bahan bakar alternatif .

-

Untuk menguji komposisi briket arang yang terbaik antara sekam padi
dengan pencampuran batubara terhadap mutu briket yang dihasilkan.

Kegunaan Penelitian
1) Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2) Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian
ini.
3) Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam pembuatan biobriket arang.
Hipotesis Penelitian
Dengan penambahan batubara akan meningkatkan kualitas briket sekam
padi.
Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada komposisi briket arang yang akan
dihasilkan. Komposisi arang yang dimaksud adalah arang sekam padi dan
batubara.

Universitas Sumatera Utara