Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fee Pada Perusahaan Consumer Good yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Teoritis

2.1.1

Tipe Kepemilikan Perusahaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

kepemilikan perusahaan terbagi atas dua yaitu BUMN dan perusahaan swasta.
Maka dari itu, tipe kepemilikan perusahaan penelitian ini juga dibagi menjadi dua
yaitu BUMN dan perusahaan swasta.Pengertian dari tipe kepemilikan perusahaan
sebagai berikut:


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ialah perusahaan yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh pemerintah atau sebuah negara.
Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai
tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh

perusahaan swasta yang kuat. Karena apabila terjadi monopoli pasar atas
barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak maka dapat
dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat
jndari tingkat harga yang cenderung meningkat.



Perusahaan swasta adalah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh
organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham atau
anggota-anggota

perusahaan

yang

tidak

menawarkan

atau


memperdagangkan saham perusahaannya kepada masyarakat umum

7
Universitas Sumatera Utara

melalui pasar saham, namun saham perusahaan ditawarkan, dimiliki, dan
diperdagangkan atau dibursakan secara swasta. Perusahaan yang sebagian
besar kepemilikan sahamnya dikuasai oleh pihak asing juga termasuk
dalam kategori perusahaan swasta.

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara ialah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa
bagi masyarakat. BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan,
perusahaan umum, dan perusahaan jawatan.
2. Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta ialah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh nonpemerintah atausekelompok kecil pemegang saham yang seluruh modalnya

dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan Pemerintah. Tujuan
dibentuknya perusahaan swasta ialah mencari keuntungan seoptimal mungkin
dalam mengembangkan usaha dan modalnya serta membka lapangan kerja.Jenis
perusahaan swasta ada tiga, yaitu:
1) Perusahaan swasta nasional, ialah suatu perusahaan yang modal usahanya
berasal dari pihak swasta dalam negeri.

8
Universitas Sumatera Utara

2) Perusahaan swasta asing, ialah suatu perusahaan yang modal usahanya
berasal dari pihak swasta asing atau luar negeri.
3) Perusahaan swasta campuran, ialah perusahaan yang modal usahanya
berasal dari kerjasama antar pengusaha nasional dan pengusaha luar
negeri.
Modal diperoleh dari warga negara Indonesia dan perusahaan didirikan di
Indonesia.

BUMS


biasanya

berbentuk

perusahaan

perseorangan,

firma,

persekutuan komanditer, atau perseroan terbatas.
2.1.2

Ukuran Perusahaan
Client size adalah faktor penentu yang paling penting dalam menentukan

fee audit. Model inilah kemudian yang dijadikan acuan untuk melihat
fenomena di seputar penawaran jasa audit. Penentuan ukuran perusahaan
diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Nadia Rizki
Nugrahani, 2013). Besar kecilnya suatu perusahaan juga berdampak terhadap

struktur pendanaan perusahaan. Perusahaan besar cenderung memerlukan dana
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, ratarata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Semakin besar ukuran
perusahaan yang dinilai dari total asset perusahaan maka
meningkatkan kompleksitas audit yang dilakukan auditor atas laporan
keuangan tersebut. Hal tersebut akan dibebankan ke perusahaan sebagai
salah satu syarat kerja auditor (Raymond, 2014).

9
Universitas Sumatera Utara

Auditor yang melakukan pekerjaan audit pada perusahaan besar
membutuhkan waktu dan jumlah tim audit yang lebih banyak
dibandingkan dengan mengaudit perusahaan kecil karena perusahaan
besar memiliki transaksi yang lebih banyak. Sehingga semakin besar
ukuran perusahaan mengindikasikan total aset yang dimilikinya
sehingga akan berdampak pada meningkatnya fee audit yang
dibebankan kepada perusahaan (Marcella, 2015).


Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan
dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda:
1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan
memperoleh dana dari pasar modal.
2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam
kontrak keuangan.
3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan returnmembuat
perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba
(Agnes Sawir, 2008 : 101).

2.1.3

Anak Perusahaan
Anak perusahaan (subsidiary), dalam urusan bisnis adalah sebuah

perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang lebih tinggi. Selain
itu, anak perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain,
karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau induk
perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula anak perusahaan
sebagai lini induk perusahaan. Hal ini membuat kompleksitas dalam audit yang

dilakukan oleh auditor eksternal semakin tinggi dan biaya yang dikeluarkan
perusahaan kemungkinan semakin besar. Perusahaan induk dan anak perusahaan
tidak selalu harus beroperasi di lokasi yang sama. Perusahaan induk dan anak

10
Universitas Sumatera Utara

ialah entitas yang terpisah, bukan tidak mungkin salah satu terkena permasalahan
hukum sedangkan yang satunya lagi tidak.
Perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan harus
melakukan laporan konsolidasi. Hal ini dikarenakan kompleksitas
pelaporan keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang
mempengaruhi audit fee. Semakin kompleks perusahaan maka semakin
sulit proses audit yang dilakukan oleh auditor, dan proses audit juga akan
memakan waktu lebih lama (Lauren, 2015).

2.1.4

Ukuran Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang telah

memperoleh izin dari Menteri Keuangan yang diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU
Nomor 5 tahun 2011 sebagai tempat bagi akuntan publik dalam memberikan jasa.
Menurut Mulyadi (2002 : 52), kantor akuntan publik merupakan tempat
penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Kantor akuntan
publik menyediakan berbagai jasa bagi masyarakat berdasarkan Standar
Profesional Akuntan Publik.
Bidang jasa yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) meliputi:
1. Jasa assurance ialah jasa profesional indepen
meningkatkanmutu
informasi bagi pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan
memerlukan informasi yang andal dan relevan.
2. Jasa atestasi ialah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu
entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria telah ditetapkan.
3. Jasa nonassurance ialah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang
didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan

negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan (Mulyadi, 2002:5).

11
Universitas Sumatera Utara

“Kantor

akuntan

publik

dapat

berbentuk

usaha

sendiri


dengan

menggunakan nama Akuntan Publik yang bersangkutan, dan dapat pula dalam
bentuk usaha kerjasama yaitu beberapa Akuntan Publik bergabung dalam satu
KAP. Bentuk hukum suatu kantor akuntan publik dapat berupa perusahaan
perseorangan atau persekutuan” (Siti et al, 2010 : 26).Dalam hal pemberian jasa
audit atas laporan keuangan, Kantor Akuntan Publik (KAP) hanya dapat
memberikan pelayanan paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dalam satu
perusahaan.
Persyaratan untuk membuka Kantor Akuntan Publik menurut Siti et al
(2010 : 26) ialah:
1. Akuntansi berdomisili di Indonesia
2. Memiliki Register Akuntan (UU No. 34 Tahun 1954)
3. Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
Materi USAP :
a. Auditing dan Jasa Profesional akuntan publiki lain
b. Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan
c. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan
d. Sistem Informasi Akuntansi
e. Perpajakan dan Hukum Komersial

4.Memiliki pengalaman kerja menjadi auditor pada kantor akuntan publik
atau BPKP paling sedikit selama 3 Tahun atau 3000 jam.

Menurut Sanyoto (2007 : 55 ), The Big Four adalah international
accountancy firms (terutama dalam jasa audits for publicly traded
corporations) adalah:
1) Deloitte Touche Tohmatsu (semulaDeloitte & Touche, merger dari
Touche Ross and Deloitte Haskins & Sells)
2) Ernst & Young (merger Ernst & Whinney dan Arthur Young)
3) KPMG (merger Peat Marwick International dan KMG group)
4) PricewaterhouseCoopers (mergerPrice Waterhouse dan Coopers
&Lybrand).

12
Universitas Sumatera Utara

Yang termasuk kantor akuntan publik the big four di Indonesia ialah:
1. KAP Purwanto, Suherman, dan Surja yangberafiliasi dengan Ernst and Young
(E & Y).
2.

KAP

Tanudiredja,

Wibisana,

dan

rekan

yang

berafiliasi

dengan

Pricewaterhouse Coopers (PwC).
3. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan yang berafiliasi dengan Deloitte Touche
Thomatsu (DTT).
4.

KAP Sidartha dan Widjaja yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG), (Direktori IAI, 2006).

2.1.5

Audit Fee
Audit fee ialah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan

mempertimbangkan berbagai hal seperti kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian dan lain-lain.Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh
lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan terdahulu atau
dianjurkan oleh auditor atau akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai
kemampuan atau kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis
danstandar operasional yang berlaku.
Dalam bagian Lampiran Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008
tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit dijelaskan bahwa panduan ini
dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik
dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa professional
yang diberikannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan
imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan

13
Universitas Sumatera Utara

publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa
sesuai dengan tuntutan standar professional akuntan publik yang
berlaku (Esti et al, 2003).

Besarnya fee anggota kantor akuntan publik menurut Siti et al (2010 : 55)
dapat bervariasi tergantung pada :






Risiko penugasan
Kompleksitas jasa yang diberikan
Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasatersebut
Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya.

Anggota kantor akuntan publik tidak diperkenankan mendapatkan klien
dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.Ketentuan
ini membantu para akuntan publik mempertahankan objektivitas dalam
melaksanakan audit atau memberikan jasa perpajakan atau manajemen.

Menurut Mulyadi(2002 : 64), fee kontinjen ialah fee yang ditetapkan untuk
pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan
dibebankan. Kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak
kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam
hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau
temuan badan pengatur.Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi
independensi.

2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian

terdahulu

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

penetapan audit fee menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini
merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu.
Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut ini:

14
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Peneliti Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
1.
Deviana Dewi
Prastuti
(2013)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Analisis Pengaruh
Struktur
Governance dan
Internal Control
Terhadap Fee
Audit Eksternal

2.

Husnul
Khotimah
(2014)

Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Institusional,
Manajemen Laba,
Tipe Auditor dan
Internal Audit
Terhadap Audit
Fees

Variabel
Dependen:
Audit Fee
Variabel
Independen:
Struktur
Governance dan
Internal Control
Variabel
Dependen:
Audit Fee
Variabel
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Institusional,
Manajemen Laba,
Tipe Auditor dan
Internal Auditor

3.

Raymond
Immanuel
(2014)

Analisis FaktorFaktor Yang
Mempengaruhi
Penetapan Audit
Fees

Langkah-langkah
audit internal, tata
kelola perusahaan
dan konsentrasi
kepemilikan semua
berpengaruh positif
signifikan terhadap
audit fee.
Internal auditor
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
audit fee.
Sebaliknya, ukuran
perusahaan,
kepemilikan
institusional,
manajemen laba
dan tipe auditor
berpengaruh
signifikan terhadap
audit fee.
Tipe kepemilikan
perusahaan dan
manajemen laba
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
audit fee.
Sebaliknya, ukuran
perusahaan, anak
perusahaan, dan
ukuran KAP
berpengaruh
signifikan terhadap
audit fee.

Variabel
Dependen:
Audit Fee
Variabel
Independen:
Tipe Kepemilikan
Perusahaan,
Ukuran
Perusahaan, Anak
Perusahaan,
Ukuran KAP dan
Manajemen Laba

15
Universitas Sumatera Utara

4.

2.3

Lauren
(2005)

Analisis FaktorFaktor yang
Mempengaruhi
Penetapan Audit
Fee Pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia

Variabel
Dependen: Audit
Fee
Variabel
Independen:
Internal Audit, Tipe
Kepemilikan
Perusahaan,
Ukuran
Perusahaan, Anak
Perusahaan,
Ukuran KAP dan
Manajemen Laba

Internal Audit, Tipe
Kepemilikan
Perusahaan,
Ukuran
Perusahaan, Anak
Perusahaan,
Ukuran KAP dan
Manajemen Laba
berpengaruh
signifikan terhadap
audit fee.

Kerangka Konseptual

Dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:
Variabel Dependen (Y)

Variabel Independen (X)

Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)

H1

Ukuran Perusahaan (X2)

H2
Audit Fee (Y)

Anak Perusahaan (X3)

H3

Ukuran KAP (X4)

H4

H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

16
Universitas Sumatera Utara

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cenderung menggunakan auditor
lokal (non Big Four) atau auditor berkualitas rendah, karena dapat meningkatkan
modal melalui koneksi ini tanpa mengurangi asimetri informasi dengan laporan
keuangan yang kredibel. Perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham
(swasta) akan meningkatkan kompleksitas dalam melakukan audit dibandingkan
perusahaan yang kepemilikannya
Ukuran perusahaan yang besar dengan jumlah asset yang tinggi akan
membuat proses audit yang dilakukan auditor eksternal akan semakin rumit. Hal
tersebut akan dibebankan ke perusahaan sebagai salah satu syarat kerjanya.
Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan
harus melakukan laporan konsolidasi. Hal ini dikarenakan kompleksitas pelaporan
keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi audit fees.
Semakin kompleks perusahaan maka semakin sulit proses audit yang dilakukan
oleh auditor, dan proses audit juga akan memakan waktu lebih lama.
Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi internasional tentu memiliki
jam terbang yang lebih tinggi, klien yang lebih banyak dan efisiensi serta
efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan publik dalam
negeri. Semakin besar reputasi KAP yang digunakan untuk mengaudit laporan
keuagan perusahaan maka tarif yang dikenakan juga akan semakin besar, bila
dibandingkan dengan KAP yang reputasinya lebih rendah (lokal).

17
Universitas Sumatera Utara

2.4

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
kalimat pernyataan. Berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah
dijelaskan, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tipe kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap audit fee
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee
3. Anak perusahaan berpengaruh terhadap audit fee
4. Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit fee

18
Universitas Sumatera Utara