Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fee Pada Perusahaan Consumer Good yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

LAMPIRAN 1

Daftar Pemilihan Populasi Sebagai Sampel

NO KODE NAMA PERUSAHAAN K1 K2 K3 SAMPEL

1 ADES Akasha Wira International Tbk   -

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk   -

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk   -

4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk   -

5 DAVO Davomas Abadi Tbk - - -

6 DLTA Delta Djakarta Tbk    1

7 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk    2

8 GGRM Gudang Garam Tbk    3

9 HMSP HM Sampoerna Tbk    4

10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk   -

11 INAF Indofarma (Persero) Tbk   -

12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk    5

13 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk    6

14 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk - - -

15 KICI Kedaung Indah Can Tbk    7

16 KLBF Kalbe Farma Tbk    8

17 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk   -

18 MBTO Martina Berto Tbk    9

19 MERK Merck Tbk    10

20 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk    11

21 MRAT Mustika Ratu Tbk    12

22 MYOR Mayora Indah Tbk    13

23 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk    14

24 PYFA Pyridam Farma Tbk    15

25 RMBA Bentoel International Investama Tbk    16

26 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk    17

27 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk    18

28 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk    19

29 SKBM Sekar Bumi Tbk    20

30 SKLT Sekar Laut Tbk   -

31 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk   -


(2)

Keterangan:

K1 = Perusahaaan consumer good yang menyajikan laporan keuangannya selama periode 2012-2014

K2 = Perusahaan consumer good yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk rupiah

K3 = Perusahaan consumer good yang memiliki profesional fee selama periode 2012-2014

33 STTP Siantar Top Tbk    21

34 TCID Mandom Indonesia Tbk   -

35 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk   -

36 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk   -

37 UNVR Unilever Indonesia Tbk   -


(3)

LAMPIRAN 2

Daftar Sampel Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2013

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 DLTA Delta Djakarta Tbk

2 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 3 GGRM Gudang Garam Tbk

4 HMSP HM Sampoerna Tbk

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 7 KICI Kedaung Indah Can Tbk 8 KLBF Kalbe Farma Tbk

9 MBTO Martina Berto Tbk

10 MERK Merck Tbk

11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 12 MRAT Mustika Ratu Tbk

13 MYOR Mayora Indah Tbk

14 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 15 PYFA Pyridam Farma Tbk

16 RMBA Bentoel International Investama Tbk 17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 18 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

19 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 20 SKBM Sekar Bumi Tbk

21 STTP Siantar Top Tbk


(4)

LAMPIRAN 3 DATA PENELITIAN

LAMPIRAN 4

HASIL PENGOLAHAN DATA Frequency Table


(5)

Descriptives

Hasil UJi Normalitas NPar Tests

Tipe Kepemilikan

13 19.7 19.7 19.7

53 80.3 80.3 100.0

66 100.0 100.0

BUMN Non BUMN Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Anak Perusahaan

57 86.4 86.4 86.4

9 13.6 13.6 100.0

66 100.0 100.0

Memiliki Anak Perusahaan Tidak memiliki anak perus ahaan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

De scri ptive S tatistics

66 .00 1.00 .1970 .40076

66 13.96 30.15 22.9038 5.07401

66 .00 1.00 .8636 .34580

66 .00 1.00 .8182 .38865

66 11.77665 17.93388 15.49116 1.51814859 66

Tipe K epemilik an Ln_Uk uran Perusahaan Anak P erusahaan Uk uran KA P Ln_Audit Fee Valid N (lis twis e)

N Minimum Maximum Mean St d. Deviat ion

Residuals Statisticsa

12.74275 17.67834 15.49116 1.22345036 66

-2.61078 1.623740 .00000000 .89885725 66

-2.246 1.788 .000 1.000 66

-2.814 1.750 .000 .969 66

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Audit Fee a.


(6)

PPlot

Unstandardized Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

66 .0000000 .89885725 .072 .036 -.072 .588 .880 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Observed Cum

Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Unstandardized Residual


(7)

Hasil Uji Multikolinieritas

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 D e v ia ti o n f ro m N o rm a l 0.025 0.000 -0.025 -0.050 -0.075 Detrended Normal P-P Plot of Unstandardized Residual

Coeffi cientsa

.980 1.021

.868 1.152

.848 1.179

.993 1.007

Tipe K epemilikan Uk uran Perusahaan Anak P erus ahaan Uk uran KA P Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistic s

Dependent Variable: Audit Fee a.

Colline arity Diagnosticsa

3.938 1.000 .00 .01 .00 .01 .01

.768 2.265 .00 .94 .00 .01 .00

.171 4.801 .00 .01 .00 .28 .61

.109 6.000 .01 .02 .17 .30 .30

.014 16.918 .98 .01 .83 .41 .07

Dimension 1 2 3 4 5 Model 1 Eigenvalue Condition Index (Constant) Tipe Kepemilikan Ukuran Perusahaan Anak

Perusahaan Ukuran KAP Variance Proportions

Dependent Variable: Audit Fee a.


(8)

Hasil Uji Autokorelasi

Hasil Uji Heterokedastisitas

Regression

Residuals Statisticsa

12.74275 17.67834 15.49116 1.22345036 66

-2.61078 1.623740 .00000000 .89885725 66

-2.246 1.788 .000 1.000 66

-2.814 1.750 .000 .969 66

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Audit Fee a.

Model Summ aryb

1.655a Model

1

Durbin-W atson

Predic tors: (Constant), Ukuran KAP , Uk uran Perusahaan, Tipe K epemilikan, Anak P erus ahaan a.

Dependent Variable: Audit Fee b.

Coefficientsa

1.283 .455 2.818 .006

-.440 .166 -.320 -2.659 .010

-.015 .014 -.137 -1.068 .290

-.029 .206 -.018 -.142 .888

-.155 .170 -.109 -.912 .365

(Constant) Tipe Kepemilikan Ukuran Perusahaan Anak Perus ahaan Ukuran KAP Model

1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: abs _res _1 a.

Model Summ aryb

.806a .649 .626 .92786007

Model 1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate

Predic tors: (Constant), Ukuran KAP , Uk uran Perusahaan, Tipe K epemilikan, Anak P erus ahaan a.

Dependent Variable: A udit Fee b.


(9)

Charts

ANOVAb

97.294 4 24.324 28.253 .000a

52.516 61 .861

149.810 65 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Tipe Kepemilikan, Anak Perusahaan

a.

Dependent Variable: Audit Fee b.

Coefficientsa

1.636 .798 9.572 .000

.751 .290 .198 2.589 .012

.215 .024 .717 8.819 .000

1.641 .361 .374 4.543 .000

1.678 .297 .430 5.647 .000

(Constant) Tipe Kepemilikan Ukuran Perusahaan Anak Perus ahaan Ukuran KAP Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Audit Fee a.

Regression Standardized Residual 2 1 0 -1 -2 -3 F re q u e n c y 12.5 10.0 7.5 5.0 2.5 0.0 Histogram Dependent Variable: Audit Fee

Mean =6.54E-16฀ Std. Dev. =0.969฀ N =66


(10)

Regression Adjusted (Press) …

18 17 16 15 14 13 12

R

e

g

re

s

s

io

n

D

e

le

te

d

(P

re

s

s

)

R

e

s

id

u

a

l

2 1 0 -1 -2 -3 Scatterplot


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, Johnson dan Kell, 2003. Modern Auditing, Edisi ke Tujuh, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Carcello, J.V., D.R.Hermanson, T.I.Neal, and R.A.Riley, 2002. “Board Characteristics and Audit Fees”. Contemporary Accounting Research, Volume 19, No. 3, halaman 365-384.

Dewi, Deviana Prastuti, 2013. “Analisis Pengaruh Struktur Governance Dan

Internal Control Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta.

Ghosh, S., 2011. “Firm Ownership Type, Earnings Management and Auditor Relationships: Evidence from India”.Managerial Auditing Journal,

Gondodiyoto, Sanyoto, Henny Hendarty dan Ariefah, 2007. Pengelolaan Fungsi

Audit Sistem Informasi, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Volume 26, No. 4, halaman 350-369.

Halim, A., 2008, Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi Keempat Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Immanuel, Raymond, 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penetapan Audit Fees (Studi Empirik Pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)”. Skripsi, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Khotimah, Husnul, 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

KepemilikanInstitusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor Dan Internal Audit Terhadap Audit Fees (Studi Empiris pada Sektor Manufaktur yang


(12)

Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)”. Skripsi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Lauren, 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fee

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi, Universitas Mikroskil, Medan.

Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi ke Enam, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Nurlaelah, 2008. “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit: Investigasi pada BUMN”.Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,

Octavia, Marcella Chandra, 2015. “Pengaruh Good Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan dan Ukuran KAP Terhadap Fee Audit Eksternal”,

Volume 12, Nomor 2, Hal 133-148.

Jurnal Akuntansi Bisnis,

Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati Ely, 2010. AUDITING: Konsep Dasar dan

Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Volume 8, Nomor 26, Hal 177.

Rizki, Nadia Nugrahani, 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan

Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI” Skripsi,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Suharli, M. dan Nurlaelah, 2008. “Konsentrasi Auditor Dan Penetapan Fee Audit: Investigasi Pada BUMN”. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,Volume 12, No. 2, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.


(13)

Van Caneghem, T., 2009. “Audit Pricing and The Big 4 Fee Premium: Evidence from Belgium”.Managerial Auditing Journal,

Widiasari, Esti dan Tri Jatmiko, 2008. “Pengaruh Pengendalian Internal Perusahaan dan Struktur Corporate Governance Terhadap Fee Audit”, Volume 25, No. 2,halaman 122-139.

Jurnal Akuntansi dan Investasi, Volume 9, No 2, Hal 12.

www.idx.co.id


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menjelaskan, menguji hubungan-hubungan antar fenomena, dan menentukankausalitas dari variabel-variabel. Hubungan antara variabelnya bersifat kausalitas. Desain Kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2012-2014) dengan mengakses situs

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari sebuah konsep. Batasan operasional ini bertujuan agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya. Batasan operasional dalam penelitian ini ialah:


(15)

1) Objek perusahaan yang diteliti adalah perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.

2) Variabel Independen (X) yaitu, Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3), Ukuran KAP (X4). 3) Variabel Dependen (Y) yaitu, Audit Fee (Y).

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini definisi operasional yang dikemukakan mencakup Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan dan Ukuran KAP.

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit fee. Audit fee merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai jasa auditor eksternal yang telah melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, audit fee diambil dari beban umum dan administrasi dengan profesional fee, biaya konsultan, hononarium tenaga ahli.


(16)

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)

Penelitian ini membagi tipe kepemilikan menjadi BUMN dan perusahaan swasta. Dalam penelitian ini tipe kepemilikan perusahaan menggunakan variabel dummy yaitu, apabila perusahaan merupakan BUMN, maka diberi kode 1. Dan apabila perusahaan merupakan non BUMN (swasta atau asing) diberi kode 0. Untuk melihat kepemilikan perusahaan, dapat dilihat dari presentase kepemilikan modal saham di catatan atas laporan keuangan.

2. Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian kali ini, ukuran perusahaan diukur melalui nilai logaritma natural dari total aset perusahaan pada akhir tahun. Semakin besar total aset yang dimiliki suatu perusahaan, maka perusahaan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang. Variabel indikator untuk mewakili faktor ukuran perusahaaan adalah total aset yang dimiliki oleh perusahaan.


(17)

3. Anak Perusahaan (X3)

Anak perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain, karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau induk perusahaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel anak perusahaan yang diukur dengan melihat keberadaan anak perusahaan dan menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan akan diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0.

4. Ukuran KAP (X4)

Dalam penelitian ini KAP dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan Publik big four dan Kantor Akuntan Publik non-big four. Perbedaan antara kantor akuntan publik yang berkualitas tinggi (big four) dengan kantor akuntan publik yang berkualitas rendah (non-big four) adalah para auditor pada kantor akuntan publik berkualitas tinggi akan membuat sedikit kesalahan dalam mengaudit perusahaan, dibandingkan kantor akuntan publik berkualitas rendah (non-big

four).

Pengukuran variabel ini yaitu menggunakan dummy, yaitu angka 1 untuk indikasi penggunaan KAP big four dan angka 0 untuk indikasi penggunaan KAP non-big four, (Direktori IAI, 2006).


(18)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel

Definisi Operasional

Pengukuran Variabel Skala

Audit Fee (Y)

Audit fee akan diwakili oleh akunprofessional fee atau honorarium tenaga ahli yang diperoleh dengan melihat laporan keuangan

Audit fee = Ln (professional fee) Rasio Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)

Perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham atau kepemilikan modalnya tersebar (perusahaan swasta) akan memiliki tingkat kompleksitas audit dibandingkan perusahaan yang pemegang saham atau kepemilikan sahamnya terpusat atau sebagian besar dikuasai oleh negara (BUMN).

Variabel dummy yaitu, apabila perusahaan merupakan BUMN, maka diberi kode 1. Dan apabila perusahaan merupakan non-BUMN

(swasta atau asing) diberi kode 0.

Nominal

Ukuran Perusahaan

(X2)

Ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai total aktiva

Size = Ln (Total Aset)

Rasio

Anak Perusahaan

(X3)

Keberadaan anak perusahaan akan meningkatkan

kompleksitas audit yang dilakukan auditor

Variabel dummy, jika memiliki anak perusahaan diberi kode

1 dan jika tidak memiliki anak perusahaan diberi Nilai

0

Nominal

Ukuran KAP (X4)

KAP big four dipandang lebih baik dalam memberikan jasa audit laporan keuangan

perusahaan dibandingkan KAP non big four

Variabel dummy, yaitu angka 1 untuk indikas

penggunan KAP big Four dan angka 0 untuk

indikasi penggunaan KAP non-big Four

Nominal


(19)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

1.`Populasi

Menurut Sugiyono (2011:61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yaitu sebanyak 38 perusahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:62), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun sampel yang dipilih berdasarkan kriteria berikut ini :

1. Perusahaan consumer good yang menyajikan laporan keuangannyaselama periode 2012-2014.

2. Perusahaan consumer good yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk rupiah.

3. Perusahaan consumer good yang memiliki professional fee selama periode 2012-2014.


(20)

Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menetapkan sebanyak 22 sampel perusahaan consumer good. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Good Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 2 3 SAMPEL

1 ADES Akasha Wira International Tbk   -

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk   -

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk   -

4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk   -

5 DAVO Davomas Abadi Tbk - - -

6 DLTA Delta Djakarta Tbk    1

7 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk    2

8 GGRM Gudang Garam Tbk ฀ ฀ ฀ 3

9 HMSP HM Sampoerna Tbk ฀ ฀ ฀ 4

10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ฀ ฀ -

11 INAF Indofarma (Persero) Tbk ฀ ฀ -

12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk ฀ ฀ ฀ 5

13 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk ฀ ฀ ฀ 6

14 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk - - -

15 KICI Kedaung Indah Can Tbk ฀ ฀ ฀ 7

16 KLBF Kalbe Farma Tbk ฀ ฀ ฀ 8

17 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk ฀ ฀ -

18 MBTO Martina Berto Tbk ฀ ฀ ฀ 9

19 MERK Merck Tbk ฀ ฀ ฀ 10

20 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk ฀ ฀ ฀ 11

21 MRAT Mustika Ratu Tbk ฀ ฀ ฀ 12

22 MYOR Mayora Indah Tbk ฀ ฀ ฀ 13

23 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk ฀ ฀ ฀ 14

24 PYFA Pyridam Farma Tbk ฀ ฀ ฀ 15

25 RMBA Bentoel International Investama Tbk ฀ ฀ ฀ 16

26 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk ฀ ฀ ฀ 17


(21)

28 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ฀ ฀ ฀ 19

29 SKBM Sekar Bumi Tbk ฀ ฀ ฀ 20

30 SKLT Sekar Laut Tbk ฀ ฀ -

31 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk ฀ ฀ - 32 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk ฀ ฀ -

33 STTP Siantar Top Tbk ฀ ฀ ฀ 21

34 TCID Mandom Indonesia Tbk ฀ ฀ -

35 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk ฀ ฀ -

36 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk ฀ ฀ -

37 UNVR Unilever Indonesia Tbk ฀ ฀ -

38 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk ฀ ฀ ฀ 22

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder atau berupa data kuantitatif dengan sumber data yang berasal dari laporan keuangan yang telah di audit dari masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data laporan keuangan dengan mengakses situs resmi BEI

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka merupakan metode yang digunakan dengan pengumpulan informasi dari jurnal akuntansi, buku, dan skripsi yang dengan penelitian. Studi dokumentasi merupakan pengumpulan data berupa laporan keuangan periode 2012, 2013, dan 2014 yang dipublikasikan oleh BEI


(22)

penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung penelitian terdahulu dan proses penelitian. Adapun pengolahan data dalam penelitian dengan menggunakan aplikasi computer SPSS.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif didasarkan pada data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis ini digunakan untuk memberikan 49 deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu audit tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan audit fees yang dapat dilihat dari jumlah data, angka rata-rata (mean), kisaran (median), dan standar deviasi.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, cariabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dara (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.


(23)

Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik:

1. Analisis Grafik

Pada dasarnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Uji statistik dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

1. Apabila nilai signifikasi (nilai probabilitas) < 0,05 secara statistik maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti data terdistribusi tidak normal. 2. Apabila nilai signifikasi (nilai probabilitas) > 0,05 secara statistik maka


(24)

b) Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakahmodel regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidakterjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Deteksi ada atau tidaknya problem multikoloneritas, maka dapatNilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

Pedoman suatu model regresi bebas multikoloneritas, memiliki kriteria sebagai berikut:

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

a) Jika korelasi kuat antara variabel independen dengan variabel-variabel independen (umumnya diatas 0,90), maka halini menunjukkan terjadinya multikoloneritas yang serius.

b) Pedomanpengambilan keputusannilai VIF (Variance Inflation Factor).:

1. Jika VIF > 10, maka variabel tersebut memiliki problemmultikolinearitas,

2. Jika VIF < 10, maka variabel tersebut tidak memiliki problemmultikolineritas.


(25)

c) Uji Heteroskedastistas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya.Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pangamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Adabeberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Analisis statistik dengan menggunakan uji Glejser, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.


(26)

b. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.

d) Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linierada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukandengan Run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasiyang tinggi.

3.8.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan berikut :

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

Keterangan:

Y = Audit Fee


(27)

b1-b4 = Koefisien Regresi

X1 = Tipe Kepemilikan Perusahaan

X2 = Ukuran Perusahaan

X3 = Anak Perusahaan

X4 = Ukuran KAP

e = Error

1. Pengujian Simultan (Uji F)

Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama atau secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis nol yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol yaitu :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol yaitu :

HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0

Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.


(28)

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

• Jika F signifikan > α maka H0 diterima • Jika F signifikan < α maka H0 ditolak

2. Pengujian Parsial (Uji t)

Uji statistik t ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan no, yaitu :

H0 : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, yaitu :

HA : bi ≠ 0

Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t yaitu :

1. Jika t signifikan > α maka H0 diterima

2. Jika t signifikan < α maka H0 ditolak


(29)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis Adjusted R Square.

Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang dapat menyebabkan fluktuasi variabel dependen, jika nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen..


(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian pada tahap ini akan menguji pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan dan ukuran KAP terhadap Audit fee selama 2012-2014 sehingga terdapat 3 x 22 = 66 sampel penelitian.

4.1.1 Deskriptif Penelitian

Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum dan minimum, baik dalam bentuk logaritma natural (Ln) maupun numerik. Berikut ini adalah gambaran tentang statistik deskriptif dari penelitian ini :

Tabel 4.1

Deskripsi Statistik Penelitian


(31)

1. Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)

Tipe Kepemilikan Perusahaan dalam penelitian ini adalah berupa data dummy dimana perusahaan BUMN diberi skor 1 dan non BUMN diberi skor 0 sehingga nilai mean adalah 0.19 dan nilai standar deviasi sebesar 0.40. Sedangkan nilai minimum Tipe Kepemilikan Perusahaan adalah 0.0 dan nilai maksimum 1.0.

2. Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah total asset sehingga hasil analisis deskriptif adalah dalam bentuk data Ln (logaritma natural) dimana nilai mean Ukuran Perusahaan adalah 22.90 dengan nilai standar deviasi sebesar 5.07. Sedangkan nilai minimum Ukuran Perusahaan adalah 13.96 dan nilai maksimum 30.15. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai mean Ukuran Perusahaan lebih besar dari standar deviasi. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai Ukuran Perusahaan pada umumnya adalah baik.

3. Anak Perusahaan (X3)

Anak perusahaan dalam penelitian ini adalah berupa data dummy dimana perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi skor 1 dan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi skor 0 sehingga nilai mean adalah 0.86 dan nilai standar deviasi sebesar 0.34. Sedangkan nilai minimum Anak Perusahaan adalah 0.0 dan nilai maksimum 1.0.


(32)

4. Ukuran KAP (X4)

Ukuran KAP dalam penelitian ini adalah berupa data dummy dimana perusahaan yang menggunakan KAP big four diberi skor 1 dan non big four diberi skor 0 sehingga nilai mean Ukuran KAP adalah 0.81 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.38. Sedangkan nilai minimum Ukuran KAP adalah 0.0 dan nilai maksimum 1.02.

5. Audit fee (Y)

Audit fee dalam penelitian ini adalah dalam bentuk data numerik yang meliputi biaya beban umum dan administrasi sehingga hasil analisis deskriptif adalah dalam bentuk data Ln (Logaritma natural) dimana nilai mean Audit fee adalah 14.49 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.52. Sedangkan nilai minimum Audit fee adalah 11.77 dan nilai maksimum 17.93. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai mean Audit fee lebih besar dari standar deviasi. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai Audit fee Perusahaan Consumer good Yang Terdaftar di BEI pada umumnya adalah tergolong tinggi.

4.2 Hasil Pengujian dan Analisis Data

Dalam sebuah penelitian ilmiah untuk memastikan apakah penelitian tersebut adalah layak untuk diuji atau tidak sebagai model regresi maka diperlukan pengujian terlebih dahulu yaitu: uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah normalitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa data


(33)

penelitian berdistribusi normalitas dan tidak terdapat gejala autokorelasi, dan heteroskesdasitas dalam model penelitian yang digunakan.

4.2.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi , variabel penganggu atau resdiual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan cara uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual tidak berdistribusi normal

Ha : Data residual terdistribusi normal

Untuk menentukannya maka kriterianya adalah sebagai berikut:

H0 : diterima apabila nilai signifikansinya (Asymp.Sig) < 0,05


(34)

Tabel 4.2 Hasil uji Normalitas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa nilai residual probabilitas (asymp.sig. 2-tailed) adalah 0.880, lebih besar dari sig-α (0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi secara normal. Hasil yang sama juga

diperlihatkan oleh grafik berikut:

Gambar 4.1.

Grafik Normal Probability Plot


(35)

Hal yang sama juga diperlihatkan oleh grafik P-P normalitas seperti berikut ini :

Gambar 4.2

Grafik PP Normalitas Data Penelitian

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Grafik di atas memperlihatkan bahwa titik titik data penelitian tersebar secara merata disepanjang garis diagonal sehingga membentuk garis simetris kiri dan kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian berdistribusi secara normal.


(36)

4.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian terbebas dari gejala multikolinieritas memperlihatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai tolerance ketiga variabel bebas secara berturut turut adalah 0.980, 0.868, 0.848, dan 0.993, keempatya lebih kecil dari 1 dan nilai VIF keempat variabel bebas secara berturut turut adalah 1.021, 1.152, 1.179, dan 1.007 dimana keempatnya lebih kecil dari 10, sehingga memenuhi uji persyaratan multikolineritas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak mengandung gejala multikolinieritas.


(37)

4.2.3 Hasil Uji Autokolerasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji Autokorelasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji Durbin Watson dengan kriteria ketentuan jika nilai DW berada diantara 1.5 – 2.5, maka data penelitian bebas gejala autorelasi sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

a Predictors: (Constant), X4 KAP X3_Anak, X2 Ukuran, X1_Tipe, b Dependent Variable: Y_Audit fee

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.4 diatas memperlihatkan nilai DW adalah sebesar 1.655, berada dalam batas interval kelayakan uji autokorelasi antara 1.5 -2.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala autokorelasi.

4.2.4 Hasil Uji Heteroskedasitas

Uji Heterokesdasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melihat grafik

Model Durbin-Watson


(38)

scatterplot antara nilai prediksi terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan ddengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot anatar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y sesungguhnya ) yag telah distudentized.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai signifikansi variabel independen secara bertutut turut adalah 0.010, 0.290, 0.888, dan 0.365, dimana tiga dari empat variabel bebas memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian pada umumnya adalah bebas gejala heterokedastisitas. Hasil yang sama juga dikonfirmasikan dengan grafik scatter plot berikut :


(39)

Gambar 4.3

Scatterplot Uji Heteroskedasitas

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas atas penyebaran titik-titik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala hetero kedastisitas.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

4.3.1 Hasil Uji Determinasi R

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran KAP (X4) terhadap variabel terikat Audit fee (Y), dilakukan uji determinasi R dengan hasil sebagai berikut :


(40)

Tabel 4.6

Hasil Uji Determinasi R

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai adjusted r-square = 0.626, hal ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Y (Audit fee adalah sebesar 0.626 x 100% = 62.6 %. Dengan kata lain, sebesar 62.6% variabel terikat Audit fee(Y) dapat dijelaskan oleh variabel Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran KAP (X4), selebihnya (37.4%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti

4.3.2 Hasil Uji F Simultan

Uji F secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah ke-4 variabel bebas X1 (Tipe Kepemilikan Perusahaan), X2 (Ukuran Perusahaan), X3 (Anak Perusahaan) dan X4 (Ukuran KAP) memberi pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat Y (Audit fee) dengan hasil sebagai berikut :


(41)

Tabel 4.7

Hasil Uji F Secara Simultan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa nilai F-hitung = 28.253 dengan nilai signifikansi (p-value) =0.000. Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel = 2.52

(terlampir daftar tabel uji F untuk N = 66 atau df=62) dapat diketahui bahwa nilai F-hitung (28.253) > F-tabel (2.52) dan sig-p (0.000) < 0.05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ke-4 variabel bebas Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran KAP (X4) memberi pengaruh signifikan (bermakna) terhadap variabel terikat Audit fee (Y).

4.3.3 Hasil Uji-t Secara Parsial

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas Tipe Kepemlikan Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran KAP (X4) terhadap variabel terikat Audit fee (Y), dilakukan uji-t secara parsial dengan hasil sebagai berikut :


(42)

Tabel 4.8.

Hasil Uji-t Secara Parsial

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Interpretasi :

1) Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1) Terhadap Audit fee (Y)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1) =2.589 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.012. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig-฀ =0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X1 (2.589) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.012) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel danp-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Audit fee (Y).


(43)

2) Pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) Terhadap Audit fee (Y)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Ukuran Perusahaan (X2) = 8.819 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig-฀ =0.05, dapat diketahui

bahwa t-hitung X2 (8.819) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan (X2) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Audit fee (Y).

3) Pengaruh Anak Perusahaan (X3) Terhadap Audit fee (Y)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Anak Perusahaan (X3) = 4.543 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig-฀ =0.05, dapat diketahui

bahwa t-hitung X3 (4.543) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Anak Perusahaan (X3) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Audit fee (Y).

4) Pengaruh Ukuran KAP (X4) Terhadap Audit fee (Y)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Ukuran KAP (X4) = 5.647 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig-฀ =0.05, dapat diketahui bahwa


(44)

t-hitung X4 (5.647) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran KAP (X4) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Audit fee (Y).

4.3.4 Persamaan Regresi

Persamaan regresi dapat disusun sesuai dengan nilai koefisien hasil perhitungan berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = 1.636 + 0.751X1 + 0.215X2 + 1.641X3 + 1.678X3 + e

Bentuk persamaan ini berarti bahwa jika faktor lain dianggap tetap, maka setiap peningkatan Tipe Kepemilikan Perusahaan sebesar 1 point akan dapat meningkatkan Audit fee sebesar 1.630+0.751 point. Demikian seterusnya untuk variabel lainnya.

4.4 Pembahasan

1. Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1) Terhadap Audit fee (Y)

Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai tipe kepemilikan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee perusahaan customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X1 (2.589) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.012) <0.05.


(45)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustina, 2013, Fakultas Ekonomika dan bisnis, Universitas Diponegoro dengan judul Analisis Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan dan Manajemen Laba Terhadap Pemilihan Auditor Dan Audit Fees (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Go Public Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010 dan 2011) dan dengan menggunakan analisis regresi berganda membuktikan bahwa Tipe Kepemilikan Perusahaan dan Manajemen Laba memberi pengaruh signifikan terhadap Pemilihan Auditor Dan Audit Fees (p<0.05).

Desender dkk. (2009) menemukan hubungan signifikan antara kepemilikan perusahaan dengan audit fees. Hal yang sama juga dalam penelitian Ghosh (2010) menemukan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan swasta. Dimana perusahaan termasuk kepemilikan institusional sebagin besar sahamnya dimiliki oleh pihak atau lembaga keuangan. Pemilik perusahaan yang merupakan institusi tertentu tentunya memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan investor individual, sehingga investor institusional memiliki pengaruh yang lebih besar daripada investor individual lainnya. Oleh karena itu, perusahaan BUMN kemungkinan membayar audit fees lebih rendah dibandingkan dengan perusahan non-BUMN. Pada tipe kepemilikan institusional akan membayar fee audit lebih untuk mendapatkan kualitas audit yang baik (Abdullah, 2008).


(46)

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) Terhadap Audit fee (Y)

Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai ukuran perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee perusahaan customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X2 (8.819) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arifatun, Program Studi Akutansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2013 dengan judul pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Auditor dan Opini Audit terhadap Audit Fee. Hasil analisis membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Auditor dan Opini Audit memberi pengaruh signifikan terhadap Pemilihan Auditor Dan Audit Fees (p<0.05).

Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan (Rahayu, 2011). Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kompleksitas operasionalnyal, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan


(47)

keuangan. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees).

3. Pengaruh Anak Perusahaan (X3) Terhadap Audit fee (Y)

Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai anak perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee pada perusahaan customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X3 (4.543) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Raymond Immanuel Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2012, dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur di BEI) dan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda membuktikan bahwa anak perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa keberadaan anak perusahaan akan meningkatkan kompleksitas audit yang dilakukan auditor. Menurut Beams (dalam Halim, 2005), apabila perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negri maka transaksi yang dilakukan perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan harus membuat laporan keuangan konsolidasi. Nurlaelah (2008), menyatakan bahwa kompleksitas audit yang dilakukan auditor tersebut juga akan menyebabkan waktu audit yang dibutuhkan auditor lebih lama.


(48)

4. Pengaruh Ukuran KAP (X4) Terhadap Audit fee (Y)

Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai ukuran KAP memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee perusahaan customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini diindikasikan oleh nilai -hitung X4 (5.647) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Raymond Immanuel Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2012, dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur di BEI) dan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda membuktikan bahwa ukuran KAP perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Fees Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi internasional tentu memiliki jam terbang yang lebih tinggi, klien yang lebih banyak, efektifitas dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan kantor akuntan publik lokal. KAP big four dipandang lebih baik dalam memberikan jasa audit laporan keuangan perusahaan dibandingkan KAP non big four. Menurut Francis (2005) menyatakan bahwa KAP big four dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimal keprofessionalan dibandingkan yang diberikan KAP non big four. KAP big four juga akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Namun, hal tersebut sejalan dengan biaya audit yang semakin tinggi yang dikeluarkan perusahaan atas jasa audit tersebut.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data tentang faktor faktor yang mempengaruhi peneapan audit fee pada perusahaan consumer good yang terdaftar di Burssa Efek Indonesia, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Anak Perusahaan dan Ukuran KAP berpengaruh signifikan dan positif secara simultan terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai F-hitung (28.253) > F-tabel (2.52) dan sig-p (0.000) < 0.05.

2. Tipe Kepemilikan Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai t -hitung X1 (2.589) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.012) <0.05.

3. Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai hitung X2 (8.819) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.

4. Anak Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai hitung X3 (4.543) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.

5. Ukuran KAP berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X4 (5.647) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.


(50)

6. Besarnya pengaruh variabel bebas (Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan dan Ukuran KAP terhadap Audit fee adalah sebesar 62.4%.

5.2 S a r a n

1. Sebaiknya Bursa Efek Indonesia lebih mempermudah akses bagi setiap peneliti dalam memperoleh informasi keuangan sehingga penelitian tentang perusahaan perusahaan yang ada dalam Bursa Efek Indonesia dapat menerima penelitian lebih lanjut.

2. Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan penelitian sejenis dengan menambah variabel lain sehingga diperoleh hasil penelitian yang dijadikan sebagai referensi pembanding terhadap penelitian terdahulu.


(51)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Tipe Kepemilikan Perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe kepemilikan perusahaan terbagi atas dua yaitu BUMN dan perusahaan swasta. Maka dari itu, tipe kepemilikan perusahaan penelitian ini juga dibagi menjadi dua yaitu BUMN dan perusahaan swasta.Pengertian dari tipe kepemilikan perusahaan sebagai berikut:

• Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ialah perusahaan yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh pemerintah atau sebuah negara. Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat. Karena apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat jndari tingkat harga yang cenderung meningkat.

• Perusahaan swasta adalah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham atau anggota-anggota perusahaan yang tidak menawarkan atau memperdagangkan saham perusahaannya kepada masyarakat umum


(52)

melalui pasar saham, namun saham perusahaan ditawarkan, dimiliki, dan diperdagangkan atau dibursakan secara swasta. Perusahaan yang sebagian besar kepemilikan sahamnya dikuasai oleh pihak asing juga termasuk dalam kategori perusahaan swasta.

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara ialah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum, dan perusahaan jawatan.

2. Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta ialah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh non-pemerintah atausekelompok kecil pemegang saham yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan Pemerintah. Tujuan dibentuknya perusahaan swasta ialah mencari keuntungan seoptimal mungkin dalam mengembangkan usaha dan modalnya serta membka lapangan kerja.Jenis perusahaan swasta ada tiga, yaitu:

1) Perusahaan swasta nasional, ialah suatu perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak swasta dalam negeri.


(53)

2) Perusahaan swasta asing, ialah suatu perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak swasta asing atau luar negeri.

3) Perusahaan swasta campuran, ialah perusahaan yang modal usahanya berasal dari kerjasama antar pengusaha nasional dan pengusaha luar negeri.

Modal diperoleh dari warga negara Indonesia dan perusahaan didirikan di Indonesia. BUMS biasanya berbentuk perusahaan perseorangan, firma, persekutuan komanditer, atau perseroan terbatas.

2.1.2 Ukuran Perusahaan

Client size adalah faktor penentu yang paling penting dalam menentukan fee audit. Model inilah kemudian yang dijadikan acuan untuk melihat fenomena di seputar penawaran jasa audit. Penentuan ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Nadia Rizki Nugrahani, 2013). Besar kecilnya suatu perusahaan juga berdampak terhadap struktur pendanaan perusahaan. Perusahaan besar cenderung memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata-rata-rata total aktiva. Semakin besar ukuran perusahaan yang dinilai dari total asset perusahaan maka meningkatkan kompleksitas audit yang dilakukan auditor atas laporan keuangan tersebut. Hal tersebut akan dibebankan ke perusahaan sebagai salah satu syarat kerja auditor (Raymond, 2014).


(54)

Auditor yang melakukan pekerjaan audit pada perusahaan besar membutuhkan waktu dan jumlah tim audit yang lebih banyak dibandingkan dengan mengaudit perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki transaksi yang lebih banyak. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan mengindikasikan total aset yang dimilikinya sehingga akan berdampak pada meningkatnya fee audit yang dibebankan kepada perusahaan (Marcella, 2015).

Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda:

1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.

2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.

3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan returnmembuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Agnes Sawir, 2008 : 101).

2.1.3 Anak Perusahaan

Anak perusahaan (subsidiary), dalam urusan bisnis adalah sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang lebih tinggi. Selain itu, anak perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain, karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau induk perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula anak perusahaan sebagai lini induk perusahaan. Hal ini membuat kompleksitas dalam audit yang dilakukan oleh auditor eksternal semakin tinggi dan biaya yang dikeluarkan perusahaan kemungkinan semakin besar. Perusahaan induk dan anak perusahaan tidak selalu harus beroperasi di lokasi yang sama. Perusahaan induk dan anak


(55)

ialah entitas yang terpisah, bukan tidak mungkin salah satu terkena permasalahan hukum sedangkan yang satunya lagi tidak.

Perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka transaksi yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan harus melakukan laporan konsolidasi. Hal ini dikarenakan kompleksitas pelaporan keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi audit fee. Semakin kompleks perusahaan maka semakin sulit proses audit yang dilakukan oleh auditor, dan proses audit juga akan memakan waktu lebih lama (Lauren, 2015).

2.1.4 Ukuran Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan yang diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU Nomor 5 tahun 2011 sebagai tempat bagi akuntan publik dalam memberikan jasa. Menurut Mulyadi (2002 : 52), kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Kantor akuntan publik menyediakan berbagai jasa bagi masyarakat berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik.

Bidang jasa yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) meliputi: 1. Jasa assurance ialah jasa profesional indepen meningkatkanmutu

informasi bagi pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan.

2. Jasa atestasi ialah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria telah ditetapkan. 3. Jasa nonassurance ialah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang

didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan (Mulyadi, 2002:5).


(56)

“Kantor akuntan publik dapat berbentuk usaha sendiri dengan menggunakan nama Akuntan Publik yang bersangkutan, dan dapat pula dalam bentuk usaha kerjasama yaitu beberapa Akuntan Publik bergabung dalam satu KAP. Bentuk hukum suatu kantor akuntan publik dapat berupa perusahaan perseorangan atau persekutuan” (Siti et al, 2010 : 26).Dalam hal pemberian jasa audit atas laporan keuangan, Kantor Akuntan Publik (KAP) hanya dapat memberikan pelayanan paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dalam satu perusahaan.

Persyaratan untuk membuka Kantor Akuntan Publik menurut Siti et al (2010 : 26) ialah:

1. Akuntansi berdomisili di Indonesia

2. Memiliki Register Akuntan (UU No. 34 Tahun 1954) 3. Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik

Materi USAP :

a. Auditing dan Jasa Profesional akuntan publiki lain b. Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan

c. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan d. Sistem Informasi Akuntansi

e. Perpajakan dan Hukum Komersial

4.Memiliki pengalaman kerja menjadi auditor pada kantor akuntan publik atau BPKP paling sedikit selama 3 Tahun atau 3000 jam.

Menurut Sanyoto (2007 : 55 ), The Big Four adalah international

accountancy firms (terutama dalam jasa audits for publicly traded corporations) adalah:

1) Deloitte Touche Tohmatsu (semulaDeloitte & Touche, merger dari Touche Ross and Deloitte Haskins & Sells)

2) Ernst & Young (merger Ernst & Whinney dan Arthur Young) 3) KPMG (merger Peat Marwick International dan KMG group)

4) PricewaterhouseCoopers (mergerPrice Waterhouse dan Coopers &Lybrand).


(57)

Yang termasuk kantor akuntan publik the big four di Indonesia ialah:

1. KAP Purwanto, Suherman, dan Surja yangberafiliasi dengan Ernst and Young (E & Y).

2. KAP Tanudiredja, Wibisana, dan rekan yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers (PwC).

3. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Thomatsu (DTT).

4. KAP Sidartha dan Widjaja yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), (Direktori IAI, 2006).

2.1.5 Audit Fee

Audit fee ialah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian dan lain-lain.Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan terdahulu atau dianjurkan oleh auditor atau akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan atau kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis danstandar operasional yang berlaku.

Dalam bagian Lampiran Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit dijelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa professional yang diberikannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan


(58)

publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar professional akuntan publik yang berlaku (Esti et al, 2003).

Besarnya fee anggota kantor akuntan publik menurut Siti et al (2010 : 55) dapat bervariasi tergantung pada :

• Risiko penugasan

• Kompleksitas jasa yang diberikan

• Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasatersebut

• Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

Anggota kantor akuntan publik tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.Ketentuan ini membantu para akuntan publik mempertahankan objektivitas dalam melaksanakan audit atau memberikan jasa perpajakan atau manajemen.

Menurut Mulyadi(2002 : 64), fee kontinjen ialah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan. Kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan audit fee menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:


(59)

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No. Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Deviana Dewi

Prastuti (2013) Analisis Pengaruh Struktur Governance dan Internal Control Terhadap Fee Audit Eksternal Variabel Dependen: Audit Fee Variabel Independen: Struktur Governance dan Internal Control Langkah-langkah audit internal, tata kelola perusahaan dan konsentrasi kepemilikan semua berpengaruh positif signifikan terhadap audit fee.

2. Husnul Khotimah (2014) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor dan Internal Audit Terhadap Audit Fees Variabel Dependen: Audit Fee Variabel Independen: Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor dan Internal Auditor Internal auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit fee. Sebaliknya, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba dan tipe auditor berpengaruh signifikan terhadap audit fee.

3. Raymond Immanuel (2014) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees Variabel Dependen: Audit Fee Variabel Independen: Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran KAP dan Manajemen Laba Tipe kepemilikan perusahaan dan manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap audit fee. Sebaliknya, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit fee.


(60)

4. Lauren (2005) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fee Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: Audit Fee Variabel Independen:

Internal Audit, Tipe Kepemilikan

Perusahaan, Ukuran

Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran KAP dan Manajemen Laba

Internal Audit, Tipe Kepemilikan

Perusahaan, Ukuran

Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran KAP dan Manajemen Laba berpengaruh signifikan terhadap audit fee.

2.3 Kerangka Konseptual

Dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Variabel Independen (X)

H1

Variabel Dependen (Y)

H2 H3 H4 H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)

Ukuran Perusahaan (X2)

Anak Perusahaan (X3)

Ukuran KAP (X4)


(61)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cenderung menggunakan auditor lokal (non Big Four) atau auditor berkualitas rendah, karena dapat meningkatkan modal melalui koneksi ini tanpa mengurangi asimetri informasi dengan laporan keuangan yang kredibel. Perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham (swasta) akan meningkatkan kompleksitas dalam melakukan audit dibandingkan perusahaan yang kepemilikannya

Ukuran perusahaan yang besar dengan jumlah asset yang tinggi akan membuat proses audit yang dilakukan auditor eksternal akan semakin rumit. Hal tersebut akan dibebankan ke perusahaan sebagai salah satu syarat kerjanya.

Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka transaksi yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan harus melakukan laporan konsolidasi. Hal ini dikarenakan kompleksitas pelaporan keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi audit fees. Semakin kompleks perusahaan maka semakin sulit proses audit yang dilakukan oleh auditor, dan proses audit juga akan memakan waktu lebih lama.

Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi internasional tentu memiliki jam terbang yang lebih tinggi, klien yang lebih banyak dan efisiensi serta efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan publik dalam negeri. Semakin besar reputasi KAP yang digunakan untuk mengaudit laporan keuagan perusahaan maka tarif yang dikenakan juga akan semakin besar, bila dibandingkan dengan KAP yang reputasinya lebih rendah (lokal).


(62)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pernyataan. Berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah dijelaskan, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tipe kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap audit fee 2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee

3. Anak perusahaan berpengaruh terhadap audit fee 4. Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit fee


(63)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mencatat dan menghasilkan laporan, yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan ialah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. “Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan akrual, artinya setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan akan dicatat pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan” (Sukrisno Agoes, 2016 : 26).Laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) baik pihak didalam perusahaan maupun diluar perusahaan. Para stakeholders atau pemangku kepentingan tersebut tentu menghendaki diadakan pegawasan terhadap perusahaan agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipercaya dan membantu untuk pengambilan keputusan.

“Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (klien) memiliki tujuan, yaitu untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen” (Siti et al, 2010 : 94).Sebagai pihak yang memiliki akses informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan, manajer memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan yang menggambarkan


(64)

kinerja keuangan yang sebenarnya. Manajer memiliki informasi menyeluruh terhadap kinerja perusahaan yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan dilaporkan kepada pemilik perusahaan.Pemilik perusahaan dengan manajer perusahaan memiliki hubungan yang disebut dengan hubungan agency yang meliputi pelimpahan wewenang dari pemilik kepada manajer perusahaan untuk mengelola perusahaan. Teori keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (principal) oleh karena itu, muncul konflik kepentingan didalam diri agent (manajer) dalam melakukan tanggung jawabnya.

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat memberi informasi yang relevant dan reliable maka dilakukan kegiatan audit. Kegiatan audit dilakukan oleh auditor eksternal untuk meminimalisasikan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, dan praktik manajemen laba. Agar penilaian audit terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen dilakukan secara bebas dan tidak memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

“Akuntan publik dapat mengaudit laporan keuangan, memberikan keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan itu telah bebas dari salah saji yang material, atau tidak memberikan keyakinan tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material dalam bentuk laporan keuangan yang belum di audit” (Boynton et al, 2003:432).

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik


(65)

dalam memberikan jasanya. Dalam melakukan praktik akuntan publik dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kualitas audit biasanya dikaitkan dengan ukuran auditor, yaitu big four dan non big four. Auditor big four dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non big four. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang go public memilih untuk menggunakan auditor yang berasal dari KAP big four untuk menghasilkan laporan keuangan dan kinerja audit yang lebih baik. Biaya yang dikeluarkan untuk memperkerjakan auditor independen ini disebut dengan audit fee.

Audit fee merupakan biaya yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit. Audit fee yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mempekerjakan seorang auditor diharapkan mampu meningkatkan pengawasan manajemen, kualitas laporan keuangan perusahaan dan independensi manajemen. Untuk mengurangi biaya operasi perusahaan, banyak perusahaan yang menggunakan KAP big four. Perusahaan ingin menekan biaya operasi sekecil mungkin maka perusahaan lebih memilih menggunakan KAP big four dibandingkan non big four.

Tipe kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ialah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara. Perusahaan swasta ialah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan dari Pemerintah. Tipe kepemilikan perusahaan juga menjadi salah satu faktor untuk menentukan besaran


(66)

audit fee yang dikeluarkan untuk mempekerjakan seorang auditor. Biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah dibandingkan dengan biaya audit yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan klien yang sedang diaudit oleh auditor atau KAP (kantor akuntan publik). Ukuran perusahaan sangat menentukan lamanya proses audit yang pada akhirnya berdampak pada besarnya biaya audit. Penentuan besaran audit fee yang dikeluarkan perusahaan atas jasa yang diberikan auditor, dilakukan melalui proses negosiasi antara auditor dengan perusahaan. Negosiasi tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Salah satu pertimbangan dalam penentuan besaran audit fee yaitu ukuran perusahaan.

Anak perusahaan ialah sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang lebih tinggi (induk perusahaan). Anak perusahaan tidak selalu harus beroperasi dilokasi yang sama atau mengoperasikan bisnis yang sama dengan induk perusahan. Semakin besar perusahaan tersebut, maka semakin besar juga anak perusahaan yang tersebar. Hal ini dikarenakan perusahaan pusat mengalami perkembangan postitif yang signifikan, maka perusahaan pusat akan mengembangkan juga anak perusahaannya agar terjadi kontinuitas yang positif dari atas hingga ke bawah.


(67)

Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Husnul Khotimah (2014) mengenai pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees (studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013). Persamaan dengan penelitian Husnul Khotimah (2014) yaitu penggunaan variabel ukuran perusahaan.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Husnul Khotimah (2014), yaitu penggunaan variabel tipe kepemilikan perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP. Penelitian ini akan menggunakan perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014 sebagai objek penelitian.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penetapan Audit Fee Pada Perusahaan Consumer Good Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tipe kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap audit fees?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees?


(68)

4. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap audit fees?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan dan ukuran KAP baik secara simultan maupun secara parsial terhadap audit fee yang terdaftar pada perusahaan consumer good di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian antara lain untuk:

1. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai faktor-faktor apa saja (tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan dan ukuran KAP) yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan audit fee.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada pihak perusahaan untuk penentuan besarnya audit fee terhadap jasa-jasa audit. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan dasar

pengembangan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.


(69)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhtipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP terhadap audit fee. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit fee, sedangkan variabel independennya meliputi tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP.

Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Husnul Khotimah (2014). Penelitian ini dimodifikasi dengan menambahkan beberapa variabel independen lainnya dan menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 22 perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian data,tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit fee secara simultan. Secara parsial tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit fee.

Kata kunci : tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, ukuran KAP, dan audit fee.


(70)

ABSTRACT

This research purpose to identify and analyze the affect of type of ownwership, firm size, subsidiary, and KAP size on audit fee. The dependent variable in this research is audit fee, while independent variables are type of ownwership, firm size, subsidiary, and KAP size.

This study is a modification of Husnul Khotimah (2014). This study is modified by adding several other independent variables and uses secondary data from annual reports of consumer goods companies which listed on Bursa Efek Indonesia (BEI) in 2012-2014. This study uses purposive sampling method, in which the number of samples obtained 22 companies.

Based on the results of data, type of ownership, firm size, subsidiary, and KAP size affect audit fee as simultan. As partial type of ownership, firm size, subsidiary and KAP size affect Audit Fee.


(71)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN AUDIT FEE PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

ARIYATI CHAIRUNNISA 120503319

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(72)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhtipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP terhadap audit fee. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit fee, sedangkan variabel independennya meliputi tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP.

Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Husnul Khotimah (2014). Penelitian ini dimodifikasi dengan menambahkan beberapa variabel independen lainnya dan menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 22 perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian data,tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit fee secara simultan. Secara parsial tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit fee.

Kata kunci : tipe kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, anak perusahaan, ukuran KAP, dan audit fee.


(73)

ABSTRACT

This research purpose to identify and analyze the affect of type of ownwership, firm size, subsidiary, and KAP size on audit fee. The dependent variable in this research is audit fee, while independent variables are type of ownwership, firm size, subsidiary, and KAP size.

This study is a modification of Husnul Khotimah (2014). This study is modified by adding several other independent variables and uses secondary data from annual reports of consumer goods companies which listed on Bursa Efek Indonesia (BEI) in 2012-2014. This study uses purposive sampling method, in which the number of samples obtained 22 companies.

Based on the results of data, type of ownership, firm size, subsidiary, and KAP size affect audit fee as simultan. As partial type of ownership, firm size, subsidiary and KAP size affect Audit Fee.


(1)

Akhir kata dengan segala keterbukaan, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil skripsi ini dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya akuntansi dan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 22 September 2016


(2)

vi DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1. Tipe Kepemilikan Perusahaan ... 7

2.1.2. Ukuran Perusahaan ... 9

2.1.3. Anak Perusahaan ... 10

2.1.4. Ukuran Kantor Akuntan Publik ... 11

2.1.5. Audit Fee ... 13

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14

2.3. Kerangka Konseptual ... 16

2.4. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 19

3.2. Lokasi Penelitian ... 19

3.3.Batasan Operasional ... 19

3.4. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran ... 20

3.4.1. Variabel Dependen ... 20

3.4.2. Variabel Independen ... 21

3.5. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 24

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 26


(3)

3.8. Teknik Analisis Data ... 27

3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif... ... 27

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 27

3.8.3. Uji Hipotesis... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 35

4.1.1. Deskriptif Penelitian ... 35

4.2. Hasil Pengujian dan Analisis Data ... 37

4.2.1. Hasil Uji Normalitas ... 38

4.2.2. Hasil Uji Multikolinieritas ... 41

4.2.3. Hasil Uji Autokolerasi ... 42

4.2.4 Hasil Uji Heteroskedasitas ... 42

4.3. Hasil Uji Hipotesis ... 44

4.3.1. Hasil Uji Determinasi R ... 44

4.3.2. Hasil Uji F Simultan ... 45

4.3.3. Hasil Uji-t Secara Parsial ... 46

4.3.4.Persamaan Regresi ... 49

4.4. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 54

5.2. Saran ... 55


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 23

Tabel 3.2. Kriteria Pemilihan Sampel ... 25

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif ... 35

Tabel 4.2. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 39

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinieritas ... 41

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 42

Tabel 4.5. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 43

Tabel 4.6. Hasil Uji Determinasi R ... 45

Tabel 4.7. Hasil Uji F Secara Simultan ... 46


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 16

Gambar 4.1. Grafik Normal Probability Plot ... 39

Gambar 4.2. Grafik PP Normalitas Data Penelitian ... 40


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pemilihan Populasi Sebagai Sampel ... 59

Lampiran 2 Daftar Nama Sampel Penelitian ... 61

Lampiran 3 Data Penelitian ... 62