Pengaruh Pengetahuan Dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Wirausaha Pada PT. Multazam Wisata Agung Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Kewirausahaan
Popularitas dari kewirausahaan didasarkan pada visi heroic yang

dikemukakan oleh Joseph A. Scumpeter
“Kewirausahaan adalah perubahan struktur dalam bidang ekonomi. Inovasi
wirausahaan dilakukan dengan kombinasi baru, bukan hanya hanya peran dari
penemu sejati, karena wirausahawan mengadopsi penemuan yang didapat oleh
orang lain, bukan hanya para pemilik modal karena kepercayaan pada pejabat
bank atau investasi modal” (Casson, 2012: 8).
Kewirausahaan tidak identik dengan watak/ciri wirausahaan semata,
karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seseorang wirausahaan.
Kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam
dunia usaha (business). Banyak literatur mengungkapkan bahwa esensi dari
kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing (Setiawan, 2012: 132).

Suryana (dalam Setiawan, 2012: 132) mengatakan kewirausahaan
(entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi fungsi, aktivitas
dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan
organisasi usaha.
Setiawan (2012: 133-134) mengatakan ada beberapa hakekat mengenai
kewirausahaan yang dikemukakan oleh banyak pakar dengan sudut pandang yang
berbeda-beda:

6
Universitas Sumatera Utara

1. Ahmad Sanusi mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga, pengerak,
tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
2. Soeharto Prawiro mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang
dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha
3. Drucker mengatakan kewirausahaan adalah kemampun untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda
4. Zimmerer mengatakan kewirausahaan adalh proses penerapan kreatifitas

dan keinovasiaan dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha
Berdasarkan pendapat para pakar di atas maka kesimpulan yaitu
kewirausahaan adalah usaha menenangkan kompetisi dengan meningkatkan
keungulan dari hasil pencipta nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda.
Drucker (dalam Suryana, 2011: 2) mengatakan inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui
pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Banyak orang
baik pengusaha maupun tidak pengusaha, meraih sukses karena memiliki
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kewirausahaan merupakan kemampuan
dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya
dengan cara-cara baru dan berbeda.
Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya
tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk
berinisiatif, yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga
tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan (Suryana, 2011: 3).
7
Universitas Sumatera Utara


Kewirausahaan dapat juga diartikan keberanian menghadapi risiko dimasa
yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang serta mendapatkan keuntungan
dengan menggunakan secara optimal. Seorang wirausaha merupakan orang yang
berani untuk menghadapi masa depan adalah dengan memperbesar inovasi yang
dia lakukan (Munandar, 2009: 5).
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang-orang yang memiliki jiwa,
sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri:
1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, displin, bertanggung jawab,
2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak,
dan aktif,
3. Memiliki motif berprestasi indikatornya terdiri dari orientasi pada hasil dan
wawasan ke depan,
4. Memiliki jiwa kepemimpinan indikatornya adalah berani tampil beda, dapat
dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan
5. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2011: 3).
Manfaat wirausaha sebagai berikut.
1.
2.

3.
4.
5.

Mengurangi jumlah pengangguran
Berusaha berarti membuka lapangan kerja baru
Penggerak pembangunan (produk, distribusi, pemasaran barang dan jasa)
Menjadi contoh bagi orang lain
Mendidik karyawan agar bias berubah secara mandiri, jujur dan tekun
(krisdiyanti, 2010: 56).
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat di pengaruhi oleh

berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Berpengaruh adalah kemampuan,
kemauan, dan kelemahan, sedangkan faktor dari eksternal diri perilaku adalah
kesempatan atau peluang.

8
Universitas Sumatera Utara

Menurut Suryana (2011: 30-37) ciri-ciri umum kewirausahaan yaitu antara lain.

1. Memiliki motif berprestasi tinggi, seorang wirausaha selalu berprinsip
bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan
nilai maksimal
2. Memiliki prespektif ke depan, arah pandangan seorang wirausaha juga
harus berorientasi ke masa depan
3. Memiliki kreativitas tinggi, seorang wirausaha umumnya memiliki daya
kreasi dan inovasi yang lebih dan nonwirausaha
4. Memiliki sifat inovasi tinggi, seorang wirausaha harus segera
menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan
bisnisnya
5. Memiliki komitmen pekerjaan, seorang wirausaha harus menancapkan
komitmen yang kuat dalam pekerjaanya karena jika tidak akan berakibat
fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya
6. Memiliki tanggung jawab, indicator orang bertanggung jawab yaitu
berdisplin, penuh kemitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi
tinggi, dan konsisten
7. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain, orang
yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain
namun justru mengoptimalkan segala upaya dan daya yang dimilikinya
sendiri

8. Memiliki keberanian mengambil resiko, seorang wirausaha harus berani
mengambil resiko
9. Selalu mencari peluang, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu
dalam prespektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu
10. Memiliki jiwa kepemimpinan, untuk mampu menggunakan waktu dan
tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan bisnisnya, seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk
mengembangkan orang-orang disekililingnya.
11. Memiliki kemampuan manajerial
12. Memiliki kemampuan personal, seorang wirausaha harus memperkaya diri
dengan keterampilan personal.
Casson (dalam Setiawan, 2012: 136-137) mengatakan tentang beberapa
kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
ditekuninya
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan prespektif serta tidak
mengandalkan pada sukses di masa lalu
3.

Pratical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya

pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan dan pemasaran
9
Universitas Sumatera Utara

4. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi dan
berimajinasi
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan
6. Computation, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi
keadaan yang akan dating
7. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul,
dan berhubungan dengan orang lain

2.2.

Pengetahuan Kewirausahaan
Pengertian pengetahuan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah segala

sesuatu yang diketahui. Wirausahawan secara umum adalah orang-orang yang
mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang
ada, ide adalah hal yang utama.

Sebelum memulai berwirausaha maka seseorang perlu mengetahui atau
menambah pemahamannya tentang berwirausaha, agar dalam pelaksanaannya
seseorang tidak salah dalam membuat keputusan.
Pendidikan

kewirausahaan

merupakan

suatu

disiplin

ilmu

yang

mempelajari nilai, kemampuan danperilaku dalam menghadai berbagai tantangan
hidup. Menurut Suryana (2010), kewirausahaan diajarkan sebagi suatu disiplin
ilmu karena kewirausahaan memiliki badan pengetahuan yang utuh dan nyata,

memiliki dua konsep yaitu posisi memulai suatu usaha (venture start-up) dan
perkembangan usaha (venture growth) serta memiliki objek tersendiri yaitu
kemampuan menciptakan sesuatu.
Pengetahuan kewirausahaan, juga memiliki peran yang sangat penting
kegiatan

kewirausahaan.

Menurut

Hisrich

dkk

(2008),

pengetahuan

kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat
didalam diri individu. Terdapat beberapa bentuk pengetahuan yang harus dimiliki


10
Universitas Sumatera Utara

oleh seorang wirausahawan (Suryana, 2010), yaitu : pengetahuan mengenai usaha
yang akan dirintis dan pengetahuan akan lingkungan usaha di sekitarnya yang
akan mempengaruhi kegiatan wirausaha; pengetahuan tentang peran dan tanggung
jawab; pengetahuan tentang kepribadian dan tanggung jawab; dan pengetahuan
yang terakhir adalah pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Dengan demikian maka pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu
yang diketahui seseorang tentang berwirausaha. Setiap orang pasti punya pikiran,
tapi hanya sedikit yang punya ide, sehingga dalam berwirausaha diperlukan
pengetahuan sehingga ide-ide/gagasan

yang kreatif dan inovatif dapat

memunculkan bentuk-bentuk wirausaha yang terus aktual dan memiliki trend
dalam kebutuhan konsumen.

2.3.


Keterampilan kewirausahaan
Seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan khusus terkait dengan

bisnis yang akan dijalankan. Tanpa mengetahui seluk-beluk produk atau dinamika
market tertentu, seorang wirausaha menempatkan dirinya pada kegagalan.
Kurangnya pengetahuan akan membuat keputusan yang buruk dan belajar dari
kesalahan yang mahal bukanlah hal yang mudah bagi seorang wirausaha. Ketika
seorang wirausaha men-set bisnis, hanya ada satu peluang yang sempit – satu atau
paling banyak dua tahun – dimana seorang wirausaha harus sukses sebelum
dirinya kehabisan sumber atau energi. Terlepas dari pengetahuan khusus, seorang
wirausaha juga harus memahami dasar area dan perdagangan bisnisnya dengan
cepat, mulai dari akun dan administrasi sampai marketing dan produksi.

11
Universitas Sumatera Utara

Lupiyoadi, (2006:20) menegaskan bahwa entrepreneurial mindset akan
mempengaruhi keberhasilan wirausaha, setidaknya ada tiga keunggulan dari
entrepreneurial mindset, salah satunya suatu kesuksesan wirausaha disebabkan
orientasi pada tindakan (action-oriented) yang berada dalam kerangka berpikir
wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam
situasi yang tidak menentu.
Menurut Mondy (2008: 12), efektifitas manajer perusahaan tergantung
pada keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar manajemen tersebut
meliputi:
1. Technical skill, yaitu ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan tugastugas khusus, seperti sekretaris, akuntan-auditor, dan ahli gambar.
2. Human relation skill, yaitu ketrampilan untuk memahami, mengerti,
berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.
3. Conceptual skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir abstrak, untuk
mendiagnosis dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihatsituasi
luar. Ketrampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar
baru dan menghadapi tantangan.
4. Desicion making skill, yaitu ketrampilan untuk merumuskan masalah dan
memilih cara bertindak yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.
5. Time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan mengatur
waktu seproduktif mungkin
Untuk menjadi wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki
kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Kompetensi diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung
berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi
pada hasil.

12
Universitas Sumatera Utara

Riyanti (dalam Handriani, 2011: 50.) Entrepreneurial skill berkaitan dengan
kemampuan mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lebih baik. Dengan
demikian seseorang entrepreneur harus tetap berlandaskan pada kemampuannya
menerapkan fungsi-fungsi manajemen agar usaha yang dijalankan dapat berhasil
dengan baik.
Entrepreneurial skill signifikan pengaruhnya terhadap daya saing usaha .
Omrel (dalam Handriani, 2011: 62) mengatakan hal ini memberi indikasi bahwa
para pengusaha di daerah ini belum mulai mengoptimalkan entrepreneurial skill
sebagai seorang yang bias menerapkan fungsi manajemen, percaya kekuatan diri
sendiri dan berani mengambil resiko.
Hasil penelitian Littunen (dalam Handriani, 2011: 62) menunjukkan
bahwa entrepreneurial skill adalah suatu proses belajar, yang pada gilirannya
mempengaruhi karateristik personal dari pengusaha. Gabungan antara sifat bakat
(talent) dan pendidikan atau pelatihan (science) akan membentuk seorang
pimpinan sebagai ahli strategi dan ahli manajer.
Steinhoff dan Burgess (2000: 77) menyebutkan bahwa seorang
wirausahawan harus memiliki beberapa keterampilan berikut ini agar berhasil,
yaitu: (a) memiliki rasa percaya diri untuk bekerja secara independent, kerja keras,
dan memahami risiko sebagai bagian dari upaya meraih sukses; (b) memiliki
kemampuan organisasi, dapat menentukan tujuan, berorientasi hasil, dan memiliki
tanggung jawab terhadap hasilnya, baik maupun buruk; (c) kreatif dan selalu
mencari celah-celah untuk kreatifitasnya; (d) menyukai tantangan dan
mendapatkan kepuasan pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya.

13
Universitas Sumatera Utara

2.4.

Keberhasilan Usaha
Sebelum merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui

faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan
mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan usaha maka calon pengusaha dapat
membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi
hal-hal di luar perencanaan semula..
Sugidarma (2004 : 78) mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha dapat
diukur oleh dengan indikator ketahanan usaha, pertumbuhan tenaga kerja, dan
pertumbuhan penjualan. Ketahanan usaha menunjukkan berapa lama suatu usaha
bisa bertahan (survival) sebagai salah satu faktor ukuran kesuksesan usaha.
Ketahanan usaha diukur dengan indikator usia usaha sejak tahun berdiri hingga
tahun saat ini.
Menurut Suranti (2006:46), untuk mencapai keberhasilan usaha dapat
dipakai suatu pendekatan yaitu meliputi pencapaian tujuan, pendekatan sistem,
pendekatan konstituensi strategis, dan pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan
pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai
sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan
yang merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi. Pendekatan
sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha
dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang kondusif.
Menurut Lupiyoadi (2006 : 134)

ada 2 faktor yang dipenuhi untuk

mencapai keberhasilan usaha, yaitu :

14
Universitas Sumatera Utara

a. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha
Ada beberapa pendukung keberhasilan usaha, di antaranya :
1) Faktor manusia
2) Faktor keuangan
3) Faktor organisasi
4) Faktor mengatur usaha
5) Faktor pemasaran
b. Langkah-Langkah untuk Menjadi Usahawan yang Sukses di antaranya :
1) Ada visi dan tujuan yang jelas.
2) Bersedia untuk mengambil risiko uang dan waktu.
3) Terencana dan terorganisir.
4) Kerja keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
5) Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan,
pemasok, dan lainnya.
6) Hal-hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan.
2.5. Hubungan antara Pengetahuan Dan Keterampilan Wirausahawan
dengan Keberhasilan Usaha
Hofer dan Sandberg (2003) mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor
yang berpengaruh terhadap kinerja usaha terutama untuk usaha baru. Sesuai
dengan tingkat pengaruhnya, faktor-faktor tersebut adalah struktur industri,
strategi bisnis, dan keterampilan wirausaha.
Terdapat empat faktor pengetahuan dan keterampilan wirausaha yang
berpengaruh terhadap kesuksesan usaha, yaitu:
a. mampu mengidentifikasi kesempatan bisnis potensial
b. memiliki sense of urgency yang membuat mereka beroreintasi pada
tindakan

15
Universitas Sumatera Utara

c. mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang
diperlukan untuk sukses dalam industri dan stamina fisik yang
diperlukan untuk pekerjaannya
d. mampu mencari bantuan dari pihak luar.
Steinhoff & Burgess (2000: 76) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah memiliki visi dan tujuan
bisnis, berani mengambil risiko dan uang, mampu menyusun perencanaan usaha,
mengorganisir sumber daya, dan implementasinya, sanggup bekerja keras, mampu
membangun hubungan dengan pelanggan, tenaga kerja, pemasok, dan sebagainya,
dan memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan.
Sedangkan menurut Harefa (2007) keberhasilan usaha dipengaruhi oleh
karakteristik wirausahawan yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.
Kecakapan pribadi menyangkut soal bagaimana wirausahawan mengelola diri
sendiri. Tiga unsur yang terpenting untuk menilai kecakapan pribadi seorang
wirausahawan, yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecakapan
social menyangkut soal bagaimana wirausahawan menangani suatu hubungan.
Dua unsure kecakapan sosial seseorang adalah empati dan keterampilan sosial.
Dengan kata lain keberhasilan menjadi wirausaha itu berkaitan erat dengan
kecerdasan dan kecakapan emosi seseorang. Untuk menjadi wirausaha sukses
diperlukan kecerdasan intrapersonal (kecakapan pribadi) dan kecerdasan
interpersonal (kecakapan sosial).

16
Universitas Sumatera Utara

2.6.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kewirausahaan
Dalam kegiatan berwirausaha, sudah barang tentu seorang wirausaha akan

menghadapi berbagai faktor yang dapat mendukung, namun juga perlu
memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kegagalannya.
Menurut Suryana (2010), karakteristik sikap dan perilaku yang diperlukan
agar kewirausahaan dapat berhasil adalah sebagai berikut:
1.

Memiliki komitmen yang tinggi dan tekad yang bulat untuk mencurahkan
semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang setengah hati mengakibatkan
besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha;
2. Memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya
yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan
berwirausaha. Keinginan bertanggung jawab ini erat hubungannya dengan
mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan
dalam dirinya;
3. Berambisi untuk selalu mencari peluang, keberhasilan wirausaha selalu
diukur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan
terjadi apabila ada peluang;
4. Tahan terhadap risiko dan ketidakpastian;
5. Percaya diri yang kuat, ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang
kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil;
6. Memiliki kreativitas yang tinggi dan luwes. Salah satu kunci penting
adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekakuan
dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali
membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang
cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi;
7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera. la selalu ingin mengetahui
hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam memperbaiki
kinerjanya, ia selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu
pengetahuan yang telah dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan;
8. Memiliki tingkat energi yang tinggi, wirausaha yang berhasil biasanya
memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-rata orang lainnya,
sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu yang relatif
lama;
9. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa;
10. Berorientasi pada masa yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang,
ia selalu berpandangan jauh ke masa depan yang lebih baik;

17
Universitas Sumatera Utara

11. belajar dari kegagalan, wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. la
selalu memfokuskan kemampuannya pada keberhasilan;
12. Memiliki ketrampilan memimpin orang lain.
Disamping terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam kewirausahaan seperti disebutkan diatas, juga terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi kegagalannya. Kegagalan wirausaha sangat tergantung pada
kemampuan pribadi wirausaha. Menurut Zimmerer (2000), beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha antara lain:
1. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil;
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan;
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan ini akan menghambat operasional
dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar;
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan;
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien;
6. Kurangnya

pengawasan

peralatan.

Kurang

pengawasan

dapat

mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif;
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal;

18
Universitas Sumatera Utara

2.7.

Kerangka Konseptual
Pada dasarnya seorang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan

berwirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapinya,

semakin

besar

pula

kesempatan

untuk

meraih

peluang.

Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan dan
keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang
wirausaha. Pengetahuan dan keahlian berwirausaha itu di antaranya pengetahuan
tentang pasar, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan), pengetahuan tentang
pesaing, baik yang baru masuk maupun yang sudah ada, pengetahuan tentang
pemasok (suplier), pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa
yang dihasilkan,

termasuk

kemampuan

menganalisis

dan

mendiagnosis

pelanggan, mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Hal ini berkaitan
dengan keterampilan kewirausahaan yang telah menjadi suatu tuntutan, sebab
tingkat persaingan tenaga kerja pada saat sekarang ini didasarkan pada tingkatan
pengetahuan dan keterampilan seseorang. Maka dalam hal ini, bekal keterampilan
seseorang harus signifikan dengan kebutuhan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. (Setiawan, 2012)
Faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan
adalah orang orang yang memiliki kompetensi yang dipengaruhi pengetahuan,
keterampilan dan kualitas individual. Yang meliputi sikap, motivasi, dan juga
nilai kepribadian yang diperlukan untuk

mencapai

keberhasilan tersebut

(Suryana 2006:5)

19
Universitas Sumatera Utara

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang kerangka pemikiran
penelitian ini, maka dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini :
Pengetahuan
Kewirausahaan
Keberhasilan
Usaha
Keterampilan
Kewirausahaan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Setiawan, 2012& Lupiyoadi, 2006

2.8. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang sifatnya sementara dan
masih dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ini merupakan dugaan yang masih
dimungkinkan benar atau salah. Berdasarkan rumusan permasalahan dan temuan
diatas sehingga hipotesis alternatif yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu ;
“Pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keberhasilan usaha”

20
Universitas Sumatera Utara

2.9.

Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantum beberapa

hasil penelitian terdahulu, sebagai berikut :
NO
1

NAMA
Rindang
Wiranti
(2013)

JUDUL
Pengembangan Keterampilan
Kewirausahaan
Melalui
Prosmart (Program Sekolah
Mustahik
Entrepreneur
Terpadu)

2

Andi
Wijayanto

Pengaruh
karakteristik
wirausahawan
Terhadap
tingkat keberhasilan usaha

3

Alexander
Ginting
(2011)

Pengaruh
pengetahuan
kewirausahaan,
motif
berprestasi, dan kemandirian
pribadi Terhadap perilaku
kewirausahaan
Pedagang
pada pasar kaget
Kabanjahe

HASIL PENELITIAN
Pelatihan keterampilan ini untuk
mengembangkan keterampilan yang
diberikan oleh peserta, sehingga
mempunyai bekal untuk memperbaiki
kehidupan sosialnya menjadi lebih baik.
Pelatihan keterampilan kwirausahaan ini
masih kurang menanamkan sikap dan
jiwa keberanian, percaya diri dalam
berwirausaha
Hasil analisis regresi linear berganda
terhadap variabel bebas yang meliputi
Kecakapan Pribadi dan Kecakapan
Sosial terhadap variabel Keberhasilan
Usaha diperoleh nilai Fhitung sebesar
16,643. Nilai Fhitung (16,643) lebih
besar dibandingkan dengan nilai
Ftabel (2,59) atau berada dalam daerah
penolakan Ho. Dengan demikian Ha
diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Kecakapan Pribadi
(X1)
dan Kecakapan Sosial (X2) secara
simultan memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel Keberhasilan Usaha.
Variable motif berprestasi dan
kemandirian pribadi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
perilaku
kewirausahaan,
namun
variabel pengetahuan kewirausahaan
berpengaruh tetapi tidak signifikan
terhadap perilaku kewirausahaan
dengan nilai thitung (1,924)0,05) pada warung pasar kaget
Kabanjahe. Hal ini dapat dilihat dari
hasil uji regresi linier berganda secara
simultan (uji-F) dimana Fhitung
(56,286)>Ftabel (2,46) pada α = 5%
dan
tingkat
signifikansinya

21
Universitas Sumatera Utara

4 Lies
Indriyatni
(2013)

5 Edward
McMullan

0,000ttabel (2,02)
dengan nilai signifikansi 0,000