Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap Tegangan Tembus dan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Komersil Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Umum
Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam
kegiatan penelitian agar penelitan agar pengetahuan yang akan dicapai dari suatu
penelitian dapat memenuhi nilai-nilai ilmiah. Dengan demikian penyusunan
metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian ini mencakup
beberapa hal yang masing-masing tujuannya untuk menentukan keberhasilan
pelaksanaan penelitian guna menjawab permasalahan disampaikan dalam
penelitian, langkah-langkah yang telah ditetapkan adalah penetapan tempat dan
waktu penelitian, penetapan alat dan bahan, penetapan prosedur percobaan, dan
membuat flowchart pengujian.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh viskositas terhadap tegangan
tembus dan arus bocor minyak isolasi maka, dilakukan pengukuran viskositas
dilakukan di Laboratorium farmasi fisik dan pengukuran tegangan tembus minyak
isolasi sebagai fungsi berbagai tingakatan viskositas yang dilakukan di
Laboratrium Teknik Tegangan Tinggi USU.
Sebagai sampel yang diambil adalah minyak isolasi Idimitsu, Nynas, Shell
Diala B, dan Isovoltine-II. Cara yang dilakukan dalam pegujian tegangan tembus

dan arus bocor minyak isolasi sebagai fungsi tingkatan viskositas ini adalah
sesuai dengan metode pengukuran yang dilakukan pada standart ASTM.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 juni 2017 sampai 26 Juli 2017 .
Tempat pelaksanaan penelitian di Laboratorium Farmasi Fisik dan Laboratorium
Teknik Tegangan Tinggi Universitas Sumatera Utara.

19

Universitas Sumatera Utara

Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Satu unit Thermometer Raksa
Thermometer Raksa digunakan untuk mengukur suhu minyak trafo
dengan range 0°C s/d 100°C. Gambar 3.1 menunjukkan

satu


unit

thermoeter raksa yang digunakan dalam pengukuran.

Gambar 3.1 Thermometer Raksa

2. Hotplate (1 unit)
Hotplate and magnetic stirrer ,Merk : fisons ; Speed : 25 –1500
rpm. 30x30cm; Temp. range : 25 – 250 ºC; Stirring Vol. Max :
2000 ml; Over-all Dimension : 120 x 160 x 100 mm. Hotplate
digunakan untuk memanaskan minyak isolasi. Gambar 3.2
menunjukkan

satu

unit

hotplate


yang

digunakan

dalam

pengukuran.

Gambar 3.2 Hotplate and magnetic stirrer
29

Universitas Sumatera Utara

3. Viskosimeter Brookfield (1 unit)
Viskositas meter Brookfield digunakan untuk mengukur viskositas
dinamis dari minyak yang akan diuji . Gambar 3.3 menunjukkan satu
unit viskositas meter brookfield yang digunakan dalam pengujian.

Gambar 3.3 viskositas meter Brookfield


4. Piknometer (1 unit)
Piknometer digunakan untuk mengukur densitas dari sampel minyak
isolasi yang diuji. Gambar 3.4 menunjukkan satu unit piknometer yang
digunakan dalam pengukuran.

Gambar 3.4 Piknometer

21

Universitas Sumatera Utara

5. Neraca Elektrik (1 unit)
Neraca elektrik digunakan untuk mengukur massa dari sampel minyak
isolasi yang diuji dalam pengukuran densitas sampel tersebut. Gambar
3.5 menunjukkan satu unit piknometer yang digunakan dalam
pengukuran.

Gambar 3.5 Neraca elektrik
6. Satu unit trafo uji
Trafo uji ini memiliki spesifikasi 220/50.000 Volt; 50Hz; 5kVA

dengan model ET-51D. Gambar 3.6 menunjukkan satu unit trafo uji yang
digunakan dalam pengukuran.

Gambar 3.6 Trafo uji
22

Universitas Sumatera Utara

7.

Elektroda standar VDE 0370 (1 unit)
Elektroda pengukuran terbuat dari bahan nikel dan permukaannya

sangat halus. Elektroda standar berbentuk bola-bola dengan diameter 12,5
mm dan panjang sela 2,5 mm. Elektroda standar ini dimasukkan kedalam
bejana yang terbuat dari bahan kaca transparan. Gambar 3.7 menunjukkan
bejana uji dan elektroda standar yang digunakan dalam pengukuran
tegangan tembus.

Gambar 3.7 Bejana uji dan elektroda standar untuk

pengukuran tegangan tembus
8.

Bejana Uji
Bejana uji terbuat dari kaca transparan dan volume minyak

pada bejana mampu membenamkan spesimen uji. Gambar 3.8 bejana
uji sebagai bejana pengukuran arus bocor.
Peletakan

Elektroda plat

Keluaran

Gambar 3.8 Bejana uji untuk pengukuran arus bocor

23

Universitas Sumatera Utara


9. Sepasang plat sejajar
Berdasarkan Standard ASTM D149 elektroda yang digunakan
berbentuk pelat - pelat lingkaran yang berdiameter 25 mm seperti
Gambar 3.9a dan berdiameter 75 mm seperti pada Gambar 3.9b

.
(a)

(b)

Gambar 3.9 Elektroda pengujian
10. Kabel
Kabel digunakan untuk sebagai penghantar antara trafo uji
dengan tahanan dan bejana uji.
11.

Satu unit Voltmeter Digital
Merk Sanwa CD800a; measuring range ACV 4/40/400/600V,

best accuracy ACV (1,6%+9); resolution ACV 0,001 V. Gambar 3.8

Voltmeter yang digunakan dlam pengukuran tegangan tembus dan
arus bocor.

Gambar 3.10 Votlmeter Digital
24

Universitas Sumatera Utara

12.

Tahanan Pengukuran
Tahanan pengukuran yang digunakan pada percobaan ini adalah
tahanan denga spesifikasi; 60 watt ; 10 MΩ. Gambar 3.11
menunjukkan oven listrik yang digunakan dalam pengukuran ini.

Gambar 3.11 Tahanan
13.

Minyak Isolasi
Minyak isolasi yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu Dielektra,


Nynas, Idemitsu, Isovoltine II, Diala B, dan Electrol. Minyak isolasi yang
dibutuhkan sebanyak 5 Liter untuk setiap masing-masing minyak isolasi.

Rangkaian Pengukuran
Rangkaian pengukuran tegangan tembus
Adapun rangkaian pengukuran pada penelitian skripsi ini ditunjukkan pada
gambar 3.12 sebagai berikut :

Gambar 3. 12 Rangkaian pengukuran tegangan tembus minyak isolasi

Gambar 3. 12 Rangkaian pengukuran tegangan tembus minyak isolasi

25

Universitas Sumatera Utara

Rangkaiyan pengukuran arus bocor

B


Gambar 3. 13 Rangkaian pengukuran arus bocor minyak isolasi
Keterangan :
Rp

: Tahanan peredam

R

:Tahanan ukur (1MΩ)

AT

: Autotrafo

Pt

: Trafo tegangan

S1


: Saklar High Voltage-Test Set

V

: Voltmeter

B

: Bejana Uji

Trafo Uji : Trafo uji

Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Viskositas Minyak Isolasi
Prosedur pengukuran yang dilakukan dalam penelitian viskositas berbagai
minyak isolasi komersil diperlakukan sama pada setiap minyak isolasi tersebut
adalah sebagai berikut :
1.

Sebelum pengukuran dilakukan, bejana dibilas (dibersihkan) dengan sampel
minyak yang akan diuji sampai bersih. Bila masih ada kotoran yang tidak
dapat dilarutkan oleh minyak maka bejana dibersihkan dengan larutan
aceton dan kemudian dikeringkan dengan kain yang tipis yang sifatnya
menyerap.

2.

Setelah bejana bersih dan kering, bejana dibilas kembali dengan sampel
minyak yang akan diuji.

3.

Objek uji dituang ke dalam gelas ukur sebanyak 500 ml.

4.

Alat viskositas meter brookfield diletakkan ditempat yang datar

5.

Steker dihubungkan ke sumber listrik

6.

Dipilih spindle sesuai dengan jenis sampel dan pasangkan pada alat
26

Universitas Sumatera Utara

7.

Diatur speed yang dibutuhkan

8.

Perangkat dicelupkan kedalam sampel yang akan diukur sampai batas tanda
spindle

9.

Tuas digeser ke arah ON, skala akan berputar

10.

Skala diamati hingga jarum petunjuk menunjukkan angka yang stabil

11.

Dicatat nilai viskositas dinamis yang ada pada alat ukur

12.

Tuas digeser ke arah OFF

13.

Steker dicabut dari sumbel listrik

14.

Perangkat dinaikkan keluar dari sampel

15.

Spindle dilepaskan dari alat

16.

Perangkat dan spindle dibersihkan menggunakan tissue basah kemudian lap
dengan kain flan

Prosedur Penelitian Tegangan Tembus Minyak Isolasi
Prosedur pengukuran yang dilakukan dalam penelitian analisis pengaruh
viskositas terhadap

tegangan

tembus berbagai minyak isolasi komersil

diperlakukan sama pada setiap minyak isolasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Sebelum pengukuran dilakukan, bejana dibilas (dibersihkan) dengan sampel
minyak yang akan diuji sampai bersih. Bila masih ada kotoran yang tidak
dapat dilarutkan oleh minyak maka bejana dibersihkan dengan larutan
aceton dan kemudian dikeringkan dengan kain yang tipis yang sifatnya
menyerap.

2.

Setelah bejana bersih dan kering, bejana dibilas kembali dengan sampel
minyak yang akan diuji.

3.

Objek uji dituang ke dalam bejana dengan hati-hati agar tidak menimbulkan
gelembung udara dalam objek uji tersebut. volume satu objek uji harus
sedemikian rupa sehingga permukaan objek uji berada lebih dari 20 mm di
atas elektroda bola standar dengan jarak 2,5 mm.

4.

Kemudian objek uji ini dibiarkan selama 10 menit untuk menghilangkan
gelembung udara yang mungkin terjadi pada saat pengisian objek uji ke
dalam bejananya.

5.

Peralatan dan rangkaian daya pengukurandisusun seperti gambar 3.12
27

Universitas Sumatera Utara

6.

Saklar pada kotak panel dan Voltmeter diposisikan on.

7.

Kondisi lingkungan disekitar pengukurandicatat.

8.

High Voltage Test Set dihidupkan.

9.

Selanjutnya tegangan elektroda dinaikkan secara bertahap, dengan laju 2
kV/detik, sampai minyak di sela elektroda standar tembus listrik.

10.

Segera putuskan hubungan dengan sumber, karena pada saat terjadi tembus
listrik akan membuat elektroda terhubung singkat. Pengukuranpertama ini
tidak diperhitungkan dalam penentuan hasil pengujian, namun harus tetap
dilakukan.

11.

Kemudian minyak di sela elektroda diaduk dengan suatu tangkai tipis dan
bersih untuk menghilangkan gelembung udara yang timbul saat terjadi
tembus listrik.

12.

Selang dua menit kemudian prosedur diatas diulang kembali. Demikian
seterusnya sampai diperoleh lima hasil pengukuran tegangan yang
menimbulkan tembus listrik pada objek uji.

13.

Catat tegangan tembus minyak isolasi tersebut.

14.

Demikian seterusnya dilakukan untuk unit sampel minyak isolasi lainnya.

Prosedur Penelitian Arus Bocor Minyak Isolasi
Prosedur pengukuran yang dilakukan dalam penelitian analisis pengaruh
viskositas terhadap tegangan tembus berbagai minyak isolasi komersil dengan
menggunakan elektroda plat diperlakukan sama pada setiap minyak isolasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebelum pengukurandilakukan, bejana dibilas (dibersihkan) dengan
sampel minyak yang akan diuji sampai bersih. Bila masih ada kotoran
yang tidak dapat dilarutkan oleh minyak maka bejana dibersihkan dengan
larutan aceton dan kemudian dikeringkan dengan kain yang tipis yang
sifatnya menyerap.
2. Setelah bejana bersih dan kering, bejana dibilas kembali dengan sampel
minyak yang akan diuji.
3. Objek uji dituang ke dalam bejana dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan gelembung udara dalam objek uji tersebut. volume satu
28

Universitas Sumatera Utara

objek uji harus sedemikian rupa sehingga permukaan objek uji berada
lebih dari 20 mm di atas elektroda bola standar dengan jarak 2,5 mm.
4. Kemudian objek uji ini dibiarkan selama 10 menit untuk menghilangkan
gelembung udara yang mungkin terjadi pada saat pengisian objek uji ke
dalam bejananya.
5. Peralatan dan rangkaian daya pengukurandisusun seperti gambar 3.13
6. Saklar pada kotak panel dan Voltmeter diposisikan on.
7. Kondisi lingkungan disekitar pengukurandicatat.
8. High Voltage Test Set dihidupkan.
9. Dilakukan pengukurandengan menaikkan tegangan secara bertahap
dengan kecepatan penaikan sebesar 1 kV/detik agar pengukuran akurat.
10. Ketika Tegangan samapai 10 Kv, dicatat nilai arus bocor yang tertera pada
voltmeter, lalu diturunkan tegangan dan dimatikan TU.
11. Minyak diaduk untuk melarutkan zat hidrokarbon serta gelembung udara
yang muncul.
12. Setelah minyak tampak bersih, kembali dilakukan percobaan dari step ke 8
sampai 11 dengan tegangan 20, 30 dan 40 Kv .
13. Diganti sampel minyak trafo dengan minyak jenis lain .
14. Kembali dilakukan percobaan dari step 1 sampai 14 untuk jenis minyak
yang lain .

30

Universitas Sumatera Utara

Diagram Alir Pengujian

MULAI

Alat dan Bah an Dipersiap kan

Peng ukura n tem peratur minyak da n P enua nga n
Minyak Isolasi Ke W ada h

Input viskositas
kinematik minyak
18,20,22,24 Cst

Peng ukura n viskositas dinamis dan
Catat Nilai tem peratur setiap tingkat
viskositas minyak yan g di input

Input viskositas
kinematik minyak
18,20,22,24 Cst

Peng ujian teganga n tem bus
dan arus boc or

Analisis tegan gan te mbu s dan
arus Bocor S etiap Viskositas yang
di input

SELESAI

Gambar 3.14 Diagram Alir Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap
Tegangan Tembus Dan Arus Bocor Minyak Isolasi

30

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil pengukurananalisis pengaruh tingkat viskositas minyak isolasi
terhadap kekuatan dielektrik berbagai minyak isolasi komersil yang diperoleh dari
penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel pada lampiran dimana minyak yang
digunakan ialah minyak kelas dua . Dalam pengukuran viskositas minyak isolasi
dilakukan sesuai dengan ASTM D-445 [16], Sedangkan dalam menganalisis
hubungan antara tingkat viskositas dengan minyak isolasi komersil dilakukan
dengan cara melakukan 6 (enam) kali pengukurantegangan tembus dan data yang
pertama tidak diambil, selanjutnya diambil nilai rata-rata dari 5 (lima)data tersebut
pada setiap unit sampel sesuai dengan ASTM D-1816 dan ASTM 877[17,18].
Dalam menganalisis hubungan antara tingkat viskositas dengan minyak isolasi
komersil

dilakukan

dengan

cara

melakukan

pengukuranpada

tegangan

10,20,30,40 KV dan diukur nilai arus bocor pada setiap tegangan tersebut .
Adapun hasil dan pembahasan dari pengukuransebagai berikut :

Analisis Data Hasil PengukuranMinyak Isolasi
Data hasil pengukurandianalisis untuk mendapatkan perbandingan kekuatan
dielektrik minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, Diala B dan Electrol.
Analisis data dilakukan dengan bantuan dari program aplikasi komputer Microsoft
Excel. Analisis data terdiri dari perhitungan viskositas dinamis, tegangan tembus,
arus bocor minyak isolasi dan analisis grafik yang bertujuan untuk melihat
perbandingan tegangan tembus dan arus bocor minyak isolasi tersebut.

Perhitungan Temperatur Dari PengukuranViskositas Minyak Isolasi
Komersil
Dalam menghitung Viskositas dinamis minyak isolasi dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan (2.2). Nilai Temperatur masing-masing minyak
isolasi berbagai tingkat Viskositas didapat pada lampiran. Berikut perhitungan
Temperatur minyak Idemitsu pada berbagai tingkat Viskositas Kinematik :

31

Universitas Sumatera Utara

1. Idemitsu

Tabel 4.1 Data Pengukuran Massa Sampel Minyak Isolasi Dengan
Piknometer
percobaan

Pikno meter 0

Piknometer air

Piknometer Idemitsu

1

15.25

24.95

23.76

2

15.26

24.92

23.79

3

15.27

24.93

23.78

Rata rata

15.26

24.84

23.77





1.

temperatur 27 °C

2.

temperatur 42 °C

3.

temperatur 58 °C

4.

temperatur 76 °C

Dengan cara yang sama perhitungan nilai Temperatur

masing-masing

sampel minyak isolasi Dielektra, Dielectra, Nynas, Idemitsu, Diala B, Isovoltine
II dan Electrol dengan berbagai tingkat Viskositas kinematik 18, 20, 22 dan 24
Cst dapat dilihat pada tabel berikut ini :
32

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Temperatur Berbagai Tingkat Viskositas Kinematik Minyak
Isolasi Komersil
Temperatur Minyak Isolasi pada berbagai tingkatan
Jenis

viskositas Kinematik (°C)

Minyak
18 Cst

20 Cst

22 Cst

24 Cst

Idemitsu

76

58

42

27

Nynas

95

63

41

32

Electrol

83

67

40

28

Isovoltine II

92

76

58

42

Diala B

73

55

36

29

Dielectra

94

70

57

39

Perhitungan Nilai Rata-Rata Dari PengukuranTegangan Tembus
Minyak Isolasi Berbagai Tingkat Viskositas
Dalam menghitung Tegangan tembus minyak isolasi dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan (2.3). Nilai tegangan tembus masing-masing
minyak isolasi berbagai tingkat viskositas didapat pada lampiran. Berikut
perhitungan rata-rata Tegangan tembus minyak isolasi Idimitsu pada Viskositas
kinematik 24 Cst

:

• Untuk tingkat viskositas kinematik 24 Cst :

Dengan cara yang sama perhitungan nilai rata-rata Tegangan tembus
masing-masing sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala B,
Isovoltine II dan Electrol dengan berbagai tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22
Cst, dan 24 Cst dapat dilihat pada tabel berikut ini :

33

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Hasil Tegangan Tembus Minyak Isolasi Pada Berbagai Tingkat
Viskositas
Tegangan Tembus (kV)
No

Jenis Minyak
18 Cst

20 Cst

22 Cst

24 Cst

1

Idemitsu

29.86

36.38

39.88

43.38

2

Isovoltine II

31.5

34.94

36.72

39.1

3

Dielectra

37

48.14

51.2

55.28

4

Electrol

31.86

34.46

36.42

47

5

Diala B

30.3

37.84

39.2

42.52

6

Nynas

33.08

37.24

40.12

45.4

perhitungan persentase kenaikan Tegangan Tembus minyak Isolasi pada
berbagai tingkat Viskositas Kinematik dari 18Cst - 20Cst :
• Idemitsu

• Isovoltine II

• Nynas

• Diala B

• Electrol

• Dielectra

Dengan cara yang sama perhitungan persentase kenaikan Tegangan tembus
masing-masing sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala B,
Isovoltine II dan Electrol dengan berbagai tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22
Cst, dan 24 Cst dapat dilihat pada tabel berikut ini :

34

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4 Persentase Kenaikan Tegangan Tembus Berbagai Tingkat
Viskositas Kinematik Minyak Isolasi Komersil
Jenis Minyak

Persentase kenaikan Tegangan Tembus
18-20 Cst

20-22 Cst

22-24 Cst

Idemitsu

17.92%

8.78%

8.07%

Nynas

9.85%

4.85%

6.09%

Electrol

23.14%

5.98%

7.38%

Isovoltine II

7.54%

5.38%

22.51%

Diala B

19.93%

3.47%

7.81%

Dielectra

11.17%

7.18%

11.63%

Perhitungan Besar Arus Bocor Dari PengukuranArus Bocor Minyak
Isolasi Berbagai Tingkat Viskositas
Dalam menghitung Arus bocor minyak isolasi dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan (2.4). Nilai Arus Bocor masing-masing minyak isolasi
berbagai tingkat viskositas didapat pada lampiran. Arus bocor minyak isolasi
dihitung dengan menggunakan hukum ohm dan besar tahanan yang digunakan
adalah 10 M

(10 x 106 ohm)

Berikut perhitungan arus bocor minyak isolasi Dielektra pada Viskositas
kinematik 26 Cst :



V=3.9 volt ;



V=6.8 volt ;



V=8.1 volt ;



V=10.3 volt ;
35

Universitas Sumatera Utara

Dengan cara yang sama perhitungan besar arus bocor

masing-masing

sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala B, Isovoltine II dan
Electrol dengan berbagai tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22 Cst, dan 24 Cst
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 18 Cst
Arus bocor (µ A)
No

Jenis Minyak

1

10 kV

20 kV

30 kV

40 kV

Idemitsu

0.46

0.65

0.92

1.19

2

Isovoltine II

0.55

0.96

1.24

1.6

3

Dielectra

0.51

0.69

0.91

1.08

4

Electrol

0.56

0.87

1.41

1.58

5

Diala B

0.74

1.09

1.32

1.86

6

Nynas

0.64

0.81

1.09

1.34

Tabel 4.6 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 20 Cst
Arus bocor (µ A)
No Jenis Minyak
10 kV

20 kV

30 kV

40 kV

1

Idemitsu

0.38

0.63

0.91

1.06

2

Isovoltine II

0.51

0.84

1.21

1.62

3

Dielectra

0.44

0.63

0.88

1.02

4

Electrol

0.47

0.70

1.03

1.26

5

Diala B

0.59

0.88

1.21

1.47

6

Nynas

0.52

0.68

0.92

1.16

36

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 22 Cst
Arus bocor (µ A)
No

Jenis Minyak
10 kV

20 kV

30 kV

40 kV

1

Idemitsu

0.35

0.61

0.82

1.04

2

Isovoltine II

0.39

0.60

0.79

1.0

3

Dielectra

0.33

0.56

0.71

0.93

4

Electrol

0.32

0.67

0.90

1.19

5

Diala B

0.52

0.82

1.13

1.27

6

Nynas

0.49

0.67

0.85

1.08

Tabel 4.8 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 24 Cst
Arus bocor (µ A)
No Jenis Minyak
10 kV

20 kV

30 kV

40 kV

1

Idemitsu

0.39

0.68

0.81

1.03

2

Isovoltine II

0.38

0.64

0.87

1.07

3

Dielectra

0.28

0.47

0.62

0.85

4

Electrol

0.28

0.62

0.88

1.07

5

Diala B

0.41

0.73

0.95

1.14

6

Nynas

0.34

0.58

0.72

0.91

37

Universitas Sumatera Utara

perhitungan persentase kenaikan Arus bocor minyak Isolasi pada tingkat
viskositas 18 Cst dari 10kV - 20kV :
• Idemitsu

• Isovoltine II

• Nynas

• Diala B

• Electrol

• Dielectra

Dengan cara yang sama perhitungan persentase kenaikan Arus bocor pada
tegangan masing-masing sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala
B, Isovoltine II dan Electrol dengan tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22 Cst, dan
24 Cst pada tegangan 10 – 40 kV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 18 Cst

Jenis Minyak

Persentase kenaikan arus bocor
10-20 kV

20-30 kV

20-40 kV

Idemitsu

29.23%

29.35%

22.69%

Nynas

42.71%

22.58%

22.50%

Electrol

26.09%

24.18%

15.74%

Isovoltine II

35.63%

38.30%

10.76%

Diala B

32.11%

17.42%

29.03%

Dielectra

20.99%

25.69%

18.66%

38

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 20 Cst

Jenis Minyak

Persentase kenaikan arus bocor
10-20 kV

20-30 kV

20-40 kV

Idemitsu

39.68%

30.77%

14.15%

Nynas

39.29%

30.58%

25.31%

Electrol

30.16%

28.41%

13.73%

Isovoltine II

32.86%

32.04%

18.25%

Diala B

32.95%

27.27%

17.69%

Dielectra

23.53%

26.09%

20.69%

Tabel 4.11 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 22 Cst

Jenis Minyak

Persentase kenaikan arus bocor
10-20 kV

20-30 kV

20-40 kV

Idemitsu

42.62%

25.61%

21.15%

Nynas

35.00%

24.05%

21.00%

Electrol

41.07%

21.13%

23.66%

Isovoltine II

52.24%

25.56%

24.37%

Diala B

36.59%

27.43%

11.02%

Dielectra

26.87%

21.18%

21.30%

39

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 24 Cst

Jenis Minyak

Persentase kenaikan arus bocor
10-20 kV

20-30 kV

20-40 kV

Idemitsu

17.92%

8.78%

8.07%

Nynas

9.85%

4.85%

6.09%

Electrol

23.14%

5.98%

7.38%

Isovoltine II

7.54%

5.38%

22.51%

Diala B

19.93%

3.47%

7.81%

Dielectra

11.17%

7.18%

11.63%

Analisis Tingkat Viskositas Terhadap Penurunan Temperatur Minyak
Isolasi
Dari hasil perhitungan viskositas masing-masing minyak isolasi diatas,
diperoleh kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara Viskositas
kinematik dengan Temperatur minyak isolasi :
100
90
80
temperatur °C

70
Idemitsu

60

Nynas
50
Electrol
40

Isovoltine II

30

Diala B

20

Dielectra

10
0
18 Cst

20 Cst
22 Cst
viskositas

24 Cst

Gambar 4.1 grafik Penurunan Temperatur Minyak Isolasi
40

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase penurunan
temperatur minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada
berbagai tingkat viskositas (18,20,22,24 Cst). Terlihat bahwa tempertur berbagai
minyak isolasi menurun seiring dengan meningkatnya viskositas minyak tersebut.

Analisis Grafik Persentase Kenaikan Tegangan Tembus terhadap
tingkat Viskositas Minyak Isolasi
Dari hasil perhitungan tegangan tembus masing-masing minyak isolasi
diatas, diperoleh kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara Viskositas
kinematik dengan viskositas minyak isolasi :

25.00%

20.00%

% Vbd

Idemitsu
15.00%

Nynas
Electrol

10.00%
Isovoltine II
Diala B
5.00%

Dielectra

0.00%
18-20 Cst

20-22 Cst
viskositas

22-24 Cst

Gambar 4.2 Kurva Persentase Kenaikan Tegangan Tembus terhadap tingkat
Viskositas Minyak Isolasi

Gambar 4.2 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan
tegangan tembus minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol
pada berbagai tingkat viskositas (18,20,22,24 Cst). Terlihat bahwa tegangan
tembus berbagai minyak isolasi meningkat seiring dengan menurunnya tingkat
viskositas minyak tersebut. Pada Viskositas 18 - 20 Cst persentase kenaikan
tegangan tembus

minyak isolasi Electrol paling tinggi diatas 25% .

pada
41

Universitas Sumatera Utara

Viskositas 20 – 22 Cst kenaikan tegangan tembus setiap minyak mengalami
persentase kenaikan yang kecil dimana minyak Idemitsu yang paling tinggi
persentase kenaikannya yakni sekitar 8%. Pada Viskositas 22 – 24 Cst kenaikan
tegangan tembus minyak Dielectra naik 12 % .

Analisis Grafik Persentase Penurunan Arus Bocor terhadap tingkat
Viskositas Minyak Isolasi
Dari hasil perhitungan persentase kenaikan arus bocor masing-masing
minyak isolasi , diperoleh kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara
Viskositas kinematik dengan arus bocor minyak isolasi . Berikut adalahn
menunjukkan kurva yang diperoleh dari arus bocor minyak isolasi Dielektra,
Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada viskositas 18 Cst ,20 Cst, 22 Cst, 24 Cst
dengan tegangan kerja 10, 20, 30 dan 40 kV. Terlihat bahwa arus bocor berbagai
minyak isolasi meningkat seiring dengan meningkatnya Viskositas minyak isolasi
dan tegangan kerja.

45.00%
40.00%
35.00%

% arus bocor

30.00%
Idemitsu
25.00%

Nynas

20.00%

Electrol
Isovoltine II

15.00%

Diala B
10.00%

Dielectra

5.00%
0.00%
10-20 kV

20-30 kV
viskositas

20-40 kV

Gambar 4.3 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak
Isolasi Pada Tingkat Viskositas 18 Cst
42

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan
arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada
berbagai tingkat viskositas 18 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor
paling besar terjadi pada tegangan kerja 10 - 20 kV dimana persentase kenaikan
arus bocor minyak Nynas lebih dari 40% dan persentase kenaikan paling kecil
terjadi pada tegangan kerja 30 – 40 kV dimana persentase kenaikan arus bocor
minyak Isovoltine II dibawah 15%.

45.00%
40.00%
35.00%

% arus bocor

30.00%
Idemitsu
25.00%

Nynas

20.00%

Electrol
Isovoltine II

15.00%

Diala B
Dielectra

10.00%
5.00%
0.00%
10-20 kV

20-30 kV

20-40 kV

viskositas

Gambar 4.4 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak
Isolasi Pada Tingkat Viskositas 20 Cst

Gambar 4.4 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan
arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada
berbagai tingkat viskositas 20 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor
paling besar terjadi pada tegangan kerja 10 - 20 kV dimana persentase kenaikan
arus bocor minyak Nynas dan Idemitsu mendekati 40% dan persentase kenaikan

43

Universitas Sumatera Utara

paling kecil terjadi pada tegangan kerja 30 – 40 kV dimana persentase kenaikan
arus bocor minyak Idemitsu dibawah 15%.

.
60.00%

50.00%

% arus bocor

40.00%

Idemitsu
Nynas

30.00%
Electrol
Isovoltine II

20.00%

Diala B
Dielectra

10.00%

0.00%
10-20 kV

20-30 kV
Viskositas

20-40 kV

Gambar 4.5 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak
Isolasi Pada Tingkat Viskositas 22 Cst

Gambar 4.5 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan
arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada
berbagai tingkat viskositas 22 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor
melebihi 50 % ini terjadi pada minyak Isovoltine II sedangkan persentse terendah
saat tegangan keja dari 30 – 40 kV mendekati 10% hal ini terjadi pada minyak
Diala B.

44

Universitas Sumatera Utara

25.00%

% arus bocor

20.00%
Idemitsu
15.00%

Nynas
Electrol

10.00%

Isovoltine II
Diala B

5.00%

Dielectra
0.00%
10-20 kV

20-30 kV
tegangan

20-40 kV

Gambar 4.6 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak
Isolasi Pada Tingkat Viskositas 24 Cst

Gambar 4.6 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan
arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada
berbagai tingkat viskositas 24 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor
tidak ada yang melebihi 25% dan kenaikan arus bocor terendah bahkan kurang
dari 5%.
Dari masing-masing tabel hasil viskositas , tegangan tembus, arus bocor dan
kurva karakteristik minyak isolasi Dielektra, Diala B, Nynas, Idemitsu, dan
Electrol diatas terlihat bahwa :
1. Semakin rendah tingkat viskositas minyak isolasi mengalami penurunan
tegangan tembus
2. Besarnya arus bocor dipengaruhi oleh viskositas dan tegangan kerja.
Semakin rendah tingkat viskositas minyak isolasi semakin besar arus
bocor pada minyak isolasi dan semakin besar tegangan kerja semakin
besar arus bocornya.

45

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dengan dilakukannya penelitian, adanya hasil pengujian tegangan tembus
dan arus bocor, hasil perhitungan, analisa data dan kurva karakteristik hubungan
antara Tegangan tembusdan arus bocor minyak isolasi terhadap tingkat viskositas
maka, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Temperatur paling tinggi terjadi pada saat viskositas minyak isolasi
Nynas 18 Cst yaitu 94°C dan paling temperature rendah terjadi saat
viskositas minyak isolasi Idemitsu 24 Cst yaitu 27°C.
2. Tegangan tembus terbesar minyak saat tingkat viskositas 24 Cst yaitu
sebesar 55.28 kV yang dialami minyak isolasi Dielectra sedangkan
tegangan tembus terendah dialami minyak isolasi Idemitsu saat tingkat
viskositas 18 Cst yaitu sebesar 29.86 kV. Persentase kenaikan tegangan
tembus terbesar dialami minyak elektrol pada saat viskositas 18-20 Cst
yaitu 23.14% dan persentase paling rendah dialami minyak Diala B saat
viskositas 20-22 Cst yaitu 3.47%.
3. Arus bocor minyak isolasi terbesar terjadi pada tingkat viskositas 18 Cst
dan tegangan yang dibangkitkan 40 kV kenaikan arus bocor minyak
isolasi Diala B yaitu 1.86 µA. sedangkan arus bocor paling rendah
terjadi saat viskositas 24 Cst dan tegangan kerja 10 kV minyak isolasi
Electrol yaitu 0.28 µA. Persentase kenaikan arus bocor paling besar
terjadi pada viskositas 22 Cst dengan tegangan kerja 10-20 kV
persentase kenaikan lebih dari 50% dan Persentase minyak Diala B
paling rendah pada viskositas 24 Cst dengan tegangan kerja 20-30 kV
kurang dari 5 %.

46

Universitas Sumatera Utara

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa
saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain :
1. Penelitian ini hanya membahas mengenai hubungan tingkat viskositas
dengan tegangan tembus dan arus bocor minyak isolasi mineral maka
untuk penelitian selanjutnya bisa diuji pada jenis minyak isolasi sintetis.
2. Karena penelitian ini hanya membahas mengenai tingkat viskositas
terhadap kekuatan dielektrik maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untk mengamati sifat-sifat lain seperti faktor rugi-rugi dielektrik,
tegangan permukaan, pengaruh medan sekitar, pengaruh kondisi
lingkungan dan sebagainya.

47

Universitas Sumatera Utara