Bangunan Terminal Bandara Internasional Sibisa Chapter III VII
BAB 3
METODOLOGI
3.1. METODA ANALISA DATA
Metode yang digunakan untuk merancang mengacu kepada standar-standar
persyaratan serta kriteria ruang bangunan terminal bandara yang ditetapkan
oleh ICAO (international Civil Aviation Organization), FAA (Federal Aviation
Administration). Adapun tahapan merancang bangunan terminal adalah
sebagai berikut:
3. Mengumpulkan data mengenai deskripsi kebutuhan ruang . Data
ditemukan pada dokumen, buku, jurnal, dan pengambilan gambar.
4. Melakukan survei lapangan dengan pengambilan gambar lokasi bandara
SIbisa. Gambar yang diambil berupa kondisi dan keadaan site dan
sekitarnya.
5. Setelah semua data berhasil ditemukan, maka dilakukan
pengelompokan data yang sesuai dengan kajian pustaka untuk
dianalisa, sehingga dapat dikemukakan konsep untuk masalah yang
ditemukan pada tahap analisa.
6. Analisa dan konsep yang diperoleh, kemudian dijadikan dasar untuk
merancang bangunan terminal bandara internasional SIbisa.
43
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
DESKRIPSI PROYEK
4.1. Judul Proyek
“Bangunan Terminal Penumpang Bandara Internasional Sibisa”
4.2. Luasan
Area Bandara terdiri dari 2 bagian, yaitu area bangunan terminal serta fasilitas
pendukungnya dan area pesawat terbang serta fasilitas pendukungnya.
Pembagian luas kedua wilayah tersebut digdeskripsikan dalam gambar 4.1.
dan 4.2. berikut ini:
1. Area Terminal (11,15 Ha)
2. Area Landasan Pacu (36,60 Ha)
ϭ
Ϯ
Gambar 4.1. Gambar Luasan Site Bandara
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Dimensi Site Bandara
4.3. Kondisi Eksisting
Berdasarkan
hasil
survey,
gambaran
bentuk
site
bandara
Sibisa
dideskripsikan dalam gambar 4.3. dan kondisi eksisting terdapat pada gambar
4.4. sampai dengan gambar 4.9.
1
1
2
3
4
6
Gambar 4.3. Gambaran Bentuk Site Bandara
45
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1.
4.
Gambar 4.4. Akses Masuk
Bandara
(Sumber: Survey)
Gambar 4.7. Bangunan
Terminal Bandara
(Sumber: Survey)
5.
2.
Gambar 4.8. Landasan Pacu
Bandara Sibisa
(Sumber: Survey)
Gambar 4.5. Akses Jalan
Menuju Terminal Bandara
(Sumber: Survey)
3.
6.
Gambar 4.6. Gerbang Masuk
Area Landasan
Gambar 4.9. Tanah Kosong
Sekitar Site
(Sumber: Survey)
(Sumber: Survey)
46
Universitas Sumatera Utara
BAB V
ANALISA
5.1. Analisis Sistem Kegiatan dan Program Ruang
Sistem Kegiatan
5.1..1. Penumpang Keberangkatan
Skema kegiatan penumpang keberangkatan dan kedatangan
dideskripsikan pada skema gambar 5.1. dan gambar 5.2. berikut:
Gambar 5.1. Skema Kegiatan Penumpang Keberangkatan
Sumber: Olah Data Primer
47
Universitas Sumatera Utara
5.1..2.
Penumpang Kedatangan
Gambar 5.2. Skema Kegiatan Penumpang Kedatangan
Sumber: Olah Data Primer
Permasalahan: Belum tersedia bangunan terminal untuk
mendukung kegiatan penumpang dan operasional terminal
bandara.
Potensi: Ketersediaan lahan untuk bangunan terminal
5.1..3. Pesawat Udara
Permasalahan:
Panjang
landasan
pacu
yang
belum
mencukupi untuk pesawat komersil (750meter).
Potensi: Ketersediaan lahan untuk mengembangan landasan
pacu pesawat.
48
Universitas Sumatera Utara
Program Ruang
5.1..1.
Program Ruang Bangunan Terminal Penumpang
Untuk mengetahui besaran kebutuhan ruang dari setiap kegiatan
pada analisa sistem kegiatan sebelumnya diperlukan analisa
program kebutuhan ruang (tabel 5.1)
No.
Kebutuhan
Besaran
1.
Kerb Keberangkatan
16.5 m
2.
Hall Keberangkatan
350 m²
3.
Xray Kedatangan
2 unit
4.
Counter Check-in
10 counter
5.
Area Check-in
43 m²
6.
Pemeriksaan Passport Berangkat
4 counter
7.
Pemeriksaan Passport Datang
4 counter
8.
Area Pemeriksaan Passport
20 m²
9.
Xray Gate Keberangkatan
2 unit
10.
Area Xray Gate
28 m²
11.
Ruang Tunggu Keberangkatan
200 m²
12.
Area Baggage Claim
155 m²
13.
Baggage Claim Devices
2 unit
14.
Kerb Kedatangan
16.5 m
15.
Hall Kedatangan
320 m²
16.
Parking Lot
125 lot
Tabel 5.1. Program Ruang Bangunan Terminal Bandara
Sumber: Olah Data Primer
5.1..2.
Program Ruang Area Kegiatan Pesawat
Untuk mengetahui besaran kebutuhan ruang pesawat yang
perlu dikembangkan untuk mendukung kegiatan bandara,
diperlukan analisa program kebutuhan ruang area kegiatan
pesawat (tabel 5.2)
49
Universitas Sumatera Utara
No.
1.
Kebutuhan
Besaran
Runway (Landasan Pacu)
P : 1350 m
L : 30 m
2.
Taxiway (Landasan Hubung)
3.
Apron
L : 15 m
Pesawat Komersil
5400 m²
Pesawat/Jet Pribadi
3500 m²
Tabel 5.2. Program Ruang Area Pesawat
Sumber: Olah Data Primer
5.2. Analisis Perancangan Ruang Luar / Tapak
Zonasi dan Tata Fungsi Ruang Luar
Gambar 5.3. Lokasi Bandara Sibisa
(Sumber : Googlemap)
Zonasi:
View kedalam
50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4. Jalan Masuk
menuju Site
(Sumber : Survey)
Gambar 5.5. Bangunan Terminal Sibisa
(Sumber : Survey)
Gambar 5.6. Runway
(Sumber : Survey)
View keluar
Gambar 5.7. & 5.8. Tampak sekitar Site (Sumber : Survey)
Akses Kendaraan dan Pedestrian
Bandara SIbisa dapat diakses dari kota Parapat menggunakan jalan
Raya Lintas Tengah Sumatera dan melalui Desa Aeknatolu Jaya
51
Universitas Sumatera Utara
dengan jarak tempuh 15 km atau sekitar 30 menit. Berikut gambar 5.9.
menggambarkan peta pencapaian site bandara sibisa;
Gambar 5.10.Desa Aeknatolu
Jaya (Sumber: Survey)
Gambar 5.9. peta pencapaian Bandara Sibisa
(Sumber: Googlemap)
Permasalahan:
Jalan menuju Bandara setelah melewati Desa Aeknatolu masih
relatif sempit karena hanya bisa dilalui oleh 1 kendaraan dari 1 arah.
Kondisi sebagian jalan juga masih rusak. Akses Pedestrian juga
belum tersedia. Kondisi eksisting jalanan akses menuju site dapat
dilihat pada gambar 5.11. dan gambar 5.12.
Gambar 5.11. & 5.12. Kondisi Jalan menuju Site
(Sumber: Survey)
Potensi:
Lahan
disekitar
akses
menuju
bandara
masih
kosong/tersedia, sehingga pelebaran badan jalan untuk mendukung
kegiatan aksesibilitas bandara dapat dilakukan.
52
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan: Pelebaran badan jalan dan perbaikan kondisi jalan,
serta penyediaan akses pedestrian
Parkir
Permasalahan: lahan parkir belum tersedia. Pemilik kendaraan
memarkirkan kendaraanya di sekitar badan jalan.
Potensi: Ketersediaan lahan kosong yang dapat dijadikan sebagai
area parkir.
Kebutuhan: Penyediaan lahan khusus sebagai area parkir.
Sirkulasi Kendaraan dan Pedestrian
Permasalahan: Kondisi site masih relatif kosong, sehingga sirkulasi
kendaraan dan pedestrian sebagai pendukung kegiatan terminal
bandara belum tersedia.
Potensi: Belum tersedianya sirkulasi memudahkan perancangan
sirkulasi antara bangunan terminal dengan ruang luar/tapak.
Sirkulasi dapat dirancang dengan baik sesuai dengan kebutuhan
yang mendukung kegiatan bandara.
Kebutuhan: Sirkulasi yang menghubungkan kendaraan penumpang
keberangkatan dan kedatangan dengan area parkir kendaraan, area
bandara dengan kendaraan operasional bandara,serta pedestrian
dengan bangunan terminal.
Orientasi Massa
Bandara Sibisa sudah memimilki landasan pacu dengan panjang 750m.
Perancangan bangunan terminal harus berorientasi terhadap landasan
pacu tersebut. Oleh karena itu, agar dapat berorientasi dengan baik,
bagian depan bangunan terminal (area kedatangan dan keberangkatan
penumpang) akan menghadap arah Timur Laut, sedangkan bagian
belakang bangunan (area apron pesawat) sejajar dengan landasan
pacu dan menghadap arah Barat Daya. Adapun ilustrasi dari orientasi
bangunan terminal dapat dilihat dari gambar 5.13. berikut:
53
Universitas Sumatera Utara
Depan
Landasan Pacu
Belakang
Gambar 5.13. Ilustrasi Orientasi Massa Bangunan
Sumber: Olah Data Primer
Tata Hijau
Permasalahan:
Vegetasi di sekitar site tidak tersedia, dikarenakan sebagian besar
lahan di sekitar site masih merupakan lahan pertanian atau lahan
yang belum dikelola.
Potensi:
Suhu udara dan kondisi tanah sekitar site merupakan daerah yang
relatif subur dan bisa ditanami berbagai jenis pepohonan.
Estetika Ruang Luar
Permasalahan:
Bandara Sibisa merupakan bandara yang beroperasi untuk
mendukung kegiatan pariwisata Danau Toba, akan tetapi lokasi
bandara tidak menghadap langsung ke danau, sehingga perlu
adanya alternatif lain yang menunjukan estetika kawasan bandara.
Potensi:
Kenampakan alam di sekitar bandara cukup baik, dengan
pemandangan yang menghadap ke perbukitan. Lingkungan sekitar
bandara juga masih asri.
54
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.14. Kenampakan Alam Sekitar Site
(Sumber: Survey)
5.3. Analisis Tata Ruang Dalam
Adapun klasifikasi penataan ruang dalam bangunan terminal bandara
berdasarkan analisis kegiatan pada pembahasan sebelumnya. Adapun
klasifikasi penataan ruang dalam bangunan terminal terdapat pada tabel 5.3,
serta zoning tata ruang dalam terdapat pada gambar 5.15. berikut:
No
Ruang
Area
1.
Kerb Keberangkatan
2.
Kerb Kedatangan
3.
Hall Keberangkatan
4.
Hall Kedatangan
5.
Area Check-in
6.
Area Komersil
7.
Toilet
8.
Ruang Tunggu Keberangkatan Domestik &
Umum
(Penumpang &
Pengunjung)
Internasional
9.
Area Pemeriksaan Passport
10.
Lounge & Area Komersil khusus
11.
Apron Gate Area
12.
Baggage Claim Area
13.
Toilet
14.
Baggage Handling Area
15.
Apron
16.
Kantor Pengelola
Khusus Penumpang
Operasional
Tabel 5.3. Klasifikasi Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
55
Universitas Sumatera Utara
Zoning Tata Ruang Dalam:
Kerb Keberangkatan
LANTAI 1
Kerb Kedatangan
Baggage
Claim Area
Hall Kedatangan &
Toilet
Umum
Keberangkatan
Area Komersil
Area Check-in
Kantor Pengelola
Lounge &
Lounge &
R.Tunggu
R.Tunggu
Keberangkatan
Toilet
Keberangkatan
Internasional
Domestik
Area
`
Pemeriksaan
Passport
Apron Gate
LANTAI 2
Baggage Handling
Apron Pesawat
Area
Keterangan:
UMUM
KHUSUS PENUMPANG
OPERASIONAL
Gambar 5.15. Zoning Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
56
Universitas Sumatera Utara
5.4. Analisis Matahari
Permasalahan:
Dalam pembahasan orientasi bangunan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa bangunan terminal akan dirancang memanjang
menghadap ke arah barat daya dan timur laut, sehingga bangunan terminal
akan memperoleh cahaya matahari dengan intensitas yang cukup tinggi,
yang mengakibatkan suhu bangunan tinggi. Skema pergerakan matahari
digambarkan pada gambar 5.16. berikut:
Bangunan Terminal
Gambar 5.16. Skema Pergerakan Matahari
Sumber: Olah Data Primer
Potensi:
Bangunan terminal akan mendapatkan pencahayaan alami yang cukup.
5.5. Analisis Massa dan Perwajahan
Masalah:
1. Pemilihan bentuk dasar bangunan/massa bangunan harus sesuai
dengan tema yang diambil, yaitu arsitektur Neo-vernakular dengan
pendekatan terhadap Arsitektur Batak Toba
2. Pemilihan
bentuk
dasar
massa
bangunan
terminal
yang
mempengaruhi daya visual pesawat. Dalam hal ini, jarak pandang
pilot ke landasan pacu harus jelas, tidak terhalangi oleh bangunan
terminal.
3. Bangunan terminal harus mendapatkan intensitas cahaya alami
yang cukup, tanpa mengabaikan panasnya suhu udara dalam
ruangan yang diakibatkan oleh cahaya matahari.
57
Universitas Sumatera Utara
Solusi:
1. Pemilihan bentuk dasar bangunan adalah segitiga, karena dapat
mengurangi halangan jarak pandang dari ruang udara.
2. Perancangan fasad bangunan harus dapat menerima cahaya alami
yang cukup dengan memberikan banyak area bukaan, dan untuk
mengurangi intensitas panas cahaya matahari fasad bangunan juga
dibuat maju-mundur, dimana bagian bukaan diletakkan di area
dalam (mundur) fasad bangunan.
5.6. Analisis Sistem Struktur / Konstruksi
5.6.1. Struktur Pondasi
Masalah:
1. Daya dukung terhadap bangunan bentang lebar.
2. Kondisi geologis yaitu daya dukung tanah terhadap bangunan serta
kondisi hidrologis dimana ketinggian airnya sesuai dan mendukung
3. Cukup kaku menghadapi beban diatasnya.
Solusi / Alternatif pondasi yang digunakan adalah:
1. Pondasi Footplate
Pondasi Foot-plate merupakan jenis pondasi yang menggunakan
beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu,
bertujuan menjamin keseimbangan dan efisiensi umumnya
berbentuk telapak bujur sangkar, tetapi apabila ruangnya terbatas
dapat juga berbentuk empat persegi panjang.
5.6.2. Struktur Lantai
Metode struktur plat lantai yang dipakai merupakan metode bondek
(floordeck) dimana tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya diganti oleh
plat bondek. Digunakan bila diinginkan pelaksanaan dalam waktu yang lebih
cepat. Struktur lantai menjadi ringan karena betonnya menjadi lebih tipis. Ada
dua jenis baja yang digunakan; sheet steel dan cellular steel.
58
Universitas Sumatera Utara
5.6.3. Struktur Atap
Space frame
Struktur atap menggunakan struktur rangka space frame. Struktur space
frame merupakan media desain bentuk pyramid, dome dan sejenisnya,
terutama untuk bentangan besar dan lebar yang memerlukan ruang bebas
kolom seperti untuk bangunan bandara, hangar, stadion, pabrik dan
skylight.
Struktur space frame merupakan jenis struktur yang mudah untuk dipasang,
dibentuk dan dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan cepat, memudahkan proses pengembangan bangunan terminal
bandara di masa yang akan datang.
Gambar 6.3. Struktur Rangka Space Frame pada Bangunan
Air Force Academy Cadet Chapel, Colorado, Amerika Serikat
(sumber: archdaily.com)
Struktur Rangka Baja
Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja
ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka
kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau
sering disebut truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa
disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan
kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon.
59
Universitas Sumatera Utara
Masalah:
1. Pemilihan Jenis struktur yang tepat agar dapat menahan bentangan
atap yang lebar. Dalam bangunan utama terminal atap berbentuk
segitiga juga befungsi sebagai fasad bangunan.
2. Jenis struktur atap yang dapat menahan beban atap berderet pada
bagian boarding lounge.
3. Pemilihan jenis struktur atap bangunan musholla.
4. Pemilihan jenis struktur untuk Hall keberangkatan dan kedatangan
bangunan terminal.
Solusi:
1. Struktur space frame digunakan untuk solusi bangunan terminal dan
hall kedatangan dan keberangkatan. Merupakan jenis struktur yang
dapat mendukung bentuk bangunan terminal Sibisa
2. Untuk struktur atap boarding lounge dan bangunan Musholla, jenis
struktur yang dipilih adalah struktur rangka baja.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Dasar Bangunan
6.1.1. Konsep Bentuk Bangunan
Massa bagian depan bangunan terminal yang terdiri dari hall
kedatangan dan keberangkatan merupakan hasil intepretasi dari
bentuk
bangunan
arsitektur
Batak
Toba.
Selain
atap
yang
membedakan Rumah adat Batak Toba dengan rumah adat tradisional
lainnya adalah Gorga. Gorga adalah seni ukir dan hiasan yang
menggandung nilai dan makna tersendiri. Adapun gorga yang
dipegunakan antara lain:
1. Gorga Sitompi
2. Gorga Ipon-ipon
3. Gorga Ulu Palung
4. Gorga Jorgom
2
5. Gorga Desa Naualu
4
5
1
3
Gorga Batak Toba
Gorga Batak Toba
Gambar 6.1. Konsep Bentuk Bangunan
Sumber: Olah Data Primer
61
Universitas Sumatera Utara
6.1.2. Bentuk Segitiga pada Bangunan Terminal
Massa berbentuk segitiga yang merupkan hasil intepretasi dari makna
DAHLIAN NA TOLU (gambar 6.1), falsafah hidup orang Batak yang
turun temurun sampai hari ini. Ketiga batu yang sama kuat itu
dilambangkan sebagai tiga pihak yang sama kuat dan menjadi satu
kesatuan yang seimbang.
Hula-hula
Dongan
Sabutuha
Boru
Gambar 6.1. DAHLIAN NA TOLU
Gambar 6.2. Konsep Bentuk Dasar Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
6.1.3. Konsep Rumah Deret
Bentukan yang menjadi perhatian adalah rumah adat Batak Toba
tersusun berderet di dalam sebuah kampong (gambar 6.2). Susunan
rumah yang teratur ini diubah menjadi satu bangunan yang besar
untuk menampung para pengunjung. Bentuk Rumah deret di tuangkan
ke dalam bentuk bangunan terminal area Boarding Lounge.
Gambar 6.3. Konsep Rumah Deret pada Bangunan Lounge
Keberangkatan
Sumber: Olah Data Primer
62
Universitas Sumatera Utara
6.2. Konsep Perancangan Tapak
6.2.1. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
Bandara Sibisa dapat diakses dari Jl. Lintas Tengah Sumatera melalui
Desa Aeknatolu. Untuk menghindari penumpukan kendaraan, maka
akses masuk dan keluar kendaraan terpisah cukup jauh. Selain jarak
akses, pintu keluar area bandara juga terdiri dari 2 pintu, yaitu pintu
keluar dari area parkir, dan pintu keluar dari area kedatangan.
Entrance
Ruang Udara
Pintu Keluar
EntrancePejalan
Kaki
Entrance Utama
Transportasi Darat
Pintu Servis
Pintu Keluar
Pintu Keluar
Gambar 6.4. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
Sumber: Olah Data Primer
63
Universitas Sumatera Utara
6.2.2. Konsep Vegetasi dan Perkerasan
Konsep zoning area vegetasi dan perkerasan:
Bangunan Terminal
Ket:
Perkerasan (Area Sirkulasi Kendaraan)
Area Penghijauan
Perkerasan Tanah (Area Landasan Pacu)
Gambar 6.5. Konsep Vegetasi dan Perkerasan
6.2.2.1.
Penghijauan Area Sirkulasi Kendaraan
Sepanjang jalan area sirkulasi kendaraan ditanami vegetasi
pohon pengarah (contoh: pohon palem).
Gambar 6.6. Ilustrasi Konsep Pohon Pengarah
Sumber: Olah Data Primer
6.2.2.2.
Area Mini-Plaza
Pada area ini didesain plaza mini dengan area penghijauan di
tengah dan papan nama Bandara Sibisa, serta difungsikan
sebagai area u-turn untuk sirkulasi kendaraan menuju
bangunan terminal. Ilustrasi konsep area plaza dapat dilihat
pada gambar 6.7 berikut:
64
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.7. Area Mini-Plaza
Sumber: Olah Data Primer
6.2.2.3.
Area Ruang Hijau (Green Plaza)
Area di depan bangunan terminal yang difungsikan sebagai
ruang hijau untuk meningkatkan estetika kawasan bangunan
terminal bandara. Pada area ini akan dirancang area hijau
dengan konsep green plaza. Konsep perancangan green plaza
dapat dilihat pada gambar 6.8. berikut:
Gambar 6.8. Konsep Green Plaza Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
65
Universitas Sumatera Utara
6.2.3. Konsep Sirkulasi dan Parkir
Berdasarkan pada pembahasan analisa sebelumnya perancangan
bandara membutuhkan area parkir dengan sirkulasi kendaraan yang
tertata dengan baik. Oleh karena itu, area parkir disediakan pada 2 area
dengan sirkulasi diantara kedua area parkir agar sirkulasi kendaraan
dapat berjalan dengan lancar. Adapun konsep sirkulasi dan parkir
diilustrasikan pada gambar 6.9. berikut:
Area Sirkulasi Kendaraan
Area Parkir
Area Parkir
Gambar 6.9. Konsep Sirkulasi dan Parkir
Sumber: Olah Data Primer
66
Universitas Sumatera Utara
6.3. Konsep Perancangan Ruang Dalam
Dari analisa zoning tata ruang dalam, maka konsep ruang dalam
bangunan terminal bandara Sibisa adalah sebagai berikut:
6.3.1.
Ruang dalam Lt.1
Berdasarkan
penyusunan
analisa
program
ruang
dan
klasifikasinya, maka konsep perancangan ruang dalam lantai 1
bangunan terminal bandara menjadi sebagai berikut: (gambar
6.10.)
Gambar 6.10. Konsep Tata RuangDalam Lt.1
Sumber: Olah Data Primer
Keterangan:
Area Publik
Area Penumpang
Area Servis
Operasional
67
Universitas Sumatera Utara
6.3.2.
Ruang Dalam Lt.2
Berdasarkan
penyusunan
analisa
program
ruang
dan
klasifikasinya, maka konsep perancangan ruang dalam lantai 2
bangunan terminal bandara menjadi sebagai berikut: (gambar
6.11.)
Gambar 6.10. Konsep Tata Ruang Dalam Lt.2
Sumber: Olah Data Primer
Keterangan:
Area Publik
Area Penumpang
Area Servis
Operasional
6.4. Konsep Perancangan Struktur
Sesuai pembahasan analisa struktur sebelumnya disimpulkan bahwa
struktur utama bangunan menggunakan jenis struktur rangka space
frame, dengan struktur pondasi menggunakan pondasi foot-plate dan
pondasi tiang pancang.
Struktur bangunan terminal yang membentuk atap Rumah Bolon
diekspos, sehingga dengan kombinasi antara bentuk atap rumah bolon
dan struktur rangka ruang menghasilkan kesan neo(futuristic)68
Universitas Sumatera Utara
vernakular. Konsep perancangan struktur yang digunakan terdapat
pada gambar 6.11. berikut:
Rangka Space Frame
Plat Lantai
Pondasi Setapak
Pondasi Setapak
Gambar 6.12. Konsep Perancangan Struktur Bangunan
Sumber: Olah Data Primer
6.5. Konsep Utilitas
6.5.1. Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih berasal dari PDAM digambarkan dengan gambar
skema sebagai berikut:
Pdam
Meteran
Reservoir
Pompa
Distribusi
Gambar 6.13. Skema Distribusi Air Bersih
Sumber: Olah Data Primer
6.5.2. Jaringan Air Kotor
Pembuangan air kotor, meliputi:
Air kotor dari dapur area komersil(café, restoran, dsb)
Air kotor dari lavatory
Faeces dari Toilet
Air Hujan
69
Universitas Sumatera Utara
Air Hujan dari area bandara akan dialirkan ke riol melalui parit.
Sedangkan air kotor dari WC akan dialirkan ke septick Tank dan
masuk ke sumur resapan, lalu nantinya dialirkan ke riol kota.
Sistem pembuangannya adalah sebagai berikut:
Air kotor dari dapur akan diproses dalam water treathment,
setelah dinyatakan netral lalu dialirkan ke riol kota.
Air dari lavatory dan air hujan akan dialirkan melalui parit di
sekitar site bandara dan di alihkan ke riol.
6.5.3. Sistem Pembuangan Sampah
Limbah padat yang dihasilkan dari aktifitas yang diwadahi
dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu limbah non-organik dan
limbah organik. Penanganan terhadap sampah dilakukan
dengan:
Penempatan kotak sampah.
Penempatan lokasi penampungan sampah sementara pada
area tertentu, sebagai tempat pengumpulan sampah sementara
sebelum diangkut ke pembuangan sampah kota.
Pemisahan antara sampah organik dan non-organik.
6.5.4. Jaringan Listrik
Jaringan listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik dan
pengaturan distribusinya untuk melayani seluruh kebutuhan
tenaga listrik bagi keperluan penerangan buatan, servis, dan
operasional suatu bangunan. Sumber utama energy listrik dari
PLN dan generator set (genset) apabila aliran listrik dari PLN
terjadi gangguan. Panel-panel kontrol listrik diletakkan pada
kontrol ruang panel yang akan mengkoordinasi distribusi listrik
pada tiap unit bangunan. Adapun gambaran skema jaringan
listrik tersebut adalah sebagai berikut:
70
Universitas Sumatera Utara
PLN
Gardu/
Trafo
Jaringan
M
Equipment
SubPanel
ATS
Genset
Penerangan
Pompa
Panel
Utama
Gambar 6.14. Skema Jaringan Listrik
Sumber: Olah Data Primer
6.5.5. Sistem Pengamanan dan Bahaya Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran maka pemadaman dapat dilakukan
dengan mudah. Berikut merupakan sistem pengamanan yang
akan digunakan bangunan terminal, antara lain:
Alaram Kebakaran
Fire Extinguiser
Sprinkler Gas
Outdoor Hydrant
Sprinkler Air
Pintu Darurat dan Jalan Keluar
6.5.6. Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara buatan difungsikan untuk bangunan
terminal, dimana sebagian besar ruang terminal merupakan
ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil
dan
faktor
kenyamanan.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
penghawaan buatan digunakan beberapa alternatif, diantaranya:
System VRF (Variable Refrigerant flow): digunakan pada area
check-in, komersil, lounge, ruang tunggu keberangkatan, area
kedatangan dan baggage claim. Berikut merupakan skema
instalasi AC pada bangunan terminal.
71
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.13. Skema Instalasi AC
Sumber: Olah Data Primer
System exhaust fan
Digunakan pada toilet dan dapur area komersil
System blower
Digunakan pada ruang mechanical dan ruang genset.
72
Universitas Sumatera Utara
BAB VII
GAMBAR PERANCANGAN
7.1.
Visualisasi 3D
7.1.1. Visualisasi 3D Eksterior
Gambar 7.1. Perspektif Eksterior Bandara
Gambar 7.2. Suasana Eksterior Bandara
73
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.3. Green Plaza Bandara
Gambar 7.4. Area Drop-off Bandara
Gambar 7.5. Area Parkir A Bandara
74
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.6. Area Parkir B Bandara
Gambar 7.7. Area Apron Bandara
75
Universitas Sumatera Utara
7.1.2. Visualisasi 3D Interior
Gambar 7.8. Suasana Area Check-in Bandara
Gambar 7.9. Suasana Area Check-in Bandara
76
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.10. Suasana Area Check-in dari Area Café Lt.2
Gambar 7.11. Suasana Area Lift Bandara
Gambar 7.12. Suasana Selasar Lt.1
77
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.13. Suasana Selasar Lt.12
Gambar 7.14. Suasana Interior Area Komersil Bandara
Gambar 7.15. Suasana Interior Area Selasar Keberangkatan
78
Universitas Sumatera Utara
7.2.
Maket
Gambar 7.14. Maket A
Gambar 7.15. Maket B
7.3.
Gambar 7.16. Maket C
Gambar Perancangan
Berikut adalah gambar kerja perancangan bandara Internasional Sibisa:
79
Universitas Sumatera Utara
METODOLOGI
3.1. METODA ANALISA DATA
Metode yang digunakan untuk merancang mengacu kepada standar-standar
persyaratan serta kriteria ruang bangunan terminal bandara yang ditetapkan
oleh ICAO (international Civil Aviation Organization), FAA (Federal Aviation
Administration). Adapun tahapan merancang bangunan terminal adalah
sebagai berikut:
3. Mengumpulkan data mengenai deskripsi kebutuhan ruang . Data
ditemukan pada dokumen, buku, jurnal, dan pengambilan gambar.
4. Melakukan survei lapangan dengan pengambilan gambar lokasi bandara
SIbisa. Gambar yang diambil berupa kondisi dan keadaan site dan
sekitarnya.
5. Setelah semua data berhasil ditemukan, maka dilakukan
pengelompokan data yang sesuai dengan kajian pustaka untuk
dianalisa, sehingga dapat dikemukakan konsep untuk masalah yang
ditemukan pada tahap analisa.
6. Analisa dan konsep yang diperoleh, kemudian dijadikan dasar untuk
merancang bangunan terminal bandara internasional SIbisa.
43
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
DESKRIPSI PROYEK
4.1. Judul Proyek
“Bangunan Terminal Penumpang Bandara Internasional Sibisa”
4.2. Luasan
Area Bandara terdiri dari 2 bagian, yaitu area bangunan terminal serta fasilitas
pendukungnya dan area pesawat terbang serta fasilitas pendukungnya.
Pembagian luas kedua wilayah tersebut digdeskripsikan dalam gambar 4.1.
dan 4.2. berikut ini:
1. Area Terminal (11,15 Ha)
2. Area Landasan Pacu (36,60 Ha)
ϭ
Ϯ
Gambar 4.1. Gambar Luasan Site Bandara
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Dimensi Site Bandara
4.3. Kondisi Eksisting
Berdasarkan
hasil
survey,
gambaran
bentuk
site
bandara
Sibisa
dideskripsikan dalam gambar 4.3. dan kondisi eksisting terdapat pada gambar
4.4. sampai dengan gambar 4.9.
1
1
2
3
4
6
Gambar 4.3. Gambaran Bentuk Site Bandara
45
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1.
4.
Gambar 4.4. Akses Masuk
Bandara
(Sumber: Survey)
Gambar 4.7. Bangunan
Terminal Bandara
(Sumber: Survey)
5.
2.
Gambar 4.8. Landasan Pacu
Bandara Sibisa
(Sumber: Survey)
Gambar 4.5. Akses Jalan
Menuju Terminal Bandara
(Sumber: Survey)
3.
6.
Gambar 4.6. Gerbang Masuk
Area Landasan
Gambar 4.9. Tanah Kosong
Sekitar Site
(Sumber: Survey)
(Sumber: Survey)
46
Universitas Sumatera Utara
BAB V
ANALISA
5.1. Analisis Sistem Kegiatan dan Program Ruang
Sistem Kegiatan
5.1..1. Penumpang Keberangkatan
Skema kegiatan penumpang keberangkatan dan kedatangan
dideskripsikan pada skema gambar 5.1. dan gambar 5.2. berikut:
Gambar 5.1. Skema Kegiatan Penumpang Keberangkatan
Sumber: Olah Data Primer
47
Universitas Sumatera Utara
5.1..2.
Penumpang Kedatangan
Gambar 5.2. Skema Kegiatan Penumpang Kedatangan
Sumber: Olah Data Primer
Permasalahan: Belum tersedia bangunan terminal untuk
mendukung kegiatan penumpang dan operasional terminal
bandara.
Potensi: Ketersediaan lahan untuk bangunan terminal
5.1..3. Pesawat Udara
Permasalahan:
Panjang
landasan
pacu
yang
belum
mencukupi untuk pesawat komersil (750meter).
Potensi: Ketersediaan lahan untuk mengembangan landasan
pacu pesawat.
48
Universitas Sumatera Utara
Program Ruang
5.1..1.
Program Ruang Bangunan Terminal Penumpang
Untuk mengetahui besaran kebutuhan ruang dari setiap kegiatan
pada analisa sistem kegiatan sebelumnya diperlukan analisa
program kebutuhan ruang (tabel 5.1)
No.
Kebutuhan
Besaran
1.
Kerb Keberangkatan
16.5 m
2.
Hall Keberangkatan
350 m²
3.
Xray Kedatangan
2 unit
4.
Counter Check-in
10 counter
5.
Area Check-in
43 m²
6.
Pemeriksaan Passport Berangkat
4 counter
7.
Pemeriksaan Passport Datang
4 counter
8.
Area Pemeriksaan Passport
20 m²
9.
Xray Gate Keberangkatan
2 unit
10.
Area Xray Gate
28 m²
11.
Ruang Tunggu Keberangkatan
200 m²
12.
Area Baggage Claim
155 m²
13.
Baggage Claim Devices
2 unit
14.
Kerb Kedatangan
16.5 m
15.
Hall Kedatangan
320 m²
16.
Parking Lot
125 lot
Tabel 5.1. Program Ruang Bangunan Terminal Bandara
Sumber: Olah Data Primer
5.1..2.
Program Ruang Area Kegiatan Pesawat
Untuk mengetahui besaran kebutuhan ruang pesawat yang
perlu dikembangkan untuk mendukung kegiatan bandara,
diperlukan analisa program kebutuhan ruang area kegiatan
pesawat (tabel 5.2)
49
Universitas Sumatera Utara
No.
1.
Kebutuhan
Besaran
Runway (Landasan Pacu)
P : 1350 m
L : 30 m
2.
Taxiway (Landasan Hubung)
3.
Apron
L : 15 m
Pesawat Komersil
5400 m²
Pesawat/Jet Pribadi
3500 m²
Tabel 5.2. Program Ruang Area Pesawat
Sumber: Olah Data Primer
5.2. Analisis Perancangan Ruang Luar / Tapak
Zonasi dan Tata Fungsi Ruang Luar
Gambar 5.3. Lokasi Bandara Sibisa
(Sumber : Googlemap)
Zonasi:
View kedalam
50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4. Jalan Masuk
menuju Site
(Sumber : Survey)
Gambar 5.5. Bangunan Terminal Sibisa
(Sumber : Survey)
Gambar 5.6. Runway
(Sumber : Survey)
View keluar
Gambar 5.7. & 5.8. Tampak sekitar Site (Sumber : Survey)
Akses Kendaraan dan Pedestrian
Bandara SIbisa dapat diakses dari kota Parapat menggunakan jalan
Raya Lintas Tengah Sumatera dan melalui Desa Aeknatolu Jaya
51
Universitas Sumatera Utara
dengan jarak tempuh 15 km atau sekitar 30 menit. Berikut gambar 5.9.
menggambarkan peta pencapaian site bandara sibisa;
Gambar 5.10.Desa Aeknatolu
Jaya (Sumber: Survey)
Gambar 5.9. peta pencapaian Bandara Sibisa
(Sumber: Googlemap)
Permasalahan:
Jalan menuju Bandara setelah melewati Desa Aeknatolu masih
relatif sempit karena hanya bisa dilalui oleh 1 kendaraan dari 1 arah.
Kondisi sebagian jalan juga masih rusak. Akses Pedestrian juga
belum tersedia. Kondisi eksisting jalanan akses menuju site dapat
dilihat pada gambar 5.11. dan gambar 5.12.
Gambar 5.11. & 5.12. Kondisi Jalan menuju Site
(Sumber: Survey)
Potensi:
Lahan
disekitar
akses
menuju
bandara
masih
kosong/tersedia, sehingga pelebaran badan jalan untuk mendukung
kegiatan aksesibilitas bandara dapat dilakukan.
52
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan: Pelebaran badan jalan dan perbaikan kondisi jalan,
serta penyediaan akses pedestrian
Parkir
Permasalahan: lahan parkir belum tersedia. Pemilik kendaraan
memarkirkan kendaraanya di sekitar badan jalan.
Potensi: Ketersediaan lahan kosong yang dapat dijadikan sebagai
area parkir.
Kebutuhan: Penyediaan lahan khusus sebagai area parkir.
Sirkulasi Kendaraan dan Pedestrian
Permasalahan: Kondisi site masih relatif kosong, sehingga sirkulasi
kendaraan dan pedestrian sebagai pendukung kegiatan terminal
bandara belum tersedia.
Potensi: Belum tersedianya sirkulasi memudahkan perancangan
sirkulasi antara bangunan terminal dengan ruang luar/tapak.
Sirkulasi dapat dirancang dengan baik sesuai dengan kebutuhan
yang mendukung kegiatan bandara.
Kebutuhan: Sirkulasi yang menghubungkan kendaraan penumpang
keberangkatan dan kedatangan dengan area parkir kendaraan, area
bandara dengan kendaraan operasional bandara,serta pedestrian
dengan bangunan terminal.
Orientasi Massa
Bandara Sibisa sudah memimilki landasan pacu dengan panjang 750m.
Perancangan bangunan terminal harus berorientasi terhadap landasan
pacu tersebut. Oleh karena itu, agar dapat berorientasi dengan baik,
bagian depan bangunan terminal (area kedatangan dan keberangkatan
penumpang) akan menghadap arah Timur Laut, sedangkan bagian
belakang bangunan (area apron pesawat) sejajar dengan landasan
pacu dan menghadap arah Barat Daya. Adapun ilustrasi dari orientasi
bangunan terminal dapat dilihat dari gambar 5.13. berikut:
53
Universitas Sumatera Utara
Depan
Landasan Pacu
Belakang
Gambar 5.13. Ilustrasi Orientasi Massa Bangunan
Sumber: Olah Data Primer
Tata Hijau
Permasalahan:
Vegetasi di sekitar site tidak tersedia, dikarenakan sebagian besar
lahan di sekitar site masih merupakan lahan pertanian atau lahan
yang belum dikelola.
Potensi:
Suhu udara dan kondisi tanah sekitar site merupakan daerah yang
relatif subur dan bisa ditanami berbagai jenis pepohonan.
Estetika Ruang Luar
Permasalahan:
Bandara Sibisa merupakan bandara yang beroperasi untuk
mendukung kegiatan pariwisata Danau Toba, akan tetapi lokasi
bandara tidak menghadap langsung ke danau, sehingga perlu
adanya alternatif lain yang menunjukan estetika kawasan bandara.
Potensi:
Kenampakan alam di sekitar bandara cukup baik, dengan
pemandangan yang menghadap ke perbukitan. Lingkungan sekitar
bandara juga masih asri.
54
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.14. Kenampakan Alam Sekitar Site
(Sumber: Survey)
5.3. Analisis Tata Ruang Dalam
Adapun klasifikasi penataan ruang dalam bangunan terminal bandara
berdasarkan analisis kegiatan pada pembahasan sebelumnya. Adapun
klasifikasi penataan ruang dalam bangunan terminal terdapat pada tabel 5.3,
serta zoning tata ruang dalam terdapat pada gambar 5.15. berikut:
No
Ruang
Area
1.
Kerb Keberangkatan
2.
Kerb Kedatangan
3.
Hall Keberangkatan
4.
Hall Kedatangan
5.
Area Check-in
6.
Area Komersil
7.
Toilet
8.
Ruang Tunggu Keberangkatan Domestik &
Umum
(Penumpang &
Pengunjung)
Internasional
9.
Area Pemeriksaan Passport
10.
Lounge & Area Komersil khusus
11.
Apron Gate Area
12.
Baggage Claim Area
13.
Toilet
14.
Baggage Handling Area
15.
Apron
16.
Kantor Pengelola
Khusus Penumpang
Operasional
Tabel 5.3. Klasifikasi Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
55
Universitas Sumatera Utara
Zoning Tata Ruang Dalam:
Kerb Keberangkatan
LANTAI 1
Kerb Kedatangan
Baggage
Claim Area
Hall Kedatangan &
Toilet
Umum
Keberangkatan
Area Komersil
Area Check-in
Kantor Pengelola
Lounge &
Lounge &
R.Tunggu
R.Tunggu
Keberangkatan
Toilet
Keberangkatan
Internasional
Domestik
Area
`
Pemeriksaan
Passport
Apron Gate
LANTAI 2
Baggage Handling
Apron Pesawat
Area
Keterangan:
UMUM
KHUSUS PENUMPANG
OPERASIONAL
Gambar 5.15. Zoning Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
56
Universitas Sumatera Utara
5.4. Analisis Matahari
Permasalahan:
Dalam pembahasan orientasi bangunan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa bangunan terminal akan dirancang memanjang
menghadap ke arah barat daya dan timur laut, sehingga bangunan terminal
akan memperoleh cahaya matahari dengan intensitas yang cukup tinggi,
yang mengakibatkan suhu bangunan tinggi. Skema pergerakan matahari
digambarkan pada gambar 5.16. berikut:
Bangunan Terminal
Gambar 5.16. Skema Pergerakan Matahari
Sumber: Olah Data Primer
Potensi:
Bangunan terminal akan mendapatkan pencahayaan alami yang cukup.
5.5. Analisis Massa dan Perwajahan
Masalah:
1. Pemilihan bentuk dasar bangunan/massa bangunan harus sesuai
dengan tema yang diambil, yaitu arsitektur Neo-vernakular dengan
pendekatan terhadap Arsitektur Batak Toba
2. Pemilihan
bentuk
dasar
massa
bangunan
terminal
yang
mempengaruhi daya visual pesawat. Dalam hal ini, jarak pandang
pilot ke landasan pacu harus jelas, tidak terhalangi oleh bangunan
terminal.
3. Bangunan terminal harus mendapatkan intensitas cahaya alami
yang cukup, tanpa mengabaikan panasnya suhu udara dalam
ruangan yang diakibatkan oleh cahaya matahari.
57
Universitas Sumatera Utara
Solusi:
1. Pemilihan bentuk dasar bangunan adalah segitiga, karena dapat
mengurangi halangan jarak pandang dari ruang udara.
2. Perancangan fasad bangunan harus dapat menerima cahaya alami
yang cukup dengan memberikan banyak area bukaan, dan untuk
mengurangi intensitas panas cahaya matahari fasad bangunan juga
dibuat maju-mundur, dimana bagian bukaan diletakkan di area
dalam (mundur) fasad bangunan.
5.6. Analisis Sistem Struktur / Konstruksi
5.6.1. Struktur Pondasi
Masalah:
1. Daya dukung terhadap bangunan bentang lebar.
2. Kondisi geologis yaitu daya dukung tanah terhadap bangunan serta
kondisi hidrologis dimana ketinggian airnya sesuai dan mendukung
3. Cukup kaku menghadapi beban diatasnya.
Solusi / Alternatif pondasi yang digunakan adalah:
1. Pondasi Footplate
Pondasi Foot-plate merupakan jenis pondasi yang menggunakan
beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu,
bertujuan menjamin keseimbangan dan efisiensi umumnya
berbentuk telapak bujur sangkar, tetapi apabila ruangnya terbatas
dapat juga berbentuk empat persegi panjang.
5.6.2. Struktur Lantai
Metode struktur plat lantai yang dipakai merupakan metode bondek
(floordeck) dimana tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya diganti oleh
plat bondek. Digunakan bila diinginkan pelaksanaan dalam waktu yang lebih
cepat. Struktur lantai menjadi ringan karena betonnya menjadi lebih tipis. Ada
dua jenis baja yang digunakan; sheet steel dan cellular steel.
58
Universitas Sumatera Utara
5.6.3. Struktur Atap
Space frame
Struktur atap menggunakan struktur rangka space frame. Struktur space
frame merupakan media desain bentuk pyramid, dome dan sejenisnya,
terutama untuk bentangan besar dan lebar yang memerlukan ruang bebas
kolom seperti untuk bangunan bandara, hangar, stadion, pabrik dan
skylight.
Struktur space frame merupakan jenis struktur yang mudah untuk dipasang,
dibentuk dan dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan cepat, memudahkan proses pengembangan bangunan terminal
bandara di masa yang akan datang.
Gambar 6.3. Struktur Rangka Space Frame pada Bangunan
Air Force Academy Cadet Chapel, Colorado, Amerika Serikat
(sumber: archdaily.com)
Struktur Rangka Baja
Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja
ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka
kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau
sering disebut truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa
disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan
kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon.
59
Universitas Sumatera Utara
Masalah:
1. Pemilihan Jenis struktur yang tepat agar dapat menahan bentangan
atap yang lebar. Dalam bangunan utama terminal atap berbentuk
segitiga juga befungsi sebagai fasad bangunan.
2. Jenis struktur atap yang dapat menahan beban atap berderet pada
bagian boarding lounge.
3. Pemilihan jenis struktur atap bangunan musholla.
4. Pemilihan jenis struktur untuk Hall keberangkatan dan kedatangan
bangunan terminal.
Solusi:
1. Struktur space frame digunakan untuk solusi bangunan terminal dan
hall kedatangan dan keberangkatan. Merupakan jenis struktur yang
dapat mendukung bentuk bangunan terminal Sibisa
2. Untuk struktur atap boarding lounge dan bangunan Musholla, jenis
struktur yang dipilih adalah struktur rangka baja.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Dasar Bangunan
6.1.1. Konsep Bentuk Bangunan
Massa bagian depan bangunan terminal yang terdiri dari hall
kedatangan dan keberangkatan merupakan hasil intepretasi dari
bentuk
bangunan
arsitektur
Batak
Toba.
Selain
atap
yang
membedakan Rumah adat Batak Toba dengan rumah adat tradisional
lainnya adalah Gorga. Gorga adalah seni ukir dan hiasan yang
menggandung nilai dan makna tersendiri. Adapun gorga yang
dipegunakan antara lain:
1. Gorga Sitompi
2. Gorga Ipon-ipon
3. Gorga Ulu Palung
4. Gorga Jorgom
2
5. Gorga Desa Naualu
4
5
1
3
Gorga Batak Toba
Gorga Batak Toba
Gambar 6.1. Konsep Bentuk Bangunan
Sumber: Olah Data Primer
61
Universitas Sumatera Utara
6.1.2. Bentuk Segitiga pada Bangunan Terminal
Massa berbentuk segitiga yang merupkan hasil intepretasi dari makna
DAHLIAN NA TOLU (gambar 6.1), falsafah hidup orang Batak yang
turun temurun sampai hari ini. Ketiga batu yang sama kuat itu
dilambangkan sebagai tiga pihak yang sama kuat dan menjadi satu
kesatuan yang seimbang.
Hula-hula
Dongan
Sabutuha
Boru
Gambar 6.1. DAHLIAN NA TOLU
Gambar 6.2. Konsep Bentuk Dasar Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
6.1.3. Konsep Rumah Deret
Bentukan yang menjadi perhatian adalah rumah adat Batak Toba
tersusun berderet di dalam sebuah kampong (gambar 6.2). Susunan
rumah yang teratur ini diubah menjadi satu bangunan yang besar
untuk menampung para pengunjung. Bentuk Rumah deret di tuangkan
ke dalam bentuk bangunan terminal area Boarding Lounge.
Gambar 6.3. Konsep Rumah Deret pada Bangunan Lounge
Keberangkatan
Sumber: Olah Data Primer
62
Universitas Sumatera Utara
6.2. Konsep Perancangan Tapak
6.2.1. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
Bandara Sibisa dapat diakses dari Jl. Lintas Tengah Sumatera melalui
Desa Aeknatolu. Untuk menghindari penumpukan kendaraan, maka
akses masuk dan keluar kendaraan terpisah cukup jauh. Selain jarak
akses, pintu keluar area bandara juga terdiri dari 2 pintu, yaitu pintu
keluar dari area parkir, dan pintu keluar dari area kedatangan.
Entrance
Ruang Udara
Pintu Keluar
EntrancePejalan
Kaki
Entrance Utama
Transportasi Darat
Pintu Servis
Pintu Keluar
Pintu Keluar
Gambar 6.4. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
Sumber: Olah Data Primer
63
Universitas Sumatera Utara
6.2.2. Konsep Vegetasi dan Perkerasan
Konsep zoning area vegetasi dan perkerasan:
Bangunan Terminal
Ket:
Perkerasan (Area Sirkulasi Kendaraan)
Area Penghijauan
Perkerasan Tanah (Area Landasan Pacu)
Gambar 6.5. Konsep Vegetasi dan Perkerasan
6.2.2.1.
Penghijauan Area Sirkulasi Kendaraan
Sepanjang jalan area sirkulasi kendaraan ditanami vegetasi
pohon pengarah (contoh: pohon palem).
Gambar 6.6. Ilustrasi Konsep Pohon Pengarah
Sumber: Olah Data Primer
6.2.2.2.
Area Mini-Plaza
Pada area ini didesain plaza mini dengan area penghijauan di
tengah dan papan nama Bandara Sibisa, serta difungsikan
sebagai area u-turn untuk sirkulasi kendaraan menuju
bangunan terminal. Ilustrasi konsep area plaza dapat dilihat
pada gambar 6.7 berikut:
64
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.7. Area Mini-Plaza
Sumber: Olah Data Primer
6.2.2.3.
Area Ruang Hijau (Green Plaza)
Area di depan bangunan terminal yang difungsikan sebagai
ruang hijau untuk meningkatkan estetika kawasan bangunan
terminal bandara. Pada area ini akan dirancang area hijau
dengan konsep green plaza. Konsep perancangan green plaza
dapat dilihat pada gambar 6.8. berikut:
Gambar 6.8. Konsep Green Plaza Bangunan Terminal
Sumber: Olah Data Primer
65
Universitas Sumatera Utara
6.2.3. Konsep Sirkulasi dan Parkir
Berdasarkan pada pembahasan analisa sebelumnya perancangan
bandara membutuhkan area parkir dengan sirkulasi kendaraan yang
tertata dengan baik. Oleh karena itu, area parkir disediakan pada 2 area
dengan sirkulasi diantara kedua area parkir agar sirkulasi kendaraan
dapat berjalan dengan lancar. Adapun konsep sirkulasi dan parkir
diilustrasikan pada gambar 6.9. berikut:
Area Sirkulasi Kendaraan
Area Parkir
Area Parkir
Gambar 6.9. Konsep Sirkulasi dan Parkir
Sumber: Olah Data Primer
66
Universitas Sumatera Utara
6.3. Konsep Perancangan Ruang Dalam
Dari analisa zoning tata ruang dalam, maka konsep ruang dalam
bangunan terminal bandara Sibisa adalah sebagai berikut:
6.3.1.
Ruang dalam Lt.1
Berdasarkan
penyusunan
analisa
program
ruang
dan
klasifikasinya, maka konsep perancangan ruang dalam lantai 1
bangunan terminal bandara menjadi sebagai berikut: (gambar
6.10.)
Gambar 6.10. Konsep Tata RuangDalam Lt.1
Sumber: Olah Data Primer
Keterangan:
Area Publik
Area Penumpang
Area Servis
Operasional
67
Universitas Sumatera Utara
6.3.2.
Ruang Dalam Lt.2
Berdasarkan
penyusunan
analisa
program
ruang
dan
klasifikasinya, maka konsep perancangan ruang dalam lantai 2
bangunan terminal bandara menjadi sebagai berikut: (gambar
6.11.)
Gambar 6.10. Konsep Tata Ruang Dalam Lt.2
Sumber: Olah Data Primer
Keterangan:
Area Publik
Area Penumpang
Area Servis
Operasional
6.4. Konsep Perancangan Struktur
Sesuai pembahasan analisa struktur sebelumnya disimpulkan bahwa
struktur utama bangunan menggunakan jenis struktur rangka space
frame, dengan struktur pondasi menggunakan pondasi foot-plate dan
pondasi tiang pancang.
Struktur bangunan terminal yang membentuk atap Rumah Bolon
diekspos, sehingga dengan kombinasi antara bentuk atap rumah bolon
dan struktur rangka ruang menghasilkan kesan neo(futuristic)68
Universitas Sumatera Utara
vernakular. Konsep perancangan struktur yang digunakan terdapat
pada gambar 6.11. berikut:
Rangka Space Frame
Plat Lantai
Pondasi Setapak
Pondasi Setapak
Gambar 6.12. Konsep Perancangan Struktur Bangunan
Sumber: Olah Data Primer
6.5. Konsep Utilitas
6.5.1. Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih berasal dari PDAM digambarkan dengan gambar
skema sebagai berikut:
Pdam
Meteran
Reservoir
Pompa
Distribusi
Gambar 6.13. Skema Distribusi Air Bersih
Sumber: Olah Data Primer
6.5.2. Jaringan Air Kotor
Pembuangan air kotor, meliputi:
Air kotor dari dapur area komersil(café, restoran, dsb)
Air kotor dari lavatory
Faeces dari Toilet
Air Hujan
69
Universitas Sumatera Utara
Air Hujan dari area bandara akan dialirkan ke riol melalui parit.
Sedangkan air kotor dari WC akan dialirkan ke septick Tank dan
masuk ke sumur resapan, lalu nantinya dialirkan ke riol kota.
Sistem pembuangannya adalah sebagai berikut:
Air kotor dari dapur akan diproses dalam water treathment,
setelah dinyatakan netral lalu dialirkan ke riol kota.
Air dari lavatory dan air hujan akan dialirkan melalui parit di
sekitar site bandara dan di alihkan ke riol.
6.5.3. Sistem Pembuangan Sampah
Limbah padat yang dihasilkan dari aktifitas yang diwadahi
dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu limbah non-organik dan
limbah organik. Penanganan terhadap sampah dilakukan
dengan:
Penempatan kotak sampah.
Penempatan lokasi penampungan sampah sementara pada
area tertentu, sebagai tempat pengumpulan sampah sementara
sebelum diangkut ke pembuangan sampah kota.
Pemisahan antara sampah organik dan non-organik.
6.5.4. Jaringan Listrik
Jaringan listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik dan
pengaturan distribusinya untuk melayani seluruh kebutuhan
tenaga listrik bagi keperluan penerangan buatan, servis, dan
operasional suatu bangunan. Sumber utama energy listrik dari
PLN dan generator set (genset) apabila aliran listrik dari PLN
terjadi gangguan. Panel-panel kontrol listrik diletakkan pada
kontrol ruang panel yang akan mengkoordinasi distribusi listrik
pada tiap unit bangunan. Adapun gambaran skema jaringan
listrik tersebut adalah sebagai berikut:
70
Universitas Sumatera Utara
PLN
Gardu/
Trafo
Jaringan
M
Equipment
SubPanel
ATS
Genset
Penerangan
Pompa
Panel
Utama
Gambar 6.14. Skema Jaringan Listrik
Sumber: Olah Data Primer
6.5.5. Sistem Pengamanan dan Bahaya Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran maka pemadaman dapat dilakukan
dengan mudah. Berikut merupakan sistem pengamanan yang
akan digunakan bangunan terminal, antara lain:
Alaram Kebakaran
Fire Extinguiser
Sprinkler Gas
Outdoor Hydrant
Sprinkler Air
Pintu Darurat dan Jalan Keluar
6.5.6. Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara buatan difungsikan untuk bangunan
terminal, dimana sebagian besar ruang terminal merupakan
ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil
dan
faktor
kenyamanan.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
penghawaan buatan digunakan beberapa alternatif, diantaranya:
System VRF (Variable Refrigerant flow): digunakan pada area
check-in, komersil, lounge, ruang tunggu keberangkatan, area
kedatangan dan baggage claim. Berikut merupakan skema
instalasi AC pada bangunan terminal.
71
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.13. Skema Instalasi AC
Sumber: Olah Data Primer
System exhaust fan
Digunakan pada toilet dan dapur area komersil
System blower
Digunakan pada ruang mechanical dan ruang genset.
72
Universitas Sumatera Utara
BAB VII
GAMBAR PERANCANGAN
7.1.
Visualisasi 3D
7.1.1. Visualisasi 3D Eksterior
Gambar 7.1. Perspektif Eksterior Bandara
Gambar 7.2. Suasana Eksterior Bandara
73
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.3. Green Plaza Bandara
Gambar 7.4. Area Drop-off Bandara
Gambar 7.5. Area Parkir A Bandara
74
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.6. Area Parkir B Bandara
Gambar 7.7. Area Apron Bandara
75
Universitas Sumatera Utara
7.1.2. Visualisasi 3D Interior
Gambar 7.8. Suasana Area Check-in Bandara
Gambar 7.9. Suasana Area Check-in Bandara
76
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.10. Suasana Area Check-in dari Area Café Lt.2
Gambar 7.11. Suasana Area Lift Bandara
Gambar 7.12. Suasana Selasar Lt.1
77
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7.13. Suasana Selasar Lt.12
Gambar 7.14. Suasana Interior Area Komersil Bandara
Gambar 7.15. Suasana Interior Area Selasar Keberangkatan
78
Universitas Sumatera Utara
7.2.
Maket
Gambar 7.14. Maket A
Gambar 7.15. Maket B
7.3.
Gambar 7.16. Maket C
Gambar Perancangan
Berikut adalah gambar kerja perancangan bandara Internasional Sibisa:
79
Universitas Sumatera Utara