Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Distribusi Penggunaan Ruang di Pesisir Kampung Nelayan Belawan Medan Chapter III VII

BAB III . METODA PENELITIAN
III.1

Metoda Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian harus benar-benar dipertimbangkan agar dapat tercapainya

tujuan penelitian tersebut. Selain itu, adapun metoda yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penentuan lokasi dilihat dan dipertimbangkan berdasarkan pada:


Lokasi penelitian merupakan salah satu permukiman informal yang berada di
pesisir pantai



Lokasi penelitian merupaka permukiman ilegal yang dibangun secara tidak
normal dan penggunaan tanah yang belum terencana



Kehidupan ekonomi masyarakat yang masih terbilang jauh dibawah standar

dan masih tradisional



Kurangnya keamanan atas kepemilikan tanah



Kepadatan penduduk yang tinggi



Adanya pertimbangan waktu, tenaga, biaya dan juga akomodasi yang dimiliki
oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan dengan tema eksplorasi,

dimana peneliti menggali lebih dalam lokasi penelitian (studi kasus yaitu Pesisir
Kampung Nelayan Belawan), yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan sosial
masyarakat, kehidupan ekonomi masyarakat, penggunaan tanah serta adanya dampak
dari kehidupan sosial-ekonomi terhadap distribusi penyebaran ruang.


36

Universitas Sumatera Utara

III.2

Metoda Penentuan Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau suatu objek yang menjadi

permasalahan dalam suatu penelitian. Dalam menentukan variabel, peneliti
menggunakan landasan teori. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah (Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Metoda Penentuan Variabel Penelitian
Landasan Teori
Kehidupan

Sosial

Masyarakat Pesisir


Landasan Teori:
Setioko,
dkk
(2011),
menyatakan
bahwa
aktivitas
yang
rutin
nelayan lakukan ialah
sesuatu yang berhubungan
dengan
ikan
dan
perikanan, memperbaiki
kapal
sebelum
atau
sesudah
berlabuh,

membuat alat pancing, dan
memperbaiki mesin kapal

Interpretasi

Variabel

Kehidupan pesisir yang keras
membuat masyarakatnya memiliki
perilaku
yang
temperamental.
Selain perilaku masyarakatnya,
kegiatan dan aktivitas masyarakat
di kawasan pesisir umumnya
dipengaruhi oleh gender dan juga
derajat mereka dalam rumah
tangga. Misalnya kaum pria yang
sudah produktif memilih untuk
menjadi nelayan.

Sedangkan kaum wanita dan juga
anak-anak memilih kegiatan yang
berhubungan
dengan
rumah
tangganya. Selain itu, tradisi dan
bencana
alam
juga
dapat
mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat.

Kehidupan sosial masyarakat
meliputi :
-Kegiatan dan aktivitas yang
dilakukan berdasarkan gender
-Perilaku sehari-hari masyarakat
-Tradisi atau acara di suatu daerah
-Bencana

alam
yang
mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat

Mata
pencaharian
primer
masyarakat di kawasan pesisir
umumnya adalah nelayan. Nelayan
sendiri terbagi atas 3 golongan
yaitu nelayan professional, nelayan
subsisten
dan
juga
nelayan

Kehidupan ekonomi masyarakat
meliputi :
-Mata

pencaharian
primer
masyarakat
yang
berprofesi
sebagai nelayan
-Mata
pencaharian
sekunder

(Sumber: Setioko, B.,
Martini,
T.
W., &
Pandelaki, E. E. (2011).
Conceptual Spatial Model
of Coastal Settlement in
Urbanizing
Area. International
Journal of Science and

Research, 8(3), 60-66.)

Kehidupan

Ekonomi

Masyarakat Pesisir

Landasan Teori:

37

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Interpretasi

Variabel


Ahmed,
dkk
(2013)
menyatakan bahwa profesi
nelayan sendiri terbagi
atas tiga kategori, yaitu
nelayan
professional,
nelayan subsisten, dan
nelayan musiman

musiman.
Mata
pencarian
sekunder
masyarakat di kawasan pesisir ialah
bekerja sebagai buruh, penarik
becak dan juga sebagai pedagang.
Umumnya masyarakat memilih
menjadi pedagang baik dengan

berjualan
di
pasar
maupun
membuka warung.

masyarakat
yang
berprofesi
sebagai buruh, penarik becak dan
juga pedagang.

Adanya fungsi penggunaan lahan
membuat pasar, area perkantoran,
ruang terbuka dan juga balai
pertemuan terletak di tengah
permukiman masyarakat.
Hanya rumah ibadah yang tidak
memiliki ketentuan letaknya di
suatu permukiman.


Penggunaan lahan di
permukiman meliputi:
-Area ruang terbuka
-Pasar
-Rumah ibadah
-Area perkantoran

Dampak
sosial-ekonomi
yang
terjadi
terhadap
penyebaran
penggunaan tanah ditandai dengan
munculnya warung, pasar dan juga
tempat
perlelangan
ikan.
Munculnya interaksi yang terjadi

Dampak sosial-ekonomi terhadap
penggunaan lahan dan menjadi
penyebab keramaian meliputi:
-Penyebaran warung
-Area pasar dan juga tempat
perlelangan ikan (TPI)

(Sumber:Ahmed,
N.,
Rahman, S., Bunting, S.
W., & Brugere, C. (2013).
Socio‐economic
and
ecological challenges of
small‐scale fishing and
strategies
for
its
sustainable management:
A case study of the Old
Brahmaputra
River,
Bangladesh.
Singapore
Journal
of
Tropical
Geography, 34(1), 86102.)
Penggunaan Lahan di
Kawasan Pesisir
Landasan Teori :
Garlake
(2002)
menyatakan bahwa ruang
terbuka,
tempat
pertemuan, dan juga pasar,
adalah ruang-ruang yang
biasanya dilindungi pada
suatu permukiman yang
memiliki dampak terhadap
masyarakatnya
(Sumber: Garlake, P.
(2002). Early art and
architecture of Africa.
Oxford: Oxford University
Press)
Dampak Sosial-Ekonomi
Terhadap Penyebaran
Penggunaan Lahan
Landasan Teori :
Setioko,
dkk
(2011)

suatu

38

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Interpretasi

menyatakan bahwa TPI
merupakan kunci dalam
membangun
jaringan
kegiatan
dalam
hal
menangkap ikan baik
intra-sektor maupun lintas
sektor.

antara penjual dan pembeli serta
diikuti dengan adanya kegiatan
ekonomi menjadikan ketiga fungsi
ruang ini menjadi dampak yang
ditimbulkan akibat kegiatan sosialekonomi. Ketiga fungsi ruang ini
juga menjadi salah satu faktor
penyebab keramaian terjadi selain
adanya sekolah.

(Sumber: Setioko, B.,
Martini,
T.
W., &
Pandelaki, E. E. (2011).
Conceptual Spatial Model
of Coastal Settlement in
Urbanizing
Area. International
Journal of Science and
Research, 8(3), 60-66.)

III.3

Variabel
-Sekolah

Metoda Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis pengumpulan data (Tabel 3.2) yang dilakukan oleh

peneliti, yaitu:
a)

Pengumpulan Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh peneliti secara langsung. Baik itu

pengamatan dan juga kuesioner.


Observasi

langsung,

yaitu

peneliti

mengamati

langsung

serta

mendokumentasikan beberapa gambar guna mendapatkan bahan keperluan
penelitian. Observasi langsung dilakukan pada untuk melihat aktivitas,
kegiatan serta perilaku masyarakat di kawasan pesisir.


Kuesioner, yaitu lembar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden
dengan tujuan mendapatkan jawaban yang akurat serta memiliki keterkaitan
dengan hal yang diteliti. Jawaban responden ini kemudian akan diolah
menjadi data.

39

Universitas Sumatera Utara

b)

Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang cara pengumpulannya dilakukan secara tidak

langsung namun masih memiliki keterkaitan dengan objek penelitian. Sumber data
didapat dari buku, jurnal (nasional maupun internasional), arsip dokumen, data
statistik dari lurah dan juga referensi lainnya yang berkaitan dengan dampak sosial
ekonomi, distribusi penggunaan ruang di kawasan pesisir.

40

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2 Metoda Pengumpulan Data
Variabel

Data Yang Diperlukan

Metoda

(Data
Primer)
Mengidentifikasi kegiatan,
aktivitas dan perilaku yang
dilakukan masyarakat





(Data
Primer)
Mengidentifikasi
tradisi
yang ada di kawasan
tersebut juga pengaruh
bencana alam terhadap
kehidupan sosial





(Data Sekunder)
Data dari lurah tentang
profesi masyarakat di
kawasan pesisir



Kehidupan
sosial
masyarakat meliputi :
-Kegiatan dan aktivitas
yang
dilakukan
berdasarkan gender
-Perilaku
sehari-hari
masyarakat
-Tradisi atau acara di
suatu daerah
-Bencana alam yang
mempengaruhi
kehidupan
sosial
masyarakat



Kehidupan
ekonomi
masyarakat meliputi :
-Mata
pencaharian
primer masyarakat yang
berprofesi
sebagai
nelayan
-Mata
pencaharian
sekunder
masyarakat
yang berprofesi sebagai
buruh,
penarik becak dan juga
pedagang






Penggunaan lahan di
suatu
permukiman
meliputi:
-Area ruang terbuka
-Pasar
-Rumah ibadah
-Area perkantoran

Peta elemen fisik pada permukiman,
seperti letak :
 Tempat ibadah
 Ruang terbuka
 Area pertemuan (balai)
 Warung
 Area perkantoran



Dampak sosial-ekonomi
terhadap
penggunaan
lahan
dan
menjadi
penyebab
keramaian
meliputi:
-Penyebaran warung
-Area pasar dan juga

Peta elemen fisik pada permukiman,
seperti letak :
 Warung
 Pasar
 Tempat pelelangan ikan
 Sekolah






Melakukan
pengamatan
langsung
atau
survey
lapangan
Mengambil gambar yang
akan
diteliti
seperti
kegiatan, aktivitas serta
perilaku masyarakat di
kawasan pesisir
Menyebarkan
kuesioner
terkait dengan kegiatan
dan aktivitas, tradisi, juga
bencana
alam
yang
menjadi
salah
satu
pengaruh
terhadap
kehidupan
sosial
masyarakat
Melakukan
pengamatan
langsung
atau
survey
lapangan
Melakukan pengambilan
gambar yang akan diteliti
Membagikan
kuesioner
yang memiliki keterkaitan
perekonomian masyarakat
yang dapat berdampak
terhadap
distribusi
penggunaan ruang
Melakukan
pengamatan
langsung
atau
survey
lapangan.
Melakukan pengambilan
gambar fasilitas umum
yang akan diteliti
Menentukan titik-titik atau
pemetaan dimana letak
adanya penyebaran fungsi
warung, ruang terbuka,
balai pertemuan dan juga
area perkantoran
Melakukan
pengamatan
langsung
atau
survey
lapangan
Melakukan
pengamatan
langsung dengan melihat
atau mencari faktor yang

41

Universitas Sumatera Utara

Variabel

Data Yang Diperlukan

Metoda

tempat perlelangan ikan
(TPI)
-Sekolah





menyebabkan keramaian
pada satu lokasi. Misalnya
adanya sekolah ataupun
pasar.
Dapat juga dilakukan
pemetaan
tentang
penyebaran fungsi tanah
dan juga faktor penyebab
keramaian
Membuat
peta
area
permukiman yang dilihat
melalui Google Earth dan
kemudian digambar ulang
melalui SketchUp atau
AutoCad

Adapun pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner yang disebarkan dalam
rangka mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
Kehidupan Sosial Masyarakat di Kawasan Pesisir
1.

Apakah terdapat suatu tradisi di kawasan tempat tinggal anda?

2.

Apakah tradisi tersebut?

3.

Seberapa sering tradisi tersebut anda lakukan?

4.

Adakah lokasi tertentu untuk mengadakan acara tradisi tersebut?

5.

Mengapa anda dan seluruh penghuni kampungmemilih lokasi tersebut?

6.

Pernahkah anda mengadakan sebuah acara pesta (sunatan/pernikahan)?

7.

Dimana lokasi yang anda pilih untuk mengadakan acara tersebut?

8.

Mengapa anda memilih lokasi tersebut?

9.

Adakah suatu ruang terbuka (lapangan/area bermain) di kawasan tempat anda
tinggal?

42

Universitas Sumatera Utara

10.

Berfungsi sebagai apakah ruang terbuka tersebut selain untuk olahraga dan
bermain?

11.

Apakah sering terjadi bencana alam di kawasan tempat tinggal anda?

12.

Bencana alam apa yang sering terjadi di kawasan tempat tinggal anda?

13.

Seberapa sering bencana alam tersebut terjadi?

14.

Bila anda tinggal di daerah rawan bencana alam, apakah anda akanberencana
pindah?

15.

Bila anda memilih tidak, apa yang anda lakukan ketika tempat tinggal anda
terkena bencana alam tersebut?
Kehidupan Ekonomi Masyarakat di Kawasan Pesisir

16.

Apakah anda seorang nelayan?

17.

Apakah hasil tangkapan (ikan) yang anda dapatkan akan anda olah sendiri?

18.

Jika anda mengolah ikan hasil tangkapan, lokasi mana yang andagunakan
sebagai ruang pengelolaan?

19.

Jika Anda menjawab no 18,mengapa anda memilih lokasi tersebut?

20.

Apakah anda memiliki sebuah warung?

21.

Jika jawaban nomor 20 “YA”, dimana letak warung anda?

22.

Mengapa anda memilih lokasi tersebutsebagai posisi letak warung?

23.

Bila anda memiliki warung, apakah anda menyediakan meja dan kursi untuk
tempat warga berkumpul dan atau berbincang bincang?

24.

Jika untuk pertanyaan nomor 24 “YA”, mengapa anda menyediakan ruang
untuk berkumpul dan atau berbincang bincang pada area sekitar warung?

43

Universitas Sumatera Utara

25.

Apakah terdapat sebuah pasar dadakan di daerah tempat tinggal anda?

26.

Dimanakah lokasi pasar dadakan tersebut diadakan?

27.

Apakah Anda tau riwayat keberadaan pasar tersebut ?

28.

Jika jawaban nomor 29 “YA”, menurut pendapat Anda mengapa posisi pasar
tersebut di tempat itu?

29.

Mengapa Anda memilih tinggal di tempat ini?

III.4

Metoda Analisa Data
Dalam menganalisa data (Gambar 3.1 hingga Gambar 3.4) yang diperoleh

oleh peneliti berbasis pada variabel. Peneliti tetap menghubungkan kepada teori.
Kemudian data tersebut diinterpretasi berdasarkan isu permasalahan yang diangkat.
Data yang diinterpretasi dihubungkan dengan landasan teori.

44

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

-Jeyarajah (2015) menyatakan
perempuan yang telah berumah
tangga bertanggung jawab atas
kegiatannya. Juga Matthews
(2012)
mengatakan bahwa
wanita yang sudah berumah
tangga juga harus bertanggung
jawab pasca panen.

Kehidupan pesisir yang keras
membuat
masyarakatnya
memiliki
perilaku
yang
temperamental; kegiatan dan
aktivitas
masyarakat
di
kawasan pesisir umumnya
dipengaruhi oleh gender dan
juga derajat mereka dalam
rumah tangga.

Data

yang

diinterpretasi

(Sumber : Jeyarajah, S., & dikaji berbasis landasan teori
Santhirasegaram,
S.
THE
INTERNATIONAL
JOURNAL OF HUMANITIES
& SOCIAL STUDIES.)

Data yang diperoleh berbasis
landasan
teori.
Data
-Boelaars (1984) menyatakan
bahwa orang pesisir memiliki dianalisa berdasarkan teori
orientasi yang kuat untuk
merebut dan meningkatkan
kewibawaan serta status sosial
mereka.
(Sumber :Boelaars, J. H. M. C.
(1984). Kepribadian Indonesia
modern:
suatu
penelitian
antropologi budaya. Gramedia.





Analisa kegiatan, aktivitas dan perilaku yang dilakukan masyarakat berdasarkan gender
Analisa tentang tradisi yang terdapat dan sering dilakukan masyarakat di kawasan pesisir
Analsa bencana alam yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat di kawasan
pesisir

Gambar 3.1 Metoda Analisa Kehidupan Sosial Masyarakat

45

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

-Ahmed,
dkk
(2015)
menyatakan bahwa profesi
nelayan sendiri terbagi atas tiga
kategori,
yaitu
nelayan
professional, nelayan subsisten,
dan nelayan musiman

Mata
pencaharian
primer
masyarakat di kawasan pesisir
umumnya adalah nelayan.
Mata
pencarian
sekunder
masyarakat di kawasan pesisir
ialah bekerja sebagai buruh,
penarik becak dan juga sebagai
pedagang.

-Ahmed, dkk (2015) yang
menyatakan bahwa nelayan Data yang diinterpretasi
musiman
melakukan dikaji berbasis landasan teori
penangkapan
ikan selama beberapa kali
dalam setahun

Data yang diperoleh berbasis

(Sumber : Ahmed, N.,
landasan
teori.
Data
Rahman, S., Bunting, S. W., &
Brugere,
C.
(2013). dianalisa berdasarkan teori
Socio‐economic and ecological
challenges
of
small‐scale
fishing and strategies for its
sustainable management: A
case study of the Old
Brahmaputra
River,
Bangladesh. Singapore Journal
of Tropical Geography, 34(1),
86-102)




Analisa mata pencaharian primer masyarakat yaitu sebagai nelayan
Analisa mata pencaharian sekunder masyarakat yaitu sebagai buruh, penarik becak dan juga
pedagang

Gambar 3.2 Metoda Analisa Kehidupan Ekonomi Masyarakat

46

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

Garlake (2002) menyatakan
bahwa ruang terbuka, tempat
pertemuan, dan juga pasar,
adalah
ruang-ruang
yang
biasanya dilindungi pada suatu
permukiman yang memiliki
dampak
terhadap
masyarakatnya

Adanya fungsi penggunaan
lahan membuat pasar, area
perkantoran, ruang terbuka dan
juga balai pertemuan terletak di
tengah
permukiman
masyarakat.
Hanya rumah ibadah yang tidak
memiliki ketentuan letaknya di
suatu permukiman.

Wright
(1993)
yang
menyatakan bahwa lokasi
tempat ibadah membuktikan
pentingnya kekuatan dalam
mengatur kehidupan sehari-hari
dalam suatu permukiman
difungsikan kantor bisnis dan
industri
dipengaruhi
oleh
konfigurasi global.

Data yang diinterpretasi
dikaji berbasis landasan teori

Data yang diperoleh berbasis
landasan
teori.
Data
dianalisa berdasarkan teori

(Sumber: Garlake, P. S.
(2002).
Early
art
and
architecture of Africa. Oxford:
Oxford
University
Press.Wright, H. T. (1993).
Trade and politics on the
eastern littoral of Africa, AD
800–1300. The archaeology of
Africa: Food, metals and
towns, 658-670.)




Analisa penggunaan tanah yang berfungsi sebagai ruang terbuka, balai pertemuan, kantor
dan rumah ibadah
Analisa penggunaan tanah yang berfungsi sebagai pasar

Gambar 3.3 Metoda Analisa Penggunaan Tanah

47

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

-Setioko,
dkk
(2011)
menyatakan
bahwa
TPI
merupakan
kunci
dalam
membangun jaringan kegiatan
dalam hal menangkap ikan baik
intra-sektor maupun lintas
sektor.

Dampak sosial-ekonomi yang
terjadi terhadap penyebaran
penggunaan tanah ditandai
dengan munculnya warung,
pasar
dan
juga
tempat
perlelangan ikan. Ketiga fungsi
ruang ini juga menjadi salah
satu faktor penyebab keramaian
terjadi selain adanya sekolah.

(Sumber:Setioko, B., Martini,
T. W., & Pandelaki, E. E. Data yang diinterpretasi
(2011). Conceptual Spatial dikaji berbasis landasan teori
Model of Coastal Settlement in
Urbanizing Area. International
Journal of Science and
Research, 8(3), 60-66.)

Data yang diperoleh berbasis
teori.
Data
yang landasan
dianalisa
berdasarkan
teori
pasar

-Horton
(1994)
menyatakan
bahwa
merupakan
pusat
lokasi
komunal kegiatan masyarakat.

(Sumber: Horton, M. C.
(1994). Swahili architecture,
space and social structure.
Architecture
and
order:
Approaches to social space,
147-169.)




Analisa pemetaan distibusi penyebaran fungsi, seperti penyebaran warung, pasar dan juga
tempat pelelangan ikan
Analisa penyebab faktor keramaian terjadi di kawasan tersebut.

Gambar 3.4 Metode Analisa Dampak Sosial-Ekonomi Dalam Penyebaran Penggunaan Tanah

48

Universitas Sumatera Utara

III.5.

Metoda Menghasilkan Penemuan
Metoda menghasilkan penemuan didapatkan melalui sintesa teori dan data

berdasarkan interpretasi kajian teori dan mengaitkan permasalahan penelitian. Metoda
dalam menghasilkan penemuan diperoleh melalui analisa data (Gambar 3.5 sampai
3.8)
Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

-Jeyarajah (2015) menyatakan
perempuan yang telah berumah
tangga bertanggung jawab atas
kegiatannya.
Juga
Matthews
(2012) mengatakan bahwa wanita
yang sudah berumah tangga juga
harus bertanggung jawab pasca
panen.

Kehidupan pesisir yang keras
membuat
masyarakatnya
memiliki
perilaku
yang
temperamental; kegiatan dan
aktivitas
masyarakat
di
kawasan pesisir umumnya
Data yang diinterpretasi dipengaruhi oleh gender dan
dikaji berbasis landasan teori juga derajat mereka dalam
rumah tangga.
(Sumber : Jeyarajah, S., &
Santhirasegaram,
S.
THE
INTERNATIONAL JOURNAL
OF HUMANITIES & SOCIAL
STUDIES.)

Data yang diperoleh berbasis
landasan
teori.
Data
dianalisa
berdasarkan
teori
menyatakan

-Boelaars (1984)
bahwa orang pesisir memiliki
orientasi yang kuat untuk merebut
dan meningkatkan kewibawaan
serta status sosial mereka.
(Sumber :Boelaars, J. H. M. C.
(1984). Kepribadian Indonesia
modern:
suatu
penelitian
antropologi budaya. Gramedia.





Analisa kegiatan, aktivitas dan perilaku yang dilakukan masyarakat berdasarkan gender
Analisa tentang tradisi yang terdapat dan sering dilakukan masyarakat di kawasan pesisir
Analisa bencana alam yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat di kawasan pesisir



Rumah memiliki pengaruh terhadap kegiatan sosial yang dilakukan masyarakat, seperti dalam
melakukan pelaksanaan tradisi dan pesta.
Masyarakat yang enggan untuk pindah rumah walaupun kawasan ini sering terkena air pasang



PENEMUAN

Gambar 3.5 Metoda Menghasilkan Penemuan Kehidupan Sosial Masyarakat

49

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

-Ahmed,
dkk
(2015)
menyatakan bahwa profesi
nelayan sendiri terbagi atas tiga
kategori,
yaitu
nelayan
professional, nelayan subsisten,
dan nelayan musiman

Mata
pencaharian
primer
masyarakat di kawasan pesisir
umumnya adalah nelayan.
Mata pencaharian sekunder
masyarakat di kawasan pesisir
ialah bekerja sebagai buruh,
penarik becak dan juga sebagai
pedagang.

-Ahmed, dkk (2015) yang
menyatakan bahwa nelayan Data yang diinterpretasi
musiman
melakukan dikaji berbasis landasan teori
penangkapan
ikan selama beberapa kali
dalam setahun

Data yang diperoleh berbasis

(Sumber : Ahmed, N.,
landasan
teori.
Data
Rahman, S., Bunting, S. W., &
Brugere,
C.
(2013). dianalisa berdasarkan teori
Socio‐economic and ecological
challenges
of
small‐scale
fishing and strategies for its
sustainable management: A
case study of the Old
Brahmaputra
River,
Bangladesh. Singapore Journal
of Tropical Geography, 34(1),
86-102)




Analisa mata pencaharian primer masyarakat yaitu sebagai nelayan
Analisa mata pencaharian sekunder masyarakat yaitu sebagai buruh, penarik becak dan juga
pedagang
Penemuan




Masyarakat lebih banyak memilih berprofesi sebagai wiraswasta
Para perempuan cenderung membuka warung karena memiliki fleksibilitas dalam
mengatur waktu, mengurus rumah dan juga anak mereka.

Gambar 3.6 Metoda Menghasilkan Penemuan Kehidupan Ekonomi Masyarakat

50

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

Garlake (2002) menyatakan
bahwa ruang terbuka, tempat
pertemuan, dan juga pasar,
adalah
ruang-ruang
yang
biasanya dilindungi pada suatu
permukiman yang memiliki
dampak
terhadap
masyarakatnya

Adanya fungsi penggunaan
lahan membuat pasar, area
perkantoran, ruang terbuka dan
juga balai pertemuan terletak di
tengah
permukiman
masyarakat.
Hanya rumah ibadah yang tidak
memiliki ketentuan letaknya di
suatu permukiman.

Wright
(1993)
yang
menyatakan bahwa lokasi
tempat ibadah membuktikan
pentingnya kekuatan dalam
mengatur kehidupan sehari-hari
dalam suatu permukiman
difungsikan kantor bisnis dan
industri
dipengaruhi
oleh
konfigurasi global.

Data yang diinterpretasi
dikaji berbasis landasan teori

Data yang diperoleh berbasis
landasan
teori.
Data
dianalisa berdasarkan teori

(Sumber: Garlake, P. S.
(2002).
Early
art
and
architecture of Africa. Oxford:
Oxford
University
Press.Wright, H. T. (1993).
Trade and politics on the
eastern littoral of Africa, AD
800–1300. The archaeology of
Africa: Food, metals and
towns, 658-670.)







Analisa penggunaan tanah yang berfungsi sebagai ruang terbuka, balai pertemuan, kantor
dan rumah ibadah
Analisa penggunaan tanah yang berfungsi sebagai pasar
Penemuan

Penggunaan tanah di permukiman ini banyak difungsikan sebagai hunian dan juga ruang
terbuka.
Sebagian besar rumah hunian memiliki warung sebagai penyokong kebutuhan ekonomi
masyarakat

Gambar 3.7 Metoda Menghasilkan Penemuan Penggunaan Tanah

51

Universitas Sumatera Utara

Landasan Teori

Data Yang Diinterpretasi

-Setioko,
dkk
(2011)
menyatakan
bahwa
TPI
merupakan
kunci
dalam
membangun jaringan kegiatan
dalam hal menangkap ikan baik
intra-sektor maupun lintas
sektor.

Dampak sosial-ekonomi yang
terjadi terhadap penyebaran
penggunaan tanah ditandai
dengan munculnya warung,
pasar
dan
juga
tempat
perlelangan ikan. Ketiga fungsi
ruang ini juga menjadi salah
satu faktor penyebab keramaian
terjadi selain adanya sekolah.

(Sumber: Setioko, B., Martini, Data yang diinterpretasi
T. W., & Pandelaki, E. E. dikaji berbasis landasan teori
(2011). Conceptual Spatial
Model of Coastal Settlement in
Urbanizing Area. International
Journal of Science and
Data yang diperoleh berbasis
Research, 8(3), 60-66.)

landasan
teori.
Data
yang dianalisa berdasarkan teori

-Horton
(1994)
menyatakan
bahwa
pasar
merupakan
pusat
lokasi
komunal kegiatan masyarakat.

(Sumber: Horton, M. C.
(1994). Swahili architecture,
space and social structure.
Architecture
and
order:
Approaches to social space,
147-169.)




Analisa pemetaan distibusi penyebaran fungsi, seperti penyebaran warung, pasar dan juga
tempat pelelangan ikan
Analisa penyebab faktor keramaian terjadi di kawasan tersebut.

Penemuan



Pengelompokan permukiman berdasarkan penyebaran fungsi
Faktor suatu fungsi dapat berperan sebagai generator di kawasan pesisir Kampung
Nelayan Belawan
Gambar 3.8 Metode Menghasilkan Penemuan Dampak Sosial-Ekonomi Dalam
Penyebaran PenggunaanTanah

52

Universitas Sumatera Utara

BAB IV. KAWASAN KAMPUNG NELAYAN BELAWAN
IV.1

Keberadaan Kampung Nelayan Belawan di Kota Medan
Kampung Nelayan Belawan Medan adalah salah satu permukiman informal

yang berada di Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan, Kota
Medan, Sumatera Utara. Letak Kampung Nelayan Belawan sendiri berada di timur
laut Kota Medan. Lokasi Kampung Nelayan Belawan Medan berada pada 3 derajat
garis lintang utara dan 98 derajat garis bujur timur dunia (Gambar 4.1).

Peta Sumatera Utara

Peta Kota Medan

Peta Belawan

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian di Kota Medan
(Sumber: Google Earth, (2017))

53

Universitas Sumatera Utara

Kampung Nelayan Belawan berbatasan dengan Jalan Yos Sudarso di sebelah
timur. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Bekukang dan Jalan Kakap. Sebelah
barat Kampung Nelayan Belawan berbatasan dengan Jalan Makam Pahlawan, serta di
sebelah utara Kampung Nelayan Belawan berbatasan dengan laut lepas (Gambar 4.2).

Keterangan Gambar:
Lokasi Penelitian
Batas Utara
Batas Timur
Batas Selatan
Batas Barat

Gambar 4.2 Batasan Lokasi Penelitian
(Sumber :Google Earth (2017))

Letak permukiman Kampung Nelayan Belawan ini cukup strategis. Banyak
transportasi umum dari pusat kota Medan menuju lokasi tersebut. Jarak dari pusat
Kota Medan menuju Kampung Nelayan Belawan sendiri berkisar 21.5 km yang dapat
di tempuh dengan mengendarai kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dalam
waktu 75 menit melalui Jalan Yos Sudarso. Alternatif jalan lain yang digunakan
masyarakat menuju ke kawasan tersebut adalah menggunakan jalan tol yaitu Tol
Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa). Jarak menuju Kampung Nelayan
Belawan dari Kota Medan berkisar 25.2 km, terbilang jauh dari jalan yang berada di

54

Universitas Sumatera Utara

perkotaan.Walaupun demikian, waktu yang di tempuh melalui jalan tol ini terbilang
lebih cepat, yaitu sekitar 38 menit. Jalan tol yang bebas macet dan hanya kendaraan
tertentu saja yang dapat masuk, menjadikan jalan ini menjadi alternatif bagi
masyarakat yang mengendarai kendaraan roda empat.
Selain banyaknya transportasi dan alternatif jalan menuju ke kawasan
tersebut, Kampung Nelayan Belawan berdekatan dengan Pelabuhan Belawan yang
menjadi salah satu pintu gerbang via laut menuju Kota Medan bahkan Sumatera
Utara. Jaraknya sekitar 5.1 km. Selain dekat dengan pelabuhan, Kampung Nelayan
Belawan juga dekat dengan Kantor Bea Cukai Belawan dengan jarak sekitar 3 km.
Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Kampung Nelayan Belawan dan
juga masyarakat yang berada di Kota Medan, Belawan identik sebagai kawasan
industri. Hal ini dikarenakan terdapat salah satu kawasan, yaitu Kawasan Industri
Medan (KIM) yang menjadi salah satu pabrik industri yang bergerak di bidang
industri, kabel dan telepon, serta pengelolahan air limbah. Kampung Nelayan
Belawan sendiri berada di daerah Belawan, namun jaraknya sangat jauh dengan
pabrik tersebut. Jarak tersebut berkisar 19.7 km dari KIM menuju Kampung Nelayan
Belawan sehingga polusi yang dihasikan oleh pabrik tidak begitu mencemari udara
bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Kampung Nelayan Belawan Medan.
IV.2

Kehidupan Sosial Masyarakat di Permukiman Kampung Nelayan Belawan
Medan

55

Universitas Sumatera Utara

Kehidupan sosial masyarakat di kawasan Kampung Nelayan Belawan Medan
memiliki keterkaitan dengan aktivitas, kegiatan, perilaku yang dilakukan sehari-hari,
adanya suatu tradisi juga adanya keterkaitan dengan bencana alam. Adanya penelitian
yang dilakukan di kawasan tersebut, membuat peneliti dapat mendeskripsikan
aktivitas, kegiatan serta perilaku masyarakat yang dilakukan sehari-hari.
Di dalam suatu permukiman, tentu saja terdapat satu fasilitas yang digunakan
masyarakat. Hal ini juga berlaku di permukiman informal yang secara umum
terbentuk dengan spontan. Fasilitas tersebut seperti adanya ruang terbuka berupa
lapangan atau area bermain. Namun, walaupun ruang terbuka tersebut berupa
lapangan, ternyata fungsi ruang terbuka tersebut tidak berfungsi sebagai mana
mestinya. Beberapa masyarakat memakai lapangan tersebut untuk menjemur pakaian,
sebagai tempat parkir (bila salah satu warga mengadakan pesta), dan juga digunakan
masyarakat sebagai area untuk lomba 17 Agustus dan juga untuk kurban.Walaupun
demikian, beberapa masyarakat juga menggunakan ruang terbuka tersebut sebagai
area bermain.
Selain ruang terbuka yang menjadi salah satu ruang terjadinya aktivitas dan
kegiatan masyarakat, terdapat juga suatu tradisi yang sering dilakukan masyarakat di
Kampung Nelayan Belawan. Masyarakat menyebut tradisi ini dengan sebutan tradisi
mengucapkan syukur. Hal ini dilakukan masyarakat sebagai tanda rasa syukur
masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rezeki untuk mereka

56

Universitas Sumatera Utara

dan juga masyarakat di sekitar permukiman. Namun, tidak ada waktu tertentu untuk
melakukan tradisi tersebut.
Tradisi ini berbentuk seperti pesta bersama yang diadakan masyarakat di salah
satu rumah warga. Biasanya masyarakat memilih rumah yang dapat menampung
banyak warga dan juga lokasi rumah tersebut yang strategis. Hal ini dikarenakan agar
masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi tersebut.
Selain adanya tradisi sebagai ucapan syukur atas kelimpahan rezeki dari
Tuhan yang diadakan seperti pesta bersama, ada juga pesta yang dilakukan
masyarakat secara pribadi. Acara yang dilakukan seperti acara pernikahan dan juga
acara sunatan. Biasanya lokasi yang dipilih masyarakat dalam mengadakan acara
tersebut adalah di halaman depan rumah masyarakat. Hal ini dikarenakan karena
masyarakat merasa bahwa acara yang mereka adakan harus dekat dengan rumah
sehingga memudahkan proses berlangsungnya acara, baik dari acara di atas panggung
maupun hidangan makanan yang disediakan.
Senada dengan ruang terbuka dan juga tradisi yang memunculkan kegiatan
sosial di lingkungan masyarakat, bencana alam juga dapat memunculkan kegiatan
sosial di lingkungan tersebut. Bencana alam yang sering terjadi di permukiman ini
adalah banjir yang diakibatkan oleh pasangnya air laut. Namun, banjir di permukiman
ini berbeda dengan banjir yang diakibatkan oleh air hujan. Banjir yang terjadi karena
pasangnya air laut, akan surut dalam waktu berkisar 3 jam. Sedangkan banjir yang

57

Universitas Sumatera Utara

diakibatkan karena air hujan, akan surut dalam waktu beberapa minggu. Tidak ada
waktu tertentu terjadinya air pasang. Namun menurut masyarakat, air pasang akan
terjadi setidaknya dua kali dalam sebulan dan air laut akan bertambah volumenya
ketika mendekati bulan puasa (bulan Ramadhan).
Walaupun permukiman ini sering dilanda oleh banjir karena air pasang,
masyarakat yang tinggal di permukiman ini memilih untuk tidak pindah dari kawasan
ini. Beberapa masyarakat merasa sudah nyaman tinggal di kawasan ini sehingga
enggan untuk berpindah tempat. Pada saat terjadi pasang air laut, masyarakat juga
memilih untuk tetap berada di rumah mereka. Hal ini dikarenakan mereka harus
menjaga barang serta perabotan rumah mereka. Tapi hal tersebut tidak berlaku jika
tingginya air laut ketika pasang. Masyarakat akan mengungsi dan membawa barang
berharga milik mereka, seperti sepeda motor dan barang elektronik lainnya.
IV.3

Kehidupan Ekonomi Masyarakat di Permukiman Kampung Nelayan Belawan
Medan
Pada umumnya, sebagian besar masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir

bermatapencaharian sebagai nelayan. Namun, pada kawasan Kampung Nelayan
Belawan ini, profesi wiraswasta menjadi profesi yang banyak dilakukan masyarakat.
Walaupun demikian, profesi nelayan juga menjadi profesi kedua yang banyak
dilakukan masyarakat.

58

Universitas Sumatera Utara

Nelayan yang tinggal di kawasan ini, umumnya menangkap ikan dan hasil
laut dengan kapal dan menjualnya langsung ke pasar atau juga tempat perlelangan
ikan (TPI). Para nelayan juga keluarga nelayan memilih menjual langsung karena
minimnya keterbatasan keahlian mereka dalam mengolah ikan tersebut. Namun,
beberapa masyarakat juga tidak memungkiri bahwa bila mereka memiliki keahlian
dalam mengolah ikan, mereka akan mengolahnya dengan menggunakan lahan
terbatas yang berada dirumah mereka. Hal ini mereka lakukan agar memudahkan
pengawasan dalam menjemur ikan tersebut (seperti gangguan dari anak-anak maupun
dari hewan peliharaan).
Selain bekerja sebagai nelayan, masyarakat yang berprofesi sebagai
wiraswasta umumnya memiliki warung di dekat tempat tinggal mereka. Warung
tersebut biasanya terletak di teras rumah masyarakat. Hal ini dikarenakan agar
mempermudah masyarakat dalam hal pengawasan dan juga penjagaannya. Beberapa
masyarakat menyediakan kursi dan juga meja di depan warung mereka. Selain untuk
berbincang-bincang dengan warga masyarakat lainnya, alasan pemilik warung
menyediakan kursi dan meja agar warung mereka terkesan ramai dan banyak pembeli
yang datang.
Berjualan dengan membuka warung merupakan salah satu profesi alternatif
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari. Selain
berjualan dengan membuka warung, masyarakat juga memilih berjualan di pasar.
Tidak terdapat pasar dadakan di kawasan Kampung Nelayan Belawan ini. Namun

59

Universitas Sumatera Utara

menurut masyarakat, pemerintah menyediakan bazaar berupa bahan kebutuhan pokok
(seperti beras, gula, dan lain-lain) dengan harga yang lebih murah. Pemerintah yang
diwakilkan oleh kelurahan setempat mengadakan bazaar tersebut di halaman kantor
lurah. Selain itu, acara bazaar ini diadakan ketika menjelang bulan puasa (bulan
Ramadhan) yang biasanya bahan pokok kebutuhan masyarakat sedang naik di
pasaran.
IV.4

Penggunaan Tanah di Lokasi Penelitian
Penggunaan tanah di kawasan Kampung Nelayan Belawan ini bervariasi

terutama pada fungsi penggunaan tanahnya. Penggunaan tanah di permukiman ini
umumnya berfungsi sebagai lahan hunian masyarakat. Namun tidak sedikit pula
penggunaan tanah dijadikan sebagai fasilitas penunjang dari pemerintah. Misalnya
adanya area perkantoran, adanya fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan dan lain
sebagainya.
Penggunaan

tanah

pada

umumnya

digunakan

sebagai

hunian

masyarakat.Sebagian masyarakat yang memiliki tanah yang sedikit berlebih
digunakan untuk mendirikan sebuah warung. Warga yang memiliki warung
umumnya memiliki meja serta kursi yang digunakan masyarakat untuk bersosialisasi
dengan masyarakat lainnya (baik sekedar mengobrol, maupun bermain kartu).
Namun, fenomena yang muncul di lapangan ialah berdirinya satu warung dengan
warung yang lainnya memiliki jarak sekitar 5 meter saja. Bahkan di beberapa lokasi

60

Universitas Sumatera Utara

tertentu, tetangga yang rumahnya bersebelahan juga memiliki warung. Yang artinya
jarak antara warung satu dengan warung yang lainnya hanya dipisahkan oleh tembok
rumah saja (tidak sampai 3 meter).
Selain warung, penggunaan tanah yang lainnya digunakan sebagai pasar. Pada
kawasan Kampung Nelayan Belawan ini terdapat satu pasar yang cukup besar dan
letaknya juga cukup strategis. Pasar ini digunakan masyarakat untuk berbelanja
keperluan serta kebutuhan mereka sehari-hari. Selain sebagai tempat berjualan,
beberapa sisi pasar ini juga digunakan masyarakat yang berprofesi sebagai penarik
becak untuk mangkal menunggu penumpang.
Penggunaan tanah yang lainnya digunakan sebagai dermaga. Dermaga sendiri
merupakan suatu tempat yang difungsikan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal
yang sudah selesai digunakan. Pada dermaga juga terdapat tempat perlelangan ikan
sementara. TPI sementara ini digunakan para nelayan untuk memisahkan ikan
tangkapan berdasarkan jenisnya sebelum dijual ke tempat perlelangan ikan yang lebih
besar.
Selain digunakan sebagai area kebutuhan ekonomi, penggunaan lahan juga
digunakan sebagai area fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Misalnya fasilitas
pendidikan. Pada kawasan ini, terdapat dua jenis fasilitas yang disediakan yaitu TK
(Taman Kanak-Kanak) dan juga SD (Sekolah Dasar). Jarak antara TK dan SD ini
berkisar 100 meter. Area yang cukup ramai berada di kawasan SD. Hal ini

61

Universitas Sumatera Utara

dikarenakan, selain jumlah siswanya yang terbilang cukup banyak, terdapat juga
pedagang kaki lima yang berjualan di sekitaran sekolah. Sehingga apabila jam
istirahat dan jam pulang sekolah, para siswa akan beramai-ramai memadati area
pedagang tersebut.
Fasilitas pendidikan disediakan pemerintah untuk menunjang kebutuhan wajib
belajar 9 tahun di kawasan permukiman ini. Selain fasilitas pendidikan, terdapat juga
fasilitas ibadah di kawasan ini seperti musholla, mesjid dan juga gereja. Mesjid yang
berada di lokasi permukiman ini terbilang cukup besar dan cukup strategis. Namun,
tahap renovasi dan pembangunan yang dilakukan oleh pihak mesjid, menjadikan area
ini kurang nyaman untuk digunakan. Selain mesjid terdapat juga musholla yang
berada sekitar 150 meter dari mesjid tersebut. Musholla di lokasi ini cukup luas
namun tertutup sehingga kurang nyaman juga untuk digunakan. Di seberang
musholla terdapat juga lokasi yang digunakan untuk manasik haji (sebelum berangkat
haji biasanya umat muslim akan berkumpul di lokasi tersebut). Selain mesjid dan
musholla, terdapat juga gereja di kawasan permukiman ini. Letak gereja ini cukup
dekat dengan mesjid, hanya berkisar 50 meter. Bangunan gereja terbilang cukup besar
dan area parkir gereja terbilang cukup luas sehingga jemaat yang hendak beribadah di
gereja tersebut dapat dengan mudah dan nyaman memarkirkan kendaraan mereka.
Selain fasilitas pendidikan dan ibadah, terdapat juga fasilitas perkantoran di
permukiman Kampung Nelayan Belawan Medan. Fasilitas perkantoran yang tersedia
adalah kantor lurah. Dari jalan utama (Jalan Yos Sudarso) menuju ke kantor lurah

62

Universitas Sumatera Utara

tersebut, terbilang cukup jauh berkisar 500 km. Beberapa masyarakat menggunakan
kendaraan pribadi maupun becak untuk mengantar mereka ke kantor lurah tersebut.
Kantor lurah di permukiman ini terbilang kecil dan cukup sempit, serta tidak adanya
area parkir untuk kendaraan sehingga beberapa kendaraan harus menggunakan bahu
jalan. Lokasi kantor lurah ini bersebelahan dengan lokasi TK (Taman Kanak-Kanak).

63

Universitas Sumatera Utara

BAB V. KAJIAN KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI DI KAMPUNG
NELAYAN BELAWAN MEDAN
V.1

Kajian Kehidupan Sosial di Permukiman Kampung Nelayan Belawan Medan
Kegiatan dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di kawasan Kampung

Nelayan Belawan bervariasi. Umumnya kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat di kawasan ini ditentukan oleh gender dan juga derajat masyarakat di
dalam rumah tangganya. Gender dan derajat masyarakat berada dalam suatu tradisi
yang selalu menjadi bagian kehidupan penghuni kampung. Perempuan dan lak-laki
mempunyai peranan sesuai dengan tingkatannya dalam suatu tradisi. Tradisi
mempengaruhi kehidupan sosial di masyarakat. Bahkan, sebagian masyarakat tidak
dapat lepas dari tradisi. Tradisi menjadi wadah penghuni untuk bertemu bahkan
saling mengetahui kabar penghuni kampung lainnya. Masyarakat Kampung Nelayan
pada umumnya berpartisipasi dalam tradisi (69.30%). Salah satu tradisi yang selalu
menjadi kegiatan bersama adalah tradisi mengucap syukur (Tabel 5.1). Tradisi
mengucap syukur ini ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rezeki
yang mereka terima dari Tuhan. Namun, tidak ada ketentuan waktu dalam melakukan
kegiatan tersebut.
Tabel 5.1 Partisipasi Masyarakat Terhadap Sebuah Tradisi
01. Keikutsertaan masyarakat

Ya

Tidak

Tidak Tahu

dalam sebuah tradisi

69.30%

38.61%

0.99%

64

Universitas Sumatera Utara

Dalam menjalankan suatu acara tradisi, masyarakat tentu harus menentukan
lokasi yang menjadi tempat terlaksananya kegiatan tersebut. Pada umumnya,
masyarakat memilih melaksanakan acara tradisi di rumah tinggal mereka sendiri
(33.66%). Hal tersebut menjadi pemikiran warga karena dapat menghemat anggaran
biaya acara. Tradisi ini menjadi wadah terjadinya gotong royong antar penghuni.
Ketika penghuni kampung akan melaksanakan suatu acara tradisi, maka seluruh
penghuni akan bergotong royong supaya kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.
Tabel 5.2 Lokasi Dalam Mengadakan Kegiatan Tradisi
02.

Pemilihan lokasi dalam mengadakan acara tradisi

Persentase

Daerah pantai atau pesisir laut

2.97%

Lapangan atau ruang terbuka

3.96%

Salah satu rumah masyarakat

33.66%

Halaman dari rumah warga

15.84%

Tidak ada lokasi tertentu

14.85%

Tidak tahu

26.73%

Namun, tidak semua rumah masyarakat dapat dijadikan sebagai lokasi untuk
mengadakan kegiatan tradisi tersebut. Adapun kriteria dalam menentukan rumah
yang layak dijadikan sebagai tempat pelaksanaan tradisi adalah lokasi yang dapat
menampung banyak orang yang akan datang. Beberapa warga mempertimbangkan

65

Universitas Sumatera Utara

kelayakan serta letak lokasi. Banyak masyarakat menentukan atau sepakat dalam
menggunakan salah satu rumah warga (Tabel 5.2) untuk kegiatan tradisi tersebut.
Biasanya, rumah warga yang paling banyak menampung masyarakat pendatang
menjadi pilihan lokasi kegiatan tradisi (34.65%). Selain itu, masyarakat juga sepakat
bahwa lokasi yang strategis dan juga mudah dicapai oleh seluruh masyarakat juga
dipilih sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan tradisi (Tabel 5.3)
Tabel 5.3 Penentuan Lokasi Pelaksanaan Tradisi
03.

Alasan dalam menentukan lokasi pelaksanaan tradisi

Persentase

Lokasi dapat menampung banyak masyarakat

34.65%

Karena acara butuh ruang terbuka

6.93%

Lokasi dipilih karena strategis

17.82%

Lokasi mudah dicapai oleh seluruh masyarakat

17.82%

Tidak tahu

22.77%

Dalam melaksanakan acara tradisi, masyarakat tentu saja membutuhkan
sebuah ruang. Acara tradisi tersebut dilakukan oleh semua lapisan masyarakat baik
kaum laki-laki maupun perempuan ikut serta terlibat dalam proses pelaksanaannya.
Menurut Matthews (2012) yang menyatakan bahwa wanita mempunyai tanggung
jawab pasca panen. Situasi pasca panen adalah aktivitas syukuran atas anugerah

66

Universitas Sumatera Utara

material yang Tuhan berikan. Situasi ini sangat menuntut kaum perempuan untuk
terlibat dalam acara syukuran (Gambar 5.1)

Keterangan Gambar:
Ruang Untuk
Perempuan
Ruang Untuk
Laki-Laki

Peta Kunci

Titik Mapping
Gambar 5.1 Ilustrasi kegiatan tradisi yang dilakukan masyarakat

Teori ini menggambarkan bahwa perempuan juga terlibat dalam suatu
kegiatan yang berhubungan dengan mata pencaharian kepala keluarga. Di Kampung
Nelayan, kaum laki-laki pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai
nelayan. Jerih payah sebagai nelayan merupakan salah satu hasil panen. Proses
mengelolah hasil panen merupakan suatu kegiatan yang menuntut partisipasi
masyarakat dan juga melibatkan kaum perempuan. Fakta ini menggambarkan analogi
yang sama dengan keterlibatan semua pihak, baik kaum laki-laki dan perempuan
dalam melaksanakan kegiatan tradisi syukuran di Kampung Nelayan Belawan.
Selain adanya kegiatan tradisi, kehidupan sosial masyarakat juga terjadi saat
salah satu warga mengadakan acara pesta. Pesta yang diadakan merupakan pesta
pribadi (menggunakan anggaran dana pribadi), seperti acara pernikahan dan juga
sunatan. Pada umumnya, masyarakat yang tinggal di Kampung Nelayan Belawan ini

67

Universitas Sumatera Utara

pernah mengadakan sebuah pesta (75.24%). Dan sebagian besar acara yang diadakan
adalah pesta pernikahan (Tabel 5.4). Selain acara tradisi, adanya pesta juga dapat
menjadi wadah masyarakat untuk bersosialisasi hingga terjadinya gotong royong
antar penghuni.
Tabel 5.4 Masyarakat yang Mengadakan Pesta
04.

Masyarakat

yang pernah

pesta (sunatan/pernikahan)

mengadakan

YA

TIDAK

Tidak Tahu

75.24%

22.77%

1.98%

Serupa dengan tradisi, dalam mengadakan sebuah pesta tentu saja harus
memiliki pertimbangan terhadap penentuan lokasinya (Tabel 5.5). Hal ini
dikarenakan agar memudahkan para tamu undangan datang serta memudahkan
pengawasan baik untuk pengawasan pada acara (panggung, makanan juga tempat
duduk) maupun pengawasan pada area parkiran. Masyarakat yang tinggal di
permukiman ini memilih untuk menggunakan halaman depan rumah mereka sebagai
lokasi untuk mengadakan pesta (37.62%), sehingga harus memakai badan jalan
hingga menutup akses jalan tersebut. Rumah mempunyai kekuatan yang dapat
mengikat penghuni lainnya dalam suatu kampung. Masyarakat merasa bahagia
apabila dapat melaksanakan acara dalam rumah atau halaman rumah. Kebebasan
dalam menggunakan ruang sering menjadi motivasi untuk melaksanakan acara
dirumah. Halaman rumah adalah bagian perluasan tempat pelaksanaan acara pesta.

68

Universitas Sumatera Utara

Perilaku ini menjadi kebiasaan penghuni kampung. Ada rasa bangga apabila dapat
melaksanakan acara dirumah dan halamannya. Apabila halaman rumah tidak
mencukupi, perilaku masyarakat dalam melaksanakan acara meluas ke jalan yang ada
didepan rumah mereka. Kebiasaan ini tidak jarang berdampak kepada kondisi jalan
yang secara fisik akan ditutup. Hal ini dapat saja berpotensi terjadinya
ketidaknyamanan orang yang berlalu melalaui jalan tersebut.
Tabel 5.5 Penentuan Lokasi Pesta
05.

Penentuan lokasi dalam mengadakan pesta

Persentase

Menggunakan ruang terbuka

14.85%

Menggunakan jalan

18.81%

Menggunakan balai pertemuan atau aula

8.91%

Menggunakan pantai

2.97%

Menggunakan halaman depan rumah

37.62%

Tidak Tahu

16.83%

Adanya penentuan lokasi untuk acara pesta yang dilakukan masyarakat
menjadi salah satu pertimbangan. Hal ini dikarenakan letak lokasi pesta harus
memudahkan masyarakat bahkan tamu yang datang dapat dengan mudah
mengaksesnya serta pengawasannya. Selain dapat mempermudah pengawasan dalam
hal penjagaan terhadap acara dan juga parkir, alasan lainnya masyarakat memilih

69

Universitas Sumatera Utara

lokasi pesta menggunakan halaman rumah dan jalan ialah agar mereka dapat
menghemat anggaran acara (23.76%). Tidak hanya dapat menghemat anggaran,
masyarakat juga memilih untuk dekat dengan rumah sebagai lokasi pelaksanaan acara
pesta tersebut (Tabel 5.6). Seperti yang kita tahu bahwa untuk mengadakan sebuah
acara pesta tentu harus memiliki dana yang cukup besar. Pesta pernikahan merupakan
salah satu pesta yang harus memiliki dana yang besar. Menyewa atau memakai
sebuah gedung untuk acara tentu saja tidak murah harganya. Untuk itu, sebagian
masyarakat beralasan bahwa biaya yang digunakan untuk gedung dapat digunakan
untuk kebutuhan lainnya. Sehingga beberapa warga memilih untuk mengadakan acara
pesta di halaman rumah dan juga menutup jalan (Gambar 5.2). Aksesibilitas sendiri
merupakan faktor penting untuk penduduk Kampung Nelayan dalam mengambil
keputusan.datang ke acara kerabat. Dekat dengan rumah adalah alasan masyarakat
untuk pergi ke hajatan kerabat. Rumah tinggal sebagai tempat yang menjadi prioritas
karena mengandung makna kebanggaan dan harga diri bagi pemilik rumah.
Tabel 5.6 Alasan Memilih Lokasi Pesta
06.

Alasan masyarakat dalam memilih lokasi pesta

Persentase

Mudah diakses oleh tetangga yang diundang

22.77%

Dekat dengan rumah

21.78%

Agar tidak merepotkan tetangga

7.92%

Dapat menghemat anggaran acara

23.76%

70

Universitas Sumatera Utara

06.

Alasan masyarakat dalam memilih lokasi pesta

Persentase

Alasan lainnya

4.95%

Tidak tahu

18.81%

Dalam melaksanakan acara pesta tersebut, masyarakat yang tinggal di
kawasan tersebut harus turut berpartisipasi pada kegiatan acara pesta bersebut.
Setioko (2011) menyatakan bahwa keluarga nelayan juga harus membantu nelayan
dalam perbaikan kapal, jaring, dan ikut bersosialisasi dengan masyarakat yang ada di
lingkungan tempat mereka tinggal.

Peta Kunci
Gambar 5.2 Suasana Pesta di Jalan Gulama, Kampung Nelayan Belawan

Masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam acara pesta ini umumnya adalah
kaum perempuan. Kaum perempuan biasanya akan membantu dalam mempersiapkan
acara baik itu memasak, mengatur desain teratak bahkan menjadi panitia acara. Hal
ini menuntut masyarakat untuk bergotong royong dalam membantu melaksanakan

71

Universitas Sumatera Utara

acara ini. Kegiatan acara ini hampir sama dengan pengadaan tradisi, dimana sebagian
besar kaum perempuan yang turut berpartisipasi dalam acara ini. Tidak hanya
perempuan saja, kaum laki-laki juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dalam
mengadakan sebuah acara pesta, masyarakat yang memasuki usia produktif (baik
laki-laki maupun perempuan) saling membantu dalam melaksanakan acara ini.
gotong royong yang masih kental di Kampung Nelayan ini cukup membantu
masyarakat lainnya.
Selain adanya pesta dan tradisi yang menjadi salah satu faktor kegiatan sosial
yang terjadi di masyarakat, terdapat pula bencana alam yang dapat mempengaruhi
kehidupan sosial. Bencana alam yang paling sering terjadi di kawasan ini ialah
pasang surut air laut (85.14%). Banyak masyarakat setuju bahwa air pasang menjadi
salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di kawasan tempat tinggal mereka
(Tabel 5.7). Air pasang laut sendiri bukan merupakan bencana alam yang harus selalu
diwaspadai oleh masyarakat. Tetapi dampak yang ditimbulkan oleh air pasang ini
cukup membuat masyarakat kewalahan. Hal ini dikarenakan air pasang terkadang
membawa pengaruh buruk terhadap perabotan, alat rumah tangga dan juga kendaraan
yang dimiliki oleh masyarakat.
Tabel 5.7 Seringnya Terjadi Bencana Alam
07.

Seringnya terjadi bencana alam di
kawasan masyarakat tinggal

YA

TIDAK

Tidak Tahu

85.14%

13.86%

0.99%

72

Universitas Sumatera Utara

Dampak yang dialami masyarakat oleh air pasang laut ini adalah banjir yang
menggenangi rumah mereka. Banjir yang terjadi di permukiman akibat terjadinya air
pasang di kawasan ini, mengingat Kampung Nelayan Belawan merupakan salah satu
area yang berada di pesisir pantai. Banjir yang diakibatkan air pasang ini biasanya
akan surut dalam waktu tiga jam, sangat berbeda dengan banjir yang disebabkan oleh
hujan yang akan surut dalam waktu hingga seminggu. Sehingga banjir akibat air
pasang tidak sampai membuat masyarakat mengungsi hingga berhari-hari lama
Namun tetap memiliki dampak yang serupa dengan banjir yang diakibatkan oleh
hujan. Selain itu, tidak ada waktu tertentu untuk naiknya air pasang ke daratan
(40.59%). Kenaikan air laut ini umumnya terjadi pa