Kepastian Hukum Bagi Bank Sebagai Kreditur Atas Tanah Yang Belum Terdaftar Sebagai Agunan Pada PT. Bank SUMUT Cabang Gunung Tua
ABSTRAK
Suenta Karina Siregar*)
Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H., M.S.,CN**)
Zaidar, S.H., M.Hum***)
Bank mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan
ekonomi di masyarakat, berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat uang membutuhkan dalam bentuk kredit. Namun kurangnya
kesadaran masyarkat untuk mensertifikatkan tanahnya, membuat keterbatasan
penyediaan jaminan oleh masyarakat guna memperoleh kredit yang diharapkan.
Karena itu, pihak bank maringankan ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon
debitur yaitu khususnya dalam hal tanah, dengan menerima tanah yang belum
terdaftar sebagai agunan jaminan kredit. Maka sudah semestinya Bank sebagai
pihak pemberi kredit kepada calon debitur yang mengagunakan tanah yang belum
terdaftar sebagai objek jaminan kredit mendapat perlindungan dan kepastian
hukum melalui lembaga hak jaminan yang kuat.
Permasalahan yang diajukan dalam pembahasan skripsi ini adalah
bagaimana kedudukan tanah yang belum terdaftar sebagai onjek jaminan kredit,
apa yang menjadi pertimbangan bank dalam menerima tanah yang belum terdaftar
sebagai agunan kredit dan bagaimana kepastian hukum bagi bank sebagai kreditur
atas tanah yang belum terdaftar sebagai agunan.
Setelah dilakukan pembahasan dan penelitian maka diketahui tanah yang
belum terdaftar dapat dijadikan sebagai agunan kredit dengan ketentusn yang
diberikan bank adalah tanah yang diagunkan tersebut di atas kepemilikannya
dalam bentuk Akta Peralihan Hak yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
dengan fasilitas kredit yang diterima Debitur tidak lebih dari Rp. 50.000.000,-.
Hanya dalam bentuk Akta Peralihan Hak yang diterima oleh Bank sebagai
agunan. Bank menerima tanah yang belum terdaftar sebagai agunan jaminan
kredit karena ada 2 (dua) alasan yang menjadi pertimbangan, yaitu pertama karena
sesuai dengan visi dan misi dari bank itu sendiri yang ingin membantu dan
mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah dan
pertimbangan yang kedua adalah karena kondisi pengetahuan masyarakat yang
masih minim tentang peran perbankan serta kurangnya kesadaran masyarakat
bahwa pentingnya mengurus pensertifikatan atas tanah hak milik mereka.
Kepastian hukum bagi bank sebagai kreditur dalam menerima tanah yang belum
terdaftar sebagai agunan sebenarnya tidak ada, karena dengan menerima tanah
yang belum terdaftar sebagai agunan adalah mengandung resiko yang sangat besar
hal itu dikarenakan tanah yang belum terdaftar kurang memiliki kekuatan
eksekutorial. Hal dini yang hanya bisa dilakukan bank adalah memperkuat Prinsip
5C (Character,Capacity, Capital, Collateral dan Condition Of Economy) terhadap
calon Debitur.
Kata Kunci : Kredit, Hak Atas Tanah Yang Belum Terdaftar, Agunan
1
*) Mahasiswa/i Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara
**) Dosen Pembimbing I
***) Dosen Pembimbing II
viii
Suenta Karina Siregar*)
Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H., M.S.,CN**)
Zaidar, S.H., M.Hum***)
Bank mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan
ekonomi di masyarakat, berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat uang membutuhkan dalam bentuk kredit. Namun kurangnya
kesadaran masyarkat untuk mensertifikatkan tanahnya, membuat keterbatasan
penyediaan jaminan oleh masyarakat guna memperoleh kredit yang diharapkan.
Karena itu, pihak bank maringankan ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon
debitur yaitu khususnya dalam hal tanah, dengan menerima tanah yang belum
terdaftar sebagai agunan jaminan kredit. Maka sudah semestinya Bank sebagai
pihak pemberi kredit kepada calon debitur yang mengagunakan tanah yang belum
terdaftar sebagai objek jaminan kredit mendapat perlindungan dan kepastian
hukum melalui lembaga hak jaminan yang kuat.
Permasalahan yang diajukan dalam pembahasan skripsi ini adalah
bagaimana kedudukan tanah yang belum terdaftar sebagai onjek jaminan kredit,
apa yang menjadi pertimbangan bank dalam menerima tanah yang belum terdaftar
sebagai agunan kredit dan bagaimana kepastian hukum bagi bank sebagai kreditur
atas tanah yang belum terdaftar sebagai agunan.
Setelah dilakukan pembahasan dan penelitian maka diketahui tanah yang
belum terdaftar dapat dijadikan sebagai agunan kredit dengan ketentusn yang
diberikan bank adalah tanah yang diagunkan tersebut di atas kepemilikannya
dalam bentuk Akta Peralihan Hak yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
dengan fasilitas kredit yang diterima Debitur tidak lebih dari Rp. 50.000.000,-.
Hanya dalam bentuk Akta Peralihan Hak yang diterima oleh Bank sebagai
agunan. Bank menerima tanah yang belum terdaftar sebagai agunan jaminan
kredit karena ada 2 (dua) alasan yang menjadi pertimbangan, yaitu pertama karena
sesuai dengan visi dan misi dari bank itu sendiri yang ingin membantu dan
mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah dan
pertimbangan yang kedua adalah karena kondisi pengetahuan masyarakat yang
masih minim tentang peran perbankan serta kurangnya kesadaran masyarakat
bahwa pentingnya mengurus pensertifikatan atas tanah hak milik mereka.
Kepastian hukum bagi bank sebagai kreditur dalam menerima tanah yang belum
terdaftar sebagai agunan sebenarnya tidak ada, karena dengan menerima tanah
yang belum terdaftar sebagai agunan adalah mengandung resiko yang sangat besar
hal itu dikarenakan tanah yang belum terdaftar kurang memiliki kekuatan
eksekutorial. Hal dini yang hanya bisa dilakukan bank adalah memperkuat Prinsip
5C (Character,Capacity, Capital, Collateral dan Condition Of Economy) terhadap
calon Debitur.
Kata Kunci : Kredit, Hak Atas Tanah Yang Belum Terdaftar, Agunan
1
*) Mahasiswa/i Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara
**) Dosen Pembimbing I
***) Dosen Pembimbing II
viii