PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA TENTANG. pdf
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
TENTANG GOOD GOVERNMENT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah : konsep dan teori administrasi
Dosen
: Dr. Sahya Anggara, M.Si
Penyusun
Nama
: AAN ROHANAH
NPM
: 14.1.04.1.020
Semester / Angkatan : 1 / X
Konsentrasi
: Administrasi Pendidikan
UNIVERSITAS MAJALENGKA
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
2014
PROFIL
Nama Kabupaten
: MAJALENGKA
Propinsi
: Jawa Barat
Wilayah
: . Selatan
: Kabupaten Ciamis
. Barat
: Kabupaten Sumedang
. Timur
: Kabupaten Cirebon
. Utara
: Kabupaten Indramayu
Luas Wilayah
: 1.204.24 Km²
Wilayah Administrasi
: Kecamatan : 26, Kelurahan : 13, Desa : 323.
VISI :
Visi filosofis Kabupaten Majalengka adalah “ Terwujudnya masyarakat Sindang Kasih
sugih mukti bagja raharja “.
Visi filosofi tersebut di implementasikan pada visi Kabupaten Majalengka Tahun 2002 –
2006 : “ Majalengka Kabupaten Agribisnis termaju di Jawa Barat Tahun 2010 berbasis
masyarakat Agamis dan Partisipatif.
MISI :
1. Meletakan landasan untuk menyiapkan Majalengka menjadi Kabupaten termaju dalam
bidang agribisnis di Jawa Barat tahun 2014.
2. Mendorong dan mengembangkan kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka yang
agamis, maju dan berbudaya.
3. Meningkatkan partisipasi aktif dan kemitraan yang sinergi seluruh komponen
penyelenggara pemerintahan dan pembangunan menuju pemerintahan yang demokratis,
bersih dan terbuka.
4. Menetapkan otonomi daerah melalui peningkatan kualitas, profesionalitas dan dedikasi
aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Memberdayakan ekonomi rakyat dan perekonomian daerah dengan basis agribisnis,
industri, pariwisata dan sektor unggulan lainnya dengan memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan.
Dalam upaya mewujudkan pemerintahan kabupaten Majalengka yang baik (Good
Government), reformasi birokrasi pemerintah daerah merupakan suatu kebutuhan salah satunya
reformasi birokrasi di bidang organisasi perangkat daerah sebagaimana diamanatkan oleh
peraturan pemerintah RI No.41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah.Dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang dapat
menyelenggarakan segala urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah,
karena pemerintah kabupaten Majalengka telah menetapkan peraturan daerah No.03 Tahun 2008
tentang pembentukan perangkat daerah kabupaten Majalengka dan peraturan daerah kabupaten
Majalengka No.06 Tahun 2008 tentang kedudukan, tugas pokok, struktur organisasi dan tata
kerja lembaga teknis daerah kabupaten Majalengka.
Di dalam pemerintahan kabupaten Majalengka terdapat beberapa birokrasi yang dapat
mendukung dan membangun jalanya pemerintahan diwilayah Majalengka diantaranya :
Pemda,Depag, Dinas Pemdidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD), BMCK, Badan Pengawasan Daerah, dan lain-lain.
Salah satu instansi yang akan mewujudkan atau membentuk pemerintahan yang baik
(Good Government), maka akan penulis paparkan tentang salah satu instansi diatas yaitu Badan
Pengawasan daerah.
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Majalengka
Suatu pengawasan yang epektif dengan tujuan melindungi harta organisasi pemerintah
dan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh pihak organisasi, pengawasan ini tidak
dimaksudkan untuk meniadakan kemungkinan terjadinya penyelewengan tetapi diharapkan
dengan adanya pengawasan yang epektif dapat memperkecil terjadinya tindakan-tindakan yang
dapat merugikan pemerintahan dan pembangunan.
Tugas pokok Badan Pengawasan Daerah yaitu membantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pengawasan. Tujuan Badan Pengawasan Daerah
yaitu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab melalui pengawasan
profesional sehingga membantu dalam penyelenggaraan manajemen pemerintahan dalam
mencapai tujuan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tujuan pendapatan dapat tercapai bila unsur-unsur dari pendapatan sendiri benar-benar
dipenuhi, dan agar pendapatan berjalan secara epektif dan efisien, maka diperlukan suatu
kegiatan tertentu yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dan efesiensi tingkat
pendapatan.Pendapatan timbul dari aktifitas normal perusahaan atau operasi perusahaan berupa
penjualan barang dan jasa, dalam hubungan dengan efektivitas tingkat pendapatan, Badan
Pengawsan Daerah mempunyai tugas untuk memeriksa terhadap catatan yang berhubungan
dengan pendapatan yang diperoleh, contohnya : retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang
dilakukan oleh Dinas Pemukiman dan Prasarana Daerah, sehingga hasil dari pelaksanaan
pemeriksaan diserahkan kepada kepala Badan Pengawasan Daerah untuk diberikan
rekomendasi, setelah itu rekomendasi tersebut diberikan kepada Dinas Pemukiman dan
Prasarana untuk mengetahui pelaksanaan peningkatan pendapatan yang dijalankan oleh Dinas
Pemukiman dan Prasarana.
Efektivitas dari Dinas Pemukiman dan Prasarana dapat diartikan sebagai kemampuan dari
tingkat pendapatan atau retribusi ijin mendirikan bangunan, dengan adanya laporan yang dibuat
oleh Badan Pengawasan Daerah mengenai hasil pemeriksaannya, dapat membantu instansi
pemerintah tersebut untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada
tingkat pendapatan, sehingga tingkat pendapatan tersebut dapat semakin epektif.
Badan Pengawasan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah No.29 Tahun 2004 pasal 20
tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi, bahwa : “Badan Pengawasn Daerah merupakan
unsur pelaksanaan tugas di bidang pengawasan daerah dan di pimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah “.
Badan Penawasan Daerah sendiri mempunyai tugas pokok membantu Bupati atau kepala daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengawasan. Dalam penyelenggaraan
tugas pokok Badan Pengawasan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengawasan
2. Pelayan penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pengawasan
3. Pelaksanaan pengelolaan bidang administrasi, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan
4. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Bupati.
Tujuan pengawasan daerah kabupaten Majalengka menurut keputusan Bupati Majalengka
No.16 Tahun 2003 Seri D, tentang kebijakan dan program pengawasan fungsional, Badan
Pengawasan Daerah kabupaten Majalengka harus mencakup antara lain :
a) Terpenuhi aspirasi di bidang pengawasan dalam upaya tertib administrasi,
pemerintahan dan pembangunan ditinjau dari aspek kebijakan, rencana program,
proses pelaksanaan, hasil fisik, maupun dampaknya.
b) Terselengaranya pelayanan masyarakat di bidang pengawasan terhadap birokrasi
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab.
c) Terwujudnya kemandirian dan keberadaan instansi pengawasn dalam menjalankan
fungsinya sehingga terwujudnya kondisi yang lebih transparan dan akuntabel dalam
upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Government) di kabupaten
Majalengka.
Arah Kebijakan Pengawasan Di Kabupaten Majalengka
Dalam mewujudkan arah dan strategi pengawasan tersebut, maka peran Bawasda dituntut
harus dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Mendukung upaya pemberantasan praktek-praktek KKN dan menegakan
supermasi hukum.
2. Mengoptimalkan pengawasan terhadap penerimaan Negara dan PAD.
3. Mengoptimalkan pengawasan terhadap pelaksanaan secara transparan, demokratis
dan akuntabilitas.
4. Mendukung dan berperan aktif dalam pelaksanaan otonomi daerah.
5. Mereposisi dan mengkonsolidasi diri untuk meningkatkan kinerja dan disiplin
aparat pengawasan/PNS dalam upaya mewujudkan Good Government.
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Majalengka sebagai internal auditor pemerintah daerah
mendukung upaya mewujudkan Good Government;
1. Pendidikan dan pelatihan aparat pengawasan fungsional di bidang audit /
pemeriksaan dan manajemen pemerintah daerah.
2. Penyusunan sistem dan prosedur akuntansi di bidang pengawasan.
3. Sosialisasi dan asistensi penyusunan LAKIP.
4. Pengembangan sistem informasi manajemen pengawasan.
5. Asistensi dalam penyusunan laporan keuangan daerah dan pertanggungjawaban
keuangan daerah.
6. Menertibkan dan menginventarisir barang milik/kekayaan daerah/Negara.
7. Atas permintaan instansi pemerintah daerah memberikan jasa audit, antara lain;
audit operasional terhadap pelaksanaan optimalisasi PAD maupun
penggunaannya,
audit keuangan dan audit operasional terhadap instansi, proyek dan
BUMD sehingga dapat meningkatkan kinerjanya,
audit operasional terhadap kegiatan pelayanan masyarakat,
pemeriksaan khusus terhadap kasus/penyimpangan yang berindikasikan
tindak pidana.
8. melaksanakan koordinasi dengan para pengawas lapangan pada dinas pelaksanaan
teknis dalam rangka pemeriksaan.
Kebijakan pengawasan tersebut dalam jangka panjang lebih di arahkan kepada tindakan
pencegahan, perbaikan sistem manajemen pemerintahan pembangunan, sedangkan dalam jangka
pendek di arahkan kepada pemberantasan KKN dan seluruh penyebab timbulnya penurunan
pembangunan di wilayah kabupaten Majalengka.
Critical Review Berdasarkan Perspektif Administrasi
Dimensi kelembagaan, SDM, anggaran harus diminimalkan dan di isolasi dari pengaruh
politik agar dapat menjamin tercapainya efektivitas pemerintahan di daerah kabupaten
Majalengka.
Suprastruktur politik yang di hasilkan melalui proses demokrasi (pemilu) harus
membangun konsensus besar kebijakan ekonomi daerah kabupaten Majalengka yang
harus di jaga bersama meski ada perbedaan.
Pelayanan publik dalam konteks ini di pahami tidak sekedar pemberian barang dan jasa
seperti dalam pelayanan perijinan, tetapi lebih luasnya lagi yakni dalam memproduksi
kebijakan, memberikan pelayanan barang dan jasa untuk memediasi atau singkatnya
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dalam bentuk pelayanan publik untuk
mensejahterakan rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya Badan Pengawasan Daerah harus tetap konsekuen dan
objektif terhadap kebijakan dan program pemerintah daerah yang telah di tetapkan dan di
berlakukan sehingga akan dapat terhindar dan meminimalisir dari segala hal-hal
penyimpangan yang terjadi di lapangan.
Dapat mempertanggungjawabkan terhadap hasil pengawasan atau tugasnya, karena
kewenangan tersebut adalah salah satu kepercayaan yang akan menentukan maju
mundurnya suatu pembangunan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka.
TENTANG GOOD GOVERNMENT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah : konsep dan teori administrasi
Dosen
: Dr. Sahya Anggara, M.Si
Penyusun
Nama
: AAN ROHANAH
NPM
: 14.1.04.1.020
Semester / Angkatan : 1 / X
Konsentrasi
: Administrasi Pendidikan
UNIVERSITAS MAJALENGKA
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
2014
PROFIL
Nama Kabupaten
: MAJALENGKA
Propinsi
: Jawa Barat
Wilayah
: . Selatan
: Kabupaten Ciamis
. Barat
: Kabupaten Sumedang
. Timur
: Kabupaten Cirebon
. Utara
: Kabupaten Indramayu
Luas Wilayah
: 1.204.24 Km²
Wilayah Administrasi
: Kecamatan : 26, Kelurahan : 13, Desa : 323.
VISI :
Visi filosofis Kabupaten Majalengka adalah “ Terwujudnya masyarakat Sindang Kasih
sugih mukti bagja raharja “.
Visi filosofi tersebut di implementasikan pada visi Kabupaten Majalengka Tahun 2002 –
2006 : “ Majalengka Kabupaten Agribisnis termaju di Jawa Barat Tahun 2010 berbasis
masyarakat Agamis dan Partisipatif.
MISI :
1. Meletakan landasan untuk menyiapkan Majalengka menjadi Kabupaten termaju dalam
bidang agribisnis di Jawa Barat tahun 2014.
2. Mendorong dan mengembangkan kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka yang
agamis, maju dan berbudaya.
3. Meningkatkan partisipasi aktif dan kemitraan yang sinergi seluruh komponen
penyelenggara pemerintahan dan pembangunan menuju pemerintahan yang demokratis,
bersih dan terbuka.
4. Menetapkan otonomi daerah melalui peningkatan kualitas, profesionalitas dan dedikasi
aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Memberdayakan ekonomi rakyat dan perekonomian daerah dengan basis agribisnis,
industri, pariwisata dan sektor unggulan lainnya dengan memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan.
Dalam upaya mewujudkan pemerintahan kabupaten Majalengka yang baik (Good
Government), reformasi birokrasi pemerintah daerah merupakan suatu kebutuhan salah satunya
reformasi birokrasi di bidang organisasi perangkat daerah sebagaimana diamanatkan oleh
peraturan pemerintah RI No.41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah.Dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang dapat
menyelenggarakan segala urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah,
karena pemerintah kabupaten Majalengka telah menetapkan peraturan daerah No.03 Tahun 2008
tentang pembentukan perangkat daerah kabupaten Majalengka dan peraturan daerah kabupaten
Majalengka No.06 Tahun 2008 tentang kedudukan, tugas pokok, struktur organisasi dan tata
kerja lembaga teknis daerah kabupaten Majalengka.
Di dalam pemerintahan kabupaten Majalengka terdapat beberapa birokrasi yang dapat
mendukung dan membangun jalanya pemerintahan diwilayah Majalengka diantaranya :
Pemda,Depag, Dinas Pemdidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD), BMCK, Badan Pengawasan Daerah, dan lain-lain.
Salah satu instansi yang akan mewujudkan atau membentuk pemerintahan yang baik
(Good Government), maka akan penulis paparkan tentang salah satu instansi diatas yaitu Badan
Pengawasan daerah.
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Majalengka
Suatu pengawasan yang epektif dengan tujuan melindungi harta organisasi pemerintah
dan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh pihak organisasi, pengawasan ini tidak
dimaksudkan untuk meniadakan kemungkinan terjadinya penyelewengan tetapi diharapkan
dengan adanya pengawasan yang epektif dapat memperkecil terjadinya tindakan-tindakan yang
dapat merugikan pemerintahan dan pembangunan.
Tugas pokok Badan Pengawasan Daerah yaitu membantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pengawasan. Tujuan Badan Pengawasan Daerah
yaitu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab melalui pengawasan
profesional sehingga membantu dalam penyelenggaraan manajemen pemerintahan dalam
mencapai tujuan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tujuan pendapatan dapat tercapai bila unsur-unsur dari pendapatan sendiri benar-benar
dipenuhi, dan agar pendapatan berjalan secara epektif dan efisien, maka diperlukan suatu
kegiatan tertentu yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dan efesiensi tingkat
pendapatan.Pendapatan timbul dari aktifitas normal perusahaan atau operasi perusahaan berupa
penjualan barang dan jasa, dalam hubungan dengan efektivitas tingkat pendapatan, Badan
Pengawsan Daerah mempunyai tugas untuk memeriksa terhadap catatan yang berhubungan
dengan pendapatan yang diperoleh, contohnya : retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang
dilakukan oleh Dinas Pemukiman dan Prasarana Daerah, sehingga hasil dari pelaksanaan
pemeriksaan diserahkan kepada kepala Badan Pengawasan Daerah untuk diberikan
rekomendasi, setelah itu rekomendasi tersebut diberikan kepada Dinas Pemukiman dan
Prasarana untuk mengetahui pelaksanaan peningkatan pendapatan yang dijalankan oleh Dinas
Pemukiman dan Prasarana.
Efektivitas dari Dinas Pemukiman dan Prasarana dapat diartikan sebagai kemampuan dari
tingkat pendapatan atau retribusi ijin mendirikan bangunan, dengan adanya laporan yang dibuat
oleh Badan Pengawasan Daerah mengenai hasil pemeriksaannya, dapat membantu instansi
pemerintah tersebut untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada
tingkat pendapatan, sehingga tingkat pendapatan tersebut dapat semakin epektif.
Badan Pengawasan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah No.29 Tahun 2004 pasal 20
tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi, bahwa : “Badan Pengawasn Daerah merupakan
unsur pelaksanaan tugas di bidang pengawasan daerah dan di pimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah “.
Badan Penawasan Daerah sendiri mempunyai tugas pokok membantu Bupati atau kepala daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengawasan. Dalam penyelenggaraan
tugas pokok Badan Pengawasan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengawasan
2. Pelayan penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pengawasan
3. Pelaksanaan pengelolaan bidang administrasi, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan
4. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Bupati.
Tujuan pengawasan daerah kabupaten Majalengka menurut keputusan Bupati Majalengka
No.16 Tahun 2003 Seri D, tentang kebijakan dan program pengawasan fungsional, Badan
Pengawasan Daerah kabupaten Majalengka harus mencakup antara lain :
a) Terpenuhi aspirasi di bidang pengawasan dalam upaya tertib administrasi,
pemerintahan dan pembangunan ditinjau dari aspek kebijakan, rencana program,
proses pelaksanaan, hasil fisik, maupun dampaknya.
b) Terselengaranya pelayanan masyarakat di bidang pengawasan terhadap birokrasi
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab.
c) Terwujudnya kemandirian dan keberadaan instansi pengawasn dalam menjalankan
fungsinya sehingga terwujudnya kondisi yang lebih transparan dan akuntabel dalam
upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Government) di kabupaten
Majalengka.
Arah Kebijakan Pengawasan Di Kabupaten Majalengka
Dalam mewujudkan arah dan strategi pengawasan tersebut, maka peran Bawasda dituntut
harus dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Mendukung upaya pemberantasan praktek-praktek KKN dan menegakan
supermasi hukum.
2. Mengoptimalkan pengawasan terhadap penerimaan Negara dan PAD.
3. Mengoptimalkan pengawasan terhadap pelaksanaan secara transparan, demokratis
dan akuntabilitas.
4. Mendukung dan berperan aktif dalam pelaksanaan otonomi daerah.
5. Mereposisi dan mengkonsolidasi diri untuk meningkatkan kinerja dan disiplin
aparat pengawasan/PNS dalam upaya mewujudkan Good Government.
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Majalengka sebagai internal auditor pemerintah daerah
mendukung upaya mewujudkan Good Government;
1. Pendidikan dan pelatihan aparat pengawasan fungsional di bidang audit /
pemeriksaan dan manajemen pemerintah daerah.
2. Penyusunan sistem dan prosedur akuntansi di bidang pengawasan.
3. Sosialisasi dan asistensi penyusunan LAKIP.
4. Pengembangan sistem informasi manajemen pengawasan.
5. Asistensi dalam penyusunan laporan keuangan daerah dan pertanggungjawaban
keuangan daerah.
6. Menertibkan dan menginventarisir barang milik/kekayaan daerah/Negara.
7. Atas permintaan instansi pemerintah daerah memberikan jasa audit, antara lain;
audit operasional terhadap pelaksanaan optimalisasi PAD maupun
penggunaannya,
audit keuangan dan audit operasional terhadap instansi, proyek dan
BUMD sehingga dapat meningkatkan kinerjanya,
audit operasional terhadap kegiatan pelayanan masyarakat,
pemeriksaan khusus terhadap kasus/penyimpangan yang berindikasikan
tindak pidana.
8. melaksanakan koordinasi dengan para pengawas lapangan pada dinas pelaksanaan
teknis dalam rangka pemeriksaan.
Kebijakan pengawasan tersebut dalam jangka panjang lebih di arahkan kepada tindakan
pencegahan, perbaikan sistem manajemen pemerintahan pembangunan, sedangkan dalam jangka
pendek di arahkan kepada pemberantasan KKN dan seluruh penyebab timbulnya penurunan
pembangunan di wilayah kabupaten Majalengka.
Critical Review Berdasarkan Perspektif Administrasi
Dimensi kelembagaan, SDM, anggaran harus diminimalkan dan di isolasi dari pengaruh
politik agar dapat menjamin tercapainya efektivitas pemerintahan di daerah kabupaten
Majalengka.
Suprastruktur politik yang di hasilkan melalui proses demokrasi (pemilu) harus
membangun konsensus besar kebijakan ekonomi daerah kabupaten Majalengka yang
harus di jaga bersama meski ada perbedaan.
Pelayanan publik dalam konteks ini di pahami tidak sekedar pemberian barang dan jasa
seperti dalam pelayanan perijinan, tetapi lebih luasnya lagi yakni dalam memproduksi
kebijakan, memberikan pelayanan barang dan jasa untuk memediasi atau singkatnya
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dalam bentuk pelayanan publik untuk
mensejahterakan rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya Badan Pengawasan Daerah harus tetap konsekuen dan
objektif terhadap kebijakan dan program pemerintah daerah yang telah di tetapkan dan di
berlakukan sehingga akan dapat terhindar dan meminimalisir dari segala hal-hal
penyimpangan yang terjadi di lapangan.
Dapat mempertanggungjawabkan terhadap hasil pengawasan atau tugasnya, karena
kewenangan tersebut adalah salah satu kepercayaan yang akan menentukan maju
mundurnya suatu pembangunan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka.