Pengantar Teori Resiko dan Manajemen Res

Manajemen Resiko Kuantitatif
Dosen: Dr.rer.nat. Dedi Rosadi, M.Sc.

Pengantar Teori Resiko dan Manajemen Resiko

1

Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar
hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut
mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang
tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari.
Sebagai contoh, jika kita jalan keluar dengan
mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan
dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita
inginkan). Jika kita mempunyai saham, ada risiko
harga saham yang kita pegang turun nilainya,
sehingga kita tidak memperoleh keuntungan
(kejadian yang tidak kita harapkan).
2

Apa yang dimaksud dengan

risiko?
Berbagai macam pengertian dan definisi, misal:
Kerugian yang tidak diharapkan
Penyimpangan dari yang diharapkan
Kejadian yang tidak menguntungkan
Ukuran Risiko juga bermacam-macam
tergantung definisi dan karakteristik risiko,
misal standar deviasi, probabilitas, dll.

3

Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.
Beberapa tingkatan ketidakpastian (lihat tabel 1)
TINGKAT
KETIDAKPASTIAN

KARAKTERISTIK

CONTOH


TIDAK ADA (PASTI) HASIL BISA DIPREDIKSI DENGAN HUKUM ALAM
PASTI
KETIDAKPASTIAN
OBYEKTIF

HASIL BISA DIIDENTIFIKASI DAN PERMAINAN
PROBABILITAS DIKETAHUI
DADU, KARTU

KETIDAKPASTIAN
SUBYEKTIF

HASIL BISA DIIDENTIFIKASI TAPI KEBAKARAN,
PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI KECELAKAAN
MOBIL,
INVESTASI
HASIL TIDAK BISA
EKSPLORASI
DIIDENTIFIKASI DAN
ANGKASA

PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI

SANGAT TIDAK
PASTI

4

Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko
kecelakaan, kebakaran, risiko kerugian, fluktuasi
kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya.
Salah satu cara untuk mengelompokkan risiko
adalah dengan melihat tipe-tipe risiko.
Bagan berikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa
dikelompokkan ke dalam beberapa dimensi:
Risiko murni versus risiko spekulatif,
Subyektif versus obyektif, dan
Statis versus dinamis
5

RISIKO


PURE

STATIS

SPEKULATIF

DINAMIS

STATIS

DINAMIS

SUBYEKTIF

SUBYEKTIF

SUBYEKTIF

SUBYEKTIF


OBYEKTIF

OBYEKTIF

OBYEKTIF

OBYEKTIF

6

RISIKO MURNI (PURE RISK)
Risiko murni (pure risks) adalah risiko dimana kemungkinan
kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada.
Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe
ini. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan,
kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain adalah risiko
banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan
merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak
secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu.

Jika terjadi kebakaran atau banjir, disamping individu yang
terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga
akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan
dengan risiko murni.

7

RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)
Risiko spekulatif adalah risiko dimana kita mengharapkan
terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian
dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe
risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita
mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian.
Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham.
Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan),
bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya
meningkat, tetapi malah turun (kita memperoleh kerugian).
Risiko spekulatif jiga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis.
Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu
tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya.

Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian karena
penjulannya turun, perusahaan lain barangkali akan
memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara total,
masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.
8

RISIKO DINAMIS DAN STATIS

Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan
tertentu. Sebagai contoh, risiko terkena petir
merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam
yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak
berubah dari waktu ke waktu. Risiko dinamis muncul
dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh,
perubahan kondisi masyarakat, perubahan
teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru.
Misal, jika masyarakat semakin kritis, sadar akan
haknya, maka risiko hukum (legal risk) yang muncul
karena masyarakat lebih berani megajukan gugatan
hukum (sue) terhadap perusahaan, akan semakin

besar.
9

RISIKO OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF
Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi
parameter yang obyektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau
tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui
standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25%
pertahun. Risiko subyektif berkaitan dengan persepsi seseorang
terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang
akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu.
Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang sama
sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian berbeda akan
mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif
akan mengganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi.
Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar
modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua
orang tersebut melihat pada risiko obyektif yang sama, yaitu
standar deviasi return sebesar 25% pertahun.


10

Subjektifitas investor dalam resiko
Sikap investor dalam menghadapi resiko dapat dibedakan menjadi
tiga macam
Investor yang menyukai resiko (risk seeker)
Investor ini bersikap agresif dan spekulatif dengan harapan
mendapat return yang lebih tinggi.
Investor yang netral terhadap resiko (risk neutrality)
Investor ini cukup fleksibel dan dan berhati-hati dalam berinvestasi
Investor yang menghindari resiko (risk averter)
Investor ini merupakan save player dan kurang agresif ataupun
spekulatif dalam berinvestasi.

11

Tabel 2. Contoh-contoh Risiko Murni
TIPE RISIKO
DEFINISI
Risiko Aset Fisik Risiko yang terjadi karena

kejadian tertentu berakibat
buruk (kerugian) pada aset
fisik organisasi.

ILUSTRASI
Kebakaran yang melanda gudang atau
bangunan perusahaan.
Banjir mengakibatkan kerusakan pada
bangunan dan peralatan

Risiko karyawan

Risiko karena karyawan Kecelakaan kerja mengakibatkan
organisasi mengalami
karyawan cedera, kegiatan operasional
peristiwa yang merugikan perusahaan terganggu

Risiko legal

Risiko kontrak tidak sesuai Terjadi perselisihan sehingga

yang diharapkan,
perusahaan lain menuntut ganti rugi
dokumentasi yang tidak yang signifikan
benar

12

Tabel 3. Contoh-Contoh Risiko Spekulatif
TIPE RISIKO
DEFINISI

ILUSTRASI

Risiko pasar

Risiko yang terjadi dari
pergarakan harga atau
volatilitas harga pasar

Harga pasar saham dalam portofolio
perusahaan mengalami penurunan, yang
mengakibatkan kerugian yang dialami
perusahaan.

Risiko kredit

Risiko karena counter
party gagal memenuhi
kewajibannya kepada
perusahaan

Debitur tidak bisa membayar cicilan dan
bunga hutang, sehingga perusahaan
mengalami kerugian.
Piutang dagang tidak terbayar.

Risiko Likuiditas

Risiko tidak bisa
memenuhi kebutuhan kas,
risiko tidak bisa menjual
dengan cepat karena
ketidaklikuidan atau
gangguan pasar

Perusahaan tidak mempunyai kas untuk
membayar kewajibannya (misal
melunasi hutang).
Perusahaan terpaksa menjual tanah
dengan harga murah (dibawah standar)
karena sulit menjual tanah tersebut
(tidak likuid), padahal perusahaan
membutuhkan kas dengan cepat.
Komputer perusahaan terkena virus
Risiko operasional Risiko kegiatan
operasional tidak berjalan sehingga operasi perusahaan terganggu.
lancar dan mengakibatkan Prosedur pengendalian perusahaan tidak
kerugian: kegagalan
memadai sehingga terjadi pencurian
barang-barang yang dimiliki
sistem, human error,
pengendalian dan prosedur perusahaan.
yang kurang
13

Jenis-jenis Resiko
Risiko Kredit
Country and transfer risk
Risiko Pasar
Jenisjenis
resiko

Risiko Tingkat suku bunga
Risiko Likuiditas
Risko Operasional
Risiko Perubahan Peraturan dan Aspek Hukum
Risiko Reputasi
14

Jenis-jenis resiko
1. Risiko Kredit (Credit Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh kegagalan counterparty
(debitur) dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai yang disyaratkan oleh
kontrak/ perjanjian. Risiko ini tidak hanya muncul dari kredit/pinjaman (loan) melainkan
juga meliputi komponen-komponen lain, baik on maupun off balance sheet seperti
Garansi, Akseptasi, Securities Investment, dll.
2. Risiko Negara dan Pengalihan (Country and Transfer Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh kondisi lingkungan ekonomi,
sosial, politik dari negara asal counterparty (debitur). Risiko ini muncul dalam transaksi
pinjaman lintas negara.
3. Risiko Pasar (Market Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh
pergerakan harga di pasar. Risiko ini tampak jelas pada
aktivitas trading seperti debt/equity instruments, foreign exchange
atau komoditas.
4. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh pergerakan tingkat bunga di
pasar -> dapat dipandang sebagai Market risk!

15

Jenis-jenis resiko (contnd)
5. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh ketidakmampuan
bank untuk mengakomodasi berkurangnya pasiva/liabilities atau untuk
membiayai/mendanai peningkatan di sisi aktiva/assets.
6. Risiko Operasional (Operational Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh pelanggaran atas
ketentuan-ketentuan internal maupun atas kebijakan-kebijakan bank.
7. Risiko Hukum (Legal Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh ketidakcukupan
(inadequacy) atau kesalahan dalam pemberian pendapat hukum maupun
dokumentasi hukum.
8. Risiko Reputasi (Reputational Risk)
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh kegagalan di dalam
operasional bank khususnya kegagalan dalam memenuhi ketentuan-ketentuan
hukum atau peraturan yang dikenakan atas bank.

16

Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja,
dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa
suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa
mengalami kerugian yang signifikan. Dalam
beberapa situasi, risiko tersebut bisa
mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Karena itu risiko penting untuk dikelola.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
sehingga organisasi bisa bertahan, atau
barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan
seringkali secara sengaja mengambil risiko
tertentu, karena melihat potensi keuntungan
dibalik risiko tersebut.
17

PROSES MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan
melalui proses-proses berikut ini.
Identifikasi risiko
Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan
Pengelolaan risiko

18

IDENTIFIKASI RISIKO
Jika risiko tidak bisa diidentifikasi, maka risiko
tidak bisa diukur. Jika risiko tidak bisa diukur,
maka kita tidak bisa mengelola risiko.

19

IDENTIFIKASI RISIKO
Ada banyak tehnik untuk mengidentifikasi risiko, misal:
Menganalisis sekuen terjadinya risiko, misal: api kompor
kebakaran
kerugian
Melihat karakteristik bisnis, misal bank akan menghadapi risiko kredit
(pembayaran hutang tidak lancar)
Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi risiko
pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya)

Penting diperhatikan:
Tujuan (yang ingin dicapai)/Objectives
Penting untuk menentukan batas resiko
yang dapat diterima

Periode Waktu (Time Horizon)
Tergantung kepada tipe pergerakan dari
faktor yang mempengaruhi market

20

TEHNIK IDENTIFIKASI RISIKO
ANALISIS SEKUEN RISIKO
IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO
MELIHAT LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS FLOW CHART KEGIATAN DAN
OPERASI PERUSAHAAN
ANALISIS KONTRAK
CATATAN STATISTIK KERUGIAN
PERUSAHAAN
SURVEY/WAWANCARA TERHADAP MANAJER
PERUSAHAAN
21

Bagan 2. Sekuen Risiko

SEKUEN RISIKO

KERUGIAN
RISK FACTORS

SUMBER RISIKO

KONDISI YANG MENAIKKAN
KEMUNGKINAN KERUGIAN

API

MINYAK TANAH YANG
DITARUH DIDEKAT
KOMPOR

KERUGIAN

EKSPOSUR
TERHADAP
RISIKO

GUDANG
YANG BISA
TERBAKAR

TERJADI KEBAKARAN
PERIL: KEJADIAN
YANG MENGAKIBATKAN
KERUGIAN

22

IDENTIFIKASI
SUMBER-SUMBER RISIKO
LINGKUNGAN FISIK: bangunan yang dimakan usia sehingga
menjadi rapuh, sungai yang bisa menyebabkan banjir, gempa
bumi, badai, topan, vandalism (pengrusakan).
LINGKUNGAN SOSIAL: kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik
dengan masyarakat local, pemogokan pegawai, pencurian,
perampokan.
LINGKUNGAN POLITIK: perubahan perundangan, perubahan
peraturan, konflik antar Negara yang mendorong boikot produk
perusahaan.
LINGKUNGAN LEGAL: gugatan karena gagal mematuhi
peraturan dan perundangan yang berlaku
LINGKUNGAN OPERASIONAL: kecelakaan kerja, kerusakan
mesin, kegagalan sistem computer, serangan virus terhadap
komputer
LINGKUNGAN EKONOMI: kelesuan ekonomi (resesi), inflasi
yang tidak terkendali.
23

IDENTIFIKASI
SUMBER-SUMBER RISIKO
KONSUMEN : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan
kekecewaan dan tidak mau lagi membeli produk perusahaan,
konsumen merasa dirugikan kemudian menuntut perusahaan
SUPLIER : pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan
yang diharapkan (terlambat atau spesifikasinya berbeda)
PESAING : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik,
pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan
persaingan harga yang menurunkan tingkat keuntungan
perusahaan
REGULATOR : perusahaan gagal mematuhi peraturan atau
perundangan yang berlaku, perubahan perundangan yang
berlaku yang mengakibatkan perusahaan merugi (misal upah
minimum naik, aturan pesangon, dsb).

24

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Melihat rekening-rekening dalam laporan
keuangan
Menganalisis risiko-risiko yang bisa
muncul dari rekening-rekening tersebut
Misal, kas. Risiko apa saja yang bisa
muncul dari kas tersebut??
Misal, hutang. Risiko apa saja yang bisa
muncul dari hutang??

25

ANALISIS KONTRAK
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa
muncul karena kontrak tertentu. Risiko ini lebih berkaitan
dengan risiko tuntutan hukum. Spesifikasi kontrak yang
tidak menyeluruh bisa menimbulkan celah-celah yang
bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan
dengan bahasa yang jelas (hitam putih), menyeluruh,
untuk meminimalkan risiko seperti risiko tuntuntan
hukum atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan meminta departemen hukum
atau kepatuhan untuk memeriksa poin-poin dalam
kontrak, menganalisis kemungkinan-kemungkinan
konsekuensi hukum jika suatu kontrak dituliskan dengan
redaksi yang tertentu.

26

ANALISIS STATISTIK KERUGIAN
PERUSAHAAN
Jika perusahaan mempunyai database yang baik,
perusahaan bisa mencatat kerugian-kerugian yang
dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa
menetapkan standar ke-normal-an yang tertentu untuk
setiap kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan
catatan yang tidak normal, maka manajer risiko bisa
memeriksa lebih lanjut penyebabnya. Ketidaknormalan
tersebut bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu
sering (lebih sering dibandingkan dengan frekuensi
normal), atau nilai kerugian yang terlalu tinggi (lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai kerugian yang
normal). Analisis terhadap penyimpangan bisa
membantu mengidentifikasi sumber-sumber risiko.

27

ILUSTRASI: SURVEY TERHADAP MANAJER MENGIDENTIFIKASI
RISIKO-RISIKO YANG DIHADAPI OLEH PERUSAHAAN UGG
1. Risiko komoditas: harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan memegang
komoditas tersebut
2. Risiko cuaca: cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen,
dan kemudian menurunkan volume pertanian yang dikirimkan oleh perusahaan
(penjualan menurun)
3. Risiko counterparty: yaitu counterparty perusahaan gagal memenuhi kontraknya
terhadap perusahaan
4. Risiko lingkungan: yaitu perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena
perusahaan dituduh merusak lingkungan (seperti mencemarkan lingkungan)
5. Risiko persediaan: yaitu persediaan yang dipegang mengalami kerusakan (misal
membusuk)
6. Risiko kredit: yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan

28

PENGUKURAN RISIKO
Pengukuran Risiko dibutuhkan sebagai dasar (tolok
ukur) untuk memahami signifikansi dari akibat
(kerugian) yang akan ditimbulkan oleh terealisirnya
suatu risiko, baik secara individual maupun
portofolio, terhadap tingkat kesehatan dan
kelangsungan usaha
Memerlukan metodologi
pengukuran resiko kuantitatif

29

CONTOH-CONTOH TEHNIK
PENGUKURAN RISIKO
Gap Analysis -> Interest rate risk
Duration Analysis -> interest rate risk
Scenario Analysis (what if analysis)
Portfolio Theory (Mean-Variance Analysis) -> max expected return diberikan
level standard deviation. Diversifikasi portfolio menurunkan resiko
Derivative Risk Measures (Greek Parameters: gamma, rho, vega, theta)
Value at Risk (VaR)
Expected Tail Loss (ETL)/Conditional Value at Risk (CVaR)
Component VaR
Incremental VaR (IVaR)
CAViaR (conditional autoregressive VaR)
Conditional Drawdown-at Risk
Expected Regret
CREDITMETRICS
TABEL KEMATIAN
dll

30

Tipe Risiko
Risiko pasar

Definisi
Harga pasar bergerak ke arah yang
tidak menguntungkan (merugikan)
Risiko kredit
Counterparty tidak bisa membayar
kewajibannya (gagal bayar) ke
perusahaan
Risiko
perubahan Tingkat bunga berubah yang
tingkat bunga
mengakibatkan kerugian
pada
portofolio perusahaan
Risiko Operasional
Kerugian yang terjadi melalui
operasi perusahaan (misal sistem
yang gagal, serangan teroris)
Risiko kematian
Manusia mengalami kematian dini
(lebih cepat dari usia kematian
wajar)
Risiko kesehatan
Manusia terkena penyakit tertentu

Risiko Teknologi

Tehnik Pengukuran
Value At Risk (VAR),
stress-testing
Credit rating, Creditmetrics

Metod pengukuran jangka
waktu, Durasi
Matriks frekuensi dan
signifikansi kerugian, VAR
operasional
Probabilitas
kematian
dengan tabel mortalitas

Probabilitas
penyakit
menggunakan
morbiditas
Perubahan teknologi mempunyai Analisis scenario
konsekuensi
negatif
terhadap
perusahaan

terkena
dengan
tabel

31

PANDANGAN LAMA DAN BARU MENGENAI RISIKO
RiskAdjusted
Return

Return

Zone 1
Insufficient
Risk Taking

Zone 2
Optimal Risk
Taking

Zone 3
Excessive
Risk Taking

Higher Risk leads
to higher return

Risk
Risk

PANDANGAN LAMA: SEMAKIN TINGGI RISIKO,
SEMAKIN TINGGI TINGKAT KEUNTUNGAN

PANDANGAN BARU:
RISIKO HARUS DIKELOLA!!

32

PENGELOLAAN RISIKO
•Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan melalui perjalanan
denganmenggunakan kendaraan (mobil). Mobil yang
berjalan terlalu lambat akan merugikan, karena misal terlalu
lama, bahkan bisa membahayakan kendaraan lainnya.
•Jika mobil berjalan terlalu cepat (misal, ngebut), maka
risiko bertabrakan atau kehilangan kendali menjadi semakin
besar. Tentu saja hal ini tidak menguntungkan.
• Yang paling optimal adalah mobil berjalan dengan
kecepatan optimal, yaitu cukup cepat tetapi bisa
dikendalikan.
•Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan sebagai kombinasi
penekanan gas (mempercepat kendaraan) dan penekanan
rem (memperlambat kendaraan). Kombinasi yang ideal bisa
membuat mobil berjalan kencang tetapi tetap terkendali.
33

PENGELOLAAN RISIKO
PENGHINDARAN
DITAHAN (RETENTION)
DIVERSIFIKASI
TRANSFER RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO (risk control)
PENDANAAN RISIKO

34

PENGHINDARAN RISIKO
Jika memungkinkan, risiko yang tidak perlu, risiko
yang bisa dihilangkan tanpa ada pengaruh negatif
terhadap pencapaian tujuan, bisa dihindari.
Dalam kebanyakan situasi, risiko tidak bisa
dihindari. Perusahaan secara sengaja melakukan
aktivitas bisnis tertentu untuk memperoleh
keuntungan. Dalam melakukan aktivitas bisnis
tersebut, perusahaan menghadapi risiko yang
berkaitan dengan aktivitas tersebut. Karena itu risiko
semacam itu tidak bisa dihindari.

35

RISK RETENTION
Alternatif lain dari manajemen risiko adalah
perusahaan menanggung sendiri risiko yang
muncul (menahan risiko tersebut atau risk
retention).
Jika risiko benar-benar terjadi, perusahaan
tersebut harus menyediakan dana untuk
menanggung risiko tersebut.

36

Penahanan Yang Direncanakan dan
Yang Tidak Direncanakan
Jika suatu perusahaan mengevaluasi risiko-risiko yang
ada, kemudian memutuskan untuk menahan sebagian atau
seluruh risiko, maka perusahaan tersebut menahan risiko
dengan terencana.
Pada situasi lain, perusahaan tidak sadar akan adanya
risiko yang dihadapinya. Sebagai contoh, suatu
perusahaan membuat produk tertentu. Tapi perusahaan
tersebut tidak menyadari bahwa produk tersebut bisa
memunculkan risiko gugatan oleh konsumen terhadap
perusahaan. Perusahaan secara tidak terencana menahan
risiko gugatan tersebut.

37

Pendanaan Risiko Yang Ditahan
Risiko yang ditahan bisa didanai dan bisa juga tidak
didanai.
Contoh yang tidak didanai: Supermarket tidak mendanai
risiko pencurian oleh pembeli supermarket. Supermarket
tersebut beranggapan bahwa pencurian oleh pembeli
merupakan bagian dari bisnis supermarket sehingga tidak
perlu dibuat pendanaan yang khusus. Pencurian tersebut
bisa dimasukkan ke dalam biaya operasional.
Tetapi jika kerugian yang timbul akibat risiko tersebut
sangat besar, maka perusahaan bisa mengalami kesulitan
jika harus membiayai kerugian tersebut.

38

Pendanaan Risiko
Dana cadangan,
Self-insurance
Captive insurers.

39

Dana Cadangan
Perusahaan menyisihkan dana tertentu secara periodic yang
ditujukan untuk membiayai kerugian akibat dari risiko tertentu.
Dalam contoh di bagian awal, PT Kelana menyisihkan dana
sebesar 1% dari pendapatan untuk membiayai kerugian akibat
kecelakaan mobil taksinya. Yang perlu diperhatikan adalah
persoalan akuntansinya, yaitu apakah memungkinkan atau tidak,
jika memungkinkan bagaimana aturan dan nama rekening untuk
dana cadangan kerugian semacam itu. Perusahaan bisa juga
menyiapkan dana cadangan dalam bentuk memegang aset yang
likuid (misal kas) yang disiapkan untuk membiayai kerugian jika
risiko terjadi. Perusahaan juga bisa membangun akses ke pasar
keuangan yang baik sehingga jika terjadi kerugian, perusahaan
bisa memperoleh dana dari pasar keuangan, meskipun biasanya
bank tidak memberikan pinjaman untuk kerugian akibat terjadinya
risiko (misal akibat kebakaran).

40

Self-insurance
Pengelolaan dana cadangan bisa ditingkatkan lagi menjadi
semacam asuransi untuk internal perusahaan sendiri (selfinsurance).
Dengan self-insurance, perhitungan dilakukan lebih teliti untuk
menentukan berapa besarnya premi yang harus disisihkan,
berapa besarnya tanggungan yang bisa diberikan.
Kerugian yang terjadi lebih besar dari tanggungan maksimum,
bisa dialihkan ke pihak luar (misal diasuransikan).
Self-insurance bisa dilakukan jika (1) eksposur di perusahaan
cukup besar, sehingga skala ekonomisnya bisa tercapai, (2)
Risiko bisa diprediksi dengan baik.

41

Captive Insurers
Captive insurers dilakukan dengan mendirikan anak perusahaan
asuransi yang menjadi bagian dari perusahaan. Risiko dalam
perusahaan bisa diasuransikan ke captive insurers tersebut.
Captive insurers tersebut juga bisa menjual asuransi ke pihak
eksternal (perusahaan lain).
Timbul pertanyaan apakah manfaat captive insurers semacam
itu, karena risiko tidak ditransfer ke pihak luar? Risiko masih
ditanggung sendiri oleh perusahaannya.
Ada beberapa alasan kenapa captive insurers menjadi menarik,
diantaranya: (1) di beberapa negara, pelakuan pajak sedemikian
rupa sehingga menguntungkan untuk membuat captive insurers
(pajak bisa dibayarkan lebih kecil), (2) kontrak asuransi menjadi
lebih fleksibel karena praktis berurusan dengan pihak internal.
Kadang-kadang manajer captive insurers sekaligus menjadi
manajer risiko perusahaan.

42

RISK TRANSFER
Asuransi
Hedging
Incorporated (membentuk perseroan
terbatas)
Tehnik Lainnya

43

Asuransi
Asuransi merupakan metode transfer risiko yang
paling umum, khususnya untuk risiko murni (pure
risk).
Asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang
diasuransikan (insured) dan perusahaan asuransi
(insurer), dimana insurer bersedia memberikan
kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang
diasuransikan, dan pihak pengasuransi (insurer)
memperoleh premi asuransi sebagai balasannya.

44

Empat hal diperlukan dalam transaksi
asuransi: (1) perjanjian kontrak, (2)
pembayaran premi, (3) tanggungan (benefit)
yang dibayarkan jika terjadi kerugian seperti
yang disebutkan dalam kontrak, dan (4)
penggabungan (pool) sumberdaya oleh
perusahaan asuransi yang diperlukan untuk
membayar tanggungan.

45

Bisnis asuransi didasarkan pada prinsip mengumpulkan
(pool) sumberdaya, bukannya mengumpulkan risiko. Melalui
premi yang diterima oleh perusahaan asuransi, perusahaan
bisa mengumpulkan sumberdaya, sehingga bisa memperkecil
probabilitas tidak bisa memenuhi kewajibannya.
Penggabungan risiko untuk memperkecil probabilitas
ketidakmampuan membayar kewajiban mensyaratkan
hubungan yang rendah (atau negatif) sehingga risiko tersebut
akan saling menghilangkan. Penggabungan risiko semacam
itu merupakan prinspi diversifikasi, bukannya asuransi.
Risiko yang bisa ditanggung oleh asuransi cukup beragam.
Berikut ini beberapa contoh risiko-risiko tersebut: (1) Risiko
kecelakaan kerja, (2) Risiko kematian, (3) Risiko tabungan
tidak terbayar oleh bank (asuransi deposito), (4) Risiko
kebakaran atau kerusakan property.

46

Hedging
Hedging atau lindung nilai pada dasarnya mentransfer risiko
kepada pihak lain yang lebih bisa mengelola risiko lebih baik
melalui transaksi instrument keuangan.
Sebagai contoh, perusahaan Indonesia mempunyai
kewajiban untuk membayar cicilan hutang dalam dolar AS
tiga bulan mendatang. Perusahaan tersebut menghadapi
risiko turunnya nilai Rp terhadap dolar AS, atau naiknya nilai
dolar AS terhadap Rp.
Jika hal tersebut terjadi, maka perusahaan tersebut harus
menyediakan Rupiah yang lebih banyak, dan bisa
menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kesulitan
keuangan (ingat kasus perusahaan Indonesia yang
mempunyai hutang dalam $, kemudian bangkrut ketika
Rupiah jatuh nilainya terhadap $ pada saat krisis ekonomi
tahun 1997).

47

Untuk menghindari risiko turunnya nilai Rp terhadap
$, perusahaan tersebut bisa melakukan hedging
dengan beberapa cara, misal membeli kontrak
forward $ atau futures $ dengan posisi long.
Forward $ atau futures $ merupakan instrument
keuangan yang dinamakan instrument derivatif.
Struktur pay-off dari instrument derivative beli $
forward atau futures $ long adalah sedemikian rupa
jika Rupiah melemah terhadap $ maka pemilik
kontrak tersebut akan memperoleh keuntungan.
Keuntungan tersebut bisa dipakai untuk
mengkompensasi kerugian dari posisi awalnya
(kewajiban untuk menyediakan $ tiga bulan
mendatang).

48

Incorporated
Incorporated atau membentuk perseroan terbatas
merupakan alternative transfer risiko, karena
kewajiban pemegang saham dalam perseroan
terbatas hanya terbatas pada modal yang
disetorkan. Kewajiban tersebut tidak akan sampai
ke kekayaan pribadi (biasanya).
Secara efektif, sebagian risiko perusahaan
ditransfer ke pihak lain, dalam hal ini biasanya
kreditur (pemegang hutang).

49

Tehnik Lainnya
Misal perusahaan penjual computer notebook ingin
menghindari risiko perubahan kurs. Biasanya
computer notebook diimpor atau banyak
komponennya yang diimpor dari luar negeri. Jika
harga ditetapkan dalam Rupiah, maka harga akan
berfluktuasi mengikuti perubahan kurs.
Penjual computer notebook biasanya mentransfer
risiko perubahan kurs ke pembeli dengan cara
menetapkan harga notebook dalam dolar AS,
bukannya Rupiah.

50

Contoh lain, misalkan PT AAA memperoleh
tender untuk membangun gedung tertentu.
Kemudian dia mensubkontrakkan pengerjaan
listrik ke PT BBB. PT AAA bisa menyiapkan
kontrak yang mengatakan bahwa jika terjadi
kerusakan atau kecelakaan yang berasal dari
listrik, maka PT BBB yang akan menanggung
risiko tersebut. Dalam hal ini risiko ditransfer
dari PT AAA ke PT BBB.

51

KEPUTUSAN MEMILIH ALTERNATIF
MANAJEMEN RISIKO

Tabel 1. Alternatif Manajemen Risiko
Frekuensi (Probabilitas) Severity (Keseriusan)
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi

Tehnik Yang Dipilih
Ditahan
Ditahan
Ditransfer
Dihindari
52

PENGENDALIAN RISIKO
Disamping itu, penggunaan alternatif-alternatif
tersebut perlu dilengkapi dengan pengendalian
risiko. Pengendalian risiko berkaitan dengan
alternative-alternatif risiko seperti terlihat berikut ini.
Untuk alternative menahan risiko, maka
pengendalian risiko menjadi penting dilakukan.
Pengendalian risiko yang baik bisa memperkecil
risiko, sehingga alternative menahan risiko menjadi
lebih layak. Untuk alternative mentransfer risiko,
pengendalian risiko bisa menurunkan harga yang
dibayar untuk mentransfer risiko tersebut

53

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari,
organisasi perlu melakukan pengendalian
risiko. Dengan menggunakan dua dimensi,
probabilitas dan severity, pengendalian risiko
bertujuan untuk mengurangi probabilitas
munculnya kejadian, mengurangi tingkat
keseriusan (severity), atau keduanya.

54

Fokus Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha
mengurangi kemungkinan (probability) munculnya
risiko dan mengurangi keseriusan (severity)
konsekuensi risiko tersebut.
Sebagai contoh, mengganti kompor minyak tanah
dengan kompor listrik bisa mengurangi
kemungkinan risiko kebakaran. Memakai peralatan
pengaman selama kerja bisa mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

55

Sebaliknya, memasang alat pemadam kebakaran di
gedung merupakan contoh usaha untuk mengurangi
keseriusan risiko.
Perhatikan bahwa alat pemadam kebakaran tidak
mencegah terjadinya kebakaran, tetapi kebakaran
bisa dengan cepat dipadamkan, sehingga kerugian
akibat kebakaran tersebut bisa diminimalkan.
Memasang airbag (kantong udara) di mobil
merupakan contoh upaya untuk mengurangi
severity kecelakaan mobil. Perhatikan bahwa
kantong udara tersebut tidak mencegah terjadinya
kecelakaan.

56

Pemisahan (separation) dan duplikasi (duplication)
merupakan dua bentuk umum metode untuk
mengurangi keseriusan risiko. Contoh??
Tentunya kita bisa menggunakan metode
mengurangi kemungkinan munculnya risiko dengan
pengurangan severity secara bersamaan.
Sebagai contoh, dokter ahli bedah belajar metode
baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan
lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter
tersebut bisa mengurangi probabilitas terkena risiko
digugat akibat mal-praktek, dan juga sekaligus
menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan
terjadi.

57

Timing Pengendalian Risiko
Dari sisi timing (waktu), pengendalian risiko bisa dilakukan
sebelum, selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh,
perusahaan bisa melakukan training untuk karyawannya
mengenai peraturan, prosedur, dan tehnik untuk menghindari
kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan
aktivitas sebelum risiko terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya
risiko. Sebagai contoh, kantong udara pada mobil secara
otomatis akan mengembang jika terjadi kecelakaan.
Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mengelola nilai sisa dari
bangunan yang terbakar, atau memperbaiki mobil yang rusak
karena kecelakaan kemudian bisa dijual lagi dengan harga yang
lebih tinggi. Jika hal semacam itu bisa dilakukan, maka kerugian
(severity) bisa dikurangi.

58

Literatur
Mamduh, 2006, Manajemen Resiko, AMP YKPN
Rosadi, D, 2007, Pengukuran Resiko
dengan Value at Risk, Seminar Nasional & LKTI
2007, The role of statistics in Investment and Risk
Management, Yogyakarta
Dowd, K., An introduction to market risk
measurement, Wiley
Jorion, P. 2001, Value at Risk, McGraw-Hill, New
York

59