konsep teori dan proses terbentuknya neg

konsep, teori, dan proses terbentuknya negara
A. Konsepsi Negara
Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state (bahasa
Inggris), Staat (bahasa Belanda dan Jerman) dan etat (bahasa Perancis), kata state, staat, etat
itu diambil dari kata bahasa latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan
tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Secara terminology, Negara diartikan dengan organisasi tertinggi di antara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Max Weber (Funny, 2008) mendefinisikan bahwa Negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah
dengan berdasarkan system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk
maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.
Roger F. Soultau (Oetari Budiyanto, 2012), Negara adalah alat (agency) atau wewenang atau
authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
Aristoteles (Oetari Budiyanto, 2012), Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi
beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.
Berdasarkan pendapat-pendapat, dapat disimpulkan bahwa Negara adalah organisasi tertinggi di
antara satu kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai alat (agency) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk

bersatu, hidup dalam wilayah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat dengan
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan dengan tujuan kesenangan dan kehormatan
bersama.
B. Teori Tentang Terbentuknya Negara
Adapun beberapa teori tentang terbentuknya suatu Negara yakni sebagai berikut.
1. Teori kontrak sosial (social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat
Teori ini beranggapan bahwa Negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat.
Beberapa pakar penganut teori kontrak sosial yang menjelaskan teori asal-mula Negara,
diantaranya:
a.

Thomas Hobbes (1588-1679)

Menurutnya syarat membentuk Negara adalah dengan mengadakan perjanjian bersama individuindividu yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak-hak
kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah badan. Teknik perjanjian masyarakat
yang dibuat Hobbes sebagai berikut setiap individu mengatakan kepada individu lainnya
bahwa “Saya memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak memerintah kepada orang ini
atau kepada orang-orang yang ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa saya memberikan
hak kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam suatu cara tertentu.
b. John locke (1632-1704)

Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan bahwa kekuasaan
penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dalam mengadakan perjanjian
dengan seseorang atau sekelompok orang, individu-individu tidak menyerahkan seluruh hakhak alamiah mereka.
c.

Jean Jacques Rousseau (1712-1778)

Keadaan alamiah diumapamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup individu bebas dan
sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu puas. Menurut “Negara”
atau “badan korporatif” dibentuk untuk menyatakan “kemauan umumnya” (general will) dan
ditujukan pada kebahagiaan besama. Selain itu Negara juga memperhatikan kepentingankepentingan individual (particular interest). Kedaulatannya berada dalam tangan rakyat
melalui kemauan umumnya.
2. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin Negara ditunjuk oleh Tuhan Raja dan
pemimpin-pemimpin Negara hanya bertanggung jawab pada Tuhan dan tidak pada siapapun.
Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg dan Thomas Aquinas.
3. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap kelompok yang
lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan
pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah,

dimulailah proses pembentukan Negara. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl
Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
4. Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis tentang hakikat dan
asal mula negara adalah suatu konsep bilogis yang melukiskan negara dengan istilah-istilah
ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk hidup, manusia atau binatang
individu yang merupakan komponen-komponen Negara dianggap sebagai sel-sel dari

makhluk hidup itu. Kehidupan corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang
manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu
sebagai daging makhluk itu.
5. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lambaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara
evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
6. Teori kedaulatan hukum
Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) (Mienu, 2010) menyatakan semua kekuasaan
dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die
Moderne Staats Idee.
7. Teori Hukum Alam
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak alam yang

merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan
umum. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
C. Proses Terbentuknya Negara
Adapun proses terbentuknya Negara yakni sebagai berikut.
1. Terjadinya negara secara primer
Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara primer adalah teori yang membahas tentang
terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Ada 4
fase terjadinya negara yakni sebagai berikut.
a.

Fase genootschap

Pada fase ini merupakan perkelompokan dari orang-orang yang menggabungkan dirinya untuk
kepentingan bersama dan disandarkan pada persamaan. Mereka menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan yang sama dan kepemimpinan disini dipilih secara primus
interpares atau yang terkemuka diantara yang sama. Jadi yang penting disini adalah unsur
bangsa.
b. Fase rijk
Pada fase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi telah sadar akan hak milik
atas tanah hingga muncullah tuan yang berkuasa atas tanah dan orang-orang yang menyewa

tanah. Sehingga timbul sistem feodalisme. Jadi yang penting pada masa ini adalah unsur
wilayah.
c.

Fase staat

Pada fase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara dan mereka dan
mereka telah sadar bahwa mereka berada pada satu kelompok. Jadi yang penting pada masa
ini adalah bahwa ketiga unsur dari negara yaitu bangsa, wilayah, dan pemerintah yang
berdaulat telah terpenuhi.
d. Fase democratische natie (negara demokrasi)
Fase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari fase staat, dimana democratische natie ini
terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi nasional, kesadaran akan adanya kedaulatan
ditangan rakyat.

2. Terjadinya negara secara sekunder
Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang membahas tentang
terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Fase
terjadinya Negara yakni.
a.


Occupatie (pendudukan)

Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan
dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu. Contohnya Liberia.
b. Fusi (peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami suatu wilayah, mengadakan perjanjian untuk saling
melebur menjadi negara baru atau dapat dikatakan suatu penggabungan dua atau lebih Negara
menjadi Negara baru. Misalnya Jerman Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi Negara
Jerman.
c.

Cessie (penyerahan)

Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian tertentu.
Penyerahan ini juga dapat diikatakan pemberian kemerdekakaan kepada suatu koloni oleh
Negara lain yang umumnya adalah bekas jajahannya. Contohnya Kongo dimerdekakan oleh
Francis.
d. Acessie (penarikan)
Awalnya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai/ timbul dari dasar laut (delta).

Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang sehingga akhirnya membentuk
negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.
e.

Anexatie (pencaplokan/ penguasaan)

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contohnya
Israel mencaplok Palestina.

f.

Proklamasi

Terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan
perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil merebut kembali wilayahnya dan menyatakan
kemerdekaan. Contohnya Indonesia merdeka dari Jepang dan Belanda pada tanggal 17
Agustus 1945.
g. Innovation (pembentukan baru)
Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian
lenyap. Contohnya Columbia lenyap, kemudian menjadi Venezuela dan Columbia yang baru.

h. Separatis (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian
menyatakan kemerdekaan. Contohnya Belgia memisahkan diri dari Belanda pada tahun 1939
dan menyatakan kemerdekaan.
i.

Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.

Pendudukan terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak berpemerintahan.
Misalnya Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana
terdapat suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni di mana
penduduknya didatangkan dari daratan Eropa. Australia dimerdekakan tahun 1901.
D. Bentuk, Unsur, Sifat, Tujuan, dan Fungsi Negara
1. Bentuk negara
Bentuk negara terbagi menjadi yakni sebagai berikut.
a.

Negara konfederasi

Negara konfederasi adalah negara yang terdiri dari persatuan beberapa negara yang berdaulat.

Persatuan tersebut diantaranya dilakukan guna mempertahankan kedaulatan dari negaranegara yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut.
b. Negara Kesatuan
Negara ini disebut juga negara unitaris. Ditinjau dari segi susunannya, negara kesatuan adalah
negara yang tidak tersusun dari beberapa negara, sifatnya tunggal. Artinya, hanya ada satu
negara, tidak seperti negara federal dimana ada negara di dalam negara. Dengan demikian, di
dalam negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang
mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi dalam segala lapangan pemerintahan. Ciriciri Negara kesatuan anta lain.
1) Mempunyai 1 UUD
2) Mempunyai 1 presiden
3) Hanya pusat yang berhak membuat UU

Negara kesatuan ini terbagi 2 macam, yaitu:
1) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi yaitu urusan Negara langsung diatur oleh
pemerintah pusat.
2) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi yakni kepala daerah sebagai pemerintah
daerah yang diberikan hak otonomi yakni diberikan kekuasaan mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri.
c.

Negara Serikat (Federal)


Negara Serikat (Federal) adalah negara yang tersusun dari beberapa negara yang semula berdiri
sendiri-sendiri dan kemudian negara-negara tersebut mengadakan ikatan kerjasama yang
efektif, tetapi disamping itu, Negara-negara tersebut masih ingin mempunyai wewenangwewenang yang dapat diurus sendiri. Jadi disini tidak semua urusan diserahkan kepada
pemerintah gabungannya (pemerintah federal), tetapi masih ada beberapa urusan yang
diserahkan oleh pemerintah negara-negara bagian kepada pemerintah federal, yaitu urusanurusan yang menyangkut kepentingan bersama misalnya urusan keuangan, pertahanan,
angkatan bersenjata, hubungan luar negeri, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri Negara serikat
yakni.
1) Tiap negara bagian mempunyai satu UUD dan satu Lembaga Legislatif.
2) Masing-masing negara bagian masih memegang kedaulatan ke dalam, kedaulatan keluar
dipegang pusat.
3) Aturan yang dibuat pusat tidak lgs bisa dilaksanakan daerah, harus dengan persetujuan
parlemen negara bagian.
Selain kedua bentuk Negara tersebut. Bentuk Negara ke dalam tiga kelompok yaitu:
a.

Monarki

Negara monarki adalah bentuk Negara yang dalam pemerintahannya hanya dikuasai dan
diperintah (yang berhak memerintah) oleh satu orang saja.

b. Oligarki
Oligarki ini biasanya diperintah dari kelompok orang yang berasal dari kalangan feudal.
c.

Demokrasi

Rakyat memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan.
2. Unsur negara
Berdasarkan Konvensi Montevideo tahun 1933 (Fakultas Hukum Universitas Andalas: 2010),
ada 5 unsur yang harus dipenuhi untuk terbentuknya sebuah negara, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Penghuni (penduduk/rakyat).
Wilayah.
Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat).
Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain

e.

Pengakuan dari negara lain.

Keempat unsur pertama disebut unsur konstitutif atau unsur pembentuk yang harus terpenuhi
agar terbentuk negara, sedangkan unsur yang kelima disebut unsur deklaratif yakni unsur
yang sifatnya menyatakan, bukan unsur mutlak.
a.

Penduduk/rakyat

Penduduk suatu negara adalah semua orang yang pada suatu waktu mendiami wilayah negara.
Mereka itu secara sosiologis lazim disebut rakyat dari negara itu. Rakyat dalam hubungan ini
diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan
mendiami suatu wilayah yang sama.
Ditinjau dari segi hukum, rakyat merupakan warga negara suatu negara. Warga negara adalah
seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara tertentu. Setiap negara
mempunyai sejumlah individu yang menyebut dirinya warga negara (rakyat) dari negara itu.
Berdasarkan hukum internasional, tiap-tiap negara berhak untuk menetapkan sendiri siapa yang
akan menjadi warga negaranya. Ada dua asas yang dipakai dalam pembentukan
kewarganegaraan, yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Asas ius soli (law of the soil),
menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal. Artinya, siapa pun yang bertempat
tinggal di suatu negara adalah warga negara tersebut. Asas ius sanguinis (law of the blood)
menentukan warga negara berdasarkan pertalian darah, dalam arti siapa pun seorang anak
kandung (yang sedarah seketurunan) dilahirkan oleh seorang warga negara tertentu, maka
anak tersebut juga dianggap warga negara yang bersangkutan.
Berikut perbedaan antara penduduk, bukan penduduk, warga Negara dan bukan warga Negara
sebagai berikut
Penduduk

Bukan

Warga Negara Bukan Warga

Penduduk

Penduduk
Bukan

Negara
Warga Negara Bukan Warga

adalah

Penduduk

adalah

Negara

mereka yang

adalah

mereka yang

adalah

bertempat

mereka yang

berdasarkan

mereka yang

tinggal tetap

berada di

hukum

mengakui

atau

dalam

merupakan

Negara lain

berdomisili

wilayah

anggota dari

sebagai

tetap di

Negara, tetapi Negara

dalam

tidak

(menurut

wilayah

bermaksud

undang-

negaranya

Negara

bertempat

undang

(menetap).

tinggal di

diakui

Negara itu.

sebagai

Misalnya

warga

wisatawan

negara).

Asing yang
sedang
melakukan
perjalanan
wisata.
b. Wilayah
Wilayah adalah landasan materiil atau landasan fisik suatu negara. Luas wilayah negara
ditentukan oleh perbatasan-perbatasan. Negara menjalankan yurisdiksi teritorial atas orang
dan benda yang berada di dalam batas-batas wilayah itu, kecuali beberapa golongan orang
dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu.
Wilayah yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah bukan hanya wilayah geografis atau
wilayah dalam arti sempit, melainkan dalam arti luas. Wilayah dalam arti luas ini merupakan
wilayah dilaksanakannya yurisdiksi negara. Wilayah ini meliputi wilayah daratan dan udara
di atasnya, serta laut di sekitar pantai negara itu, yaitu apa yang disebut laut teritorial. Batasbatas wilayah dalam arti luas ini berarti negara berwenang untuk menjalankan kedaulatan
teritorialnya. Sekelompok manusia dengan pemerintahannya tidak dapat menciptakan negara
tanpa adanya suatu wilayah.
1) Daratan
Batas wilayah darat suatu Negara biasanya ditentukan dengan perjanjian antara suatu Negara
dengan Negara lain dalam bentuk traktat. Perbatasan antara Negara dapat berupa:
a)
b)
c)
2)

Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, atau lembah.
Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri.
Batas menurut geofisika, misalnya: lintang utara/selatan, bujur timur/barat.
Lautan

Berdasarkan Konferensi Hukum Laut internasional III pada 10 Desember 1982 yang
diselenggrakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica, menghasilkan batas wilayah Negara
sebagai berikut:
a) Laut Teritorial

Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut, yang diukur
berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai kearah laut bebas.
b) Zona Bersebelahan
Zona bersebelahan merupakan batas laut selebar 12 mil laut dari garis batas laut territorial atau
batas laut selebar 24 mil laut dari garis dasar.
c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif merupakan batas lautan suatu negara pantai lebarnya 200 mil laut dari
garis dasar. Dalam batas ini, negara pantai berhak menggali kekayaan alam yang ada dan
menangkap para nelayan asing yang kedapatan sedang melakukan penangkapan ikan.
d) Landas Benua
Landas benua adalah wilayah daratan negara pantai yang berada di bawah lautan di laut ZEE,
selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.
e) Landas Kontinen
Landas kontinen merupakan daratan yang berada di bawah permukaan air di luar laut territorial
sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas kontinen dinyatakan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari wilayah daratan.
3) Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan wilayah lautan Negara itu.
Pembatasan wilayah suatu negara sangat penting sekali karena menyangkut pelaksanaan
kedaulatan suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal berikut :
a) Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di dalamnya.
b) Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah tersebut bila
tidak memiliki izin dari negara itu.
c) Pemerintah yang Berdaulat.
c. Pemerintah yang berdaulat
Sekalipun telah ada sekelompok individu yang mendiami suatu wilayah, tetapi belum juga dapat
diwujudkan suatu negara, jika tidak ada segelintir orang yang berwenang mengatur dan
menyusun kehidupan bersama. Pemerintah adalah organisasi yang mengatur dan memimpin
negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin negara itu berjalan secara baik.
Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan sebagai berikut :
1) Kedaulatan ke dalam, artinya wibawa, berwenang menentukan dan menegakkan hukum atas
warga dan wilayah negaranya.
2) Kedaulatan keluar adalah mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara lain,
sehingga bebas untuk menentukan hubungan diplomatik dengan negara lain.

Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan perdamaian, dan
menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Oleh karena itu, sungguh
mustahil ada masyarakat tanpa pemerintahan. Pemerintah yang menetapkan, menyatakan, dan
menjalankan kemauan individu-individu yang tergabung dalam organisasi politik yang
disebut negara.
Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara dan menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan
bersama. Untuk dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan efektif, kedaulatan
sebagai atribut negara diwujudkan. Kekuasaan pemerintah biasanya dibagi atas legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.
d. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain
Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain, yaitu ketika negara itu dapat melakukan
hubungan-hubungan dengan negara lain dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan,
kebudayaan, dan sebagainya.
e.

Pengakuan dari negara lain

Negara yang bersangkutan, keberadaannya secara diplomatik diakui oleh Negara-negara yang
lebih dahulu ada. Hal ini ditunjukkan dengan dibukanya hubungan diplomatik antara suatu
negara dengan negara tersebut.
3. Sifat Negara
Menurut Miriam Budiardjo (Oetari Budiyanto, 2012), pada umumnya setiap Negara mempunyai
sifat seperti :
a.

Sifat Memaksa yaitu negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan, agar
peraturan perundang-undangan ditaati dengan demikian penertiban dalam masyarakat
tercapai serta timbulnya anarkis dicegah. Sebagai contoh setiap warga Negara harus

membayar pajak dan orang yang menghindarinya akan dikenakan denda.
b. Sifat Monopoli yaitu negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat atau untuk mencapai cita-cita Negara. Sebagai contoh aliran kepercayaan atau
aliran politik dilarang bertentangan dengan tujuan masyarakat.
c. Mencakup Semua yakni semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang
tanpa terkecuali. Sebagai contoh keharusan membayar pajak.
4. Tujuan negara
Menurut A. Ubaedillah & Abdul Rozak (2008: 91), Negara mempunyai tujuan antara lain
sebagai berikut.
a.

Memperluas kekuasaan.

b. Menyelenggarakan ketertiban hukum.
c.

Mencapai kesejahteraan umum.

Beberapa pandangan mengenai tujuan negara antara lain sebagai berikut.
a.

Menurut Plato tujuan Negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai
perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial. Sedangkan menurut Roger H. Soltau
tujuan Negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya
ciptanya sebebas mungkin (the freest possible development and creative self-expression of its
members).

b. Negara menurut ajaran teokrasi (yang diwakili oleh Thomas dan Agustinus) bertujuan untuk
mencapai kehidupan aman dan tenteram harus dengan taat kepadan dan di bawah pimpinan
Tuhan. Pimpinan negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan
yang diberikan kepadanya.
c.

Ajaran negara hukum bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum dengan
berdasarkan dan berpedoman kepada hukum. Dalam negara hukum segala kekuasaan alat-alat
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat
kepada hukum. Dalam negara hukum, hak-hak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara.
Sebaliknya, rakyat berkewajiban mematuhi seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah negara itu.

d. Negara menurut teori negara kesejahteraan bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum.
Dalam hal ini negara dipandang sebagai alat belaka yang dibentuk manusia untuk mencapai
tujuan bersama, kemakmuran, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat negara itu.
e.

Dalam Islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi, tujuan Negara adalah agar
manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga
intervensi pihak-pihak asing.

f.

Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan Negara adalah untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanaan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.

5. Fungsi negara
Fungsi Negara merupakan gambaran apa yang dilakukan Negara untuk mencapai tujuannya.
Fungsi Negara dapat dikatakan sebagai tugas daripada Negara. Negara sebagai organisasi
kekuasaan dibentuk untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.
Di bawah ini adalah fungsi Negara menurut beberapa ahli (Winarno, 2007: 39) antara lain
sebagai berikut.
a.

John Locke

Seorang sarjana Inggris membagi fungsi Negara menjadi tiga fungsi yaitu.
1) Fungsi legislatif, untuk membuat peraturan.

2) Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan peraturan.
3) Fungsi Federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan damai.
b. Montesquieu
Tiga fungsi Negara menurut Montesquieu adalah
1) Fungsi legislatif, untuk membuat Undang-Undang.
2) Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan Undang-Undang.
3) Fungsi yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili), yang
c.

populer dengan Trias Politika.
Van Vollen Hoven

Seorang sarjana dari negeri Belanda, menurutnya fungsi Negara dibagi menjadi.
1)
2)
3)
4)
d.

Regeling, membuat peraturan.
Bestuur, menyelenggarakan pemerintahan.
Rechtspraak, fungsi mengadili.
Politie, fungsi ketertiban dan keamanan.
Goodnow

Menurut Goodnow, fungsi Negara secara prinsipal dibagi menjadi dua bagian yang dikenal
dengan sebutan Dwipraja (dichotomy) yakni.
1) Policy making, kebijaksanaan Negara untuk waktu tertentu, untuk seluruh masyarakat.
2) Policy executing, kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk tercapainya policy making.
e. Mirriam Budiardjo
Menurut Mirriam Budiardjo, fungsi pokok Negara adalah sebagai berikut.
1) Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokanbentrokan dalam masyaraakat. Dapat dikatakan bahwa Negara bertindak sebagai stabilisator.
2) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Fungsi ini dijalankan dengan
melaksanakan pembangunan di segala bidang.
3) Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk ini
Negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4) Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Pada dasarnya setiap negara, terlepas dari ideologi yang dianut, menyelenggarakan beberapa
fungsi minimum yang mutlak perlu, yaitu sebagai berikut.
a.

Melaksanakan ketertiban umum (law and order) dalam mencapai tujuan bersama dan
mencegah konflik dalam masyarakat (negara bertindak sebagai stabilisator).

b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang ada pada saat ini fungsinya
dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.
c.

Melaksanakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar.

d. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan pengadilan.
Oetari Budiyanto mengemukakan fungsi Negara sebagai berikut.
a.

Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
b.

Fungsi Keadilan

Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan
tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
c.

Fungsi Pengaturan dan Ketertiban

Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-peraturan lainnya untuk menjalankannya
agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran.
Dapat di download di http://www.4shared.com/file/lLHuoWyr/Makalah_negara.html