Sifat fisik dan kimia mineral

Makalah

Kristal dan Mineralogi
CIRI-CIRI FISIK &
KIMIA MINERAL

Oleh:
Nama: ILHAM SALMIN BAZHER
No. Mhs: 410013003
Kelas: 01

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA

2013
DEFINISI MINERALOGI
Merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, antara lain sifatsifat fisik, sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya dan keguanaannya.
DEFINISI MINERAL
Menurut L.G. Berry & B. Mason 1959
Mineral = Benda padat homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai
komposisi kimia tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur.

Menurut D.G.A. Whitten & J.R.V. Brooks 1972
Mineral = Bahan padat dgn struktur homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu,
dibentuk oleh proses alam yg anorganik.
Menurut A.W.R. Potter & H. Robinson 1977
Mineral = zat atau bahan yg homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dan
mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
BATASAN-BATASAN MINERAL
• Suatu Bahan Alam
Bahan terbentuk secara alamiah bukan dibuat oleh manusia.
• Mempunyai sifat fisik & kimia tetap
Sifat fisik

: warna, kekerasan, belahan, perwakan, pecahan

Sifat kimia

: nyata api terhadap api oksidasi/api reduksi, pengarangan

• Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yg tetap
Unsur tunggal


: Diamond (c), Native silver (Ag) dll

Unsur senyawa

: Barit (BaSO4), Magnetite (Fe3O4), Zircon(ZrSiO4)

Unsur senyawa kimia komplek :
- Epistolite – (NaCa) (CbTiMgFeMn) SiO4(OH)
- Polymignyte – (CaFeYZrTh) (CbTiTa) O4
• Anorganik
Mineral bukan hasil dari suatu kehidupan.
ada beberapa mineral hasil kehidupan = mineral organik Contoh : Coal, Asphal
• Homogen
Mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses
fisika.
• Berupa padat, cair dan gas.
Zat Padat

: Kwarsa SiO2, Barite BaSO4


Zat Cair

: Air raksa HgS, Air H2O

Gas

: H2S, CO2, CH4

CIRI-CIRI FISIK MINERAL
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)
Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:
1. Kilap (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)

6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)
8. Berat Jenis (specific gravity)
9. Sifat Dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya Lebur Mineral

1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat
terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster):

bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang
mempunyai kilap logam:


Gelena




Pirit



Magnetit



Kalkopirit



Grafit



Hematit


b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:


Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.



Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.



Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat
pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan
gips.



Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada
spharelit.




Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.



Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai
dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan
kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai
kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo
1994).

2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak
dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari
satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya.

Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak
berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:










Putih

: Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz
(Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning
: Belerang (S)
Emas
: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

Hijau
: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
Biru
: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah
: Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat
: Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam
: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs
mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk
mineral terkeras .


Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
1
2
3
4
5

Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite

Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3

CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2

6
7
8
9
10

Orthoklase
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond

K Al Si3 O8
SiO2
Al2SiO3O8
Al2O3
C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan
dari alat penguji standar :
Alat Penguji
Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa

Derajat Kekerasan
Mohs
2,5
3
5,5
5,5 – 6
5,5 – 6
6,5 – 7
7

4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat
sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu
umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :


Pirit

: Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna hitam.



Hematit

: Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.



Augite

: Ceratnya abu-abu kehijauan



Biotite

: Ceratnya tidak berwarna



Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
5. Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah
yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah
menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga
dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah.
Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah,
oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan
akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan
sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.
6. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak
teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat
dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan
nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:


Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan
pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.



Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,
hipersten



Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.



Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang
kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.



Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

7. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh
system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf
(Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.

Bangun kubus

: galena, pirit.

b.

Bangun pimatik

: piroksen, ampibole.

c.

Bangun doecahedon

Mineral amorf misalnya

: garnet
: chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami
gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi
sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang
berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut
agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:


Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral
yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran
butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat
dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula
pasir, disebut mempunyai sakaroidal.



Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma
tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau

struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi:
struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.


Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individuindividu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran
dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.



Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda
lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum
untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu,
misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air,
misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat
miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral
tersebut.

9. Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah


Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.



Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.



Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh
gypsum.



Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan
sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.



Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

10. Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral
dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang
menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan
pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan
pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik.
Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang
tersebut dengan garis vertical.
11. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau
londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah
semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
12. Daya lebur mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan
membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

SIFAT KIMIAWI MINERAL

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat
dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat, yaitu
kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan

Phospat (lihat tabel 3.3). Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum
dijumpai dalam batuan adalah seperti terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan
bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun
ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineralmineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming
minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3)
Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.

Wulfenite

Mimetite

Sperssatite

Flourite

Azurite

Gypsum

Quarzts

Pyrite

Gambar 3.2 Berbagai jenis mineral yang memperlihatkan struktur kristal

1. Mineral Silikat

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena
jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral
silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak
Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen,
batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan nonferromagnesium.

Berikut adalah Mineral Silikat:
1.

Kuarsa: ( SiO )

2.

Felspar Alkali: ( KAlSiO )

3.

Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSiO)

4.

Mika Muskovit: (KAl(SiAlO)(OH,F)

5.

Mika Biotit: K(Mg,Fe)SiO(OH)

6.

Amfibol: (Na,Ca)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)O(OH)

7.

Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)SiO

8.

Olivin: (Mg,Fe)SiO

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral
ferromagnesium.

Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat

2.

MINERAL

RUMUS KIMIA

Olivine
Pyroxene
Amphibole
Muscovite
Biotite
Mica
Orthoclase
Feldspar Plagioclase
Quartz

(Mg,Fe)2SiO4
(Mg,Fe)SiO3
(Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
KAl3Si3O10(OH)2
K(Mg,Fe)3Si3O10(OH)2
K Al Si3 O8
(Ca,Na)AlSi3O8
SiO2

Mineral ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.





Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 –
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4
dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat
penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah
yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat membantu dalam
cara mengenalnya.



Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas.
Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.

3. Mineral non-ferromagnesium.
 Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat ,
hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.
 Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga
mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. “Feld” dalam
bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %.
Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”.
Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah
yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung
Kalsium.
 Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu.
BD. 2.57.
 Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan
yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna
seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga
dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian
disebut “amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna
yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak
bersih.

Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat
KELOMPO
K
Oxides

Sulfides

ANGGOTA
Hematite
Magnetite
Corrundum
Chromite
Ilmenite
Galena
Sphalerite
Pyrite
Chalcopyrite

SENYAWA
KIMIA
Fe2O3
Fe3O4
Al2O3
FeCr2O4
FeTiO3
PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2

Sulfates

Native
Elements

Halides

Carbonates

Hydroxides
Phosphates

Bornite
Cannabar
Gypsum
Anhydrite
Barite
Gold
Cooper
Diamond
Sulfur
Graphite
Silver
Platinum
Halite
Flourite
Sylvite
Calcite
Dolomite
Malachite
Azurite
Limonite
Bauxite
Apatite
Turquoise

Cu5FeS4
HgS
CaSO4,2H2O
CaSO4
BaSO4
Au
Cu
C
S
C
Ag
Pt
NaCl
CaF2
KCl
CaCO3
CaMg(CO3)2
Cu2(OH)2CO3
Cu3(OH)2(CO3)2
FeO(OH).nH2O
Al(OH)3.nH2O
Ca5(F,Cl,OH)PO4
CuAl6(PO4)4(OH)8

4. Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya
lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali
sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H O), korondum
(AlO), hematit (FeO) dan kassiterit (SnO).
5. Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu
dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS), “chalcocite” (CuS), “galena” (PbS), dan
“sphalerit” (ZnS).

6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO),
dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium
karbonat”, CaCO dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan
utama yang membentuk batuan sedimen.

Pada gambar 3.3 diperlihatkan mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku,
yaitu plagioclase
feldspar,
K-feldspar, quartz, muscovite
mica, biotite
mica,amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik
secara megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masingmasing. Adapun ciri dari mineral mineral tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 3.3 Berbagai jenis mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan

Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang
tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan
kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang
tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada
batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang
keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral
olivine dikenal dengan batuan Dunite.

Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat
yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai
jarum.
Mineral
amphibole
umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al),
Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende
tampak pada foto yang berwarna hijau tua
kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada
berbagai jenis batuan beku dan batuan
metamorf.

Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk
kristal berlembar menyerupai buku dan
merupakan bidang belahan (cleavage) dari
mineral biotite. Mineral biotite umumnya
berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan
muscovite berwarna terang, abu-abu terang.
Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak
dan bisa digores dengan kuku.

Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari
kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium.
Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya
berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas.
Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal
dengan mineral Albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut An-orthite

Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari
mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase
feldspar,
potassium
feldspars
adalah
mineral silicate yang
mengandung
unsur
Kalium dan bentuk kristalnya prismatik,
umumnya berwarna merah daging hingga putih.

Mica
Micas adalah kelompok mineral silicateminerals
dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe),
aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).

Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum
yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral
ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2),
berwarna putih, kilap kaca dan belahan
(cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate
(CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan
dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan
dari binatang laut terbuat dari calcite atau
mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari
batugamping.

Sumber :





http://www.reyhan82.com/2013/05/ciri-ciri-mineral.html
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/mineral-dan-unsur-unsurnya.html