Tugas Akhir Penentuan Harga Pokok Produk (1)
2.4 Metodologi Penulisan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
-
Data Primer
Data yang diperoleh dari objek yang diteliti melalui wawancara terkait sejarah pendirian Koperasi Desa Mina Gunungkidul, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pakan ikan lele, serta observasi pengadministrasian untuk aktivitas produksi pakan ikan lele dan nila.
-
Data Sekunder
Data yang berhubungan dengan tema yang diangkat dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder yang diperoleh berasal dari catatan keuangan koperasi diantaranya nota pembelian bahan baku, nota penjualan, dan laporan keuangan. Selain dari catatan keuangan data sekunder juga berasal dari berbagai literature baik cetak maupun elektronik.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dukumpulkan dengan menggunakan metode :
-
Wawancara
Berupa pertanyaan yang diajukan melalui tanya jawab kepada pihak yang terkait dalam penelitian. Dalam hal ini, wawancara dilakukan dengan Ketua Koperasi Desa Mina Gunungkidul, Formulator Produksi Pakan Ikan, dan Tenaga Kerja. Pertanyaan berkaitan dengan aktivitas produksi pakan ikan lele dan nila, sejarah pendirian Koperasi Desa Mina Gunungkidul, dan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pakan ikan lele dan nila.
-
Dokumentasi
Dilakukan dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian yaitu berupa nota pembelian bahan baku, nota penjualan, dan laporan keuangan.
-
Observasi
Dilakukan dengan cara observasi pengadministrasian untuk aktivitas produksi pakan ikan lele dan nila.
Metode analisis data berupa analisis deskriptif. Sebagai acuan, berdasarkan Miles dan Huberman terdapat tiga metode analisis data kualitatif yaitu :
-
Reduksi Data
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
-
Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data berupa catatan pengamatan di lapangan.
-
Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan. Kesimpulan yang akan diambil pada penelitian ini adalah penentuan harga jual pakan ikan lele yang baru berdasarkan hasil penentuan harga pokok produksi pakan ikan lele yang tepat.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
-
Biaya Bahan Baku
Perhitungan biaya bahan baku dihitung dengan cara mengalikan jumlah satuan barang yang diperlukan dengan harga barang per satuan. Koperasi Desa Mina Gunungkidul mampu melakukan produksi bahan baku 500kg/hari. Berikut ini perhitungan biaya bahan baku untuk produksi pakan ikan lele dalam satu kali produksi.
Tabel 2 Biaya Bahan Baku Pakan Ikan Lele
-
No
Uraian
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Tepung Ikan
115 Kg
8.000
920.000
2
Jingking/MBM
135 Kg
5.000
675.000
3
Tepung Kedelai
75 Kg
8.200
615.000
4
Dedak Padi
135 Kg
3.000
405.000
5
Tepung Tapioka
30 Kg
3.250
97.500
6
Minyak Ikan
10 Liter
7.000
70.000
Jumlah
2.782.500
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menghitung kebutuhan biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi 500kg pakan ikan lele dengan total Rp 2.782.500. Sehingga setiap kg pakan ikan lele yang dihasilkan memerlukan biaya bahan baku sebesar Rp 5.565,00.
Bahan baku pembuatan pakan ikan lele maupun nila diperoleh dari beberapa sumber, yaitu dengan rincian: untuk tepung ikan dan minyak ikan diproduksi sendiri oleh Devisi Usaha Penepungan Rongkop, bahan baku ikan laut diambil dari daerah Sadeng, Pacitan, Jawa Timur, tepung kedelai diperoleh dari petani local di daerah Gunungkidul, dedak padi diperoleh dari penggilingan padi di daerah Ponjong, Karangmojo, Wonogiri, dan Magelang, kemudian tepung tapioca diperoleh dari hasil pengolahan ketela petani di Gunungkidul, dan untuk jingking/MBM diperoleh dari nelayan yang berada di Baron atau Ponjong (PT Malindo).
-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan upah harian yaitu berapa orang pekerja yang melakukan produksi dikali dengan upah harian pekerja dalam sehari. Berikut perhitungan upah harian pekerja dalam satu kali produksi.
Tabel 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pakan Ikan Lele
-
BTKL
=
Upah per hari
x
Jumlah Pekerja
=
Rp 70.000,00
x
3 Orang
=
Rp 210.000,00
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Perhitungan diatas memperlihatkan jumlah biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk produksi pakan ikan lele selama satu kali produksi yaitu Rp 210.000,00 untuk tiga orang pekerja yang berjumlah 500kg pakan ikan. Sehingga, 1kg pakan ikan lele yang dihasilkan akan mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja langsung sejumlah Rp 420,00.
-
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik termasuk dalam biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik untuk produksi pakan ikan lele pada Koperasi Desa Mina Gunungkidul meliputi biaya listrik, biaya pembelian solar, biaya pemeliharaan mesin, biaya penyusutan mesin, dan biaya sewa bagunan. Berikut adalah alokasi biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi pakan ikan lele sebanyak 500kg.
Tabel 4 Biaya Overhead Pabrik Pakan Ikan Lele
-
No
Keterangan
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Solar (15 liter)
100.000,00
2.
Biaya Listrik
8.000,00
3.
Biaya Pemeliharaan Mesin & Peralatan
3.333,00
4.
Biaya Penyusutan Mesin & Peralatan
133.520,00
5.
Biaya Sewa (Rp730.000/tahun)
2.000,00
Jumlah
246.853,00
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Total biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi 500kg pakan ikan lele sebesar Rp246.853,00. Sehingga setiap kg pakan ikan lele memerlukan biaya Rp 494,00.
-
Biaya Produksi Pakan Ikan Nila
-
Biaya Bahan Baku
Perhitungan biaya bahan baku dihitung dengan cara mengalikan jumlah satuan barang yang diperlukan dengan harga barang per satuan. Koperasi Desa Mina Gunungkidul melakukan produksi bahan baku 500kg/hari. Hal ini sesuai dengan ketentuan minimal produksi. Berikut ini perhitungan biaya bahan baku untuk produksi pakan ikan nila dalam satu kali produksi.
Tabel 5 Biaya Bahan Baku Pakan Ikan Nila
-
No
Uraian
Kebutuhan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
1
Tepung Ikan
95 Liter
8.000
Rp 760.000
2
Jingking/MBM
135 Liter
5.000
Rp 675.000
3
Tepung Kedelai
75 Liter
8.200
Rp 615.000
4
Dedak Padi
155 Liter
3.000
Rp 465.000
5
Tepung Tapioka
30 Liter
3.250
Rp 97.500
6
Minyak Ikan
10 Liter
7.000
Rp 70.000
Jumlah
Rp 2.682.500
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menghitung kebutuhan biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi 500kg pakan ikan nila dengan total Rp 2.682.500. Sehingga setiap kg pakan ikan lele yang dihasilkan memerlukan biaya bahan baku sebesar Rp 5.365,00. Biaya bahan baku untuk produksi pakan ikan nila lebih sedikit atau terpaut Rp100,00 karena dalam memproduksi pakan nila bahan baku dedak padi lebih banyak dari bahan baku tepung ikan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan gizi yang diperlukan ikan nila.
-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan upah harian yaitu berapa orang pekerja yang melakukan produksi dikali dengan upah harian pekerja dalam sehari. Berikut perhitungan upah harian pekerja dalam satu kali produksi.
Tabel 6 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pakan Ikan Nila
-
BTKL
=
Upah per hari
x
Jumlah Pekerja
=
Rp 70.000,00
x
3 Orang
=
Rp 210.000,00
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Perhitungan diatas memperlihatkan jumlah biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk produksi pakan ikan nila selama satu kali produksi yaitu Rp 210.000,00 untuk tiga orang pekerja yang menghasilkan 500kg pakan ikan. Sehingga, setiap kg pakan ikan nila yang dihasilkan memerlukan biaya untuk tenaga kerja langsung sejumlah Rp 420,00.
-
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik untuk produksi pakan ikan nila ini sama dengan biaya overhead pabrik untuk produksi pakan ikan lele. Berikut adalah alokasi biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi pakan ikan nila sebanyak 500kg dalam satu kali produksi.
Tabel 7 Biaya Overhead Pabrik Pakan Ikan Nila
-
No
Keterangan
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Solar (15 liter)
100.000,00
2.
Biaya Listrik
8.000,00
3.
Biaya Pemeliharaan Mesin & Peralatan
3.333,00
4.
Biaya Penyusutan Mesin & Peralatan
133.520,00
5.
Biaya Sewa (Rp730.000/tahun)
2.000,00
Jumlah
246.853,00
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Total biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi 500kg pakan ikan nila sebesar Rp246.853,00. Sehingga setiap kg pakan ikan nila memerlukan biaya Rp494,00. Mesin dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi pakan ikan nila sama dengan yang digunakan untuk memproduksi pakan ikan lele. Oleh karena itu metode perhitungan dan biaya penyusutan juga sama dengan perhitungan untuk pakan ikan lele.
-
Perhitungan Penyusutan Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan produksi diperoleh dengan harga Rp 340.343.000,00. Penulis menghitung biaya penyusutan mesin dan peralatan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Pada metode ini penyusutan dihitung dengan rumus :
Depresiasi per Tahun = (Harga Perolehan – Nilai Residu)
Umur Ekonomis (UE)
Kemudian mengitung depresiasi ke dalam depresiasi per bulan dan depresiasi per hari. Berikut ini adalah perhitungan biaya penyusutan mesin dan peralatan pada Koperasi Desa Mina Gunungkidul:
Tabel 8 Perhitungan Penyusutan Mesin & Peralatan
-
Jenis AT
Jumlah AT
Harga Perolehan (Rp)
UE (Tahun)
Nilai Residu (Rp)
Penyusutanper Hari (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
Mesin
Penepung
1 Unit
18.000.000
6
3.000.000
6.849
Pencampur
1 Unit
31.002.000
8
5.167.000
8.848
Penggiling Jagung
1 Unit
26.951.000
7
4.491.833
8.790
Pencetak apung
1 Unit
31.000.000
6
5.166.667
11.796
Pengering
1 Unit
58.900.000
8
9.816.667
16.809
Pencetak Pelet
1 Set
170.000.000
5
28.333.333
77.626
JUMLAH (a)
335.853.000
55.975.500
130.718
Peralatan
Timbangan :
-Kapasitas 100Kg
1 Unit
2.000.000
6
400.000
731
-Kapasitas 2Kg
1 Unit
750.000
4
150.000
411
Penjahit Karung
1 Buah
700.000
3
140.000
511
Bak Besar
4 Unit
140.000
3
-
128
Ember
2 Unit
30.000
3
-
27
Saringan
2 Unit
20.000
3
-
18
Angkong
1 Unit
350.000
5
70.000
153
Drigen
10 Unit
250.000
4
50.000
137
Karung
100 Unit
250.000
1
-
685
JUMLAH (b)
4. 490.000
810.000
2.802
TOTAL (c=(a+b))
340.343.000
56.785.500
133.520
Keterangan: (4) =[ ((1)-(3))/(2)]/365
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Bak besar, ember, saringan, dan karung tidak memiliki nilai residu karena produk tersebut digunakan sampai habis masa pakainya dan tidak laku dijual kembali.
Koperasi Desa Mina Gunungkidul memproduksi pakan ikan lele dan nila mulai dari bahan baku mentah hingga menjadi produk jadi. Perhitungan harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penelitian ini menghitung harga pokok produksi berdasarkan produk yang dihasilkan per satu kali produksi yaitu 500kg pakan ikan. Dalam memproduksi pakan ikan lele dan nila perbedaan kedua produk ini terletak pada biaya bahan baku, karena formula yang digunakan dalam membuat kedua produk tersebut berbeda. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik selalu sama. Penentuan biaya produksi pada pakan ikan lele dan pakan ikan nila yang telah jadi, selanjutnya digunakan untuk menentukan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat pada kedua produk tersebut.
Produk pakan ikan lele merupakan produk utama yang dihasilkan Koperasi Desa Mina Gunungkidul pada jenis usaha produksi pakan ikan dengan nama “Ngudi Hasil”. Banyaknya kelompok pembudidaya perikanan yang sebagian besar membudi daya ikan lele menjadi salah satu alasan dilakukannya produksi pakan ikan lele. Dengan banyaknya kelompok tersebut, pesanan akan kebutuhan pakan ikan lele juga semakin banyak. Berikut ini akan dipaparkan secara rinci penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk pakan ikan lele.
Harga pokok produksi pakan ikan lele dihitung dengan menggunakan metode full costing dimana pada metode ini perhitungan harga pokok produksi dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable maupun tetap kemudian membaginya dengan jumlah yang diproduksi. Penulis menentukan harga pokok produksi dengan menggunakan metode ini karena metode tersebut sesuai untuk diterapkan pada usaha manufaktur yang dilakukan Koperasi Desa Mina Gunungkidul. Seluruh biaya untuk kegiatan produksi dapat dilekatkan pada produk jadi sesuai dengan permintaan pihak koperasi. Pakan ikan lele yang diproduksi dalam satu kali produksi berjumlah 500kg.
Tabel 9 Penentuan Harga Pokok Produksi Pakan Ikan Lele
-
No
Keterangan
Jumlah Biaya (Rp)
Biaya per Kg (Rp)
1
Biaya Bahan Baku
2.782.500
5.565
2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
210.000
420
3
Biaya Overhead Pabrik (tetap & variabel)
246.853
494
Harga Pokok Produksi
3.239.353
6.479
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada produksi pakan ikan lele biaya bahan baku yang dikeluarkan sebesar Rp2.782.500, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp210.000, dan biaya overhead sebesar Rp246.853. Sehingga, total biaya produksi untuk 500kg pakan ikan lele yaitu Rp3.239.353 atau harga pokok produksi setiap kg pakan ikan lele adalah Rp6.479. Selisih angka dengan perkiraan koperasi adalah Rp479 dari harga pokok produksi yang diterapkan Koperasi Desa Mina Gunungkidul selama ini sebesar Rp6.000. Nilai perkiraan koperasi tersebut lebih kecil karena dalam menentukan harga pokok produksi koperasi tersebut tidak memasukkan semua komponen peralatan yang digunakan untuk proses produksi kedalam perhitungan biaya penyusutan. Namun disisi lain koperasi menghitung semua mesin milik koperasi ke dalam perhitungan biaya penyusutan. Sedangkan mesin-mesin tersebut tersebar di berbagai divisi pengolahan atau tidak digunakan secara langsung dalam proses produksi. Salah satunya adalah mesin penggiling yang menghasilkan tepung ikan dan minyak ikan. Mesin tersebut berada di Kecamatan Rongkop pada Divisi Tepung Ikan dan Minyak Ikan. Padahal, yang digunakan hanya tepung ikan dan minyak ikan yang telah jadi dan siap untuk di gunakan. Produk tersebut diperoleh Koperasi Desa mina Gunungkidul dengan cara membeli.
-
Penentuan Harga Jual Pakan Ikan Lele
Koperasi Desa Mina Gunungkidul menjual pakan ikan lele seharga Rp 7.000,00 setiap kg. Harga jual tersebut ditentukan oleh koperasi berdasarkan perkiraan sendiri. Dalam menentukan harga jual terdapat komponen biaya operasional yaitu biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum. Koperasi desa Mina Gunungkidul tidak mengeluarkan biaya pemasaran. Biaya pengiriman produk jadi tidak ditanggung oleh koperasi, karena pembeli mengambil sendiri produknya dengan jangka waktu yang telah ditentukan pada saat proses pemesanan. Koperasi tersebut hanya mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya angkut pembelian bahan baku, namun tidak semua bahan baku diambil oleh koperasi sendiri. Sebagian besar bahan baku diantar langsung oleh penjual dan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak penjual bahan baku, sesuai dengan perjanjian pembelian. Biaya dibawah ini termasuk dalam biaya administasi dan umum lain-lain dengan rincian:
-
Biaya Bensin
Rp 50.000,00
Biaya Makan
Rp 30.000,00
Biaya Rokok
Rp 15.000,00
Biaya Lain-lain
Rp 5.000,00
Total Biaya
Rp 100.000,00
Berikut ini adalah perhitungan biaya operasional untuk 500kg pakan ikan lele.
Tabel 10 Biaya Operasional untuk Produksi Pakan Ikan Lele
-
Keterangan
Jumlah (Rp)
Per Kg(Rp)
Biaya Operasional:
-
Biaya Pemasaran
0
0
-
Biaya Administasi & Umum
100.000
200
Total Biaya Operasional
100.000
200
-
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi pakan ikan lele sebesar Rp200,00 per kg. Penulis menentukan harga jual pakan ikan lele menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Harga jual dihitung dengan menambah biaya produksi dengan mark-up sebesar prosentase tertentu dari biaya penuh tersebut. Penentuan mark-up ini didasarkan pada tujuan koperasi untuk memperoleh laba dengan cara menambah selisih lebih antara harga jual dengan harga pokoknya. Sebelum menentukan persentase mark-up terlebih dahulu dihitung persentase ROI (Return On Investment) dengan cara membagi laba dengan investasi awal. Berikut adalah perhitungan ROI berdasarkan penjualan 500kg pakan ikan lele yang selanjutnya digunakan untuk menentukan persentase mark-up.
Tabel 11 Penentuan Mark-Up Pakan Ikan Lele
-
Penentuan ROI :
Penjualan (500KgxRp8000)
Rp 4.000.000
Harga Pokok Produksi
Rp 3.239.353
Biaya Operasional
Rp 100.000
Total Biaya Penuh
Rp 3.339.353
Laba
Rp 660.647
ROI (Return On Investment)
=
Laba
Investasi
ROI
=
Rp 660.647
Rp340.343.000
ROI
=
0,0019
ROI
=
0,19%
Penentuan Mark-Up :
Biaya Administrasi & Umum
Rp 100.000
Biaya Pemasaran
Rp -
Laba yang diharapkan: (0,19%xRp340.343.000)
Rp 660.647
Jumlah
Rp 760.647
Biaya Produksi
Rp 3.239.353
Persentase Mark-Up
23%
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Mark-up yang sesuai untuk diterapkan pada Koperasi Desa Mina Gunungkidul berdasarkan perhitungan table 11 adalah 23%. Nilai tersebut diperoleh dari perhitungan ROI sebesar 0,19% atas investasi aset tetap terhadap laba yang dihasilkan.Berikut ini disajikan penentuan harga jual pakan ikan lele berdasarkan mark-up sebesar 23% dari table 11.
Tabel 12 Penentuan Harga Jual Pakan Ikan Lele
-
Biaya Produksi
Rp 3.239.353
Mark-Up (23%xRp3.189.353)
Rp 760.647
Jumlah Harga Jual
Rp 4.000.000
Volume Produk
500 Kg
Harga Jual per Kg
Rp 8.000
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan harga jual pakan ikan lele dengan menambah mark-up sebesar 23% dari total harga produksi yaitu sebesar Rp760.647 per satu kali produksi, sehingga menghasilkan angka Rp8.000 per kg. Harga jual tersebut berbeda dengan harga jual yang ditetapkan Koperasi Desa Mina Gunungkidul yaitu sebesar Rp7.000,00. Penentuan harga jual yang baru dengan menggunakan metode cost plus pricing dapat menambah harga jual sebesar Rp1.000 sehingga keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat.
Selain memproduksi pakan ikan lele Koperasi Desa Mina Gunungkidul juga memproduksi pakan ikan nila. Selain membudidaya ikan lele kelompok pembudidaya perikanan Gunungkidul (Pokdakan Gunungkidul) juga mengembangkan ikan nila. Hal ini dikarenakan prospek penjualan ikan nila yang cukup bagus di Gunungkidul. Sehingga, koperasi tersebut juga memproduksi pakan nila guna mencukupi kebutuhan pakan ikan nila pada Pokdakan Gunungkidul tersebut. Terkait produksi pakan ikan nila maka, berikut ini akan dipaparkan secara rinci penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk pakan ikan nila.
Harga pokok produksi pakan ikan nila juga dihitung dengan menggunakan metode full costing dimana pada metode ini perhitungan harga pokok produksi dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable maupun tetap kemudian membaginya dengan jumlah yang diproduksi. Pakan ikan nila yang diproduksi dalam satu kali produksi berjumlah 500kg.
Tabel 13 Penentuan Harga Pokok Produksi Pakan Ikan Nila
-
No
Keterangan
Jumlah Biaya (Rp)
Biaya per Kg (Rp)
1
Biaya Bahan Baku
2.732.500
5.465
2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
210.000
420
3
Biaya Overhead Pabrik
246.853
494
Harga Pokok Produksi
3.189.353
6.379
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada produksi pakan ikan nila biaya bahan baku yang dikeluarkan sebesar Rp2.732.500, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp210.000, dan biaya overhead sebesar Rp246.853. Sehingga, total biaya produksi untuk 500kg pakan ikan lele yaitu Rp3.189.353 atau harga pokok produksi setiap kg pakan ikan lele adalah Rp6.379. Selisih angka dengan perkiraan koperasi adalah Rp379 dari harga pokok produksi yang diterapkan Koperasi Desa Mina Gunungkidul selama ini sebesar Rp6.000. Harga pokok produksi pakan ikan nila terpaut Rp100,00 dengan harga pokok produksi pada pakan ikan lele. Hal ini dikarenakan biaya bahan baku pada kedua produk tersebut berbeda. Koperasi Desa Mina Gunungkidul selama ini memperkirakan harga pokok produksi berjumlah sekitar Rp 6.000 atau dengan kata lain seluruh produk disama ratakan nilai harga pokok produksinya. Sama halnya dengan pakan ikan lele, pada pakan ikan nila nilai harga pokok produksi yang dihitung koperasi juga lebih kecil, karena dalam menentukan harga pokok produksi koperasi tersebut tidak memasukkan semua komponen peralatan yang digunakan untuk proses produksi kedalam perhitungan biaya penyusutan. Namun disisi lain koperasi menghitung semua mesin milik koperasi ke dalam perhitungan biaya penyusutan. Sedangkan mesin-mesin tersebut tersebar di berbagai divisi pengolahan atau tidak digunakan secara langsung dalam proses produksi. Salah satunya adalah mesin penggiling yang menghasilkan tepung ikan dan minyak ikan. Mesin tersebut berada di Kecamatan Rongkop pada Divisi Tepung Ikan dan Minyak Ikan. Padahal, yang digunakan hanya tepung ikan dan minyak ikan yang telah jadi dan siap untuk di gunakan. Produk tersebut diperoleh Koperasi Desa mina Gunungkidul dengan cara membeli.
-
Penentuan Harga Jual Pakan Ikan Nila
Sama halnya dengan harga jual yang diterapkan pada produk pakan ikan lele, Koperasi Desa Mina Gunungkidul juga menjual pakan ikan nila seharga Rp 7.000,00 setiap kg. Harga jual tersebut ditentukan oleh koperasi berdasarkan perkiraan sendiri. Dalam menentukan harga jual terdapat komponen biaya operasional yaitu biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum. Koperasi desa Mina Gunungkidul tidak mengeluarkan biaya pemasaran. Biaya pengiriman produk jadi tidak ditanggung oleh koperasi, karena pembeli mengambil sendiri produknya dengan jangka waktu yang telah ditentukan pada saat proses pemesanan. Koperasi tersebut hanya mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya angkut pembelian bahan baku, namun tidak semua bahan baku diambil oleh koperasi sendiri. Sebagian besar bahan baku diantar langsung oleh penjual dan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak penjual bahan baku, sesuai dengan perjanjian pembelian. Biaya dibawah ini termasuk dalam biaya administasi dan umum lain-lain dengan rincian:
-
Biaya Bensin
Rp 50.000,00
Biaya Makan
Rp 30.000,00
Biaya Rokok
Rp 15.000,00
Biaya Lain-lain
Rp 5.000,00
Total Biaya
Rp 100.000,00
Berikut ini adalah perhitungan biaya operasional untuk 500kg pakan ikan nila.
Tabel 14 Biaya Operasional untuk Produksi Pakan Ikan Nila
-
Keterangan
Jumlah (Rp)
Per Kg(Rp)
Biaya Operasional:
-
Biaya Pemasaran
0
0
-
Biaya Administasi & Umum
100.000
200
Total Biaya Operasional
100.000
200
-
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi pakan ikan nila sebesar Rp100,000,00 per 500kg atau Rp200,00 per kg. Penulis menentukan harga jual pakan ikan lele menggunakan metode cost plus pricing. Harga jual dihitung dengan menambah biaya produksi dengan mark-up sebesar prosentase tertentu dari kos tersebut. Penentuan mark-up ini didasarkan pada tujuan koperasi untuk memperoleh laba dengan cara menambah selisih lebih antara harga jual dengan harga pokoknya. Sebelum menentukan persentase mark-up terlebih dahulu dihitung persentase ROI (Return On Investment) dengan cara membagi laba dengan investasi awal. Berikut adalah perhitungan ROI berdasarkan penjualan 500kg pakan ikan nila yang selanjutnya digunakan untuk menentukan persentase mark-up.
Tabel 15 Penentuan Mark-Up Pakan Ikan Nila
-
Penentuan ROI :
Penjualan (500KgxRp7500)
Rp 3.750.000
Harga Pokok Produksi
Rp 3.189.353
Biaya Operasional
Rp 100.000
Total Biaya Penuh
Rp 3.289.353
Laba
Rp 460.647
ROI (Return On Investment)
=
Laba
Investasi
ROI
=
Rp 460.647
Rp340.343.000
ROI
=
0,0014
ROI
=
0,14%
Penentuan Mark-Up
Biaya Administrasi & Umum
Rp 100.000
Biaya Pemasaran
Rp -
Laba yang diharapkan: (0,14%xRp340.343.000)
Rp 460.647
Jumlah
Rp 560.647
Biaya Produksi
Rp 3.189.353
Persentase Mark-Up
18%
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Mark-up yang sesuai untuk diterapkan pada Koperasi Desa Mina Gunungkidul berdasarkan perhitungan table 11 adalah 10%. Nilai tersebut diperoleh dari perhitungan ROI sebesar 0,18% atas investasi aset tetap terhadap laba yang dihasilkan.
Berikut ini disajikan penentuan harga jual pakan ikan lele berdasarkan mark-up sebesar 18% dari table 11.
Tabel 16 Penentuan Harga Jual Pakan Ikan Nila
-
Biaya Produksi
Rp 3.189.353
Mark-Up (18%xRp3.189.353)
Rp 560.647
Jumlah Harga Jual
Rp 3.750.000
Volume Produk
500 Kg
Harga Jual per Kg
Rp 7.500
Sumber: Data Primer Koperasi Desa Mina yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan harga jual pakan ikan lele dengan menambah mark-up sebesar 10% dari total harga produksi yaitu sebesar Rp560.647 per satu kali produksi, sehingga menghasilkan angka Rp7.500 per kg. Harga jual tersebut berbeda dengan harga jual yang ditetapkan Koperasi Desa Mina Gunungkidul yaitu sebesar Rp7.000. Penentuan harga jual yang baru dengan menggunakan metode cost plus pricing dapat menambah harga jual sebesar Rp500 sehingga keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat.
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
-
Penentuan harga pokok produksi pakan ikan lele dan nila yang dilakukan oleh Koperasi Desa Mina Gunungkidul masih belum tepat. Berikut ini adalah rincian kesimpulan terkait penentuan harga harga pokok produksi pakan ikan lele dan nila.
-
Harga pokok produksi ditentukan berdasarkan perkiraan, harga untuk kedua produk tersebut dianggap sama, dengan nilai sebesar Rp 6.000,00 per kg. Dalam menentukan harga pokok produksi, koperasi tersebut tidak memasukkan semua komponen biaya overhead terkait peralatan yang digunakan untuk proses produksi kedalam perhitungan biaya penyusutan namun, menghitung semua mesin milik koperasi ke dalam perhitungan biaya penyusutan. Sedangkan mesin-mesin tersebut tersebar di berbagai divisi pengolahan atau tidak digunakan secara langsung dalam proses produksi. Sehingga penentuan harga pokok produksi tersebut tidak tepat, karena selain mesin yang tidak semua digunakan dalam proses produksi, biaya bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kedua produk tersebut juga berbeda. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan harga pokok produksi dengan metode yang tepat. Penentuan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dapat menjadi pilihan dalam menentukan harga pokok produksi yang tepat.
-
Biaya produksi untuk pembuatan pakan ikan lele dan nila terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku terdiri dari biaya terkait tepung ikan, jingking/MBM, tepung kedelai, dedak padi, tepung tapioca, dan minyak ikan. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari 3 orang pekerja harian. Kemudian biaya overhead pabrik terdiri dari biaya pembelian solar, biaya listrik, biaya reparasi mesin dan peralatan, serta biaya penyusutan mesin dan peralatan. Perbedaan kedua produk ini terletak pada biaya bahan baku, karena formula yang digunakan dalam membuat kedua produk tersebut berbeda. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik selalu sama
-
Penentuan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dihitung dengan memasukkan semua unsur biaya dalam proses produksi kedalam perhitungan. Dalam satu kali produksi koperasi tersebut menghasilkan 500kg produk.
-
Harga pokok produksi yang ditetapkan koperasi dengan menyamakan semua harga untuk kedua produk menjadi tidak tepat karena baik pakan ikan lele maupun nila mempunyai biaya bahan baku yang berbeda meskipun biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang sama.
-
Harga pokok produksi yang selama ini ditetapkan koperasi lebih rendah dari perhitungan aslinya. Hal ini disebabkan perhitungan biaya overhead yang kurang tepat. Tidak semua peralatan yang digunakan dimasukkan dalam perhitungan sehingga biaya penyusutan menjadi kurang sesuai. Selain itu, pembebanan biaya reparasi yang jumlahnya tidak sesuai menjadi tidak tepat karena biaya reparasi sebagian besar ditanggung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yang memberikan bantuan mesin. Selain itu biaya reparasi tidak dikeluarkan pada setiap kali produksi terjadi.
-
Penentuan jual pakan ikan lele dan nila yang dilakukan oleh Koperasi Desa Mina Gunungkidul masih belum tepat. Berikut ini adalah rincian kesimpulan terkait penentuan harga harga pokok produksi pakan ikan lele dan nila.
-
Meskipun biaya operasional telah dimasukkan dalam perhitungan namun dalam penentuan harga jual Koperasi Desa Mina Gunungkidul tidak menentukan secara pasti persentase keuntungan yang hendak diperoleh. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan ulang dalam penentuan harga jual yang pada produk pakan ikan lele dan nila. Penentuan harga jual menggunakan metode cost plus pricing dapat menjadi pilihan dalam menentukan harga jual yang tepat. Penentuan harga jual dengan metode tersebut dihitung dengan menambah biaya produksi dengan mark-up sebesar persentase tertentu dari kos tersebut.
-
Harga jual pakan ikan lele maupun pakan ikan nila yang selama ini ditetapkan koperasi dengan nilai yang sama pada setiap produknya menjadi tidak tepat. Penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan mark-up 23% dari harga pokok produksi untuk pakan ikan lele menghasilkan harga jual sebesar Rp8.000 dan dengan mark-up 18% dari harga pokok produksi untuk pakan ikan nila menghasilkan harga jual sebesar Rp7.500. Harga jual tersebut masih berada dibawah harga jual pakan pabrikan yaitu Rp10.000 per kg. Sehingga, koperasi tidak perlu khawatir produk bahwa yang dijual tidak akan laku dijual.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, saran yang diberikan penulis kepada Koperasi Desa Mina Gunungkidul dan peneliti selanjutnya akan di uraikan dalam rincian sebagai berikut :
4.2.1 Saran bagi Koperasi Desa Mina Gunungkidul
-
Koperasi Desa Mina Gunungkidul sebaiknya meninjau ulang penentuan harga pokok produksi yang selama ini ditetapkan. Biaya overhead pabrik seharusnya dibebankan berdasarkan kos yang sesungguhnya terjadi agar menghasilkan angka yang sesuai. Seluruh biaya produksi dihitung secara rinci agar menghasilkan harga pokok yang tepat dan tidak terlalu rendah.
-
Penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing dapat menjadi pilihan untuk perbaikan dalam menghasilkan harga pokok yang lebih tepat. Pada metode ini mencerminkan biaya yang sesungguhnya terjadi karena mengitung seluruh biaya produksi baik biaya tetap maupun biaya variable. Kemudian, penentuan harga jual menggunakan metode cost plus pricing dapat menjadi pilihan dalam menentukan harga yang lebih tepat.
-
Saran bagi Peneliti Selanjutnya
-
Peneliti selanjutnya disarankan untuk mencari dan membaca lebih banyak referensi lain, sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik.
-
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya terkait penentuan harga pokok produksi dan harga jual pada suatu usaha.
Annisa, N. (2015). Penerapan Harga Pokok Produksi Metode Process Costing dan Harga Jual Metode Cost Plus Pricing pada UKM Konveksi "Pak Kirwono" di Pemalang. Tugas Akhir Diploma: Universitas Gadjah Mada
Enggiana, D. (2005). Analisis Penentuan harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Batik Brotoseno di Masaran Sragen. Tugas Akhir Diploma: Universitas Sebelas Maret.
Mulyadi. (1997). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: STIE YKPN.
Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.
Rahmawati, U. (2015). Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual pada Industri Rumah Tangga Genteng dan Batu Bata Mbah Mardi di Banjardowo Jumbung Kalikotes Klaten. Tugas Akhir Diploma: Universitas Gadjah Mada.
Rayburn, L. G. (1999). Akuntansi Biaya. Jakarta: Erlangga.
Subagyo, S. (2006). Penentuan Harga Pokok Produksi Teh di PT Perkebunan Tambi Kabupaten Wonosobo. Tugas Akhir Diploma: Universitas Negeri Semarang.
Supriyono. (1999). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.