Kekuatan dan Kelemahan Media Massa

Ringkasan Turun Naiknya Kekuatan Komunikasi Massa dan Media Massa

Disusun Oleh:
Laras Sekar Seruni (1113051000021)

Kelas : Jurnalistik III-A.

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M

Dimulai ketika tahun 1920-an, atau tepatnya tahun 1927 hingga tahun 1945, kekuatan
komunikasi massa mengalami masa-masa diatas angin. Pasalnya pada lingkup tahun ini,
khalayak dibuat pasif karena keotoriteran dalam media. Teori peluru yang menjadi acuan
dalam era ini.
Teori ini juga disebut sebagai teori jarum suntik (hypodermic needle theory) atau teori
sabuk transmisi. Pandangan yang bersifat sederhana ini memprediksikan dampak pesan-pesan
komunikasi massa yang kuat dan kurang lebih universal pada semua anggota audensi yang
kebetulan terkespos pada pesan-pesan tersebut.
Sedangkan selama era ini pula, para ilmuan mengemukakan penelitiannya. Seperti
pada tahun 1927, Lasswell mencetuskan teknik propaganda dalam perang dunia. Kemudian

di tahun 1942 – 1945 Carl Havland melakukan penelitian bersama dengan tentara AS.
Tetapi setelah beberapa waktu berlalu, gagasan ini digantikan oleh model dampak
terbatas karena tidak mendapatkan banyak dukungan. Joseph Mapper, pada bukunya The
Effects of Mass Communication (1960) memberikan lima generalisasi tentang dampak
komunikasi massa. Dua diantaranya adalah:
1. Komunikasi massa biasanya tidak berfungsi sebagai penyebab yang perlu dan
memadai dari dampak audensi, melainkan lebih berfungsi di antara dan melalui
hubungan dari faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh menengah.
2. Faktor-faktor penengah ini sedemikian luar biasa sehingga faktor-faktor ini pada
umumnya membuat komunikasi massa menjadi agen kontributor, tetapi bukan
satu-satunya sebab, dalam proses penguatan kondisi yang ada.
Model ini terjadi antara tahun 1940 – 1960-an juga melibatkan para ilmuan.
Contohnya pada tahun 1947 Mr. Biggot melakukan penelitian. Tahun 1948 rakyat mulai
menentukan pilihan. Tahun 1960 Klapper mengemukakan pendapatnya tentang dampak
komunikasi massa. Lalu ada pula Understanding Media oleh McLuhan pada tahun 1964.
Model dampak terbatas bisa dibilang mengalami keturunan dari teori peluru yang
sebelumnya. Namun kemudian kembali mengalami peningkatan kekuatan saat adanya model
dampak moderat sejak tahun 1970 hingga 1980. Pada era ini, Noelle – Neumann
mengembangkan teori spiral kesunyian. Noelle Neumann menyatakan bahwa media massa
mempunyai dampak yang sangat kuat pada opini publik tetapi dampak ini diremehkan atau

tidak terdeteksi di masa lalu karena keterbatasan riset.
Media massa dapat berpengaruh dalam spiral kesunyian dalam tiga cara:
a. Media massa membentuk kesan tentang opini yang dominan;
b. Media massa membentuk kesan tentang opini mana yang sedang meningkat;
c. Media massa membentuk kesan tentang opini mana yang dapat disampaikan di
muka umum tanpa menjadi tersisih.
Sekitar tahun 1980 terjadi kekuatan lagi di bidang komunikasi massa dan media
massa. Model dampank kuat menyatakan bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu, media
massa bisa mempunyai dampak yang signifikan pada sejumlah besar orang. Model ini
disajikan oleh Elisabeth Noelle Neumann dalam artikelnya, “Kembali ke Konsep Media
Massa yang Kuat” (1973).