Manajemen Perubahan dan Pengembangan org

MANAJEMEN PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN
ORGANISASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Mata Kuliah Manajemen
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Raja Haji

Oleh :
NURFARIAH : (13101042)
SUANDI : ( 13101120)
QAYYUMA CHAIRUNNISA : (13101135)
SITI SAHARA : (13101157)
FIAN PUTRA :(13101111)
MHD SHOBRY : (15101111)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
2016
A. LATAR BELAKANG


Perubahan (change) merupakan salah satu faktor yang penting di zaman
sekarang ini. Caplow (1983) berpendapat bahwa setiap organisasi tunduk pada
demand

lingkungannya,

dimana

demand

yang

beragam

ini

disebabkan

lingkunganyang berubah. Akibatnya manajemen di dalam organisasi menyesuaikan
perubahan organisasi (memodifikasi struktur, tujuan, teknologi, tugas kerja

organisasi, dll), dalam rangka menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tersebut.
Penyesuaian organisasi sangat tergantung pada anggota yang ada di dalam
organisasi

tersebut,

anggota

adalah

penentu

kesuksesan

atau

kegagalan.

Konsekuensinya diberikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Salah
satu faktor yang mempengaruhi perubahan adalah komitmen mereka pada organisasi.

Orang dapat berargumentasi bahwa mereka yang lebih berkomitmen pada organisasi
lebih dapat menerima perubahan dari pada orang yang kurang berkomitmen kepada
organisasinya, dimana perubahan tersebut bermanfaat bagi organisasi dan tidak
memiliki potensi untuk mengubah nilai-nilai dasar dan tujuan organisasi. Komitmen
organisasi dengan berbagai korelasinya (diantaranya kepuasan kerja, motivasi, job
involvement, prestasi kerja) telah banyak menarik perhatian.

Suatu organisasi akan mengalami perubahan karena organisasi selalu
menghadapi berbagai macam tuntutan kebutuhan. Tuntutan itu timbul sebagai
akibat pengaruh lingkungan (eksternal dan internal) organisasi yang selalu
berubah. Untuk menghadapi faktor penyebab perubahan tersebut, organisasi harus
dapat menyesuaikan diri dengan melakukan berbagai perubahan dalam dirinya.
Perubahan-perubahan itu tentunya ke arah pengembangan organisasi yang lebih
baik.
Untuk melakukan perubahan ke arah pengembangan organisasi ini, tidak
luput dari timbulnya berbagai masalah-masalah yang justru dapat membahayakan
kelangsungan organisasi. Masalah pengembangan juga merupakan salah satu yang
harus dipecahkan bersama, karena bukan saja organisasi-organisasi perlu
dikembangkan, tetapi pula anggota didalam organisasi tersebut perlu pula diikut
sertakan dalam pengembangan organisasi, dalam rangka usaha menghadapi pihak

saingan dan tuntutan lingkungan. Salah satu masalah penting yang dapat terjadi
dalam perubahan dan pengembangan organisasi adalah konflik. Namun, di dalam
kenyataannya organisasi seringkali terjadi keadaan yang tidak mengalami
pertumbuhan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan,
dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium (hilangnya
keseimbangan moral). Hal ini mengakibatkan penyakit masyarakat atau tindakan
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam organisasi sehingga perlu
dilakukan pengembangan organisasi untuk melakukan evaluasi, adaptasi,
kaderisasi dan inovasi.

Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational
change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh
sebuah organisasi. Organiasasi dirancang untuk beradaptasi dengan peruabahan
lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal. Perubahan
organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian- penyesuaian disain
organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya
diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai tantangan
pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi merupakan proses
penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi.
Perubahan dapat bersifat reaktif dan proaktif.

A. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu :
1. Apakah terdapat perubahan dalam Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang ?
2. Apakah jika terdapat perubahan menjadikan Dinas Pendidikan Kota
Tanjungpinang mengalami perkembangan ?
3. Bagaimana strategi yang digunakan untuk mengahadapi perubahan dan
perkembangan organisasi ?
4. Apa

norma-norma

yang

digunakan

oleh

Dinas

Pendidikan


Kota

Tanjungpinang ?
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode yang dipakai oleh penulis membuat laporan ini ialah metode
kuantitatif, yang mana Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukana

oleh Sugiyono (2009:14) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Menurut Emzir (2009:28), pendekatan Kuantitatif adalah suatu pendekatan
penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan
pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian

seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sehingga dalam
penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya (Arikunto:2006).
Pada penelitian ini menurut pengertian teori-teori diatas maka penelitin ini
menggunakan cara pengambilan data dengan kuesioner dan wawncara, sehinga
data dari hasil kuesioner yang disebarkan dapat dijadikan alat ukur hasil penelitian
yang akan dianalisis menjadi informasi dalam bentuk deskripsi.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu pada Dinas Pendidikan kota Tanjungpinang yang
berada di jalan Soekarta-Hatta No.01.

C. LANDASAN TEORITIK
Untuk memperkuat dan sebagai acuan penelitian ini maka kami
mengunakan teori sebagai pendukung penelitian dan membantu merumuskan
kerangka pemikiran.
1.

Perubahan Organisasi
Teori Perubahan OrganisasiMenurut Fulmer, banyak perusahaan dan


pemiminnya yang hanya sibuk meningkatkan produktivitas semata dan
mengabaikan perkembangan-perkembangan baru yang justru mampu mengubah
dunia mereka. Perubahan yang terjadi selama ini terangkum dalam pendapat
Jones, Palmer, Osterweil dan Whitehead (1996) saat menyatakan : saat kita
melangkah ke abad 21, kecepatan dan skala perubahan yang dituntut dari
organisasi serta orang-orang yang bekerja di dalamnya, amatlah dahsyat.
Kompetisi global serta datangnya era informasi, dimana pengetahuan merupakan
sumber daya terpenting, telah mengobrak-abrik dunia kerja. Sama seperti saat
kita mesti menyesuaikan proses, keterampilan, dan sistem dari era pertanian agar
mampu memenuhi tuntutan era industri, kini kita juga mesti menyesuaikan caracara kerja di era industri agar mampu memanfaatkan berbagai peluang yang
terbuka di era informasi.
Organisasi berupaya terus memperbaharui diri (recreate) dan berpindah
dari struktur tradisional ke struktur model baru yang lebih dinamis, di mana
karyawan dapat mengkontribusikan kreatifitas, energi, dan wawasan mereka
sebagai imbalan dari upaya pemeliharaan, pengembangan, serta penggalian
antusiasme diri yang diberikan perusahaan kepada mereka.

Ternyata tidak hanya itu, dalam perubahan juga terdapat pemicu dari
lingkungan sebagaimana menurut Nadler dan Tushman (1988) mendefinisikan

pemicu perubahan dari lingkungan sebagai : semua faktor, termasuk institusi,
kelompok, individu, kejadian dan sebagainya, di luar perusahaan yang sedang di
analisa, yang berpotensi mempengaruhi perusahaan tersebut.

Kemudian ada

bentuk perubahan terencana melibatkan commmon sense, kerja keras dalam
jangka waktu tertentu, pendekatan sistematik dan berorientasi tujuan serta
pengetahuan

teruji

tentang

dinamika

organisasi

dan


bagaimana

cara

mengubahnya. Pengetahuan teruji ini bersumber dari ilmu perilaku seperti
psikologi, psikologi sosial, sosiologi, antropologi, teori sitem, dan praktek
manajemen. Namun, Cummings dan Huse menunjukan bahwa konsep perubahan
terencana menyiratkan bahwa organisasi berada dalam tingkatan keadaan yang
berbeda-beda serta bahwa perpindahan terencana dapat terjadi dari satu keadaan
menuju ke lainnya.
Dalam

perubahan

organisasai

terdapat

beberapa


model,

Lewin

mengembangkan model ini dengan menyatakan bahwa :
Perubahan menuju tingkat kinerja kelompok yang lebih tinggi sering
berlangsung secara temporal saja apabila muncul penentangan, keadaan kelompok
akan segera kembali ke tingkat sebelumnya. Ini menandakan bahwa tidaklah
memadai hanya dengan mendefinisikan tujuan perubahan terencana dalam hal
kinerja kelompok sebagai tercapainya tataran lain. Kepermanenan (permanency)
pada tataran baru, atau kepermanenan untuk jangka waktu yang diinginkan
sebaiknya ikut dijadikan tujuan. Karena itu, perubahan yang berhasil mencakup

tiga aspek yaitu unfreezing (jika dibutuhkan) tingkatan sekarang. perpindahan
(moving) ke tingkatan baru dan refreezzing tingkatan baru tersebut, Karena setiap
tingkatan di tentukan oleh medan kekuatan (force field), kepermanenan bermakna
bahwa force field yang baru di pertahankan sedemikian rupa agar relatif aman
terhadap perubahan.
Jadi bagi Lewin, perubahan yang berhasil mencakup tiga langkah :
a. Pencairan (unfreezing) tingkatan sekarang,
b. Perpindahan (moving) ke tingkatan baru,
c. Pembekuan/pemantapan (refreezing) tingkatan baru tersebut.
2. Pengembangan organisasi
Menurut French dan Bell, Pengembangan Organisasi (PO) merupakan
strategi perbaikan organisasi yang unik dan berkembang sejak akhir tahun 1950an
sampai awal 1960an. PO telah menjelma menjadi kerangka terpadu teori dan
praktek serta mampu memecahkan masalah ataupun membantu memecahkan
masalah terpenting yang dihadapi sisi manusia sebuah organisasi. PO berkenan
dengan manusia dan organisasi, dan orang-orang yang tergabung dalam organisasi
serta bagaimana mereka berfungsi. pengembangan organisasi berkaitan dengan
perubahan terencana, yaitu menggerakkan individu, tim, kelompok dan organisasi
agar berfungsi lebih baik.
3. Manajemen Strategi
Strategi dari jack Trout menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah
bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetisi, bagaimana membuat persepsi
yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan

kelemahan pesaing, menjadi spesialis, menguasai satu kata yang sederhana di
kepala, kepemipinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan
menjadi yang pertama daripada menjadi lebih baik.
Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing di masa yang akan
datang membutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bersaing pada
masa yang akan datang adalah berbeda dengan bersaing pada masa yang akan
datang adalah berbeda dengan bersainng di masa sekarang. Kedua, melakukan
langkah untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam
tentang peluang-peluang yang akan muncul di waktu yang akan datang. Ketiga,
melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju perjalanan di masa
yang akan datang. Keempat, mengambil yang pertama dari masa yangakan datang
tanpa mengambil risiko yang berlebihan.
Dalam manajemen strategi sebuah organisasi harus dapat menganalisis
organisasinya agar dapat melakukan perubahan dan pengembangan dengan baik,
analisis ini biasanya menggunakan analisis SWOT.
Yusmini (2011:68) mendefinisikan Analisis SWOT sebagai suatu bentuk
analisis yang menggunakan identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis
terhadap kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) suatu organisasi atau
lembaga serta kesempatan (oportunities) dan ancaman (Threats) dari lingkungan
untuk merumuskan strategi perusahaan.
Jika kita ingin menganalisis bagian internal organisasi maka kita harus
menganalisis kekuatan dan kelemahan organisasi, sehingga permaslahan-

permaslahan dan keputusan yang diambil dan digunakan dapat berlaku dengan
lebih baik lagi.
4. Norma-norma
Secara umum, Pengertian norma adalah pedoman perilaku untuk
melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat.
Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atua patokan perilaku yang
dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam kelompok
masyarakat tertentu. Perbedaan mendaasar mengenai nilai dengan norma sosial
adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial (penghargaan maupun hukuman)
untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma.
Norma disebut juga dengan peraturan sosial yang sifatnya memaksa
sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk sesuai dengan norma-norma
yang berlaku sejak lama. Norma merupakan hasil ciptaan mausia sebagai makhluk
sosial. Sejarah terbentuknya norma terjadi secara tidak sengaja, namun lamakelamaan norma-norma tersebut disusun dan dibentuk secara sadar. Norma yang
berada dalam masyarakat berisi dan terkandung tata tertip, aturan, dan petunjuk
standar perilaku yang pantas atau wajar.
Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai
definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli
adalah sebagai berikut:


John J. Macionis : Menurutnya norma adalah aturan-aturan dan harapanharapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya



Robert Mz. Lawang : norma adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan
baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai
sebagaimana mestinya



Hans Kelsen : norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim



Soerjono Soekano : norma adalah suatu perangkat agar hubungan antar
masyarakat terjalin dengan baik.



Isworo Hadi Wiyono : norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang
memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan
mana yang harus dihindari.



Antony Gidden: norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya
diperhatikan oleh masyarakat.

Ciri-Ciri Norma Sosial
Norma sosial mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut :


Norma sosial pada umumnya tidak tertulis: Dalam masyarakat, norma sosial
tidak tertulis yang hanya diingat dan diserap serta mempraktekkannya dalam
interkasi antara anggota kelompok masyarakat



Hasil kesepatakan bersama: Sebagai peraturan sosial yang difungsikan untuk
megnarahkan perilaku seluruh anggota masyarakat. Norma sosial dibentuk
dan disepakati bersama seluruh warga masyarakat



Mengalami perubahan: Sebagai aturan yang lahir dari proses interkasi sosial di
masyarakat, norma mengalami perubahan sesuai atas keinginan dan kebutuhan
dari anggota masyarakat itu sendiri.



Ditaati bersama : Norma sosial merupakan seperangkat aturan sosial untuk
mengarahkan dan menertipkan perilaku anggota masyarakat untuk dari
keinginan bersama. Oleh sebab itu, norma didukung dan ditaati bersama.



Pelanggar norma mendapatkan saksi : Norma sosial bersifat memaksa
individu agar berperilaku untuk sesuai dengan kehendak bersama. Sehingga
pelanggaran diberikansanksi dengan tindakan atau daya ikat norma.
Adapun beberapa norma berdasarkan sifatnya yaitu :

a. Norma Tidak Resmi (Nonformal)
Norma tidak resmi adlaah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas dan
pelaksanaannya tidak diwajibkan untuk masyarakat. Norma yang tumbuh dan
berkemang dari kebiasaan bertindak secara seragam dan diterima oleh
masyarakat. Walaupun tidak diwajibkan tetapi semua anggota sadar akan patokan
tidak resmi harus ditaati dan memiliki kekuatan memaksa yang lebih besar
dibandingkan dengan patokan resmi
Contoh-Contoh Norma Tidak Resmi (Nonformal) :


Aturan adat istiadat



Aturan dalam keluarga



Pantanga-pantanga dalam lingkungan masyarakat

b. Norma Resmi (Formal)
Norma resmi adlaah patokan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan
jelas dan tegas oleh yang berwenang untuk semua masyarakat. Keseluruhan
norma forma merupakan suatu badan hukum yang dimiliki masyarakat modern
dan diperkenalkan dari pengumuman sosial.

Contoh-Contoh Norma Resmi (Formal) :


UUD 1945



Perpu



Surat Keputusan



Keputusan Presiden



Perda

D. PROFIL DINAS
1. Sejarah Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
Dengan terbitnya Undang-undang No. 5 Tahun 2001 tentang pembukaan
Kota Tanjungpinang, maka Kota Tanjungpinang dari Kota Administratif menjadi
Kota Otonomi. Sebagai Kota Otonomi Tanjungpinang perlu membentuk
perangkat daerah termasuk diantaranya Dinas Pendidikan, sebelumnya bernama
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sebelum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
bernama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan awal terbentuknya Kota
Tanjungpinang bernama Dinas Pendidikan Nasional.
Dinas Pendidikan Nasional Kota Tanjungpinang terbentuk berdasarkan
keputusan Walikota Tanjungpinang No. 3 Tahun 2001 Tanggal 1 November 2001
tentang Susunan Organisasi Dinas yang ada dalam Wilaya Pemerintah Kota
Tanjungpinang, dan mulai beroperasi terhitung mulai Tanggal 20 Desember 2001
dengan ditunjuknya Ibu UMI SALAMAH sebagai Pelaksana Harian Kepala Dinas
Pendidikan Nasional Kota Tanjungpinang oleh Walikota Tanjungpinang dengan
Penugasan No.800/UT/114 Tanggal 20 Desember 2001.

Untuk pertama kali Dinas Pendidikan Nasional berkantor di SMA N 5
Tanjungpinang, kemudian pindah ke Jln. Ketapang No. 7 dan sekarang bertempat
di alamat Jln. Soekarno-Hatta (eks SDN No. 007 Tanjungpinang Barat). Dalam
perjalanannya dan sesuai beban kerja yang menjadi kewenangan tahun 2003
Dinas Pendidikan Nasional berubah menjadi Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga, itu berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 04 Tahun 2003, dan
pada tahun 2013 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menjadi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan. Dan berubah lagi pada tahun 2015 menjadi Dinas
Pendidikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 5 Tahun 2015 tanggal 05
Januari 2015 hingga sekarang.
2. Struktur Organisasi
Susunan struktur organisasi dan tugas pokok di Dinas pendidikan kota
Tanjungpinang sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota
Tanjungpinang

3. Uraian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang

Dinas

Pendidikan

Kota

Tanjungpinang

mempunyai

tugas

menyelenggarakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan dibidang Pendidikan. Untuk melaksanakan secara maksimal tugas
sebagaimana dimaksud di atas Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang terdiri dari:
A. Kepala Dinas
Tugas:
Memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan kerjasama dan mengendalikan
pelaksanaan sebagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
dibidang Pendidikan.
Fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pendidikan;
2. Memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan dibidang Pendidikan;
3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dibidang
Pendidikan;
4. Pembinaan Ketatausahaan Dinas Pendidikan;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
B. Sekretaris
Tugas :
Melaksanakan koordinasi pelayanan penunjang teknis dan administrasi
kesekretariatan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan penyusunan serta
evaluasi program dilingkungan Dinas Pendidikan.

Fungsi :
1. Penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
2. Pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi
umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, perencanaan dan evaluasi;
3. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang;
4. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Dinas;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kesekretariatan;
6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Sekretaris membawahi sub bagian:
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas pada sub bagian perencanaan,
evaluasi dan pelaporan;
Fungsi :
a. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan sub bagian perencanaan,
evaluasi dan pelaporan Dinas;
b. Pengendalian perencanaan, evaluasi dan pelaporan meliputi kegiatan
penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana, evaluasi dan
pelaporan kegiatan Dinas;
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas:

Melaksanakan sebagain tugas Dinas dibidang umum dan kepegawaian;
Fungsi
a. Penyusunan rencana program pengelolaan lingkup administrasi umum
dan kepegawaian;
b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
Dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumah tanggaan
Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan Dinas;
c. Pelaksanaan administarsi kepegawaian yang meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana pengembangan pegawai,
kesejahteraan, disiplin dan cuti pegawai;
d. Pelaporan

lingkup

administrasi

umum,

perlengkapan

dan

kepegawaian;
e. Penyusunan rencana pengadaan barang dan jasa untuk keperluan
kantor;
f. Pelaksanaan inventarisasi aset bagian sekretariat Dinas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
3. Sub Bagian Keuangan
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang keuangan;
Fungsi
a. Penyusunan rencana dan program serta penyiapan bahan petunjuk
teknis pengelolaan administrasi keuangan;

b. Pelaksanaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan
penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran,
koordinasi pengelolaan dan pengendalian keuangan serta penyusunan
laporan keuangan Dinas;
c. Pelaksanaan penyusunan rencana anggaran;
d. Pelaksanaan verifikasi rencana anggaran;
e. Penyusunan

laporan

berkala

tentang

penggunaan/pengeluaran

keuangan;
f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran;
g. Pelaporan kegiatan administrasi keuangan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
C. Bidang Pendidikan Dasar
Tugas:
Mengkoordinasikan, merumuskan pembinaan, membina, mengembangkan
peserta didik serta sarana dan prasarana Pendidikan Dasar;
Fungsi:
1. Penyusunan rencana program manajemen peserta didik serta sarana
prasarana Pendidikan Dasar;
2. Penyusunan pentunjuk teknis operasional manajemen peserta didik serta
sarana prasarana Pendidikan Dasar;
3. Pelaksanaan rencana program, manajemen peserta didik serta sarana
prasarana Pendidikan Dasar;

4. Perencanaan

kerjasama

dengan

lembaga

terkait

dalam

rangka

pengembangan peserta didik Pendidikan Dasar;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program manajemen
peserta didik Pendidikan Dasar;
6. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi kegiatan Pendidikan Kesetaraan
program Paket A (setara SD) dan Paket B (setara SMP);
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Bidang Pendidikan Dasar membawahi:
1. Seksi Kesiswaan Pendidikan SD
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Pendidikan Dasar (SD) pada seksi
Kesiswaan ;
Fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen sekolah peserta
didik Pendidikan Sekolah Dasar;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan
Sekolah Dasar;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen sekolah peserta didik
Pendidikan Sekolah Dasar;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kesetaraan program
Paket A (setara SD);
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Seksi Kesiswaan Pendidikan SMP

Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Dasar pada seksi
Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen sekolah peserta
didik Sekolah Menengah Pertama;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen peserta didik
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kesetaraan program
Paket B (setara SMP);
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
3. Seksi Sarana dan Prasarana SD dan SMP
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Dasar pada seksi Sarana
dan Prasarana Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data Sarana Prasarana Pendidikan
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
b. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar dan
Sekolah

Menengah

kebutuhan.

Pertama

yang

meliputi

perencanaan

dan

c. Pengadaan, pengaturan, penetapan, pembinaan dan pemeliharaan
Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Sarana Prasarana
Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
D. Bidang Pendidikan Menengah
Tugas:
Mengkoordinasikan, merumuskan pembinaan, membina, mengembangkan dan
peningkatan mutu, peserta didik serta sarana dan prasarana Pendidikan
Menengah;
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program manajemen dan sarana prasarana peserta
didik Pendidikan Menengah;
b. Penyusunan pentunjuk teknis operasional manajemen peserta didik dan
sarana prasarana Pendidikan Menengah;
c. Pelaksanaan rencana program, manajemen dan sarana prasarana, peserta
didik Pendidikan Menengah;
d. Perencanaan

kerjasama

dengan

lembaga

terkait

dalam

rangka

pengembangan peserta didik Pendidikan Menengah;
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program manajemen
peserta didik serta sarana prasarana Pendidikan Menengah;

f. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi kegiatan Pendidikan Kesetaraan
program Paket C (setara SMA);
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Bidang Pendidikan Menengah membawahi:
1. Seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Menengah pada seksi
Kesiswaan Sekolah Menengah Atas;
Fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen peserta didik
Pendidikan Sekolah Menengah Atas;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan
Sekolah Menengah Atas;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen peserta didik
Pendidikan Sekolah Menengah Atas;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kesetaraan program
Paket C (setara SMA);
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Menengah pada seksi
Kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen peserta didik
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen peserta didik
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
3. Seksi Sarana dan Prasarana SMA dan SMK
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Menengah pada seksi
Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah
Kejuruan;
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan
Sekolah Menengah Kejuruan yang meliputi perencanaan dan
kebutuhan;
c. Pengadaan, pengaturan, penetapan, pembinaan dan pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah
Kejuruan;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Sarana dan Prasarana
Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
E. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal (PAUDNI)
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini,
Non Formal dan Informal (PAUDNI).
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,
Non Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain,
Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan
Masyarakat dan Kursus;
b. Penyusunan petunjuk teknis operasional Pendidikan Anak Usia Dini, Non
Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan
Masyarakat dan Kursus;
c. Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal
(Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak,
Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
d. Pengkajian rekomendasi kegiatan dan pemantauan penyelengaraan
Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Taman KanakKanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD
Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang Pendidikan
Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak,

Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS
PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan;
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI)
membawahi seksi:
1. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini,
Non Formal dan Informal (PAUDNI) pada seksi Pendidikan Anak Usia
Dini.
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data Pendidikan Anak Usia Dini
(Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak,
Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD);
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis Pendidikan Anak Usia Dini (Taman
Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan
PAUD Sejenis: POS PAUD);
c. Pelaksanaan lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (Taman KanakKanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD
Sejenis: POS PAUD)
d. Penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (Taman KanakKanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD
Sejenis: POS PAUD), sosialisasi kebijakan diseminasi kurikulum

nasional/lokal, sistem pengujian dan pembinaan pengembangan
potensi masyarakat serta fasilitasi peningkatan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pendidikan
Anak Usia Dini (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD);
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Seksi Pendidikan Masyarakat
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini,
Non Formal dan Informal (PAUDNI) pada seksi Pendidikan Masyarakat
(Dikmas).
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup dibidang Pendidikan
Masyarakat (Dikmas);
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup dibidang Pendidikan
Masyarakat (Dikmas);
c. Pelaksanaan Penyusunan bahan kriteria, pendirian, akreditasi dan
penyelenggaraan

kegiatan

Pendidikan

Masyarakat

(Dikmas),

diseminasi kurikulum nasional/lokal, sistem pengujian dan pembinaan
pengembangan potensi pendidikan masyarakat;
d. Pelaksanaan

kegiatan

Pendidikan

Masyarakat

yang

meliputi

penyusunan bahan penyelenggaraan kegiatan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat, Keaksaraan Fungsional, Taman Bacaan Masyarakat,
Pengarusutamaan gender dan sosialisasi kebijakan, diseminasi
kurikulum nasional/lokal, sistem pengujian, peningkatan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan serta pembinaan dan pengembangan potensi
masyarakat dalam penyelenggraan Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
3. Seksi Pembinaan Kursus
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini,
Non Formal dan Informal (PAUDNI) pada seksi Pembinaan Kursus.
Fungsi
a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengelolaan Pembinaan
Kursus;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup Pembinaan Kursus;
c. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Kursus;
d. Pelaksanaan Pembinaan Kursus yang meliputi penyusunan bahan
kriteria,

pendirian

penyelenggaraan

dan

kegiatan

penutupan,
Kursus

fasilitasi,
serta

akreditasi

sosialisasi

dan

kebijakan,

diseminasi kurikulum nasional/lokal, sistem pengujian, peningkatan
Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan

serta

pembinaan

dan

pengembangan potensi masyarakat dalam penyelenggraan Pendidikan
Kursus;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
F. Bidang Peningkatan

Mutu

Pendidik

Dan Tenaga Kependidikan

(PMPTK)
Tugas:
Mengembangkan mutu dan kualitas program Pendidik dan Tenaga
Kependidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan;
b. Penyusunan perencanaan kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
c. Pembinaan dan pengembangan karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
d. Pembinaan dan penilaian kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)
membawahi:
1. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI)
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan pada seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal

Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
b. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
c. Pelaksanaan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non
Formal yang meliputi sosialisasi dan fasilitasi, implementasi
kurikulum dan Kurikulum Berbasis Keunggulan Lokal;
d. Menyusun rencana kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
e. Menyelenggarakan

peningkatan

kesejahteraan,

pemberian

penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
f. Melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non
Formal;
g. Melaksanakan

sertifikasi

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan

Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
h. Melaksanakan uji kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
i. Menyelenggarakan pelatihan bagi pendidik untuk memnuhi standar
kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia
Dini Informal dan Non Formal;

j. Menyelenggarakan

pendidikan

lanjutan

bagi

pendidik

untuk

memenuhi standar kualifikasi pada Pendidikan Anak Usia Dini
Informal dan Non Formal
k. Mengembangkan system pendataan dan pemataan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non
Formal;
l. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini
Informal dan Non Formal;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Dasar
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan pada seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Dasar
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Dasar;
b. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan Pendidikan
Dasar;

c. Pelaksanaan kurikulum Pendidikan Dasar yang meliputi sosialisasi dan
fasilitasi,

implementasi

kurikulum

dan

Kurikulum

Berbasis

Keunggulan Lokal;
d. Menyusun rencana kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Dasar;
e. Menyelenggarakan

peningkatan

kesejahteraan,

pemberian

penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Dasar;
f. Melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
g. Melaksanakan

sertifikasi

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan

Pendidikan Dasar;
h. Melaksanakan uji kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Dasar;
i. Menyelenggarakan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
j. Menyelenggarakan

pendidikan

lanjutan

bagi

pendidik

untuk

memenuhi standar kualifikasi pada Pendidikan Dasar;
k. Mengembangkan system pendataan dan pemataan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
l. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;

3. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan pada seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Menengah.
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Menengah;
b. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan Pendidikan
Menengah;
c. Pelaksanaan

kurikulum

Pendidikan

Menengah

yang

meliputi

sosialisasi dan fasilitasi, implementasi kurikulum dan Kurikulum
Berbasis Keunggulan Lokal;
d. Menyusun rencana kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah;
e. Menyelenggarakan

peningkatan

kesejahteraan,

pemberian

penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah;
f. Melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
g. Melaksanakan

sertifikasi

Pendidikan Menengah;

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan

h. Melaksanakan uji kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah;
i. Menyelenggarakan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan

Pendidikan

Menengah;
j. Menyelenggarakan

pendidikan

lanjutan

bagi

pendidik

untuk

memenuhi standar kualifikasi pada Pendidikan Menengah;
k. Mengembangkan system pendataan dan pemataan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
l. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

E. PEMBAHASAN
1. Perubahan dan Perkembangan Pada Dinas Pendidikan Kota
Tanjungpinang
Perubahan dalam sebuah organisasi merupakan langkah yang bertujuan
untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik lagi, dan mengalami perkembangan
yang menjadikan sebuah organisasi menjadi lebih kuat karena kelebihankelebihannya dalam berbagai hal termasuk dalam mengatasi masalah yang terjadi.

Perkembangan merupakan sesuatu yang tidak lepas dari keterkaitan perubahan,
karena sesungguhnya perkembangan merupakan hal yang ingin dicapai sebuah
organisasi dalam melakukan perubahan pada organisasinya. Maka dari itu, sangat
penting dan harus dilakukan perubahan dalam sebuah organisasi agar dapat
melakukan penyesuaian dan keharusan dalam menjalankan aturan formal yang
telah ditetapkan.
Dinas Pendidikan merupakan salah satu contoh sebuah organisasi atau
instansi pemerintahan yang telah melakukan perubahan baik berdasarkan aturan
formal yang bersumber dari aturan tertinggi Negara hingga aturan terendah berupa
surat keputusan dan surat edaran yang berlaku pada Dinas pendidikan Kota
Tanjungpinang, dan aturan-aturan yang berlaku sesuai kesepakatan bersama
anggota lainnya yang tidak bersifat formal.

Perubahan ini dilakukan Dinas

Pendidikan Kota Tanjungpinang untuk menyesuaikan organisasinya dengan aturan
pemerintah dan perubahan lingkungan lainnya yang menuntut Dinas Pendidikan
Kota Tanjungpinang harus berubah, jika tidak melakukan perubahan maka Dinas
pendidikan akan mendapatkan sanksi maupun ketertinggalan pada lingkungannya.
Terdapat

beberapa perubahan yang terjadi pada dinas pendidikan kota

tanjungpinang yaitu perubahan signifikan terjadi pada perubahan struktur,
perubahaan system operasional, perubahan tata kerja organisasi dan perubahan
budaya organisasi, hal ini sesuai dengan hasil jawaban 10 kuesioner yang kami
sebarkan kepada staf Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang sebagai responden.
Adapun perubahan-perubahan tersebut yaitu :
a. Perubahan struktur

Dinas pendidikan kota Tanjungpinang merupakan satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) yang mengurus tentang pendidikan dari usia dini hingga
pendidikan menengah dan tugas lainnya yang dibenbankan oleh pemerintah pusat
dan daerah yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya, yang mana pada tahun
2010-2011 bernama Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), kemudian
pada tahun 2011-2013 berubah kembali menjadi Dinas pendidikan, pemuda dan
olahraga (Disdikpora) dan pada tahun 2014 hingga kini sudah beralih menjadi
Dinas pendidikan saja, hal ini terjadi karena ada pemisahan kerja yang dilakukan
oleh pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari dinas tersebut.
Perubahan organisasi ini mempengaruhi terhadap perubahan-perubahan struktur,
tujuan dan tata kerja organisasi.
Perubahan pada struktur meliputi perubahan teratas yaitu kepala dinas,
kepala bidang-bidang dan kepala seksi-seksi karena adanya pergeseran jabatan
setiap tahunnya serta perubahan staf. Perubahan kepala dinas ini terjadi sesuai
dengan keputusan walikota dan pada Dinas pendidikan Kota Tanjungpinang yang
telah terjadi beberapa kali perubahan bentuk organisasi atau pemisahan SKPD ini
mengalami perubahan pergantian kepala dinas yaitu dari H. Drs. Syafrial Evi pada
tahun 2011-2013 kepada H. Z. Dadang Abdul Ghani, M.Si pada tahun 2013
hingga sekarang.
Perubahan

juga

terjadi

ketika

pemisahan

SKPD

mengakibatkan

pengurangan bidang pada struktur Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
sebagaimana yang terjadi yaitu pada saat bergabung dengan Dinas kebudayaan
maka terdapat bidang Kebudayaan dan di hapuskan bidang tersebut ketika dinas

kebudaay berpindah dan beergabung ke dinas pariwisata Kota Tanjungpinang, hal
serupa juga terjadi saat Dinas Pemuda dan Olahraga bergabung dengan Dinas
Pendidiakan Kota Tanjungpinang, terdapat bidang Kepemudaan dan bidang
Olahraga akan tetapi ketika Dinas Pemuda dan Olahraga berpisah dan menjadi
Instansi sendiri maka pada struktur Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
menghapus bidang tersebut.
Peleburan Instansi ini juga mengakibatkan pengalihan staf dan pelepasan
beberapa staf. Pengalihan staf ini karena bidang yang dihapuskan sehingga staf
diharuskan dialihkan ke bidang lainnya dan dengan penghapusan bidang juga
terjadi pelepasan beberapa staf yang harus tetap ikut mengurus SKPD yang
berpindah tersebut. perubahan staf ini juga dapat berupa pertambahan staf dari
hasil mutasi masuk atau honorer baru, dan berupa pengurangan staf pada bidang
tertentu karena mutasi keluar atau perpindahan staf kebidang lainnya.
Hal ini banyak terjadi terlebih dengan banyaknya pegawai negeri sipil
(PNS) yang berpindah dari Anambas ke Tanjungpinang dengan alasan gaji yang
kecil dan akan penghapusan tunjangan, perpindahan itu sangat terasa khususnya
ke Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, sehingga menambah jumlah staf.
Pertambahan staf dari PNS Anambas ini tidak berdampak begitu baik karena
beberapa dari PNS tersebut masih belum mengerti tata kerjanya sehingga hanya
menambah beban kerja staf lain yang seharusnya sudah tidak menangani
pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
b. Perubahan Kepemimpinan

Dengan bergantinya kepala Dinas maka hal ini merupakan perubahan
kepemimpinan dan gaya kepemimpinanya juga akan berbeda hal ini dipengaruhi
oleh kepribadian dan lingkungan masing-masing pemimpin. Seperti halnya saat
kepemimpinan H. Drs. Syafrial Evi memiliki kepemimpinan yang cenderung
lebih otokratik dengan sikapnnya yang kurang friendly, lebih kaku dan banyak
menyerahkan

pengaturan

sebagian

tugasnya

kepada

bawahannya.

Pada

kepemimpinannya juga menggunakan gaya kepemimpinan demokratis saat dalam
rapat.
Pada Kepemimpinan H. Z. Dadang Abdul Ghani dengan kepribadiannya
yang lebih supel (mudah bergaul), ramah dan lebih fleksibel terhadap lingkungan
menjadikannya lebih mencerminkan gaya kepemimpinan yang demokratik yaitu
mengedepankan kepentingan bersama dan lebih suka dengan kegiatan yang
bersifat turun kerja bersama, contohnya seperti gotong royong dan family
gatering. Akan tetapi Ia juga menggunakan gaya kepemimpinan otokratik ketika
mengharuskan dirinya dan para stafnya menjalankan tugas dan fungsinya
berdasarkan aturan yang lebih tinggi dalam tataran pemerintahan.
c. Perubahan Tujuan
Perubahan tujuan ini yang terjadi pada Dinas Pendidikan Kota
Tanjungpinang yaitu perubahan beberapa poin visi dan misinya, karena ketika
Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang bergabung dengan Dinas Kebudayaan
maka poin tentang pengembangan dan penanaman budaya local termasuk dalam
visi dan misinya akan tetapi ketika peleburan instansi maka poin tersebut
dihapuskan. Hal serupa juga terjadi ketika Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang

bergabung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga, maka poin pembangunan
kepemudaan dan peningkatan prestasi olahraga juga termasuk dalam visi dan
misisnya, ketika peleburan maka point-poin tersebut juga dihapuskan dan saat ini
Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang berdiri sendiri dan menggunakan visi dan
misinya untuk tujuan organisasinya.
d. Perubahan System Operasional
Perubahan system operasional meliputi perubahan system yang digunakan
untuk menjalankan roda organisasi. Perubahan system operasional yang dilakukan
oleh Dinas Pendididkan salah satunya yaitu dengan adanya perkembangan
teknologi mengharuskan stakeholder bergeser mengunakan alat serba berbasis
teknologi, seperti computer atau laptop, sehingga stakeholder dituntut untuk dapat
mengoperasikan computer atau laptop, hal ini juga berlaku pada seluruh guru dan
staf sekolah yang berhubungan dengan Dinas Pendidikan Kota Tanjungpianang,
kemudian serba menggunakan jaringan internet karena saat ini system banyak
menggunakan basis elektonik seperti pembayaran pajak menggunakan e-billing,
transfer uang, penerimaan gaji, pemberitahuan pemasukan gaji menggunakan ebanking, pemasukan data keseluruhan jumlah siswa setiap sekolah serta nilainilainya menggunakan system dapodik, menghubungi setiap sekolah dan pegawai
setiap bidang maupun keseluruhan dalam dinas pendidikan kota Tanjungpinang
saat ini telah bergeser dari menggunakan system surat-surat kertas manual
menjadi via email walaupun tidak secara keseluruhan, dan system komunikasi
dengan Smartphone yang mendukung layanan via Black Berry Massanger Group
(BBM grup), group Line, group Whatsapp, Video call dan via telephone. Hal ini

berlaku tidak hanya pada sub lingkup internal Dinas Pendidikan Kota
Tanjungpinang, akan tetapi juga runang lingkup sekolah dan instansi lainnya.
Dengan adanya perubahan system ini maka otomatis pegawai yang
dulunya belum begitu paham dengan menggunaan teknologi begitu tepat maka
disini dituntut untuk dapat mengunakan sebab menunjang juga kinerja pegawai
agar lebih membaik. Perubahan ini sangatlah berpengaruh besar bagi pegawai
yang sudah lanjut usia yang mana dahulu jarang sekali berhubungan dengan
teknologi sakarang disuruh agar mengerti dengan teknologi seperti laptop,
komputer, smartphone dan lain-lainnya.
Pada awalnya perubahan ini menyulitkan bagi yang belum terbiasa
menggunakan alat-alat tersebut, akan tetapi dengan keharusan penggunaannya
saat menjadikan lebih efektif dan efisien serta yang dirasa telah memudahkan
kerja mereka.
e. Perubahan budaya Organisasi
Perubahan budaya dari Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang yaitu cara
berpakaian dari yang dulunya belum ada pakaian Linmas warna hijau lumut tua
dan baju hitam putih dan saat ini telah diberlakukan, hingga aktivitas apel pagi di
Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang maupun di kantor pemerintahan Daerah
Kota Tanjungpinang yang mengharuskan mereka hadir dan mengisi daftar
kehadiran agar terhindar dari sanksi berupa surat peringatan maupun pemotongan
gaji atau tunjangan yang dulunya masih belum berlaku pemotongan gaji atau
tunjangan sehingga saat ini dengan berlakunya hal tersebut memaksa Dinas
pendidikan berlaku tegas.

f. Perubahan tata kelola organisasi
Perubahan tata kelola organisasi yaitu perubahan pada tata kelolanya yang
mana ini merupakan akibat dari perubahan aturan formal maupun informal baik
secara structural maupun secara program-program didalamnya, sehingga
pengelolaannya akan berbeda ketika orang-orang yang mengelolanya berbeda
dengan cara yang berbeda pula walaupun dengan kerja yang sama, contohnya
seperti pergantian kepala bidang atau kepala seksi membuat staf bekerja berbeda
karena keinginan kepala bidang atau seksi dengan cara yang baru pula, ataupun
ketika perubahan saat penghapusan bidang-bidang ketika peleburan instansi
sehingga organisasi tidak perlu lagi mengelola bagian-bagian yang menangani
Instansi yang berpisah tersebut.
2. Strategi
Strategi yang digunakan untuk menghadapi perubahan organisasi yaitu
salah satunya dengan melakukan kegiatan yang lebih melibatkan keseluruhan
stakeholder seperti family gatering untuk seluruh atasan dan staf, pemberian hari
libur tahunan sehingga ada beberapa bidang menggunakan dengan liburan akhir
tahun bersama staf, kemudian adanya kas bersama untuk acara kegiatan pribadi
mereka seperti jalan-jalan dan makan bersama, dan adanya kegiatan arisan
sehingga komunikasi dapat terjalin dengan lebih baik.
3. Norma yang Berlaku Pada Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
Dinas Pendidikan kota Tanjungpinang mempunyai norma-norma yang
berlaku didalamnya yaitu :

a. Norma formal seperti aturan-aturan yang bersifat formal atau resmi yang
mengikat keseluruhan stakeholder di dalam organisasi seperti aturan mengenai
tugas pokok dan fungsi, maupun berupa surat edaran, surat keputusan,
peraturan daerah, peraturan menteri, undang-undang dan lain sebagainnya
yang berhubungan dengan program sesuai fungsi dan tugas organisasi. Salah
satu contohnya yaitu Surat Keputusan Walikota yang mengatur penggunaan
pakaian kurung dihari Juma’at dan menjadi surat edaran ke sekolah-sekolah.
Sanksi yang diberikan jika tidak menggunakannya yaitu berupa sanksi yang
lebih tegas, contohnya jika tidak menggunakan baju Linmas hhijau lumut tua
maka akan mendpatkan surat peringatan, atau tidak menjalankan kerja sesuai
tupoksi maka akan mendapatkan saksi surat peringatan atau pemberhentian.
b. Norma nonformal se