KERAGAMAN PAKAN TARSIUS (Tarsius wallacei Merker., et al, 2010) di LEBANU, MARAWOLA, SIGI, SULAWESI TENGAH | Bumbugan | Biocelebes 9311 30431 1 PB

Biocelebes, Desember 2017,
ISSN-p: 1978-6417
ISSN-e : 2580 – 5991

Vol. 12 No. 2

KERAGAMAN PAKAN TARSIUS (Tarsius wallacei Merker., et al, 2010)
di LEBANU, MARAWOLA, SIGI, SULAWESI TENGAH
Nobertus Bumbungan1), Annawaty1), Yulius Duma2)
1)

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu 94118 Sulawesi Tengah
2)

Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako,
Palu 94118 Sulawesi Tengah
Email: Noberbumbungan@ymail.com
Abstract

Tarsius wallacei is an endemic mammal of Sulawesi published by Merker, et al on 2010.
Even though the distributions, vocalizations and morphometric have been studied well, the

ecological aspect especially type of feed was not studied whereas the diet information is an
important data for conservation of this endemic species. The objective of the study was
collect the variety of tarsius’s prey in the wild. A collection of samples has been conducted
from February to October 2015 using sweep net, light trap, and hand capture methods. The
results of prey collection show that Tarsius wallacei feed on insects. Thirteenspecies were
found as a prey of Tarsius wallacei which consists of 10 order, i.e. Orthoptera, Blattodea,
Coleoptera, Araneae, Lepidoptera, Hemiptera, Odonata, Isoptera, Hymenoptera and
Homoptera. Proximate analysis of the three orders that belong to the group Insecta indicated
the Tarsius wallacei probably consume mainly on Orthoptera with the highest protein
content, 69.32%, followed by Lepidoptera (66.51%), and Coleoptera (41,98%)
Key words: Tarsius wallacei, Sulawesi, diet
PENDAHULUAN

mengenai spesies ini yang telah diketahui

Tarsius merupakan primata primitif

adalah

distribusi,


vokalisasi

dan

dari Famili Tarsiidae yang digolongkan

morphometriknya (Merker et al, 2010).

dalam

karena

Namun sejauh ini, informasi mengenai

dikategorikan oleh IUCN dengan status

pakan Tarsius wallacei belum tersedia,

rentan (vulnerable). Hewanini tercantum


padahal

dalam

yang

merupakan salah satu bahan rujukan yang

akibat

penting dalam upaya konservasi Tarsius

satwa

CITES

dilindungi

appendix


kemungkinan

akan

perdagangan

manusia

II

punah
(Lowing

dkk.

2013).

informasi


tentang

pakan

wallacei.
Menurut Shekelle dan Laksono

Salah satu spesies tarsius adalah

(2004), secara umum tarsius merupakan

Tarsius wallacei yang merupakan hewan

predator yang memangsa binatang hidup,

endemik

90% di antaranya merupakan Arthropoda

sulawesi.


Beberapa

aspek

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

Page | 34

Bumbungan, dkk.

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

(serangga) dan 10% lainnya termasuk

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian

Vertebrata seperti burung, kelelawar, dan


dilaksanakan

bulan

kadal. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Februari sampai Oktober 2015 di Desa

menghimpun data jenis pakan alami

Lebanu,

Tarsius wallacei di Lebanu, Marawola,

Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah.

(Tabel 1).


Kecamatan

Marawola,

METODE PENELITIAN
Tabel 1. Titik Koordinat Lokasi Pengambilan Sampel PakanTarsius

No

Nama Lokasi

1
2
3
4
5
6
7

Base Camp

Lebanu 1
Lebanu 2
Lebanu 3
Lebanu 4
Lebanu 5
Lebanu 6

Ketinggian
Garis Lintang (LU) Garis Bujur (BT)
S
E
Altitude m (dpl)
01°00’28.0”
119°51’10.5”
147
01°00’42.0”
119°50’55.8”
228
01°00’37.0”
119°50’49.5”

251
01°00’37.9”
119°50’47.4”
296
01°00’31.2”
119°50’53.9”
281
01°00’ 45.5”
119°50’44.2”
431
01°00’54.2”
119°50’42.9”
606

Alat dan Bahan
Alat

Prosedur kerja yang digunakan

yang


digunakan

pada

dalam

penelitian

ini

dimulai

dengan

penelitian ini diantaranya lampu senter,

memonitoring lokasi keberadaan pohon

lampu cas emergency, kain putih, global

tidur tarsius menggunakan suara tarsius.

positioning

(GPS),

system

teropong

Selanjutnya

menentukan

binokuler, kapas, pinset, toples, kertas

pengambilan

sampel

kalkir, oven, eksikator, cawan, timbangan

metode

analitik, penjepit crucible, hot plate, tanur

(Setiawan,

listrik,

kertas

sebanyak 2 stasiun masing-masing terdiri

saringsweep net,gelas kimia,alat tulis dan

dari 3 titik dengan pengulangan sebanyak

kamera digital.

3 kali. Koleksi pakan Tarsius wallacei

labu

kjeldhal,

Bahan

yang

soxhlet,

digunakan

pada

purposive
2009).

titik-titik

menggunakan

random
Plot

sampling
ditentukan

dilakukan pada siang hari dan malam hari

penelitian ini diantaranya alkohol, kapur

menggunakan 3 metode yaitu:

barus, tablet kjelhdal, asam sulfat pekat

a. Sweep net (Michael, 1995) digunakan

(H2SO4), aquades, Natrium hidroksida

untuk menangkap serangga yang aktif

(NaOH),

asam

pada siang hari, terutama serangga

larutan

yang terbang. Penangkapan dengan

klorida

indikator
(HCl),

aseton.

penophtalin,

kloroform,

dan

sweep net dilakukan selama 1 jam
pada pukul 08.00-09.00.

Prosedur Kerja

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

Page | 35

Bumbungan, dkk.

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

b. Tangkap tangan dilakukan selama 1

Fakultas

Peternakan

dan

Perikanan

jam 07.00-08.00, untuk menangkap

Universitas Tadulako. Metode analisis

serangga yang aktif disiang hari tetapi

proksimat

tidak aktif dipagi hari sehingga lebih

Stochman (1865). Metode analisis ini

mudah untuk ditangkap (Borror et al,

menggolongkan komponen yang terdapat

1996).

pada

c. Light trap / perangkap cahaya (Borror

berdasarkan

dan

pada

komposisi zat makanan yaitu serat kasar,
protein kasar, lemak kasar, berat ekstrak

menangkap serangga yang aktif pada

tanpa nitrogen (BETN), dan abu (Tilman et

malam hari. Dilakukan selama 1 jam

al. 1989).

al,

digunakan

makanan

Henneber

untuk

et

1996)

mengikuti

pada pukul 19.00-20.00.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Serangga hasil koleksi diawetkan

Berdasarkan

hasil

koleksi

dan

dan kemudian diidentifikasi di laboratorium

pengamatan, diperoleh ada 10 ordos

Biodiversity,

Fakultas

erangga yang terdapat di sekitar lokasis

Analisis

arang Tarsius wallacei di Desa Lebanu

MIPA

JurusanBiologi

Universitas

kandungan

Tadulako.

proksimat

dilakukan

di

(Tabel 2).

Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pakan Tarsius wallacei
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Indonesia
Belalang
Jengkrik
Kecoak
Kumbang
Laba-laba
Kupu-kupu
Ngengat
Walang sangit
Kecapung
Laron
Semut
Tawon
Tonggeret

Nama Lokal
Mboko
Kampulili
Titi
Bogo
Tambato
Kalimbaba
Kalimbaba
Nango
Lelesa
Ane
Onti
Vani
Lerei
Jumlah

Ordo
Orthoptera
Orthoptera
Blatodea
Coleoptera
Araneae
Lepidoptera
Lepidoptera
Hemiptera
Odonata
Isoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Homoptera

1
48
6
3
9
1
11
78

2
43
5
3
11
4
1
1
68

Titik Pengamatan
3
4
42
69
5
1
6
10
1
3
1
1
21
15
2
4
3
1
1
1
81
106

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

5
68
4
1
5
1
9
6
2
1
97

6
70
1
3
2
7
2
1
86

Page | 36

Bumbungan, dkk.

Hewan

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

tarsius

di

beberapa

titik

tumbuhan bagi warga sekitar.

kawasan Lebanu tersebar secara merata

Habitat tarsius berupa semak, bambu,

dengan jarak yang berbeda-beda, hal ini

tumbuhan merambat ataupun lubang pohon,

dapat diketahui dengan titik pengamatan

tetapi yang paling disukainya adalah jalinan

pada lereng dekat perkebunan warga dan di

akar

gunung yang merupakan habitat dari tarsius.

1986).Habitat

Tarsius hidup di dekat perkebunan warga dan

mayoritas adalah tumbuhan yang berhabitus

memangsa

semak, tiang dan pohon (Tabel 4).

serangga

yang

hidup

pada

yang

besar

(Napier

tarsius

di

and

Napier,

Desa

Lebanu

tanaman warga, sehingga secara tidak
langsung tarsius merupakan hewan yang
membantu

dalam

mengendalikan

hama

Tabel 4. Deskripsi Habitat Tarsius di Desa Lebanu
No
1

Titik Pengamatan
Titik 1

2

Titik 2

3

Titik 3

4

Titik 4

5

Titik 5

6

Titik 6

Deskripsi Habitat
Hutan primer dengan perbukitan yang curam, di daerah tersebut
ditumbuhi oleh tumbuhan berhabitus semak,
Tumbuhan yang berhabitus semak, tiang dan pohon dengan
vegetasi sangat rapat, perbukitan curam dan dialiri sungai
sehingga tarsius aman untuk beraktifitas untuk loncat dari satu
pohon ke pohon lainnya untuk menangkap mangsanya
Tumbuhan yang berhabitus semak, tiang dan pohon serta
perbukitan yang curam, daerah ini juga terdapat perkebunan
warga yaitu tanaman kakao, mangga dan kelapa
Tumbuhan berhabitus semak dan tiang, terdapat perkebunan
warga yaitu perkebunan jagung, daerah ini merupakan daerah
terbuka karena sebagian daerah tersebut pernah diolah oleh
masyarakat
Lahan perkebunan masyarakat yaitu kebun kemiri, dan daerah
ini banyak ditumbuhi tumbuhan yang berhabitus semak, dan
pohon.
Lahan perkebunan masyarakat yaitu kebun kemiri, dan daerah
ini banyak ditumbuhi tumbuhan yang berhabitus semak, dan
pohon.

umlah serangga terbanyak ditemukan

belalang dan jangkrik. Kupu-kupu

juga

pada titik empat diikuti titik lima, enam, tiga,

banyak pada daerah ini karena

satu dan terendah titik dua. Dari titik satu

nektar dan buah yang telah matang. Kecoak

sampai

menyukai

enam,

serangga

yang

banyak

tempat

yang

mengisap

banyak

terdapat

ditemukan yaitu belalang, jangkrik, kupu-kupu

rumput, semak dan seresah. Seresah dan

dan kumbang. Belalang dan jangkrik banyak

semak yang banyak akan membuat daerah

pada

tersebut lembab. Kumbang juga terdapat

daerah

tersebut

karena

banyak

ditumbuhi rumput yang merupakan pakan dari

pada

setiap

titik

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

pengamatan

karena

Page | 37

Bumbungan, dkk.

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

kumbang memakan kayu yang membusuk

dari berat tubuhnya

serta hidup pada tanah yang lembab dan

1984).

hidup pada rongga kayu.
Menurut

Jumlah

Gursky

(2000),

(Niemitz dan Verlag,

serangga

yang

melimpah

selama

dapat menjelaskan bahwa keragaman pakan

musim hujan ketika sumber daya tinggi,

Tarsius wallacei di Lebanu sangat tinggi.

tarsius

Syahrawati dan Hamid (2010), menyatakan

mengkonsumsi

Orthoptera

dan

Lepidoptera dengan frekuensi yang besar dari

bahwa

pada pada saat musim kemarau. Ketika

semakin menarik minat pemangsa. Pada titik

sumber daya makanan rendah tarsius masih

empat dan enam hanya satu populasi tarsius

makan Orthoptera dan Lepidoptera, tetapi

disebabkan karena daerah tersebut tidak

lebih banyak mengkonsumsi Coleoptera dan

memiliki pohon yang banyak sebagai tempat

Hymenoptera.

tidurnya. Daerah tersebut banyak ditumbuhi

semakin

tinggi

populasi

mangsa

Menurut Pelawi (2009), keragaman

tumbuhan berhabitus semak dan tiang. Selain

jenis serangga disebabkan oleh populasi

pengaruh pakan ada beberapa hal yang

tanaman sebagai inang dan makanan yang

mempengaruhi keberadaan tarsius dalam

terpenuhi. Belalang adalah serangga yang

suatu wilayah yaitu predator seperti ular piton,

mendominasi daerah titik pengamatan tetapi

ular hitam, elang dan juga tempat untuk tidur.

belum

diketahui

merupakan

secara

pakan

utama

pasti

apakah

dari

tarsius.

Menurut Farida dkk. (2008), tarsius lebih

Kandungan Proksimat
Analisis

kandungan

proksimat

menyukai jangkrik dibandingkan belalang, hal

merupakan

ini disebabkan belalang memiliki serat kasar

kandungan nutrisi seperti protein, lemak

yang tinggi. Tarsius dalam mencerna zat-zat

kasar, karbohidrat dan abu. Hasil analisis

makanan, seperti protein kasar, lemak kasar,

proksimat kandungan nutrisi pakan tarsius

dan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen)

disajikan pada Tabel 5.

metode

untuk

mengetahui

cukup tinggi, tetapi tarsius kurang mampu
mencerna serat kasar dan kandungan abu

Dari tabel 6 yang merupakan tabel

cukup rendah, abu merupakan kandungan

pembanding

mineral yang terdapat pada bahan yang

bahwa Protein pada belalang dan jangkrik

dianalisis kandungan proksimatnya. Wardani

yang merupakan Ordo Orthoptera sama-

(2005), menyatakan tarsius

terlalu

sama memiliki kandungan protein yang tinggi,

belalang

tetapi pada kadar abu dan serat kasar

menyukai

belalang

tidak

karena

mengandung nitrogen dalam bentuk senyawa

hasilnya

khitin. Tarsius memakan serangga 10 persen

kemungkinan

analisis

berbeda

jauh

akibat

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

nutrisi menunjukkan

hal

ini

pengawaten

terjadi
yang

Page | 38

Bumbungan, dkk.

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

dilakukan menggunakan alkohol sebelum
dianalisis kandungan proksimat.
Kandungan

protein

yang

tinggi,

mempengaruhi terhadap bau khas pada
tarsius,

menurut

Sinaga

dkk.

(2009),

Tingginya kadar protein pada pakan tarsius
akan berpengaruh terhadap bau khas pada
tarsius, terutama pada urin. Bagi peneliti
keberadaan urin merupakan salah satu faktor
penentu

dalam

mengetahui

keberadaan

tarsius di suatu lokasi.
Tabel 5 Hasil Analisis Proksimat Kandungan Nutrisi Pakan Tarsius

Nama
Sampel
1 Coleoptera
2 Orthoptera
3 Lepidoptera

No

Kadar Air
(%)
14,44
5,15
8,95

Lemak Kasar Protein Kasar Serat Kasar Kadar Abu
(%)
(%)
(%)
(%)
26,28
15,74
41,98
1,31
16,63
11,06
69,32
1,61
5,18
26,12
66,51
3,6

Sampel yang dianalisis telah direndam Alkohol 70%
Ket: Sampel dianalisis di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Universitas
TadulakoHasil analisis proksimat serupa dengan hasil yang diperoleh oleh Wirdateti dan
Dahrudin 2006, disajikan pada tabel 6 berikut:
Tabel 6 Hasil Kandungan Proksimat

No

Nama

Lemak

Protein

Serat

Kadar

Sampel

(%)

(%)1

Kasar

Abu

(%)2

(%)1

1

Belalang

-

67,53

20,23

4,39

2

Jangkrik

-

57,28

9,12

15,37

3

Kadal

-

17,47

7,46

-

Keterangan

1)

Hasil analisis Lab. Pengujian Nutrisi Biologi-LIPI

2)

Hasil analisis Bagian Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

Page | 39

Bumbungan, dkk.

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

Menurut

Shekelle

dan

Laksono

proksimat,

serangga

yang

merupakan

(2004), tarsius merupakan predator yang

pakannya memeliki kandungan protein yang

memangsa

sangat

binatang

hidup

yang

90%

tinggi

yaitu

orthoptera

69,32%,

diantaranya adalah Arthropoda (serangga)

Lepidoptera 66,51% dan Coleoptera 41,98%

dan 10% lainnya termasuk kelelawar dan

yang berpengaruh terhadap bau khas pada

kadal, berdasarkan hasil pengamatan dari titik

tarsius.

satu sampai enam, kebanyakan serangga

UCAPAN TERIMAKASIH

yang diperoleh yaitu belalang, kupu-kupu,

Penulis mengucapkan terimakasih kepada

jangkrik,

Kepala Desa Lebanu yang telah memberi izin

dan

kumbang

yang

memiliki

kandungan protein yang tinggi.

untuk melakukan penelitian di Desa Lebanu,

Seperti yang diketahui bahwa tarsius

kepada Bapak Fahri Badjeber S.Si, M.Si atas

mampu

yang

saran dan masukannya selama penelitian.

memiliki serat kasar yang tinggi, pada ordo

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada

Lepidoptera yaitu kupu-kupu dan ngengat

Alferi, Calvin Rio Bethoni, dan Hesron Elul

memiliki serat kasar yang rendah tetapi

Mangesa

memiliki protein yang tinggi, hal serupa juga

sampling di lapangan.

tidak

mencerna

makanan

yang

telah

membantu

selama

pada jangkrik memiliki serat kasar yang
rendah dan memiliki protein yang tinggi,
jangkrik merupakan pakan yang

disukai

tarsius. Ordo Lepidoptera diduga merupakan
makanan kesukaan dari tarsius sedangkan
ordo Coleoptera yaitu kumbang memiliki serat
kasar yang tinggi sama halnya dengan
belalang memiliki serat kasar yang tinggi
yang kurang disukai oleh tarsius.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan

bahwa

Keragaman

pakan

Tarsius wallacei terdapat 13 jenis yang terdiri
dari 10 ordo, ordo yang terbanyak yaitu
Orthoptera,

Lepidoptera,

Coleoptera,

dan

Blatodea. Tarsius wallacei merupakan hewan
insectivora

karena

melalui

uji

analisis

DAFTAR PUSTAKA
Borror D.J., C.A Triplehorn., dan N.F
Jhonson.
1996.Pengenalan
Pelajaran Serangga Edisi ke enam.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Farida, W.R., Wardani, k.k., Tjakradidjaja,
A.S., dan Diapari, D. 2008.
Konsumsi dan Penggunaan Pakan
Tarsius (Tarsius Bancanus) Betina
di Lapangan. Jurnal Biodiversitas, 9
(2): 148-151
Gursky, S. 2000. Effect of seasonalityon the
behavior of an insectivorous
primate,
Tarsius
spectrum.
International
Jurnal
of
Primatology,21(3).
Lowing, A.E., Rimbing, S.C., Rembet, G.DG.,
dan
Nangoy,
M.J.
2013.
Karakteristik
Sarang
Tarsius
(Tarsius spectrum) di Cagar Alam
Tangkoko Bitung Sulawesi Utara.
Jurnal Zootek, Vol 32 (5) : 1-13.
Merker, S., Driller, C., Dahruddin, H.,
Wirdateti.,
Sinaga,
W.,

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

Page | 40

Bumbungan, dkk.

Perwitasari-Farajallah,
D.,
and
Shekelle, M. 2010. Tarsius wallacei:
A new Tarsier species from
Central Sulawesi occupies a
discontinuous range. Int. J. Primatol.
Michael, P.1995. Metode Ekologi Untuk
Penyelidikan
Lapangan
dan
Laboratorium, Terjamahan Yanti R.
Koester. UI-Press. Jakarta.
Napier, J. R., and Napier P.H. 1986.The
Natural History of Primates. Second
Printing. First MIT P. Cambridge.
Massachusetts. Great Britain.
Niemitz, C. and F. G. Verlag. 1984. Biology of
Tarsier.
Pustet
Reagensburg.
NewYork.
Pelawi,
A.P.
2009.
Skripsi
Indeks
Keanekaragaman Jenis Serangga
Pada Beberapa Ekosistem Di Areal
Perkebunan PT. Umbul Mas
Wisesa Kabupaten Labuhan batu.
Skripsi.
Fakultas
Pertanian
Universitas
Sumatera
Utara.
Medan.
Setiawan, D. 2009. Studi Komunitas
Makrozoobenthos di Perairan Hilir
Aliran Sungai Lematang Sekitar
Daerah Pasar Bawah Kabupaten
Lahat. Jurnal penelitian edisi
khusus 2009 (D) 09:12-14
Shekelle, M., dan Leksono S.M. 2004.
Strategi Konservasi di Pulau
Sulawesi dengan Menggunakan
Tarsius sebagai Flagship Spesies.
Jurnal Biota, 9(1)
Sinaga W., Wirdateti., Iskandar E., dan
Pamungkas J. 2009. Pengamatan
habitat pakan dan sarang Tarsius
(Tarsius sp) wilayah di Sulawesi
Tengah dan Gorontalo. Jurnal
Primatologi Indonesia, 6 (2): 41-47.
Syahrawati, M., Hamid H. 2010. Diversitas
Coccinellidae
Predator
Pada
Pertanaman Sayur di Kota Padang.
Jurnal Unand.
Tillman, A.D., Hartadi, H., Reksohardiprodjo
S., Soeharto, P., dan Soekamto, L.
1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Gajah Mada University Press
Yogyakarta.

Biocelebes,Vol. 12 No. 2

Wardani, K. K. 2005. Gambaran Umum
Konsumsi dan Penggunaan Pakan
Pada Tarsius betina (Tarsius
bancanus) di Penangkara. Skripsi.
Fakultas
Peternakan.
Institut
Pertanian Bogor.
Wirdateti.,
dan
Dahrudin,
H.
2006.
Pengamatan Pakan dan Habitat
Tarsius spectrum (Tarsius) di
kawasan Cagar Alam TangkokoBatu Agus, Sulawesi Utara. Jurnal
Biodiversitas,7(4): 373-377

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.2, Desember, 2017, ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991

Page | 41

Dokumen yang terkait

Studi tentang beberapa aspek biologis tangkasi (Tarsius Spectrum) Tangkoko Sulawesi Utara dalam upaya penangkaran

0 3 130

Karakteristik Habitat dan Populasi Tarsius (Tarsius fuscus Fischer 1804) di Resort Balocci Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan

0 7 124

Model Kesesuaian Habitat Tarsius (Tarsius Sp) Di Hutan Lambusango Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara

2 19 65

STUDI VEGETASI PADA HABITAT TARSIUS (Tarsius Sp.) DI DESA KAMARORA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Ekawati | Jurnal Warta Rimba 1955 5713 1 PB

0 1 7

KARAKTERISTIK FISIK HABITAT TARSIUS (Tarsius dentatus) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Krisnatalia | Jurnal Warta Rimba 1944 5669 1 PB

1 1 10

KARAKTERISTIK BIOFISIK HABITAT TARSIUS (Tarsius pumilus) DI GUNUNG ROREKATIMBU KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH | Sandego | Jurnal Warta Rimba 3570 11227 1 PB

0 1 10

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN PANGAN SUKU KAILI IJA DI DESA BORA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH | Payung | Biocelebes 6279 20753 1 PB

0 0 18

ESTIMASI POPULASI TANGKASI (Tarsius wallacei Merker et al., 2010) DI DESA LEBANU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH | Bethony | Biocelebes 8465 27824 1 PB

0 0 8

Karakteristik Sarang Tarsius wallacei di Lebanu, Sigi, Sulawesi Tengah | Alferi | Natural Science: Journal of Science and Technology 9193 30075 1 PB

0 0 8

Merker & Yustian 2007 Primates Habitat use analysis of Dian’s tarsier (Tarsius dianae) in a mixed species plantation in Sulawesi, Indonesia

0 0 4