Pengaruh Tunjangan Fungsional Pustakawan Dan Penetapan Angka Kredit Terhadap Motivasi Kerja Pustakawan Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai latar belakang berdirinya perpustakaan mengakibatkan beraneka-ragam
pandangan orang ketika mendefinisikan sebuah perpustakaan. Ketika dilihat dari sisi
koleksi, pemakai, tempat, dan pengelola perpustakaan berdiri berbagai jenis
perpustakaan.
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai organisasi yang menghimpun para
pustakawan dalam kode etiknya menyatakan bahwa “pustakawan” adalah seorang yang
melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahun,
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah
seorang yang berkarya secara profesional di bidang perpustakaan dan informasi.
Dalam lingkup PNS pustakawan digolongkan sebagai pejabat fungsional. Dalam
keputusan presiden No 87 Tahun 1999, jabatan fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan / atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsoinal pustakawan diatur
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
(KEP.MENPAN) Nomor 18/1988 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka
kreditnya. Keputusan tersebut kemudian disempurnakan dengan keputusan MENPAN
Nomor
33/1998
dan
terakhir
dengan
Keputusan
MENPAN
Nomor
132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya yang
mengatur kembali tentang Tim Penilai, nama jabatan dan lain-lain yang berhubungan
seperti pembebasan sementara dan pemberhentian dari jabatan.
Dalam hal ini profesi pustakawan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan
sebagai jabatan fungsional semenjak tahun 1988, yaitu dengan keluarnya SK Menpan No,
Universitas Sumatera Utara
18 tahun 1988. Pustakawan adalah jabatan fungsional, seperti halnya jabatan fungsional
lainnya, guru, dosen, peneliti, hakim, dan sebagainya. Penyandang jabatan fungsional
pustakawan dalam profesinya mendapat penghargaan, berupa angka kredit. Melalui
angka kredit tersebut terlihat bahwa setiap kegiatannya akan dinilai dan diberi imbalan
angka kredit. Nilai yang dikumpul akan menjadi prasyarat untuk promosi pangkat atau
jabatan yang lebih tinggi. Pemberian penghargaan (kredit) bagi pustakawan memerlukan
pembinaan dan evaluasi, sehingga para profesi pustakawan dapat menikmati haknya
secara adil.
Jika dibandingkan dengan profesi lain, maka besarnya
jumlah tunjangan
fungsional pustakawan masih perlu ditinjau kembali. Tunjangan fungsional adalah sarana
untuk memotivasi anggota profesi untuk bekerja secara professional. Tunjangan
fungsional pustakawan mempengaruhi setiap praktik pengerjaan tugas-tugas yang
dikerjakan anggota pustakawan fungsional. Penetapan angka kredit yang diperoleh dari
setiap penilain rincingan tugas yang dikerjakan juga akan mempengaruhi jumlah
tunjangan fungsional yang diperoleh setiap bulannya oleh pustakawan. Motivasi
merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat yang mendorong seseorang untuk
mencapai prestasi kerja. Loyalitas kerja pustakawan bisa berkurang akibat rendahnya
jumlah tunjangan fungsional yang merupakn salah satu faktor yang memotivasi kerja
pustakawan. Dengan adanya tunjangan fungsional pustakawan dan diberlakukannya
penetapan angka kredit yang dinilai dari rincian tugas yang dikerjakan, diharapkan
motivasi kerja pustakawan akan meningkat guna mencapai tujuan dari suatu organisasi.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara didirikan pada tahun 1970. Sebelumnya
selama delapan belas tahun, USU hanya memiliki perpustakaan fakultas. Untuk
meningkatkan efisiensi, sejak tahun 1989 perpustakaan di lingkungan Universitas
Sumatera Utara berubah menjadi sistem terpusat. Dengan Jumlah mahasiswa USU yang
terdaftar hingga Agustus 2012 adalah 44.030 orang termasuk jumlah mahasiswa baru
penerimaan SNMPTN dan UMB-PT untuk Program Sarjana 6.886 orang. Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara adalah jenis perpustakaaan Perguruan Tinggi (PT) dan berada
dibawah suatu organisasi PRI (Perpustakaan Republik Indonesia), dan mengelola
Universitas Sumatera Utara
berbagai jenis koleksi dan melayani penggunaan serta menerapkan teknologi informasi
dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu salah satu tujuan organisasi perpustakaan
Universitas Sumatera Utara yaitu, menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk
memungkinkan staff dapat mencapai, memelihara kinerja yang baik, meningkatkan karir,
mengupayakan manajemen dan struktur organisasi yang tepat untuk mencapai tujuan
sasaran perpustakaan. Dari data yang diperoleh, perpustakaan Universitas Sumatera Utara
memiliki pustakawan yang berasal dari jenjang pendidikan Diploma (D-3) perpustakaan,
tingkat sarjana (S-1) hingga tingkat magister perpustakaan (S-2). Dari observasi awal
diketahui bahwa jumlah pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah 116
orang. Dari 116 orang tersebut diketahui yang memiliki latar belakang pendidikan
pustakawan berjumlah 65 orang, yang berasal dari jenjang pendidikan Diploma (D-2)
perpustakaan ditambah pelatihan, tingkat sarjana (S-1) perpustakaan ditambah pelatihan,
hingga tingkat magister perpustakaan (S-2). Sedangkan yang memiliki status jabatan
fungsional hanya berjumlah 21 orang.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan
tinggi yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi tahun 1994
mengisyaratkan bahwa rasio antara pustakawan dengan pengguna pada suatu
perpustakaan PT adalah 3:1, dalam arti bahwa untuk 3 orang pengguna dilayani oleh 1
orang tenaga pustakawan. Jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Universitas
Sumatera Utara maka jumlah
pustakawan yang dibutuhkan oleh Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara untuk melayani pengguna perpustakaan masih kekurangan
pustakawan. Jika di lihat secara rasio tentu saja hal ini menunjukkan kelemahan yang
dimiliki seluruh perpustakaan PT yang ada.
Dari hasil pengamatan penulis beberapa masalah yang masih sering terjadi di
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara antara lain besaran tunjangan fungsional
pustakawan belum mempengaruhi motivasi kerja pustakawan, antara lain dapat dilihat
masih banyak keluhan pengguna perpustakaan yang merasa tidak puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh pustakawan. Seolah-olah penetapan angka kredit terhadap
persyaratan untuk mendapatkan tunjangan fungsional hanya merupakan tugas rutinitas
kerja saja, bukan menjadi prilaku pustakawan dalam bertugas, besarnya tunjangan
Universitas Sumatera Utara
fungsional pustakawan dirasakan belum dapat memotivasi pustakawan untuk bekerja
lebih aktif dan kreatif, kurangnya pengawasan pustakawan senior terhadap pustakawan
muda dalam melakukan kegiatan kerja yang berhubungan dengan penetapan angka kredit
pustakawan belum terlaksana dengan baik, sehingga terjadi penilaian kerja yang tidak
berdasarkan profesional pustakawan. Oleh karena itu, dalam meningkatkan motivasi
kerja pustakawan secara keseluruhan diperlukan pengelolaan SDM yang baik, agar tujuan
dari organisasi perpustakaan tersebut dapat tercapai secara optimal.
Sebagai sarana evaluasi dan solusi secara terpadu terhadap berbagai permasalahan
yang ada dalam perpustakaan, maka dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
Tunjangan Fungsional Pustakawan dan Penetapan Angka Kredit Terhadap Motivasi
Kerja Pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari masalah pokok penelitian ini, diturunkan pertanyaan – pertanyaan atau
rumusan masalah penelitian yaitu :
1. Apakah tunjangan fungsional pustakawan berpengaruh terhadap motivasi kerja pustakawan
pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara?
2. Apakah penetapan angka kredit berpengaruh terhadap motivasi kerja pustakawan pada
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara?
3. Apakah tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan angka kredit pustakawan
berpengaruh terhadap motivasi kerja pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Mengkaji dan menguji besarnya pengaruh tunjangan fungsional pustakawan terhadap
motivasi kerja pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
2. Mengkaji dan menguji besarnya pengaruh penetapan angka kredit terhadap motivasi kerja
pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengkaji dan menguji besarnya pengaruh tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan
angka kredit terhadap motivasi kerja pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Bagi Pihak Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, sebagai bahan masukan bagi
pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya yang berkaitan dengan
motivasi kerja sebagai penetapan angka kredit.
2. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami
pengaruh
tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan angka kredit terhadap motivasi kerja.
3. Bagi Pustakawan, dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya tunjangan fungsional,
penetapan angka kredit dalam memotivasi kerja.
4. Bagi Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dibuat
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan angka kredit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja pustakawan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai latar belakang berdirinya perpustakaan mengakibatkan beraneka-ragam
pandangan orang ketika mendefinisikan sebuah perpustakaan. Ketika dilihat dari sisi
koleksi, pemakai, tempat, dan pengelola perpustakaan berdiri berbagai jenis
perpustakaan.
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai organisasi yang menghimpun para
pustakawan dalam kode etiknya menyatakan bahwa “pustakawan” adalah seorang yang
melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahun,
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah
seorang yang berkarya secara profesional di bidang perpustakaan dan informasi.
Dalam lingkup PNS pustakawan digolongkan sebagai pejabat fungsional. Dalam
keputusan presiden No 87 Tahun 1999, jabatan fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan / atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsoinal pustakawan diatur
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
(KEP.MENPAN) Nomor 18/1988 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka
kreditnya. Keputusan tersebut kemudian disempurnakan dengan keputusan MENPAN
Nomor
33/1998
dan
terakhir
dengan
Keputusan
MENPAN
Nomor
132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya yang
mengatur kembali tentang Tim Penilai, nama jabatan dan lain-lain yang berhubungan
seperti pembebasan sementara dan pemberhentian dari jabatan.
Dalam hal ini profesi pustakawan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan
sebagai jabatan fungsional semenjak tahun 1988, yaitu dengan keluarnya SK Menpan No,
Universitas Sumatera Utara
18 tahun 1988. Pustakawan adalah jabatan fungsional, seperti halnya jabatan fungsional
lainnya, guru, dosen, peneliti, hakim, dan sebagainya. Penyandang jabatan fungsional
pustakawan dalam profesinya mendapat penghargaan, berupa angka kredit. Melalui
angka kredit tersebut terlihat bahwa setiap kegiatannya akan dinilai dan diberi imbalan
angka kredit. Nilai yang dikumpul akan menjadi prasyarat untuk promosi pangkat atau
jabatan yang lebih tinggi. Pemberian penghargaan (kredit) bagi pustakawan memerlukan
pembinaan dan evaluasi, sehingga para profesi pustakawan dapat menikmati haknya
secara adil.
Jika dibandingkan dengan profesi lain, maka besarnya
jumlah tunjangan
fungsional pustakawan masih perlu ditinjau kembali. Tunjangan fungsional adalah sarana
untuk memotivasi anggota profesi untuk bekerja secara professional. Tunjangan
fungsional pustakawan mempengaruhi setiap praktik pengerjaan tugas-tugas yang
dikerjakan anggota pustakawan fungsional. Penetapan angka kredit yang diperoleh dari
setiap penilain rincingan tugas yang dikerjakan juga akan mempengaruhi jumlah
tunjangan fungsional yang diperoleh setiap bulannya oleh pustakawan. Motivasi
merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat yang mendorong seseorang untuk
mencapai prestasi kerja. Loyalitas kerja pustakawan bisa berkurang akibat rendahnya
jumlah tunjangan fungsional yang merupakn salah satu faktor yang memotivasi kerja
pustakawan. Dengan adanya tunjangan fungsional pustakawan dan diberlakukannya
penetapan angka kredit yang dinilai dari rincian tugas yang dikerjakan, diharapkan
motivasi kerja pustakawan akan meningkat guna mencapai tujuan dari suatu organisasi.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara didirikan pada tahun 1970. Sebelumnya
selama delapan belas tahun, USU hanya memiliki perpustakaan fakultas. Untuk
meningkatkan efisiensi, sejak tahun 1989 perpustakaan di lingkungan Universitas
Sumatera Utara berubah menjadi sistem terpusat. Dengan Jumlah mahasiswa USU yang
terdaftar hingga Agustus 2012 adalah 44.030 orang termasuk jumlah mahasiswa baru
penerimaan SNMPTN dan UMB-PT untuk Program Sarjana 6.886 orang. Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara adalah jenis perpustakaaan Perguruan Tinggi (PT) dan berada
dibawah suatu organisasi PRI (Perpustakaan Republik Indonesia), dan mengelola
Universitas Sumatera Utara
berbagai jenis koleksi dan melayani penggunaan serta menerapkan teknologi informasi
dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu salah satu tujuan organisasi perpustakaan
Universitas Sumatera Utara yaitu, menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk
memungkinkan staff dapat mencapai, memelihara kinerja yang baik, meningkatkan karir,
mengupayakan manajemen dan struktur organisasi yang tepat untuk mencapai tujuan
sasaran perpustakaan. Dari data yang diperoleh, perpustakaan Universitas Sumatera Utara
memiliki pustakawan yang berasal dari jenjang pendidikan Diploma (D-3) perpustakaan,
tingkat sarjana (S-1) hingga tingkat magister perpustakaan (S-2). Dari observasi awal
diketahui bahwa jumlah pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah 116
orang. Dari 116 orang tersebut diketahui yang memiliki latar belakang pendidikan
pustakawan berjumlah 65 orang, yang berasal dari jenjang pendidikan Diploma (D-2)
perpustakaan ditambah pelatihan, tingkat sarjana (S-1) perpustakaan ditambah pelatihan,
hingga tingkat magister perpustakaan (S-2). Sedangkan yang memiliki status jabatan
fungsional hanya berjumlah 21 orang.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan
tinggi yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi tahun 1994
mengisyaratkan bahwa rasio antara pustakawan dengan pengguna pada suatu
perpustakaan PT adalah 3:1, dalam arti bahwa untuk 3 orang pengguna dilayani oleh 1
orang tenaga pustakawan. Jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Universitas
Sumatera Utara maka jumlah
pustakawan yang dibutuhkan oleh Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara untuk melayani pengguna perpustakaan masih kekurangan
pustakawan. Jika di lihat secara rasio tentu saja hal ini menunjukkan kelemahan yang
dimiliki seluruh perpustakaan PT yang ada.
Dari hasil pengamatan penulis beberapa masalah yang masih sering terjadi di
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara antara lain besaran tunjangan fungsional
pustakawan belum mempengaruhi motivasi kerja pustakawan, antara lain dapat dilihat
masih banyak keluhan pengguna perpustakaan yang merasa tidak puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh pustakawan. Seolah-olah penetapan angka kredit terhadap
persyaratan untuk mendapatkan tunjangan fungsional hanya merupakan tugas rutinitas
kerja saja, bukan menjadi prilaku pustakawan dalam bertugas, besarnya tunjangan
Universitas Sumatera Utara
fungsional pustakawan dirasakan belum dapat memotivasi pustakawan untuk bekerja
lebih aktif dan kreatif, kurangnya pengawasan pustakawan senior terhadap pustakawan
muda dalam melakukan kegiatan kerja yang berhubungan dengan penetapan angka kredit
pustakawan belum terlaksana dengan baik, sehingga terjadi penilaian kerja yang tidak
berdasarkan profesional pustakawan. Oleh karena itu, dalam meningkatkan motivasi
kerja pustakawan secara keseluruhan diperlukan pengelolaan SDM yang baik, agar tujuan
dari organisasi perpustakaan tersebut dapat tercapai secara optimal.
Sebagai sarana evaluasi dan solusi secara terpadu terhadap berbagai permasalahan
yang ada dalam perpustakaan, maka dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
Tunjangan Fungsional Pustakawan dan Penetapan Angka Kredit Terhadap Motivasi
Kerja Pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari masalah pokok penelitian ini, diturunkan pertanyaan – pertanyaan atau
rumusan masalah penelitian yaitu :
1. Apakah tunjangan fungsional pustakawan berpengaruh terhadap motivasi kerja pustakawan
pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara?
2. Apakah penetapan angka kredit berpengaruh terhadap motivasi kerja pustakawan pada
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara?
3. Apakah tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan angka kredit pustakawan
berpengaruh terhadap motivasi kerja pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Mengkaji dan menguji besarnya pengaruh tunjangan fungsional pustakawan terhadap
motivasi kerja pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
2. Mengkaji dan menguji besarnya pengaruh penetapan angka kredit terhadap motivasi kerja
pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengkaji dan menguji besarnya pengaruh tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan
angka kredit terhadap motivasi kerja pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Bagi Pihak Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, sebagai bahan masukan bagi
pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya yang berkaitan dengan
motivasi kerja sebagai penetapan angka kredit.
2. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami
pengaruh
tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan angka kredit terhadap motivasi kerja.
3. Bagi Pustakawan, dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya tunjangan fungsional,
penetapan angka kredit dalam memotivasi kerja.
4. Bagi Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dibuat
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Tunjangan fungsional pustakawan dan penetapan angka kredit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja pustakawan.
Universitas Sumatera Utara