Teknik pengawetan tanah dan air Presenta

Teknik pengawetan tanah dan air — Presentation Transcript


1. TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR“Model Konservasi Tanah dan Air”
Helmas Dwi Antoro Tanjung A1H009041



2. PendahuluanBesarnya erosi dan pengaruh suatu teknikkonservasi tanah terhadap erosi
dan aliranpermukaan dapat dievaluasi dengan melakukanpengukuran secara langsung di
lapangan ataudengan memprediksinya yaitu denganmenggunakan model. Pengukuran
secara langsungmembutuhkan waktu pengamatan yang relatif lamadan memerlukan biaya
yang mahal, baik untukinstalasi alat, pengoperasian, maupunpemeliharaan alat. Oleh
karena itu, penggunaanmodel dapat menjadi salah satu alternatif.



3. Pengertian ModelHaan (1989) mendefinisikan model sebagai“kumpulan hukumhukum fisik dan ataupengamatan empirik yang ditulis dalam bentukpersamaanpersamaan matematik dandikombinasikan sedemikian rupa untukmenghasilkan
sekumpulan hasil berdasarkan padasekumpulan kondisi yang sudah diketahui
ataudiasumsikan”




4. EmpirikModel Fisik Konseptual



5. USLE (Universal Soil LossEquation)USLE merupakan suatu model empirik
untukmemprediksi erosi dari suatu bidang tanah. USLEmemungkinkan perencana
menduga laju rata-rataerosi suatu tanah tertentu pada suat kecuramanlereng dengan pola
hujan tertentu untuk setiapmacam pertanaman dan tindakan pengelolaan(tindakan
konservasi tanah) yang mungkindilakukan atau yang sedang dipergunakan
(Arsyad,1989). A = R . K . L.S . C . P



6. Dimana:A = Banyaknya tanah tererosiR = faktor curah hujan dan aliran permukaan
(Erosivitas)K = faktor erodibilitas tanahL,S= faktor panjang dan kemiringan lerengC =
faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanamanP = faktor tindakan-tindakan
khusus konservasi tanah




7. R = 6,119(RAIN)1,21(DAY S) 0,47(MAXP)0,53 L = (λ)m A = R . K . L.S . C . P100K
= 2,1M1,14(10-4)(12 -a) + 3,25(b -2) + 2,5(c-3) S = (0,0138 + 0,00965 θ + 0,00138 θ2)



8. Persamaan L dan S sangat sulit diterapkan padaSIG berbasis pixel karena variabilitas
panjanglereng yang sangat kompleks. Moore and Burch(1986) dalam Kinnell (2008)
telah mengembangsuatu persamaan untuk mencari nilai LS denganmemanfaatkan data
DEM pada SIG. Adapunpersamaan itu adalah: LS = (X .CZ/22.13)0,4(sin θ/0,0896)1,3



9. Kelemahan Kelebihan Tidak Efektif relative sederhana Over estimasi Parameter sedikit
Adaptasi Mudah di kelolah



USLE juga 10. Keunggulan lain berguna untuk menentukan kelayan atau tindakan

konservasi tanah dalam perncanaan lahan dan untuk memprediksi non- point sendiment
losses dalam hubungannya dengan program penegndalian polusi. Pada tingkat lapangan,
USLE sangat berguna untuk merumuskan rekomendasi atau perencanaan yang berkaitan
dengan bidang agronomi, karena dapar digunakan sebagai dasar untuk pemilihan land use
dan tindakan konservasi tanah yang ditujukan untuk menurunkan on-site effect dari erosi.



11. Model Erosi Rose (GUEST)GUEST merupakan modelpersamaan fisik
yangperhitungannya didasarkan padakonsentrasi sendimen yangtersuspendi di dalam
aliranpermukaan, dikembnagkan olehrose dan hairsine (1988).



12. AGNPS (Agricultural Non Point Source PollutionModel) Model AGNPS bekerja
pada basis sel geografis (dirichlet tesselation) yang digunakan untuk menggambarkan
kondisi daratan (upland) dan saluran (channel). Dirichlet tesselation adalah proses
pembagian dan pengelompokan DAS menjadi sel (tiles) yang juga dikenal dengan nama
polygon Thiessen atauVoronoi. Setiap sel berbentuk bujur sangkar seragam yang
membagi DAS secara merata, di mana memungkinkan analisis pada titik dalam suatu

DAS.



13. Nama dan keterangan Parameter Masukan Model AGNPSParameter Masukan DAS
Energi intensitas hujan Curah hujan Jumlah sel Luas tiap sel DAS



14. Sedangkan parameter masukan per sel dalammodel AGNPS terdiri dari 22 parameter,
yaitu : nomor sel; tanaman; nomor sel penerima; faktor pengelolaan tanah; divisi sel;
konstanta kondisi divisi sel penerima; permukaan; arah aliran; faktor COD; bilangan
kurva aliran tekstur tanah; permukaan; indikator pemupukan; kemiringan lereng (%);
indikator pestisida; faktor bentuk lereng; indikator point source; panjang lereng;
indikator tambahan erosi; koefisien aliran Manning; faktor genangan; dan faktor
erosibilitas tanah; indikator saluran. faktor pengelolaan



15. volume aliran Parameter Keluaran ModelAGNPSKeluaran DAS, meliputi : total N

total hasil sedimen; laju puncak aliran permukaan; permukaan; konsentrasi N total N
terlarut dalam aliran permukaan; dalam sedimen; total p total P dalam sedimen; terlarut
dalam aliran permukaan; konsentrasi P terlarut dalam aliran terlarut dalam aliran
permukaan; total COD terlarut dan konsentrasi COD terlarut permukaan; dalam aliran
permukaan.



16. keluaran per sel dari masing-masing sel Hidrologi, meliputi : a) volume yang
terdapatdalam DAS dapat berupa : aliran permukaan; b) laju puncak aliran permukaan;
dan c) bagian aliran Sedimen, meliputi : a) hasil permukaan yang dihasilkan di dalam
sel. sedimen; b) konsentrasi sedimen; c) distribusi ukuran partikel sedimen; d) erosi yang
dipasok dari sel sebelah atasnya; e) jumlah deposisi; f) sedimen di dalam sel; g) rasio
pengkayaan oleh ukuran partikel; dan h) rasio pengangkutan oleh Kimiawi, meliputi :
a) ukuran partikel. nitrogen (massa N per satuan luas di dalam sedimen, konsentrasi

material terlarut, dan massa dari material terlarut); b) fosfor (massa P per satuan luas di
dalam sedimen, konsentrasi dari material terlarut, dan massa dari material terlarut); dan c)
COD (konsentrasi COD dan massa COD terlarut per satuan luas).



17. Kelebihan Model AGNPSKelebihan model ini terletak pada parameter-parameter
model yang terdistribusi di seluruhareal DAS, sehingga nilai-nilai parameter modelbenarbenar mencerminkan kondisi biofisikDAS pada setiap satuan luas di dalam DAS.Selain
erosi, model ini mampu menghasilkankeluaran-keluaran seperti : volume dan lajupuncak
aliran permukaan, hasilsedimen, kehilangan N, P dan COD (Young etal. 1994).



18. ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environmental ResponseSimulation)
Model ANSWERS (areal nonpoint source watershed environmental response simulation)
merupakan sebuah model hidrologi dengan parameter terdistribusi yang mensimulasikan
hubungan hujan- limpasan dan memberikan dugaan hasil sedimen. Model hidrologi
ANSWERS dikembangkan dari US-EPA (United States Environment Protection
Agency)oleh Purdue Agricultural Enviroment Station (Beasley and Huggins 1991).



19. Parameter Masukan ModelANSWERSData masukan model ANSWERS
dikelompokkan Data curah hujan, yaitu : dalam limabagian (de Roo 1993), yaitu :
jumlah dan intensitas hujan pada suatu Data tanah, kejadian hujan. yaitu : porositas total

(TP), kapasitas lapang (FP), laju infiltrasi konstan (FC) selisih laju infiltrasi maksimum
dengan laju infiltrasi konstan (A), eksponen infiltrasi (P), kedalaman zona kontrol
iniltrasi (DF), kandungan air tanah awal (ASM), dan Data erodibilitas tanah (K).
penggunaan dan kondisi permukaan lahan, meliputi : volume intersepsi potensial (PIT),
persentase penutupan lahan (PER), koefisien kekasaran permukaan (RC), tinggi
kekasaran maksimum (HU), nilai koefisien manning untuk permukaan lahan (N), faktor
tanaman dan pengelolaannya (C). Data karakteristik saluran, yaitu lebar saluran (CW)
dan koefisien Data satuan individu elemen, yaitu : kemiringan lereng, manning (N). arah
lereng, jenis tanah, jenis penggunaan lahan, liputan penakar hujan, kemiringan saluran,
dan elevasi elemen rata-rata.



20. Keluaran Parameter Keluaran ModelANSWERS model berupa hasil prediksi, yaitu :
ketebalan aliran permukaan, debit puncak, waktu puncak, rata-rata kehilangan tanah, laju
erosi maksimum tiap elemen, laju deposisi maksimum tiap elemen dan pengurangan
jumlah sedimen Model ANSWERS juga menampilkan akibat tindakan konservasi tanah.
grafik yang berisi hyetograf hujan terpilih, hidrograf aliran permukaan, dan sedimentasi.
Dari setiap kajadian hujan dapat dianalisis debit puncak dan waktu puncak. Debit puncak
adalah nilai puncak (tertinggi) dari suatu hidrograf aliran, dan waktu puncak adalah

selang waktu mulai dari awal terjadinya aliran permukaan sampai terjadinya debit puncak
(Beasley and Huggin 1991).



21. Kelebihan dan Kelemahan ModelANSWERSBeasley dan Huggins (1991),
mengemukakan bahwa model ANSWERS sebagai sebuah model hidrologi mempunyai
Dapat mendeteksi sumber-sumber kelebihan, antara lain : erosi di dalam DAS serta
memiliki kemampuan sebagai alat untuk strategi perencanaan Dapat mengetahui dan

evaluasi kegiatan RLKT DAS. tanggapan DAS terhadap mekanisme pengangkutan
sedimen ke jaringan aliran yang ditimbulkan oleh Sebagai suatu paket kejadian hujan
program komputer yang ditulis dalam bahasafortran, mempunyai kemampuan untuk
melakukan simulasi hujan-limpasan dari berbagai perubahan kondisi Untuk penggunaan
lahan dalam DAS. melakukan inputing data base (topografi, tanah, penggunaan lahan,
sistem saluran) ke dalam model dapat diintegrasikan dengan data dari remote sensing
Adanya variasi pemilihan parameterinput danoutput maupun SIG. dari model Sesuai
untuk disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. diterapkan pada lahan pertanian, hutan,
maupun



22. Sedangkan Semakin kompleks, terutama pada kekurangan nodel ANSWERSantara
lain : data perlukan dan waktu penghitungan, dimana besarnya tergantung dari berbagai
faktor, seperti luas DAS dan jumlah grid. Model terdistribusi relatif masih bari dibanding
lumped parameter, sehingga masih perlu pengembangan dan penyesuaian. Karena hanya
untuk tiap kejadian hujan (individual event), maka model ini tidak memiliki sub model
untuk evapotranspirasi. Erosi dari saluran belum diperhitungkan ke dalam model. Batas
grid kemugkinan tidak menggambarkan batas yang sebenarnya Untuk sebuah grid dalam
kenyataan dapat lebih besar dari luas sub-sub DAS



23. KesimpulanDampak penerapan teknik konservasi tanah terhadapbesarnya erosi yang
terjadi dapat dievaluasi melalui 2cara yaitu pengukuran langsung di lapangan
dandiprediksi menggunakan model-model matematis yangdibangun untuk maksud
tersebut. Pengukuran langsungmemerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan
datayang memadai untuk bisa dibandingkan dan biaya yangtidak sedikit untuk
memelihara dan mengamatinya dilapangan, untuk itu model-model konservasi
dapatmenjadi alternatif yang cepat dapat memberikan angkakuantitatif. Penggunaan
model-model konservasi telahbanyak digunakan di berbagai negara termasukIndonesia,

namun demikian pengembangan model-model konservasi dan input paramaternya yang
sesuaiuntuk kondisi negara tropis seperti Indonesia belumbanyak dilakukan.



24. Terima KasihBelajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan bahwa
ilmu yang takdikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan,
belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh sesorang yang bukan penakut. (Anwar
Fuadi)

KONSERVASI LAHAN => Pengawetan Tanah dan Air
PENGAWETAN TANAH Dan AIR
Manusia tergantung pada tanah dan air sampai batas-batas tertentu. Tanah
dan air yang baik tergantung pada manusia dan pengelolanya. Tanah sebagai tubuh

alam dimana tumbuhan dapat hidup. Tanah adalah sumber daya yang perlu dijaga
kesuburannya agar tetap menghasilkan hasil yang maksimal tanpa merusak tanah.
Sedangkan Air merupakan komponen lingkungan yang paling penting bagi
kehidupan makhluk hidup. Untuk itu kita harus bisa memanfaatkan tanah dan air
dengan sebaik-baiknya, agar tanah yang kita tempati ini gampang tererosi dan air

yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak mengalami pencemaran maka
harus menjaga pemanfaatannya dengan baik.
Apabila tanah tersebut tidak terjaga kesuburannya maupun kelestariannya,
maka tanah tersebut akan mengalami erosi. Erosi adalah peristiwa pengikisan tanah
oleh angin, air atau es. Erosi dapat terjadi karena sebab alami atau disebabkan
oleh aktivitas manusia. Erosi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Iklim
Pada daerah tropis faktor iklim yang paling besar pengaruhnya terhadap laju
erosi adalah hujan. Besarnya curah hujan menentukan kekuatan dispersi, daya
pengangkutan dan kerusakan terhadap tanah (Arsyad, 1989).
2. Tanah
Tanah merupakan faktor penting yang menentukan besarnya erosi yang terjadi.
Faktor-faktor tanah yang berpengaruh antara lain adalah
(1) ketahanan tanah terhadap daya rusak dari luar baik oleh pukulan air hujan maupun
limpasan permukaan, dan
(2) kemampuan tanah untuk menyerap air hujan melalui perkolasi dan infiltrasi (Utomo,
1989).
Kepekaan atau ketahanan tanah terhadap erosi berbeda-beda sesuai dengan
sifat fisik dan kimia tanah. Perbedaan ketahanan ini umumnya dinyatakan dalam
nilai erodibilitas tanah. Semakin tinggi nilai erodibilitas tanah, semakin mudah
tanah tersebut tererosi.
3. Topografi

Kemiringan

dan

panjang

lereng

adalah

dua

faktor

yang

menentukan

karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai. Kedua faktor tersebut
menentukan besarnya kecepatan dan volume limpasan hujan. Kecepatan limpasan
hujan

ditentukan oleh kemiringan lereng dan panjang . Menurut Nurpilihan (2000)

bahwa secara umum erosi akan meningkat dengan meningkatnya kemiringan dan
panjang lereng.
4. Tanaman
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat dibagi menjadi 4
bagian, yaitu:
(a) intersepsi hujan oleh tajuk tanaman
(b) mempengaruhi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air
(c)

pengaruh

akar

dan

kegiatan-kegiatan

biologi

yang

berhubungan

dengan

pertumbuhan vegetatif dan pengaruhnya terhadap porositas tanah
(d) transpirasi yang mengakibatkan keringnya tanah (Arsyad, 1983).
Hutan atau padang rumput yang tebal merupakan pelindung tanah yang efektif
terhadap bahaya erosi. Tanaman yang tinggi biasanya menyebabkan erosi yang
lebih besar dibandingkan tanaman yang rendah, karena air yang tertahan oleh
tanaman masih dapat merusak tanah pada saat jatuh di permukaan tanah. Selain
mengurangi pukulan butir-butir air hujan pada tanah, tanaman juga berpengaruh
dalam menurunkan kecepatan aliran permukaan dan mengurangi kandungan air
tanah melalui transpirasi (Rachman, 1991).
5. manusia
Tindakan manusia yang semena-mena atau tidak mengikuti kaidah-kaidah
konservasi tanah dan air maka akan menyebabkan erosi yang dipercepat. Sebagai
contoh adalah penebangan hutan yang tidak mengindahkan aturan; misalnya
pemerintah telah menetapkan bahwa pada hutan produksi, tanaman hutan baru
boleh ditebang bila diameter tanaman sudah sama atau melebih 60 sentimeter.

Namun yang terjadi adalah bahwa tanaman hutan yang diameter batangnya kurang
dari 60 sentimeterpun sudah ditebang.

A. Pengertian Pengawetan Tanah Dan Air
Pengawetan tanah adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara
penggunaan

sesuai

dengan

kemampuannya

dan

memperlakukan

sesuai

persyaratan yang diperlukan supaya tidak terjadi kerusakan lahan. Konservasi tanah
ini tidak bisa lepas dari konservasi air yaitu penggunaan air yang jatuh ke tanah
untuk keperluan pertanian secara efisien dan pengaturan waktu pengaliran,
sehingga tidak terjadi banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Pengawetan air adalah usaha-usaha agar air dapat lebih banyak disimpan di
dalam tanah sehingga dapat digunakan tanaman dan mengurangi terjadinya banjir
dan erosi.

Salah satu usaha dasar dalam pengawetan tanah dan air adalah

menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya.
Pengawetan Tanah Dan Air adalah usaha/ upaya menjaga/ memperbaiki
ataupun meningkatkan keawetan peranan dan fungsi tanah maupun air secara
berkelanjutan. Tanah-tanah yang tidak lagi dapat berperan dan berfungsi faktor
produksi dan faktor lingkungan maka tanah itu dikelompokkan sebagai tanah rusak.
Pengawetan tanah tidak lepaslah dari pengawetan air, karena tanah merupakan
tempat penyimpanan air tanah. Jika fungsi tanah pada suatu daerah sudah tidak
optimal maka berdampak pada kurang tersedianya air tanah. Menurut Maryono,
dkk. (2000) Pengawetan tanah berpengaruh juga terhadap pengawetan air
sehingga sering disebut pengawetan tanah dan air, diupayakan dengan cara
pengendalian erosi melalui:
1. penyerapan daya pukul butir air hujan,
2. penyerapan daya kikis aliran air,

3. pengurangan kecepatan dan jumlah aliran air,
4. penyerapan daya tahan tanah terhadap erosi, dan
5. pencegahan gerakan tanah longsor.

Untuk itu dalam pengawetan tanah terdapat beberapa metode. Metode
pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:
1.

melindungi tanah dari curahan langsung air hujan

2.

meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah

3.

mengurangi run off (aliran air dipermukaan tanah)

4.

meningkatkan stabillitas agregat tanah
metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga yaitu metode vegetatif,

mekanik/ teknik dan metode kimia. Untuk itu akan dijelaskan tentang metode
pengawetan tanah sebagai berikut:
1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam
vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam
pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode
vegetatif antara lain:
a. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman
tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi,
mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan
bawah.
b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras
seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil
kayunya.
c. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah
dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan

memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada
lahan dengan kemiringan 3 – 8%.
d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan
tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat
penghancuran

tanah

permukaan

oleh

air

hujan,

memperlambat

erosi

dan

memperkaya bahan organik tanah.
e.

Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris
tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir
datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman
dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan
kesuburan tanah.

f. Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian
(bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim.
Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.
2. Metode Mekanik/Teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik
pengolahan

tanah

yang

dapat

memperlambat

aliran

permukaan

(run

off),

menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.
Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:
a. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah

sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan memperbesar
resapan air.
b. Pembuatan tanggul/ guludan/ pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan

tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan
meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
c. Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada

lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang
lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.

d. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong

lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan
mengatur aliran air sampai ke sungai.
3. Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki
struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah
dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga
air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil.
Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan,
walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat sekarang ini umumnya
masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering
digunakan untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia
tersebut dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian
dicampur dengan tanah.
Selain menggunakan tiga metode diatas ada juga cara yang lain yaitu dengan
Cara pengawetan tanah yang dapat ditempuh adalah:
1.

Memberi pupuk/pemupukan sesuai dengan jenis tanah baik pupuk kandang
maupun pupuk buatan

2. Membuat saluran irigasi untuk pengairan sawah yang jauh dari mata air
3. Membuat sengkedan untuk mencegah erosi tanah
4. Menjaga tanah dari penggunaan zat/ bahan- bahan kimia yang merugikan
5. Menanami lahan yang gundul untuk membantuk agar tidak terjadi erosi
6. Melakukan rotasi tanaman pada satu bidang tanah
7. Melaksanakan penghijauan dengan cara memberi humus pada tanah
8. Memelihara cacing tanah dalam tanah untuk menggemburkan tanah
Tujuan dan sasaran utama pengawetan tanah dan air adalah

1). Mencegah terjadinya kerusakan tanah dan air, atau menjaga dan mempertahankan
fungsi dan peranan tanah baik sebagai fungsi produktivitasnya, fungsi lingkungan,
fungsi hydrologis, dsb.
2). Memperbaiki tanah-tanah yang mengalami kerusakan
3). Meningkatkan fungsi dan peranan tanah untuk berbagai kepentingan agar tanah dan
air produktif secara berkelanjutan.
B. Prinsip Dasar Pengawetan Tanah Dan Air
Dalam pengawetan tanah terdapat Prinsip Dasar Pengetahuan Konservasi/
Pengawetan Tanah dan Air.
1.

Melindungi dan menjaga keawetan peranan dan fungsi tanah dan air secara
berkelanjutan

2.

Memperbaiki peranan dan fungsi tanah dan air yang mengalami kerusakan.

3.

Meningkatkan peranan dan fungsi tanah dan air sampai pada tingkat optimal

4.

Usaha / tindakan pengawetan tanah dan air didasarkan pada persyaratan
kebutuhan yang disesuaikan dengan tingkat kesesuaian lahan yang ada.

5.

Peruntukan dan penggunaan tanah yang berasaran tujuan pencapaian hasil dan
produksi yang optimal per satuan luas secara berkelanjutan tidak lain sejalan
dengan usaha mempertahankan dan memperbaiki lingkungan. Dengan demikian
usaha pengawetan tanah dan air adalah juga usaha pengawetan lingkungan.

6.

Usaha / tindakan pengawetan tanah tidak berarti melarang penggunaan /
pemanfaatan tanah dan air tetapi bagaimana tanah dan air dapat dimanfaatkan
secara optimal namun tidak membuat terjadinya kerusakan tanah dan air ataupun
tidak merusak tanah setempat dan tanah di tempat lain yang dipengaruhinya.

C. Usaha Pengawetan Tanah dan Air
Usaha pengawetan tanah dan air adalah usaha untuk mencegah pengangkutan
material tanah yang membuat lapisan tanah bertambah dangkal tidak lain adalah
usaha untuk menekan bahaya erosi sampai ke tingkat yang tidak membahayakan

(ambang erosi). Pengawetan tanah dan air tidak lain merupakan upaya untuk
memantapkan struktur tanah agar tidak mudah terdispersi, dan upaya untuk
memperbesar daya infiltrasi/perkolasi tanah serta memperbesar daya tampung
tanah terhadap air. Usaha memantapkan struktur tanah dan usaha meningkatkan
daya infiltrasi tanah masih dapat dilakukan, namun upaya memperbesar daya
tampung tanah terhadap air adalah usaha yang tidak mungkin atau sangat sulit
dilakukan karena daya tampung tanah terhadap air hanya bisa dilakukan bila solum
tanah dipertebal ( volume tanah termasuk ruang pori total tanah ), terlebih bila
daerahnya berlereng yang berada di dataran tinggi adalah satu hal yang sulit
dilakukan.
Usaha-usaha mengawetkan tanah dan air berorientasi (bersasaran tujuan)
untuk mengawetkan fungsi tanah dan air secara berkelanjutan meliputi :
1. Fungsi produktivitasnya (media tumbuh).
2. Fungsi lingkungannya
3. Fungsi hydrologinya, dsb.
Untuk itu usaha-usaha pengawetan tanah ditujukan pada peruntukan dan
pemanfaatan tanah yang dapat dibagi menjadi dua meliputi :
1). Kawasan lahan yang dibudidayakan, meliputi :
a.

Untuk pembangunan di sektor pertanian tanaman pangan ( semusim dan
holtikultura, rempah-rempah dan tanaman obat-obatan).

b. Untuk pembangunan perkenunan ( tanaman semusim, tahunan, industri).
c. Untuk pembangunan perikanan.
d. Untuk pembangunan peternakan.
2).Kawasan/ lahan non budidaya , meliputi :
a. Hutan
b. Perkotaan/ pemukiman
c. Perindustrian ( kawasan industri )

d. Pertambangan
e. Cagar alam
f. Marga satwa
g. Wisata alam, wisata budaya, reboisasi
h. Pembangunan fasilitas infrastruktur ( jalan, jembatan, PAM, waduk, fasilitas
pengairan/irigasi, PLN ( listrik) dan fasilitas umum lainnya).
Usaha pengawetan tanah dan air yang sifatnya preventif ( pencegahan )
Usaha pengawetan tanah dan air secara preventif yakni usaha pencegahan
baik secara tidak langsung maupun secara langsung pada tanah dan air sejak areal
penggunaan lahan, bahkan sejak dalam proses perencanaan penggunaan lahan
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan tanah dan air.
a.

Usaha

pengawetan

tanah

dan

air

secara

preventif

tidak

langsung

Usaha ini telah dikonsep dan diprogram dalam proses perencanaan penggunaan
lahan baik untuk kepentingan pembanguann wilayah maupun pembangunan bagian
tertentu (lokasi). Kaitan pengawetan tanah dan air dengan pembangunan wilayah
( penggunaan lahan untuk pembangunan secara menyeluruh ) lebih ke hubungan
aspek fisik lingkungan, untuk itu wilayah harus dilihat secara menyeluruh sebagai
suatu sistem ekologi tidak berdasarkan per segmen (bagian) wilayah.
b. Usaha pengawetan tanah dan air secara preventif langsung
Usaha preventif langsung juga telah dikonsep dan diprogramkan dalam proses
perencanaan penggunaan lahan, mulai dari rencana penggunaan lahan, di dalam
aspek manajemen penggunaan lahan, mulai dari rencana land clrearing, sampai
panen. Usaha preventif langsung meliputi :
1. Penentuan waktu tepat dari setiap tahapan kegiatan pelaksanaan
2. Penentuan dan pemilihan peralatan yang tepat dan efisien
3. Penentuan dan pengaturan cara pelaksanaan yang tepat

4. Penempatan jenis fasilitas pendukung maupun fasilitas untuk usaha pengawetan
tanah dan air secara tepat seperti penempatan sistem jaringan jalan ( farm road ),
sistem drainase, ataupun pembuatan terrasering.
5.

Menentukan seed bed & root bed yang kualitasnya disesuaikan dengan
karakteristik

lahan

dan

persyaratan

kebutuhan

jenis

tanaman

yang

akan

diusahakan
6.

Menentukan sistem pertanaman/pola tanam berdasarkan karakteristik lahan dan
persyaratan tumbuh tanaman.

7. Manajemen pemeliharaan tanaman
8. Teknik panen dan transportasi yang tepat dan benar yang tidak membuat tanah
menjadi padat.

DAFTAR PUSTAKA

http://diandaningeyil.blogspot.com/2011/07/konservasi-lahan.html
http://tpta2012.blogspot.com/2012/03/makalah-ruliana-view-more-documents.html
http://organisasi.org/teknik-cara-membuat-tanah-tetap-subur-dan-tips-pengawetantanah-ilmu-biologi.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2276586-metodepengawetan-tanah-dan-air/

Posted 12th August by Susie

Definisi dan Pengertian Pengawetan tanah pada dasarnya meliputi beberapa cara yaitu :



pencegahan erosi (pengikisan oleh air)



mengendalikan aliran/arus air



pencegahan kemunduran kesuburan tanah, yakni mencegah hilangnya zat-zat mineral
yang mudah diserap tanaman.

Dari beberapa cara di atas menunjukan bahwa pengawetan tanah sangat erat hubungannya
dengan :


usaha peningkatan hasil produksi pangan



peningkatan laba para petani



peningkatan taraf hidup petani

Selanjutnya pengawetan tanah berarti mengamankan "Daerah Aliran Sungai" (DAS) yang sangat
erat hubungannya dengan pengamanan kelangsungan debit aliran sungai atau bendungan (dam)
tertentu. Dam-dam tersebut dimanfaatkan untuk keperluan irigrasi atau PLTA sekaligus.
Pengawetan tanah dilaksanakan tidak hanya di dataran tinggi saja, namun juga di dataran rendah
dimana terdapat kemiringan. Setiap derajat kemiringan tanah mengakibatkan air mengalir ke
bawah. Aliran air yang ada dapat mengakibatkan pengikisan tanah (top-soil).
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa pengikisan tanah
tergantung pada :


kemiringan tanah



jenis tanah



jenis tumbuh-tumbuhan



intensitas curah hujan per tahun



pemeliharaan tanaman



pemupukan

FOKUSHIMITI 2010-2012


BERANDA



FOKUSHIMITI MULTIPLY



STRUKTUR



ANGGOTA FOKUSHIMITI



POFILE ORGANISASI



PENGURUS BEP-FOKUSHIMITI



Home



Blogger Hack



Trik Blogging



Free Ebook



Free 3d Models



Adsense

FOKUSHIMITI


Cari Blog Ini
Cari

FEEDJIT Live Traffic Feed

Recent Visitors

Beranda

Feedjit Live Blog Stats
Feedjit Live Blog Stats

My Home site's
View Larger Map Eqy Sang Petarung

Buat Lencana Anda

Category


22 April 2009 (1)



alam (1)

SCIENCE


PT International Nickel Indonesia Tbk. ; 2 positions - KANTATA TAKWA
SAMSARA



LOWONGAN KERJA : PT. VALEINCO - KANTATA TAKWA SAMSARA



POLA SEBARAN CURAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN - KANTATA TAKWA
SAMSARA



SPREADSHEET PENGOLAH DATA RANCANGAN ACAK KELOMPOK - KANTATA
TAKWA SAMSARA



Mining Job Vacancy : May 28th 2010 - KANTATA TAKWA SAMSARA

FEEDJIT
Feedjit Live Blog Stats

Pengikut
!!!!
Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Daftar Link
Web
Blog
ini

Di-link Dari
Sini

Daftar Blog
Saya

Daftar
Link

Web

Selamat datang

PILMITANAS 2011

KONSERVASI TANAH DAN AIR

SOIL AND WATER CONSERVATION
KONSERVASI TANAH DAN AIR
PENGAWETAN TANAH DAN AIR
Pendahuluan
1. Pengertian Mengenai Konservasi Tanah dan Air dengan Pengawetan Tanah dan Air. Keduanya
ada yang menganggap sama dan ada pendapat menyatakan beda, untuk itu ada baiknya
diperjelas.
a). Pengetahuan mengenai konservasi tanah dan air tidak lain adalah pengetahuan mengenai
usaha-usaha untuk melindungi tanah dan air agar tanah dan air tidak mengalami kerusakan dan
tidak menjadi penyebab kerusakan di suatu tempat ataupun di tempat lain seperti erosi, longsor
banjir ataupun kekeringan. Penekanan tujuan dan sasaran pengetahuan ini lebih mengarah ke
usaha perlindungan tanah dan air. Perlindungan ataupun proteksi terhadap tanah dan air tentunya
lebih berorientasi adanya pencegahan penggunaan tanah dan air untuk berbagai jenis
kepentingan yang berkaitan dengan eksploitasi tanah dan air bagi kebutuhan hidup manusia
utamanya di sektor pertanian dalam arti yang luas. Konservasi tanah dan air lebih berorientasi
usaha penutupan tanah oleh vegetasi yang berfungsi melindungi tanah dan air, tidak lain adalah
hutan. Perlindungan tanah oleh hutan berarti membatasi peruntukan dan penggunaan tanah dan
air.
b). Pengetahuan mengenai pengawetan tanah dan air adalah ilmu pengetahuan mengenai usahausaha untuk mengawetkan tanah dan air agar tanah dan air dapat berperan sebagaimana
fungsinya secara berkelanjutan. Jadi yang diawetkan adalah tanah dan air agar dapat difungsikan
sebagaimana mestinya untuk berbagai kepentingan bagi kehidupan dan kelangsungan hidup
seluruh mahluk hidup. Dengan demikian usaha pengawetan tanah dan air tidak membatasi jenis
peruntukan dan penggunaan tanah untuk berbagai kepentingan, tetapi bagaimana menggunakan /
memanfaatkan tanah dan air tidak menyebabkan rusaknya fungsi tanah dan air dan juga tidak
merusak tanah setempat atau tanah di tempat lain. Dalam ilmu pengetahuan pengawetan tanah
dan air juga meliputi usaha-usaha pencegahan terjadinya kerusakan tanah dan air dalam setiap
jenis penggunaan tanah di suatu tempat /daerah/wilayah yang didasarkan pada tingkat
kemampuan lahan dan tingkat kesesuaian lahan. Pengetahuan mengenai manajemen
(pengelolaan) tanah dan air menerapkan usaha-usaha konservasi secara tepat dan efisien untuk
setiap jenis peruntukan/penggunaan tanah di setiap tempat yang memiliki potensi dan
karakteristik lahan .
Peruntukan penggunaan lahan untuk berbagai jenis kepentingan berdasarkan tingkat kemampuan
dan tingkat kesesuaian lahan secara tepat, merupakan salah satu usaha pengawetan tanah dan air
secara tepat adalah termasuk usaha pencegahan terjadinya kerusakan tanah dan air. Dengan
demikian pengetahuan mengenai pengawetan tanah tidak terbatas untuk usaha mempertahankan
keawetan fungsi tanah tetapi lebih jauh mencegah terjadinya kerusakan tanah, memperbaiki

tanah-tanah yang rusak, meningkatkan peran dan fungsi produktivitas tanah.
Pengaturan jenis peruntukan penggunaan lahan, pengaturan waktu dan tindakan perlakuan yang
tepat sesuai persyaratan kebutuhan dan sesuai karakteristik lahan yang ada, termasuk usaha
penerapan pengetahuan pengawetan tanah dan air sangat erat keterkaitannya dengan pengetahuan
pengelolaan tanah dan air ( Soil and Water Managemen ).
Penerapan pengetahuan pengawetan tanah dan air lebih luas penggunaannya yakni di semua
sektor pembangunan yang menjadikan tanah dan air sebagai tempat berlangsungnya
pembangunan ataupun di semua sektor pembangunan yang memanfaatkan tanah dan air obyek
eksploitasi untuk mendapatkan hasil dan produksi yang optimal secara berkelanjutan. Prinsip
pengetahuan pengawetan tanah dan air termasuk pelestarian sumber daya lahan ataupun
pelestarian lingkungan, karena tanah dan air adalah bagian dari lingkungan..
Usaha penerapan prinsip pengawetan tanah dan air selalu diperlukan pada berbagai sektor
pembangunan meliputi :
1. Sektor pembangunan pertanian dalam arti luas ( Pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan ).
2. Pembangunan kehutanan ( eksploitasi hasil hutan, reboisasi dan penghijauan).
3. Pengeloaan DAS
4. Pembangunan industri ( berskala besar, kawasan industri )
5. Pertambangan ( miring)
6. Infrastruktur termasuk pengairan/irigasi.
7. Perkotaan ( tata hijau, taman kota ).
8. Daerah wisata (alam)
9. Kawasan pantai dsb.
Prinsip Dasar Pengetahuan Konservasi/ Pengawetan Tanah dan Air.
1. Melindungi dan menjaga keawetan peranan dan fungsi tanah dan air secara berkelanjutan
2. Memperbaiki peranan dan fungsi tanah dan air yang mengalami kerusakan.
3. Meningkatkan peranan dan fungsi tanah dan air sampai pada tingkat optimal
4. Usaha / tindakan pengawetan tanah dan air didasarkan pada persyaratan kebutuhan yang
disesuaikan dengan tingkat kesesuaian lahan yang ada.
5. Peruntukan dan penggunaan tanah yang berasaran tujuan pencapaian hasil dan produksi yang
optimal per satuan luas secara berkelanjutan tidak lain sejalan dengan usaha mempertahankan
dan memperbaiki lingkungan. Dengan demikian usaha pengawetan tanah dan air adalah juga
usaha pengawetan lingkungan.
6. Usaha / tindakan pengawetan tanah tidak berarti melarang penggunaan / pemanfaatan tanah
dan air tetapi bagaimana tanah dan air dapat dimanfaatkan secara optimal namun tidak membuat
terjadinya kerusakan tanah dan air ataupun tidak merusak tanah setempat dan tanah di tempat
lain yang dipengaruhinya.

Peranan dan Fungsi Tanah dan Air
Tanah dan air mempunyai peranan dan multifungsi bagi kehidupan dan kelangsungan hidup
ummat manusia dan bagi seluruh mahluk di dunia. Tanpa tanah dan air berarti tidak ada
kehidupan di dunia. Seperti apa peranan dan fungsi tanah dan air itu :
1. Tanah dan air berfungsi lingkungan hidup, karena tanah dan air adalah bagian dari lingkungan
hidup. Kerusakan tanah dan air adalah juga kerusakan lingkungan hidup.
2. Tanah dan air berperan dan berfungsi sebagai media tempat berlangsung berbagai jenis
aktivitas/kegiatan hidup dan kelangsungan hidup. Berbagai jenis aktivitas kegiatan pembangunan
butuh tanah dan air baik sebagai media maupun bahan baku tanah dan air baik sebagai media
maupun bahan baku untuk menghasilkan bahan/benda/barang, energi, dsb.
3. Tanah dan air termasuk barang/benda modal yang relatif stabil, karena itu termasuk
barang/benda ekonomi yang sangat penting dan kadang mempunyai nilai prestise sosial yang
tinggi.
4. Tanah dan air khususnya di sektor pertanian dalam arti luas dan khususnya pertanaman dan
perikanan berperan dan berfungsi sebagai media tempat berdirinya tanaman.
5. Tanah dan air berperan dan berfungsi sebagai sumber unsur hara sekaligus menjadi gudang
penyimpanan hara termasuk oksigen yang terikat pada mineral penyusun tanah.
6. Tanah dan air berperan dan berfungsi sebagai media tempat hidup dan kelangsungan hidup
mikroorganisme. Media tempat berlangsungnya siklus hidup organisme dan mikroorganisme.
7. Tanah dan air dalam kaitannya sebagai media berlangsungnya siklus hidup organisme dan
mikroorganisme, dengan demikian tanah dan air berperan dan berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya siklus hara. Tanpa organisme dan mikroorganisme dalam tanah dan air dalam
proses dekomposisi bahan organik menjadi anorganik maka kelangsungan hidup
vegetasi/tanaman akan terhenti dan berarti kehidupan mahluk lainnya juga akan terhenti. Dapat
dibayangkan bagaimana sisa-sisa tanaman sebagai sampah organik akan menutupi permukaan
tanah bumi.
8. Tanah berperan dan berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya siklus hydrologi, sebagai
salah satu mata rantai tempat berlangsungnya siklus hydrologi.
9. Tanah selain mempunyai fungsi sosial ekonomi juga berfungsi budaya ( tanah kelahiran),
pertahanan keamanan dan berfungsi politik.

Pengertian Mengenai Tanah Rusak, Tanah Kritis (Lahan Kritis)Tanah subur, tanah kurus,
produktivitas tanah
Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa pengawetan tanah dan air adalah usaha/upaya
menjaga /memperbaiki ataupun meningkatkan keawetan peranan dan fungsi tanah secara
berkelanjutan. Tanah-tanah yang tidak lagi dapat berperan dan berfungsi faktor produksi dan
faktor lingkungan maka tanah itu dikelompokkan sebagai tanah rusak. Seperti apa bentuknya
tanah rusak itu ?. Tanah- tanah yang tergolong rusak dapat diketahui di lapang yakni tidak
terdapat lagi lapisan subsoil jadi yang nampak tinggal bahan induk bahkan hanya batuan induk.
Untuk itu tanah rusak tidak ladi berperan/berfungsi sebagai media tumbuh, rumput pun sudah

tidak bisa tumbuh. Pada tanah yang banyak terdapat parit-parit bekas erosi walaupun setempatsetempat masih terdapat lapisan topsoil atau subsoil juga digolongkan sebagai tanah rusak.
Tanah kritis (lahan kritis, adalah tanah-tanah yang hampir tidak lagi dapat berperan dan berfungsi
sebagai media tumbuh tanaman ataupun sebagai media tempat berlangungnya siklus hidup
mikroorganisme dan siklus hara yang baik. Tanah kritis dicirikan sebagai tanah-tanah yang tidak
lagi mempunyai lapisan top soil, yang ada tinggal lapisan sub soil untuk itu rumput liar seperti
alang-alang masih dapat tumbuh baik, karena itu untuk lahan kritis alang-alang dapat dijadikan
indikator, namun tidak semua tanah yang ditumbuhi alang-alang tergolong lahan kritis. Ada
lahan yang produktif tetapi didominasi alang-alang. Pada tanah –tanah yang terdapat alur-alur
drainase hasil erosi dapat digolongkan sebagai lahan kritis. Demikian pula tanah-tanah yang
sering dilanda banjir yang membuat sedimentasi dari bahan material lapisan subsoil.
Tanah kurus kebalikan dari tanah subur adalah tanah-tanah yang tergolong produktivitas tanah
yang rendah. Tanah-tanah yang mempunyai produktivitas yang rendah atau yang mempunyai
kemampuan mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman yang rendah. Dalam hal ini
rendahnya kemampuan tanah menyediakan dan menyimpan unsur hara, H2O dan O2. Tanahtanah yang tinggi produktivitasnya dapat menurun menjadi tanah kurus yang rendah
produktivitasnya akibat kekeliruan /kesalahan peruntukan lahan dan kesalahan memperlakukan
tanah. Untuk itu tidak selalu tanah kurus ( tanah yang rendah produktivitasnya berasal dari tanah
yang subur, memang dari awalnya(eksistensinya) sudah tergolong kurus.
Produktivitas tanah adalah kemampuan dari tanah untuk mendukung pertumbuhan dan produksi
tanaman atau kemampuan dari tanah menyediakan air, unsur hara dan O2 dalam jumlah yang
cukup serta seimbang. Selanjutnya kemampuan dari tanah ini ditentukan oleh keadaan sifat fisik,
kimia dan biologis tanah yang berbeda pada setiap jenis tanah ataupun pada setiap macam tanah,
beberapa diantaranya dapat menurun/berubah karena kaibat penggunaan lahan yang kurang
bijaksana. Semakin intensif penggunaan tanah pada daerah /tempat yang semakin besar tingkat
kelerengannya maka besar potensinya terjadi penurunan produktivitas tanah, namun tidak berarti
bahwa pada tanah datar potensi produktivitasnya tidak dapat menurun. Demikian pula
penggunaan tanah yang intensif selalu berdampak menurunkan produktivitas tanah.
Untuk itu pengetahuan pengawetan tanah dan air ditujukan untuk mempertahankan / menjaga,
memperbaiki ataupun meningkatkan fungsi produktivitas tanah dan air agar dapat tetap
mendukung pencapaian hasil yang optimal secara berkelanjutan ataupun menjaga agar fungsi
produktivitas tanah tidak mengalami penurunan terlebih kerusakan. Bagaimana harusnya
menjaga keawetan fungsi produktivitas tanah secara berkelanjutan nanti diuraikan pada bab –
bab selanjutnya.
Apa pentingnya pengetahuan pengawetan tanah dan air dalam aspek pembangunan ?
Berbagai alasan pokok dapat dikemukakan mengapa pengetahuan pengawetan tanah dan air
sangat penting dan mutlak dilakukan/diterapkan pada setiap aspek pembangunan. Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa berbagai aspek pembangunan selalu butuh tanah dan air sebagai
tempat/media berlangsungnya kegiatan pembangunan ataupun menjadikan tanah dan air sebagai
bahan baku untuk menghasilkan benda/barang/energi dsb. Secara tegas juga dikemukakan dalam
konsep pembangunan nasional yang dituangkan GBHN sejak Repelita III – VII (Orde Baru)
yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan disegala aspek/bidang harus berwawasan

lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan tidak terbatas pada lingkungan sosial,
budaya, ekonomi tetapi utamanya lingkungan biopolitik. Pembangunan yang tetap
mempertahankan lingkungan biopolitik adalah pembangunan yang menerapkan /berprinsip pada
kaidah-kaidah pengawetan tanah dan air secara konsekuen.
Berbagai alasan dikemukakan mengapa ilmu pengetahuan pengawetan tanah dan air dalam aspek
pembangunan :
1. Tanah dan air termasuk sumber daya alam yang mempunyai keterbatasan baik dalam jumlah
( luasan ) maupun kualitas (potensi) dan termasuk SDA yang sulit diperbaiki atau relatif tidak
dapat diperbaharui. Kalaupun diperbaiki membutuhkan waktu relatif lama ( secara alamia perlu
sampai ratusan tahun ) ataupun butuh biaya dan teknologi yang tinggi dan mahal.
2. Semakin pesatnya pembangunan diberbagai aspek pembangunan, terjadinya kompetisi
penggunaan lahan, membuat terjadinya transformasi jenis peruntukan lahan ataupun peralihan
fungsi lahan yakni dari sektor pertanian ke sektor industri, pemukiman fasilitas umum, fasilitas
olahraga (golf) utamanya yang berada pada daerah sekitar perkotaan yang umumnya tergolong
tanah – tanah yang produktif yang subur. Pergeseran sektor pertanian ke daerah baru yang
tergolong marginal atau bergeser ke tanah – tanah yang rendah produktivitasnya, membutuhkan
tindakan pengawetan tanah yang berarti membutuhkan tambahan modal sebagai input produksi.
3. Pangan, sandang dan papan yang merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan dan
kelangsungan hidup manusia bersumber dari hasil eksploitasi tanah dan air. Untuk itu peranan
dan fungsi produktivitas tanah perlu dipertahankan keawetannya agar tetap dapat difungsikan
untuk menghasilkan pangan, sandang dan papan secara berkelanjutan yang pada akhirnya tetap
dapat mendukung kehidupan dan kelangsungan hidup manusia.
Seluruh kebutuhan pangan dan papan manusia bersumber dari tanah dan air, untuk kebutuhan
sandang ada bahan sintesis yang tidak bersumber dari tanah dan air.
4. Kebutuhan pangan, sandang dan papan dari tahun ke tahun terus meningkat akibat
pertambahan jumlah penduduk baik dari segi jumlah maupun kualitas. Tuntutan kualitas pangan,
sandang dan papan yang dibutuhkan juga terus meningkat dengan meningkatnya kualitas hidup
dampak dari kemajuan pembangunan. Sebaliknya tanah dan air tidak bertambah luasnya bahkan
cenderung menurun demikian pula kualitas lahan semakin menurun. Produktivitas tanah akibat
penggunaan lahan secara intensif tidak terkendali cenderung semakin menurun.
5. Kasus kelaparan pada beberapa daerah / negara utamanya yang berada pada daerah
katulistiwa/tropis dari tahun ke tahun.
6. Kasus bencana banjir dan kekeringan dari tahun ke tahun makin luas dan makin meningkat
frekuensinya demikian intensitasnya. Seharusnya hasil reboisasi dan penghijauan sejak tahun 20
– 30 tahun telah dilaksanakan dapat menekan ancaman banjir/kekeringan maupun longsor
sebagai usaha konservasi, namun sebaliknya bahkan semakin bertambah jumlah DAS yang
tergolong kritis.
7. Luasan lahan kritis dari tahun ke tahun semakin bertambah, yang dipersalahkan adalah
peladang berpindah.
8. Kasus kebakaran hutan dan musnahnya sumber plasma nutfa.
9. Pendangkalan daerah muara sungai, pendangkalan waduk, pendangkalan danau (Tempe),
pendangkalan saluran-saluran irigasi dan pendangkalan pelabuhan, semakin cepat berlangsung.
10. Masalah kekurangan air bersih (kebutuhan air minum) masalah air tanah dan masalah intrusi
air laut.

Penerapan Ilmu Pengetahuan Konservasi / Pengawetan Tanah dan Air
Dalam Aspek Pembangunan
Pendahuluan
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa kehidupan dan kelangsungan hidup umat manusia
tergantung sepenuhnya pada sumber daya alam lahan yang terbatas luasnya dan terbatas
kemampuannya ( kualitasnya ), maka untuk mempertahankan/meningkatkan kehidupan dan
kelangsungan hidup manusia mutlak menerapkan pengetahuan konservasi /pengawetan tanah
dan air pada setiap aspek pembangunan yang memanfaatkan lahan/tanah sebagai obyek
pembangunan. Selain itu mengingat peran dan fungsi tanah dan air bagi kehidupan dan
kelangsungan hidup manusia semakin luas dan entisifnya kasus-kasus yang mengancam
kehidupan dan kelangsungan hidup manusia di seluruh dunia, membuat ilmu pengetahuan ini
mutlak diterapkan di segala aspek /bidang pembangunan yang menjadikan tanah dan air sebagai
tempat atau obyek pembangunan.
Memperhatikan kasus-kasus yang terjadi sampai saat ini dapat menimbulkan pertanyaan :
1). Apakah pengetahuan konservasi/pengawetan tanah dan air tidak diterapkan dalam setiap
aspek pembangunan?
2). Apakah pengetahuan ini diterapkan tetapi keliru dalam pelaksanaan atau tidak dilakukan
secara benar.
3). Apakah pengetahuan ini sulit diterapkan ? ataukah kurang dipahami sehingga sulit diterapkan.
4). Ataukah ada alasan yang lain yang membuat pengetahuan ini enggan diterapkan seperti
anggaran biaya yang diperlukan atau efek tindakan pengawetan tanah hasilnya tidak membuat

peningkatan produktivitas yang dapat memberikan nilai tambah ( keuntungan yang lebih besar).
Yang jelas keuntungan yang diberikan tidak akan nampak dalam waktu yang singkat tetapi
nampak dikemudian setelah beberapa tahun setelah penerapannya.
Untuk menjawab semua pertanyaan ini ada baiknya mengetahui lebih jauh apa yang
sesungguhnya usaha-usaha konservasi dan pengawetan tanah dan air. Berdasarkan uraian yang
memperlihatkan adanya perbedaan pengertian antara konservasi dan pengawetan tanah dan air
maka akan mencoba membedakan usaha-usaha seperti apa bagi konservasi dan pengawetan
tanah dan air.
1) Usaha Konservasi Tanah dan Air, meliputi usaha-usaha untuk melindungi tanah dan air, yaitu :
a). Perlindungan tanah dengan vegetasi hutan, seperti usaha reboisasi penghijauan ataupun
revegetasi (bekas tambang).
b). Teknik eksploitasi hasil hutan secara efektif dan efisien
c). Usaha-usaha mencegah perladangan
d). Usaha-usaha penanggulangan lahan kritis
e). Penanggulangan longsor termasuk yang terjadi pada tebing sungai.
Semua usaha-usaha konservasi tanah dan air berorientasi untuk mencegah adanya :
1. Banjir pada daerah rendah yang terdapat di bagian hilir dan muara sungai. Umumnya di
bagian muara ataupun hilir dari sungai DAS dijadikan sebagai daerah perkotaan atau daerah
pemukiman penduduk.
2. Kekeringan pada daerah hulu, hilir muara (perkotaan) termasuk sungai waduk ataupun danau
3. Pendangkalan muara sungai, waduk, saluran pengairan maupun pendangkalan pelabuhan.
Pendangkalan daerah muara sungai dapat berdampak merusak ekosistem daerah pantai ( coastal
area ) yang selanjutnya berdampak kehidupan biota laut ( laut dalam karena siklus bahan
makanan dalam hal ini plankton akan terputus siklus hidup biota laut menjadi terancam.
Keberhasilan usaha-usaha konservasi dalam suatu ekosistem DAS dapat diperlihatkan
menurunnya tingkat fluktuasi debit air sungai antara musim hujan dan musim kemarau. Bila
tingkat fluktuasi debit air sungai menurun sampai ke tingkat normal maka ancaman banjir,
kekeringan, maupun pendangkalan dapat berkurang baik frekuensinya maupun luas pengaruhnya
yang pada akhirnya ekosistem DAS akan berlangsung optimal.
2) Usaha Pengawetan Tanah dan Air
Usaha-usaha mengawetkan tanah dan air berorientasi (bersasaran tujuan) untuk mengawetkan
fungsi tanah dan air secara berkelanjutan meliputi :
1. Fungsi produktivitasnya (media tumbuh).
2. Fungsi lingkungannya
3. Fungsi hydrologinya, dsb.
Untuk itu usaha-usaha pengawetan tanah ditujukan pada peruntukan dan pemanfaatan tanah yang
dapat dibagi dua meliputi :
1). Kawasan lahan yang dibudidayakan, meliputi :

a. Untuk pembangunan di sektor pertanian tanaman pangan ( semusim dan holtikultura, rempahrempah dan tanaman obat-obatan).
b. Untuk pembangunan perkenunan ( tanaman semusim, tahunan, industri).
c. Untuk pembangunan perikanan.
d. Untuk pembangunan peternakan.
2). Kawasan / lahan non budidaya , meliputi :
a. Hutan
b. Perkotaan/ pemukiman
c. Perindustrian ( kawasan industri )
d. Pertambangan
e. Cagar alam
f. Marga satwa
g. Wisata alam, wisata budaya, reboisasi
h. Pembangunan fasilitas infrastruktur ( jalan, jembatan, PAM, waduk, fasilitas pengairan/irigasi,
PLN ( listrik) dan fasilitas umum lainnya)
Usaha pengawetan tanah dan air pada kawasan non budidaya termasuk usaha konservasi tanah
dan air, dengan demikian usaha pengawetan tanah dan air lebih luas penerapannya karena
meliputi usaha konservasi.
Penerapan usaha pengawetan tanah dan air dalam pengelolaan DAS sebagai upaya pengendalian
banjir/kekeringan dan pendangkalan sungai/waduk/pelabuhan, diarahkan ke kawasan lindung,
dalam hal ini pada kawasan hutan (kawasan non budidaya) melalui usaha-usaha konservasi tanah
dan air yang dilaksanakan pi