Pengertian hukum dan hukum ekonomi

PENGERTIAN HUKUM DAN HUKUM EKONOMI
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi
Dosen Pembimbing:
Dr. Rosdalina, S, Ag. M. Hum

Disusun Oleh:
Gamarria Gobel (15.4.1.004)
Program Studi Ekonomi Syariah (A)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Manado
2017

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memperoleh pengertian yang lebih komprehensif tentang hukum
dalam ekonomi, perlu ditinjau kembali terlebih dahulu pengertian hukum
dan pengertian ekonomi. Agar dimasyarakat terdapat ketertiban dalam
korelasi maka berkembang aturan atau yang lazim disebut norma dan
hukum seperti diuraikan sebagai berikut.1
Perilaku kita diatur oleh aktivitas hukum. Setiap perbuatan hukum adalah

perbuatan yang dapat dipertanggung secara hukum dan diakui oleh Negara.
Hukum adalah suatu pedoman, aturan, mengikat dan diakui oleh Negara
yang membatasi segala tindakan manusia agar manusia memiliki norma
yang baik sehingga terciptanya suatu keamanan, kesejahteraan dalam
bermasyarakat.2
Bukan hukum sosial saja yang gencar diperbincangkan. Dalam urusan
perekonomian Negara juga menetapkan suatu aturan atau hukum yang
mengikat, mengatur segala tindakan perekonomian di suatu Negara
sehingga dapat terkontrolnya sistem ekonomi.3

1
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
Jakarta: Grasindo,hal:1
2
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta: Sinar Grafika, hal:2.
3
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta: hal:2.
1

Sumber hukum ada 2 macam, sumber hukum materiil dan sumber

hukum formiil, yaitu: Sumber hukum materiil merupakan sumber hukum
yang ditinjau dari berbagai perspektif sedangkan sumber hukum formiil
yakni undang-undang, kebiasaan (adat), peraturan pemerintah, keputusan
hakim, traktat dan doktrin.4
Bahwa hukum bertujuan untuk menjaga dan mencegah agar setiap orang
tidak dapat menjadi hakim atas dirinya sendiri. Hukum dibuat untuk
dipatuhi dan apabila ada yang melanggar dapat dikenakan sanksi hukum.
Hukum juga berfungsi sebagai alat pengatur tata tertib untuk mewujudkan
keadilan sosial lahir dan bathin.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dimaksud Dengan Pengertian Hukum ?
2. Apakah Yang Dimaksud Dengan Tujuan Hukum dan Sumber-sumber
Hukum ?
3. Bagaimana Kodifikasi Hukum?
4. Bagaimana Kaidah atau Norma ?
5. Bagaimana Pengertian Ekonomi dan Hukum Ekonomi ?

4


Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal:19.
2

I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Arti hukum secara etimologi yaitu kata hukum berasal dari bahasa Arab
dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya adalah “Alkas” yang
selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi “Hukum”. Di
dalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan
pengertian yang dapat melakukan paksaan.5
Secara umum kita dapat melihat bahwa hukum merupakan seluruh
aturan tingkah laku berupa norma/kaidah baik tertulis yang dapat
mengatur dan menciptakan tata tertib dalam masyarakat yang harus ditaati
oleh setiap anggota masyarakatnya berdasarkan keyakinan dan kekuasaan
hukum itu. Beberapa pendapat para ahli hukum yang telah memerikan
definisi yang antara lain sebagai berikut.6
1. Menurut E. Utrecht Hukum adalah himpunan petunjuk hidup
(perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan

jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah
dari masyarakat itu.7
2. Menurut Satjipto Rahardjo Hukum adalah karya manusia berupa
norma-norma yang berisikan petunjuk-petunjuk tingkah laku.8

5
6
7
8

Soerono,
Soerono,
Soerono,
Soerono,

Pengantar
Pengantar
Pengantar
Pengantar


Ilmu
Ilmu
Ilmu
Ilmu

Ekonomi,
Ekonomi,
Ekonomi,
Ekonomi,

hal:3.
hal:3.
hal:4.
hal:4.

3

Hukum merupakan pencerminan dari kehendak manusia tentang
bagaimana seharusnya masyarakat dibina dan kemana harus
diarahkan. Oleh karena itu pertama-tama,hukum mengandung

rekaman dari ide-ide yang dipilih oleh masyarakat tempat hukum
diciptakan. Ide-ide tersebut berupa ide mengenai keadilan. 9
3. Menurut J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Hukum adalah
peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh badanbadan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap
peraturan-peeraturan

tadi

berakibat

diambilnya

tindakan

hukuman.10
4. Menurut Sudikno Martokusumo Kaidah hukum merupakan
ketentuan atau pedoman tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Pada hakikatnya kaidah hukum merupakan perumusan pendapat
atau


pandangan

tentang

bagaimana

seharusnya

seseorang

bertingkah laku. Sebagai pedoman kaidah hukum bersifat umum
dan pasif.11
5. Menurut Borst hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan
atau perbuatan manusia di dalam masyarakat ,yang pelaksanaannya
dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata atau keadilan.12

Dari beberapa definisi tentang hukum tersebut, tampaklah bahwa
hukum meliputi kehidupan manusia dalam pergaulan masyarakat yang
9

Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:4.
10
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:5.
11
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum,hal:20.
12
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:20.
4

menyangkut hidup dan kehidupan manusia agar hidup teratur, serta
merupakan pedoman atau patokan sikap tindakan atau perilaku yang
pantas dalam pergaulan hidup antar manusia. 13
B. 1) Tujuan Hukum
Pendapat berabagai ahli dan sarjana mengenai tujuan hukum sebagai
berikut:
a) Dr.Wirjono

Prodjodikoro.

SH.


Dalam

bukunya

“Perbuatan

Melanggar Hukum” mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah
mengadakan keselamatan, keahagiaan dan tata tertib dalam
masyarakat.14
b) Prof. Subekti, SH. Dalam bukunya “Dasar-dasar Hukum dan
Pengadilan”, Prof. Subekti, SH. Mengemukakan bahwa hukum itu
mengabdi pada tujuan negara yang intinya ialah mendatangkan
kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya. Pengabdian tersebut
dilakukan dengan cara menyelenggarakan keadilan dan ketertiban.15

13
14
15


Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:39.
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:56.
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:56.

5

c) Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn Menyatakan bahwa tujuan hukum
adalah mengatur tata terti dalam masyarakat secara damai dan adil. 16
d) Aristoteles Dalam bukunya Ethica Nicomachea dan Rhetorica
mengatakan hukum mempunyai tugas yang suci yakni memberi
kepada setiap orang apa yang berhak diterima. Anggapan itu
berdasarkan etika dan Aristoteles berpendapat bahwa hukum
bertugas hanya membuat keadilan.17
Berdasarkan teor-teori tentang tujuan hukum seagaimana yang telah
diuraikan maka dapat di lihat bahwa apabila tujuan hukum semata-mata
hanya untuk mewujudkan keadilan saja maka tidak seimbang hingga
akan bertentangan dengan kenyataan. 18
2) Sumber-sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu

dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi
pelanggarnya. Yang di maksud dengan segala sesuatu adalah faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang
merupakan sumber-sumber kekuatan berlakunya hukum secara formal.19

16
17
18
19

Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:56.
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:57.
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, hal:57.
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:48.
6

a) Sumber-sumber Hukum Dalam Arti Kata Materiil
Sumber Hukum dalam arti material, yaitu: suatu keyakinan/ perasaan
hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi hukum.
Dengan demikian keyakinan/ perasaan hukum individu (selaku
anggota masyarakat) dan juga pendapat umum yang merupakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan hukum.20
1) Sumber Hukum Menurut Ahli Sejarah
Ahli sejarah memakai perkataan sumber hukum dalam dua arti.
1. Dalam arti sumber pengenalan hukum yakni semua
tulisan, dokumen, inskripsi, dan seagainya. Dari sumber
tersebut kita dapat belajar mengenal hukum suatu bangsa
pada suatu waktu misalnya undang-undang, keputusankeputusan

hakim,

piagam-piagam

yang

memuat

perbuatan hukum, atau tulisan-tulisan ahli hukum.21
2. Dengan melihat dan mempergunakan dokumen-dokumen,
surat-surat, dan keterangan yang lain yang memuat
undang-undang dan yang memungkinkan dia mengetahui
hukum yang berlaku masa sekarang (positif).22

20
21
22

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:48
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:49
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:49

7

2) Sumber Hukum Menurut Ahli Filsafat

1. Ukuran yang harus dipakai untuk menjadi hukum agar
dapat mengetahui apakah suatu hukum merupakan
hukum yang adil? Oleh para filosof, keadilan sangat
dipertimbangkan secara mendalam. 23
2. Dengan melihat kekuatan mengingat dalam hukum.
Dengan mengingat pertanyaan apa sebab kita taat pada
hukum?

Dalam

hal

ini

banyak

faktor

yang

mengikatvhingga orang mentaati hukum, misalnya karena
hukum berasal dari tuhan, perjanjian masyarakat,
kekuasaan dan lain-lain.24

3) Sumber Hukum Menurut Ahli Sosiologis
Menurut ahli sosiologis, sumber hukum ialah faktor-faktor
yang menentukan isi hukum yang positif, misalnya keadaan
ekonomis,

pandangan

agama,

atau

saat-saat

psikologis.

Penyelidikan tentag faktor-faktor tersebut meminta kerja sama
dari berbagai ilmu pengetahuan, lebih-lebih kerja sama antar
sejarah (sejarah hukum, agama, dan ekonomi), psikologis, dan
ilmu filsafat. 25
23
Yulies Tiena Masrina, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Sinar
Grafika, hal:45.
24
Yulies Tiena Masrina, Pengantar Hukum Indonesia, hal:45.
25
Yulies Tiena Masrina, Pengantar Hukum Indonesia, hal:45.
8

4) Sumber Hukum Menurut Ahli Ekonomi
Bagi seorang ekonomi maka yang menjadi sumber hukumnya
ialah apa yang tampak di lapangan dagang maka penghidupan
ekonomis. Misalnya seelum pemerintah membuat peraturan yang
bertujuan membatasi persaingan di lapangan dagang maka ahli
ekonomi harus memgetahui apa yang dirasa pasti dan tidak
dirasa pasti mengenai persaingan itu.26

5) Sumber Hukum Menurut Ahli Agama
Sumber hukum agi seorang ahli agama (Ulama, pendeta,
teolog) tentu bereda dari kebanyakan orang. Bagi golongan ahli
agama, yang menjadi dasar hukum yang paling hakiki ialah kita
suci (Alquran dan hadis, Injil, Taurad, dan Zabur).27
Dari pandangan para ahli tersebut dapat kita tarik kesimpilan
bahwa apa yang dimaksud dengan sumber hukum dalam arti kata
materiil, ialah segala apa yang merupakan perasaan hukum,
keyakinan hukum, dan pendapat umum yang ada pada
masyarakat.28
26
27

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:50.
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:50.

28

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:50.

6) Sumber-Sumber Hukum Dalam Arti Formal
Sedangkan sumber hukum dalam arti Formal, yaitu: bentuk atau
kenyataan dimana kita dapat menemukan hukum yang berlaku. Jadi29
karena bentuknya itulah yang menyebabkan hukum berlaku umum,
diketahui, dan ditaati. 30
Adapun yang termasuk sumber hukum dalam arti formal adalah :
a. Undang-undang
Menurut Prof. Buys, dalam ilmu pengetahuan hukum, undangundang dapat dibedakan dalam dua arti yaitu sebagai berikut:
1. Undang-undang dalam arti mareriil
Yang dimaksud deengan undang-undang dalam arti kata
materiil, ialah setiap keputusan pemerintah yang menurut
isinya mengikat langsung setiap penduduk (sesuatu
daerah). Berdasarkan teori Buys tersebut maka setiap
keputusan pemerintah dapat dikatakan sebagai undangundang yang jika ditinjau dari segi isinya ataupun
materinya dapat mengikat setiap penduduk yang dikenainya
(dalam arti kata materiil).31
2. Undang-undang dalam arti kata formal
Yang dimaksud dengan undang-undang dalam arti kata
formal ialah keputusan pemerintah yang merupakan
undang-undang karena cara terjadinya.32

29

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:62.

30
31
32

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:62
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:62
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:62

9

10

b. Kebiasaan atau hukum tak tertulis
Bertitik tolak pada keyakinan

berpendapat bahwa

undang-undang yang berlaku secara positif dan dapat
memenuhi segala kebutuhan hukum dalam kehidupan
masyarakat. Tatanan kebiasaan merupakan tatanan yang
norma-normanya sangat dekat dengan kenyataan kehidupan
sehari-hari.33
c. Yurisprudensi (keputusan-keputusan Hakim)
Anggapan yang menyatakan bahwa sumber hukum satusatunya adalah undang-undang dan diluar undang-undang tiada
hukum, ternyata anggapan itu pada saat sekarang telah
ditinggalkan orang. Anggapan itu mempunyai kelemahankelemahan, diantaranya banyak perkara yang tidak diatur, tidak
lengkap, dan tidak sempurna memberikan aturan-aturan dalam
perkara yang dihadapi hakim tersebut.34
Undang-undang tidak selamanya mampu memenuhi segala
sesuatu

yang

menyangkut

kebutuhan

hukum

dalam

masyarakat. Oleh karena itu, wajarlah timbul pandangan yang
mengatakan bahwa diluar undang-undang masih banyak
kebutuhan akan pembentukan hukum yang lain, yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat. Dalam hal ini kebutuhan35
33
34
35

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:80
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:80
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:80
11

dalam pembentukan hukum, di samping kebiasaan-kebiasaan
yang ada dalam masyarakat, dapat pula dilakukan oleh hakim.
36

d. Traktat (treaty)
Di dalam pergaulan dunia negara-negara selalu saling
berhubungan dan mengikat perjanjian antara satu dengan yang
lainnya. Perjanjian tersebut berdarkan asas Pacta Sunt
Servanda, yang bearti bahwa perjanjian itu mengikat pihakpihak yang mengadakannya, atau setiap perjanjian harus di
taati dan ditepati. Traktat adalah perjanjian yang diadakan di
antara dua negara atau lebih dan sifatnya mengikat negara serta
warga negara- warga negara dari negara-negara yang
mengadakan perjanjian itu.37

C. Kodifikasi Hukum
Kodifikasi hukum adalah pembukuan hukum dalam suatu himpunan
undang-undang dalam materi yang sama. Tujuan daripada kodifikasi
hukum adalah agar didapat suatu kesatuan hukum dan suatu kepastian
hukum.38

36
37
38

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:80.
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:78.
Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, hal:78.
12

D. Kaidah (Norma)
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap subjek hukum, yakni orang
maupun badan hukum selalu berhadapan dengan berbagai aturan maupun
norma, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Aturan atau norma
sangat diperlukan dalm kehidupan bermasyarakat agar hubungan antara
manuasia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib dan berjalan lebih
baik. Norma merupakan aturan perilaku dalam kelompok tertentu dimasa
setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban di dalam
lingkungan masyarakatnya sehingga memungkinkan seseorang bisa
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan seseorang itu dinilai oleh
orang lain.oleh karena itu, norma adalah suatu kriteria bagi orang lain
untuk menerima atau menolak perilaku seseorang. Sementara itu di dalam
kehidupan bermasyarakat norma yang berlaku adalah norma yang
ditetapkan dilingkungan masyarakat sebagai aturan yang mempengaruhi
tingkah laku manusia, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan, dan norma hukum.39
1. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan yang diterima sebagai perintah,
larangan, dan anjuran yang diperoleh dari Tuhan Yang Maha Esa
bersifat umum dan universal apabila dilanggar maka mendapat sanksi
hukum yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.40

39
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:1
40
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:2
13

2. Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan hidup yang berasal dari hati sanubari
manusia itu sendiri bersifat umum dan universal, apabila apabila
dilanggar oleh setiap manusia maka akan menyesalkan perbuatan
dirinya sendiri. 41
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
manusia berupa suatu tatanan pergaulan masyarakat apabila dilanggar
oleh

setiap

anggota

masyarakat

akan

dicela/diasingkan

oleh

masyarakat setempat.42
Dengan demikian ketiga norma diatas mempunyai tujuan sebagai
pembinaan di dalam kehidupan bermasyarakat sehingga interaksi
antara anggota masyarakat dapat berjalan dengan baik. Untuk berjalan
dengan baik maka norma agama, kesusilaan, dan kesopanan
memerlukan penjabaran dalam bentuk suatu aturan/kaidah yang
bertujuan untuk menjaga ketertiban masyarakat agar hak daan
kewajiban setiap anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan
aturan dan aturan itu sebagai norma hukum.43
41
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:2.
42
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:2.
43
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:2.

4. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan yang bersifat mengikat kepada setiap
orang yang melaksanakannya dapat dipertahankan dengan segala44

paksaan oleh alat-alat negara untuk melindungi kepentingan manusia
dalam pergaulan masyarakat. 45

E. Pengertian Ekonomi dan Hukum Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi
Menurut M. Manulang, ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari

masyarakat

dalam

usahanya

untuk

mencapai

kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat
memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa).46
Jika mengulas tentang Pengertian Ekonomi, secara automatis bakal
mengulas mengenai ilmu ekonomi di mana ilmu ekonomi adalah satu
pengetahuan kajian yang mengulas serta pelajari mengenai ekonomi
44
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:2.
45
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:2.
46
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:4.

14

tersebut. Pada umumnya, pengetahuan ekonomi dibagi jadi dua yakni
pengetahuan ekonomi makro serta pengetahuan ekonomi mikro. 47
2. Pengertian Hukum Ekonomi
Hukum ekonomi lahir disebabkan oleh semakin pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Di seluruh dunia
hukum berfungsih untuk mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan
ekonomi kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan
perekonomian

tidak

mengabaikan

hak-hak

dan

kepentingan

masyarakat. 48

Sunaryati Hartono mengatakan bahwa hukum ekonomi adalah
penjabaran hukum ekonomi pembangunan dan hukum ekonomi sosial
sehingga hukum ekonomi tersebut mempunyai dua aspek berikut. 49
a). Aspek mengatur usaha-usaha pembangunan ekonomi dalam arti
peningkatan kehidupan ekonomi secara keseluruhan.
b). Aspek mengatur usaha-usaha pembagian hasil pembangunan
ekonomi secara merata di antara seluruh lapisan masyarakat
sehingga setiap warga negara indonesia dapat menikmati hasil
pembangunan ekonomi sesuai dengan sumbangannya dalam usaha
pembangunan ekonomi tersebut.50
Hukum ekonomi Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 yakni
hukum ekonomi pembangunan dan hukum ekonomi sosial.
a) Hukum Ekonomi pembangunan
47
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:4.
48
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:4.
49 Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:4.
50 Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:4.

15

Hukum ekonomi pembangunan adalah yang meliputi pengaturan
dan pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan dan
pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia secara nasional.51
b) Hukum Ekonomi Sosial
Hukum ekonomi sosial adalah yang menyangkut pengaturan pemikiran
hukum mengenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi
nasional secara adil dan merata dalam martabat kemanusiaan (hak asasi
manusia) manusia indonesia. 52

Selain itu, Rochmat Soemitro memberikan definisi hukum ekonomi,
Menurutnya , hukum ekonomi ialah sebagian dari keseluruhan norma yang
dibuat oleh pemerintah atau penguasa sebagai satu personifikasi dari
masyarakat yang mengatur kehidupan kepentingan ekonomi masyarakat
yang saling berhadapan.53
Sunaryati Hartono berpendapat dan menyatakan bahwa hukum ekonomi
indonesia adalah keseluruhan kaidh-kaidah dan keputusan-keputusan
hukum yang secara khusus mengatur kegiatan dan kehidupan ekonomi
diindonesia. Atas dasar itu, hukum ekonomi menjadi tersebar dalam
berbagai peraturan perundang-undangan yang bersumber pada pancasila
dan UUD 1945.54
51 48 Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:4.
52 Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi,
hal:5.
16

53

Masyhuri, Ekonomi Mikro, UIN-Malang Press, hal:8.

54

Masyhuri, Ekonomi Mikro,hal:8.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,
Asas manfaat,
Asas demokrasi pancasila,
Asas adil dan merata
Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan,
Asas hukum
Asas kemandirian,
Asas keuangan, 55

9. Asas ilmu pengetahuan,
10. Asas kebersamaan, kekurangan, keseimbangan, dan kesinambungan
dalam kemakmuran rakyat,
11. Asas pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan, dan
12. Asas kemandirian yang berwawasan kenegaraan.56

55 Masyhuri, Ekonomi Mikro, hal:9.
17
56

Masyhuri, Ekonomi Mikro, hal:9.
18

PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum kita dapat melihat bahwa hukum merupakan seluruh aturan
tingkah laku berupa norma/kaidah baik tertulis yang dapat mengatur dan
menciptakan tata tertib dalam masyarakat yang harus ditaati oleh setiap anggota
masyarakatnya berdasarkan keyakinan dan kekuasaan hukum itu.
Dalam bukunya “Dasar-dasar Hukum dan Pengadilan”, Prof. Subekti, SH.
Mengemukakan bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang intinya
ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya. Pengabdian
tersebut dilakukan dengan cara menyelenggarakan keadilan dan ketertiban.
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang
mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
a) Sumber-sumber Hukum Dalam Arti Kata Materiil
Yaitu: suatu keyakinan/perasaan hukum individu dan pandapat umum
yang menentukan pendapat umum.
b) Sumber-Sumber Hukum Dalam Arti Formal

Yaitu: bentuk atau kenyataan dimana kita dapat menemukan hukum
yang berlaku.

19

Norma adalah suatu kriteria bagi orang lain untuk menerima atau
menolak perilaku seseorang. Sementara itu di dalam kehidupan
bermasyarakat norma yang berlaku adalah norma yang ditetapkan
dilingkungan masyarakat sebagai aturan yang mempengaruhi tingkah laku
manusia, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan
norma hukum.
Menurut M. Manulang, ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran
(kemakmuran

suatu

keadaan

dimana

manusia

dapat

memenuhi

kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa).
Selain itu, Rochmat Soemitro memberikan definisi hukum ekonomi,
Menurutnya , hukum ekonomi ialah sebagian dari keseluruhan norma yang
dibuat oleh pemerintah atau penguasa sebagai satu personifikasi dari
masyarakat yang mengatur kehidupan kepentingan ekonomi masyarakat
yang saling berhadapan.

20

DAFTAR PUSTAKA

Arrasjid Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.
Dr, Masyhuri, Ekonomi Mikro, UIN-Malang Press, 2007.
Soerono, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi, Hukum Dalam Ekonomi, Jakarta:
Grasindo, 2007.
Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia. Yang menerbitkan PT Sinar
Grafika: Jakarta, 2004.