Kajian Hubungan Ilustrasi Teks dan Siste

Kajian Hubungan Ilustrasi, Teks, dan Sistem Grafis pada Serial Buku Anak “Bermain
Bersama Nontan” Terbitan Berbahasa Indonesia

Nisrina Amalin, Naomi Haswanto Sianturi, Riama Maslan Sihombing
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung Gd.
FSRD lt. 3, Jl. Ganeca no. 10 Bandung 40132
nsrnamln@gmail.com, naomidkv@yahoo.co.id, fleur2ria@yahoo.com

ABSTRAK
Serial Buku Cerita Anak Nontan adalah salah satu buku cerita anak asal Jepang yang dikarang dan
digambar oleh Sachiko Kiyono pada tahun 1976. Tulisan, teks, atau narasi merupakan hal yang penting
dalam serial buku cerita anak tersebut. Tanpa tulisan, teks, atau narasi yang mumpuni, buku cerita anak
hanya menjadi buku yang dapat dinikmati secara visual saja, tidak dapat meninggalkan pesan apapun
kepada anak yang membacanya. Selain itu, keakuratan data dan desain buku yang baik membantu
keefektifitasan komunikasi visual pada sebuah buku. Komunikasi visual pada Serial Buku Cerita Anak
Nontan dapat dijabarkan melalui pengumpulan data secara kuantitatif dengan studi literatur. Hubungan
antara ilustrasi, teks, dan sistem grafis pada buku cerita anak juga dapat diperoleh melalui teori bahasa
rupa dan teori dasar layout. Terdapat hubungan timbal balik antara teks dan ilustrasi pada Serial Buku
Cerita Anak Nontan, di mana bahasa rupa dengan bahasa teks saling melengkapi dan menyempurnakan
melalui kelebihan masing-masing. Buku serial ini juga dikemas dengan sistem grafis yang cukup baik.


Kata kunci : buku anak, Serial Nontan, bahasa rupa, layout, teks, ilustrasi

Buku bergambar, yang selanjutnya akan penulis

1. PENDAHULUAN

sebut dengan buku cerita anak juga dapat
mengasah

daya

perkembangan anak. Buku anak yang populer

wawasan

visual

dalam

diri


adalah buku bergambar (Pictured Books atau

membaca

buku

cerita

anak,

Illustrated

mengetahui

Buku

adalah

hal


Books),

penting

yaitu

dalam

buku

proses

yang

imajinasi

sekaligus

anak.

anak

mengenal

dapat

objek-objek

gambar, ilustrasi, atau fotografi. Gabungan dari

sebelumnya belum pernah dilihat. Ilustrasi atau

kedua hal tersebut dapat meningkatkan minat

gambar

anak terhadap buku. Dengan adanya gambar,

kontribusi membuat buku lebih indah dan


ilustrasi, atau fotografi tersebut, buku bergambar

menyenangkan, penarik perhatian, membabarkan

akan membuat anak lebih tertarik membaca dan

cerita,

buku

mengajarkan

cerita

Dengan

tertentu

pada


buku

menambah

menggabungkan tulisan, teks atau narasi dengan

merasa senang membolak-balik halaman buku.

pada

dan

tersebut

anak-anak

konsep

yang


mempunyai

dan

untuk

mengembangkan apresiasi dan kesaran akan seni

jarang sekali terdapat buku anak yang dapat

pada anak-anak (Lukman, 2009).

bertahan lama, apalagi hingga dibuat serial
televisi atau gamenya.

Selain ilustrasi, tulisan, teks, atau narasi juga
merupakan hal yang penting dalam buku cerita

Serial Buku Cerita Anak Nontan adalah salah satu


anak. Tanpa tulisan, teks, atau narasi yang

buku cerita anak asal Jepang yang dikarang dan

mumpuni, buku bergambar hanya menjadi buku

digambar oleh Sachiko Kiyono pada tahun 1976.

yang dapat dinikmati secara visual saja, tidak

Serial ini pertama kali diterbitkan dengan judul

dapat meninggalkan pesan apapun kepada anak

Nontan buranko o nosete (Nontan, Let Me Use

yang membacanya. Dalam buku cerita anak,

the Swing) dan berlanjut ke 40 edisi dengan total


gambar yang bagus tidak berarti apa-apa tanpa

penjualan lebih dari 28 juta eksemplar. Serial ini

tulisan, teks, atau narasi yang dapat menjelaskan

telah diterbitkan ke dalam berbagai bahasa

pesan yang disampaikan oleh gambar tersebut. Itu

diantaranya Bahasa Mandarin, Thailand, dan

menunjukkan bahwa dalam buku anak terjadi

Perancis. Selain buku cerita, serial ini juga telah

hubungan timbal balik antara gambar dan kata-

diadaptasi ke berbagai film animasi dan game.


kata. Selain itu, keakuratan data dan desain buku

Salah satunya adalah serial animasi “Nontan to

yang baik membantu keefektifitasan komunikasi

Issho” yang disiarkan di televisi jepang pada

visual pada sebuah buku (Lukman, 2009). Maka

rentang tahun 1992-1994. Serial ini menyajikan

dari itulah, hubungan antara elemen teks, gambar,

cerita sederhana yang dekat dengan kehidupan

dan desain (sistem grafis), terutama tipografi yang

anak-anak, salah satunya adalah mengangkat


baik akan membangun sebuah buku cerita anak

kebiasaan buruk yang biasa dilakukan anak

yang efektif dan mudah dicerna oleh anak-anak.

dengan cerita menarik dan sederhana yang sarat
akan pesan.

Pada sisi lain, keilmuan komunikasi melalui
gambar mulai dapat dipetakan dan ditelaah

Cerita-cerita pada buku serial ini disajikan dengan

melalui kajian keilmuan bahasa rupa yang

ilustrasi yang sederhana dan teks yang berirama.

dikembangkan oleh Primadi Tabrani (Tabrani,

Serial

2005). Komunikasi dalam buku cerita anak dapat

kesuksesan buku anak di Jepang dari generasi ke

dibentuk dari rangkaian elemen dasar visual yang

generasi, terbukti dari total penjualannya yang

disebut dengan wimba dan dikomposisikan

mencapai 28 juta eksemplar dan adaptasi bukunya

menjadi cerita melalui Tata Ungkap Dalam dan

ke berbagai macam game dan serial televisi.

Nontan

adalah

salah

satu

contoh

Tata Ungkap Luar.

1.1

Serial ‘Bermain Bersama Nontan’

Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak
insan-insan kreatif, terutama ilustrator yang
berkecimpung dalam pembuatan buku anak.
Bahkan, ilustrator buku anak Indonesia memiliki
sebuah

wadah

keprofesian

yaitu

KELIR

(Kelompok Ilustrator Buku Anak). Namun sangat

‘Bermain Bersama Nontan’ adalah salah satu
kelompok edisi Serial Nontan yang bercerita
tentang keseharian seekor kucing jantan putih
bernama Nontan. Ia adalah kucing yang nakal,
suka bermain, dan suka mengeksplor hal-hal baru.

Nontan adalah kucing yang egois dan kekanak-

mengagetkan dan menakutkan, namun ia tidak

kanakan, namun ia sangat ramah terhadap teman-

ingin berhenti menjadi usil.

temannya. Tokoh-tokoh lain yang menjadi teman
nontan dalam cerita ini diantaranya: tiga kelinci,

c.

Meniup Permen Karet

beruang, rakun, dan babi. Pada serial terbitan

Edisi ‘Meniup Permen Karet’ menceritakan saat

bahasa Indonesia ini, tokoh lain selain Nontan

Nontan dan teman-temannya sedang meniup

tidak diberikan nama spesifik.

permen karet. Di saat teman-temannya sudah
berhasil membuat gelembung yang besar, Nontan

Cerita yang diangkat kebanyakan adalah cerita
sederhana yang dekat dengan kehidupan anakanak pada umumya. Dalam cerita-ceritanya,
Nontan hampir selalu melakukan kenakalan

tetap tidak berhasil melakukannya. Ia memakan
banyak permen karet sampai akhirnya permen
karet itu tertelan dan membuat ia melambung
seperti balon.

namun pada tiap akhir cerita selalu diselipkan
pesan moral yang tersirat.

d.

Nontan Ngompol

Serial ‘Bermain Bersama Nontan’ terdiri dari

Edisi ‘Nontan Ngompol’ menceritakan tentang

beberapa buku cerita, di antaranya:

Nontan yang mengompol saat bangun di pagi
hari. Teman-temannya; Tiga Kelinci, Beruang,

a.

Selamat Tidur

Babi, dan Rakun juga mengompol. Mereka

Edisi ‘Selamat Tidur’ menceritakan tentang

menjemur kasur bersama-sama. Lalu tiba-tiba

pengalaman Nontan yang berjalan keluar pada

hujan turun membasahi kasur mereka, namun

malam hari karena ia tidak bisa tidur. Nontan

seketika angin datang mengusir awah hitam hujan

berusaha

tersebut. Di akhir cerita, tertulis pesan agar

mengajak

teman-temannya

untuk

bermain tetapi semuanya telah tertidur. Karena

Nontan tidak mengompol lagi.

keadaan malam yang gelap, saat sedang mengejar
Burung Hantu, Nontan terjerembab ke dalam

e.

Nontan, Ayo Mandi

lumpur. Ia pun menyadari bahwa waktu malam

Edisi ‘Nontan, Ayo Mandi’ bercerita tentang

adalah waktu yang tepat untuk tidur, bukan untuk

Nontan yang membenci sekali mandi. Di saat

bermain.

teman-temannya sedang mandi, Nontan hanya
mengintip dari balik pintu. Lama-kelamaan

b.

Wajah Seram

Nontan tertarik untuk ikut mandi karena mandi

Dalam edisi ini, diceritakan tentang Nontan yang

terlihat sangat menyenangkan, lalu mandilah ia.

suka mengagetkan teman-temannya dengan wajah

Di akhir cerita, Nontan jadi sangat menyukai saat-

menyeramkan. Si Siput, Tiga kelinci, Burung, dan

saat sedang mandi.

Beruang menjadi sasaran keisengannya kali ini.
Lalu Nontan mencoba mengagetkan Matahari,
tetapi Matahari malah berbalik mengagetkan
Nontan dengan wajah jauh lebih seram. Di akhir
cerita, Nontan menyadari bahwa wajah seram itu

2. METODOLOGI

untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya
dengan struktur tertentu. Artinya sebuah visual

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan

dan bahkan sekuens visual dapat merupakan

adalah studi literatur, dengan berbagai sumber

serangkaian

sebagai berikut:

menjelaskan
deskriptif,

a.

Buku

informasi
apa

yang

yang

tetapi

juga

bukan

sekedar

tergambar

secara

dapat

menceritakan

informasi secara naratif (Lukman, 2009).

Diantaranya adalah:
Tabrani, Primadi. 2005. Bahasa Rupa.

Dalam kajian bahasa rupa, Prof. Primadi Tabrani

Penerbit Kelir, Bandung

dalam buku Bahasa Rupa, 2005 membaginya

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi

menjadi dua. Pertama bahasa rupa modern dari

dalam Desain Grafis. Gramedia Pustaka

barat dengan sistem menggambar NPMnya

Utama

(naturalis – perspektif – momenopname) dan
bahasa

b.

Jurnal Online

rupa

pendahulu

dengan

sistem

menggambar RWD (ruang – waktu – datar).

Diantaranya adalah:

c.

Lukman, Chritine. Bahasa Rupa pada

Teori bahasa rupa memunculkan sebuah struktur

Buku Ilustrasi Anak Indonesia

bahasa yang terdiri atas kumpulan gambar yang

Kontemporer; Studi Kasus Seri Cerita

disebut wimba sebagai elemen terkecil informasi,

Pelangi Gramedia Pustaka Utama

interaksi antar gambar melalui sebuah komposisi

(GPU). 2009. Universitas Kristen

(dengan struktur hubungan yang disebut tata

Maranatha, Bandung

ungkap dalam) sebagai dasar fragmen cerita, dan

Tabrani, Primadi. Wimba, Asal usul dan

interaksi

Peruntukannya. 2009. Institut Teknologi

sebuah

Bandung

dihubungkan dengan struktur tata ungkap luar.

Artikel Online

2.1.1 Wimba

antar

komposisi

rentang

cerita

yang
yang

membentuk
utuh

yang

Diantaranya adalah:
http://www.kaiseisha.net/backlist/fiction/
title/142.html
http://www.meonbook.com/blog_en/nont
an/

Wimba

merupakan

mengandung

pesan

elemen

terkecil

yang

deskriptif

yang

paling

sederhana dalam sebuah komposisi gambar.
Teknik membentuk wimba ini disebut, cara
wimba (image way). Cara wimba terbagi menjadi

2.1

Bahasa Rupa

5, yaitu ukuran pengambilan, sudut pengambilan,
skala, penggambaran, dan cara dilihat.

Bahasa Rupa adalah teori yang menyatakan
bahwa visual yang representatif dapat dirancang

a.

Ukuran pengambilan

Ukuran

Pengambilan

adalah

suatu

teknik

sebagainya untuk menggambar hingga objek

pengambilan gambar untuk menentukan berapa

tercandera dalam wimba-wimba khusus dalam

besar isi wimba digambarkan dalam sebuah

gambar umumnya.

bidang gambar. Ukuran pengambilan menjelaskan
bahwa ada dua jenis ukuran pengambilan, yaitu

e.

Cara dilihat

cara modern yang memakai bingkai (frame) dan

Cara dilihat adalah cara pelihat menikmati

cara khas yang bebas bingkai. Cara modern

gambar sebagai tuntutan agar dapat menangkap

berdasarkan dari hasil penelitian bahasa rupa

isi gambar, untuk itu pelihat harus melihat dari

modern Barat pada gambar NPM, sedangkan cara

berbagai cara lihat, sebab gambar diciptakan

khas berdasarkan penelitian terhadap bahasa rupa

dengan cara lihat demikian. Cara dilihat ini lebih

gambar pra sejarah, primitif, anak-anak, relief

diperuntukkan bagi gambar yang bersifat statis

candi Borobudur dan wayang beber, atau disebut

seperti lukisan, relief pada candi, wayang beber,

gambar RWD (Primadi dalam Primadi, 2005).

komik, atau sejenisnya.

b.
Sudut

Sudut Pengambilan
pengambilan

2.1.2 Tata Ungkapan Dalam

adalah

suatu

cara

Menurut Primadi (2005), Tata Ungkapan adalah

pengambilan gambar atau cara penggambaran

cara

suatu wimba, sehingga suatu objek terlihat dari

menggambar atau pemanfaatan antar bidang

sudut pandang tertentu. Sama seperti ukuran
pengambilan, sudut pengambilan juga terdiri dari
cara modern yang terlihat pada gambar dan cara
khas. Cara modern terdiri dari sudut bawah, sudut
wajar, sudut atas, dan sudut tampak burung.
Sedangkan cara khasnya yaitu aneka tampak dan
sinar-x.

pemanfaatan

dalam

arti. Tata Ungkap Dalam adalah merupakan
sekelompok wimba yang membentuk pesan
naratif melalui komposisi yang dibentuknya
(Lukman, 2009). Tata Ungkapan Dalam (TUD)
digunakan dalam satu gambar, seperti pada komik
dan relief. TUD dibagi dalam empat jenis;

Skala

digambar

ruang,

menyatakan

gerak,

menyatakan waktu dan ruang, dan menyatan

Skala adalah perbandingan antara tinggi wimba
yang

Wimba

gambar sehingga dapat membawakan pesan dan

menyatakan
c.

Cara

dengan

tinggi

obyek

itu

sebenarnya. Cara modern terdiri dari ‘lebih kecil

penting.
a.

Menyatakan Ruang

dari aslinya’, ‘sama dengan aslinya’, dan ‘lebih
besar dari aslinya’. Sedangkan cara khasnya

TUD menyatakan ruang adalah tata ungkapan

adalah ‘ukuran raksasa’

yang dapat menyatakan keadaan ruang suatu
gambar. Ruang juga bisa dalam arti dimensi, jarak

d.

Penggambaran

antar wimba, maupun lokasi. Sama seperti

Penggambaran adalah cara penggunaan elemen-

wimba, setiap TUD juga dibagi ke dalam cara

elemen seni rupa seperti garis, blabar, warna, dan

modern dan cara khas. Cara modern terdiri dari

cara pengambilan gabungan, naturalis perspektif,

di antara objek-objek yang lain hingga pada

naturalis stilasi, framing dan skala nisbi, relief

gambar terasa kesan penting dari wimba objek

dan barik, dan depth of field. Sedangkan cara

yang dipentingkan itu. Cara modern terdiri dari

khasnya yaitu ruang angkasa, digeser, sejumlah

pengambilan gabungan, skala gabungan, di

latar, tepi bawah sama dengan garis tanah, garis

tengah, di kiri atas, komposisi, aksen, dan depth

tanah, rebahan dan identifikasi ruang.

of field. Sedangkan cara khasnya terdiri dari
diperbesar, rinci diperbesar, tampak khas, sinar-x,

b.

Menyatakan Gerak

di

kanan

atau

di

bawah,

dan

frekuensi

penampilan.
TUD menyatakan gerak adalah cara untuk
menggambarkan objek atau bagian dari objek

2.1.2 Tata Ungkapan Luar

yang bergerak, hingga dalam gambar terasa kesan
gerak dari wimba, atau bagian wimba yang

Tata ungkapan luar (TUL) adalah kumpulan

bergerak tersebut. Cara modern terdiri dari garis

sekelompok wimba yang membentuk beberapa

garis ekspresif, garis-garis tambahan, distorsi,

komposisi

dinamis, latar belakang kabur, yang bergerak

bagaimana membuat perbedaan antara TUD di

kabur, dan imaji jamak. Sedangkan cara khasnya

satu

adalah ciri gerak.

berikutnya, agar rangkaian gambar tersebut

yang

gambar

berurutan.

dengan

TUD

TUL

pada

adalah

gambar

tersambung ceritanya.
c.

Menyatakan Waktu dan Ruang

2.2

Tata Letak (Layout)

Tata Ungkapan dalam jenis menyatakan waktu
dan ruang adalah suatu cara menyatakan waktu

Layout, dalam bahasa Indonesia disebut dengan

(yang berjalan) sekaligus ruang (yang relatif

tata letak adalah sebuah susunan, tatanan, atau

berubah) hingga gambar mengesankan adanya

paduan unsur-unsur komunikasi grafis pada suatu

matra waktu yang berjalan dalam matra ruang

bidang yang bertujuan untuk menghasilkan

yang relative berubah. Cara modern terdiri dari

sebuah komunikasi visuak yang efektif dan

komposisi, imaji jamak, belahan/kisi-kisi, dan

efisien dalam menyampaikan pesan. Ada tiga

campuran. Sedangkan cara khasnya terdiri dari

kriteria dasar untuk sebuah layout yang dikatakan

aneka waktu ruang (dream time), cara kembar,

baik, yaitu: it works (mencapai tujuan), it

ciri waktu dan ruang, dismix, lapisan latar, urutan

organizes (ditata dengan baik), dan it attracts

di suatu latar, garis tanah jamak, kronologis di

(menarik bagi pengguna). Unsur-unsur dalam

satu gambar, kilas balik di saru gambar, dan kilas

layout, terutama layout buku anak diantaranya

maju di satu gambar.

adalah: ilustrasi, tipografi, dan grid.

d.

Menyatakan Penting

TUD jenis menyatakan penting adalah suatu cara
untuk menggambarkan objek yang dipentingkan

2.2.1 Ilustrasi

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari sebuah teks

rancangan (Sihombing, 2001). Terdapat lima jenis

atau tulisan yang berbentuk drawing, lukisan,

penataan baris yang dapat digunakan dalam

fotografi, maupun diagram. Tujuan ilustrasi

perancangan tipografi, yaitu rata kiri, rata kanan,

adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu

rata tengah, rata kiri-kanan, dan asimetris.

cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis
lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual,

a.

Rata kiri (flush left)

tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Dalam
sebuah buku anak, ilustrasi adalah elemen yang
sangat penting; ilustrasi adalah bagian dari cerita,
yang bukan sekedar hanya ‘penghias’ pada layout

Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau
pendek.

Bagian

kanan

susunan

huruf

menghasilkan bentuk irregular yang memberi
kesan dinamis.

atau tata letak dalam buku.

b.

2.2.2 Tipografi
Tipografi adalah sebuah seni atau ilmu menata
huruf, baik sebagai pelengkap maupun sebagai
unsur utama suatu bentuk komunikasi visual.
Huruf memainkan peranan yang sangat penting

Rata kanan (flush right)

Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah
yang pendek dengan penataan jumlah huruf per
barisnya hampir setara.
c.

Rata tengah (centered)

dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi
grafis (Sihombing, 2001).

Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah
yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam

seimbang pada tiap barisnya.

penyusunan tipografi, yaitu legibility, readability,
dan clarity. Legibility merupakan kualitas pada

d.

Rata kiri-kanan (justified)

huruf dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca,
yang bergantung pada tampilan bentuk fisik huruf

Layak digunakan untuk naskah yang panjang.

itu sendiri, ukuran, serta penataannya dalam

Keteraturannya memberikan kesan bersih dan

sebuah naskah (Sihombing, 2001). Readability

rapi. Namun jarak antarkata harus diperhatikan

adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan

bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar

hubungannya dengan huruf yang lain sehingga

kolom.

terlihat jelas. Sedangkan unity adalah kesatuan
sistem
legibility

yang
dan

menggabungkan
readability

antara

tersebut

unsur

e.

Asimetris (random)

menjadi

susunan tipografi yang apik dan mudah dibaca.

Penataan ini berbeda dengan empat cara penataan
yang telah dijelaskan di atas. Setiap baris disusun

Dalam sebuah perancangan tipografi, penataan

secara acak (random) sehingga tidak ada pola

baris (alignment) memiliki peranan penting

baris yang dapat diprediksi panjangnya ataupun

sebagai

penataannya.

penunjang

legibility

serta

estetika

Nontan’ yang diilustrasikan oleh pengarangnya

2.2.3 Grid

itu sendiri yaitu Sachiko Kiyono. Buku ini berisi
Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang

24 halaman yang terdiri dari 10 spread berisi

berjudul ‘Tipografi dalam Desain Grafis’ (2001),

gambar yang menceritakan perjalanan Nontan

sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap

untuk menakuti teman-temannya di pagi hari

permasalahan penataan elemen-elemen visual

yang cerah.

dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan
sebagai

perangkat

untuk

mempermudah

menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui
grid systems seorang perancang grafis dapat
membuat sebuah sistematika guna menjaga
konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah
komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama
dari sebuah grid systems dalam desain grafis
adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang

!
Gambar!1.!Spread!1!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!

komunikatif dan memuaskan secara estetik.
Pada halaman 1-2 atau spread pertama ini,
3.

Analisis Bahasa Rupa pada Buku

diceritakan

Nontan

Serial ‘Bermain Bersama Nontan’

rumahnya di pagi hari. Teks yang dituliskan
menggambarkan

Bahasa rupa pada buku cerita anak dipetakan
berdasarkan apa yang diceritakan dalam teks dan
dikomparasikan dengan gambar yang dibaca
melalui

kesimpulam

atas

visualisasi

dalam

halaman yang sama melalui kajian cara wimba
dan tata ungkapan dalam. Masing-masing buku
cerita

anak

dipetakan

mendeskripsikan

apa

melalui
yang

tabel

yang

baru

suasana

saja

latar

keluar

dalam

dari

cerita

tersebut. Pada halaman ini, detail visualisasi pada
halaman melebihi apa yang dideskripsikan pada
teks, seperti ekspresi Nontan yang bahagia sambil
mengangkat
diasosiasikan

tangan
sebagai

ke

dagu
niat

yang
nontan

dapat
untuk

merencanakan sesuatu yang menyenangkan, yang
tidak diceritakan pada teksnya.

divisualisasikan,

diceritakan, kesesuian gambar dengan teks,
pelengkap, dan ketidaksesuaian gambar dengan
teks. (Lukman, 2009).

Ukuran pengambilan yang dipakai pada spread ini
adah very long shot, dengan sudut pengambilan
wajar. Skala yang digunakan sama dengan
aslinya.

3.1 Analisis Bahasa Rupa pada edisi
Wajah Seram

Buku cerita anak yang berjudul Wajah Seram ini
adalah edisi ketiga dari serial ‘Bermain Bersama

Tabel!1.!Analisis!wimba!pada!spread!1!!
Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Nontan!
berjalan!
keluar!

Nontan!
sedang!dalam!
keadaan!

Nontan!
jalanEjalan!

!

rumah,!
wajahnya!
senang!

senang!

Tangan!kiri!
Nontan!
terangkat,!
menempel!
ke!dagu!

Nontan!
merencanaka
n!sesuatu!

Matahari!
berwarna!
merah!
terang!

Hari!yang!
cerah!

pagi!

sudah dimunculkan sedikit di pojok kanan

Membuat!
suasana!
hati!jadi!
senang!

halaman sebagai teaser. Pada halaman ini, latar

!

cerita tidak digambarkan detail namun deskripsi
teks yang dituliskan sesuai dengan visualisasinya.
!

Tabel!2.!Analisis!wimba!pada!spread!2!

Pagi!ini,!
matahari!
bersinar!

Cling,!cling,!
cling!!

Di!bawah!
kehangatan!
matahari!
Rumah!
dengan!
pintu!
terbuka,!
terlihat!
jauh!

Nontan!baru!
saja!keluar!
dari!rumah!

!

Lebah!
terbang,!
titikEtitik!
mengikuti!
di!sebelah!
kiri!

Lebah!
terbang!
mengikuti!
Nontan!

!

Siput!di!
atas!
tanaman,!
melihat!ke!
arah!kiri!

Siput!melihat!
ke!arah!
Nontan!

!

Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!
Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Nontan!
menjulurkan!
lidah,!
menarik!
kedua!mata!
ke!bawah!

Nontan!
menakuti!siput!

Ditengah!
jalan,!
nontan!
bertemu!
siput!

Siput,!
sipuuut…..!!
Ue,!ue,!ue,!
uweeeee!!

TibaEtiba!
nontan!
menegur
nya!

!

!

!

Siput!
membuka!
mulut,!
loncat!dari!
atas!daun!

Siput!kaget!
karena!ditakuti!
Nontan!

!

Hyaaa!!

Lebah!
terbang,!
titikEtitik!
mengikuti!di!
bawah!dari!
arah!kiri!

Lebah!
mengikuti!
Nontan!lalu!
berhenti!
karena!melihat!
Nontan!
menakuti!siput!

!

!

!

!

!
Gambar!3.!Spread!3!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!

Gambar!2.!Spread!2!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 3-4 atau spread kedua, ukuran

!
Pada halaman ke 5-6 atau spread ketiga, cerita

pengambilan berubah menjadi medium close up,

dilanjutkan menuju latar lain, sebuah kebun di

untuk memberi penekanan tiba-tiba saat Nontan

mana kelinci sedang memetik wortel. Teks yang

menakuti Si Siput, yang pada spread sebelumnya

dijabarkan tidak menggambarkan visualisasi yang
ada, namun merupakan perbincangan antara

Nontan

dengan

ketiga

kelinci.

Ukuran

pengambilan yang dipakai pada spread ini adah
very long shot, dengan sudut pengambilan wajar.
Skala yang digunakan sama dengan aslinya
namun pembaca seperti digiring untuk membaca
dari kiri ke kanan sesuai dengan arah jalan
Nontan.
!
Tabel!3.!Analisis!wimba!pada!spread!3!
Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Nontan!
berjalan!
kea!rah!
kelinci,!
wajahnya!
senang!

Nontan!
penasaran!
dengan!apa!
yang!sedang!
dilakukan!
kelinci!!

!

Tra,!la,!la,!
la,!la…!

Gambar!4.!Spread!4!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Terdapat keunikan pada halaman ke 7-8 atau
spread keempat ini, yaitu beberapa cara wimba
yang berbeda antara spread bagian kiri dengan
spread bagian kanan. Pada spread kiri (wimba

Tra,!la,!la,!
la,!la…!
Wah,!
menarik!
sekali!

Nontan), ukuran pengambilannya adalah medium
close up dengan sudut wajar, sedangkan pada
spread kiri (wimba Kelinci, gerobak wortel, dan
beberapa wortel) ukuran pengambilan yang

Kelinci,!ci,!ci…!
Hari!ini!
begitu!
menyenang
kan.!

dipakai adalah medium long shot dengan sudut
pengambilan tampak atas.

Teks
!
Ketiga!
kelinci!
melihat!kea!
rah!nontan!
sembari!
melakukan!
pekerjaan!
mereka!!

3!kelinci!
sadar!atas!
kedatangan!
nontan!

Lebah!
terbang,!
titikEtitik!
mengikuti!
di!sebelah!
kiri!

Lebah!
mengikuti!
nontan!
berjalan!

!

!

yang

dijabarkan

pada

halaman

ini

merupakan perkataan Nontan kepada kelinci,

Nontan,!
selamat!
siang.!

bukan merupakan keterangan tentang ilustrasi

Terima!
kasih,!ya,!
mau!
mengunjun
gi!kami!

menyimpulkan sendiri tentang apa yang sedang

yang digambarkan. Pembaca digiring untuk

terjadi melalui ilustrasi dan sedikit perkataan
Nontan kepada ketiga kelinci.

!

Tabel!4.!Analisis!wimba!pada!spread!4!

!

Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!
Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Nontan!
menjulurka
n!lidah,!
menarik!
kedua!mata!
ke!bawah!

Nontan!
menakuti!3!
kelinci!

!

Kelinci,!
kelinciiiiiiiiii
ii,!lihatlah!
kemari.!!

Ketiga!
kelinci!

3!kelinci!kaget!

Ue,!ue,!ue,!
uweeeee!!
!

Uwaa!!

terjungkal,!
wajah!
mereka!
kaget,!
mulut!
ketiganya!
menganga!
Wortel!di!
dalam!
gerobak!
terburai!
keluar!

Lebah!
terbang,!
titikEtitik!
mengikuti!
di!bawah!
dari!arah!
kiri!

dan!berteriak!

menyimpulkan sendiri mengenai apa yang sedang
terjadi melalui ilustrasi dan sedikit perkataan
Nontan kepada burung.

Tabel!5.!Analisis!wimba!pada!spread!5!
Efek!kaget!
kelinci!sampai!
membuat!
wortel!mereka!
terlempar!ke!
manaEmana!

!

Lebah!
mengikuti!
Nontan!lalu!
berhenti!karena!
melihat!nontan!
menakuti!
kelinci!

!

!

!

Gambar!5.!Spread!5!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 9-10 atau spread kelima, cerita

Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!
Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Nontan!
menjulurkan!
lidah,!
menarik!
kedua!mata!
ke!bawah,!
menghadap!
serong!atas!
kanan!

Nontan!
menakuti!
burungEburung!

!

Burung….!

Kedua!
burung!
terjatuh!dari!
sarangnya,!
sayapnya!
terbuka,!
matanya!
melotot!kea!
rah!Nontan!

Burung!kaget!
karena!ditakuti!
oleh!nontan!

!

Hyaaa!!

Lebah!
bertengger!di!
atas!
tanaman,!
condong!ke!
arah!kanan!

Lebah!
memperhatikan!
nontan!

!

!

Burung…,!
Lihatlah!
kemari,!
Ue,!ue,!ue,!
uweeeee!!

langsung dilanjutkan dengan ilustrasi Nontan
yang menakuti teman-temannya lagi, tanpa ada
teaser siapakah yang akan ditakuti olehnya pada
halaman sebelumnya. Ukuran pengambilan yang
dipakai

adalah

long

shot

dengan

sudut

pengambilan wajar. Skala yang dipakai hampir
semua sama dengan aslinya, kecuali rumah

seperti halaman sebelumnya, teks yang dijabarkan

Gambar!6.!Spread!6!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 11-12 atau spread keenam, cerita

merupakan

dan

langsung dilanjutkan dengan ilustrasi Nontan

burung yang ditakutinya. Pembaca digiring untuk

yang menakuti teman-temannya lagi, tanpa ada

burung di atas pohon yang digambarkan sedikit
lebih besar untuk menyatakan

perbincangan

antar

penting. Sama

Nontan

teaser siapakah yang akan ditakuti olehnya pada
halaman sebelumnya. Ukuran pengambilan yang
dipakai

adalah

long

shot

dengan

sudut

pengambilan wajar pada wimba Nontan, dan
aneka tampak pada wimba kolam yang berisi
beruang, ikan, dan kodok. Skala yang dipakai

antara Nontan dengan tokoh lainnya. Pembaca

Gambar!7.!Spread!7!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 13-14 atau spread ketujuh, ukuran

digiring untuk menyimpulkan sendiri mengenai

pengambilan berubah menjadi extra long shot

apa yang sedang terjadi melalui ilustrasi dan

dengan sudut pengambilan wajar untuk wimba

sedikit perkataan Nontan kepada tokoh lainnya.

Nontan, matahari, bukit dan tanaman. Sedangkan,

adalah

sama

dengan

aslinya.

Teks

yang

dijabarkan merupakan gabungan pembicaraan

!
Tabel!6.!Analisis!wimba!pada!spread!6!
Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Nontan!
menjulurkan!
lidah,!
menarik!
kedua!mata!
ke!bawah!ke!
arah!kanan!

Nontan!
menakuti!
beruang,!ikan,!
dan!kodok!

Berjuang,!
ikan!dan!
kodok!
terjungkal!di!
kolam,!
mulutnya!
menganga,!
matanya!
melotot!!

Beruang,!ikan,!
dan!kodok!
kaget!karena!
ditakuti!oleh!
Nontan!

Lebah!
terbang,!
titikEtitik!
mengikuti!di!
bawah!dari!
arah!kiri!

Lebah!
mengikuti!
Nontan!lalu!
berhenti!
karena!melihat!
nontan!
menakuti!
beruang,!ikan,!
dan!kodok!

!

Teks!
Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

!

Ue,!ue,!ue,!
uweeeee!!

sudut pengambilan yang diterapkan pada kolam
berisi beruang, ikan, dan kodok adalah tampak
atas.

Pembaca

dibuat

‘beristirahat’

ketegangan cerita sebelumnya.

dari

Skala wimba

bukit yang menjadi latar dalam spread ini
digambar lebih kecil dari aslinya. Nontan terlihat
berjalan ke arah lain, meninggalkan tokoh
sebelumnya yang masih digambarkan pula di
sebelah kiri. Teks yang dijabarkan merupakan

!

Nontan!
jahat,!jahat!
sekali.!

perkataan

Nontan

terhadap

dirinya

sendiri.

Pembaca digiring untuk menyimpulkan sendiri
mengenai apa yang sedang terjadi melalui

Seram,!
sekaliii!!

ilustrasi dan sedikit perkataan Nontan.
!
Tabel!7.!Analisis!wimba!pada!spread!7!

!

Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!
Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Di!kolam,!
beruang!
mengangkat!
kedua!tangan!
ke!wajah,!
mata!
tertutup,!
mulut!
terbuka!

Beruang!
menangis!
karena!ditakuti!
oleh!Nontan!

!

Ue,!ue,!ue,!
uweeeee!!

!

!
!
!

!

Ikan!melihat!
ke!arah!
Nontan!

!

menyatakan penting. Ukuran pengambilan yang
dipakai adalah long shot dengan sudut wajar.

Ikan!penasaran!
dengan!apa!
yang!akan!
dilakukan!
Nontan!
selanjutnya!

Teks yang dijabarkan merupakan perkataan
Nontan terhadap matahari. Pembaca digiring
untuk menyimpulkan sendiri mengenai apa yang
sedang terjadi melalui ilustrasi dan sedikit

Nontan!
berjalan!ke!
atas!bukit,!
kedua!
matanya!
menyipit,!
mulutnya!
tersenyum!

Nontan!merasa!
puas!dan!
senang!telah!
menakuti!
temanE
temannya!

!

Tra!la!la!la!
la!
Wah,!
hebatnya!
aku.!Hari!
ini!begitu!
menyenan
gkan.!
Ternyata,!
mengejutk
an!teman!
itu!
menyenan
gkan.!

Matahari!di!
atas!bukit,!
berwarna!
merah!terang!

Siang!hari!

Lebah!
terbang!ke!
arah!kanan!

Lebah!
mengikuti!
Nontan!
berjalan!

!

!

!

perkataan Nontan kepada matahari.

Tabel!8.!Analisis!wimba!pada!spread!8!
Digambar!

Imaji/Asosiasi!

Teks!
Sesuai!
Gambar!

Teks!
Pelengkap!

Nontan!
menjulurkan!
lidah,!
menarik!
kedua!mata!
ke!bawah,!
menghadap!
ke!arah!
kanan!

Nontan!
berusaha!
menakuti!
matahari!

!

Tra!la,!la,!
la,!la…!
Tra!la,!la,!
la,!la…!
Matahari…!
matahari…!
Lihatlah,!
kemari!!
Ue,!ue,!ue,!
uweeee!!

!

!

!

!
Gambar!8.!Spread!8!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 15-16 atau spread kedelapan ini,

Matahari!
digambarkan!
besar,!
mulutnya!
terbuka!
lebar,!
matanya!
melotot!

Matahari!
terkejit!oleh!
Nontan!

!

!

Lebah!
terbang,!titikE
titik!
mengikuti!di!
bawah!dari!
arah!kiri!

Lebah!
mengikuti!
Nontan!lalu!
berhenti!
karena!melihat!
nontan!
menakuti!
matahari!

!

!

Nontan akhirnya sampai di atas bukit yang ia daki
di halaman sebelumnya. Ia menakuti matahari
yang digambarkan berukuran lebih besar dari
yang terlihat di halaman sebelumnya, untuk

!

bawah,!
lidahnya!
menjulur!
ke!bawah!

usil.!
Aku!juga!bisa!
berbuat!
begitu.!
Ayo,!lihat!
kemari!!

!
Gambar!9.!Spread!9!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!

Akan!
kumakan!
kamu!!
Ue,!ue,!ue,!
uweeee!!

Pada halaman 17-18 atau spread kesembilan,
ketegangan cerita naik kembali karena ukuran
pengambilan wimba matahari yang diperbesar
dibandingkan ukuran pengambilan medium shot
wimba Nontan. Sudut pengambilan yang dipakai
adalah wajar. Pada spread ini, seluruh teks yang
dijabarkan dalam paragraf merupakan perkataan
matahari kepada Nontan. Namun, ada sedikit teks

Lebah!
terbang!di!
sebelah!
Nontan,!
titik!
mengikuti!
dari!arah!
kanan!ke!
arah!kiri!

Lebah!ikut!
kaget!
dengan!
Nontan!

kecil yang terselip di sekitar ilustrasi Nontan yang

!

!

!

merupakan ekspresi kekagetan Nontan terhadap
matahari.

Tabel!9.!Analisis!wimba!pada!spread!9!
Digambar!

Imaji/Asosias
i!

Nontan!
mengangk
at!satu!
kakinya,!
badannya!
miring!ke!
kiri!
matanya!
melotot,!
mulutnya!
terbuka!
lebar!

Nontan!kaget!
sampai!
berteriak!

Matahari!
digambark
an!besar,!
kedua!
kantung!
matanya!
ditarik!ke!

Matahari!
sedang!
menakutE
nakuti!
Nontan!

Teks!
Sesuai!
Gamb
ar!

Teks!
Pelengkap!

!

Gyaaa!!

!
Gambar!10.!Spread!10!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 19-20 atau spread kesepuluh, cerita
dilanjutkan dengan Nontan yang berlari menuruni
bukit

karena

ia

takut

dengan

matahari.

Ketegangan cerita kembali menurun dengan
diterapkannya ukuran pengambilan extra long
shot. Sudut pengambilan yang diterapkan wajar,
dengan skala bukit lebih kecil dari aslinya. Sama
!

Berisik!!Siapa!
itu?!

seperti sebelumnya, pada spread ini, seluruh teks

Aku!tidak!
suka!pada!
anak!yang!

perkataan dan ekspresi ketakutan Nontan kepada

yang dijabarkan dalam paragraf merupakan

Matahari.

Tabel!10.!Analisis!wimba!pada!spread!10!
Digambar(

Imaji/Asosiasi(

Teks(
Sesuai(
Gambar(

Teks(
Pelengkap(

Nontan(
berlari(
menuruni(
bukit,(
matanya(
terpeja,(
mulutnya(
tertutup(
rapat(
bergelomba
ng(

Nontan(kabur(
karena(
ketakutan(
oleh(matahari(

(

Ka,(ka,(ka,(
kageeet…(
Ta,ta,(ta,(
takuuut…(
Lari,(lariiii(
saja.(
Hiiii,(hiii,(
hiii…(

!
Gambar!11.!Spread!11!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Pada halaman 21-22 atau spread kesebelas, latar
berganti dari outdoor menjadi indoor yaitu di
kamar Nontan, dilihat dari ilustrasi tempat tidur,

Aku(mau(
dimakaaaan…(
Hiiii,(hiii,(
hiii…(
Tolooooong!(
Hiii,(hiii,(hiii…(

jendela, dan jam. Ukuran pengambilan yang
diterapkan adalah long shot, dengan sudut
pengambilan wajar untuk wimba Nontan, jendela,
jam. Sedangkan pada wimba tempat tidur, sudut
pengambilan

yang

diterapkan

adalah

sudut

pengambilan tampak atas. Pada spread ini,
(
Matahari,(
jahat,(jahat(
sekali.(
Aku(jadi(
takut,(hik(hik(
hik.(
Matahari(di(
langit(
melihat(ke(
arah(Nontan,(
matanya(
melotot(
mulutnya(
cemberut(

Matahari(
geram(dengan(
kelakuan(
Nontan(

Lebah(
terbang(
mengikuti(
Nontan(

Lebah(tetap(
setia(
menemani(
Nontan(

!

(

(

seluruh teks yang dijabarkan dalam paragraf
merupakan perkataan dan ekspresi kekesalan
Nontan setelah ditakuti oleh matahari.
!
Tabel!11.!Analisis!wimba!pada!spread!11!
Digambar(

Imaji/Asosiasi(

Teks(
Sesuai(
Gambar(

Teks(
Pelengkap(

Nontan(
duduk,(
matanya(
berbentuk(
bintang,(
mulutnya(
terbuka,(
tangannya(
menengadah(
ke(kepala(

Nontan(
pusing(sekali(
karena(
ditakuti(oleh(
matahari(

(

Aku(kaget…(

Jam(
menunjukkan(
waktu(jam(
setengah(3(

Hari(sudah(
sore(

(

(

Kasur(dan(
jendela(

Nontan(
sedang(
berada(di(

(

(

(

(

Aaaah,(
kaget(
sekali…(
Aku(sampai(
pusing…(
Hiii!(Takut(
sekali.(

kamarnya(

titikKtitik(
mengikuti(
dari(kanan(
ke(kiri(

!

Nontan(

!
!

3.1 Analisis Sistem Grafis pada Layout
Halaman Serial Bermain Bersama Nontan
!
Gambar!12.!Spread!12!dalam!Buku!serial!Nontan!
‘Wajah!Seram’!Sumber:!dokumentasi!pribadi!
!
Halaman ke 23 atau spread terakhir hanya
difokuskan

pada

tokoh

utama.

Ukuran

pengambilan yang diterapkan adalah long shot
tanpa background, dengan sudut pengambilan
wajar. Pada halaman terakhir ini, penjabaran teks
merupakan perkataan tokoh utama pada dirinya
sendiri

yang

merupakan

kesimpulan

dari

keseluruhan cerita yang dipaparkan.

Dalam buku Serial Bermain Bersama Nontan ini,
hampir setiap susunan layoutnya merupakan
visualisasi cerita yang memanfaatkan sebagian
luas halaman yang diberi ruang untuk teks.
Kepadatan

gambar

pada

layout

halaman

cenderung rendah, hampir seluruh halaman pada
buku serial ini berlatar belakang putih yang dapat
menonjolkan gaya visual yang diolah oleh
ilustrator, yaitu ilustrasi sederhana dengan stroke
hitam berwarna blok berwarna-warni terang.

!
Tabel!12.!Analisis!wimba!pada!spread!12!
Digambar(

Imaji/Asosiasi(

Teks(
Sesuai(
Gambar(

Teks(
Pelengkap(

(

Ternyata(
wajah(
seram(itu(
memang(
mengagetk
an.(

Tipografi yang diterapkan pada buku serial ini
adalah sebuah font serif berukuran 28 point, yaitu
Century.

Nontan(
mengangkat(
tangan(ke(
kepala,(mata(
tertutup(
sambil(
tersenyum,(
kakinya(
terangkat(
sebelah(ke(
atas(

Lebah(
terbang(di(
samping(
Nontan,(

Nontan(sedang(
memikirkan(
apa(yang(
dilakukannya(
dengan(senang(

Lebah(
mengikuti(dan(
memperhatikan(

(

Ukuran

yang

cukup

besar

memungkinkan pembaca pemula (anak usia prasekolah berusia 4-6 tahun) untuk dapat membaca
teks dengan baik. Tipografi tersebut dikemas
dalam bentuk paragraf pendek yang disusun

Wajah(
serem(juga(
menakutka
n.(

menggunakan penataan baris rata kiri (align left).

Tapi,(aku(
tak(ingin(
berhenti(
usil.((

seperti pada baris kelima dalam paragraf pada

Menarik(
sekali,(sih!(

terjadi karena buku serial ini adalah buku serial

(

disediakan oleh ilustrator untuk teks berbahasa

Namun, ada beberapa penataan teks yang
posisinya hampir bertabrakan dengan ilustrasi,

halaman kedua Serial Bermain Bersama Nontan
yang berjudul Wajah Seram. Hal ini bisa saja

terjemahan dari Jepang, di mana luas space yang

Jepang akan tidak selalu sesuai apabila teks
tersebut diganti dengan bahasa lain, dalam contoh

kasus ini adalah Bahasa Indonesia. Untuk sistem

menerapkan jarak pengambilan close up

grid, tidak ada grid khusus yang diterapkan pada

sampai dengan medium shot, flow cerita

layout

cenderung

halaman

buku

serial

ini,

karena

lebih

tegang.

Jarak

penggunaan margin tiap halaman berbeda-beda

pengambilan dekat ini akan menarik

sesuai dengan white space yang tersedia. Namun,

pembaca untuk masuk ke dalam konflik

paragraf yang terletak di halaman kiri dan kanan

cerita, begitupun sebaliknya.

sebuah spread selalu memiliki margin atas yang
sama pada kedua sisinya, seperti pada halaman

c.

19-20 pada edisi Wajah Seram.

Dalam

buku

serial

penggunaan

sudut

ini,

mayoritas

pengambilannya

adalah sudut wajar. Namun, pada objek

4.

yang sulit teridentifikasi dari samping

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data melalui teori-teori yang

atau depan (sudut wajar), seperti kolam

tersedia, dapat disimpulkan sebagai berikut:

atau

tempat

tidur,

memakai

sudut

pengambilan tampak atas. Ini diterapkan
untuk mempermudah identifikasi objek
a.

Hampir keseluruhan teks dalam cerita

oleh

Serial

memiliki perbendaharaan visual yang

Bermain

Bersama

Nontan

anak

usia

pra-sekolah

yang

merupakan dialog antar tokoh dalam

masih

cerita, yang

mengindentifikasi objek yang digambar.

kebanyakan

merupakan

rendah

untuk

lebih

mudah

dialog tokoh utama (Nontan). Teks yang
memaparkan

deskripsi

visual

hanya

d.

Deskripsi visual untuk menunjukkan

terdapat dalam spread 1 dan 2. Namun,

latar tempat hanya bergantung pada

dialog antar tokoh tersebut dapat secara

objek

gamblang

cerita,

pohon, atau penggunaan warna dasar

untuk

blok pada tanah. Sebagian besar, latar

menyimpulkan sendiri mengenai apa

belakang hanya berwarna putih. Bahkan,

yang sedang terjadi melalui dialog yang

deskripsi visual untuk menunjukkan latar

disandingkan dengan ilustrasi, seperti

waktu digambarkan dengan beberapa

membaca komik.

objek jam dinding, yang sangat mudah

dengan

menjelaskan
menggiring

alur

pembaca

pendukung

seperti

tanaman,

diterjemahkan dengan melihat jarum
b.

Jarak pengambilan gambar (cara wimba

pendek dan jarum panjang.

ukuran pengambilan) yang diterapkan
pada Serial Bermain Bersama Nontan

e.

Walaupun teori bahasa rupa bukan

berperan dalam naik turunnya tingkat

merupakan teori yang umum dijadikan

ketegangan atau flow cerita, seperti

acuan untuk ilustrator di Jepang pada

teknis

pada

tahun 1970-an, Sachiko Kiyono sebagai

Saat

ilustrator

pengambilan

pembuatan

film

atau

gambar
video.

telah

secara

kebetulan

memakai beberapa konsep-konsep yang

h. DAFTAR PUSTAKA

berasal dari teori bahasa rupa dalam
mengilustrasikan buku ceritanya.

Tabrani, Primadi. 2005. Bahasa Rupa. Penerbit
Kelir, Bandung

f.

Terdapat hubungan timbal balik antara
teks dan ilustrasi pada buku serial ini, di

Sihombing, Danton. 2011. Tipografi dalam

mana bahasa rupa dengan bahasa teks

Desain Grafis. Gramedia Pustaka Utama

saling melengkapi dan menyempurnakan
melalui

kelebihan

masing-masing.

Ilustrasi menyajikan detail pada suasana,
latar

tempat,

juga

sekuens

yang

menghasilkan flow untuk mendalami

Lukman, Chritine. 2009. Bahasa Rupa pada Buku
Ilustrasi Anak Indonesia Kontemporer; Studi
Kasus Seri Cerita Pelangi Gramedia Pustaka
Utama (GPU). Universitas Kristen Maranatha,
Bandung

konflik dalam cerita. Sedangkan, pesan
tekstual berperan untuk menegaskan

Tabrani, Primadi. 2009. Wimba, Asal usul dan

interaksi antar tokoh sekaligus memberi

Peruntukannya. Institut Teknologi Bandung

petunjuk tambahan tentang apa yang
digambarkan dikaitkan dengan cerita.

g.

Buku Serial Bermain Bersama Nontan

http://www.kaiseisha.net/backlist/fiction/title/142.
html diakses pada tanggal 26 Februari 2015, jam
22.45.

dikemas dengan sistem grafis yang

http://www.meonbook.com/blog_en/nontan/

cukup baik. Cerita yang sederhana dalam

diakses pada tanggal 26 Februari 2015, jam

buku ini dapat tersampaikan dengan baik

22.50.

dengan desain layout yang sederhana
pula,

hanya

menerapkan

variasi

peletakan paragraf di tiap halamannya.
Namun, ada sedikit kekurangan di mana

http://michalisavraam.org/2009/05/readability-vslegibility/ diakses pada tanggal 26 Februari 2015,
jam 23.11.

terdapat beberapa teks yang tidak dapat

https://www.academia.edu/10206981/CARA_WI

diletakkan

MBA_DAN_TATA_UNGKAP_BUMPER_MTV

oleh

baik

oleh

editor,

ditengarai karena tidak sesuainya luas

_SEBUAH_KAJIAN_BAHASA_RUPA_MEDI

area yang disediakan oleh ilustrator

A_RUPA_RUNGU_DINAMIS diunduh pada

untuk teks yang awalnya berbahasa

tanggal 2 Maret, jam 15.32.

Jepang.