Di era yang serba digital dan teknologi

Di era yang serba digital dan teknologi yang semakin canggih, tidak bisa dihindari pasti ada kebiasaan
yang bergeser. Salah satunya adalah kebiasaan membaca. Saat ini, mereka lebih akrab dengan layar
televisi dibanding buku. Lebih baik atau malah memperburuk?

Sebagai orang tua, ayah bunda harus hati-hati dengan kebiasaan menatap layar televisi pada anak. Ada
baiknya, mulai biasakan untuk memberi buku-buku yang bisa memberi imajinasi lebih pada mereka.
Ini manfaat buku untuk anak:
Mengembangkan kemampuan berpikir
Ketika anak membaca, ia bisa mengembangkan kemampuan berpikir lebih dalam. Berbeda bila
menonton televisi. Anak lebih pasif hanya menatap layar, tanpa bisa berpikir lebih. Buku mengajak anak
untuk lebih kritis dan melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda.
Menambah pengetahuan
Kenapa membaca lebih baik dari menonton televisi? Ini karena buku dapat menambah pengetahuan
anak. Zaman memang sudah berubah, ayah bunda bisa mengganti buku fisik dengan buku elektronik.
Daripada ia hanya menghabiskan waktu dengan bermain video games.

Meningkatkan Imajinasi
Ketika bertanya mengapa membaca buku lebih baik daripada menonton TV, ini adalah hal yang harus
menjadi pertimbangan. Seorang manusia tanpa imajinasi hanya membuatnya seperti robot. Televisi tidak
memiliki ruang lingkup imajinasi. Anak bisa mengembangkan imajinasi lewat kalimat yang ada di dalam
buku.


A. Pendahuluan
Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan,
bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui
kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat
strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah
semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat ilmiah dan
pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.
Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh
kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi(achievement
reading), seseorang peserta didik agar memperoleh kelulusan dengan baik, harus
mempelajari atau membaca sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh
pendidik, begitu sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam
mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan membaca
berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui pengetahuannya secara
kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang ada.
Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus
dikembangkan
penyelenggaraan
pendidikan tinggi.


sejak

dini

pendidikan,

dalam
baik

rangka

untuk

pendidikan

meningkatkan

dasar,


menengah,

kualitas
maupun

Upaya pembinaan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai
kegiatan pencanangan gemar membaca yang masih sangat hangat diingatan kita
yaitu tanggal 17 Mei kemarin dicanangkan sebagai hari Buku Nasional, dengan
harapan masyarakat Indonesia lebih giat untuk membaca buku. Namun bagaimana
hasil yang diperoleh di Indonesia bila dibanding dengan negara lain seperti
Malaysia, Singapura, dan India. Hasil temuan dari UNDP menunjukkan Negara kita
masih jauh di bawah negara-negara tersebut yaitu pada urutan ke-96, posisi ini
sangat memprihatinkan kalau bangsa kita mengklaim sebagai bangsa yang besar.
B. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia
Masalah minat baca di Indonesia telah banyak dibahas melalui tulisan, seminar,
workshop dan berbagai media. Namun masalah ini masih sangat menarik untuk kita
pelajari bersama. Mengapa ? Kenyataan di lapangan, walaupun telah banyak
kalangan mengupas, bahkan Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara,
yang salah satunya pada tanggal 17 Mei telah dicanangkan sebagai hari Buku
Nasional. Namun bagaimana hasilnya kita masih berada pada urutan ke-96 dibawah

Malaysia, dan untuk Asia Tenggara hanya ada 2 (dua) negara yang ada di bawah
kita yaitu Kamboja dan Laos. Padahal kalau kita cermati sejenak penerbitan koran
dan majalah, dalam sepuluh tahun terakhir ini jumlahnya telah meningkat, akan
tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan buku, sehingga belum ada hasil yang
signifikan terhadap perkembangan minat baca masyarakat di Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan kita, Mengapa ? minat baca di Indonesia dikatakan masih
rendah. Sebenarnya kalau kita simak ternyata ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia antara lain :
Pertama , Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran di Indonesia belum
mendukung kepada peserta didik, semestinya kurikulum atau sistem pembelajaran
yang ada mengharuskan membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari
informasi lebih dari apa yang diajarkan

Kedua , masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan game dan tanyangan TV
yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan acara-acara yang ditanyangkan lebih
banyak yang mengalihkan perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang
bersifat negatif.
Ketiga, Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun temurun dan sudah mendarah
daging, masyarakat sudah terbiasa dengan cara mendongeng, berceritera yang
sampai saat sekarang masih berkembang di masyarakat Indonesia.

Keempat, Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih
adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang
mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan
bacaan ke pelosok tanah air
Kelima, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang kesehariaanya hanya
disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek
penumbuhan minat baca pada keluarga.
Keenam, minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan,
taman bacaan. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan
langka dalam masyarakat.
C. Strategi Pengembangan Minat Baca
Dari uraian diatas terlihat bahwa kegaiatan menbaca merupakan sesuatu yang
penting dan fundamental yang harus dikembangkan secara berkelanjutan dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun kalau kita lihat kenyataan
dilapangan, bahwa untuk mengembangkan minat baca masyarakat kita masih
banyak kendala, yang mengakibatkan rendahnya minat baca masyarakat di
Indonesia.
Dalam rangka upaya mengembangkan minat baca masyarakat ada beberapa
strategi yang dapat dilakukan antara lain :


Pertama, mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait
dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada.
Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan bacaan yang harus
dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan tugas-tugas pembelajaran, hal ini
juga harus di informasikan ke pustakawan atau perpustakaan agar disediakan
bahan bacaan yang direkomendasikan, sehingga peserta didik dengan sendirinya
akan mencari dan membaca bahan bacaan di perpustakaan.
Ketiga, Tersedianya sarana sumber informasi/Perpustakaan/Taman Bacaan/Pusat
Dokumentasi dan Informasi yang memadai, mudah terjangkau dan representatif,
sehingga pengguna merasa butuh informasi yang ada di perpustakaan, dan
perpustakaan juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Keempat, Pemerataan akses informasi dengan dikembangkannya Taman Bacaan
ke tingkat desa, sehingga masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya
penyebaran informasi atau ilmu pengetahuan.
Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, betapa petingnya kebiasaan
membaca, karena dengan membaca akan dapat membuka wacana baru dan
menambah wawasan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi.
Ini dapat dilakukan oleh Pemerintah dengan cara menerapkan Gerakan Membaca
( 20 minutes reading of mother and child ) sebagaimana yang dikembangkan di

Jepang. Gerakan ini mengharuskan Ibu mengajak Anak membaca selama 20 menit
sebelum tidur.
D. Penutup
Pengembangan minat baca pada masyarakat merupakan tugas berat, karena tugas
pengembangan minat baca ini diperlukan campur tangan dari berbagai pihak
( pendidik, keluarga, lingkungan dan pemerintah) serta harus didukung adanya
sarana prasarana yang memadai. Tugas pendidik dan keluarga harus ada hubungan

yang demokratis dalam mendidik keluarga, dengan membiasakan diri membaca dan
mendiskusikan

isinya,

serta

mengurangi

frekuensi menonton

TV,


pendidik

memfasilitasi kebutuhan bahan bacaan yang direkomendasikan di perpustakaan..
Lingkungan atau Masyarakat juga harus dikondisikan dengan membuat sejenis
peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu belajar,
sehingga masyarakat akan mengikuti ketentuan yang telah diterapkan di lingkungan
masyarakat tersebut. Kemudian Tugas Pemerintah memfasilitasi sarana dan
prasarana seperti perpustakaan, taman baca, dan pusat-pusat informasi lainnya
serta memberikan subsidi buku-buku bacaan sampai ke pelosok tanah air, agar
masyarakat luas dapat memperoleh fasilitas sumber informasi dengan cepat dan
mudah.

E. Daftar Bacaan
1. SIREGAR, A. Ridwan. Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa.—
Medan : Universitas Sumatera Utara, 2004.
2. E. KOSWARA (editor). Dinamika Informasi dalam Era Global.– Bandung :
IPI dan Remadja Rosdakarya, 1998.
3. HARDJOPRAKOSO, Mastini , Bunga Rampai Kepustakawanan.– Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI.,

4. http://www.dunia.ibu.org/
5. http://www.librarycorner.org/
6. http://www.cybertokoh.com/
7. FA. WIRANTO (editor). Perpustakaan dalam dinamika pendidikan dan
kemasyarakatan.—Semarang : UNIKA Soegiyopranoto, 2008

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65