PENGENALAN STRUKTUR TUBUH SERANGGA Lapor (1)

PENGENALAN STRUKTUR TUBUH SERANGGA
(Laporan Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman)

Oleh
Alfa Ela
1514131154
Kelompok 3

LABORATURIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Serangga termasuk ke dalam Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta).
Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =

kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.
Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan
simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi.
Hampir semua serangga mempunyai sayap, sehingga menjadikan serangga satusatunya hewan tidak bertulang belakang yang bisa terbang. Seranggadapat dibagi
menjadi dua subkelas yaitu: serangga tak bersayap, yang dikenal sebagai
Apterygota (meliputi ordo Thysanura), dan serangga bersayap, yang dikenal
sebagai Pterygota.
Berdasarkan bentuk rahangnya, serangga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu,
Monocondylia (meliputi ordo Archaegnatha) dan Dicondylia (meliputi Thysanura
dan subkelas pterygota).Bentuk tubuhnya beragam, ada yang panjang, pipih, dan
bulat. Ukurannyapun beragam mulai dari 0,2 mm – 35 cm. Pada bagian depan
kepalanya, serangga mempunyai dua antena yang berfungsi sebagai alat peraba.
Serangga mempunyai mata campuran yang terdiri dari ribuan “mata tunggal”.
Pada beberapa jenis serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan lalat, alat perabanya
terletak di kaki. Contoh serangga adalah lebah, kupu-kupu, lalat, capung, dan
nyamuk.
Dalam mengamati penampilan atau anatomi yang tertampak pada serangga satu
dengan serangga yang lainnya, akan menunjukkan satu kesamaan dengan yang


lainnya dalam hal ini serangga menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam
bentuknya. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk memahami dan mempelajari
anatomi serangga secara menyeluruh.

I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui bentuk umum serangga sebagaisalah satu organisme
hama yang terpenting.

2.

Untuk mengenali perbedaan alat mulut serangga.

II.

1.

METODOLOGI PRAKTIKUM


Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pensil, pulpen,
kertas dan cawan.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
tubuh serangga (belalang) yang sudah diawetkan.

2.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.

Menyiapkan alat dan bahan.

2.

Mengamati bagian-bagian tubuh serangga yang sudah

diawetkan.

3.

Mencatat bagian-bagian tubuh serangga.

III. PEMBAHASAN

III.1. Hasil Pengamatan
Nama Serangga : Belalang
Nama Ilmiah
: Dissosteira carolina
Ordo
: Orthoptera

III.2. Pembahasan
III.2.1. Klasifikasi belalang
Belalang merupakan serangga (insecta) pemakan tumbuhan (herbivora) yang
berasal dari ordo orthoptera atau serangga bersayap lurus. Berikut ini adalah
klasifikasi belalang (Dissosteira Carolina).

Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Animalia
: Artropoda
: Insecta
: Orthoptera
: Acrididae
: Dissoteira
: Dissosteira carolin

III.2.2. Pengertian arthropoda
Pengertian arthropoda adalah hewan dengan kaki yang beruas-ruas, berkuku serta
bersegmen. Istilah dari arthropoda sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu arthro
yang artinya ruas dan podos yang artinya kaki. Jadi arthropoda yaitu hewan

triploblastic selomata dan bilateral simetris. Dimana tubuh dari arthropoda terdiri
atas kepala, dada, serta abdomen yang mana keseluruhannya dibungkus oleh zat
kitin dan kerangka luar.


Klasifikasi dari Arthropoda

Adapun dibawah ini klasifikasi arthropoda berdasarkan dari struktur tubuhnya.
Arthropoda bisa dibedakan menjadi 4 kelas yaitu :
1.

Arachnoidea

Arachnoidea dimana berasal dari bahasa yunani yaitu arachno yang artinya labalaba. Contoh dari arachonoidea sendiri yaitu kalajengking, laba-laba, tungau. Yang
pada umumnya arachnoidea mempunyai sifat parasite yang bisa merugikan
manusia, hewan maupun tumbuhan.
2.

Insecta (serangga)


Insecta yang dalam bahasa latin yaitu insect yang artinya serangga. Insecta
merupakan satu-satunya kelompok dari invertebrate yang bisa terbang. Adapun
penyebaran dari insect sangatlah luas dengan kenakeragaman tinggi di antara
kelas-kelas yang lain.
3.

Crustacea

Crustacea adalah salah satu hewan air yang hidupnya di laut dan juga di air tawar.
Dimana crustacean sendiri mempunyai tubuh yang bersegmen (beruas) dan terdiri
dari sefalotoraks (kepala dan dadanya menjadi satu) serta abdomen (perut).
4.

Myriapoda

Myriapoda merupakan gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda yang mana
tubuhnya beruas-ruas dan dari setiap ruasnya mempunyai satu pasang atau dua
pasang kaki.



Ciri-ciri dari Arthropoda

Adapun dibawah ini ciri-ciri umum dari arthropoda yaitu :
1.

Mempunyai ukuran tubuh yang beragam.

2.

Mempunyai alat pernapasan yang berupa insang, trakea, dan paru-paru.

3.

Arthropoda ada yang hidup di darat, laut, udara, dan air tawar.

4.

Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) dan ekor.


5.

Tubuh dari arthropoda terdiri atas kepala, dada, dan perut yang bersegmensegmen.

6.

Bereproduksi secara seksual dan aseksual (Kakdolop, 2015).

III.2.3.Ciri-ciri serangga (Insecta)
Insecta berasal dari bahasa Latin, Insectum yang berarti terpotong menjadi bagianbagian yang dikenal dengan serangga. Ukuran tubuh serangga yang beragam,
yaitu dengan panjang 2-40 mm. Serangga ada yang berukuran mikroskopis dan
ada juga yang memiliki ukuran panjang sekitar 260 mm, seperti Phobaeticus

serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (kaput), dada
(toraks), dan perut (abdomen). Toraks terdiri atas tiga segmen (ruas) dan pada
setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan sehingga kaki serangga berjumlah tiga
pasang atau enam buah. Abdomen terdiri dari 11 ruas, dari beberapa ruas bersatu
sehingga menjadi kurang 11 ruas.
Insecta (serangga) memiliki beberapa ciri-ciri berdasarkan anatomi dan morfologi
insecta. Ciri-ciri insecta (serangga) adalah sebagai berikut :




Tubuh dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada, dan perut.
Pada kepala terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal
(ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.



Alat mulut difungsikan untuk mengunyah, mengigit, menjilat dan
mengisap



Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya



Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan
(maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).




Dada (thorax) terdiri dari tiga ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan
metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.



Setiap mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada
juga yang tidak memiliki sayap.



Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung,
usus, rektum, dan anus.



Sistem pernapasan dengan sistem trakhea.



Sistem saraf tangga tali.



Pada umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis)
dari telur sampai dewasa.



Tempat hidup di air tawar dan darat.



Sistem peredaran darah terbuka.



Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.



Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada
belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi

untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran
atau membram Tympanum (Zakapedia, 2015).
III.2.4.Bagian-bagian serangga
Serangga memiliki tiga bagian tubuh utama yaitu kepala, dada dan perut. Mereka
memiliki enam kaki dan setidaknya satu pasang antena.



Tiga bagian tubuh utama serangga

1.

Antena, mulut dan mata serangga terletak di kepala. Mata majemuk terdiri
dari sampai dengan 4.000 lensa terpisah yang menggabungkan gambar di
dalam otak serangga. Seperti mata yang kompleks memberikan penglihatan
yang sangat baik. Serangga menggunakan antena untuk mencium dan
merasakan. Jika antena mereka rusak mereka menjadi tak berdaya.

2.

Thorax memiliki tiga pasang kaki dan dua pasang sayap, namun, beberapa
serangga tidak memiliki sayap sama sekali.

3.

Perut adalah bagian terbesar dari serangga. Yang berisi organ untuk
mencerna makanan, melepaskan limbah dan membiarkan serangga
berkembang biak (Budisma, 2014).

3.2.5. Morfologi serangga

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian
utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan
lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala
(caput), dada (thorax), dan perut (abdomen) (Fahlevi, 2010).
1.

Kepala (Caput)

Kepala pada serangga terdiri dari satu rentetan ruas-ruas metamer tubuh. kepala
serangga berfungsi untuk mengumpulkan makanan, manipulasi, penerima sensoris
dan perpaduan saraf. Pada kepala serangga terdapat alat mulut,antena, mata
majemuk, dan mata tunggal (osellus) (Jumar, 2000).


Alat Mulut : Bagian mulut serangga tersusun atas labrum, sepasang
mandibula, sepasang maksila, labium dan hypofaring. Tipe bagian-bagian
mulut serangga telah menentukan bagaimana serangga itu makan (Borroret
al, 1992).
Dasar bentuk mulut pada serangga dapat digolongkan menjadi menggigitmengunyah (Seperti pada: Ordo Orthoptera, Coleoptera, Isoptera, dan pada
larva serangga), menusuk-menghisap (seperti pada Ordo Homoptera dan
Hemiptera), menghisap (seperti pada Ordo Lepidoptera), menjilatmenghisap (seperti pada Ordo Diptera) (Jumar 2000).



Antena : Antena pada serangga berfungsi sebagai alat perasa dan bertindak
sebagai organ-organ pengecap, organ pembau, serta organ untuk mendengar
(Borror et al (1992).



Mata Majemuk dan mata Tunggal (Ocelli) : Serangga dewasa memiliki 2
tipe mata, yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal dinamakan
ocellus (jamak: ocelli). Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa,
maupun pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang dijumpai pada
serangga dewasa dengan letak masing-masing pada sisi kepala dan
posisinya sedikit menonjol ke luar, sehingga mata majemuk ini mampu
menampung semua pandangan dari berbagai arah. Mata majemuk (mata
faset), terdiri atas ribuan ommatidia (Jumar (2000).

2.

Dada (Toraks)

Toraks merupakan tagma (segmen) lokomotor tubuh dan toraks mangandung
tungkai-tungkai dan sayap-sayap. Toraks terdiri atas tiga ruas, bagian anterior
protoraks, mesotoraks, dan bagian posterior metatoraks. Diantara seranggaserangga memiliki dua pasang spirakel terbuka pada toraks. Spirakel yang satu
berkaitan dengan mesotoraks dan yang lain berkaitan dengan metatoraks. Meso
dan metahoraks mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan
penerbangan (Borror et al (1992).


Sayap : Sayap-sayap serangga adalah pertumbuhan-pertumbuhan keluar dari
dinding tubuh yang terletak pada dorso-lateral antara notum dan
pleuraSayap timbul sebagai pertumbuhan keluar seperti kantung, tetapi bila
berkembang dengan sempurna, maka akan berbentuk gepeng dan seperti
sayap dan diperkuat oleh suatu deretan rangka-rangka sayap. Pada serangga,
sayap berkembang sempurna dan berfungsi dengan baik hanya ada dalam
stadium dewasa, kecuali pada Ordo Ephemeroptera, sayap berfungsi pada
instar terakhirnya.Tidak semua serangga memiliki sayap. Serangga tidak
bersayap digolongkan ke dalam sub kelas Apterygota, sedangkan serangga

yang memiliki sayap dimasukkan ke dalam golongan sub kelas Pterygota
(Borror et al, 1992).
Sayap serangga juga mengalami modifikasi. Modifikasi sayap menurut
Jumar adalah sebagai berikut:
1.

Pada Ordo Tysanoptera, sayap depan berupa rumbai.

2.

Pada Ordo Coleoptera, sayap depan mengeras dan dinamakan elitra
(tunggal: elitron). Elitra berfungsi untuk melindungi sayap belakang
yang berupa selaput (membran).

3.

Pada Ordo Diptera, sayap depan berkembang sempurna, sedangkan
sayap belakang mengalami modifikasi menjadi struktur seperti gada
yang disebut halter. Halter berfungsi sebagai penyeimbang tubuh
pada saat terbang.

4.

Pada Ordo Hemiptera, sayap depan sebagian mengeras dan sebagian
lagi tetap berupa membran. Sayap depan ini disebut sebagai
hemielitra (tunggal: hemielitron).

5.

Pada Ordo Orthoptera, sayap depan berupa perkamen, diduga sebagai
pelindung dan disebut sebagai tegmina (tunggal: tegmen) (Jumar,
2000).



Tungkai/Kaki : tungkai-tungkai thoraks serangga bersklerotisasi (mengeras)
dan selanjutnya dibagi menjadi sejumlah ruas. Secara khas, terdapat 6 ruas
pada kaki serangga. Ruas yang pertama yaitu koksa yang merupakan
merupakan ruas dasar; trokhanter, satu ruas kecil (biasanya dua ruas)
sesudah koksa; femur, biasanya ruas pertama yang panjang pada tungkai;
tibia, ruas kedua yang panjang; tarsus,biasanya beberapa ruas kecil di
belakang tibia; pretarsus, terdiri dari kuku-kuku dan berbagai struktur
serupa bantalan atau serupa seta pada ujung tarsus. Sebuah bantalan atau
gelambir antara kuku-kuku biasanya disebut arolium dan bantalan yang
terletak di dasar kuku disebut pulvil (Borror, 1992).

Menurut Jumar, tungkai-tungkai serangga mengalami modifikasi. Sejumlah
modifikasi tersebut adalah:
1.

Tipe cursorial, adalah tungkai yang digunakan untuk berjalan dan
berlari.

2.

Tipe fussorial, tungkai yang digunakan untuk menggali, ditandai
dengan adanya kuku depan yang keras.

3.

Tipe saltatorial, tungkai yang berfungsi untuk meloncat, ditandai
dengan pembesaran femur pada tungkai belakang.

4.

Tipe raptorial, tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan
mencengkeram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai
depan.

5.

Tipe natatorial, tungkai yang berfungsi untuk berenang, ditandai
dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok “rambut-rambut
renang” yang panjang.

6.

Tipe ambolatorial, tungkai yang berfungsi untuk berjalan ditandai
dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian tungkai
lainnya. Bentuk ini merupakan bentuk umum tungkai serangga (Jumar
2000).

3.

Perut (Abdomen)

Pada umumnya abdomen serangga terdiri dari 11 segmen metameri (berulang).
Tiap segmen metamer memiliki satu sklereit dorsal tergum (jamak: terga), satu
sklereitventral sternum (jamak: sterna) dan satu selaput daerah lateral pleuron
(jamak: pleura). Alat kelamin serangga biasanya terletak pada atau kira-kira pada
ruas abdomen 8 dan 9. Ruas-ruas ini memiliki kekhususan yang berkaitan dengan
kopulasi dan peletakan telur (Borroret al., 1992).

3.2.6. Perbedaan haustelata dan mandibulata
Bagian-bagian mulut serangga dapat dibedakan menjadi dua tipe umum, yaitu
mandibulata (mengunyah) dan haustelata (menghisap).
1.

Tipe alat mulut mengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari
sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu menggigit serta
mengunyah makanannya.

2.

Tipe alat mulut memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang
memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Mandibel
pada bagian mulut penghisap mungkin memanjang dan berbentuk stilet atau
tidak ada.

Di bawah ini terdapat bagian-bagian dari alat mulut serangga mandibulata dan
haustelata yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.

Tipe alat mulut menggigit-mengunyah


Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga
mulut.



Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.



Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan
makanan.



Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila
memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.



Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.



Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk
menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang
glosa dan sepasang paraglosa.Contoh serangga dengan tipe alat mulut
menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera,
dan Lepidoptera.

2.

Tipe alat mulut menusuk-menghisap

Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara
(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi
menjadi selongsong stilet. Ada empat stilet yang sangat runcing, berfungsi sebagai
alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari sepasang
maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut
serangga pengunyah (Enggal, 1995).

IV.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.

Serangga memiliki tiga bagian tubuh utama yaitu kepala, dada dan perut.

2.

Bagian-bagian mulut serangga dapat dibedakan menjadi dua tipe umum,
yaitu mandibulata (mengunyah) dan haustelata (menghisap).

DAFTAR PUSTAKA

Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi IV. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.
Budisma. 2014. Ciri-ciri Umum Serangga Insekta.
http://budisma.net/2014/12/ciri-ciri-umum-serangga-insekta.html. Diakses
pada 25 Oktober Pukul 18.17 WIB.
Enggal. 2014. Deskripsi Serangga Bertipe Mulut Haustelata dan Mandibulata.
https://enggal1995.wordpress.com/2014/12/31/deskripsi-serangga-bertipemulut-haustelata-dan-mandibulata/. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.10
WIB.
Jumar. 2000. Entolomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta
Kakdolop. 2015. Pengertian serta Klasifikasi dan Ciri.
http://www.kakdolop.com/2015/10/pengertian-serta-klasifikasi-danciri.html. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.15 WIB.
Zakapedia. 2015. Pengertian Arthropoda.
http://www.artikelsiana.com/2015/07/arthropoda-pengertian-ciri-klasifikasireproduksi-peranan. Html. Diakses pada 25 Oktober Pukul 18.25 WIB.