Makalah Sistem saraf gerak reflek dan Ob

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat TUHAN, atas
segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi, yang berisi tentang
materi Sistem saraf, Gerak Refleks dan obat-obatan Psikotropika.
Sebelumnya penulis ingin berterima kasih kepada:
1) Ibu Aswiana karena atas arahannya dan kemudahan waktunya,
saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas kelompok ini.
2) Kerja sama antar kelompok yang padu, karena atas kerjasamanya
bisa menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi orang
yang membacanya.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi
itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.

Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf.
Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh
manusia. Denyut jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol
oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah, dan
konsentrasi osmotik darah.

B. Rumusan Masalah
1)
2)
3)
4)
5)

Apa
Apa
Apa
Apa
Apa

yang dimaksud dengan system saraf?

saja bagian-bagian dari sel saraf?
yang dimaksud dengan gerak reflex?
saja dimaksud dengan obat-obat Psikotropika?
pengaruh obat-obatan Psikotropika terhadap system saraf?

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun
dalam. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai
bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut

neuron.
c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
Fungsi Sistem Saraf
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh
manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi,
pengendali atau pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
a) Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh.
Hal ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga,
lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan mudah kita dapat
mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
b) Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga
dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c) Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap
perubahan keadaan di sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali
kerja alat tubuh maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.
Bagian-bagian dari sel saraf
1. Dendrit


2.

3.

4.

5.

6.

7.

Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa
tonjolan sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang. Fungsi
dendrit adalah untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke
badan sel.
Badan Sel
Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung
bagian-bagian yang umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan
sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak inti sel).

Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari
dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).
Inti Sel
Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam inti sel juga
terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur sifat
keturunan dari sel tersebut.
Neurit
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran
sitoplasma badan sel. Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan
dendrit. Namun neurit hanya ada satu dan berukuran lebih besar dan
lebih panjang dari dendrit. Di dalam neurit terdapat benang-benang
halus yang disebut neurofibril. Akson berperan dalam menghantarkan
impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun
panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah
untuk meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
Selubung Mielin
Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin
banyak mengandung lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di

antara dua segmen disebut nodus ranvier. Selubung mielin dikelilingi
oleh sel schwann. Sel yang memproduksi selubung mielin disebut sel
glial atau oligodendrosit. Fungsi selubung mielin adalah untuk
melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi
selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang bersifat isolator.
Sel Schwann
Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini
ditemukan oleh Theodore Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel
schwann bekerja dengan menghasilkan lemak dan membungkus neurit
berkali-kali sampai terbentuk selubung mielin. Fungsi sel schwann
adalah untuk mempercepat jalannya impuls, membantu menyediakan
makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.
Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus
selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson
dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara
keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier.
Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke

otak atau sebaliknya. Nodus ranvier berdiameter sekitar 1 mikrometer

dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus
ranvier diselubungi oleh selubung myelin maka impul saraf tidak bisa
loncat ke nodus ranvier, akhirnya tidak terjadi respon apapun.
8. Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan isolasi
bagi sel-sel saraf dengan membentuk selubung mielin di sekitar akson.
Fungsi oligodendrosit adalah untuk membentuk selubung mielin yang
sama pada sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong.
Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang yang masingmasing membungkus (seperti dadar gulung) sepotong akson
antarneuron untuk membentuk segmen mielin.
9. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron
dengan neuron lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya
membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang disebut tombol
sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis
menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi
sensorik mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat
kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia

yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa
asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian
impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan
impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.

Macam-macam Sistem Saraf pada Manusia
1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak ( ensefalon) dan sumsum tulang belakang
( medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan
fungsi yang sangat penting, sehingga perlu perlindungan. Selain tengkorak
dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi, maka akan terjadi radang
yang disebut meningitis.

2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan
ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi
membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan
dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf

somatis dan sistem saraf otonom.
1) Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan
menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf
sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain
kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan
informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot
rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat
memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagianbagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
 Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan
sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan
mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
 Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan
menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak
mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
 Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan

informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi

tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak
membersihkan kamar.
2) Sistem saraf otonom
Contohnya apabila kita kejatuhan cicak, kita merasa kaget ketakutan, dan
menjerit keras. Jantung berdetak dengan cepat. Pikiran kacau. Reaksi yang
membuat respon dalam situasi ketakutan ini dikontro oleh sistem saraf
otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh
yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.
Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpati disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena
saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan
ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang
terdapat di sumsum tulang belakang yang terletak di sepanjang tulang
belakang sebelah depan, dimulai dari ruas tulang leher sampai tulang
ekor. Masing-masing simpul saraf dihubungkan dengan sistem saraf spinal
yang keluar menuju organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal,

pembuluh darah, dan pencernaan. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.










Mempercepat denyut jantung.
Memperlebar pembuluh darah.
Memperlebar bronkus.
Mempertinggi tekanan darah
Memperlambat gerak peristaltis.
Memperlebar pupil.
Menghambat sekresi empedu.
Menurunkan sekresi ludah.
Meningkatkan sekresi adrenalin

MACAM-MACAM NEURON
Neuron berdasarkan jumlah uluran
Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron
unipolar, bipolar, dan multipolar.

1) Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan
sel. Misalnya neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan
tingkat rendah.
2) neuron bipolar
neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan
selnya berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan
sel. Neuron ini terdapat pada retina (mata), koklea (telinga), dan epitel
olfaktori (hidung).
3) neuron multipolar
neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit.
Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak terdapat di dalam
tubuh dibandingkan dengan neuron unipolar atau bipolar. Contoh
neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Neuron berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor.
1) Neuron sensorik Neuron sensorik merupakan neuron yang badan
selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek, tetapi
dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indera
untuk menerima rangsangan. Sel saraf ini berfungsi menghantar
impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau sumsum tulang
belakang, sehingga sering dikenal sebagai neuron indera.
2) Neuron motorik
merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang
panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Neuron
motorik berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang
belakang menuju ke otot kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini
sering disebut sebagai neuron penggerak .
3) Neuron konektor atau interneuron
Neuron konektor merupakan neuron multipolar yang memiliki dendrit
yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta akson ada yang panjang
dan ada yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan
dengan ujung akson dari saraf yang lain membentuk sinaps. Neuron ini
banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan otak yang berfungsi
meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik

Perbedaan Gerak Biasa Dengan Gerak Reflex
1) Gerak biasa
Gerak biasa merupakan gerak yang disadari, contohnya melangkahkan kaki

menuju suatu tempat, berlari, dan menyapu. Hantaran impuls pada gerak
biasa dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsang. Impuls tersebut
kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk kemudian diolah di
otak. Respons dari otak kemudian oleh saraf motorik dihantarkan ke efektor
sehingga terjadilah gerakan. Urutan perjalanan impuls pada gerak biasa
secara skematis sebagai berikut.
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik →
efektor
2) Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada
gerak refleks mirip seperti pada gerak biasa. Bedanya, impuls pada gerak
refleks tidak melalui pengolahan oleh pusat saraf. Neuron di otak hanya
berperan sebagai konektor saja.
Ada dua macam neuron konektor, yaitu neuron konektor di otak dan di
sumsum tulang belakang. Contoh gerak refleks yang melalui neuron
konektor otak, yaitu pupil mata mengecil saat terkena cahaya yang terang.
Contoh gerak refleks melalui neuron konektor sumsum tulang belakang,
yaitu kaki terangkat saat lutut dipukul. Urutan perjalanan impuls pada gerak
refleks secara skematis sebagai berikut.
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → konektor (otak/sumsum
tulang belakang) → neuron motorik → efektor

PSIKORTOPIKA

Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat-zat psikoaktif dapat masuk ke dalam tubuh melalui :
1. Mulut ( misalnya seorang perokok, taukah dalam rokok terdapat nikotin,
nikotin itu akan ada dalam darah seorang perokok , ).
2. Hidung ( menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya orang
pemakai kokain).
3. Kulit ( menyuntikkannya ke dalam otot atau vena ).
Menurut cara obat psikotropika mempengaruhi pemakainya, obat
psikotropika debedakan menjadi tiga macam / tiga jenis, sebagai
berikut :
1. Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatetik melalui pusat
hipotalamus sehingga meningkatkan kerja ( kegiatan ), misalnya
menyebabkan penggunanya tetap terjaga ( kafein ), memberikan rasa
percaya diri yang semu, meningkatkan kewaspadaan ( amfetamin ),
mengurangi rasa lelah, rasa ngantuk, rasa lapar, serta memberikan perasaan
gembira ( ekstasi dan kokain ). Tetapi semua itu hanya bersifat semu,
sementara, dan efeknya yang berbahaya.
2. Halusinogen
Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap
persepsi penglihatan dan pendengaran subjek serta peningkatan respons
emosional. Dengan dosis yang tinggi, dapat terjadi halusinasi yang
sebenarnya, yakni si subjek ” melihat ” atau ” mendengar ” benda-benda
yang tidak ada sama sekali atau melihat benda-benda tampak seperti
bergerak hidup.
Halusinogen meliputi LSD , STP ( mirip amfetamin ), DMT, mesakolin ( dari
pohon pinus peyote ), psilosobin ( dari jenis jamur ), dan PCP ( fenseklidin )
suatu obat bius hewan.
3. Depresan
Pada umumnya depresan membuat susunan saraf menjadi pasip. Depresan
berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurunkan
aktivitas pemakainya. Dalam bidang kedokteran obat tersebut berguna
untuk meredakan ketegangan jiwa, membantu mengurangi rasa cemas dan

gelisah, pengobatan darah tinggi dan epilepsi. Contoh, depresan misalnya
sedatif ( barbiturat , alkohol, dan obat-obat penenang ).
Dampak Penggunaan Psikotropika
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat
psikotropika adalah sebagai berikut:
a) Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat
menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada
akhirnya akan berujung kepada kematian.
b) Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan
depresi.
c) Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang
berlebihan (eufhoria), dan kematian.
d) Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.
e) Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat
menimbulkan kematian.
Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan
memperhatikan ciri-ciri fisiknya, yaitu:
a) Badannya lemas dan tidak bertenaga.
b) Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.
c) Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris.
d) Rambut dan giginya rontok.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf
adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anakanak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak
dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa
dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

B. Saran
i. Pentingnya memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba
sejak dini kepada anak sangat diperlukan guna untuk mencegah
terjadinya pebyalahgunaan napza
ii.
Peran orang tua untuk memantau anak dan memberikan
pendidikan agama untuk memberikan kekuatan iman juga
sangat diperlukan guna membangun karakter anak.
iii.
Pemantauan dari pihak sekolah dan pihak yang berwajib perlu
lebih tegas lagi agar anak tidak ingin mencoba dan takut untuk
melakukan hal ini dan diberikan sanksi yang tegas terhadap
pada pengedar dan pengguna narkoba.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tapike.com/2014/12/makalah-tentang-napza-dan-narkoba.html

http://www.zonabiokita.web.id/2014/05/gerak-biasa-dan-gerakrefleks.html#ixzz47Cg8Vzl1

D
I

S
U
S
U
N

OLEH

CUT MEVIANTIRA NANDA
INTAN EVIANA
SURIATI
SUARISTYO SALIHIN
M. ALIEF
M. ZAIDIL ATHARIQ
DEVIS APRILIAN HIDAYAT