Model dan Strategi Pembelajaran. docx

MODEL, METODE & STRATEGI MENGAJAR
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : DRS. YUSRAN ADENIN, MA

OLEH
ARDIANSYAH

PRODI / SEMESTER : PAI - IV A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkat atas kehadirat Allah yang maha
Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs.
Yusran Adenin, MA

mata kuliah Psikologi Pendidikan

yang telah

memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi
kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “Model, Metode dan Strategi Mengajar

” sehingga dengan ini kami

dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
penulis


dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal

mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

1

Tanjung Pura, 6 Juli 2017

Penyusun

Ardiansyah


DAFTAR IS

2

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pandangan – Pandangan Pokok Mengenai Mengajar...................................2
B. Model dan Metode Pokok Mengajar.............................................................4
C. Strategi dan Tahapan Mengajar.....................................................................6
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR FUSTAKA............................................................................................12

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas mengajar tentu bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dikerjakan,
tetapi mengajar merupakan suatu hal yang harus kita pahami sebagai suatu upaya
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang tidak terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Meskipun demikian, tidak semua orang berpendapat bahwa
tugas mengajar adalah sebuah pekerjaan yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak sedikit orang yang
memberikan kesempatan bagi dirinya untuk mengemban tugas ini baik dalam
konteks jemaat maupun sekolah.

Mengajar bukan hanya sekadar menanamkan pengetahuan dan kebudayaan
kepada peserta didik, tetapi juga suatu langkah dalam mengorganisasi suatu
lingkungan dengan sebaik mungkin agar melalui lingkungan itu, peserta didik

dapat mengalami proses belajar.

Dengan demikian, kegiatan belajar bukan hanya berpusat pada pengajar
tetapi juga kepada peserta didik. Untuk itu, Di samping itu, menciptakan suatu
lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan merupakan aspek yang
tidak bisa diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Penting untuk menerapkan
aspek ini karena berdampak langsung pada minat para peserta didik: apakah si
peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran atau tidak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar?

2. Bagaimana model dan metode pokok dalam mengajar?

1

3. Bagaimana strategi dan tahapan dalam mengajar?

C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar.


2. Agar mengetahui model dan metode pokok dalam mengajar.

3. Agar mengetahui strategi dan tahapan dalam mengajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan – Pandangan Pokok Mengenai Mengajar
Mengajar dalam kamus besar Indonesia ada dua pengertian, pertama
adalah memberikan serta menjelaskan kepada orang tentang suatu ilmu atau
Pelajaran.1 Kedua, bermakna melatih. Menurut Mursell mengajar ialah
mengorganisasi pelajaran kepada peserta didik. Sedang menurut Hamalik ada
beberapa pengertian tentang mengajar seperti di bawah ini:2

a. Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di
sekolah

b. Mengajar ialah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.


1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Depdiknas. 2008) hlm, 451
2 Oemar Hamalik, Model dan Strategi Mengajar. (Jakarta : Rieneka Cipta,2006) hlm,54
2

c. Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa.

d. Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada
murid.

e. Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara
yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.

f. Mengajar adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.

Ada dua pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran
pertama menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua
menganggap mengajar sebagai “seni”.


1. Mengajar sebagai ilmu.

Sebagian ahli memandang mengajar sebagai Ilmu. Oleh kerenanya, guru
merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk
menjadi tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
tinggi dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas
belajar.

Siapa pun, asal memiliki profesiensi dalam bidang I,mu pendidikan akan
mampu melakukan perbuatan mengajar dengan baik. Penguasaan seorang
guru atas materi pelajaran bidang tugasnya adalah penting, tetapi yang lebih
penting ialah penguasaan atas ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tugas
mengajarnya. Aliran pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu
dapat menimbulkan konotasi bahwa seseoranag yang dikehendaki menjadi

3

guru, misalnya oleh orang tuanya sendiri, akan dapat menjadi guru yang baik
asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan.3


Dari uraian di atas jelas bahwa aliran yang memandang mengajar sebagai
ilmu itu diilhami oleh teori perkembangan klasik yang disebut empirisme
yang dipelopori oleh Jhon Locke. Menurut teori ini pembawaan dan bakat
yang diturunkan oleh ornag tua tidak berpengaruh terhadap perkembangan
kehidupan sesorang, sebab pada dasarnyaa manusia lahir dalam keadaan
kosong.

2. Mengajar sebagai seni.

Sebagian ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah seni, bukan
ilmu. Oleh karenanya tidak semua orang berilmu bisa menjadi guru yang
piawai dalam hal mengajar. Sebagai contoh, seorang pakar yang “mumpuni”
dalam sebuah bidang studi umpamanya bidang agama dan bahkan telah
memiliki pengetahuan keguruan yan cukup, belum tentu mahir mengajar
agama kepada orang lain. Dalam kenyataan sehari-hari terkadang kita
saksikan seorang guru agama atau bahkan seorang yang berpredikat ulama
sama sekali tidak menarik dan cenderung membosankan ketika ia berceramah
atau berdiskusi mengenai masalah keagamaan.


Berdasarkan kenyataan yang ada, seperti contoh yang ada, maka cukup
kuatlah eksistensi aliran yang memandang bahwa mengajar adalah seni, dan
kecakapan mengajar yang notabene artistik itu hanya dimiliki oleh orangorang yang memang berbakat, sedangkan bakat itu merupakan suatu
pembawaan yang tidak bisa dipelajari.4 Aliran pandangan ini sama dengan
aliran nativisme yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer, yang berpendapat
bahwa manusia sudah mempunyai bawaan sejak lahir.
3 Ibid, hlm, 55-56
4 Muhibbin Syah, 2015, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung::PT
Remaja Rosdaka:

4

B. Model dan Metode Pokok Mengajar
Adapun model dan metode pokok mengajar adalah sebagai berikut:5

1. Model information processing (tahapan pengolahan informasi)

Model mengajar jenis ini berorientasi pada kecakapan siswa dalam
memproses informasi dan cara-cara mereka dapat memperbaiki kecakapan
untuk menguasi informasi. Model mengajar jenis ini bertujuan agar ranah

cipta siswa dapat berfungsi dan berkembang seoptimal mungkin.

2. Model personal (pengembangan pribadi)

Model personal pada umumnya berorientasi pada pengembangan pribadi siswa
dengan lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi
emosionalnya. Diharapkan dengan menggunakan model ini dapat menolong
siswa dalam mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan
lingkungannya. Siswa sebagai peaerta didik juga dapat menyadari dirinya
sebagai seorang pribadi yang berkecakapan (capable) cukup untuk berinteraksi
dengan pihak luar sehingga tercipta pola hubungan inter-personal yang
kondusif.

3. Model sosial (hubungan bermasyarakat)

Model social adalah model mengajar yang menitikberatkan peda proses
interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut.
Rumpun model ini lazim juga disebut sebagai interactife model (model yang
bersifat hubungan antar individu). Aplikasi model social diprioritaskan untik
mengembangkan kecakapan individu siswa dalam berhubungan dengan orang
lain atau masyarakat.
5Ibid, hlm, 186 -193

5

4. Model behaviorial (pengembangan perilaku)

model mengajar pengembangan perilaku direkayasa atas dasar kerangka teori
perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar mengajar. Aktifitas
mengajar, menurut teori ini, harus ditujukan pada perilaku baru atau
berubahnya perilaku siswa kearah yang sejalan dengan harapan. Rumpun
model mengajar behavorial banyak dilandasi oleh asumsi empiris bahwa
segenap perilaku siswa adalah fenomena yang dapat diobservasi, diukur, dan
dijabarkan dalam bentuk perilaku-perilaku khusus. Perilaku khusus inilah
yang menjadi tujuan belajar siswa.

Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi
pelajaran kepada siswa. Terdapat empat macam metode mengajar yang banyak
digunakan pada setiap jenjang pendidikan formal yaitu: 6

1. Metode ceramah

Yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan
pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling
ekonomis untuk menyampaikan informasi. Metode ini juga dipandang paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan daya paham siswa.

2. Metode diskusi

6 Ibid, hlm, 200-204

6

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan belajar memecahkan masalah (problem solving).Tujuan penggunaan
metode diskusi adalah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa
agar berpikir dengan renungan yang dalam (reflektife thinking).

3. Metode demonstarasi

Demonstrasi dalam penyajian informasi dapat diartikan sebagai peragaan atau
pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok
penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar ialah untuk
memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan proses
melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.

4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode campuran,
diantaranya:

a. Metode ceramah plus tanaya jawab dan tugas (CPTT).

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).

C. Strategi dan Tahapan Mengajar
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni melaksanakan
stratagem yakni rencana atau siasat. Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang
berasal dari bahasa yunani itu mempunyai arti rencana tindakan yang terdiri atas
sepernagkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.

7

Strategi dasar mengajar adalah pendekatan pokok yang harus diperhatikan
oleh guru. Dengan mengetahui strategi dasar berarti mengetahui hal-hal minimal
yang harus dikuasai oleh guru maupun calon guru sebelum melaksanakan tugas
mengajar.7

Mengajar merupakan salah satu tugas pokok profesi guru yang bersifat
komplek. Kompleksitas mengajar terlihat dari awal guru mengajar sampai proses
penilaian. Guru perlu membuat sebuah perencanaan tertulis dan tak tertulis.
Perencanaan tertulis ini dikenal dengan istilah perangkat pembelajaran. Ada
rumusan tujuan, tahapan pembelajaran, strategi dan metode, serta evaluasi.

Persiapan tak tertulis antara lain persiapan mental guru untuk menghadapi
siswa sesuai dengan karakter masing-masing dalam ruang kelas. Selain itu,
persiapan tak tertulis yang tak kalah pentingnya adalah penguasaan materi
pelajaran. Proses mengajar akan terkendala jika guru kurang menguasai bahan
pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.

Mengajar merupakan aktivitas guru untuk memaksimalkan proses belajar
siswa. Hal ini syarat mutlak yang harus dikuasai adalah bagaimana merangsang
keaktifan seluruh aktivitas fisik dan psikis siswa. Guru perlu menggunakan
berbagai metode secara bervariasi. Metode seperti akan dapat mengurangi
kebosanan siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan adanya variasi aktivitas
anggota fisik dengan psikis siswa

Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal pokok yang perlu
mendapat perhatian guru dalam mengajar.

1. Pembelajaran melibatkan aktivitas pisik dan psikis.

7 Syaeful Bahri, dan Zain Aswan. “Strategi Belajar mengajar”. (Jakarta : Rineka
Cipta,2006),hlm, 31

8

Pembelajaran harus melibatkan aktivitas fisik dan aktivitas mental siswa
secara bervariasi. Mulai dari mata, telinga, hidung, kulit, tangan sampai ke
otak terlibat saat pembelajaran berlangsung. Indikasi keterlibatan semua
aktivitas ini adalah konsentrasi dan pemusatan perhatian pada materi
pelajaran yang dibahas.

2. Penggunaan metode pembelajaran.

Pembelajaran mengisyaratkan agar guru menggunakan berbagai metode
(multimetode) dalam menyampaikan materi pelajaran. Barangkali, tidak
satupun metode pembelajaran yang dianggap paling bagus atau paling tidak
bagus. Metode pembelajaran apapun bisa digunakan asal sesuai dengan
karakter materi pelajaran dan ketersediaan sarana belajar. Yang penting
metode itu bisa melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa secara optimal.

3. Berorientasi pada siswa.

Aktivitas guru di ruang kelas seyogyanya lebih dikurangi sehingga guru
tidak lebih sibuk dari pada siswanya. Guru harus mampu menekan dirinya
untuk mau memberikan waktu belajar kepada siswa sebanyak mungkin dalam
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih guru sangat
menentukan terlaksananya hal ini.

4. Motivator pembelajaran.

Idealnya dalam pembelajaran, peran guru itu menjadi motivator, fasilitator
dan pembimbing siswa dalam belajar. Guru harus mampu menjadi
pembangkit semangat siswa untuk belajar. Pada dasarnya siswa memiliki
potensi motivasi yang besar dalam dirinya.8

8 Ibid, hlm, 33-35

9

Motivasi tersebut bisa saja berasal dari dalam diri siswa dan bisa pula dari
luar diri siswa. Inilah peran guru, bagaimana memfasilitasi dan membimbing
siswa agar semua potensi itu dapat dikembangkan secara optimal melalui
pembelajaran. Sasaran utama segenap rangkaian kegiatan pembelajaran adalah
hasil belajar siswa yang optimal sehingga menjadi milik siswa. Hasil belajar
tersebut bermanfaat bagi siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Demikianlah beberapa strategi dasar mengajar yang perlu diperhatikan
oleh calon guru maupun guru baru. Secara umum ada tiga pokok dalam strategi
mengajar

yakni

tahap

permulaan

(prainstruksional),

tahap

pengajaran

(instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus
ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut
ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses
pengajaran.
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap
permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap
penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat
melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka
sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran. Tahapan dari
mengajar yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia
memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini: 9
a.
Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir.
Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok
ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa,
disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan
lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak
menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan
guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa
(penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi,
rendah diri dan lain-lain).
9 Muhibinsyah, Op.Cit.hlm, 213

10

b.

Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran
sebelumnya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan
belajar siswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa

c.

menghadapi pelajaran hari itu.
Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu
tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang

d.

telah diberikan.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah

e.

dilaksanakan sebelumnya.
Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran
sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang
telah dibahas sebelumnya.
Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari

berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa.
Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap
bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam
hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi
mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olah raga. Kegiatan ini
akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
2. Tahap Instruksional
Tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan
pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat
diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut: 10
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari
buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan
materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: 1) pembahasan dimulai dari
gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih
khusus, 2) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.

10 Ibid, hlm, 214

11

d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contohcontoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau
tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi
yang telah dibahas. e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk
memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
e. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini
dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis
untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama
siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan
pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Ketiga tahap yang telah
dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak
terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur
waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut
diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional
dari seorang guru dalam melaksanakan strategi mengajar. 11
Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam uraian di atas secara
teoretis mudah dikuasai, namun dalam praktiknya tidak semudah seperti
digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana,
kemampuan itu dapat diperoleh

11 Ibid, hlm, 214-215

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mengajar ialah mengorganisasi pelajaran kepada peserta didik. Ada dua
pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran pertama
menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua menganggap
mengajar sebagai “seni”.
2. Model mengajar dalam pendidikan ada banyak diantaranya adalah,Model
information processing (tahapan pengolahan informasi),Model personal
(pengembangan pribadi) ,Model sosial (hubungan bermasyarakat),Model
behaviorial (pengembangan perilaku). Sedangkan Metode mengajar ialah cara
yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan,
khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
3. Strategi dasar mengajar adalah pendekatan pokok yang harus diperhatikan
oleh guru. Dengan mengetahui strategi dasar berarti mengetahui hal-hal
minimal yang harus dikuasai oleh guru maupun calon guru sebelum
melaksanakan tugas mengajar. Secara umum ada tiga pokok dalam strategi
mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran
(instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini
harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan
tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi
proses pengajaran.

B. Saran
Model dan strategi mengajar sangatlah penting dalam dunia pendidikan,
maka dari itu sebagai mahasiswa dan calon guru kedepanya hendaknya kita dapat
memahami model - model dan metode serta strategi mengajar agar nantinya dapat
diterapkan didalam proses belajar dan mengajar.

13

DAFTAR FUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta
: Depdiknas.

Bahri, syaeful dan Zain Aswan. 2006. “Strategi Belajar mengajar”. Jakarta :
Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2006. Model dan Strategi Mengajar. Jakarta : Rieneka Cipta
Syah, Muhibbin, 2015, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung:
PT Remaja Rosdaka.

14