Sains teknologi dan masyarakat dan etika

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya pola pikir manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan/
sains dan rasa keingin tahuan yang tinggi membuat semakin berkembang ilmu pengetahuan/
sains begitu pesat, serta dalam mendalami ilmu itu sendiri maupun dalam upaya penerapan
ilmu pengetahuan dalam bentuk teknologinya.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi
masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan
kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena
itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu
negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang
harus dipatuhi oleh pengguna teknologi. Serta diperluakannya etika dalam memahami ilmu
pengetahuan dan penerapannya yang disebut dengan Etika Keilmuan.
Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui
apa yang akan dianalisis (diyakini). Dengan adanya etika keilmuan diharapkan masalahmasalah negatif yang muncul serta pertentangan dalam mengembangkan sains, teknologi dan
masyarakat dapat diatasi.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah pengertian sains, teknologi, dam masyarakat?
1.2.2 Bagaimanakan interaksi antara sains, teknolgi, dan masyarakat?
1.2.3 Bagaimanakan dampak interaksi antara sains dan teknologi terhadap masyarakat?
1.2.4 Bagaimanakan etika keilmuan itu?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sains, teknologi, dan masyarakat.
1.3.2 Untuk mengetahui interaksi antara sains, teknologi,dan masyarakat.
1.3.3 Untuk mengetahui dampak interaksi sains dan teknologi terhadap masyarakat.
1.3.4 Untuk mengetahui tentang etika keilmuan.
BAB II
PEMBAHASAN

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 1

2.1 Sains, Teknologi dan Masyarakat
2.1.1 Sains
Sains atau Science berasal dari Bahasa Latin Scientia artinya pengetahuan. Sains
adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), terdiri physical sciences (ilmu astronomi, kimia,
geologi, minerologi, meteorology dan fisika) dan life sciences (biologi, zoology, fisiologi).

Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge)
yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari berbagai penemuan ilmiah sejak
jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah faktafakta, prinsip-prinsip, model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang
membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana
berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga berarti
suatu metoda khusus untuk memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses.
Metode ilmiah merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudah
terbukti ampuh memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan
merevisi berbagai pengetahuan yang sudah ada. Adapun persyaratan sains adalah Objektif,
Metodis, Sistematis, dan Universal.
Dalam perkembangannya ilmu dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu Ilmu
Dasar adalah ilmu yang membahas/ mendalami ilmu itu sendiri dan Ilmu Terapan adalah
usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan
kehidupan). Dalam perkembangannya ilmu dasar akan tampak dalam usaha untuk membahas
teori-teori secara dalam. Ilmu Pengetahuan dasar berfokus kepada teori yang ditujukan untuk
menemukan pengetahuan baru. Sedangkan ilmu terapan lebih fokus pada pengembangan
penerapan ilmu menjadi suatu alat/ teknologi dan juga menempatkan teori-teori ke dalam
praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah
2.1.2 Teknologi
Telah diterangkan dimuka apa yang dinamakan dengan ilmu dasar (basic science,

fundamental science). Walaupun sangat penting, kini ilmu dasar hanyalah merupakan bagian
yang kecil saja ari keseluruan kegiatan keilmuan. Dana yang dijatahkan bagi pengenbangan
ilmu dasar diseluruh dunia ini kurang dari 5% bagi kemajuan ilmu.
Di samping ilmu dasar dikenal ilmu terapan (applied science). Tujuan kegiatan
keilmuan dalam ilmu terapan bukannya demi kemajuan ilmu itu sendiri, melainkan untuk
memecahkan masalah-masalah praktis dan mengatasi kesulitan-kesuliitan yang dihadapi
manusia. Jadi berbeda dengan ilmu dasar, yang tujuannya untuk mengetahui lebih banyak da
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 2

memahami lebih mendalam tentang alam dan segenap isinya. Hasil-hasil yang telah dicapai
ilmu dasar menawarkan kepada kita sederet alternative. Adalah tugas dari ilmu terapan untuk
memilih dari antara alternative-alternatif ini yang mana dapat dipakai untuk memecahkan
persoalan praktis dalam masyarakat.
Hasil-hasil ilmu terapan ini masih harus dialihragamkan (ditransformasikan) menjadi
bahan atau piranti, atau persedur atau teknik pelaksanaaan suatu proses pengelolaan atau
produksi. Transformasi ini biasanya disebut keiatan pengembangan (development). Di
dalamnya termasukperencanaan industri (industrial design), yakni mencari jalan pintas yang
paling efisien dan paling murah serta paling aman untuk melaksanakan produksi masaldari
produk (bahan atau piranti) yang prototipenya merupakan hasil-hasil kegiatan ilmu terapan.
Titik lanjut dari hasil kegiatan penganmbangan adalah teknologi. Jadi teknologi dapat

dipadang sebagai penerapan ilmu. Kemana arah dan terhaapapa atau siapa penerapan itu
dikenakan, amat tergantung pada kepentingan si penguasa teknologi itu dan nilai-nilai moral
etikanya.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh
manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan
sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam
beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru,
termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam
skala global.
Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi
(termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum
senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki,
yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan
lingkungannya. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki
ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum
senggang.


a. Sejarah Perkembangan Teknologi

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 3

Teknologi pertama yang ditemukan oleh manusia adalah terjadi pada 2 hingga 3 juta
tahun yang lalu, yang dikenal sebagai “jaman batu” (stone age). Teknologi tersebut berupa
batu yang tajam atau runcing yang digunakan manusia untuk mengolah makanan dan
membuat baju. Perkembangan teknologi berikutnya adalah kemampuan dalam mengontrol
api. Manusia pada jaman tersebut sudah mampu membuat api serta menciptakan alat yang
menyebabkan api tidak mudah mati. Kemajuan teknologi awal berkahir pada jaman perunggu
( bronze age ) ketika manusia telah menemukan logam dan menggunakannya sebagai alat
bantu dalam pengolahan material lingkungannya. Inilah masa yang disebut sebagai early
technology age yaitu masa teknologi awal. Tahapan selanjutnya merupakan penemuanpenemuan teknologi lanjutan yang secara garis besar terbagi dalam tiga gelombang besar
peradaban manusia (Alvin Tovler ; 1980).
Perkembangan peradaban manusia tersebut adalah : gelombang pertama terjadi pada
tahun 8000 tahun sebelum masehi hingga 1700 sebelum masehi, gelombang kedua terjadi
1700 sebelum masehi sampai dengan tahun 1970 dan gelombang ketiga terjadi pada tahun
1979 hingga tahun 2000. Secara rinci teknologi pada peradaban-peradaban gelombang
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Periode gelombang pertama ( 8000 SM – 1700 SM )

Gelombang pertama disebut sebagai jaman pertanian semua teknologi yang dihasilkan
manusia pada jaman tersebut didayagunakan untuk keperluan pengolahan material dalam
bercocok tanam. Teknologi yang ditemukan pada masa tersebut mengubah cara hidup
manusia yang semula hanya food and gathering hanya mengandalkan material yang ada
dengan cara mengambilnya menjadi mampu mengolah tanah dan tanaman serta lebih
cenderung untuk bertempat tinggal menetap tidak berpindah-pindah. Komunitas pertanian
tersebut yang terkenal berada di Syria, Turkey, Lebanon, Israel, Jordan, Greece, pulau Kreta
dan Cyprus. Jaman ini juga ditandai teknologi bangunan, kapal dan peralatan militer. Selain
itu manusia juga memnafaatkan hewan sebagai tenaga penggerak pengganti tenaga manusia
dalam mengolah material alam lingkungannya.
b) Periode gelombang kedua ( 1700 SM – 1970 M )
Gelombang kedua disebut sebagai jaman industri, yang ditandai dengan
ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1785. Momen ini merupakan awal
dimulainya revolusi industri yang juga ikut mendorong lahirnya berbagai macam teknologi
baru dalam kehidupan manusia. Orientasi teknologi yang muncul pada jaman ini adalah
pengembangan tenaga mesin sebagai pengganti tenaga manusia dan hewan Teknologi mesin

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 4

tersebut merubah dan mengembangkan sektor kehidupan manusia di sektor kehidupan baru

seperti bisnis, transportasi, pendidikan dan sebagainya.
c) Periode Gelombang ke tiga (1970M – 2000M)
Periode ini disebut sebagai jaman informasi yang sangat populer jargon-jargonnya
pada akhir abad 20. Orientasi teknologi terpusat pada penggunaan energi yang dapat
diperbaharui (renewable energy), penerbangan dan angkasa luar, genetika dan biologi serta
komunikasi. Akibat dari munculnya teknologi di gelombang ke tiga ini maka manusia secara
individual tidak lagi hanya menjadi konsumen tetapi juga dapat menjadi produsen. Urbanisasi
yang besar-besaran terjadi pada gelombang ke dua kini digantikan dengan orientasi global
yang menyebabkan deurbanisasi karena jarak ruang dan waktu bukan lagi menjadi halangan.
Orientasi peralatan yang digunakan dalam teknologi mengalami perubahan yang sangat
darstis bila pada gelombang ke dua peralatan masih bersifat manual kini pada gelombang ke
tiga berubah menjadi otomatis.
b. Teknologi sebagai Barang Buatan Manusia
Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan paling umum dikenal orang
ialah sebagai barang buatan dari manusia. Menurut Lord Ritchie‐Calder, dari masa yang
tertua dan mulai dengan alat‐alat yang paling sederhana, setiap penemuan dan penciptaan
berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia bukan hanya suatu makhluk perseptual
melainkan juga suatu makhluk konseptual yang mampu mengamati, mengingat, dan
menjajarkan gambaran angan‐angan. Ia dapat membuat suatu perancangan mental, suatu
khayalan tekno‐puitis, bahkan bilamana sarana untuk senyatanya membuatnya tidak

tersedia. Menurut sejarahnya, ada dua titik waktu yang sangat penting dalam perkembangan
teknologi menurut Gehlen (Man in the Age of Technology), yaitu:
a) Revolusi neolitik: mulai titik waktu ini manusia beralih dari hidup mengembara dan
berburu ke keadaan hidup menetap dengan mengembangkan pertanian dan
pemeliharaan hewan.
b) Revolusi industri: berkembangnya kebudayaan mesin yang memenuhi kebutuhan
manusia dan mengubah tatanan hidupnya.
Teknologi sebagai barang buatan manusia memiliki tiga ragam dasar yang sekaligus
menunjukkan perkembangan historis yang berlainan. Hal ini adalah pendapat dari seorang
ahli yaitu Ladislav Tondl. Ragam dasar itu adalah:
a) Alat
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 5

Suatu benda yang bergerak semata‐mata berdasarkan tenaga dari otot manusia. Pada
umumnya manusialah yang membimbing dan mengendalikan alat‐alat, dengan demikian
manusia jugalah yang menjadi sumber informasi.
b) Mesin
Sesuatu sistem peralatan yang tidak menggunakan tenaga manusia, melainkan
sumber‐sumber tenaga di luar manusia, tetapi masih tetap memerlukan manusia untuk
membimbing dan mengendalikannya.

c) Automaton
Perlengkapan teknologi yang paling tinggi ragamnya dan paling canggih.
Perlengkapan ini (berdasarkan asas sibernetika yang menggantikan fungsi pengendalian :
manusiawi) mampu membuat keputusan dan mengatur sendiri.
c. Manfaat Kemajuan Teknologi Untuk Manusia
Beberapa orang beranggapan bahwa kemajuan teknologi yang pada saat ini
mempunyai dampak yang negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Seperti terjadinya
kerusakan alam hutan yang terjadi karena teknologi pemotongan hutan menggunakan alat
berat. Kondisi yang seperti inilah yang menyebabkan orang menganggap kemajuan teknologi
memiliki dampak negatif.
Di sisi lain juga, banyak orang yang menganggap teknologi mempunyai peran besar
dalam peningkatan kualitas hidup manusia di dunia ini. Untuk itulah teknologi harus tetap
diupayakan untuk terus berkembang. Tetapi, secara umum teknologi memang harus terus
dikembangkan sebagai upaya untuk terus mencari inovasi sebagai perbaikan kehidupan
manusia. Oleh karena itu, tujuan dari teknologi yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia tanpa merusak lingkungan alam sekitar kita. Oleh karena itu, dapat disimpulkan ada
beberapa manfaat yang dapat disimpulkan, diantaranya adalah:
1.

Membantu manusia untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan mereka secara lebih


baik dan lebih efisien.
2. Memotivasi manusia untuk terus berpikir untuk menciptakan perubahan-perubahan
3.

dan perbaikan dalam menciptakan teknologi baru.
Membantu manusia mengenal sejarah dan memprediksi mengenai fenomena yang
akan terjadi di masa mendatang. Seperti memprediksi terjadinya gerhana bulan dan
matahari, memprediksi peristiwa yang terjadi di tatasurya atau juga memprediksi
bencana alam.

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 6

2.1.3 Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah


suatu

jaringan

hubungan-hubungan

antar entitas-entitas.

Masyarakat

adalah

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur

1.

2.1.4 Interaksi Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Sains dan teknologi mempunyai hubungan simbiosis artinya teknologi (teknolog)
menerapkan sains untuk menghasilkan produk-produk teknologi baru, instrument baru,

2.

3.

dan teknik-teknik yang bermanfaat.
Teknologi dan sains memiliki hubungan tidak ternah terpisah tanpa ilmu = tidak lahir
teknologi, tanpa teknologi = ilmu sulit berkembang
Masyarakat melahirkan teknologi dan sains
Manusia tercipta sebagai makhluk yang paling sempurna yang mempu melahirkan
perkembangan sains dan teknologi. Jadi sains dan teknologi tidak akan lahir, jika manusia
tidak ada.
2.1.5 Dampak Interaksi Sains dan Teknologi pada Masyarakat
Dampak positif dan dampak negatifnya dapat dilihat dari berbagai bidang yaitu:

1. Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat.
Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di
bumi bagian manapun melalui internet.
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya
dengan melalui handphone.
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan
teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa
disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu.

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 7

c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Melalui internet kita dapat memperoleh
informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi
secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi
Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer
karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah
beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena
disambar petir.
2. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi
dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
b. Terjadinya industrialisasi.
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik
dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi
yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas
dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan
semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi
bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung
dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera
individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah
skill dan pengetahuan yang dimiliki.
Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada
penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga
kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat.
Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga
kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan
kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
e. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk
kedokteran menjadi komoditi
Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;
a) Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi
yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 8

b) Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan
juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif,
boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".
c) Bidang Sosial dan Budaya.
3. Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang
memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia
bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan
pria semakin menonjol.
Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership
yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita
dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang
politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting
lainnya.
4. Meningkatnya rasa percaya diri
Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik.
Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan
diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat
melecehkan bangsa-bangsa Asia.
5. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras
Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya:
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi
"kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani".
b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin
lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan
penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama,
kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat
dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas
sampai tindak kejahatan.
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 9

c. Pola interaksi antar masyarakat yang berubah
Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas
telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon
telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program
internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah
memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran
internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin
banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui
program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman
dan orang asing kapan saja.
6. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang
pendidikan antara lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metodemetode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak,
karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi
proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Program tes inteligensi seperti tes Raven,
Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari
permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui
internet tersebut.
7. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak
kriminal.
Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang
berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu
komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
8. Bidang politik

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 10

Timbulnya kelas menengah baru. Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini
akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya
hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat.
Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan
politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
9. Proses regenerasi kepemimpinan.
Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya
dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
10. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya
regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran
regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah
menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam
bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi
baru.
2.2 ETIKA KEILMUAN
2.2.1 PENGERTIAN
Etika keilmuan berasal dari dua kata yaitu etika dan kelimuan (ilmu). Kata pertama
etika berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika adalah cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak
jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Etika memerlukan sikap kritis,
metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda
dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan
manusia.

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 11

Kata kedua yaitu ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti,
atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah
sosial, dan lain sebagainya.
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Dari kedua uraian tentang makna dari kata etika dan ilmu, jadi Etika Keilmuan
merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk,
dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan
dianalisis (diyakini).
2.2.2

Problem Etika Keilmuwan

Dalam problema etika keilmuan ada dua kelompok yang memandang hubungan
antara ilmu dan moral. Kelompok pertama, memandang bahwa ilmu itu harus bersifat netral,
bebas dari nilai-nilai ontologi (cabang ilmu filsafat yg berhubungan dengan hakikat hidup)
dan aksiologi (kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia dengan kajian tentang
nilai, khususnya etika). Dalam hal ini, fungsi ilmuwan adalah menemukan pengetahuan
selanjutnya terserah kepada orang lain untuk mempergunakan untuk tujuan baik atau buruk.
Kelompok pertama ini ingin melanjutkan tradisi kenetralannya secara total seperti pada
waktu Galileo. Kelompok kedua, berpendapat bahwa kenetralan terhadap nilai hanyalah
terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan obyek
penelitian, kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral. Hal ini ditegaskan oleh
Charles Darwin bahwa kesadaran kita akan moral dalam penggunakan ilmu tergantung dari
pikiran kita (nurani).
Analisa perkembangan selanjutnya dengan apa yang sudah terjadi, kelompok yang
mengedepankan nilai moral mengkhawatrirkan terjadinya de-humanisasi, di mana martabat
manusia menjadi lebih rendah, manusia akan dijadikan obyek aplikasi teknologi kelimuan.
Hal ini berkaitan peristiwa yang terjadi selama ini, yaitu :
(1) Secara faktual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang dibuktikan dengan
adanya Perang Dunia II yaitu bom nuklir.

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 12

(2) Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat
mengubah manusia dan kemanusiaannya yang paling hakiki seperti pada revolusi
genetika dan teknik perubahan sosial.
(3) Teknologi kloning yang diterapkan pada manusia, maka manusia akan kehilangan makna
kemanusiannya, karena setiap saat manusia dapat menciptakan manusia baru dan dapat
memakainya untuk kepentingan tertentu.
Persoalan baru yang muncul saat menerapkan nilai moral ialah konflik yang
menimbulkan dilema nurani mana yang baik, benar, yang mana yang tidak dan mana yang
selayaknya. Disinilah, etika memainkan peranannya, etika berkaitan dengan “apa yang
seharusnya” atau terkait dengan apa yang baik dan tidak baik untuk kita lakukan serta apa
yang salah dan apa yang benar. Menurut J.Osdar, oleh filsuf Yunani kuno, Aristoteles, kata
etika dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Dari pemahaman tersebut, maka etika menjadi acuan atau panduan bagi ilmu dalam
realisasi pengembangannya. Untuk mengatasi konflik batin dikemukakan teori-teori etika
yang bermaksud untuk menyediakan konsistensi dan koheren dalam mengambil keputusan–
keputusan moral. Teori–teori etika tersebut adalah :
1) Konsekuensialisme. Teori ini menjawab “apa yang harus kita lakukan”, dengan
memandang konsekuensi dari bebagai jawaban. Ini berarti bahwa yang harus dianggap
etis adalah konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan,
melebihi segala hal merugikan, atau yang mengakibatkan kebaikan terbesar bagi jumlah
orang terbesar. Manfaat paling besar daru teori ini adalah bahwa teori ini sangat
memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan tertentu dan memperhatikan bagaimana
orang terpengaruh. Kelemahan dari teori ini bahwa lingkungan tidak menyediakan
standar untuk mengukur hasilnya.
2) Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti “kewajiban”. Teori ini menganut
bahwa kewajiban dalam menentukan apakah tindakannya bersifat etis atau tidak, dijawab
dengan kewajiban-kewajiban moral. Suatu perbuatan bersifat etis, bila memenuhi
kewajiban atau berpegang pada tanggungjawab, Jadi yang paling penting adalah
kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan, karena hanya dengan memperhatikan segi-segi
moralitas ini dipastikan tidak akan menyalahkan moral. Manfaat paling besar yang
dibawakan oleh etika deontologis adalah kejelasan dan kepastian. Problem terbesar
adalah bahwa deontologi tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan.
Dengan hanya berfokus pada kewajiban, barangkali orang tidak melihat beberapa aspek
penting sebuah problem.
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 13

3) Etika Hak. Teori ini memandang dengan menentukan hak dan tuntutan moral yang ada
didalamnya, selanjutnya dilema-dilema ini dipecahkan dengan hirarkhi hak. Yang penting
dalam hal ini adalah tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan sungguhsungguh. Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral
seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik etis. Selain itu teori
ini juga menjelaskan bagiamana konflik hak antar individu. Teori ini menempatkan hak
individu dalam pusat perhatian yang menerangkan bagaimana memecahklan konflik hak
yang bisa timbul.
4) Intuisionisme, teori ini berusaha memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada
intuisi, yaitu kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung
apakah sesuatu baik atau buruk. Dengan demikian seorang intuisionis mengetahui apa
yang baik dan apa yang buruk berdasarkan perasaan moralnya, bukan berdasarkan situasi,
kewajiban atau hak. Dengan intuisi kita dapat meramalkan kemungkinan-kemunginan
yang terjadi tetapi kita tidak dapat mempertanggungjawabkan keputusan tersebut karena
kita tidak dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan.
Etika menjadi acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan karena penghormatan atas
manusia. Sebagaimana dikemukakan, fisuf Jerman, Imanuel Kant, penghormatan kepada
martabat manusia adalah suatu keharusan karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang
merupakan tujuan pada dirinya, tidak boleh ditaklukkan untuk tujuan lain.
2.2.3

Problematika Etika dan Tanggungjawab Ilmu Pengetahuan

Tanggungjawab etis, merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun penggunaan
ilmu pengetahuan. Dalam kaitan hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat
manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggungjawab pada
kepentingan umum, kepentingan pada generasi mendatang, dan bersifat universal. Karena
pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi
manusia bukan untuk menghancurkan eksistensi manusia.
Tanggungjawab

etis

ini

bukanlah

berkehendak

mencampuri

atau

bahkan

“menghancurkan” otonomi ilmu pengetahuan, tetapi bahkan dapat sebagai umpan balik bagi
pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, yang sekaligus akan memperkokoh eksistensi
manusia.
Pada prinsipnya ilmu pengetahuan tidak dapat dan tidak perlu di cegah
perkembangannya, karena manusia ingin lebih baik, lebih nyaman, lebih lama dalam
menikmati hidupnya. Apalagi kalau melihat kenyataan bahwa manusia sekarang hidup dalam
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 14

kondisi sosiotekhnik yang semakin kompleks. Khususnya ilmu pengetahuan berbentuk
tekhnologi pada masa sekarang tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan manusia, tetapi sudah
sampai ketaraf memenuhi keinginan manusia. Sehingga seolah-olah sekarang ini
tekhnologilah yang menguasai manusia bukan sebaliknya
Adanya kenyataan bahwa antara ilmu pengetahuan theoria dengan penerapan
praktisnya sukar sekali dipisahkan. Tetapi jelas karena sudah menyangkut relasi antar
manusia yang bersifat nyata, dan bukan sekedar perbincangan teoritik “awang-awang” harus
dikendalikan secara moral. Sebab ilmu pengetahuan dan penerapannya yang berupa
tekhnologi, apabila tidak tepat dalam mewujudkan nilai intrinsiknya sebagai pembebas beban
kerja manusia akan dapat menimbulkan ketidakadilan karena ada yang diuntungkan dan ada
yang dirugikan, pengurangan kualitas manusia karena martabat manusia justru direndahkan
dengan menjadi budak teknologi, kerisauan sosial yang mungkin sekali dapat memicu
terjadinya penyakit sosial seperti meningkatnya tingkat kriminalitas, penggunaan obat bius
yang tak terkendali, pelacuran dan sebagainya. Terjadi pula fenomena depersonalisasi,
dehumanisasi, karena manusia kehilangan peran dan fungsinya sebagai makhluk spiritual.
Bahkan dapat memicu konflik-konflik sosial-politik, karena menguasai ilmu pengetahuan
(tekhnologi) dapat memperkuat posisi politik atau sebaliknya orang yang berebut posisi
politik agar dapat menguasai aset ilmu dan tekhnologi. Semuanya mengisyaratkan pentingnya
etika yang mengatur keseimbangan antar ilmu pengetahuan dengan manusia, antara manusia
dengan lingkungan, antara industriawan selaku produsen dengan konsumen. Dalam bahasa
Jacob lebih lanjut dikatakan bahwa ilu pengetahuan jangan sampai merugikan manusia dan
lingkungan serta tidak boleh menimbulkan konflik internal maupun politik.
Tanggungjawab ilmu pengetahuan menyangkut juga tanggungjawab terhadap hal-hal
yang akan dan telah diakibatkan ilmu pengetahuan dimasa lalu, sekarang, maupun apa
akibatnya bagi masa depan berdasar keputusan-keputusan bebas manusia dalam kegiatannya.
Penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan terbukti ada yang dapat mengubah
sesuatu aturan baik alam maupun manusia. Hal ini tentu saja menuntut tanggungjawab untuk
selalu menjaga agar apa yang diwujudkan dalam perubahan tersebut akan merupakan
perubahan yang baik, yang seharusnya ,baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi itu sendiri maupun bagi perkembangan eksisitensi manusia secara utuh.
Ilmu pengetahuan secara ideal seharusnya berguna dalam dua hal yaitu membuat
manusia rendah hati karena memberikan kejelasan tentang jagad raya, kedua mengingatkan
bahwa kita masih bodoh dan masih banyak yang harus diketahui dan dipelajari. Ilmu
pengetahuan tidak mengenal batas, asalkan manusia sendiri yang menyadari keterbatasannya.
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 15

Ilmu pengetahuan tidak dapat menyelesaikan masalah manusia secara mutlak, namun ilmu
pengetahuan sangat berguna bagi manusia. Keterbatasan ilmu pengetahuan mengingatkan
kepada manusia untuk tidak hanya mengekor secara membabi buta kearah yang tak dapat
dipanduinya, sebab ilmu pengetahuan saja tidak cukup dalam menyelesaikan masalah
kehidupan yang amat rumit ini. Keterbatasan ilmu pengetahuan membuat manusia harus
berhenti sejenak untuk merenungkan adanya sesuatu sebagai pegangan.
Kemajuan ilmu pengetahuan memerlukan visi moral yang tepat. Manusia dengan ilmu
pengetahuan akan mampu untuk berbuat apa saja yang diinginkannya, namun pertimbangan
tidak hanya sampai pada “apa yang dapat diperbuat” olehnya tetapi perlu pertimbangan
“apakah memang harus diperbuat dan apa yang seharusnya diperbuat” dalam rangka
kedewasaan manusia yang utuh. Pada dasarnya mengupayakan rumusan konsep etika dalam
ilmu pengetahuan harus sampai kepada rumusan normatif yang berupa pedoman pengarah
konkret, bagaimana keputusan tindakan manusia dibidang ilmu pengetahuan harus dilakukan.
Dewasa ini pengetahuan dan perbuatan, ilmu dan etika saling bertautan. Tidak ada
pengetahuan yang pada akhirnya tidak terbentur pertanyaan, “apakah sesuatu itu baik atau
jahat”. “Apa” yang dikejar oleh pengetahuan, menjelma menjadi “Bagaimana” dari etika.
Etika dalam hal ini dapat diterangkan sebagai suatu penilaian yang memperbincangkan
bagaimana tekhnik yang mengelola kelakuan manusia. Dengan demikian lapangan yang
dinilai oleh etika jauh lebih luas daripada sejumlah kaidah dari perorangan, mengenai yang
halal dan yang haram. Tetapi berkembang menjadi sesuatu etika makro yang mampu
merencanakan

masyarakat

sedemikian

rupa

sehingga

manusia

dapat

belajar

mempertanggungjawabkan kekuatan-kekuatan yang dibangkitkannya sendiri.

2.2.4

Ilmu Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai

Bebas nilai merupakan tuntutan agar ilmu pengetahuan dikembangkan hanya demi ilmu
pengetahuan dan karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh dikembangkan dengan didasarkan
pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan. Namun tuntutan bebas nilai ini tidak
mutlak karena tuntutan ini hanya berlaku bagi nilai lain di luar nilai yang menjadi taruhan
utama dan perjuangan ilmu pengetahuan bahwa ilmu pengetahuan harus tetap peduli akan
nilai kebenaran dan kejujuran.
Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik baru
karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 16

pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan
nilai atau yang lebih dikenal sebagai value baound. Sekarang mana yang lebih unggul antara
netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai?
Bagi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan akan lebih cepat terjadi. Karena ketiadaan hambatan dalam melakukan
penelitian. Baik dalam memilih objek penelitian, cara yang digunakan maupun penggunaan
produk penelitian.
Sedangkan bagi ilmuwan penganut faham terikat nilai, perkembangan pengetahuan akan
terjadi sebaliknya. karena dibatasinya objek penelitian, cara, dan penggunaan oleh nilai.
Kendati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebas nilai ternyata
melahirkan sebuah permasalahan baru. Dari yang tadinya menciptakan pengetahuan sebagai
sarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya tersebut justru menambah
masalah bagi manusia. Meminjam istilah carl Gustav Jung “bukan lagi Goethe yang
melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan Goethe”.
2.2.5

Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuwan

Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki karakteristik
kritis, rasional, logis, obyektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang
ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain itu juga masalah mendasar yang dihadapi
ilmuwan setelah ia membangun suatu bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan
ilmu bagi kehidupan manusia. Memang tak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa
manusia kearah perubahan yang cukup besar. Akan tetapi dapatkah ilmu yang kokoh, kuat,
dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Disinilah letak tanggung
jawab seorang ilmuwan, moral dan akhlak amat diperlukan. Oleh karenanya penting bagi
para ilmuwan memiliki sikap ilmiah.
Manusia yang merupakan bagian dari alam serta manusia dengan alam ada hubungan
yang bersifat keharusan dan mutlak. Oleh sebab itulah, maka manusia harus senantiasa
menjaga kelestarian alam dalam keseimbangannya yang bersifat mutlak pula. Kewajiban ini
merupakan kewajiban moral tidak saja sebagai manusia biasa lebih-lebih seorang ilmuwan
dengan senantiasa menjaga kelesta-rian dan keseimbangan alam yang juga bersifat mutlak.
Para ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang keilmuan sudah barang tentu
mereka juga perlu memiliki visi moral yaitu moral khusus sebagai ilmuwan. Moral inilah di
dalam filsafat ilmu disebut juga sebagai sikap ilmiah. (Abbas Hamami M., 1996, hal. 161)

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 17

Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan menurut Abbas Hamami M., (1996)
sedikitnya ada enam , yaitu:
1) Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk
mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih atau
kesenangan pribadi.
2) Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu
mengadakan pemilihan terhadap pelbagai hal yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang
beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan kekuatannya masing-masing,
atau , cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun masing-masing menunjukkan
akurasinya.
3) Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat
indera serta budi (mind).
4) Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti
(conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
5) Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap
penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset
sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya.
6) Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk
mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih
khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.
Selain itu salah satu tuntutan utama menyangkut sikap yang baik dari ilmuan adalah
kejujuran ilmuan. Salah satu aspek dalam kejujuran ilmuan adalah klaimakan kebenaran dan
kesalahan. Kesalahan tidak selalu berkonotasi negatif, namun kesalahan akan membawa
ilmuan ke usaha lebih lanjut untuk membebaskan objek penelitiannya dari kesalahan lebih
lanjut. Sehingga tanpa kesalahan ilmuan tidak mengetahui kelemahannya.
Demikian pula hasil sains yang di komunikasian ke teknologi, ketidak sempurnaan dan
kesalahan pada porsinya akan berpengaruh, dan ilmuan harus jujur dalam mengakui
kemungkinan itu, selain itu juga bertanggung jawab dalam mencari kesalahan dan membahas
untuk tujuan pemecahan masalah.
Risk management merupakan salah satu hal sulit bagi seorang ilmuan terutama yang
bekerja berhubungan dengan alam. Bagaimanapun juga semua hasil ilmu pengetahuan yang
dilontarkan ke masyarakat mengandung resiko, sehingga perlu mengkaji ulang untuk
mengetahui resikonya sehingga bisa meminimalisir resikonya di kemudian hari. Selain itu
tugas ilmuan salah satunya adalah menanggulangi masalah baru yang timbul karena kegiatan
ilmiahnya. Selain itu juga menghitung angka plus minus dari hasi penelitiannya.
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 18

Disamping sikap ilmiah berlaku secara umum tersebut, pada kenyataannya masih ada
etika keilmuan yang secara spesifik berlaku bagi kelompok-kelompok ilmuwan tertentu.
Misalnya, etika kedokteran, etika bisnis, etika politisi, serta etika-etika profesi lainnya yang
secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu. Taat asas dan kepatuhan terhadap
norma-norma etis yang berlaku bagi para ilmuwan diharapkan akan menghilangkan
kegelisahan serta ketakutan manu-sia terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan
diharapkan manusia akan semakin percaya pada ilmu yang membawanya pada suatu keadaan
yang membahagiakan dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah barang tentu jika pada diri para
ilmuwan tidak ada sikap lain kecuali pencapaian obyektivitas dan demi kemajuan ilmu untuk
kemanusiaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sains atau Science berasal dari Bahasa Latin Scientia artinya pengetahuan. Peranan sains
yaitu sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Adapun metode ilmiah yang digunakan
dalam memecahkan masalah ilmiah dan syarat sains adalah Objektif, Metodis, Sistematis,
dan Universal. Ilmu dapat digolongkan menjadi dua yaitu Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan.
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 19

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup,
dimana sebagian besar interaksi adalah antar individu-individu yang berada didalamnya.
Teknologi dan sains memiliki hubungan tidak pernah terpisah yaitu tanpa ilmu = tidak
lahir teknologi, tanpa teknologi = ilmu sulit berkembang. Masyarakat melahirkan teknologi
dan sains. Sehingga sains dan teknologi tidak akan lahir, jika manusia tidak ada.
Dampak interaksi antara sains dan teknologi pada masyarakat telah mempengaruhi di
berbagai bidang diantaranya bidang informasi dan komunikasi, ekonomi dan industri,
pendidikan teknologi, sosial, budaya, dan politik
Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui
apa yang akan dianalisis (diyakini).
Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan adalah tidak ada rasa pamrih, bersikap
selektif, adanya rasa percaya pada kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi,
adanya sikap percaya (belief) dan dengan merasa pasti (conviction), tidak pernah merasa
puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan
riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya, seorang ilmuwan harus memiliki sikap
etis (akhlak), dan juga sikap kejujuran.
3.2 Saran
Dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, kita harus lebih bijak dalam
mengembangkan dan memanfaatkan hasil perkembangannya serta memikirkan juga dampakdampak yang akan ditimbulkan. Sehingga diperlukan etika keilmuan agar manusia dan alam
bisa menjaga keselarasannya serta tidak terjadinya de-humanisasi akiabat penerapan
teknologi pada manusia. Oleh karena itu mari kita tetap mengedepannkan etika dalam
mengembangkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wonorahardjo, Surjani. 2011. Dasar-dasar Sains: Menciptakan Masyarakat Sadar Sains.
Jakarta: Indeks.
http://www.afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/etika-keilmuan_2013_1.pdf
diakses pada 2 Desember 2013.
Suyudi, Agus. 2003. Dasar-dasar sains. Malang. UM Pers
Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 20

http://solahudinibnunuhaini.blogspot.com/2013/02/b-sejarah-perkembangan-teknologi.html
diakses tgl 12/05
http://www.slideshare.net/symons12/dampak-teknologi-terhadap-tatanan-hidup-masyarakat24408522
http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/dampak-teknologi-terhadap-kehidupan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

Sains, Teknologi dan Masyarakat, dan Etika Keilmuan | 21