Gerakan Sosial dan Partai Politik

Gerakan Sosial & Partai Politik

Perilaku Kolektif
Gerakan sosial secara sosiologis diklasifikasi
sebagai perilaku kolektif.
 Perilaku kolektif (Macionis, 1989:528) adalah
tindakan, pemikiran, dan perasaan-perasaan
(emotions) yeng meliputi sejumlah besar
orang dan yang tidak sesuai dengan normanorma sosial yang ada.
 Perilaku
kolektif
memiliki
tiga
karakteristik:
 Interaksi sosial sangat terbatas.
 Ikatan sosil tidak jelas


Perilaku Kolektif
 Perilaku kolektif : rumor, gaya dan mode,


kegemaran, histeria massa, kepanikan,
publik dan opini publik, da kerumunan
massa.
 Rumor adalah suatu keping informasi yang
sulit diverifikasi (dicek kebenarannya) yang
beredar dari mulut ke mulut dengan cara
yang relatif cepat.
 Gaya dan model adalah seperangkat norma
yan utnuk keberlakuannya membutuhkan
suatu konformitas, tetapi hanya untuk
jangka waktu yang pendek.
 Kegemaran
adalah
peranan
dalam
kehidupan masyarakat bagi mereka yang

Perilaku Kolektif
 Histeria


Massa
adalah
mencakup
penyebaran yang cepat akan rasa takut
dan aktifitas yang hiruk-pikuk dikalangan
sejumlah besar orang yang merasa
terancam oleh suatu kekuatan misterius.
 Panik mencakup pelarian tak beraturan
orang-orang karena takut akan terjadinya
suatu bahaya.
 Publik dan opini publik adalah suatu
kumpulan orang yang memiliki minat
terhadap suatu isu dan berusaha untuk
mempengaruhi tindakan para pembuat
keputusan. Sedangkan opini publik adalah
perilaku publik

Gerakan Sosial
Merupakan perilaku kolektif yang ditandai
kepentingan bersama dan tujuan jangka

pendek maupun panjang  mengubah
ataupun mempertahankan masyarakat
atau institusi yang ada didalamnya.
 Perilaku massa yang melakukan kegiatan
secara berkesinabungan untuk
menunjang atau menolak kebijakan yg
dianggap merugikan masyarakat atau
kelompok.


Gerakan Sosial








Awal mula gerakan dilakukan oleh suatu

kelompok yg merasa tdk puas thd suatu
keadaan;
pribadi
kecewa;
penyaluran
kegagalan; atau mereka yg merasa hidup
kurang berarti.
Semula bentuk gerakan tidak terorganisasi,
terarah
dan
terencana
selanjutnya
terorganisasi.
Contoh: Gerakan demo, gerakan ekspresif,
gerakan utopia, gerakan reformasi, gerakan
revolusioner, (KAMI 1966, Reformasi 1998).
Faktor pendorong: kemiskinan, ketidakadilan,
korupsi yg parah, kekejaman, konsumerisme,
individualisme,
gila

materi
&
jabatan,
hedonisme dll

Gerakan Sosial

1.
2.
3.


Gerakan sosial memiliki tiga karakteristik
(Macionis, 1989:595)
Organisasi
internal
yang
tingkatanya
sangat tinggi
Gerakan berlangsung dalam waktu yang

lama
Sengaja mencoba menpertajam organisasi
masyarakat itu sendiri.
Menurut Giddens (1989) berbeda dengan
perilaku kolektif, gerakan sosial ditandai
oleh adanya tujuan atu kepentingan
bersama. Kepentingan itu dapat berupa

Apakah gerakan sosial
itu?
Ciri-ciri gerakan sosial:
 Berbasis kelompok massa
 Memperjuangkan kepentingan
massa
 Tidak dapat dipengaruhi oleh
partai politik
 Bertujuan untuk mengubah
keadaan dan mengendalikan
keadaan


Fungsi dan Sifat
Gerakan Sosial
 Gerakan

sosial berfungsi
memobilisasi kekuatan sosial yang
menyerukan moralitas, keadilan,
keberlangsungan hidup dan
identitas.
 Sifat gerakan sosial terdiri dari
bertahan, reaksioner, radikal,
anarkis, dll

Sebab Munculnya gerakan
sosial
 Teori deprivasi

Teori ini mengatakan bahwa gerakan sosial
muncul
karena

sebagian
orang
dalam
masyarakat mederita deprivasi (kekurangan,
kehilangan,
penderitaan).
Mereka
tidak
menikmati kesejahteraa. Deprivasi yang paling
umum adalah diprivasi ekonomi.
 Mass-Society Teory (William Kornhauser)
Menurut teori ini gerakan sosial muncul karena
dibentuk oleh orang-orang yang merasa secara
sosial terisolasi dan secara personal tidak
merasa bermakna dalam masa yang besar,
masyarakat yang kompleks.

Tingkatan gerakan
sosial
 Emergence


Gerakan sosial yang muncul karena kejadian yang tidak
disangka-sangka atau darurat.
 Coalecence
Setelah gerakan sosial muncu, langkah berikutnya adalah
koalisi sejumlah individu ke dalam organisasi yang secara
aktif
memasuki
kehidupan
publik,
termasuk
mengembangkan kepemimpinan baru, memformulasikan
taktik dan kebijakan, dan membangun moral positif dan
merekrut anggota baru. Pada level ini gerakan sosial
mungking
akan
mendorong
tindakan
kolektif
demonstrasi, penyadaran publik dan lain sebagainya.

 Bureaucratization
Setelah mapan, gerakan sosial akan mengembangkan
organisasi formal seperti birokrasi dan lain sebagainya.

Tipe Gerakan Sosial






Alternatifve movements merupakan gerakan yang
bertujuan
mengubah
sebagian
perilaku
perseorangan. Dalam kategori ini dapat kita
masukan berbagai kampaye untuk mengubah
perilaku tertentu.
Redemptive movements

juga berfokus pada
perubahan individu, tetapi mencoba mebawa
perubahan yang radikal dalam kehidupan maereka.
Contohnya
adalah
gerakan-gerakan
kaum
fundamentalis.
Reformative movements yang hendak diubah bukan
perseorangan melainkan masyarakat, tetapi yang
hendak diubah dari masyarak itu hanya meliputi
segi-segi tertentu dari masyarakat.

Jenis Gerakan Sosial






Gerakan protes adalah gerakan yang bertujuan mengubah atau
menentang sejumlah kondisi sosial yang ada. Ini adalah jenis
yang paling umum dari gerakan sosial di sebagian besar negara
industri, misalnya : gerakan ini diwakili oleh gerakan hak-hak
sipil, gerakan feminis, gerakan antinuklir, dan gerakan
perdamaian.
Gerakan Regresif atau disebut juga Gerakan Resistensi. Gerakan
Regresif ini adalah gerakan sosial yang bertujuan membalikkan
perubahan sosial atau menentang sebuah gerakan protes,
misalnya : menuntut PT Arun dan PT PIM atas penyebaran
limbahnya, gerakan mahasiswa merespon kampus yang tidak
transparasi
Gerakan Religius. Gerakan religius dapat dirumuskan sebagai
gerakan sosial yang berkaitan dengan isu-isu spiritual atau halhal yang gaib (supernatural), yang menentang atau
mengusulkan alternatif terhadap beberapa aspek dari agama
atau tatanan kultural yang dominan, misalnya : gerakan

Macam Gerakan Sosial








gerakan-gerakan revolusioner adalah gerakan
yang mengubah masyarakat dengan menantang
nilai-nilai fundamental.
gerakan-gerakan reformasi adalah gerakan yang
berusaha memodifikasi kerangka kerja dari
skema nilai yang ada.
gerakan-gerakan perlawanan adalah gerakan
sosial muncul muncul tidak hanya untuk tujuan
pelembagaan perubahan, tetapijuga untuk
memblokr perubahanatau mengeliminasikan
perubahan yang sudah dilembagakan
sebelumnya.
gerakan-gerakan ekspresif adalah gerakan yang

Persamaan gerakan sosial
dan partai politik?
Keduanya organisasi yang mencari
dukungan masyarakat
 Keduanya ‘memiliki’ ideologi
(=separangkat ide tertentu yang menjadi
dasar pembentukan dan aktivitasnya)
 Potensi kerjasama:
gerakan sosial memberi dukungan kepada
politikus tertentu
gerakan sosial melobi/bernegosiasi untuk
merumuskan kebijakan publik


Perbedaan (kekuatan gersos
dan parpol)


Gerakan sosial:
bergerak di ranah
masyarakat;
mendampingi
masyarakat akar
rumput

Parpol:
Fokus aktivitas di
ranah negara
(parlemen,
pemerintahan)
 Sering menjadi
‘jembatan’ yang
hubungkan antara
pemerintah/parlem
en dan masyarakat



Kelemahan gerakan sosial
dibanding dengan partai politik?







Gerakan sosial tidak dapat mempromosikan
kandidat untuk menjadi anggota parlemen;
dalam sistem politik,hanya parpol yang memiliki
hak untuk fungsi promosi jabatan politik
(parlemen)
Gerakan sosial hanya dapat mempengaruhi
kebijakan publik yang spesifik, parpol dapat
mempengaruhi kebijakan secara luas
Partai mempunyai akses ke politikus, kuasa
negara dan sumber daya negara
Kadang-kadang parpol beraksi seperti
pergerakan, misal: membentuk basis massa
tertentu untuk dukungan tetap

Gerakan sosial menjadi
partai politik?
 Apakah

gerakan sosial dapat
menjadi partai politik?
 Dapat
 Gerakan buruh menjadi partai buruh
 Gerakan petani menjadi partai
petani

Contoh gerakan sosial yang
menjadi parpol?
 Gerakan

buruh Jerman:dari
organisasi buruh menjadi partai
sosialis demokrasi (tapi organisasi
buruh yang independen masih tetap
eksis)
 Akbayan di Pilipina: gerakan sosial
buruh-trade union dan NGOs (masih
kurang berpengaruh)
 Fretilin di Timor Timur menjadi Partai
Fretilin
 Nasional Demokrat menjadi Partai

Apa itu Partai Politik?
Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 2008, tentang
Partai Politik, yang menyebutkan bahwa
“Partai politik adalah organisasi yang bersifat
nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara,
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.”

PARTAI POLITIK
 Organisasi

manusia yg didalamnya
terdapat pembagian tugas dan
petugas untuk mencapai suatu
tujuan, mempunyai ideologi,
mempunyai program politik, sebagai
rencana pelaksanaan atau cara
pencapaian tujuan secara lebih
pragmatis menurut penahapan
jangka pendek sampai jangka
panjang serta mempunyai ciri

Tujuan Partai Politik
1.

2.

3.

Berpartisipasi dlm sektor pemerintahan :
mendudukkan orang-orangnya menjadi
pejabat pemerintah shg dpt turut serta
mengambil atau menentukan keputusan
politik atau out put pada umumnya
Berusaha melakukan pengawasan, beroposisi,
thd perilaku, kebijakan, tindakan, para
pemegang otoritas pemerintahan
Berperan utk dpt memadu tuntutan-tuntutan
yg masih mentah, shg parpol bertindak sbg
penafsir kepentingan dg mencanangkan isyuisyu politik yg dpt dicerna dan diterima oleh
masyarakat secara luas

Peran Partai Politik
1.
2.
3.
4.

5.

Mewakili warganegara dalam
politik
Membentuk dan merekrut elit
politik
Merumuskan tujuan kolektif bg
masyarakat
Mengartikulasikan dan
mengagregasikan berbagai
kepentingan masyarakat
Sosialisasi (pendidikan) politik
bagi warga negara dan mobilisasi
masyarakat agar terlibat dalam

Fungsi Partai Politik
1. Partai Politik sebagai saranan komunikasi politik.
Fungsi ini terkait erat dengan peranan partai politik
sebagai
penghubung
antara
rakyat
dan
pemerintah.
2. Partai politik sebagai saranan sosialisasi politik
Partai Politik juga memainkan peranan sebagai
instrumen sosialisasi politik. Dengan sosialisasi
politik dimaksud proses yang
memungkinkan
seseorang memperoleh sikap dan orientasi
terhadap
fenomena-fenomena
politik,
yang
emumnya berlaku dalam masyarakat dimana dia
berada.

Fungsi Partai Politik
3. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik
Tanpa rekrutmen politik, suatu partai politik
tidak memiliki anggota-anggota atau tokohtokoh yang bisa diandalkan dalam berbagai
kegiatan politik.
4. Partai politik sebagai sarana pemberes konflik
Dalam kehidupan masyarakat demokratis,
persaingan dan perbedaan pendapat dalam
masyarakat merupakan hal wajar. Perbedaan
dan persaingan dalam hal apapun dapat
menimbulkan konflik, baik antar individu
maupun kelompok, maka tugas partai politik lah

Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian umumnya
disebut berdasarkan jumlah partai
politik yang ada di dalamnya :
 Sistem Satu Partai
 Sistem Dwi Partai
 Sistem Satu Partai Dominan (1,5
Partai)
 Sistem Multipartai

Sistem Satu Partai
Di negara-negara sosialis : Mis. Partai
Komunis Uni Soviet (alm) mengendalikan
dan mengarahkan semua lembaga politik
dan hampir semua segi kehidupan
masyarakatnya. Sarana utk menguasai
negara, masyarakat dan ekonomi dan utk
menjamin bhw semua organ yg di ‘bawah’
tunduk pada yg ‘atas’ adalah dengan
membentuk sistem nomenklatura , yaitu
bhw semua jabatan tertinggi diduduki oleh
pejabat-pejabat yg harus lulus “LITSUS”
partai
 Di negara-negara yg baru merdeka : partai
yg muncul dari perjuangan kemerdekaan


Sistem Dwi Partai
1.

2.

3.

Walaupun ada sejumlah partai kecil, hanya
dua partai yg memperoleh dukungan suara
dan kekuatan parlemen yg cukup untuk
berkuasa dan membentuk pemerintahan
Partai yg memenangkan suara terbesar itu
mampu membentuk sendiri pemerintahan
(umumnya berdasarkan mayoritas dlm
parlemen); sedangkan yg lain bertindak sbg
oposisi
Kekuasaan pemerintahan dipegang secara
bergantian diantara kedua partai; keduanya
punya peluang untuk memenangkan pemilu,
sedangkan oposisi berfungsi sbg
‘pemerintah yg sedang menunggu giliran’

Sistem Satu Partai Dominan
(Satu Setengah Partai)

 Ada

beberapa partai yg bersaing
dalam pemilu, tetapi hanya satu
partai mayoritas yg terus-menerus
muncul sebagai pemenang (LDP
Jepang, Partai Kongres India,
Golkar Indonesia)

Sistem Multipartai
Terjadi kompetisi lebih dari dua partai
sehingga mengurangi kemungkinan
pemerintahan partai tunggal dan
meningkatkan kemungkinan pemerintahan
koalisi
 Keunggulan : menciptakan kondisi bagi ‘check
and balance’ di dalam pemerintahan dan
mendorong timbulnya debat, konsiliasi dan
kompromi diantara partai-partai. Proses
pembentukan koalisi dan dinamika upaya
mempertahankan koalisi membuat partaipartai yg berkuasa harus menjamin
akuntabilitas, dlm bentuk sikap tanggap


Lanjutan

1.

2.

Kelemahan :
sulit membentuk koalisi kalau pemilu tidak
menghasilkan satu partai yg cukup kuat utk
membentuk pemerintahan sendirian, maka
akan terjadi negosiasi, yg dapat
berlangsung lama sampai bermingguminggu atau bahkan berbulan-bulan
Pemerintahan koalisi yg terbentuk mungkin
gampang retak dan tidak stabil, karena
masing-masing anggota koalisi sibuk
dengan penyelesaian pertikaian, tidak
punya cukup waktu utk menangani
pengelolaan pemerintahan

Lanjutan…
3.

Kecenderungan kearah moderasi dan
kompromi dpt berarti bhw sistem multi partai
justru akan didominasi oleh ‘politik centrist’ shg
tdk dpt memunculkan alternatif ideologi yg jelas.
Politik koalisi cenderung diwarnai oleh negosiasi
dan konsiliasi, demi menemukan platform atatu
pijakan yg sama; akibatnya perpolitikan tdk
didasarkan pd keyakinan dan prinsip yg jelas

4.

Hal tsb akan membuat partai menanggalkan
kebijakan dan prinsip yg dianut demi mengejar
kekuasaan, cenderung memberi tempat istimewa
pada partai ‘centrist’ dan kepentingan ‘centrist’.

Partai dan Stabilitas
Politik
 Stabilitas

politik tergantung dari
polarisasi ideologi yg dianut
partai-partai
 Multipartai + polarisasi ideologi
yg tinggi = instabilitas politik
 Multipartai + polarisasi ideologi
yg rendah = stabilitas politik