AGUNG SULISTIONO NUGROHO FDK

EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA LEMBAGA
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM (LPBI)
NAHDLATUL ULAMA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:
AGUNG SULISTIONO NUGROHO
NIM. 1110051000108

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M

EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA LEMBAGA
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM (LPBI)
NAHDLATUL ULAMA


Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:
AGUNG SULISTIONO NUGROHO
NIM. 1110051000108

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang memiliki judul “Efektifitas Program Da’i Siaga Bencana
Lembaga Penanggulangan Bencana Dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul
Ulama”, telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi pada tanggal 10 Februari 2017.
Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Sosial pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jakarta, 10 Februari 2017

PANITIA SIDANG MUNAQASAH
Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Hj. Roudhanah, MA
NIP : 195809101987032001

Fita Fathurokhmah, M.Si
NIP : 19830610200912201

Anggota


Penguji I

Penguji II

Dr. Sihabudin Noor, MA
NIP : 196902211997021001

Burhanudin, Lc, MA
NIP : 196902052014111002
Pembimbing

Drs. S. Hamdani, MA
NIP : 195503091994031001

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Agung Sulistiono Nugroho


NIM

: 1110051000108

Fakultas

: Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan

: Komunikasi dan Penyiaran Islam

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan Skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengimbangi dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin penulisan.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pertanyaan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikan pertanyaan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Februari 2017

Agung Sulistiono Nugroho
NIM : 1110051000108

ABSTRAK

Nama

: Agung Sulistiono Nugroho


NIM

: 1110051000108

LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
Nahdlatul Ulama) adalah lembaga sosial kemanusian yang bergerak di bidang
lingkungan hidup dan kebencanaan dan sebagai organisasi islam terbesar di
Indonesia yang mempunyai tanggung jawab dakwah mencoba menerapakan
bagaimana bisa melakukan penyadaran dimasyarakat akan ancaman bencana
melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.
Penelitian ini, adalah untuk melihat bagaimana pelaksanaan dakwah
program Da’i Siaga Bencana, bagaimana tingkat kesadaran masyarakat sebelum
dan sesudah pelaksanaan program Da’i Siaga Bencana dan bagaimana efektifitas
program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan
Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama.
Penelitian ini menggunakan Metode kualitatif. Data-data yang diperoleh
dari pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan verbal (lisan) bukan data
nominal atau yang menunjukkan angka-angka. Dalam menganalisis data penulis

menggunakan metode deskriptif analisis.
Data – data yang terkumpul melalui obvservasi, wawancara, dan
dokumentasi dilapangan kemudian dianalisis dengan mengacu pada teori yang di
kemukan oleh F.X Swarto dimana pengukuran ke efektifan meliputi : pendekatan
tujuan, pendekatan teori system dan pendekatan teori multiple konstituensi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa : 1. Pelaksanaan kegiatan
dakwah meliputi sosialisasi, pelatihan, simulasi dan pendampingan masyarakat, 2.
Tingkat kesadaran masyarakat sebelum dilakukan proram bersifat anomous,
hetromous dan sosionomous, 3. Setelah dilakukan program masyarakat terdapat
peningkatan pengetahuan masyarakat baik teori ataupun tingkat kesiap-siagaan
masyarakat, 4. Ke-efektifan program terlihat pada adanya perubahan atau
tindakan masyarakat dalam merespon bencana.

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang
“Efektifitas Program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan

Bencana Dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama”. Shalawat serta
salam semoga tetap dan akan terus tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW,
manusia pilihan yang pribadinya selalu menjadi tauladan bagi kita semua, kepada
keluarganya, kepada sahabatnya sampai kepada para pengikutnya.
Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
segenap pihak-pihak tersebut, yang diantaranya adalah:
1. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Suparto M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
Dr. Hj. Roudhanah MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan
Suhaimi M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah SS, M.si, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi Dan
Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. Murodi MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan masukan dan membantu penulis selama proses perkuliahan.
4. Drs. S. Hamdani MA, selaku dosen pembimbing yang dengan tulus
memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis serta nasihat – nasihat
yang luar biasa yang semoga bermanfaat bagi penulis


ii

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas

Islam

Negeri

Syarif

Hidayatullah

Jakarta

yang

sangat

berkontribusi dalam memberikan ilmu serta pengetahuan yang tiada terkira

kepada penulis selama menjalani studi.
6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Fakultas
7. Bapak Muhamad Ali Yusuf Selaku Ketua lembaga, TIM TD LPBI NU, PW
Yogyakarta LPBI NU, Pengurus Pusat LPBI NU yang selalu membantu dan
memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini.
8. Ucapan terima kasih terdalam penulis sampaikan kepada Kedua Orangtua
Bapak Bambang Sulistiono Dan Ibu Mursinah yang tak kenal lelah berjuang,
membantu, mendoakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan
keluarga besar H. Sepel yang terus memberi kebahagiaan, bahwa bahagia
tidak selalu dengan senyum dan tawa tapi esensi kebersamaan kita.
9. Keluarga besar KMPLHK RANITA yang sudah menjadi keluarga kedua
penulis dan memberikan banyak pelajaran berharga, yang juga memberikan
masukan kepada penulis, penelitian ini secara khusus saya dedikasikan kepada
organisasi yang banyak memberikan penulis pelajaran berharga
Serta tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih penulis kepada aparatur
pemerintahan Kelurahan Argomulyo dan Bapak Alfian selaku Narasumber
yang dengan senang hati menerima penulis untuk melakukan penelitian ini.


iii

10. Sahabat–sahabat seperjuangan yang telah lebih dulu menyelesaikan masa
studinya Abdurahman, Fityan Aunilah, Abdulah Ihksan, Sumantri, Sehab
Budianto,

Boby

Gunaman,

Kurniawan

Prasetyo

dan

teman

teman

seperjuangan KPI D 2010 sehingga menjadi motivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
11. Nurma Elita Sari yang selalu memotivasi penulis saat penulis sedang jenuh
dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua yang telah di
lakukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Saya ucapkan terima
kasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.
Akhir kata, penulis memahami bawasannya tak ada satupun di dunia ini yang
sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan
koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulisan berikutnya.

Jakarta, Februari 2017

Agung Sulistiono Nugroho

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK

................................................... ............................ i

KATA PENGANTAR ................................................... ............................ ii
DAFTAR ISI

BAB I

................................................... .......................... ..v

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................... 7
D. Metodologi Penelitian ............................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka.................................................................... .14
F. Sistematika Penulisan ............................................................ .17

BAB II

LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Efektifitas.................................. .......................... 19
B. Pengertian Dakwah dan Unsur Dakwah ...... .......................... 21
C. Pengertian Efektifitas Dakwah .................... .......................... 32
D. Pengertian Bencana dan Penanggulangan Bencana................. 38
E. Pengertian Program Da’i............................. .......................... 41
F. Pengertian Meningkatkan Kesadaran Masyarakat................... 43

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENANGGULANGAN
BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU)
A. Profil Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) ....................... 46
B. Sejarah Berdirinya LPBI NU.................................................. 47
C. Visi dan Misi LPBI NU.......................................................... 51

v

D. Struktur Kepengurusan LPBI NU........................................... 52
E. Tugas Pokok, Fungsi, dan Strategi Fungsional LPBI NU ....... 55
F. Program dan Kegiatan LPBI NU ............................................ 57

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Kegiatan Dakwah Program
Da’i Siaga Bencana LPBI NU ..................... .......................... 60
B. Tingkat Kesadaran Masyarakat Sebelum Mengikuti Program
Da’i Siaga Bencana LPBI NU ..................... .......................... 63
C. Tingkat Kesadaran Masyarakat Setelah Mengikuti Program
Da’i Siaga Bencana LPBI NU ..................... .......................... 66
D. Efektifitas Dakwah Yang Dilakukan LPBI NU
Melalui Program Da’i Siaga Bencana.......... .......................... 68

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 75
B. Saran-saran ........................................................................ ...78

DAFTAR PUSTAKA

.............................................................................. 80

LAMPIRAN

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistematika kegiatan manusia beriman, dalam
bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara
merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual dan sosiakultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran
Islam dalam segi kehidupan manusia dengan menggunakan cara tertentu.

Dakwah menurut Quraish Shihab “Dakwah merupakan seruan atau
ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam
tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang
lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju
kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai
aspek.”1
Sebagai pelaksanaan ajaran Islam, tugas dakwah suatu kewajiban yang di
emban oleh setiap orang muslim menyampaikan kebenaran yang ada dalam AlQur’an dan As-Sunnah sudah menjadi konsekuensi seorang yang menganggap
dirinya beriman walaupun yang disampaikan itu hanya satu ayat. Oleh karena itu,
diperlukan beragam cara dalam syiar dan dakwah untuk menegakan ayat-ayat
Allah swt di muka bumi ini tidak hanya melakukan dakwah dilakukan di depan
mimbar dengan berceramah.

1

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2001), hal. 194.

1
1

2

“Salah satu cara yang efektif dalam membentuk dan membawa
perubahan yang baik di masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai
keislaman yaitu adanya peranan da’i atau pendakwah. Hal ini bertujuan
agar terciptanya individu, keluarga dan masyarakat untuk menjadikan
Islam sebagai pola pikir dan pola hidup agar tercapai kehidupan yang
bahagia baik di dunia maupun di akhirat.”2
Da’i adalah orang yang dibebani tugas untuk berdakwah kepada umat
manusia, untuk menyampaikan ajaran Islam yang selama ini hadir di tengahtengah masyarakat dengan peran aktifnya.
Sebagai pendakwah, da’i dituntut untuk bisa menyampaikan kebaikan atau
dakwahnya dimana pun ia berada, sekalipun di daerah rawan bencana seperti
Indonesia. Hal ini dilakukan agar da’i atau pendakwah mampu mengambil
peranan dalam memulihkan mental masyarakat pasca bencana serta upaya
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana dengan
memasukkan nilai agama sebagai entry point terciptanya perubahan sosial yang
baik di masyarakat.
Berdasarkan letak geografis dan kondisi geologis, Indonesia menjadi salah
satu negara yang sangat berpotensi sekaligus rawan bencana, berbagai macam
bencana telah banyak terjadi mulai dari banjir, kebakaran, gunung berapi,
tsunami, angin ribut dan lain-lain. Oleh karena itu, Indonesia memiliki kebutuhan
program penanggulangan bencana yang signifikan akan program penanggulangan
bencana yang terintergrasi disemua tingkatan, dari tingkat masyarakat sampai
ketingkat nasional. Bencana yang telah menimpa bangsa Indonesia telah
menimbulkan

korban

jiwa

manusia

yang

tidak

sedikit,

kerusakan

lingkungan,kerugian harta benda, terganggunya kehidupan sosial ekonomi,
rusaknya prasarana dan struktur sosial, adanya lonjakan kebutuhan dasar serta
2

Rosidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal, ( Jakarta: Paramadina, 2004), cet. Ke- I, hal. 1.

3

dampak sikologis dan pengungsian besar-besaran yang memunculkan banyak
persoalan sendiri.
Dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 156, bencana dijelaskan dengan
berbagai macam istilah, diantaranya mengenai musibah.:

ْ ‫ﻟﱠاَﺬ ِ ﯾْﻦ َإِذ َا أَﺻ َﺎﺑَﺘْﮭُﻢ‬
Artinya : “(Yaitu) Orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka
mengucapkan Sesungguhnya aku ini milik Allah dan sesungguhnya
aku akan kembali kepada-Nya.”
Musibah adalah “sesuatu yang tidak sesuai kebiasaan. Dalam pengertian
ini musibah mencakup segala peristiwa yang berdampak negatif dan positif
sekaligus. Walaupun menurut kebiasaan musibah selalu diletakan pada peristiwa
yang berdampak negatif saja.”3
Islam juga mempunyai konsep dalam Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
yang di gambarkan dalam bentuk siklus, masing – masing tahapan mitigasi
bencana dalam Islam mempunyai landasan normatif yang diambil dalam AlQur’an sebagai sumber hukum. Sebagaimana gambar 1.1 dibawah ini :
Gambar 1.1
Siklus Pengurangan Resiko Bencana (PRB)

3
Sihabuddin Muhammad ibn Abdillah al-Husaini al- Alusi, Ruh al- Ma’ani fi tafsiri alQur;ani al-Adzim wa as—sab’u al-Matsani, jilid 20, (Bairut: dar Ihya’ al-turats al-Arabi, t.t), hal.
337.

4

Pendekatan dalam Pengurangan Resiko Bencana dalam perspektif Islam
juga selaras dengan yang dikonsepsikan oleh Hyogo Framework For Action.
Bahwa Pengurangan Resiko Bencana (PRB) diartikan sebagai segala bentuk
kegiatan untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa dan hilang atau rusaknya
asset serta harta benda baik melalui upaya mitigasi bencana (Pencegahan,
peningkatan kesiapsiagaan) ataupun mengurangi kerentanan (fisik, material, sosial
kelembagaan, prilaku atau sikap). Model Pengurangan Resiko Bencana yang
banyak dianut dan menjadi acuan ahli kebencanaan adalah apa yang tertulis dalam
Hyogo Framework For Action (HFA) 2005 – 2015: Building The Resilience Of
Nation And Communities To Disasters. Di dalam HFA tersebut disebutkan bahwa
Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dilakukan dengan mengintegrasikan dalam
kebijakan kebijakan yang berkelanjutan dengan memasukan unsur Pengurangan
Resiko Bencana yang menekankan pada pencegahan bencana, mitigasi,
kesiapsiagaan dan mengurangi kerentanan.
Terkait dengan hal tersebut di atas, komunitas atau organisasi
kemasyarakatan berperan penting dalam rangka pengurangan resiko bencana.
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu lembaga sosial keagamaan terbesar di
Indonesia mempunyai peranan strategis bagi usaha penanggulangan bencana
berbasis masyarakat melihat posisi dan peran NU selama ini, maka keterlibatan
NU akan semakin mempercepat sosialisasi, desiminasi maupun pendidikan
manejemen resiko bencana bagi masyarakat. NU didirikan tahun 1926 oleh Kyai
(ulama) yang berpengaruh di Indonesia. Saat ini NU memiliki 100 juta anggota
yang mayoritas berada di daerah pedesaan dan memiliki struktur organisasi dari

5

tingkat nasional sampai ke pedesaan, seperti pendakwah, guru, nelayan, petani,
pedagang, dan di pemerintahan seperti di eksekutif, legislatif dan yudikatif.
“Dalam melaksanakan tugasnya, Nahdlatul Ulama mempunyai 14
badan otonom dan 18 lembaga. Salah satu lembaga yang dimiliki oleh
Nahdlatul Ulama adalah Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim NU (LPBI NU). Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) adalah lembaga yang secara
struktural-organisatoris merupakan pelaksana kebijakan dan program
Nahdlatul Ulama di bidang penanggulangan bencana, perubahan iklim,
dan pelestarian lingkungan. Pembentukan LPBI NU disepakati pada
Muktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010. Semangat ini kemudian
dikukuhkan dan ditetapkan dalam rapat pleno harian PBNU untuk
membentuk LPBI NU. Setelah Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di
Jombang tahun 2015 dibentuk kepengurusan baru PP. LPBI NU
berdasarkan SK No. 19/A.II.04/09/2015.”4
Sebagai wujud dari tanggung jawab dakwah NU untuk perkembangan dan
dakwah Islam di Indonesia, NU melalui LPBI NU mempunyai program da’i siaga
bencana. Da’i Siaga Bencana merupakan wujud dari komitmen dan aksi konkrit
NU dalam rangka jihad pengurangan resiko bencana, sehingga seminimal
mungkin jika terjadi bencana bisa dihindari sejak dini serta upaya meningkatkan
kapasitas masyarakat tanggap bencana.

Melalui

da’i siaga bencana juga

diharapkan isu keagamaan dapat menjadi entry point bagi pengurangan resiko
bencana, isu penyelamatan dan konservasi lingkungan, mengingat agama
merupakan salah satu penghambat bahkan merupakan rem bagi hasrat manusia
yang ingin melakukan hal – hal yang merusak. Pada kondisi seperti ini, da’i siaga
bencana dituntut menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat dengan cara-cara
yang menyejukkan

dan bukan saatnya lagi da’i melakukan dakwah dengan

pendekatan yang menyalahkan masyarakat dengan terjadinya bencana. Hal ini

4

Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 21 januari 2016 dari
http://lpbi-nu.org/tentang-kami/.

6

dilakukan untuk mencapai kefektifan dakwah da’i siaga bencana terhadap
masyarakat.
Da’i Siaga Bencana sudah banyak melakukan kegiatannya di berbagai
lokasi rawan bencana di Indonesia salah satu daerah yang menjadi lokasi dakwah
dalam rangka pengurangan resiko bencana adalah di daerah Kabupaten SlemanYogyakarta. Daerah Sleman merupakan daerah yang rawan bencana dengan
ancaman bencananya ialah gunung merapi. Gunung merapi merupakan gunung
api teraktif didunia, resiko bencananya pun tak bisa di abaikan. Apalagi sekeliling
merapi merupakan wilayah padat pendunduk. Patut di catat bahwa letusan merapi
tahun 2010 menjadi letusan terbesar sepanjang sejarah meletusnya gunung
merapi, kini merapi memang sedang dalam ketenangan namun bukan berarti
kewaspadaan akan erupsi harus diabaikan.
Dengan melihat dari latar belakang masalah yang telah di paparkan penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Program Da’i
Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
(LPBI) Nahdlatul Ulama”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi fokus pada efektifitas program
Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
(LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi
ancaman bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten
Sleman-Yogyakarta.

7

2. Rumusan Masalah
Agar pembahasan berfokus pada satu permasalahan penulis membatasi
penelitian ini pada kajian efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga
Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi ancaman bencana di Kelurahan
Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta, adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan program Da’i Siaga Bencana Lembaga
Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama?
b. Bagaimana kesadaran masyarakat sebelum mengikuti program Da’i Siaga
Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)
Nahdlatul Ulama?
c. Bagaimana kesadaran masyarakat setelah mengikuti program Da’i Siaga
Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)
Nahdlatul Ulama?
d. Bagaimana

efektivitas

program

Da’i

Siaga

Bencana

Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program Da’i Siaga Bencana
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)
Nahdlatul Ulama.

8

b. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat sebelum mengikuti program
Da’i Siaga Bencana

Lembaga

Penanggulangan Bencana

dan

Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama.
c. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat setelah mengikuti program
Da’i Siaga Bencana

Lembaga

Penanggulangan Bencana

dan

Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama.
d. Untuk mengetahui efektivitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga
Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul
Ulama.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bisa menjadi acuan
akademik bagi penelitian-penelitian yang memiliki kesamaan
dalam objek yang dikaji serta dapat menambah khazanah
kepustakaan mengenai efektifitas dakwah dalam bidang di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan menjadi pengembangan ilmiah dari ilmu komunikasi
dan dakwah itu sendiri.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi
pengembangan ilmu dalam konteks kebencanaan maupun dalam
rangka penanggulangan bencana di Indonesia khususnya.

9

b. Manfaat Praktis
1. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam meningkatkan efektifitas dakwah terkait cara dan
metode dakwah dalam sebuah program penanggulangan bencana
yang kelak akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
menghadapi ancaman bencana.
2. Menambah wawasan bagi mahasiswa dan elemen masyarakat luas
serta

praktisi

dakwah

maupun

organisasi

dalam

bidang

penanggulangan bencana.

D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan di analisis
mengunakan metode deskriptif analisis yakni, penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain. Secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.5
Dalam penelitian ini penulis berusaha memahami pelaksanaan, tingkat
kesadaran masyarakat sebelum-sesudah dan efektifitas program Da’i Siaga
Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)
Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas masyarakat tanggap bencana di

5

Lexy J. Moleong. Metedologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda
Karya,2009), h.6.

10

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta
dikarenakan daerah ini sangat rentan akan potensi ancaman bencana yang datang
dari gunung merapi.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara bertahap sampai penulis mendapatkan data
yang diperlukan dimulai pada bulan Juli 2016 hingga Februari 2017, penulis
melakukan pengamatan, perizinan sampai tahap pengumpulan data yang
dilakukan secara incidental (sesuai keperluan dalam melengakapi data).
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Sekertariat
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Yogyakarta dan kegiatan dakwah program
da’i siaga bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten
Sleman –Yogyakarta.

3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Lembaga Penanggulangan Bencana
Dan Perubahan Iklim ( LPBI ) Nahdlatul Ulama.
b. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah efektifitas program Da’i Siaga Bencana
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengahadapi ancaman
bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten
Sleman-Yogyakarta.

11

4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Pengamatan ( Observasi )
Metode
observasi
“yaitu
untuk
memperoleh
dan
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan langsung dilapangan serta
sistematis terhadap
fenomena – fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antara aspek dalam fenomena yang diselidiki.”6
Metode observasi merupakan metode pertama yang digunakan
dalam melakukan penelitian ini. Penulis akan mengamati objek yang
diteliti, yakni bagaimana pelaksanaan program sampai dengan tingkat
kesadaran masyarakat sebelum- sesudah dan efektifitas program Da’i
Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
(LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas masyarakat
tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman-Yogyakarta.
b. Wawancara atau Interview
Wawancara adalah “sebuah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai.”7
Penulis melakukan tanya-jawab secara langsung dengan orangorang

yang

terlibat

program

Da’i

Siaga

Bencana

6
E. Kristi Poerwandri, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,
(Jakarta:LPSP3-UI,1998) hal. 62.
7
Moh Nazim, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), hal.234.

Lembaga

12

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama
dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai Bapak Dimas Prasetyo
selaku Bendahara Pengurus Wilayah LPBI NU Yogyakarta serta Bapak
Alfian salah satu

masyarakat yang menerima program tersebut di

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan tujuan untuk mendapatkan keterangan secara jelas
sesuai dengan tujuan penelitian ini. Sedangkan teknik wawancara yang
digunakan adalah wawancara semistruktur yakni campuran antara
wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pencarian sumber data berupa catatan – catatan
resmi LPBI NU yang berupa buku- buku, foto-foto, ataupun jurnal yang
berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini penulis berusaha
mengumpulkan dokumentasi terkait program dai siaga bencana baik
berupa foto, video, buku – buku.

5. Teknik Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang sesuai dengan pokok
permasalahan yang di rumuskan, penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif, “yaitu peneliti menganalisis data yang di peroleh dari hasil wawancara,

13

catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara menggambarkan dan
menjelaskan yang disertai dengan kutipan kutipan data” 8
Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong
terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor bahwa “metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati.”9
Alasan penulis menulis teknik pengolahan data secara kualitatif adalah
demi memudahkan proses penelitian. Data-data yang diperoleh dari pelaksanaan
penelitian adalah data tulisan dan verbal (lisan) bukan data nominal atau yang
menunjukkan angka-angka.
“Pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat
luwes atau fleksibel, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasi suatu konsep,
serta memberi kemungkinan bagi perubahan – perubahan manakala ditemukan
fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.”10

6. Teknik Analisis Data
Data – data yang terkumpul melalui obvservasi, wawancara, dan
dokumentasi dilapangan kemudian dianalisis dengan mengacu pada landasan
teoritis. Fase ini merupakan proses penyederhanaan bentuk data agar mudah
dibaca dan dipahami. Setelah itu disusun menjadi laporan penelitian.

8

Lexy. J Melong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (bandung. PT. Rosdakarya, 2004),
cet. Ke-18, hal.6
9
Lexy J. Moleong. Metedologi Penelitian…, hal.4.
10
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada),
hal.39.

14

7. Pedoman Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah
(Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang ditentukan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2007, Tim Penyusun : Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman
Fathurahman, M. Syairozi Dimyati, Netty Hartati, Syopiansyah Jaya Putra.

E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, salah satu langkah awal yang dilakukan
adalah mencari dan menelaah hasil karya atau penelitian terdahulu sebagai bahan
acuan penulis menulis penelitian ini, adapun sumber primer yang menjadi acuan
penulis adalah :
1.

“Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif” ditulis oleh Peter F. Ducker,
tahun 1986. Dalam buku ini membahas mengenai efektititas.

2. “Pengantar Ilmu Dakwah” ditulis oleh Basrah Lubis, tahun 1993. Dalam buku
ini membahas mengenai pengertian dan unsur dakwah.
3. “Dakwah Islam dan Perubahan Sosial” ditulis oleh Amrullah Ahmad, tahun
1985. Dalam buku ini membahas mengenai dakwah meningkatkan kesadaran
masyarakat.
4. “Da’i Siaga Bencana – Pandua Praktis Dakwah Pengurangan Risiko Bencana”
yang disusun oleh Ellyasa KH. Darwis dkk, tahun 2011. Dalam buku ini
membahas mengenai program Da’i Siaga Bencana.

15

5. “Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat dalam Perspektif Islam” yang
disusun oleh A. Fawa’id Syadzili dkk, tahun 2007. Dalam buku ini membahas
mengenai bencana dan penanggulangan bencana.
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis sebagai
berikut:
1. “Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriya Abdurahman Wahid Dalam
Memperjuangkan Hak Hak Perempuan Di Yayasan Puan Amal Hayati” yang
ditulis Abdaue Azizah, Mahasiswa jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Dari judul skripsi tersebut,
terdapat persamaan mengenai aktivitas dakwahnya namun memiliki perbedaan
dengan judul skripsi yang sedang penulis lakukan. Perbedaan tersebut terletak
pada pokok permasalahan yang dikaji dimana judul skripsi tersebut meneliti
aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriya Abdurahman Wahid dalam
memperjuangkan hak – hak perempuan, sedangkan penulis membahas
efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana
dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas
masyarakat

tanggap

bencana

di

Kelurahan

Argomulyo,

Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.
2. “Efektifitas Model Dakwah Religi Pada Penderita Psikotropika Di Lembaga
Permasyarakatan Khusus Narkotika Kelas II A Cirebon (Studi Kasus Di
Lapassustik Kelas II A Cirebon)” yang ditulis Juhaeria Apriatin, Mahasiswa
jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2012. Dari judul skripsi tersebut, terdapat
persamaan mengenai Efektivitas dakwah namun memiliki perbedaan dengan

16

judul skripsi yang sedang penulis lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada
pokok permasalahan yang dikaji dimana judul skripsi tersebut meneliti untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan dakwah, membuktikan respon, serta
menjelaskan sejauhmana efektifitas model dakwah religi terhadap penderita
psikotropika psikotropika di Lapassustik Cirebon, sedangkan penulis
membahas bagaimana pelaksanaan, tingkat kesadaran masyarakat sebelumsesudah

dan

efektifitas

program

Da’i

Siaga

Bencana

Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama
dalam meningkatkan kapasitas masyarakat tanggap bencana di Kelurahan
Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.
3. “Efektifitas Dakwah Lembaga Tilawah Qur’an (LPTQ) DKI Jakarta Melalui
Program Musabaqah Tilawatul Qur’an (MTQ)” yang ditulis oleh Silma
Mausuli, Mahasiswa jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2010. Dari judul skripsi tersebut, terdapat
persamaan mengenai efektivitas dakwah dari sebuah lembaga melalui sebuah
program namun memiliki perbedaan dengan judul skripsi yang sedang penulis
lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada pokok permasalahan yang dikaji
dimana judul skripsi tersebut meneliti aktivitas dakwah LPTQ DKI Jakarta
Melalui Program Musabaqah Tilawatul Qur’an (MTQ), sedangkan penulis
membahas efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan
Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan
kapasitas masyarakat tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

17

4. “Efektifitas Metode Dakwah Mauidzoh Hasanah Dalam Pembinaan Akhlak
Santri At-Taqwa Putra Bekasi” yang ditulis oleh Dedeh Mahmudah,
Mahasiswa

jurusan

Komunikasi

Dan

Penyiaran

Islam

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2008. Dari judul skripsi tersebut, terdapat
persamaan mengenai efektivitas dakwah dalam membentuk manusia ke arah
lebih baik dengan judul skripsi yang sedang penulis lakukan. Perbedaan
tersebut terletak pada pokok permasalahan yang dikaji dimana judul skripsi
tersebut meneliti efektifitas dakwah mauidzoh hasannah, sedangkan penulis
membahas efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan
Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan
kapasitas masyarakat tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I

Pendahuluan membahas latar belakang masalah, pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II

Landasan Teoritis membahas mengenai pengertian efektifitas,
pengertian dakwah dan unsur dakwah, pengertian efektifitas
dakwah, pengertian bencana dan penanggulangan bencana,
pengertian program da’i, pengertian meningkatkan kesadaran
masyarakat.

BAB III

Gambaran Umum Lembaga Penanggulangan dan Perubahan
Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menjelaskan profil, sejarah,

18

visi dan misi, struktur kepengurusan, tugas pokok, fungsi dan
strategi fungsional serta program dan kegiatan LPBI NU.
BAB IV

Temuan dan Analisis Data, bab ini inti dari penelitian dimana
penulis menjelaskan pelaksanaan kegiatan dakwah program Da’i
Siaga Bencana LPBI NU, tingkat kesadaram masyarakat sebelum
mengikuti program Da’i Siaga Bencana LPBI NU, tingkat
kesadaram masyarakat setelah mengikuti program Da’i Siaga
Bencana LPBI NU dan efektifitas dakwah yang dilakukan
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)
Nahdlatul Ulama melalui program Da’i Siaga Bencana berdasarkan
data – data yang sudah di dapat.

BAB V

Penutup, kesimpulan dan saran-saran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Efektifitas
Efektifitas diambil dari kata “efek” yang berarti akibat atau pengaruh,
sedangkan efektif berarti adanya pengaruh atau adanya akibat serta
penekanannya jadi sesuatu. Jadi “efektifitas” berarti keberpengaruhan atau
keadaan berpengaruh (keberhasilan setelah melakukan sesuatu).1 Efektivitas
berhubungan dengan penentuan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai atau tidak. Tim penyusunan kamus pusat pembinaan dan pengembangan
bahasa, menuliskan bahwa efektifitas adalah keberpengaruhan (keberhasilan)
setelah melakukan sesuatu.2 Efektifitas menunjukan pada keberhasilan dari segi
tercapai tidaknya sasaran yang telah diterapkan. Hasil yang semakin mendekati
sasaran berarti semakin tingginya efektivitasnya.3
Menurut Jhon M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus inggris dan
Indonesia, efektifitas secara epitimologi berasal dari kata efektif artinya berhasil
guna.4
Menurut ensiklopedia umum, efektifitas menunjukan taraf tercapainya
tujuan usaha, dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuan. Secara ideal

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B) Departamen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Depdikbud,
1995), cet ke-7, edisi ke-2, hal.250.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B) Departamen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar…, hal.250.
3
Ensikiopedia Nasional Indonesia (Jakarta: Cipta Adi Pusaka, 1995), jilid ke-5, hal.12.
4
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, ( Jakarta : Balai
Pustaka Depdikbud, 1995), cet ke -8, hal. 250.

19
19

20

keefektifan adalah pencapaian prestasi dari tujuan, taraf efektifitas dapat
dinyatakan dalam ukuran yang pasti.5
Dennis Mc. Quail, efektifitas secara teori komunikasi berasal dari bahasa
efektif. Artinya terjadi sebuah perubahan atau tindakan. Sebagai akibat diterima
suatu pesan, dan perubahan terjadi dari segi hubungan antara keduanya yakni
pesan yang diterima dan tindakan tersebut.6
Peter F. Drucker, salah satu tokoh yang memberikan perhatian besar
terhadap efektifitas mengatakan bahwa efektifitas dapat dan harus di pelajari
secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk keahlian yang lahir secara alamiah.
Efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui sebuah rangkaian kerja, latihan intens,
terarah dan sistematis, bekerja dengan cepat sehingga menghasilkan kreatifitas.7
Dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat efektifitas, F.X Swarto
mengemukakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam pengukuran keefektifan,
yaitu :
1. Pendekatan tujuan, yaitu pendekatan yang menekankan pada pentingnya
pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.
2. Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pada pentingnya
adaptasi tuntunan sebagai kriteria penilaian keefektifan sehingga satu elemen
dan sejumlah elemen saling tergantung.

5

A. B. Prinnodigdo dan Hasan Shadely, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: Kainisius,
1990). hal.51.
6
Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga Pratama,
1992), hal. 281.
7
Peter F. Druker, Bagaimana Menjadi Efektif Yang Efektif (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,
1986), hal. 5.

21

3. Pendekatan teori multiple konstituensi, organisasi dapat dikatakan efektif bila
dapat memenuhi dari konstituensi yang pendukung kelanjutan eksistensi
organisasi tersebut.8
Dari pengertian di atas menunjukan bahwa efektifitas merupakan suatu
tingkat keberhasilan dari segi tercapai dan tidaknya sasaran atau tujuan yang
telah di tetapkan. Hasil yang mendekati sasaran atau tujuan berarti semakin
tinggi tingkat keefektifannya.
Dalam pengukuran keefektifan, penulis menggunakan pendekatan dan
teori yang di kemukakan oleh F.X. Swarto yang meliputi 3 pendekatan yaitu :
1. Pendekatan tujuan.
2. Pendekatan teori system.
3. Pendekatan teori multiple konstituensi.

B. Pengertian Dakwah dan Unsur Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari kata da’wah yang merupakan bentuk masdar dari
da’a-yad’u yang berarti seruan, ajakan atau panggilan.9
Seruan ini dapat dilakukan melalui kata – kata atau perbuatan.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berkaitan dengan dakwah, baik
menyangkut materi, metedologi, subjek maupun objeknya. Secara bahasa, dakwah
berarti memanggil, mengajak, atau menyeru.

8

FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta:Universitas Atma Jaya
Yogyakarta,1999), Cet Ke 1, hal. 2.
9
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta: Penamadina, 2008), hal. 144.

22

Menurut Muhammad Al-wakil dalam ushuhlud – dakwah waadabud duat,
dakwah artinya “mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukan
mereka
kepada jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.”10 Sandaran dari
pendapat ini murujuk pada firman Allah swt Pada QS Ali Imron [3] Ayat 104,

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orangorang yang beruntung.”

Adapun pengertian dakwah secara terminologi yang dikemukanan oleh
para ahli adalah sebagai berikut: Amrullah Ahmad “Dakwah Islam dan Perubahan
Sosial”, menjelaskan tentang dakwah Islam sebagai berikut,
“Dakwah Islam adalah aktualisasi imani (teologis) yang di
manifestasikan dalam bentuk suatu sistem kegiatan manusia beriman
dalam bidang kemasyarakan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan sosiokultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan dengan cara tertentu.”11
Definisi lain mengenai dakwah juga dikatakan oleh Prof. Toha Yahya
Umar, bahwa pengertian dakwah dibagi menjadi dua bagian:
a. Pengertian umum, dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang
berisikan cara-cara, tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian

10
11

hal.2.

A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah …, hal. 125.
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial,(Yogyakarta PLPM, 1985),

23

manusia

untuk menganut,

menyetujui, melaksanakan

idiologi,

pendapat dan pekerjaan tertentu.
b. Pengertian khusus, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sebagaimana perintah tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat.
Dari definisi-definisi tersebut diatas, meskipun terdapat perbedaan dalam
perumusan tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapat disimpulkan
bahwa dakwah adalah suatu usaha untuk menyerukan atau mengajak orang
kepada jalan yang diridhai Allah swt melalui cara atau metode tertentu agar
terwujud pengamalan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar untuk
mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akhirat.
Dakwah sebagai suatu untuk menyerukan memiliki beberapa tujuan dan
fungsi sebagai berikut :
a. Tujuan Dakwah
Tujuan umum (mayor objective) dakwah adalah mengajak ummat
manusia meliputi orang mukmin maupun orang kasif atau musyrik kepada
jalan yang benar dan diridhai Allah swt agar mau menerima ajaran Islam
dan mengamalkan dalam dataran kenyataan kehidupan sehari – hari, baik
yang

bersangkutan

dengan

masalah

pribadi,

maupun

sosial

kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akhirat.
Tujuan khusus (minor objective) dakwah merupakan perumusan
tujuan sebagai perinci dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini di maksudkan
agar dalam pelaksanaan aktifitas dakwah dapat diketahui arahnya secara
jelas, maupun jenis kegiatan apa yang hendak di kerjakan, kepada siapa

24

berdakwah dan media apa yang dipergunakan agar tidak terjadi
miscommunication pelaksanaan dakwah dengan audience (penerima
dakwah) yang hanya di sebabkan karena masih umumnya tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan khusus tersebut adalah : membentuk masyarakat
Islam dengan predikat khairu ummah. Dengan tujuan kedua adalah
menghendaki manusia menjadi islah, yaitu berserah diri, tunduk dan patuh
kepada Allah swt .
b. Fungsi Dakwah
Menyampaikan kebenaran Islam (Tablig wal Bayan). Secara
harfiyah berarti menyampaikan sesuatu kepada pihak lain. Dalam AlQuran tabligh dalam berbagai bentuknya di ulang sebanyak 25 kali. Dalam
bentuk ballagha tujuh kali, ablagha empat kali, dan balagh sebanyak 14
kali. Namun dakwah tidak cukup hanya mengajak melalui lisan, tapi juga
harus melalui keteladanan. Menyampaikan kebaikan tidak hanya memalui
pidato tapi juga dengan mencontohkan kepada anak-anak, sahabat dan
orang-orang dimanapun kita berada.
Amar Ma’aruf Nahi Munkar adalah sebuah frase dalam bahasa
arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan
hal-hal yang baik dalam mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya wajib. Berarti wajib hukumnya
menyampaikan kebaikan dan melarang keburukan.

25

2. Unsur Dakwah
Unsur dakwah adalah komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan
dakwah.12 Adapun unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u
(mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqoh
(metode dakwah), dan atsar( efek dakwah).
a.

Da’i (Pelaku Dakwah)
Da’i adalah “orang yang melaksanakan dakwah baik melalui

lisan,tulisan

maupun

perbuatan

yang

dilakukan

baik

secara

individu,kelompok ataupun melalui organisasi atau lembaga.”13
Secara umum da’i seringkali disamakan dengan muballigh (orang
yang menyampaikan ajaran islam). Namun sebenarnya sebutan tersebut
memiliki konotasi sempit yaitu hanya membatasi da’i sebagai orang yang
menyampaikan ajaran Islam secara lisan saja. Padahal kewajiban dakwah
adalah milik siapa saja yang mengaku sebagai ummat Rasulullah SAW.
Da’i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang
Allah swt., alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan
dakwah untuk memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi
manusia, serta metode yang dihadirkan menjadikan manusia secara
perilaku dan pemikiran tidak melenceng.14

12

Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah,
(Jakarta : Kencana, 2009), Cet ke-2, hal. 21.
13
Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah …, hal.
22.
14
Mustafa malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Qordhawi Harmoni antara Kelembutan dan
Ketegasan,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,1997), hal. 18.

26

b. Mad’u ( Mitra Dakwah)
Adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik
manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain
manusia secara keseluruhan.15
Dakwah kepada manusia yang belum beragama Islam adalah
dengan maksud unutk mengajak mereka kepada tauhid dan beriman
kepada Allah, sedangkan dakwah kepada manusia yang telah mendapat
cahaya hidayah Islam adalah untuk meningkatkan kualitas iman, islam dan
ihsan.
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan yaitu:
1) Golongan cerdik cendekia yang cinta kepada kebenaran,dapat berfikir
secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan, 2) Golongan awam,
yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan
mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang
tinggi, 3) Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang
membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak
mampu membahasnya secara mendalam.
c. Maddah (Materi Dakwah)
Maddah dakwah adalah pesan-pesan dakwah dalam Islam atau
segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu
keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam Kitabullah dan Sunnah

15

23.

Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah …, hal.

27

Rasulullah saw.16 Secara umum materi dakwah bisa diklasifikasikan
menjadi empat masalah pokok:
1) Masalah Akidah, masalah pokok yang menjadi materi dakwah
adalah aqidah islamiyah. Masalah akidah dan keimanan menjadi
materi utama dalam dakwah. Karena aspek iman dan aqidah
merupakan komponen utama yang akan membentuk moralitas atau
akhlak ummat. Iman merupakan esensi dalam ajaran islam. Iman
juga erat kaitannya antara akal dan wahyu. Bahkan didalam AlQur’an iman disebutkan dengan berbagai variasinya sebanyak 244
kali.
2) Masalah Syari’ah, hukum atau syari’ah sering disebut sebagai
cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh
matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan diri dalam
hukum-hukumnya. Pelaksanaan syari’ah merupakan sumber yang
melahirkan peradaban islam, yang melestarikan dan melindunginya
dalam sejarah. Syari’ah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan
peradaban dikalangan kaum muslim.17
3) Masalah Muamalah, Islam merupakan agama yang menekankan
urusan muamalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah.
Ibadah muamalah disini dipahami sebagai ibadah yang mencakup
hubungan dengan sesama makhluk dalam rangka mengabdi kepada
Allah swt Karena Islam lebih banyak memperhatikan aspek
kehidupan sosial daripada kehidupan ritual.
16
Drs. H. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah,(Surabaya: Al