Analisis Location-Allocation (L-A) Models pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Serdang Bedagai

BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Pengertian perpustakaan umum secara luas adalah tempat atau lokasi yang
menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan
masyarakat umum. Perpustakaan umum dapat di artikan juga sebagai lembaga
pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam
informasi ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan dan
memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas.Perpustakaan umum berbeda
dengan perpustakaan sekolah, kampus, kantor, pribadi atau yang lainnya, meski
berkonsep serta pengelolaannya sama. Hanya saja perpustakaan non umum
biasanya cenderung untuk lingkungan terbatas dan mempunyai peraturan khusus
serta koleksi terbatas yang disesuaikan dengan lingkungannya.
Menurut Reitz (2004),“A library or library system that provides
unrestricted access to library resources and services free of charge to all the
resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or
in part by publics funds”.Dapat diartikan dalam definisi yang sederhana bahwa
sebuah perpustakaan atausistem perpustakaanyang menyediakanakses tidak
terbataske sumber dayaperpustakaandan layanangratis bagisemuapenduduk dari
suatukomunitastertentu, seperti kota atau kabupaten, dengan wilayahgeografis,

dan biasanya didukungolehdanapublik atau pemerintahan daerah.
Menurut Hermawan dan Zen (2010, 30) yang termasuk dalam kategori
Perpustakaan Umum adalah:
(a) Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintahan
Provinsi, Kabupaten dan Kota, termasuk Perpustakaan Keliling;
(b) Perpustakaan Desa/Kelurahan;
(c) Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga swadaya
masyarakat, lembaha-lembaga keagamaan;
(d) Taman Bacaan, Rumah Baca, Pondok Baca dan sebagainya, baik yang
diselenggarakan oleh masyarakat maupun perorangan.
Perpustakaan umum menyediakan bermacam bahan koleksi bagi semua
tingkatan usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia, baik

Universitas Sumatera Utara

untuk laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, perpustakaan umum
mempunyai nilai strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena
fungsinya melayani semua lapisan masyarakat sebagai sarana pembelajaran.
Menurut Hermawan dan Zen (2010, 30) adalah “Perpustakaan yang
melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status

sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.”
Sedangkan menurut Syahrial-Pamuntjak (2000, 13) adalah:
Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan
serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan
umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh
masyarakat.Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa
dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam
buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma
atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari
perpustakaan tersebut.
Perpustakaan Nasional RI memberikan batasan bahwa Perpustakaan
Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk
(Kabupaten/Kota atau Desa) diperuntukan bagi semua lapisan dan golongan
masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan
informasi dan bahan bacaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan dengan dana
umum yang bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi
secara menyukuruh tanpa membedakan tingkat usia, tingkat social, tingkat
pendidikan dan lain-lain.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum memiliki tujuan khusus. Dalam manifesto Uniesco
(Sulistyo-Basuki, 1993) tujuan Perpustakaan Umum yaitu:
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka
yang dapat membantu meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang
lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi

Universitas Sumatera Utara

masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
4. Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Adapun menurut Hermawan dan Zen (2010, 31) tujuan Perpustakaan Umum
adalah:
(a)


(b)
(c)
(d)
(e)

Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk
menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesejahteraannya;
Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang
berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari;
Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
Bertindak selaku agen kultural, sehingga pusat utama kehidupan
budaya bagi masyarakat sekitarnya;
Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Dari uraian diatas, dapat diartikan bahwa tujuan perpustakaan umum
adalah memberikan layanan dalam bentuk informasi kepada masyarakat umum
sehingga dapat membantu pengembangan informasi masyarakat melalui

penyedian bahan pustaka dan informasi.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentapkan, perpustakaan umum
harus dapat melaksanakan fungsinya.Dalam Pedoman umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (Perpustakaan Nasional RI 2000, 6) perpustakaan umum
harus melaksanakan fungsinya yaitu:
a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui
pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.
c. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
e. Pendayagunaan koleksi.
f. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang dating langsung di
perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximail dan lain-lain.
g. Pemasyarakatan perpustakaan.
h. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
i. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainnya.
j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan
bersama koleksi dan sarana/prasarana.


Universitas Sumatera Utara

k. Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.
2.1.4 Kriteria Perpustakaan Umum
Setiap jenis Perpustakaan memiliki kriteria yang berbeda.Perpustakaan
Umum memiliki kriteria tertentu. Menurut Hasugian (2009, 77) ada beberapa
kriteria Perpustakaan Umum yaitu:
a. Koleksi Perpustakaan Umum harus terbuka bagi semua warga untuk
keperluan rujukan maupun untuk peminjaman.
b. Seluruh atau sebahagian besar anggran perpustakaan umum diperoleh dari
dana masyarakat umum, baik dari tingkat lokal maupun nasional. Dana
masyarakat umum yang dimaksud adalah diperoleh dari ajak.
c. Jasa pelayanan yang diberikan kepada semua warga adalah Cuma-Cuma
atau gratis.
d. Koleksinya mencakup semua jenis bahan perpustakaan bagi semua warga
dan dalam semua subjek atau topik.
Tetapi dari kriteria di atas, dapat dijelaskan satu persatu beberapa kriteria yang
harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan umum, seperti lokasi, koleksi dan
fasilitasnya.

a. Lokasi
Lokasi sebuah perpustakaan umum menjadi sebuah faktor yang cukup
penting dalam pelaksanaan tujuan dan fungsi perpustakaan umum tersebut.Lokasi
perpustakaan umum sebaiknya berada ditempat yang strategis sehingga mampu
memenuhi kebutuhan seluruh masyarakatnya.Menurut Siregar (2011, 49),“Lokasi
fasilitas berkaitan dengan pemodelan dan solusi masalah tentang penempatan
berbagai fasilitas terutama untuk meminimalkan biaya transportasi dan faktorfaktor lainnya”.
Dapat diartikan bahwa faktor lokasi Perpustakaan Umum yang tepat dan
strategis sangat menentukan penggunaan perpustakaan umum dan menjadi sangat
penting jika dikaitkan dengan fungsi optimal perpustakaan umum karena alasan
keterjangkauan baik karena jarak, waktu, dan dana.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk
pembangunan gedung perpustakaan umum, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Lokasi strategis
b. Mudah diakses oleh masyarakat baik dengan kendaraan pribadi maupun
dengan kendaraan umum
c. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi masyarakat pengunjung

d. Dapat mendukung program pembelajaran bagi masyarakat
b.

Koleksi
Salah satu unsur yang terpenting dalam sebuah perpustakaan umum adalah

koleksi. Tanpa adanya koleksi, maka tujuan dan fungsi perpustakaan umum tidak
akan bisa terlaksana dengan baik. Menurut Hermawan dan Zen (2010, 17),
“Koleksi adalah inti sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan
layanan.Bukanlah perpustakaan namanya bila tidak memiliki koleksi”.
Ada banyak jenis koleksi perpustakaan umum. Didalam Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Perpustakaan Nasional RI 2000)
menyatakan bahwa “Koleksi Perpustakaan Umum mencakup bahan pustaka
tercetak seperti: buku, majalah, dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan
elektronik seperti: kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”.
Koleksi bahan pustaka harus mencakup bahan pustaka yang terpilih,
sehingga dapat bermanfaat secara efektif untuk seluruh masyarakat.Bahan pustaka
tidak hanya buku saja, tetapi ada juga dalam bentuk elektronik, seperti kaset,
piringan, dan lain-lain.
2.1.5 Fasilitas dan Layanan Perpustakaan

Penyediaan fasilitas dalam perpustakaan umum sangat menentukan
penggunaan perpustakaan.Ada beberapa fasilitas dan layanan yang disediakan
oleh sebuah perpustakaan umum, berupa pemberian layanan bahan pustakan dan
informas-informasi yang dibutuhkan pengguna.
a.

Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi merupakan pelayanan yang disediakan perpustakaan

untuk penggunaan perpustakaan umum. Menurut Lasa Hs (1994), “Dalam ilmu
perpustakaan, sirkulasi sering dikenal dengan peminjaman namun demikian
pengertian pelayanan sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk

Universitas Sumatera Utara

kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi
perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa
perpustakaan”.
Pelayanan sirkulasi merupakan ujung tombak pelayanan, Lasa Hs (1993, 1)
menyatakan bahwa jenis pelayanan yang dekat dan dengan pengunjung ini

merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan, yang bertujuan:
1. Supaya mereka mampu memanfaatkan.
2. Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana
alamatnya, kapan koleksi kembali.
3. Terjadinya pengembalian pinjaman dalam waktu yang lelas.
4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan, terutama yang berkaitan dengan
pemanfaatan koleksi.
5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui
Dapat diartikan bahwa layanan sirkulasi merupakan layanan yang cukup
penting pada sebuah perpustakaan umum untuk memenuhi proses peminjaman,
pengembalian, perpanjangan dan lain-lain.
b.

Layanan Referensi
Layanan referensi merupakan salah satu layanan yang ada di perpustakaan

umum.Pelayanan referensi adalah salah satu layanan pokok yang disediakan
sebuah perpustakaa untuk melanyankan bahan pustaka tertentu.
Sumardji (1992) menyatakan bahwa layanan referensi adalah Suatu
kegiatan pelayanan untuk membantupara pemakai pengunjung perpustakaan

menemukan informasi dengan cara :


Menerima

pertanyaan-pertanyaan

dari

para

pemakai/pengunjung

perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi


referensi;
Memberi bimbingan untuk menemukan koleksi referensi dan mencari
informasi yang dibutuhkan;

Universitas Sumatera Utara



Memberi bimbingan kepada para pemakai tentang penggunaan bahan
pustaka koleksi referensi.

c. Layanan Ruang Baca
Layanan ruang baca yaitu layanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini
diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin
meminjam untuk dibawa pulang akan tetapi mereka cukup membacanya di
perpustakaan.
d. Layanan Audio Visual
Layanan audio visual adalah layanan perpustakaan yang disediakan
khusus untuk bahan audio visual.Layanan ini meliputi peminjaman dan pemutaran
film, video, slide, filmstrip.Bahan yang disediakan berupa film cerita, film
dokumenter, atau film pengetahuan.
2.2 Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)
2.2.1Pengertian Konsep Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)
Lokasi merupakan tempat dimana suatu bangunan berada.Menurut
Tjiptono (2002, 41), “Lokasi fasilitas seringkali menentukan kesuksesan suatu
jasa, karena lokasi erat sekali kaitanya dengan pasar potensial suatu
perusahaan”.Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan
tempat atau kedudukan secara fisik suatu lembaga atau instansi (perpustakaan)
tersebut berada.
Pemilihan lokasi merupakan faktor yang sangat penting dalam persaingan
terhadap instansi atau tempat-tempat penyedia jasa seperti toko buku,
perpustakaan umum, warung internet, dan lain-lain. Menurut Tjiptono (2002, 41)
pertimbangan yang tepat dalam menentukan lokasi penyediaan jasa melipiti
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum.
2. Visibilitas/keterlihatan, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas
dari tepi jalan.
3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

4.
5.
6.
7.
8.

a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar
terjadinya impulse buying.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan.
Tempat parkir yang luas dan aman.
Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di
kemudian hari.
Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
Peraturan pemerintah.

Adapun alokasi

memiliki arti tersendiri.DalamKamus Besar

Bahasa

Indonesia(2014) Alokasi adalah:
1. Penentuan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat
(pembeli dan sebagainya); penjatahan;
2. Penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu
keperluan;
Pengertian ‘mengalokasikan’ dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia(2014)
adalah:
1. Menentukan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat
(pembeli dan sebagainya);
2. Menentukan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu
keperluan (kegiatan);

Masalah Lokasi-alokasi telah dipelajari sejak Weber menimbulkan
masalah lokasi fasilitas pertama di awal abad ke-20Reid (1966).Sekarang ini,
Konsep Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Model) telah berkembang dalam
banyak jenis dan klasifikasi. Lokasi-Alokasi (Location-Allocation) adalah proses
menemukan lokasi yang terbaik untuk satu atau lebih fasilitas yang akan
dilayankan. Dengan memberikan titik-titik dan kemudian menentukan titik-titik
untuk fasilitas, dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti jumlah fasilitas
yang tersedia, biaya, dan impedansi maksimum dari fasilitas tertentu.
Lokasi-alokasi (location-allocation) adalah salah satu hal yang paling
penting dalam pengambilan keputusan tentang masalah sebuah lokasi.Pemodelan
lokasi-alokasi

(location-allocation)

pada

awalnya

dikembangkan

untuk

memecahkan masalah pemilihan situs di sektor publik untuk kegiatan seperti

Universitas Sumatera Utara

sekolah, kantor pemadam kebakaran dan fasilitas medis, dalam situasi di mana
suatu instansi perlu untuk mendapatkan distribusi yang paling efisien dari sistem
fasilitas yang sesuai dengan standarnya.
Menurut Arifin (2011, 7), “Location-allocation can be based on
onecriterion like optima distance or adding various combinations of criteria like
optimal distance and capacity of the facility together or capacity of the facility or
optimal cost together and so on”.Dapat diartikan bahwa lokasi-alokasi didasarkan
pada sau kriteria seperti jarak optimal atau menambahkan berbagai kriteria
kombinasi seperti jarak optimal, biaya dan fasilitas.
2.2.2Masalah dalam Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Problems)
Dalammasalah konsep lokasi-alokasi (Location-Allocation Problem),
jumlahoptimalfasilitasharusditempatkan diarea yang di inginkandalam rangka
untuk memenuhipermintaan pelanggan. Luas total dapat dibagi lagi menjadi
daerah dengan karakteristik yang berbeda. Namun, ada masalah lain yang dapat
terjadi misalnya: jarak optimal, waktu tempuh, dana, kapasitas dari berbagai
fasilitas dan lain sebagainya.
Menurut Suomalainen (2006,1):
Many practical location-allocation problems are multicriteria in nature
and the chosen objective function consists thus of several weighted
subfunctions. Besides these optimization targets, there can also be other
interesting properties that are only used as constraints or even
disregarded in the optimization process. After the optimization, it is
necessary to compare the values and spatial distributions of the
optimization subfunctions and of other interesting properties in order to
find the most suitable location-allocation option.
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa ada banyak masalah dalam lokasialokasi (location-allocation). Ada banyak cara mengatasi kendala-kendala
tersebut, seperti mencari tau beberapa pertimbangan lain dari sebuah fasilitas atau
membandingkan nilai-nilai fasilitas tersebut untuk menemukan lokasi terbaik
dengan alokasi yang tepat dan sesuai.
Menurut Suomalainen (2006,2):
The solutions of location-allocation problems often have a geographical
interpretation and can be visualized by using geographic information

Universitas Sumatera Utara

systems (GIS). The visualization is especially interesting in situations
where differences in the spatial distributions of solution characteristics
can have great consequences; furthermore, this spatial element is rarely
accounted for in the optimization process where usually only global values
are being compared.
Dapat diartikan bahwa solusi masalah lokasi-alokasi (location-allocation) sering
memiliki interpretasi geografis dan dapat divisualisasikan dengan menggunakan
sistem informasi geografis.Cara ini sangat menarik dalam situasi di mana
perbedaan dalam distribusi khusus untuk solusi karakteristik dapat memiliki
konsekuensi yang besar.
2.2.3

Penerapan

Lokasi

Alokasi

(Location-Allocation)

dalam

PenentuanLokasi Layanan Umum
Ada banyak penerapan lokasi-alokasi (location-allocation) tertama dalam
penentuan lokasi layanan umum. Penerapan Lokasi Alokasi (Location-allocation)
memiliki aplikasi yang luas dalam masalah-masalah kehidupan nyata seperti
lokasi pelayanan kesehatan, membangun jaringan telekomunikasi dan sebagainya.
Sebuah keputusan yang tidak efisien dapat menyebabkan kualitas layanan yang
buruk terhadap pelanggan dalam pelayanan umum, seperti waktu tempuh yang
lama, jarak tempuh yang jauh dan menghabiskan dana yang jauh dari perhitungan.
Menurut Suomalainen (2006, 1):
Location-allocation problems are common optimization problems that
occur when choosing the locations of various public, industrial, or
commercial service centers in regard to the needs these facilities aim to
satisfy. Since Location-allocation problems are usually complex problems,
explicitly formulating the model as well as analyzing the solution
alternatives are often carried out by specialized analysts who later
communicate the results to the decision maker. The use of experts is also
preferred because the implementation of a chosen location-allocation
option is often costly and, once carried out, cannot be easily altered.
Dapat diartikan bahwa biasanya masalah lokasi-alokasi (Location-Allocation
Problems) terjadi ketika memilih lokasi atau kebutuhan fasilitas yang tepat untuk
pusat pelayanan publik, industri, atau komersial.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Layanan Umum
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan mesin sacara
fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha
untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain”.
Menurut Moenir (1992, 17) “Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena
itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan
orang dalam masyarakat”
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
pelayanan.
Selanjutnya Moenir (1992, 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan
pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.Dari
definifi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat
dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang
menggunakan peralatan berupa organisasi atau suatu lembaga.
Dibidang pemerintahan tidaklah kalah pentingnya masalah fasilitas
pelayanan umum tersebut, bahkan perannya lebih besar karena menyangkut
kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan.Pelayanan
telah meningkat kedudukannya di mata masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak
atas pelayanan.
Timbulnya pelayanan umum, disebabkan oleh adanya kepentingan umum
di masyarakat. Pelayanan umum itu sendiri bukanlah sasaran suatu kegiatan,
melainkan ia merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran tertentu yang telah
ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Karakteristik Layanan Umum
Layanan umum memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Wikipedia
(April, 2014) Karakteristik Layanan Umum adalah sebagai berikut:
a. Adaptabilitas Layanan
Adaptabilitas layanan adalah derajat perubahan layanan sesuai dengan
tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna.
b. Posisi tawar pengguna
Maksud dari Posisi tawar pengguna adalah Semakin tinggi posisi tawar
pengguna/klien, maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna
untuk meminta pelayanan yang lebih baik.
c. Type Pasar
Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan
yang ada, dan hubungannya dengan pengguna.
d. Locus Kontrol
Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas
transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
e. Sifat Pelayanan
Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara
pelayanan yang lebih dominan.
2.3.2 Jenis-jenis Layanan Umum
Sesuai dengan pengertian layanan umum diatas, adapun jenis-jenis
pelayanan umum.

Adapun

jenis-jenis

pelayanan

umum

yang

menurut

Syamsuri(2012) yaitu sebagai berikut:
a. Pelayanan Administratif
Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status
kewarganegaraan, serrtifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan
terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain
kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte kelahiran, Akte
Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin
Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin

Universitas Sumatera Utara

Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan
Tanah dan sebagainya.
b. Pelayanan

Barang

yaitu

pelayanan

yang

menghasilkan

berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan
telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.
c. Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan
kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos, dan lain sebagainya.
Adapun beberapa contoh tempat-tempat pelayanan umum antara lain:
a. Sebuah tempat pemberhentian bus (Transits bus stop)
Sebuah tempat pemberhentian bus (transit bus stops) termasuk salah satu
contoh layanan umum.Pemilihan lokasi yang tepat untuk sebuah tempat
pemberhentian bus adalah hal yang sangat menentukan kepuasan
masyarakat yang memanfaatkan layanan tersebut.
b. Pelayanan Jasa Pengiriman Barang/Kurir
Sebuah pelayanan jasa pengiriman barang termasuk sebagai pelayanan
umum dimana pelayanan ini memberikan layanan pengiriman barang dari
suatu lokasi ke lokasi yang dituju atau dari sebuah kota/Negara ke
kota/Negara lain yang dituju. Layanan ini sangat memudahkan masyarakat
untuk melakukan pengiriman barang ke lokasi yang sulit dijangkau.
c. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum dapat di artikan juga sebagai lembaga pendidikan
bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam informasi
ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan dan
memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas. Lokasi yang tepat untuk
sebuah perpustakaan umum akan sangat menentukan bagaimana tingkat
kunjungan dan penggunaan perpustakaan umum tersebut.
Menurut Koontz (1997, 63):
“There are some important attempts to solve aspects of the public library
location problem within the library field, as well as among theorists in

Universitas Sumatera Utara

economics, marketing geography, and urban and regional planning
through the modelling process”.
Dapat diartikan bahwa banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah lokasi sebuah perpustakaan umum dengan melihat teori ekonomi,
pemasarangeografi, dan perencanaan kotadan regionalmelalui prosespemodelan.

Universitas Sumatera Utara