Karakteristik Penderita Stroke yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2013-2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health
Organization

(WHO) adalah penyakit

kardiovaskular, kanker,

penyakit

pernapasan kronis dan diabetes (WHO, 2015). Data WHO menunjukkan bahwa
dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau
63,2 % disebabkan oleh penyakit tidak menular. Pada tahun 2030 diprediksi akan
ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular (Kemenkes RI,

2012).
Berdasarkan Profil Kesehatan RI (2013), salah satu penyakit tidak menular
yang menunjukkan peningkatan dan menjadi kekhawatiran banyak orang adalah
stroke. Stroke tergolong dalam cerebrovascular desease (CVD) dan menjadi salah
satu masalah kesehatan serius yang ditandai dengan tingginya morbiditas dan
mortalitasnya. Stroke merupakan penyakit pada otak berupa gangguan fungsi
syaraf lokal dan/atau global, munculnya mendadak, progresif dan cepat.
Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non traumatik dan menyebabkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau
anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan
kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain (Kemenkes RI, 2013).
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahun, bukan hanya
menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda

1
Universitas Sumatera Utara

2

dan produktif. Pada tahun 2010, penderita stroke di dunia sebanyak 33 juta orang

dengan 16,9 juta (51,2%) orang yang mengalami stroke pertama. Stroke menjadi
penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia
setelah penyakit jantung yaitu 11,13% dari total kematian di seluruh dunia
(American Stroke Assosiation, 2015).
Setiap tahun, hampir 795.000 orang Amerika mengalami stroke, dan
stroke mengakibatkan hampir 129.000 kematian. Di Amerika Serikat tercatat
setiap 40 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 menit terjadi kematian akibat
stroke (American Hearth Assosiation, 2015).
Di negara-negara ASEAN penyakit stroke juga merupakan masalah
kesehatan utama penyebab kematian. Dari data South East Asian Medical
Information Centre (SEAMIC) tahun 2008 diketahui bahwa angka kematian
stroke terbesar terjadi di Indonesia yang diikuti secara berurutan oleh Filipina,
Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Setiap 7 orang yang meninggal di
Indonesia, 1 diantaranya karena stroke (Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, diketahui bahwa
prevalensi stroke mengalami peningkatan sebesar 3,8‰, dimana hasil Riskesdas
RI tahun 2007 ditemukan stroke di Indonesia sebesar 8,3‰ dan stroke tahun 2013
sebesar 12,1 ‰. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti Yogyakarta (10,3‰),
Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7‰. Prevalensi stroke di

Sumatera Utara mencapai 10, 3% dimana wilayah Sumatera Utara termasuk
dalam 20 besar wilayah di Indonesia dengan prevalensi stroke yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

3

Beban

akibat stroke

terutama disebabkan

kecacatan

yang juga

menimbulkan beban biaya yang tinggi baik bagi penderita, keluarga, masyarakat
dan juga negara. Sebuah studi oleh Russel et al. (2006) pada 13.000 penderita
stroke perdarahan di seluruh dunia, lama rawat rata-rata 9,6 hari dengan biaya

rawat 17.442 dolar. Pada tahun 2010, total biaya kesehatan untuk perawatan dan
biaya kompensasi penurunan produktivitas yang berhubungan dengan angka
kejadian stroke serta kecacatan yang diakibatkannya telah menghabiskan dana
53,9 milyar dollar (National Conference of State Legislatures, 2015).
Berdasarkan hasil Riskesdas RI tahun 2013, prevalensi stroke cenderung
lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan rendah sebesar 49,3‰,
prevalensi stroke di kota lebih tinggi dari di desa sebesar 20,9‰ dan prevalensi
stroke lebih tinggi pada masyarakat yang tidak bekerja sebesar 29,4‰ (Kemenkes
RI, 2013).
Stroke secara luas diklasifikasikan ke dalam stroke iskemik dan
hemoragik. Faktor risiko stroke di antaranya adalah merokok, hipertensi,
hiperlipidemia, fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit katup jantung,
dan diabetes (Goldszmith, 2009). Data mengenai faktor risiko yang dapat memicu
terjadinya stroke mengalami peningkatan, seperti prevalensi umur > 18 tahun di
Indonesia sebesar 31,7% dengan kasus hipertensi terdiagnosis/ minum obat 23,9%
dan tidak terdiagnosis 76,1%. Kasus diabetes mellitus sebanyak 5,7% dari total
populasi, 1,5% sudah terdiagnosis dan 4,2% belum terdiagnosis (Kemenkes RI,
2013).

Universitas Sumatera Utara


4

Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah
Sidikalang, penderita stroke pada tahun 2013-2015 sebanyak 212 orang dan stroke
menjadi penyebab kematian nomor satu pasien rawat inap di RSUD Sidikalang
dengan Case Fatality Rate sebesar 26,4%.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita stroke rawat inap di Rumah Umum Daerah Sidikalang
tahun 2013-2015.
1.2

Perumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita stroke rawat inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Sidikalang tahun 2013-2015.
1.3

Tujuan Penelitian


1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik penderita stroke rawat inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Sidikalang tahun 2013 - 2015.
1.3.2

Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan sosiodemografi,
yaitu: umur, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan dan pekerjaan.
b. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan asal daerah.
c. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan sumber biaya.
d. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan pernah atau belum
pernah melakukan pemeriksaan CT Scan.
e. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan tipe stroke.

Universitas Sumatera Utara


5

f. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan sisi tubuh yang
mengalami kelumpuhan.
g. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan onset serangan.
h. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan faktor risiko.
i. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan lama rawatan ratarata.
j. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan keadaan sewaktu
pulang.
k. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan tipe stroke.
l. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke.
m. Mengetahui distribusi proporsi onset serangan berdasakan tipe stroke.
n. Mengetahui distribusi proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke.
o. Mengetahui distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan tipe
stroke.
p. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke.
q. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
1.4


Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai karakteristik penderita
stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang sehingga dapat
membantu dalam merumuskan kebijakan mengenai penanggulangan
stroke dan penyediaan fasilitas perawatan yang lebih memadai bagi
penderita stroke.

Universitas Sumatera Utara

6

1.4.2

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu yang
telah dipelajari selama masa kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

1.4.3


Sebagai informasi mengenai karakteristik penderita stroke, khususnya di
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang, yang diharapkan dapat menjadi
bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara