Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah 5~BAB III 2016 ok
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah disusun mempedomani pada
dokumen RPJMD Kabupaten Siak Tahun 20112016. Untuk
menjamin keberlanjutan arah pembangunan, arah kebijakan
ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2016 harus sejalan dengan
kebijakan Ekonomi Nasional dan Propinsi Tahun 2016.
Setiap pelaksanaan pembangunan daerah akan memiliki
sebuah kebijakan penting dalam pengelolaan anggaran baik
melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi
penggunaan anggaran sebagai modal utama pelaksanaan
pembangunan daerah. Kebijakankebijakan strategis akan
memberikan kemampuan lebih dalam pendanaan pembangunan
melalui pemilihan programprogram prioritas dalam mewujudkan
pencapaian visi dan misi pembangunan daerah maupun nasional.
Meskipun begitu, kebijakan yang diambil haruslah melihat
berbagai aspek maupun bidang urusan pembangunan seperti
ekonomi, sosial budaya, kependudukan, hingga aspek eksternal
baik dari luar regional maupun internasional.
Adapun kebijakan Nasional tahun 2016 berdasarkan RPJMN
tahun 20152019 dengan menyusun sasaran serta prioritas
pembangunan yang tertuang dalam konsep Nawacita dan Trisakti.
Trisakti merupakan visi Presiden yang meliputi: (1) berdaulat
secara politik; (2) mandiri dalam ekonomi; dan (3) berkepribadian
dalam budaya. Sementara itu, Nawacita merupakan agenda
prioritas dalam mewujudkan visi Presiden. Sembilan agenda
prioritas dalam Nawacita yang dijabarkan sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-1
1. Melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerahdaerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
4. Melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektorsektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh KeBhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Maka dituang kebijakan tersebut dalam konsep 3 (tiga)
dimensi pembangunan Nasional yang meliputi:
1. Dimensi Pembangunan Manusia (Pendidikan, kesehatan dan
perumahan.
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan (Kedaulatan pangan,
Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan, Kemaritiman dan
kelautan, dan Pariwisata dan Industri)
3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan (Antar wilayah: 1.desa
dan 2.Pinggiran).
Kebijakan Umum dan Prioritas Pembangunan Provinsi Riau
tidak terlepas dari implementasi dari visi dan misi yang telah
dirumuskan dalam tujuan dan sasaran serta strategi dan arah
kebijakan pembangunan. Kebijakan umum disusun untuk
pemilihan program yang tepat dan rasional dengan
mempertimbangkan faktorfaktor penentu keberhasilan untuk
mencapai sasaran dalam RPJMD Provinsi Riau Tahun 20142019.
Strategi yang perlu didukung dengan Kebijakan umum, sebagai
arah dan pedoman dalam merumuskan programprogram dan
dituangkan kedalam kegiatankegiatan Satuan Kerja Perangkat
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-2
Daerah (SKPD) yang terangkum dalam Rencana Kerja dilingkungan
Pemerintah Provinsi Riau dapat berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan. Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Riau Tahun
20142018 yang dimuat dalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2014
2019 dan merupakan acuan dalam menentukan arah kebijakan
untuk tahun 2016 fokus kepada pengembangan budaya,
peningkatan prestasi penguatan aparatur pemerintahan serta
pemantapan pembangunan ekonomi serta melanjutkan kebijakan
tahun sebelumnya sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Adapun arah kebijakan umum Provinsi Riau tahun 2016
difokuskan kepada pengembangan budaya, peningkatan prestasi
penguatan aparatur Pemerintah serta pemantapan pembangunan
ekonomi, serta melanjutkan kebijakan tahun sebelumnya sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah tahun 2014 dan Perkiraan Tahun
2016
Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari
indikator
ekonomi makro serta perekonomian daerah.
Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan
perekonomian regional, perekonomian nasional
bahkan
perekonomian global. Terdapat faktorfaktor perekonomian yang
tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah
pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil.
Tantangan eksternal yang dihadapi oleh perekonomian domestik
pada tahun 2015 adalah belum stabilnya perekonomian dunia,
termasuk negaranegara mitra dagang utama Indonesia seperti
Tiongkok yang diperkirakan akan kembali mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut yang disertai dengan
penurunan harga komoditas global terutama harga minyak mentah
dunia berpotensi memberikan tekanan pada perekonomian
Indonesia dan nilai tukar mata uang asing.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-3
Kondisi ekonomi global selain berpengaruh terhadap ekonomi
nasional dan regional juga akan berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian Kabupaten Siak
berdasarkan
pada
kondisi
perekonomian tahun sebelumnya, maka Prospek perekonomian
pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. PDRB perkapita
Berdasarkan perkembangan PDRB perkapita ADHK tahun 2000
selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2009 – 2013
cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Untuk tahun
2014 PDRB Perkapita ADHK 2000 diprediksi sebesar 10,96 juta
rupiah sedangkan untuk tahun 2015 diprediksi meningkat
menjadi sebesar 11,30 juta rupiah.
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak kurun waktu 20082012
mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya. Untuk tahun 2014
pertumbuhan ekonomi diprediksi sebesar 7,61% dan tahun
2015 diprediksi naik menjadi sebesar 7,64%.
c. Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Siak pada tahun 2014 diprediksi
sebesar 6,50% dan untuk tahun 2015 diprediksi turun menjadi
5,75%.
Perkembangan indikator makro ekonomi dapat dilihat pada
tabel berikut merupakan hasil penghitungan kembali proyeksi
RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut:
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-4
Tabel III.1
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Target Capaian Setiap Tahun
No.
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/
INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH
Kondisi
Kinerja
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada akhir
periode
(2013)
(2014)
(2015)
(2016)
(2011) (2012)
RPJMD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(1)
(2)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian
1.1.
Pertumbuhan Ekonomi [%]
7,46
7,54
7,57
7,61
7,64
7,67
7,67
1.2.
Laju inflasi [%]
9,03
7,96
7,21
4,96
5,11
5,75
4,90
1.3.
PDRB per kapita Tanpa Migas Atas
Dasar Harga Konstan 2000 [juta
rupiah]
10,49
10,50
10,65
10,96
11,30
11,65
11,65
1.4.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
76,92
77,27
77,66
78,11
78,58
79,08
79,08
1.5.
Persentase Penduduk Miskin [%]
5,29
5,28
5,28
5,27
5,26
5,26
5,26
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
1.9.
1.10
.
3
3.1.
6
6.1.
7
7.1.
Pertanian
Produksi Pangan Utama Beras [ton]
Produksi Komoditi Palawija [ton]
Produksi Komoditi Buahbuahan [ton]
Produksi Komoditi Sayursayuran [ton]
Rasio ketersediaan Pangan Palawija
[%]
Rasio Ketersediaan Pangan Buah
buahan [%]
Rasio Ketersediaan Pangan Sayur
sayuran [%]
Produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya [kw/ha]
Jumlah hasil produksi komoditas
peternakan:
Produksi Daging [Ton]
Produksi Telur [Ton]
Konsumsi daging [ton]
Energi dan Sumberdaya Mineral
Persentase elektrifikasi [%]
Perdagangan
Persentase kenaikan ratarata
koefisien variasi harga bahan pokok
utama [%]
Perindustrian
17.346
5812
7.769
4.738
22.778
6259
5.293
4887
23.024
6497
7.169
4954
23.659
6566
10.073
4992
24.250
6829
10.710
5085
25.000
6850
11.507
5100
25.000
6850
11.507
5100
107
119,50
124,04
125,38
130,39
139,97
139,97
79,63
90,95
126,28
148,73
158,23
169,30
169,30
61,52
63,45
64,32
64,81
66,02
67,09
67,09
41,34
41,09
43,29
44,59
45,58
45,91
45,91
2297,4 2362,14
117,56
138,55
2500
160
2800
175
3500
227
3500
227
1143,20
1143,20
70
2,57%
70
2,57%
2025,67
110,06
770,20
849,65
934,74
942,60 1.039,28
37
40
2,57%
43
2,57%
49
2,57%
Pertumbuhan Industri [%]
60
2,57%
1
1
1
2
2
7
Sumber : RPJMD Kabupaten Siak Tahun 20112016
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan
Tahun 2016.
Sepanjang tahun 2014, perekonomian global belum
menunjukkan pemulihan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi di
berbagai kawasan, baik negara maju maupun berkembang
cenderung moderat. Di negaranegara maju, perbaikan ekonomi
terjadi terutama di Amerika Serikat (AS), sedangkan perekonomian
Eropa dan Jepang masih lemah dan disertai risiko tekanan deflasi.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-5
Sementara itu, di kawasan negaranegara berkembang, baik
Tiongkok, India maupun negaranegara ASEAN, juga masih
menunjukkan moderasi pertumbuhan.
Dalam dua tahun terakhir, kinerja perekonomian nasional
diliputi oleh kondisi global yang kurang menggembirakan.
Ketidakpastian terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika
Serikat, perlambatan ekonomi di sejumlah negara maju dan negara
berkembang utama, serta tren penurunan harga komoditas global
mewarnai kinerja perekonomian nasional sepanjang tahun 2013 dan
2014.
Kebijakan moneter yang cenderung ketat saat ini harus diakui
akan berdampak pada perlambatan kinerja sektor riil akibat
meningkatnya cost of fund. Sementara itu, kebijakan penyesuaian
harga BBM bersubsidi akan mendorong kenaikan inflasi dan pada
gilirannya menekan daya beli masyarakat. Oleh karena itu,
kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi harus diikuti dengan
program kompensasi kenaikan harga BBM dan program sosial
lainnya terutama dibidang pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan Kondisi dan perkembangan Perekonomian
Nasional dan Global, adapun tantangan dan prospek perekonomian
daerah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang dihadapi
pada Tahun 2015 dan 2016, adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan
mengembangkan pertumbuhan sektorsektor ekonomi dominan,
yang bertumpu pada peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan;
b) Perubahan Cuaca
c) Dampak dari perubahan kenaikan BBM terhadap harga
SEMBAKO;
d) Dalam memanfaatkan meluasnya pasar MEA, perlu dibangun
komunikasi yang efektif antara Pemerintah Daerah dengan Bea
Cukai.
e) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan
tantangan yang cukup berat karena ini menyangkut beberapa
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-6
peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim
investasi perlu dilakukan pemerintah daerah dengan
mensikapi atas perbaikan di bidang peraturan perundang
undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan
birokrasi.
f) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini
merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan
infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi kendala bagi
masuknya investasi.
g) Meningkatkan daya saing ekspor daerah, untuk mencapai
peningkatan pertumbuhan nilai ekspor. Pertumbuhan ekspor
akan mempengaruhi keberlangsungan usahadan perekonomian
daerah sehingga dapat mempertahankan ketersediaan
lapangan kerja bahkan mungkin dapat menambah lapangan
kerja.
3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Terkait meningkatnya tuntutan kebutuhan dana sebagai
konsekuensi penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi daerah,
menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan
daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah.
Dengan berpedoman pada kebijakan‐kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat dan perundang‐undangan yang berlaku juga telah
dijadikan acuan untuk menggali potensi sumber penerimaan guna
menunjang beban belanja pembangunan daerah.
RKPD Tahun 2016 memuat kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sebagai pelaksanaan agenda RPJMD tahun 2011
2016 di tahun terakhir, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang
dapat terkelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan
belanja pembangunan daerah akan selalu mempertimbangkan
kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-7
implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan dengan
sumbersumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana
kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku
usaha melalui Corporate Social Resposibility (CSR).
Agar dana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dapat digunakan efektif dan efisien maka diperlukan
kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah, yang berisikan
tentang kebijakan yang akan dipedomani oleh Pemerintah Daerah
dalam mengelola pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Tujuan utama kebijakan keuangan daerah
adalah bagaimana meningkatkan kapasitas (riil) keuangan daerah
dan mengefisiensikan penggunaannya.
3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Siak
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua
kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas tentang Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pokokpokok
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Undang‐Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 13 merupakan hak
Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun terkait. Berdasarkan ketentuan
tersebut, dijelaskan bahwa sumber pendapatan daerah Provinsi
terdiri atas: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan, dan Lain‐lain Pendapatan Asli Daerah
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-8
yang Sah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi: Dana Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus; 3) Lain‐lain Pendapatan Daerah yang Sah,
meliputi : Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi
Khusus, Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota
Lainnya, Lain‐lain Penerimaan, Dana Transfer Pusat dan Dana
Insentif Daerah. Sedangkan penerimaan pembiayaan bersumber
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
(SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah
(DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan
kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah,
selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumbersumber
pendapatan daerah yang berdasarkan proyeksi RPJMD Kabupaten
Siak tahun 20112016 kemudian dituangkan kedalam realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-9
Tabel III.2
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Siak
Tahun 2014 s.d tahun 2016
4
Jumlah
Uraian
Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Tahun Berjalan 2015
Proyeksi/Target pada
Tahun Rencana 2016
348.403.109.309,72
307,032,552,107.13
311.112.374.781,00
325.900.930.108,28
Hasil Pajak daerah
82.010.652.860,00
57,337,975,730.38
55.667.000.000,00
58.787.000.000,00
Hasil Retribusi daerah
12.579.214.640,40
11,936,237,543.00
11.460.088.000,00
12.788.800.000,00
179.291.486.767,00
169,492,175,249.00
165.526.697.759,00
165.651.058.598,00
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
Lainlain pendapatan asli daerah yang sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah
74.521.755.042,32
68,266,163,584.75
78.458.589.022,00
88.674.071.510,28
1.768.701.160.958,00
2,097,493,216,241.00
2.073.962.203.000,00
1.229.976.150.000,00
1.478.444.314.958,00
1,807,213,661,241.00
1.868.437.899.000,00
1.024.451.846.000,00
272.530.626.000,00
276,181,935,000.00
185.019.984.000,00
185.019.984.000,00
17.726.220.000,00
14,097,620,000.00
20.504.320.000,00
20.504.320.000,00
156.520.428.365,00
238,597,846,379.03
210.329.771.201,00
210.329.771.201,00
Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari
pemerintah daerah lainnya
80.154.184.803,00
142,226,354,379.03
85.339.603.201,0
85.339.603.201,00
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
61.409.943.000,00
90,994,892,000.00
119.578.768.000,0
119.578.768.000,00
Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah
daerah lainnya)
14.786.840.000,00
5,376,600,000.00
5.411.400.000,0
5.411.400.000,00
169.460.562,00
0.00
0.00
0.00
2.273.624.698.632,72
2,643,123,614,727.16
2.595.404.348.982,00
1.766.206.851.309,28
Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah
Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
Sumber : LKPJ tahun 2014 (angka sebelum audit BPK/unaudit), Lampiran PERDA No.09 tahun 2014 dan *) RPJMD Kab.Siak tahun 20112016
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III10
Bila memperhatikan kecenderungan realisasi pendapatan
daerah kurun waktu 20132014 dan target Tahun 2016 terlihat
bahwa terdapat peningkatan yang bervariasi. Capaian sampai
dengan 2014 didukung oleh kondisi ekonomi regional yang stabil dan
keberhasilan dalam melakukan upayaupaya intensifikasi dalam
meningkatkan pendapatan daerah yang cukup baik. Namun
demikian, mengingat peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi masyarakat, perlu ada upayaupaya
peningkatan pendapatan yang lebih intensif dilakukan disertai
dengan peningkatan pelayanan publik serta upaya
intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih aktif, diharapkan pada Tahun
2016 pendapatan daerah Kabupaten Siak mengalami peningkatan.
3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, Pendapatan Daerah terdiri dari:1) Pendapatan Asli Daerah,
2) Dana Perimbangan, 3) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Kebijakan perencanaan pendapatan daerah Kabupaten Siak tahun
2016 untuk pendanaan pembangunan yang terus meningkat dari
tahun sebelumnya diarahkan dalam Pengelolaan Keungan daerah,
Pemerintah Kabupaten Siak senantiasa berupaya meningkatkan
pendapatan, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Peningkatan Pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mengurangi ketergantungan
terhadap penerimaan dari dana perimbangan yang berasal dari
pusat. Dalam rangka mencapai target pendapatan daerah Kabupaten
Siak tahun 2016, dilakukan langkahlangkah strategis sebagai
berikut:
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi
daerah serta lainlain pendapatan yang sah sesuai dengan
potensi pungutan;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III11
2. Melakukan pemantauan dan meneliti serta mengevaluasi jenis
Pajak dan Retribusi Daerah;
3. Peningkatan akurasi data sumberdaya alam sebagai dasar
perhitungan pembagian dalam dana Perimbangan;
4. Mengoptimalkan penerimaan dari PPh Pasal 21, Pajak Ekspor,
dan PPh Badan;
5. Melakukan Sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui
brosur, pamflet, baliho serta spandukspanduk yang isinya,
menginformasikan tentang arti pentingnya membayar pajak
terhadap pelaksanaan pembangunan;
6. Melaksanakan pendataan ulang objek pajak dan retribusi
daerah, untuk meningkatkan akurasi sekaligus pemutakhiran
data dalam menggali sumber penerimaan yang pelaksanaannya
belum optimal;
7. Membentuk Pos Pelayanan Pembayaran PKB di Kecamatan yang
sangat potensial dalam rangka mendekatkan pelayanan wajib
pajak;
8. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait pada Kantor
Samsat, terutama dengan pihak Kepolisian dan PT. Jasa Raharja
dengan melakukan Razia terhadap Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor yang belum membayar pajak;
9. Melakukan updating data wajib pajak;
10. Meningkatkan pengelolaan dan pendayagunaan asset dan
keuangan daerah;
11. Penataan kelembagaan penyempurnaan dasar hukum
pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;
12. Melakukan updating data terutama data yang digunakan sebagai
dasar perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU);
13. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan
pemerintah Propinsi Riau terkait dengan penerimaan yang
bersumber dari dana perimbangan dan lainlain pendapatan
daerah yang sah;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III12
14. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak
maupun potensi sumber daya alam bekerja sama dengan
Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak sebagai
dasar perhitungan Bagi Hasil;
15. Peningkatan keterlibatan Pemerintah Daerah dalam
perhitungan lifting migas dan perhitungan sumber daya alam
lainnya agar memperoleh proporsi pembagian yang sesuai
dengan potensi;
16. Peningkatan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan, Kementerian teknis, Badan Anggaran
DPR RI dan DPD RI untuk mengupayakan peningkatan
besaran Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, DAU,
dan DAK;
17. Meningkatkan Deviden BUMD dan mengrevitalisasi BUMD
melalui berbagai upaya agar dapat memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Daerah antara lain melalui pengelolaan
BUMD secara profesional, peningkatan sarana, prasarana,
kemudahan prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah
dalam meningkatkan persaingan usaha, serta mengoptimalkan
peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan
peraturan berlaku dan mampu bersaing.
3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah merupakan belanja yang harus dikeluarkan
oleh pemerintah Daerah untuk menjalankan aktivitas pemerintahn
baik itu memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun
melaksanakan pembangunan. Dengan berpedoman pada prinsip–
prinsip penganggaran, belanja daerah tahun anggaran 2016 disusun
dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja dan berimbang yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III13
dengan pelaksanaan program dan kegiatan serta dapat diukur
berdasarkan indikator dan tolak ukur capaian kinerja yang telah
ditetapkan. Kelompok belanja langsung terdiri dari belanja pegawai,
belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja tidak
langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan
program dan kegiatan yang dilaksanakan serta sulit diukur dengan
capaian kinerja yang ditetapkan. Kelompok Belanja tidak langsung
terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan Belanja
Pegawai, pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), Belanja
Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, tidak berbanding lurus
dengan peningkatan pendapatan daerah walaupun pendapatan
daerah Kabupaten Siak dari Tahun ke Tahun mengalami kenaikan
yang cukup signifikan. Hal ini berdampak pada kemampuan riil
keuangan daerah yang cenderung semakin menurun.
Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan
diatas dan dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi maka
Kebijakan belanja daerah diarahkan sebagai berikut :
1)
Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib
digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial dan penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan urusan
wajib sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) yang
telah ditetapkan untuk Kabupaten terdiri dari 15 (lima belas)
SPM;
2)
Pendukungan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
tahun 2016;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III14
3)
Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan
agenda provinsi dan nasional, dengan tetap memprioritaskan
pembangunan daerah serta memiliki skala pelayanan regional
maupun nasional;
4)
Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan
tunjangan PNSD, belanja subsidi, hibah, bantuan sosial,
bantuan keuangan kepada pemerintahan desa dan partai
politik serta belanja tidak terduga;
5)
Belanja daerah dalam rangka pencapaian target Milenium
Development Goals (MDGs);
6)
Dalam rangka peningkatan pendidikan, Pemerintah Kabupaten
Siak mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% (dua
puluh persen) dari belanja daerah, sesuai amanat undang
undang;
7)
Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Siak secara bertahap menaikkan alokasi anggaran
kesehatan hingga nantinya mencapai 10% (sepuluh persen)
sesuai amanat undangundang;
8)
Meningkatkan alokasi anggaran ekonomi kerakyatan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat;
9)
Meningkatkan
alokasi
anggaran
pada
program
penanggulangan kemiskinan;
10)
Meningkatkan alokasi dana desa (ADD) dalam rangka
pemberdayaan masyarakat dan percepatan pembangunan
desa;
11)
Belanja bagi hasil pada pemerintahan desa merupakan bentuk
distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran
pendapatan asli daerah (pajak daerah dan retribusi daerah)
dan dana perimbangan (DAU yang telah dikurangi oleh belanja
pegawai), sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III15
12)
Pengalokasian belanja daerah berupa belanja langsung SKPD
untuk mendukung operasional dan peningkatan kinerja SKPD
sesuai tugas pokok dan fungsinya;
13)
Pengalokasian belanja daerah untuk mendukung prioritas
pembangunan Kabupaten Siak yang sinkron dengan prioritas
Provinsi Riau dan prioritas nasional terutama dalam
pencapaian visi dan misi Kabupaten Siak Tahun 20112016.
Adapun realisasi belanja daerah kabupaten Siak tahun 2013
2016 ditunjukkan pada tabel III.3.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III16
Tabel.III.3
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2013 s.d Tahun 2016
Jumlah
NO
Uraian
1
2
2.1
Belanja Tidak langsung
2.1.1
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
3
Proyeksi /Target pada
Tahun rencana 2016
Tahun Berjalan 2015
4
5
6
Belanja Pegawai
536.423.197.675,00
586.625.039.764,00
750.909.042.345,00
2.1.2
Belanja Subsidi
6.915.692.070,00
7.391.637.600,00
9.229.150.682,00
2.1.3
Belanja Hibah
2.1.4
Belanja Bantuan Sosial
2.1.5
2.1.6
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota,Pemerintahan Desa
dan Partai Politik
Belanja Tidak Terduga
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
173.494.679.402,00
129.343.303.800,00
112.046.120.000,00
11.720.200.000,00
10.364.900.000,00
10.699.060.000,00
111.277.259.037,00
121.503.155.197,00
1.000.000.000,00
224.413.091.421,00
53.837.500,00
705.283.625,00
2.000.000.000,00
855.933.319.986,00
1.110.296.464.448,00
839.884.865.684,00
826.482.523.000,00
826.482.523.000,00
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja Pegawai
176.133.913.111,00
173.351.651.156,00
214.271.230.000,00
2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
466.026.639.368,60
611.467.677.773,00
681.939.869.467,00
2.2.3
Belanja Modal
803.328.618.824,00
1.005.348.199.529,00
1.228.496.785.067,00
1.445.489.171.303,60
1.790.167.528.458,00
2.124.707.884.534,00
1.991.553.071.587,00
2.646.100.848.444,00
3.235.004.348.982,00
2.818.035.594.587,00
JUMLAH BELANJA LANGSUNG
1.991.553.071.587,00
TOTAL JUMLAH BELANJA
2.285.374.036.987,60
Sumber : LKPJ tahun 2014, (angka tahun 2014 adalah sebelum audit BPK / unaudit), Perda Kab Siak No.9 tahun 2014 dan RPJMD Kab.Siak tahun 20112016
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III17
3.2.4 Arah Kebijakan Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun
pengeluaran daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Kebijakan penerimaan
pembiayaan daerah timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar
daripada penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan
pembiayaan daerah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA), transfer dari dana cadangan (DCD), Hasil penjualan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah,
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang
Daerah. Kebijakam pengeluaran pembiayaan daerah timbul karena
ada surplus/ kelebihan anggaran. Pengeluaran pembiayaan daerah
diantaranya diperuntukan bagi Pembentukan Dana Cadangan,
Investasi (Penyertaan modal dan pembelian surat berharga/ saham),
Pembayaran Pokok Utang, Pemberian Pinjaman Daerah, dan Sisa
Lebih Perhitungan.
Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih antara
Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan
disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahuntahun anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan daerah dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 didominasi dari Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya. Kabupaten Siak pada tahun
2016
kebijakan penerimaan pembiayaan daerah masih
mengandalkan SiLPA, Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA), Pencairan
Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah, serta Penerimaan Piutang Daerah. Perkembangan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III18
penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Siak dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III19
Tabel.III.4
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2013 s.d tahun 2016
Jumlah
No
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi Tahun
2013
Tahun Berjalan 2014
Tahun Berjalan 2015
Proyeksi/Target pada
Tahun Rencana 2016
1
2
3
4
4
5
3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
3.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya ( SILPA )
3.1.2
Pencairan dana cadangan
3.1.3
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4
Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5
Penerimaan kembali pemberiaan pinjaman
3.1.6
Penerimaan Piutang Daerah
3.1.7
Pengembalian Penyertaan Modal
3.2
3.2.1
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal (Investasi) pemerintah Daerah
3.2.2
Pembayaran Kewajiban pada Pihak Ketiga
3.2.3
Pengembalian Penerimaan Daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
911.869.835.60
3,22
767.600.000.00
0,00
300.000.000.00
0,00
923.136.425.21
5,10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
321.157.47
0,00
923.457.582.685,10
315.428.55
1,00
912.185.264.154,22
767.600.000.000,00
300.000.000.000,00
Jumlah pengeluaran pembiayaan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
III20
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
923.457.582.685,10
912.185.264.154,22
767.600.000.000,00
300.000.000.000,00
Sumber data : LKPJ Tahun 2014 (angka tahun 2014 adalah sebelum audit BPK / unaudit), PERDA No. 9 Tahun 2014
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III21
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah disusun mempedomani pada
dokumen RPJMD Kabupaten Siak Tahun 20112016. Untuk
menjamin keberlanjutan arah pembangunan, arah kebijakan
ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2016 harus sejalan dengan
kebijakan Ekonomi Nasional dan Propinsi Tahun 2016.
Setiap pelaksanaan pembangunan daerah akan memiliki
sebuah kebijakan penting dalam pengelolaan anggaran baik
melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi
penggunaan anggaran sebagai modal utama pelaksanaan
pembangunan daerah. Kebijakankebijakan strategis akan
memberikan kemampuan lebih dalam pendanaan pembangunan
melalui pemilihan programprogram prioritas dalam mewujudkan
pencapaian visi dan misi pembangunan daerah maupun nasional.
Meskipun begitu, kebijakan yang diambil haruslah melihat
berbagai aspek maupun bidang urusan pembangunan seperti
ekonomi, sosial budaya, kependudukan, hingga aspek eksternal
baik dari luar regional maupun internasional.
Adapun kebijakan Nasional tahun 2016 berdasarkan RPJMN
tahun 20152019 dengan menyusun sasaran serta prioritas
pembangunan yang tertuang dalam konsep Nawacita dan Trisakti.
Trisakti merupakan visi Presiden yang meliputi: (1) berdaulat
secara politik; (2) mandiri dalam ekonomi; dan (3) berkepribadian
dalam budaya. Sementara itu, Nawacita merupakan agenda
prioritas dalam mewujudkan visi Presiden. Sembilan agenda
prioritas dalam Nawacita yang dijabarkan sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-1
1. Melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerahdaerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
4. Melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektorsektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh KeBhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Maka dituang kebijakan tersebut dalam konsep 3 (tiga)
dimensi pembangunan Nasional yang meliputi:
1. Dimensi Pembangunan Manusia (Pendidikan, kesehatan dan
perumahan.
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan (Kedaulatan pangan,
Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan, Kemaritiman dan
kelautan, dan Pariwisata dan Industri)
3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan (Antar wilayah: 1.desa
dan 2.Pinggiran).
Kebijakan Umum dan Prioritas Pembangunan Provinsi Riau
tidak terlepas dari implementasi dari visi dan misi yang telah
dirumuskan dalam tujuan dan sasaran serta strategi dan arah
kebijakan pembangunan. Kebijakan umum disusun untuk
pemilihan program yang tepat dan rasional dengan
mempertimbangkan faktorfaktor penentu keberhasilan untuk
mencapai sasaran dalam RPJMD Provinsi Riau Tahun 20142019.
Strategi yang perlu didukung dengan Kebijakan umum, sebagai
arah dan pedoman dalam merumuskan programprogram dan
dituangkan kedalam kegiatankegiatan Satuan Kerja Perangkat
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-2
Daerah (SKPD) yang terangkum dalam Rencana Kerja dilingkungan
Pemerintah Provinsi Riau dapat berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan. Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Riau Tahun
20142018 yang dimuat dalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2014
2019 dan merupakan acuan dalam menentukan arah kebijakan
untuk tahun 2016 fokus kepada pengembangan budaya,
peningkatan prestasi penguatan aparatur pemerintahan serta
pemantapan pembangunan ekonomi serta melanjutkan kebijakan
tahun sebelumnya sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Adapun arah kebijakan umum Provinsi Riau tahun 2016
difokuskan kepada pengembangan budaya, peningkatan prestasi
penguatan aparatur Pemerintah serta pemantapan pembangunan
ekonomi, serta melanjutkan kebijakan tahun sebelumnya sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah tahun 2014 dan Perkiraan Tahun
2016
Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari
indikator
ekonomi makro serta perekonomian daerah.
Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan
perekonomian regional, perekonomian nasional
bahkan
perekonomian global. Terdapat faktorfaktor perekonomian yang
tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah
pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil.
Tantangan eksternal yang dihadapi oleh perekonomian domestik
pada tahun 2015 adalah belum stabilnya perekonomian dunia,
termasuk negaranegara mitra dagang utama Indonesia seperti
Tiongkok yang diperkirakan akan kembali mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut yang disertai dengan
penurunan harga komoditas global terutama harga minyak mentah
dunia berpotensi memberikan tekanan pada perekonomian
Indonesia dan nilai tukar mata uang asing.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-3
Kondisi ekonomi global selain berpengaruh terhadap ekonomi
nasional dan regional juga akan berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian Kabupaten Siak
berdasarkan
pada
kondisi
perekonomian tahun sebelumnya, maka Prospek perekonomian
pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. PDRB perkapita
Berdasarkan perkembangan PDRB perkapita ADHK tahun 2000
selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2009 – 2013
cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Untuk tahun
2014 PDRB Perkapita ADHK 2000 diprediksi sebesar 10,96 juta
rupiah sedangkan untuk tahun 2015 diprediksi meningkat
menjadi sebesar 11,30 juta rupiah.
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak kurun waktu 20082012
mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya. Untuk tahun 2014
pertumbuhan ekonomi diprediksi sebesar 7,61% dan tahun
2015 diprediksi naik menjadi sebesar 7,64%.
c. Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Siak pada tahun 2014 diprediksi
sebesar 6,50% dan untuk tahun 2015 diprediksi turun menjadi
5,75%.
Perkembangan indikator makro ekonomi dapat dilihat pada
tabel berikut merupakan hasil penghitungan kembali proyeksi
RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut:
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-4
Tabel III.1
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Target Capaian Setiap Tahun
No.
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/
INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH
Kondisi
Kinerja
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada akhir
periode
(2013)
(2014)
(2015)
(2016)
(2011) (2012)
RPJMD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(1)
(2)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian
1.1.
Pertumbuhan Ekonomi [%]
7,46
7,54
7,57
7,61
7,64
7,67
7,67
1.2.
Laju inflasi [%]
9,03
7,96
7,21
4,96
5,11
5,75
4,90
1.3.
PDRB per kapita Tanpa Migas Atas
Dasar Harga Konstan 2000 [juta
rupiah]
10,49
10,50
10,65
10,96
11,30
11,65
11,65
1.4.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
76,92
77,27
77,66
78,11
78,58
79,08
79,08
1.5.
Persentase Penduduk Miskin [%]
5,29
5,28
5,28
5,27
5,26
5,26
5,26
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
1.9.
1.10
.
3
3.1.
6
6.1.
7
7.1.
Pertanian
Produksi Pangan Utama Beras [ton]
Produksi Komoditi Palawija [ton]
Produksi Komoditi Buahbuahan [ton]
Produksi Komoditi Sayursayuran [ton]
Rasio ketersediaan Pangan Palawija
[%]
Rasio Ketersediaan Pangan Buah
buahan [%]
Rasio Ketersediaan Pangan Sayur
sayuran [%]
Produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya [kw/ha]
Jumlah hasil produksi komoditas
peternakan:
Produksi Daging [Ton]
Produksi Telur [Ton]
Konsumsi daging [ton]
Energi dan Sumberdaya Mineral
Persentase elektrifikasi [%]
Perdagangan
Persentase kenaikan ratarata
koefisien variasi harga bahan pokok
utama [%]
Perindustrian
17.346
5812
7.769
4.738
22.778
6259
5.293
4887
23.024
6497
7.169
4954
23.659
6566
10.073
4992
24.250
6829
10.710
5085
25.000
6850
11.507
5100
25.000
6850
11.507
5100
107
119,50
124,04
125,38
130,39
139,97
139,97
79,63
90,95
126,28
148,73
158,23
169,30
169,30
61,52
63,45
64,32
64,81
66,02
67,09
67,09
41,34
41,09
43,29
44,59
45,58
45,91
45,91
2297,4 2362,14
117,56
138,55
2500
160
2800
175
3500
227
3500
227
1143,20
1143,20
70
2,57%
70
2,57%
2025,67
110,06
770,20
849,65
934,74
942,60 1.039,28
37
40
2,57%
43
2,57%
49
2,57%
Pertumbuhan Industri [%]
60
2,57%
1
1
1
2
2
7
Sumber : RPJMD Kabupaten Siak Tahun 20112016
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan
Tahun 2016.
Sepanjang tahun 2014, perekonomian global belum
menunjukkan pemulihan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi di
berbagai kawasan, baik negara maju maupun berkembang
cenderung moderat. Di negaranegara maju, perbaikan ekonomi
terjadi terutama di Amerika Serikat (AS), sedangkan perekonomian
Eropa dan Jepang masih lemah dan disertai risiko tekanan deflasi.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-5
Sementara itu, di kawasan negaranegara berkembang, baik
Tiongkok, India maupun negaranegara ASEAN, juga masih
menunjukkan moderasi pertumbuhan.
Dalam dua tahun terakhir, kinerja perekonomian nasional
diliputi oleh kondisi global yang kurang menggembirakan.
Ketidakpastian terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika
Serikat, perlambatan ekonomi di sejumlah negara maju dan negara
berkembang utama, serta tren penurunan harga komoditas global
mewarnai kinerja perekonomian nasional sepanjang tahun 2013 dan
2014.
Kebijakan moneter yang cenderung ketat saat ini harus diakui
akan berdampak pada perlambatan kinerja sektor riil akibat
meningkatnya cost of fund. Sementara itu, kebijakan penyesuaian
harga BBM bersubsidi akan mendorong kenaikan inflasi dan pada
gilirannya menekan daya beli masyarakat. Oleh karena itu,
kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi harus diikuti dengan
program kompensasi kenaikan harga BBM dan program sosial
lainnya terutama dibidang pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan Kondisi dan perkembangan Perekonomian
Nasional dan Global, adapun tantangan dan prospek perekonomian
daerah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang dihadapi
pada Tahun 2015 dan 2016, adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan
mengembangkan pertumbuhan sektorsektor ekonomi dominan,
yang bertumpu pada peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan;
b) Perubahan Cuaca
c) Dampak dari perubahan kenaikan BBM terhadap harga
SEMBAKO;
d) Dalam memanfaatkan meluasnya pasar MEA, perlu dibangun
komunikasi yang efektif antara Pemerintah Daerah dengan Bea
Cukai.
e) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan
tantangan yang cukup berat karena ini menyangkut beberapa
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-6
peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim
investasi perlu dilakukan pemerintah daerah dengan
mensikapi atas perbaikan di bidang peraturan perundang
undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan
birokrasi.
f) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini
merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan
infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi kendala bagi
masuknya investasi.
g) Meningkatkan daya saing ekspor daerah, untuk mencapai
peningkatan pertumbuhan nilai ekspor. Pertumbuhan ekspor
akan mempengaruhi keberlangsungan usahadan perekonomian
daerah sehingga dapat mempertahankan ketersediaan
lapangan kerja bahkan mungkin dapat menambah lapangan
kerja.
3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Terkait meningkatnya tuntutan kebutuhan dana sebagai
konsekuensi penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi daerah,
menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan
daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah.
Dengan berpedoman pada kebijakan‐kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat dan perundang‐undangan yang berlaku juga telah
dijadikan acuan untuk menggali potensi sumber penerimaan guna
menunjang beban belanja pembangunan daerah.
RKPD Tahun 2016 memuat kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sebagai pelaksanaan agenda RPJMD tahun 2011
2016 di tahun terakhir, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang
dapat terkelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan
belanja pembangunan daerah akan selalu mempertimbangkan
kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-7
implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan dengan
sumbersumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana
kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku
usaha melalui Corporate Social Resposibility (CSR).
Agar dana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dapat digunakan efektif dan efisien maka diperlukan
kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah, yang berisikan
tentang kebijakan yang akan dipedomani oleh Pemerintah Daerah
dalam mengelola pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Tujuan utama kebijakan keuangan daerah
adalah bagaimana meningkatkan kapasitas (riil) keuangan daerah
dan mengefisiensikan penggunaannya.
3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Siak
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua
kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas tentang Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pokokpokok
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Undang‐Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 13 merupakan hak
Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun terkait. Berdasarkan ketentuan
tersebut, dijelaskan bahwa sumber pendapatan daerah Provinsi
terdiri atas: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan, dan Lain‐lain Pendapatan Asli Daerah
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-8
yang Sah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi: Dana Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus; 3) Lain‐lain Pendapatan Daerah yang Sah,
meliputi : Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi
Khusus, Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota
Lainnya, Lain‐lain Penerimaan, Dana Transfer Pusat dan Dana
Insentif Daerah. Sedangkan penerimaan pembiayaan bersumber
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
(SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah
(DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan
kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah,
selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumbersumber
pendapatan daerah yang berdasarkan proyeksi RPJMD Kabupaten
Siak tahun 20112016 kemudian dituangkan kedalam realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III-9
Tabel III.2
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Siak
Tahun 2014 s.d tahun 2016
4
Jumlah
Uraian
Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Tahun Berjalan 2015
Proyeksi/Target pada
Tahun Rencana 2016
348.403.109.309,72
307,032,552,107.13
311.112.374.781,00
325.900.930.108,28
Hasil Pajak daerah
82.010.652.860,00
57,337,975,730.38
55.667.000.000,00
58.787.000.000,00
Hasil Retribusi daerah
12.579.214.640,40
11,936,237,543.00
11.460.088.000,00
12.788.800.000,00
179.291.486.767,00
169,492,175,249.00
165.526.697.759,00
165.651.058.598,00
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
Lainlain pendapatan asli daerah yang sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah
74.521.755.042,32
68,266,163,584.75
78.458.589.022,00
88.674.071.510,28
1.768.701.160.958,00
2,097,493,216,241.00
2.073.962.203.000,00
1.229.976.150.000,00
1.478.444.314.958,00
1,807,213,661,241.00
1.868.437.899.000,00
1.024.451.846.000,00
272.530.626.000,00
276,181,935,000.00
185.019.984.000,00
185.019.984.000,00
17.726.220.000,00
14,097,620,000.00
20.504.320.000,00
20.504.320.000,00
156.520.428.365,00
238,597,846,379.03
210.329.771.201,00
210.329.771.201,00
Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari
pemerintah daerah lainnya
80.154.184.803,00
142,226,354,379.03
85.339.603.201,0
85.339.603.201,00
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
61.409.943.000,00
90,994,892,000.00
119.578.768.000,0
119.578.768.000,00
Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah
daerah lainnya)
14.786.840.000,00
5,376,600,000.00
5.411.400.000,0
5.411.400.000,00
169.460.562,00
0.00
0.00
0.00
2.273.624.698.632,72
2,643,123,614,727.16
2.595.404.348.982,00
1.766.206.851.309,28
Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah
Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
Sumber : LKPJ tahun 2014 (angka sebelum audit BPK/unaudit), Lampiran PERDA No.09 tahun 2014 dan *) RPJMD Kab.Siak tahun 20112016
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III10
Bila memperhatikan kecenderungan realisasi pendapatan
daerah kurun waktu 20132014 dan target Tahun 2016 terlihat
bahwa terdapat peningkatan yang bervariasi. Capaian sampai
dengan 2014 didukung oleh kondisi ekonomi regional yang stabil dan
keberhasilan dalam melakukan upayaupaya intensifikasi dalam
meningkatkan pendapatan daerah yang cukup baik. Namun
demikian, mengingat peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi masyarakat, perlu ada upayaupaya
peningkatan pendapatan yang lebih intensif dilakukan disertai
dengan peningkatan pelayanan publik serta upaya
intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih aktif, diharapkan pada Tahun
2016 pendapatan daerah Kabupaten Siak mengalami peningkatan.
3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, Pendapatan Daerah terdiri dari:1) Pendapatan Asli Daerah,
2) Dana Perimbangan, 3) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Kebijakan perencanaan pendapatan daerah Kabupaten Siak tahun
2016 untuk pendanaan pembangunan yang terus meningkat dari
tahun sebelumnya diarahkan dalam Pengelolaan Keungan daerah,
Pemerintah Kabupaten Siak senantiasa berupaya meningkatkan
pendapatan, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Peningkatan Pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mengurangi ketergantungan
terhadap penerimaan dari dana perimbangan yang berasal dari
pusat. Dalam rangka mencapai target pendapatan daerah Kabupaten
Siak tahun 2016, dilakukan langkahlangkah strategis sebagai
berikut:
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi
daerah serta lainlain pendapatan yang sah sesuai dengan
potensi pungutan;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III11
2. Melakukan pemantauan dan meneliti serta mengevaluasi jenis
Pajak dan Retribusi Daerah;
3. Peningkatan akurasi data sumberdaya alam sebagai dasar
perhitungan pembagian dalam dana Perimbangan;
4. Mengoptimalkan penerimaan dari PPh Pasal 21, Pajak Ekspor,
dan PPh Badan;
5. Melakukan Sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui
brosur, pamflet, baliho serta spandukspanduk yang isinya,
menginformasikan tentang arti pentingnya membayar pajak
terhadap pelaksanaan pembangunan;
6. Melaksanakan pendataan ulang objek pajak dan retribusi
daerah, untuk meningkatkan akurasi sekaligus pemutakhiran
data dalam menggali sumber penerimaan yang pelaksanaannya
belum optimal;
7. Membentuk Pos Pelayanan Pembayaran PKB di Kecamatan yang
sangat potensial dalam rangka mendekatkan pelayanan wajib
pajak;
8. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait pada Kantor
Samsat, terutama dengan pihak Kepolisian dan PT. Jasa Raharja
dengan melakukan Razia terhadap Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor yang belum membayar pajak;
9. Melakukan updating data wajib pajak;
10. Meningkatkan pengelolaan dan pendayagunaan asset dan
keuangan daerah;
11. Penataan kelembagaan penyempurnaan dasar hukum
pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;
12. Melakukan updating data terutama data yang digunakan sebagai
dasar perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU);
13. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan
pemerintah Propinsi Riau terkait dengan penerimaan yang
bersumber dari dana perimbangan dan lainlain pendapatan
daerah yang sah;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III12
14. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak
maupun potensi sumber daya alam bekerja sama dengan
Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak sebagai
dasar perhitungan Bagi Hasil;
15. Peningkatan keterlibatan Pemerintah Daerah dalam
perhitungan lifting migas dan perhitungan sumber daya alam
lainnya agar memperoleh proporsi pembagian yang sesuai
dengan potensi;
16. Peningkatan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan, Kementerian teknis, Badan Anggaran
DPR RI dan DPD RI untuk mengupayakan peningkatan
besaran Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, DAU,
dan DAK;
17. Meningkatkan Deviden BUMD dan mengrevitalisasi BUMD
melalui berbagai upaya agar dapat memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Daerah antara lain melalui pengelolaan
BUMD secara profesional, peningkatan sarana, prasarana,
kemudahan prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah
dalam meningkatkan persaingan usaha, serta mengoptimalkan
peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan
peraturan berlaku dan mampu bersaing.
3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah merupakan belanja yang harus dikeluarkan
oleh pemerintah Daerah untuk menjalankan aktivitas pemerintahn
baik itu memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun
melaksanakan pembangunan. Dengan berpedoman pada prinsip–
prinsip penganggaran, belanja daerah tahun anggaran 2016 disusun
dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja dan berimbang yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III13
dengan pelaksanaan program dan kegiatan serta dapat diukur
berdasarkan indikator dan tolak ukur capaian kinerja yang telah
ditetapkan. Kelompok belanja langsung terdiri dari belanja pegawai,
belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja tidak
langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan
program dan kegiatan yang dilaksanakan serta sulit diukur dengan
capaian kinerja yang ditetapkan. Kelompok Belanja tidak langsung
terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan Belanja
Pegawai, pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), Belanja
Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, tidak berbanding lurus
dengan peningkatan pendapatan daerah walaupun pendapatan
daerah Kabupaten Siak dari Tahun ke Tahun mengalami kenaikan
yang cukup signifikan. Hal ini berdampak pada kemampuan riil
keuangan daerah yang cenderung semakin menurun.
Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan
diatas dan dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi maka
Kebijakan belanja daerah diarahkan sebagai berikut :
1)
Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib
digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial dan penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan urusan
wajib sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) yang
telah ditetapkan untuk Kabupaten terdiri dari 15 (lima belas)
SPM;
2)
Pendukungan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
tahun 2016;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III14
3)
Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan
agenda provinsi dan nasional, dengan tetap memprioritaskan
pembangunan daerah serta memiliki skala pelayanan regional
maupun nasional;
4)
Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan
tunjangan PNSD, belanja subsidi, hibah, bantuan sosial,
bantuan keuangan kepada pemerintahan desa dan partai
politik serta belanja tidak terduga;
5)
Belanja daerah dalam rangka pencapaian target Milenium
Development Goals (MDGs);
6)
Dalam rangka peningkatan pendidikan, Pemerintah Kabupaten
Siak mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% (dua
puluh persen) dari belanja daerah, sesuai amanat undang
undang;
7)
Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Siak secara bertahap menaikkan alokasi anggaran
kesehatan hingga nantinya mencapai 10% (sepuluh persen)
sesuai amanat undangundang;
8)
Meningkatkan alokasi anggaran ekonomi kerakyatan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat;
9)
Meningkatkan
alokasi
anggaran
pada
program
penanggulangan kemiskinan;
10)
Meningkatkan alokasi dana desa (ADD) dalam rangka
pemberdayaan masyarakat dan percepatan pembangunan
desa;
11)
Belanja bagi hasil pada pemerintahan desa merupakan bentuk
distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran
pendapatan asli daerah (pajak daerah dan retribusi daerah)
dan dana perimbangan (DAU yang telah dikurangi oleh belanja
pegawai), sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III15
12)
Pengalokasian belanja daerah berupa belanja langsung SKPD
untuk mendukung operasional dan peningkatan kinerja SKPD
sesuai tugas pokok dan fungsinya;
13)
Pengalokasian belanja daerah untuk mendukung prioritas
pembangunan Kabupaten Siak yang sinkron dengan prioritas
Provinsi Riau dan prioritas nasional terutama dalam
pencapaian visi dan misi Kabupaten Siak Tahun 20112016.
Adapun realisasi belanja daerah kabupaten Siak tahun 2013
2016 ditunjukkan pada tabel III.3.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III16
Tabel.III.3
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2013 s.d Tahun 2016
Jumlah
NO
Uraian
1
2
2.1
Belanja Tidak langsung
2.1.1
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
3
Proyeksi /Target pada
Tahun rencana 2016
Tahun Berjalan 2015
4
5
6
Belanja Pegawai
536.423.197.675,00
586.625.039.764,00
750.909.042.345,00
2.1.2
Belanja Subsidi
6.915.692.070,00
7.391.637.600,00
9.229.150.682,00
2.1.3
Belanja Hibah
2.1.4
Belanja Bantuan Sosial
2.1.5
2.1.6
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota,Pemerintahan Desa
dan Partai Politik
Belanja Tidak Terduga
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
173.494.679.402,00
129.343.303.800,00
112.046.120.000,00
11.720.200.000,00
10.364.900.000,00
10.699.060.000,00
111.277.259.037,00
121.503.155.197,00
1.000.000.000,00
224.413.091.421,00
53.837.500,00
705.283.625,00
2.000.000.000,00
855.933.319.986,00
1.110.296.464.448,00
839.884.865.684,00
826.482.523.000,00
826.482.523.000,00
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja Pegawai
176.133.913.111,00
173.351.651.156,00
214.271.230.000,00
2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
466.026.639.368,60
611.467.677.773,00
681.939.869.467,00
2.2.3
Belanja Modal
803.328.618.824,00
1.005.348.199.529,00
1.228.496.785.067,00
1.445.489.171.303,60
1.790.167.528.458,00
2.124.707.884.534,00
1.991.553.071.587,00
2.646.100.848.444,00
3.235.004.348.982,00
2.818.035.594.587,00
JUMLAH BELANJA LANGSUNG
1.991.553.071.587,00
TOTAL JUMLAH BELANJA
2.285.374.036.987,60
Sumber : LKPJ tahun 2014, (angka tahun 2014 adalah sebelum audit BPK / unaudit), Perda Kab Siak No.9 tahun 2014 dan RPJMD Kab.Siak tahun 20112016
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III17
3.2.4 Arah Kebijakan Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun
pengeluaran daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Kebijakan penerimaan
pembiayaan daerah timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar
daripada penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan
pembiayaan daerah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA), transfer dari dana cadangan (DCD), Hasil penjualan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah,
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang
Daerah. Kebijakam pengeluaran pembiayaan daerah timbul karena
ada surplus/ kelebihan anggaran. Pengeluaran pembiayaan daerah
diantaranya diperuntukan bagi Pembentukan Dana Cadangan,
Investasi (Penyertaan modal dan pembelian surat berharga/ saham),
Pembayaran Pokok Utang, Pemberian Pinjaman Daerah, dan Sisa
Lebih Perhitungan.
Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih antara
Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan
disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahuntahun anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan daerah dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 didominasi dari Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya. Kabupaten Siak pada tahun
2016
kebijakan penerimaan pembiayaan daerah masih
mengandalkan SiLPA, Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA), Pencairan
Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah, serta Penerimaan Piutang Daerah. Perkembangan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III18
penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Siak dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III19
Tabel.III.4
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2013 s.d tahun 2016
Jumlah
No
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi Tahun
2013
Tahun Berjalan 2014
Tahun Berjalan 2015
Proyeksi/Target pada
Tahun Rencana 2016
1
2
3
4
4
5
3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
3.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya ( SILPA )
3.1.2
Pencairan dana cadangan
3.1.3
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4
Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5
Penerimaan kembali pemberiaan pinjaman
3.1.6
Penerimaan Piutang Daerah
3.1.7
Pengembalian Penyertaan Modal
3.2
3.2.1
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal (Investasi) pemerintah Daerah
3.2.2
Pembayaran Kewajiban pada Pihak Ketiga
3.2.3
Pengembalian Penerimaan Daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
911.869.835.60
3,22
767.600.000.00
0,00
300.000.000.00
0,00
923.136.425.21
5,10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
321.157.47
0,00
923.457.582.685,10
315.428.55
1,00
912.185.264.154,22
767.600.000.000,00
300.000.000.000,00
Jumlah pengeluaran pembiayaan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
III20
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
923.457.582.685,10
912.185.264.154,22
767.600.000.000,00
300.000.000.000,00
Sumber data : LKPJ Tahun 2014 (angka tahun 2014 adalah sebelum audit BPK / unaudit), PERDA No. 9 Tahun 2014
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
III21