Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah 5~BAB III 2016 ok

BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN 
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1.

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah disusun mempedomani pada
dokumen   RPJMD   Kabupaten   Siak   Tahun   2011­2016.   Untuk
menjamin   keberlanjutan   arah   pembangunan,   arah   kebijakan
ekonomi   Kabupaten   Siak   Tahun   2016   harus   sejalan   dengan
kebijakan Ekonomi Nasional dan Propinsi Tahun 2016. 
Setiap   pelaksanaan   pembangunan   daerah   akan   memiliki
sebuah   kebijakan   penting   dalam   pengelolaan   anggaran   baik
melalui   perencanaan,   pelaksanaan,   pengawasan,   hingga   evaluasi
penggunaan   anggaran   sebagai   modal   utama   pelaksanaan
pembangunan   daerah.   Kebijakan­kebijakan   strategis   akan
memberikan   kemampuan   lebih   dalam   pendanaan   pembangunan
melalui   pemilihan   program­program   prioritas   dalam   mewujudkan
pencapaian visi dan misi pembangunan daerah maupun nasional.
Meskipun   begitu,   kebijakan   yang   diambil   haruslah   melihat
berbagai   aspek   maupun   bidang   urusan   pembangunan   seperti

ekonomi,   sosial  budaya,   kependudukan,   hingga   aspek   eksternal
baik dari luar regional maupun internasional.
Adapun kebijakan Nasional tahun 2016 berdasarkan RPJMN
tahun   2015­2019   dengan   menyusun   sasaran   serta   prioritas
pembangunan yang tertuang dalam konsep Nawacita dan Trisakti.
Trisakti   merupakan   visi   Presiden   yang   meliputi:   (1)   berdaulat
secara politik; (2) mandiri  dalam ekonomi; dan (3) berkepribadian
dalam   budaya.   Sementara   itu,   Nawacita   merupakan  agenda
prioritas   dalam   mewujudkan   visi   Presiden.   Sembilan   agenda
prioritas dalam Nawacita yang dijabarkan sebagai berikut:

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-1

1. Melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
2. Membangun   tata   kelola   Pemerintahan   yang   bersih,   efektif,
demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun   Indonesia   dari   pinggiran   dengan   memperkuat

daerah­daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
4. Melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan   produktivitas   rakyat   dan   daya   saing   di   pasar
internasional.
7. Mewujudkan   kemandirian   ekonomi   dengan   menggerakkan
sektor­sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh Ke­Bhinneka­an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Maka   dituang   kebijakan   tersebut   dalam   konsep   3   (tiga)
dimensi pembangunan Nasional yang meliputi:
1. Dimensi   Pembangunan   Manusia   (Pendidikan,   kesehatan   dan
perumahan.
2. Dimensi   Pembangunan   Sektor   Unggulan   (Kedaulatan   pangan,
Kedaulatan   Energi   dan   Ketenagalistrikan,   Kemaritiman   dan
kelautan, dan Pariwisata dan Industri)
3. Dimensi   Pemerataan   dan   Kewilayahan   (Antar   wilayah:   1.desa
dan 2.Pinggiran).

Kebijakan   Umum   dan   Prioritas   Pembangunan   Provinsi   Riau
tidak   terlepas   dari  implementasi   dari   visi   dan   misi   yang   telah
dirumuskan   dalam   tujuan   dan   sasaran   serta   strategi   dan   arah
kebijakan   pembangunan.   Kebijakan   umum   disusun   untuk
pemilihan   program   yang   tepat   dan   rasional   dengan
mempertimbangkan   faktor­faktor   penentu   keberhasilan   untuk
mencapai sasaran dalam RPJMD Provinsi Riau Tahun 2014­2019.
Strategi   yang   perlu   didukung   dengan   Kebijakan   umum,   sebagai
arah   dan   pedoman   dalam   merumuskan   program­program   dan
dituangkan   kedalam   kegiatan­kegiatan   Satuan   Kerja   Perangkat
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-2

Daerah (SKPD) yang terangkum dalam Rencana Kerja dilingkungan
Pemerintah Provinsi Riau dapat berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan.  Arah   Kebijakan   Pembangunan   Provinsi   Riau   Tahun
2014­2018 yang dimuat dalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2014­
2019   dan   merupakan   acuan   dalam   menentukan   arah   kebijakan
untuk  tahun  2016   fokus   kepada   pengembangan   budaya,

peningkatan   prestasi   penguatan   aparatur   pemerintahan   serta
pemantapan pembangunan ekonomi serta melanjutkan kebijakan
tahun   sebelumnya   sesuai   dengan   target   yang   telah   ditetapkan.
Adapun   arah   kebijakan   umum   Provinsi   Riau   tahun   2016
difokuskan   kepada   pengembangan   budaya,   peningkatan   prestasi
penguatan  aparatur Pemerintah  serta  pemantapan pembangunan
ekonomi,   serta   melanjutkan   kebijakan   tahun   sebelumnya   sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. 
3.1.1.Kondisi   Ekonomi   Daerah  tahun   2014  dan  Perkiraan   Tahun
2016
Perkembangan   kondisi   ekonomi   daerah   dapat   dilihat   dari
indikator 

ekonomi   makro   serta   perekonomian   daerah.

Perekonomian   suatu   daerah  tidak   dapat   terlepas   dengan
perekonomian   regional,   perekonomian   nasional 

bahkan


perekonomian   global.   Terdapat   faktor­faktor   perekonomian   yang
tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah
pusat  yang   menyangkut   sektor   moneter   maupun   sektor   riil.
Tantangan   eksternal   yang   dihadapi   oleh   perekonomian   domestik
pada   tahun   2015   adalah   belum  stabilnya   perekonomian   dunia,
termasuk   negara­negara   mitra   dagang   utama   Indonesia   seperti
Tiongkok yang diperkirakan akan kembali mengalami perlambatan
pertumbuhan   ekonomi.   Kondisi   tersebut   yang   disertai   dengan
penurunan harga komoditas global terutama harga minyak mentah
dunia   berpotensi   memberikan   tekanan   pada   perekonomian
Indonesia dan nilai tukar mata uang asing. 
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-3

Kondisi ekonomi global selain berpengaruh terhadap ekonomi
nasional  dan  regional  juga  akan  berpengaruh   terhadap  kondisi
perekonomian   Kabupaten   Siak

 berdasarkan


 pada

 kondisi

perekonomian   tahun  sebelumnya,  maka  Prospek  perekonomian
pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. PDRB perkapita
Berdasarkan perkembangan PDRB perkapita ADHK tahun 2000
selama   kurun   waktu   lima   tahun   dari   tahun   2009   –   2013
cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Untuk tahun
2014 PDRB Perkapita ADHK 2000 diprediksi sebesar 10,96 juta
rupiah   sedangkan   untuk   tahun   2015   diprediksi   meningkat
menjadi sebesar 11,30 juta rupiah.
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak kurun waktu 2008­2012
mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya. Untuk tahun 2014
pertumbuhan   ekonomi   diprediksi   sebesar   7,61%   dan   tahun
2015 diprediksi naik menjadi sebesar 7,64%. 
c. Inflasi

Tingkat inflasi di Kabupaten Siak pada tahun 2014 diprediksi
sebesar 6,50% dan untuk tahun 2015 diprediksi turun menjadi
5,75%.
Perkembangan   indikator   makro   ekonomi   dapat   dilihat   pada
tabel   berikut   merupakan   hasil   penghitungan   kembali   proyeksi
RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut:

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-4

Tabel III.1

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Target Capaian Setiap Tahun

No.

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/
INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Kondisi
Kinerja
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada akhir
periode
(2013)
(2014)
(2015)
(2016)
(2011) (2012)
RPJMD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)


(1)
(2)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian 
dan Persandian 
1.1.
Pertumbuhan Ekonomi [%]
7,46
7,54
7,57
7,61
7,64
7,67
7,67
1.2.
Laju inflasi [%]
9,03
7,96

7,21
4,96
5,11
5,75
4,90
1.3.
PDRB per kapita Tanpa Migas Atas 
Dasar Harga Konstan 2000 [juta 
rupiah]
10,49
10,50
10,65
10,96
11,30
11,65
11,65
1.4.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
76,92
77,27

77,66
78,11
78,58
79,08
79,08
1.5.
Persentase Penduduk Miskin [%]
5,29
5,28
5,28
5,27
5,26
5,26
5,26
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
1.9.

1.10
.
3
3.1.
6
6.1.
7
7.1.

Pertanian
Produksi Pangan Utama Beras [ton]
Produksi Komoditi Palawija [ton]
Produksi Komoditi Buah­buahan [ton]
Produksi Komoditi Sayur­sayuran [ton]
Rasio ketersediaan Pangan Palawija 
[%]
Rasio Ketersediaan Pangan Buah­
buahan [%]
Rasio Ketersediaan Pangan Sayur­
sayuran [%]
Produktivitas padi atau bahan pangan 
utama lokal lainnya [kw/ha]
Jumlah hasil produksi komoditas 
peternakan:
­
Produksi Daging [Ton]
­
Produksi Telur [Ton]
Konsumsi daging [ton]
Energi dan Sumberdaya Mineral
Persentase elektrifikasi [%]
Perdagangan
Persentase kenaikan rata­rata 
koefisien variasi harga bahan pokok 
utama [%]
Perindustrian

 
17.346
5812
7.769
4.738

 
22.778
6259
5.293
4887

 
23.024
6497
7.169
4954

 
23.659
6566
10.073
4992

 
24.250
6829
10.710
5085

 
25.000
6850
11.507
5100

 
25.000
6850
11.507
5100

107

119,50

124,04

125,38

130,39

139,97

139,97

79,63

90,95

126,28

148,73

158,23

169,30

169,30

61,52

63,45

64,32

64,81

66,02

67,09

67,09

41,34

41,09

43,29

44,59

45,58

45,91

45,91

2297,4 2362,14
117,56
138,55

2500
160

2800
175

3500
227

3500
227

1143,20

1143,20

70
 
2,5­7%

70
 
2,5­7%

2025,67
110,06
770,20

849,65

934,74

942,60 1.039,28

37
 

40
 
2,5­7%

43
 
2,5­7%

49
 
2,5­7%

Pertumbuhan Industri [%]

60
 
2,5­7%

 

 

 

 

 

 

 

­ 













Sumber : RPJMD Kabupaten Siak Tahun 2011­2016

3.1.2.   Tantangan   dan   Prospek   Perekonomian   Daerah   Tahun  2015  dan
Tahun 2016.

Sepanjang   tahun   2014,   perekonomian   global   belum
menunjukkan pemulihan yang signifikan.  Pertumbuhan ekonomi di
berbagai   kawasan,   baik   negara   maju   maupun   berkembang
cenderung  moderat.   Di   negara­negara   maju,   perbaikan   ekonomi
terjadi terutama di Amerika Serikat (AS),  sedangkan perekonomian
Eropa dan Jepang masih lemah dan disertai risiko tekanan deflasi.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-5

Sementara   itu,   di   kawasan   negara­negara   berkembang,   baik
Tiongkok,   India   maupun  negara­negara  ASEAN,   juga   masih
menunjukkan moderasi pertumbuhan. 
Dalam   dua   tahun   terakhir,   kinerja   perekonomian   nasional
diliputi   oleh   kondisi   global   yang  kurang  menggembirakan.
Ketidakpastian   terkait   normalisasi   kebijakan   moneter   di   Amerika
Serikat, perlambatan ekonomi di sejumlah negara maju dan negara
berkembang   utama,   serta   tren  penurunan  harga   komoditas   global
mewarnai kinerja perekonomian nasional sepanjang tahun 2013 dan
2014. 
Kebijakan moneter yang cenderung ketat saat ini harus diakui
akan   berdampak   pada   perlambatan   kinerja   sektor   riil   akibat
meningkatnya   cost  of  fund.   Sementara   itu,  kebijakan   penyesuaian
harga BBM bersubsidi akan mendorong kenaikan inflasi dan pada
gilirannya   menekan   daya   beli   masyarakat.   Oleh   karena   itu,
kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi harus diikuti dengan
program   kompensasi   kenaikan   harga   BBM   dan   program   sosial
lainnya terutama dibidang pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan   Kondisi   dan   perkembangan   Perekonomian
Nasional dan Global, adapun tantangan dan prospek  perekonomian
daerah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir   yang dihadapi
pada Tahun 2015 dan 2016,  adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan     pertumbuhan     ekonomi     daerah     dengan
mengembangkan pertumbuhan sektor­sektor ekonomi dominan,
yang bertumpu pada peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan;
b) Perubahan Cuaca
c) Dampak   dari   perubahan   kenaikan   BBM   terhadap   harga
SEMBAKO;
d) Dalam   memanfaatkan   meluasnya   pasar   MEA,   perlu   dibangun
komunikasi yang efektif antara Pemerintah Daerah dengan Bea
Cukai. 
e) Menciptakan  iklim  investasi  yang  lebih  kondusif  merupakan
tantangan yang  cukup berat  karena ini menyangkut  beberapa

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-6

peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim
investasi   perlu     dilakukan     pemerintah     daerah     dengan
mensikapi   atas   perbaikan   di   bidang   peraturan   perundang­
undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan
birokrasi.
f) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini
merupakan   prasyarat   agar   dapat   mencapai   tingkat
pertumbuhan   ekonomi   tinggi   dan   berkelanjutan.   Ketersediaan
infrastruktur   yang   tidak   memadai   akan   menjadi   kendala   bagi
masuknya investasi.
g) Meningkatkan   daya   saing   ekspor   daerah,   untuk   mencapai
peningkatan   pertumbuhan   nilai   ekspor.   Pertumbuhan   ekspor
akan mempengaruhi keberlangsungan usahadan perekonomian
daerah   sehingga   dapat   mempertahankan   ketersediaan
lapangan  kerja  bahkan  mungkin  dapat menambah lapangan
kerja.
3.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Terkait   meningkatnya   tuntutan   kebutuhan   dana   sebagai
konsekuensi   penyerahan  wewenang  pemerintahan  dari  Pemerintah
Pusat   kepada   Pemerintah   Daerah,   melalui   otonomi   daerah,
menuntut   berbagai   upaya     penyesuaian     manajemen   keuangan
daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan  belanja daerah.
Dengan berpedoman pada kebijakan‐kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat dan perundang‐undangan yang berlaku juga telah
dijadikan acuan untuk menggali potensi sumber penerimaan guna
menunjang beban belanja pembangunan daerah.
RKPD Tahun 2016 memuat kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan   sebagai   pelaksanaan   agenda   RPJMD   tahun   2011­
2016 di tahun terakhir, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang
dapat   terkelola   oleh   pemerintah   daerah.   Untuk   itu,   kebutuhan
belanja   pembangunan   daerah   akan   selalu   mempertimbangkan
kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-7

implementasi   RKPD,   yang   akan   selalu   berdampingan   dengan
sumber­sumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana
kemitraan   swasta,   swadaya   masyarakat   serta   kontribusi   pelaku
usaha melalui Corporate Social Resposibility (CSR).
Agar dana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah   dapat   digunakan   efektif   dan   efisien   maka   diperlukan
kebijakan   dalam   pengelolaan   keuangan   daerah,   yang   berisikan
tentang   kebijakan   yang   akan   dipedomani   oleh   Pemerintah   Daerah
dalam   mengelola   pendapatan   daerah,   belanja   daerah,   dan
pembiayaan   daerah.   Tujuan   utama   kebijakan   keuangan   daerah
adalah   bagaimana   meningkatkan   kapasitas  (riil)  keuangan   daerah
dan mengefisiensikan penggunaannya.
3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Pengelolaan   Keuangan   Daerah   Kabupaten   Siak
berpedoman  pada  Peraturan  Pemerintah  Nomor  58  tahun  2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam
Negeri   Nomor   13   Tahun   2006  tentang   Pedoman   Pengelolaan
Keuangan   Daerah   sebagaimana   telah   diubah     untuk   kedua
kalinya   dengan   Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   21
Tahun   2011   tentang   Perubahan   Kedua   Atas   tentang   Peraturan
Menteri   Dalam  Negeri   Nomor   13   Tahun   2006   tentang   Pedoman
Pengelolaan   Keuangan   Daerah,   serta   Peraturan   Daerah
Kabupaten   Siak   Nomor   25   Tahun   2007   tentang   Pokok­pokok
Pengelolaan   Keuangan   Daerah  dan  Undang‐Undang   Nomor  33
Tahun  2004  tentang  Perimbangan  Keuangan  Antara  Pemerintah
Pusat  dan  Pemerintah  Daerah  pasal 1   ayat  13   merupakan  hak
Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih  dalam  periode  tahun  terkait.  Berdasarkan  ketentuan
tersebut,  dijelaskan   bahwa  sumber  pendapatan  daerah  Provinsi
terdiri  atas:  1)  Pendapatan Asli  Daerah  (PAD)  yang   terdiri     dari
Pajak   Daerah,   Retribusi    Daerah,   Hasil   Pengelolaan Kekayaan
Daerah  yang  dipisahkan,  dan  Lain‐lain  Pendapatan  Asli  Daerah
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-8

yang  Sah;  2)  Dana  Perimbangan  yang  meliputi:  Dana  Bagi  Hasil
Pajak/Bagi  Hasil  Bukan  Pajak,  Dana  Alokasi  Umum,  dan  Dana
Alokasi  Khusus;  3)  Lain‐lain  Pendapatan  Daerah  yang  Sah,
meliputi   :  Hibah,  Dana  Darurat,  Dana  Bagi  Hasil  Pajak  dari
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi
Khusus,  Dana  Bantuan  Keuangan dari   Provinsi/Kabupaten/Kota
Lainnya,  Lain‐lain  Penerimaan,  Dana   Transfer  Pusat  dan  Dana
Insentif  Daerah.  Sedangkan  penerimaan  pembiayaan   bersumber
dari  Sisa  Lebih Perhitungan  Anggaran  Daerah Tahun  Sebelumnya
(SiLPA),  Penerimaan  Pinjaman  Daerah,  Dana  Cadangan  Daerah
(DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Berdasarkan  Hasil   analisis   kondisi   ekonomi   daerah   dan
kajian   terhadap  tantangan  dan   prospek   perekonomian   daerah,
selanjutnya   dilakukan   analisis  dan  proyeksi   sumber­sumber
pendapatan daerah  yang berdasarkan proyeksi RPJMD Kabupaten
Siak tahun 2011­2016 kemudian dituangkan kedalam realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III-9

Tabel III.2
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Siak
Tahun 2014 s.d tahun 2016
4

Jumlah
Uraian
Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Tahun  2013

Realisasi Tahun  2014

Tahun Berjalan 2015

Proyeksi/Target pada
Tahun Rencana 2016

348.403.109.309,72

307,032,552,107.13

311.112.374.781,00

325.900.930.108,28

Hasil Pajak daerah

82.010.652.860,00

57,337,975,730.38

55.667.000.000,00

58.787.000.000,00

Hasil Retribusi daerah

12.579.214.640,40

11,936,237,543.00

11.460.088.000,00

12.788.800.000,00

179.291.486.767,00

169,492,175,249.00

165.526.697.759,00

165.651.058.598,00

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang 
dipisahkan
Lain­lain pendapatan asli daerah yang sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
Lain­Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

74.521.755.042,32

68,266,163,584.75

78.458.589.022,00

88.674.071.510,28

1.768.701.160.958,00

2,097,493,216,241.00

2.073.962.203.000,00

1.229.976.150.000,00

1.478.444.314.958,00

1,807,213,661,241.00

1.868.437.899.000,00

1.024.451.846.000,00

272.530.626.000,00

276,181,935,000.00

185.019.984.000,00

185.019.984.000,00

17.726.220.000,00

14,097,620,000.00

20.504.320.000,00

20.504.320.000,00

156.520.428.365,00

238,597,846,379.03

210.329.771.201,00

210.329.771.201,00

Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari 
pemerintah daerah lainnya

80.154.184.803,00

142,226,354,379.03

85.339.603.201,0

85.339.603.201,00

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

61.409.943.000,00

90,994,892,000.00

119.578.768.000,0

119.578.768.000,00

Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah 
daerah lainnya)

14.786.840.000,00

5,376,600,000.00

5.411.400.000,0

5.411.400.000,00

169.460.562,00

0.00

0.00

0.00

2.273.624.698.632,72

2,643,123,614,727.16

2.595.404.348.982,00

1.766.206.851.309,28

Lain­lain Pendapatan Daerah yang Sah 
Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH

Sumber : LKPJ tahun 2014 (angka sebelum audit BPK/unaudit), Lampiran PERDA No.09 tahun 2014 dan *) RPJMD Kab.Siak tahun 2011­2016

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III10

Bila   memperhatikan   kecenderungan   realisasi   pendapatan
daerah   kurun   waktu   2013­2014   dan   target   Tahun   2016  terlihat
bahwa   terdapat   peningkatan   yang   bervariasi.   Capaian   sampai
dengan 2014 didukung oleh kondisi ekonomi regional yang stabil dan
keberhasilan   dalam   melakukan   upaya­upaya   intensifikasi   dalam
meningkatkan   pendapatan   daerah   yang   cukup   baik.   Namun
demikian,   mengingat   peningkatan   pendapatan   sangat   dipengaruhi
oleh   kondisi   ekonomi   masyarakat,   perlu   ada   upaya­upaya
peningkatan   pendapatan   yang   lebih   intensif   dilakukan   disertai
dengan   peningkatan   pelayanan   publik   serta   upaya
intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih aktif, diharapkan pada Tahun
2016 pendapatan daerah Kabupaten Siak mengalami peningkatan.
3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan Undang­Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan   Keuangan   antara   Pemerintah   Pusat   dan   Pemerintah
Daerah, Pendapatan Daerah terdiri dari:1) Pendapatan Asli Daerah,
2)   Dana   Perimbangan,   3)   Lain­lain   Pendapatan   Daerah   Yang   Sah.
Kebijakan   perencanaan   pendapatan   daerah   Kabupaten   Siak   tahun
2016  untuk   pendanaan   pembangunan   yang   terus   meningkat   dari
tahun   sebelumnya   diarahkan  dalam   Pengelolaan   Keungan   daerah,
Pemerintah   Kabupaten   Siak   senantiasa   berupaya   meningkatkan
pendapatan,   khususnya   Pendapatan   Asli   Daerah   (PAD)   melalui
upaya   intensifikasi   dan   ekstensifikasi.   Peningkatan   Pengelolaan
Pendapatan   Asli   Daerah   (PAD)   untuk   mengurangi   ketergantungan
terhadap   penerimaan   dari   dana   perimbangan   yang   berasal   dari
pusat. Dalam rangka mencapai target pendapatan daerah Kabupaten
Siak   tahun   2016,   dilakukan   langkah­langkah   strategis   sebagai
berikut:
1. Intensifikasi   dan   ekstensifikasi   pajak   daerah   dan   retribusi
daerah   serta   lain­lain   pendapatan   yang   sah   sesuai   dengan
potensi pungutan;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III11

2. Melakukan   pemantauan   dan   meneliti   serta   mengevaluasi   jenis
Pajak dan Retribusi Daerah;
3. Peningkatan   akurasi   data   sumberdaya   alam   sebagai   dasar
perhitungan pembagian dalam dana Perimbangan;
4. Mengoptimalkan   penerimaan   dari  PPh   Pasal   21,   Pajak   Ekspor,
dan PPh Badan; 
5. Melakukan   Sosialisasi   langsung   kepada   masyarakat   melalui
brosur,   pamflet,   baliho   serta   spanduk­spanduk   yang   isinya,
menginformasikan   tentang   arti   pentingnya   membayar   pajak
terhadap pelaksanaan pembangunan;
6. Melaksanakan   pendataan   ulang   objek   pajak   dan   retribusi
daerah,   untuk   meningkatkan   akurasi   sekaligus   pemutakhiran
data dalam menggali sumber penerimaan yang pelaksanaannya
belum optimal;
7. Membentuk Pos Pelayanan Pembayaran PKB di Kecamatan yang
sangat   potensial   dalam   rangka   mendekatkan   pelayanan   wajib
pajak;
8. Meningkatkan   koordinasi   dengan   instansi   terkait   pada   Kantor
Samsat, terutama dengan pihak Kepolisian dan PT. Jasa Raharja
dengan   melakukan   Razia   terhadap   Wajib   Pajak   Kendaraan
Bermotor yang belum membayar pajak;
9. Melakukan updating data wajib pajak;
10. Meningkatkan   pengelolaan   dan   pendayagunaan   asset   dan
keuangan daerah;
11. Penataan   kelembagaan   penyempurnaan   dasar   hukum
pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;
12. Melakukan updating data terutama data yang digunakan sebagai
dasar perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU);
13. Meningkatkan   koordinasi   dengan   pemerintah   pusat   dan
pemerintah   Propinsi   Riau   terkait   dengan   penerimaan   yang
bersumber   dari   dana   perimbangan   dan   lain­lain   pendapatan
daerah yang sah;
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III12

14. Peningkatan     akurasi     data     potensi     baik     potensi     pajak
maupun   potensi   sumber   daya   alam   bekerja   sama   dengan
Kementerian   Keuangan   cq.   Direktorat   Jenderal   Pajak   sebagai
dasar perhitungan Bagi Hasil;
15. Peningkatan   keterlibatan   Pemerintah   Daerah   dalam
perhitungan   lifting   migas   dan   perhitungan   sumber   daya   alam
lainnya   agar   memperoleh   proporsi   pembagian   yang   sesuai
dengan potensi;
16. Peningkatan   koordinasi   dengan   Kementerian   Dalam   Negeri,
Kementerian   Keuangan,   Kementerian   teknis,   Badan   Anggaran
DPR   RI     dan     DPD     RI     untuk     mengupayakan   peningkatan
besaran   Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, DAU,
dan DAK;
17. Meningkatkan   Deviden   BUMD   dan   mengrevitalisasi   BUMD
melalui   berbagai   upaya   agar   dapat   memberikan   kontribusi
terhadap   Pendapatan   Daerah   antara   lain   melalui  pengelolaan
BUMD   secara   profesional,  peningkatan   sarana,   prasarana,
kemudahan   prosedur   pelayanan   terhadap   konsumen/nasabah
dalam   meningkatkan   persaingan   usaha,   serta   mengoptimalkan
peran   Badan   Pengawas,   agar   BUMD   berjalan   sesuai   dengan
peraturan berlaku dan mampu bersaing.
3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja   daerah   merupakan   belanja   yang   harus   dikeluarkan
oleh  pemerintah  Daerah untuk  menjalankan aktivitas pemerintahn
baik   itu   memberikan   pelayanan   kepada   masyarakat   maupun
melaksanakan   pembangunan.  Dengan   berpedoman   pada   prinsip–
prinsip penganggaran, belanja daerah tahun anggaran 2016 disusun
dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja dan berimbang yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak
langsung.   Belanja   langsung   adalah   belanja   yang   terkait   langsung
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III13

dengan   pelaksanaan   program   dan   kegiatan   serta   dapat   diukur
berdasarkan   indikator   dan   tolak   ukur   capaian   kinerja   yang   telah
ditetapkan. Kelompok belanja langsung terdiri dari belanja pegawai,
belanja   barang   dan   jasa   serta   belanja   modal.     Belanja   tidak
langsung   merupakan   belanja   yang   tidak   terkait   langsung   dengan
program dan kegiatan yang dilaksanakan serta sulit diukur dengan
capaian kinerja yang ditetapkan. Kelompok Belanja tidak langsung
terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. 
Kecenderungan   semakin   meningkatnya   kebutuhan   Belanja
Pegawai, pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), Belanja
Bagi   Hasil,   Belanja   Bantuan   Keuangan,   tidak   berbanding   lurus
dengan   peningkatan   pendapatan   daerah   walaupun   pendapatan
daerah Kabupaten Siak dari Tahun ke Tahun mengalami kenaikan
yang   cukup   signifikan.   Hal   ini   berdampak   pada   kemampuan   riil
keuangan daerah yang cenderung semakin menurun. 
Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan
diatas dan dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi maka
Kebijakan belanja daerah diarahkan sebagai berikut :
1)

Belanja   dalam   rangka   penyelenggaraan   urusan   wajib
digunakan   untuk   melindungi   dan   meningkatkan   kualitas
kehidupan   masyarakat   dalam   upaya   memenuhi   kewajiban
daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar,   pendidikan,   kesehatan,   fasilitas   sosial   dan   fasilitas
umum   yang   layak   serta   mengembangkan   sistem   jaminan
sosial  dan  penanggulangan  kemiskinan.  Pelaksanaan  urusan
wajib   sesuai   dengan   standar   pelayanan   minimal   (SPM)   yang
telah ditetapkan untuk Kabupaten terdiri dari 15 (lima belas)
SPM;

2)

Pendukungan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
tahun 2016;

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III14

3)

Mendukung   program/kegiatan   strategis   yang   terkait   dengan
agenda provinsi dan nasional, dengan tetap memprioritaskan
pembangunan daerah serta memiliki skala pelayanan regional
maupun nasional;

4)

Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan
tunjangan   PNSD,   belanja   subsidi,   hibah,   bantuan   sosial,
bantuan   keuangan   kepada   pemerintahan   desa   dan   partai
politik serta belanja tidak terduga;

5)

Belanja   daerah   dalam   rangka   pencapaian   target   Milenium
Development Goals (MDGs);

6)

Dalam rangka peningkatan pendidikan, Pemerintah Kabupaten
Siak mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% (dua
puluh   persen)   dari   belanja   daerah,   sesuai   amanat   undang­
undang;

7)

Dalam   rangka   peningkatan   bidang   kesehatan,   Pemerintah
Kabupaten Siak secara bertahap menaikkan alokasi anggaran
kesehatan   hingga   nantinya   mencapai   10%   (sepuluh   persen)
sesuai amanat undang­undang;

8)

Meningkatkan   alokasi   anggaran   ekonomi   kerakyatan   dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat;

9)

Meningkatkan

 

alokasi

 

anggaran

 

pada

 

program

penanggulangan kemiskinan;
10)

Meningkatkan   alokasi   dana   desa   (ADD)   dalam   rangka
pemberdayaan   masyarakat   dan   percepatan   pembangunan
desa;

11)

Belanja bagi hasil pada pemerintahan desa merupakan bentuk
distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran
pendapatan   asli   daerah   (pajak   daerah   dan   retribusi   daerah)
dan dana perimbangan (DAU yang telah dikurangi oleh belanja
pegawai), sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III15

12)

Pengalokasian belanja daerah berupa belanja langsung SKPD
untuk mendukung operasional dan peningkatan kinerja SKPD
sesuai tugas pokok dan fungsinya;

13)

Pengalokasian   belanja   daerah   untuk   mendukung   prioritas
pembangunan Kabupaten Siak yang sinkron dengan prioritas
Provinsi   Riau   dan   prioritas   nasional   terutama   dalam
pencapaian visi dan misi Kabupaten Siak Tahun 2011­2016.
Adapun realisasi belanja daerah kabupaten Siak tahun 2013­

2016 ditunjukkan pada tabel III.3.

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III16

Tabel.III.3
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2013 s.d Tahun 2016
Jumlah
NO

Uraian

1

2

2.1

Belanja Tidak langsung

2.1.1

Realisasi Tahun  2013

Realisasi Tahun  2014

3

Proyeksi /Target pada
Tahun rencana 2016

Tahun Berjalan 2015

4

5

6

 

 

 

Belanja Pegawai

536.423.197.675,00

             586.625.039.764,00 

      750.909.042.345,00 

2.1.2

Belanja Subsidi

6.915.692.070,00

                 7.391.637.600,00 

         9.229.150.682,00 

2.1.3

Belanja Hibah

2.1.4

Belanja Bantuan Sosial

2.1.5
2.1.6
2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan Kepada 
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan 
Desa 
Belanja Bantuan Keuangan Kepada 
Provinsi/Kabupaten/Kota,Pemerintahan Desa
dan Partai Politik
Belanja Tidak Terduga
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG

173.494.679.402,00

             129.343.303.800,00 

      112.046.120.000,00 

          11.720.200.000,00 

               10.364.900.000,00 

       10.699.060.000,00 

111.277.259.037,00

             121.503.155.197,00 

         1.000.000.000,00 

                                    ­ 

                                         ­ 

      224.413.091.421,00 

53.837.500,00

                    705.283.625,00 

         2.000.000.000,00 

             855.933.319.986,00

1.110.296.464.448,00

 

 

 

839.884.865.684,00

826.482.523.000,00

826.482.523.000,00

 
2.2

Belanja Langsung

2.2.1

Belanja Pegawai

176.133.913.111,00

             173.351.651.156,00 

214.271.230.000,00

2.2.2

Belanja Barang dan Jasa

466.026.639.368,60

             611.467.677.773,00 

681.939.869.467,00 

2.2.3

Belanja Modal

803.328.618.824,00

           1.005.348.199.529,00 

1.228.496.785.067,00 

1.445.489.171.303,60

          1.790.167.528.458,00

2.124.707.884.534,00

1.991.553.071.587,00

2.646.100.848.444,00

3.235.004.348.982,00

2.818.035.594.587,00

JUMLAH BELANJA LANGSUNG

1.991.553.071.587,00

 

TOTAL JUMLAH BELANJA

2.285.374.036.987,60

   Sumber : LKPJ tahun 2014, (angka tahun 2014 adalah sebelum audit BPK / unaudit), Perda Kab Siak No.9 tahun 2014 dan  RPJMD Kab.Siak tahun 2011­2016

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III17

3.2.4 Arah Kebijakan Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pembiayaan     adalah     seluruh     transaksi     keuangan
pemerintah,   baik   yang  berasal  dari   penerimaan   daerah   maupun
pengeluaran   daerah   yang   dimaksudkan   untuk   menutup   defisit
dan/atau   memanfaatkan   surplus   anggaran.   Kebijakan   penerimaan
pembiayaan  daerah  timbul  karena  jumlah  pengeluaran lebih   besar
daripada penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan
pembiayaan   daerah   berasal   dari   Sisa   Lebih   Perhitungan   Anggaran
(SiLPA),   transfer   dari   dana   cadangan   (DCD),   Hasil   penjualan
Kekayaan  Daerah  Yang   Dipisahkan,  Penerimaan  Pinjaman Daerah,
Penerimaan   Kembali   Pemberian   Pinjaman,   Penerimaan   Piutang
Daerah. Kebijakam   pengeluaran  pembiayaan daerah timbul  karena
ada surplus/ kelebihan anggaran. Pengeluaran pembiayaan daerah
diantaranya   diperuntukan   bagi   Pembentukan   Dana   Cadangan,
Investasi (Penyertaan modal dan pembelian surat berharga/ saham),
Pembayaran   Pokok   Utang,   Pemberian   Pinjaman   Daerah,   dan   Sisa
Lebih Perhitungan.
Defisit   atau   surplus   terjadi   apabila   ada   selisih   antara
Anggaran   Pendapatan   Daerah   dan   Belanja   Daerah.   Pembiayaan
disediakan   untuk   menganggarkan   setiap   penerimaan   yang     perlu
dibayar     kembali     dan/atau     pengeluaran     yang     akan   diterima
kembali,  baik  pada  tahun  anggaran  yang  bersangkutan maupun
pada tahun­tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan   pembiayaan   daerah   dari   tahun   2013  sampai
dengan   tahun   2015  didominasi   dari   Sisa   Lebih   Pembiayaan
Anggaran   (SiLPA)   tahun   sebelumnya.  Kabupaten   Siak  pada  tahun
2016 

kebijakan   penerimaan   pembiayaan   daerah   masih

mengandalkan SiLPA,  Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa
Lebih   Pembiayaan   Anggaran   Tahun  Berkenaan   (SILPA),   Pencairan
Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
Penerimaan   Pinjaman   Daerah,   Penerimaan   Kembali   Pemberian
Pinjaman Daerah, serta Penerimaan Piutang Daerah. Perkembangan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III18

penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Siak dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III19

Tabel.III.4
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2013 s.d tahun 2016
Jumlah
No

Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Realisasi Tahun
2013

Tahun  Berjalan 2014

Tahun  Berjalan 2015

Proyeksi/Target pada
Tahun Rencana 2016

1

2

3

4

4

5

 

 

 

 

 

 

3.1

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

3.1.1

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya ( SILPA )

3.1.2

Pencairan dana cadangan

3.1.3

Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan

3.1.4

Penerimaan pinjaman daerah

3.1.5

Penerimaan kembali pemberiaan pinjaman

3.1.6

Penerimaan Piutang Daerah

3.1.7

Pengembalian Penyertaan Modal

 

 

3.2
3.2.1

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal (Investasi) pemerintah Daerah

3.2.2

Pembayaran Kewajiban pada Pihak Ketiga

3.2.3

Pengembalian Penerimaan Daerah

Jumlah Penerimaan Pembiayaan

 

 

 

911.869.835.60
3,22

767.600.000.00
0,00

300.000.000.00
0,00

 
923.136.425.21
5,10
-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

321.157.47
0,00
923.457.582.685,10

315.428.55
1,00
912.185.264.154,22

767.600.000.000,00

300.000.000.000,00

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah pengeluaran pembiayaan

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

III20

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO

923.457.582.685,10

912.185.264.154,22

767.600.000.000,00

300.000.000.000,00

Sumber data : LKPJ Tahun 2014 (angka tahun 2014 adalah sebelum audit BPK / unaudit), PERDA No. 9 Tahun 2014

RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016

III21