PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED COOPERATIVE E-LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR, SELF-EFFICACY DAN CURIOSITY SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 PALU | Untara | JSTT 6866 22885 1 PB

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED COOPERATIVE E-LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR, SELF-EFFICACY DAN CURIOSITY SISWA
DALAM PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 PALU
Ketut Alit Adi Untara
alit_fisika@yahoo.co.id
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The objective of this research was to find out the influence of learning of blended cooperative
e-learning in self efficacy and curiosity of the physics student in SMA Negeri 1 Palu. The sampel
were 82 students, 44 were for experiment class and 38 for control class. The data was taken by
using questionnaire, written test of observation and documentation. The primary data was taken by
using self-efficacy questionnaire was used to take the response of students’ confidence, while the
curiosity questionnaire was used to take the responds of the students’ curiosity from the influence of
the learning of blended cooperative e-learning whereas the written test used to take the students’
learning outcome data. Observation sheet and documentation was used as the supporting data. The
primary data processing was by done using t-test of average through statistical analysis and service
solution. Sig score used was (sig) 0,05. From the research result, it was concluded that: 1) there
was a significance influence of the learning application of blended cooperative e-learning toward
students’ self-efficacy and curiosity, 2) there was a significance of learning application of blended
cooperative e-learning toward students’ learning outcome

Keyword: Blended cooperative e-learning, Self-efficacy, Curiosity, Learning Outcome.
bosan, siswa kurang aktif dalam belajar, rasa
ingin tahu dan keyakinan diri siswa rendah
yang dalam hal ini merupakan akibat terjadinya penurunan curiosity dan self-efficacy
siswa. Penurunan curiosity dan self-efficacy
siswa akan berakibat akhir pada penurunan
hasil belajar siswa tersebut.
Pengaruh lain selain dari penerapan
metode pembelajaran langsung yang mengakibatkan penurunan curiosity, self-efficacy
dan hasil belajar adalah sifat otoriter guru,
keadaan guru yang belum maksimal memahami konsep fisika serta kurangnya penggunaan
metode pembelajaran baru berbasis komputer
yang dalam hal ini adalah penggunaan
elektronica learning atau e-learning.
Bandura (1997) menjelaskan selfefficacy adalah keyakinan seorang individu
mengenai kemampuannya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar
tertentu. Self-efficacy siswa yakni keyakinan
bahwa seseorang siswa bisa menguasai situasi

Salah satu pembelajaran yang masih

sulit untuk dipahami oleh siswa adalah pelajaran fisika, tidak dapat dipungkiri pelajaran
fisika merupakan pembelajaran yang masih
dianggap momok bagi sebagian besar siswa.
Terbentuknya pola pikir pelajaran fisika
sebagai pelajaran sulit merupakan akibat dari
penggunaan metode pembelajaran langsung
yang sering digunakan oleh guru saat mengajar.
Pelaksanaan metode pembelajaran langsung merupakan metode yang masih sangat
disukai oleh para guru karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode
lainnya. Keunggulan metode pembelajaran
langsung antara lain hemat dalam penggunaan
waktu dan media serta ekonomis dan praktis
dalam penyampaian isi pembelajaran fisika
pada siswa. Namun harus diakui tidak selamanya metode pembelajaran langsung berdampak baik bagi siswa. Dampak buruk yang
timbul akibat pelaksanaan metode pembelajaran langsung adalah siswa menjadi cepat

82

83 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 82-90


dan mendapatkan hasil positif. Self-efficacy
berpengaruh besar terhadap perilaku seorang
siswa. Seorang siswa yang self-efficacy-nya
rendah akan berakibat pada rendahnya hasil
belajar. Bandura (1994) mengemukakan beberapa dimensi dari self-efficacy, yaitu magnitude, generality, dan strength. Magnitude,
berkaitan dengan tingkat kesulitan suatu tugas. Generality, berkaitan dengan bidang
tugas, seberapa luas individu mempunyai
keyakinan dalam melaksanakan tugas-tugas.
Strength, berkaitan dengan kuat lemahnya
keyakinan seorang individu.
Selain dari pengaruh self-efficacy
peningkatan hasil belajar juga dipengaruhi
oleh curiosity siswa. Davies dalam Murtadlo
(2011) menjelaskan bahwa bagi seorang
siswa, curiosity menyebabkan siswa memiliki
semangat belajar. Dalam hal ini, curiosity
siswa terlihat pada fenomena-fenomena yang
melekat kepadanya, misalnya siswa menjadi
aktif, sibuk, dan tertarik untuk melakukan
tugas-tugas belajar. Ini berarti siswa terus

aktif melakukan berbagai upaya atau usaha
untuk meningkatkan keberhasilan belajarnya
sampai memperoleh hasil belajar yang cukup
memuaskan sebagaimana yang diharapkan.
Pentingnya self-efficacy dan curiosity
siswa maka perlu upaya nyata yang harus
dilakukan untuk meningkatkanya baik dengan
menggunakan model pembelajaran terbaru
maupun menggabungkan beberapa metode
inovatif yang telah ada. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran model blended cooperative e-learning. Pembelajaran blended cooperative e-learning menggambungkan pembelajaran e-learning dengan pembelajaran
model kooperatif atau cooperative learning.
Penggunaan model e-learning diharapkan
dapat meningkatkan curiosity siswa. Pembelajaran e-learning akan mengakibatkan siswa
berinteraksi dan berhadapan langsung dengan
komputer dalam kelompok kecil serta penggunaan komputer pada proses pembelajaran
dapat meningkatkan aspek pengetahuan siswa
serta langkah yang efektif dalam membantu


siswa memahami konsep fisika. Sedangkan
penggunaan model kooperatif diharapkan
dapat meningkatkan dukungan sosial antar
siswa dalam memecahkan suatu permasalahan
yang diberikan yang dalam hal ini terjadinya
peningkatan self-efficacy siswa. Dengan meningkatnya self-efficacy dan curiosity siswa
melalui penerapan pembelajaran model
blended cooperative e-learning maka pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa sesuai dengan yang diharapkan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi
dengan populasi adalah seluruh siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Palu yang tersebar dalam
11 kelas. Sampel penelitian yang diambil
adalah kelas XI IPA 4 untuk kelas eksperimen
dengan jumlah 44 orang siswa, dan kelas XI
IPA 3 untuk kelas kontrol dengan jumlah
peserta didik 38 orang. Sampel dipilih dengan
cara purposive sampling. Pemilihan purposive sampling disarkan pada pertimbangan

kedua kelas memiliki nilai rata-rata kemampuan siswa yang sama serta didasarkan pada
kelas XI IPA 3 merupakan kelas dengan
standar nasional yang dijadikan kelas kontrol
sementara kelas XI IPA 4 merupakan kelas
reguler yang dijadikan kelas eksperimen.
Penelitian ini mengunakan metode
penelitian eksperimen kuasi, dengan desain
penelitian Nonequivalent control group pretest and post-test design (Sugiyono, 2007).
Jenis data yang dikumpulkan adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif
adalah
hasil belajar siswa yang diukur
dengan tes dan data kualitatif berupa hasil
observasi, self-efficacy, curiosity yang diambil dengan menggunakan angket.
Teknik analisa data untuk uji prasarat
digunakan analisa data uji normalitas dan
homogenitas. Untuk uji hipotesis maka dilakukan penguji tingkat signifikan perbedaan
rerata hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan


Ketut Alit Adi Untara, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Cooperative E-Learning terhadap

sesudah pelaksanaan pembelajaran dilakukan.
Sedangkan uji hipotesis rerata self-efficacy
dan curiosity siswa dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran blended cooperative elearning.
HASIL DAN PEMBAHASAN

..................... 84

Hasil uji normalitas pretest
Uji normalitas merupakan salah satu uji
asumsi yang harus dipenuhi sebagai sarat
penggunaan teknik statistik parametrik. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan
uji Kolmogorov-simirnov. Hasil uji data dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Normalitas Data Kelas Eksperimen
Hasil belajar pretest
Komponen

Eksperimen
kontrol
Kolmogorov-Smirnova (sig)
0,21
0,200
Kesimpulan
Normal
Normal
Hasil analisis pada Tabel 1 memberikan
gambaran bahwa hasil belajar pretest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
terdistribusi normal hal ini didasarkan pada
nilai sig masing-masing variabel > sig 0,05.

Levene Statistic
2,472
Anova

Hasil uji homogennitas
Hasil uji homogenitas antara pretest

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan SPSS diperoleh sesuai Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Homogenitas Pretest
df1
df2
1
77
F
0,097

Hasil uji homogenitas sesuai Tabel 2
memberikan gambaran bahwa data pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
homogen hal ini didasakan atas nilai sig 0,120
> probabilitas 0,05.

Sig.
0.120
Sig

0,757

Perbedaan Rerata Hasil Belajar Pretest
Hasil analisis berbantuan SPSS diperoleh data uji-t perbedaan rerata pretest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai
Tabel 3:

Tabel 3. Uji perbedaan rerata pretest kelas eksperimen dan kontrol
Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances
sig (2N
F
sig
t
df
tailed)
eksperimen
43
2,47

0,76
0,31
77
0,75
kontrol
36
Data hasil perbedaan rerata pretest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai
Tabel 3 diperoleh nilai sig 0,757 >
probabilitas 0,05. Hal ini memberikan
pernyataan bahwa tidak terdapat perbedaan

antara pretest kelas eksperimen dan pretest
kelas kontrol.
Hasil uji normalitas postest
Uji normalitas merupakan salah satu uji
asumsi yang harus dipenuhi sebagai sarat
penggunaan teknik statistik parametrik. Uji

85 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 82-90

normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-simirnov. Hasil uji
Kolmogorov-simirnov dapat dilihat pada
Tabel 4 dan Tabel 5.

a)

Normalitas data hasil belajar, self-efficacy
dan curiosity kelas eksperimen.

Tabel 4. Normalitas Data Kelas Eksperimen
SelfKomponen
Curiosity
efficacy
Kolmogorov-Smirnova (sig)
0,200
0,081
Kesimpulan
Normal
Normal

Hasil
belajar
0,054
Normal

b) Normalitas Data Hasil Belajar, selfefficacy dan curiosity Kelas Kontrol.
Tabel 5. Normalitas Data Kelas Kontrol
SelfKomponen
Curiosity
efficacy
Kolmogorov-Smirnova (sig)
0,20
0,20
Kesimpulan
Normal
Normal
Hasil analisis Kolmogorov-simirnov
pada Tabel 4 dan Tabel 5 memberikan
gambaran bahwa self-efficacy, curiosity dan
hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah terdistribusi normal hal ini
didasarkan pada nilai sig masing-masing
variabel > sig 0,05.

Hasil
belajar
0,186
Normal

Hasil rerata self-efficacy
Hasil analisis berbantuan SPSS
diperoleh data uji-t perbedaan rerata selfefficacy antara pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:

Tabel 6. Uji Perbedaan Rerata Self-efficacy Kelas Eksperimen dan Kontrol
Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances

eksperimen
kontrol

N

F

sig

t

df

sig (2-tailed)

43
36

0,01

0,97

2,35

77

0,02

Data hasil
perbedaan rerata selfefficacy kelas eksperimen dan kelas kontrol
sesuai Tabel 6 diperoleh nilai sig 0,02 <
probabilitas 0,05. Hal ini memberikan pernyataan bahwa terdapat perbedaan antara selfefficacy kelas eksperimen dan self-efficacy
kelas kontrol.

Hasil rerata curiosity
Hasil analisis berbantuan SPSS diperoleh data uji-t perbedaan rerata curiosity antara
pembelajaran pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 7.

Ketut Alit Adi Untara, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Cooperative E-Learning terhadap

..................... 86

Tabel 7. Uji Perbedaan Rerata Curiosity Kelas Eksperimen dan Kontrol

eksperimen
kontrol

Levene's Test for Equality of
Variances
N
F
sig
43
5,47
0,02
36

Data hasil perbedaan rerata curiosity
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai
Tabel 7 diperoleh nilai sig 0,04 < probabilitas
0,05 ini memberikan pernyataan bahwa terdapat perbedaan antara curiosity kelas
eksperimen dan curiosity kelas kontrol.

t-test for Equality of Means
t

df

sig (2-tailed)

2,02

72,7

0,04

Perbedaan rerata hasil belajar postest
Hasil analisis berbantuan SPSS diperoleh data uji-t perbedaan rerata postest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 8:

Tabel 8. Uji Perbedaan Rerata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances
N
F
sig
t
df
sig (2-tailed)
eksperimen
43
2,52
0,11
4,61
77
0,00
kontrol
36
Hasil perbedaan rerata postest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai
Tabel 8 diperoleh nilai sig 0,00 < probabilitas
0,05. Hal ini memberikan pernyataan bahwa
terdapat perbedaan antara postest kelas
eksperimen dan postest kelas kontrol.
Self-efficacy pada pelaksaaan pembelajaran blended cooperative e-learning.
Hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran blended cooperative e-learning
memberikan gambaran bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dan
hasil belajar siswa. Self-efficacy siswa sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Melalui
pelaksanaan pembelajaran blended cooperative e-learning maka timbul keyakinan siswa
baik dalam individu maupun kelompok untuk
dapat menguasai situasi dan menghasilkan
outcome yang positif, hal ini sesuai dengan
pernyataan Bandura (1997) dalam penelitian
berjudul self efficacy: Toward in Unifying
Theory of Behaviorasl Change. Jika melihat
dari sumber dan dimensi self-efficacy pada
peroses pembelajaran maka mastery experinces atau pengalaman keberhasilan lebih

dominan mempengaruhi self-efficacy. mastery
experinces yang terbentuk pada masingmasing individu siswa dalam kelompok
merupakan hasil dari keberhasilan setiap
kelompok untuk melaksanakan praktikum dan
diskusi pada setiap pertemuan pembelajaran.
Sumber vicarious experience dan sosial
persuation juga memberikan perubahan pada
self-efficacy siswa yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Sumber modeling dan
sosial persuasi sering terjadi saat siswa dalam
satu kelompok melakukan praktikum, dimana
siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih rendah akan mencontoh teman
sekelompok yang memiliki kemanpuan lebih
dalam memecahkan masalah. Modeling dan
sosial persuasi juga sering muncul pada
pelaksanaan diskusi kelas. Dalam diskusi
kelas jika terdapat teman yang mampu untuk
bertanya, menyanggah atau memberikan
masukan maka teman yang lainnya akan terpengaruh menjadi ingin memberikan masukan
atau serendah-rendahnya siswa lainnya juga
ingin bertanya.

87 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 82-90

Tingkat kesulitan tugas (magnutude)
dalam pelaksanaan pembelajaran blended
cooperative e-learning ini akan memberi
dampak kepada self-efficacy dan curiosity
siswa. Tingkat kesulitan tugas pada prangkat
pembelajaran diatur sedemikian rupa sehingga memuat materi mudah, cukup mudah,
cukup sulit dan sulit dengan persentase yang
disesuaikan serta telah melalui uji validasi.
Dimensi kekuatan dan keyakinan
(strenght) yang berkaitan dengan keteguhan
hati siswa terhadap keyakinannya bahwa siswa tersebut akan berhasil dalam menghadapi
dan menyelesaikan tugas dalam kelompoknya
masing-masing. Dalam penelitian, setiap siswa sering menghadapi permasalahan namun
hal ini dapat cepat mereka atasi secara
bersama-sama dan mengambil keputusan
bersama. Keuntungan dalam hal penyelesaian
masalah bersama ini merupakan salah satu
nilai lebih dari penerapan pembelajaran
blended cooperative e-learning.
Dimensi generality atau luas bidang
perilaku pada siswa juga dipengaruhi oleh
pembelajaran blended cooperative e-learning.
Jika penerapan pembelajaran tidak secara
kooperatif atau secara langsung maka luas
bidang perilaku yang menyangkut seberapa
luas bidang perilaku yang diyakini untuk
berhasil dicapai oleh setiap individu siswa
akan kecil. jika pembelajaran dilakukan
secara kooperatif yang didalamnya terdapat
interaksi antar siswa dalam satu kelompok
atau interaksi sosial (bimbingan sejawat)
maka luas bidang perilaku akan semakin
besar. Hal-hal diatas inilah yang mempengaruhi self-efficacy dan pada akhirnya
meningkatkan hasil belajar siswa.
Curiosity pada pelaksaaan pembelajaran
blended cooperative e-learning.
Curiosity sebagai bagian dasar dari
motivasi dalam penelitian sangat dipengaruhi
dua faktor baik faktor intrinsik maupun faktor
eksterinsik (Uno. 2008). Faktor interinsik
merupakan faktor yang menyangkut kepuasan
siswa sehingga faktor yang berasal dari dalam
diri siswa ini memiliki indikator yang muncul

saat penelitian seperti keinginan untuk berprestasi, keinginan dan keberanian untuk
tampil diskusi di depan kelas dan keyakinan
untuk mampu berkerjasama dalam kelompok
serta memiliki jati diri dan semangat belajar
dari dalam diri siswa.
Faktor eksterinsik yaitu faktor-faktor
yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
ekstrinsik merupakan faktor yang juga
berpengaruh terhadap motivasi siswa selain
faktor interinsik. Faktor eksterinsik akan
mengakibatkan meningkatnya curiosity siswa.
Dalam penelitian yang telah dilakukan dan
jika dibandingkan dengan pernyataan Uno
(2008) dalam teori motivasi dan pengukuran
maka faktor eksterinsik siswa lebih dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran
blended cooperative e-learning. Indikator
faktor ini terlihat dari keadaan-keadaan
seperti kenyamanan dan keamanan belajar
siswa baik saat praktikum maupun diskusi
kelas, persaingan prestasi positif antar siswa,
kemampuan guru dalam menyampaikan materi serta yang terpenting adalah indikator
materi mata pelajaran baik menyangkut
perangkat pembelajaran maupun tugas-tugas
yang diberikan.
Hasil penelitian yang menyangkut hasil
belajar diperoleh perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perbedaan hasil belajar ini akibat perbedaan
curiosity siswa yang timbul dari pembelajaran
blended cooperative e-learning dan pembelajaran konvesional. Secara umum curiosity
yang ditimbulkan pada pelaksanaan blended
cooperative e-learning menyebabkan siswa
semangat untuk belajar, siswa jadi aktif, sibuk
dan tertarik untuk melakukan peraktikum,
semangat berdiskusi serta menyelesaikan
tugas-tugas belajar.
Peningkatan curiosity siswa ke arah
yang lebih baik mengakibatkan siswa mampu
mengarahkan dan mengendalikan tujuan belajar. Dengan adanya perubahan curiosity siswa
mampu melengkapi tugas yang diberikan,
terarah dalam berperilaku belajar serta siswa
mampu menyeleksi dan menetapkan perilaku-

Ketut Alit Adi Untara, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Cooperative E-Learning terhadap

perilaku yang musti dilakukan untuk mendukung tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Melalui perubahan curiosity ini juga
maka siswa mampu berpikir dan berperilaku
secara ilmiah sehingga hasil akhir terlihat dari
perbedaan hasil belajar. Perbedaan hasil
belajar yang timbul adalah perbedaan hasil
belajar pretest dan postest kelas eksperimen
serta perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Penerapan pembelajaran blended cooperative e-learning mampu meningkatkan hasil
belajar siswa secara keseluruhan. Pada pelaksanaan cooperative, antar siswa akan ditekankan sikap kerjasama, saling bantu dan
saling menguatkan kepercayaan diri untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Dari segi
e-learning, siswa terbantu untuk memahami
konsep-konsep fisika secara simulasi komputer. Selain itu juga siswa akan mendapatkan
gambaran secara langsung aplikasi dari materi
yang diberikan dalam bentuk video.
Pembelajaran blended cooperative elearning dalam pelaksanaan pembelajaran
juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah alokasi waktu penerapan yang
rata-rata lebih besar jika dibandingkan dengan
pembelajaran konvesional serta proses penyiapan perangkat pembelajaran blended
cooperative e-learning yang harus membutuhkan keahlian dan ketrampilan lebih dari
seorang pendidik.
Pembelajaran blended cooperative elearning terhadap self-efficacy dan curiosity
siswa dapat dilihat keabsahan hasil penelitian
dengan cara pembandingan hasil-hasil penelitian terdahulu. Diantara data-data dan pembahasan hasil penelitian terdahulu tersebut
sebagian besar mendukung terhadap hasil dan
data dari penelitian yang dilakukan. Dimana
pelaksanaan pembelajaran blended cooperative e-learning dapat mempengaruhi selfefficacy, curiosity dan hasil belajar.
Hasil penelitian dengan judul blended
cooperative e-learning (BCeL) sebagai sarana
pendidikan penunjang learning community
yang ditulis oleh Purwaningsih dan Pujianto

..................... 88

(2010), memberikan pernyataan bahwa kolaborasi cooperative learning dan e-learning
menjadi blended cooperative e-learning
(BCeL) dapat digunakan sebagai suatu alternatif pembelajaran yang tidak hanya efektif
tetapi juga efisien. Selain hal ini pelaksanaan
pembelajaran ini juga menarik bagi siswa
sebab dalam BCel terdapat pembentukan
interaksi guru, interaksi muatan dan terdapat
interaksi sosial yang memungkinkan siswa
dapat mempersepsikan diri siswa sebagai
sebuah komunitas yang saling bergantung
secara positif (positive interdependent, cooperation). Hasil penelitian ini sejalan dan mendukung data pada hasil penelitian pengaruh
penerapan pembelajaran blended cooperative
e-learning terhadap self-efficacy dan curiosity
siswa dalam pelajaran fisika di SMA Negeri 1
Palu.
Penelitian dengan judul kajian mengenai penggunaan e-learning di kalangan pelajar
jurusan pendidikan teknikal dan vokasional di
institusi pengajian tinggi (IPTA) negeri Johor
yang ditulis oleh Sukri (2003) meberikan
pernyataan bahwa pembelajaran elektronik
atau e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan teknologi komunikasi (ICT)
untuk memudahkan proses pembelajaran.
Sehingga penggunaan ICT ini dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa
di IPTA. Penelitian ini mendukung data
penelitian pelaksanaan pembelajaran blended
cooperative e-learning, dimana pada kedua
penelitian ini sama-sama menekankan pada
penggunaan e-learning serta diperoleh dampak pengaruh terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa.
Penelitian dengan judul peningkatan
motivasi dan ketuntasan belajar matematika
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang ditulis oleh Pujiati (2008), memberi pernyataan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu presentasi
kelas, mengorganisasikan siswa dalam kelompok, pemberian pertanyaan singkat bagi
siswa secara individu, dan menentukan skor
peningkatan untuk memberikan penghargaan

89 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 82-90

kelompok maka guru dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar. Jika dibandingkan dengan penggunaan metode kooperatif
pada penelitian pelaksanaan pembelajaran
blended cooperative e-learning pada pelajaran fisika di SMA 1 Palu, maka kedua
penelitian ini memiliki metode yang sama
dimana sama-sama menggunakan metode
kooperatif tipe STAD sehingga saling
mendukung hasil yang diperoleh. Hasil yang
diperoleh yaitu meningkatnya motivasi siswa
dan meningkatnya curiosity siswa.
Penelitian dengan judul pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe struktural think
pair share dan numbered heads together selfefficacy peserta didik yang ditulis oleh
Martiani (2012), memberikan pernyataan
bahwa penelitian ini dapat mempengaruhi
self-efficacy siswa, secara umum penelitian
ini identik dengan penelitian pelaksanaan
pembelajaran blended cooperative e-learning
pada pelajaran fisika di SMA 1 Palu dari segi
metode dan tujuan yang ingin dicapai. Dari
segi metode sama-sama menggunakan metode
kooperatif dan dengan tujuan yang sama
yaitu melihat pengaruh terhadap self-efficacy
siswa.
Sebagian besar hasil penelitian terdahulu mendukung penelitian yang dilakukan
sehingga dapat ditarik penjelasan bahwa
melalui pelaksanaan pembelajaran koperatif
dan pembelajaran e-learning berbasis komputer dapat mempengaruhi self-efficacy, motivasi dan pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar. Sehingga penelitian dengan penerapan pembelajaran blended cooperative elearning juga terbukti dapat mempengaruhi
self-efficacy dan curiosity siswa pada pelajaran fisika di kelas XI SMA Negeri 1 Palu.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1)
Terdapat pengaruh yang signifikan dari
penerapan pembelajaran blended coope-

2)

rative e-learning terhadap self-efficacy
dan curiosity siswa. Perngaruh ini
dibuktikan dengan adanya perbedaan
nilai self-efficacy dan curiosity antara
siswa yang mengikuti pembelajaran
blended cooperative e-learning dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran
konfesional. Dari analisis uji-t rerata
self-efficacy diperoleh nilai signifikan
(sig) 0,02 < 0,05, sedangkan pada uji-t
rerata curiosity diperoleh nilai signifikansi (sig) 0,04 < 0,05.
Terdapat pengaruh yang signifikan dari
penerapan pembelajaran blended cooperative e-learning terhadap hasil belajar
siswa. Perngaruh ini dibuktikan dengan
adanya perbedaan hasil belajar siswa
yang mengikuti pembelajaran blended
cooperative e-learning dengan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvesional. Dari analisis uji-t rerata hasil
belajar diperoleh nilai signifikansi (sig)
0.00 < 0,05.

DAFTAR RUJUKAN
Bandura, A. 1994. Self-efficacy In VS
Ramachaudra (Ed), Encyclopedia of
human behavior, 4. New York: Academic Press. Pp: 71-81.
Bandura, A. 1997. Self Efficacy: Toward in
Unifying Theory of Behaviorasl
Change.Psychological Review. 84.
Murtadlo, A. 2011. “Analisis Karakteristik
Murid : Kajian atas Kemampuan Awal
dan Motivasi Pembelajarannya”. Melalui< http// murtadlo.guru-indonesia.net
/artikel_detail-16676>. [22/ 1/2013].
Martiani, K. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural
Think Pair Share Dan Numbered Heads
Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen
pada Mata Universitas Pendidikan
Indonesia”. repository.upi.edu.
Pujiati, I. 2008. “Peningkatan motivasi dan
ketuntasan belajar matematika melalui

Ketut Alit Adi Untara, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Cooperative E-Learning terhadap

pembelajaran kooperatif tipe struktur
student teams-achievement division
(STAD)”. Jurnal Ilmiah Kependidikan.
Vol. I, No. 1.
Purwaningsih, D. dan Pujianto. 2010. Blended
Cooperative E-Learning (BCeL) Sebagai Sarana Pendidikan Penunjang
Learning Community. Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.

..................... 90

Sukri, S. 2003. Kajian Mengenai Penggunaan E-Pembelajaran (E-Learning) Di
Kalangan Pelajar Jurusan Pendidikan
Teknikal Dan Vokasional Di Institusi
Pengajian Tinggi (IPTA) Negeri Johor.
Pendidikan dan Kejuruteraan Fakulti
Pendidikan
Universiti
Teknologi
Malaysia.
Uno, H. B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 8 Di SMP Negeri 37 Jakarta

4 16 196

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA SWASTA METHODIST 1 MEDAN.

0 7 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SIBOLGA.

0 1 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PARIGI | Yunianti | Mitra Sains 6289 20790 1 PB

0 0 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PARIGI | Wahida | JSTT 6949 23197 1 PB

0 0 8

PENGARUH SELF-DIRECTED LEARNING BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PALU | Albaar | JSTT 6947 23189 1 PB

0 0 9

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA MAN 2 MODEL PALU | Herlina | JSTT 6956 23225 1 PB

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII TENTANG IPA SMP ADVENT PALU | Susanti | JSTT 6979 23317 1 PB

0 0 6

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN POWERPOINT DIPANDU ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP NEGERI 7 PALU DAN SMP NEGERI 9 PALU | Saadjad | JSTT 6969 23277 1 PB

0 0 10

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU | Ibrahim | Katalogis 8914 29282 1 PB

0 0 12