PENGARUH SELF-DIRECTED LEARNING BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PALU | Albaar | JSTT 6947 23189 1 PB

PENGARUH SELF-DIRECTED LEARNING BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA
DI SMA NEGERI 1 PALU
Zahra Albaar1; Baharuddin Hamzah dan Indarini Dwi Pursitasari2
1
2

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The research about application of self-directed learning (SDL) base on information
technology in chemistry learning has been done at grade XI IPA SMA Negeri 1 Palu. The aimed of
this study was to determined influence of SDL toward critical thinking skill a nd student’s learning
autonomy. The sample of this research were class XI IPA 7 as experiment group and class XI IPA 5
as control gruop which determined by purposive sampling technique. This research employed the
quasi experimental method and nonrandomized control group pretest-posttest design. The
technique of analysis data was used descriptive and inferensial analysis (t-test). The result of this
research showed N-gain of critical thinking skill with SDL base on TI was 0,88 whereas student
with teacher centered was 0,83. The result of analysis showed that student’s critical thinking skill

with SDL base on TI is better than students with teacher centered learning. Student’s learning
autonomy with SDL base on TI iz better than students with teacher centered learning. The
conclusion of this research is learning with SDL base on TI influential to learning autonomy and
critical thiking skill students.
Keywords : self-directed learning, critical thinking skill, learning autonomy.
pengambilan keputusan, berpikir kritis dan
berpikir kreatif (Presseisen dalam Costa,
1985). Salah satu proses berpikir tingkat
tinggi yang digunakan dalam penguasaan
konsep dalam kimia adalah berpikir kritis.
Berpikir kritis merupakan cara berpikir
reflektif yang masuk akal atau berdasarkan
nalar yang difokuskan untuk menentukan apa
yang harus diyakini dan apa yang harus
dilakukan (Ennis dalam Costa, 1985).
Keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan yang dapat dilatihkan kepada
siswa, dengan cara guru memberikan
pengalaman-pengalaman bermakna selama
pembelajaran agar dapat mengembangkan

keterampilan berpikir kritis siswa. Guru
sebagai pendidik berkewajiban untuk
mengkondisikan pembelajaran agar siswa
mampu mengembangkan kecerdasan dan
keterampilan berpikir kritis. Guru seharusnya
mengajar siswa “how to think”, bukan

Perkembangan ilmu pengetahuan di
abad 21 menuntut individu untuk memiliki
kemampuan yang sangat tinggi. Pendidik
perlu memberi bekal kepada siswa untuk
menyongsong kehidupan dimasa depan
dengan berbagai kemampuan, diantaranya
kemampuan penguasaan konsep, penerapan
ilmu pengetahuan dalam kehidupannya,
keterampilan
menyelesaikan
masalah
(problem solving skill), keterampilan berpikir
tingkat tinggi (high order thinking skill), dan

keterampilan belajar dengan arahan sendiri
(self-directed learning skill).
Keterampilan berpikir dikelompokkan
menjadi keterampilan berpikir dasar dan
keterampilan berpikir kompleks atau tingkat
tinggi. Keterampilan berpikir dasar meliputi
menghubungkan
sebab-akibat,
mentransformasi, serta menemukan hubungan
dan memberikan kualifikasi. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu pemecahan masalah,

19

20 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 3, Agustus 2015 hlm 19-27

mengajar siswa “what to think” (Notar, dkk.,
2005 & Bassham, dkk., 2007).
Pembelajaran kimia di tingkat SMA

memerlukan media yang representatif,
khususnya untuk level sub mikro. Kimia
merupakan pelajaran yang memiliki tiga
level utama yaitu sub mikro, simbolik dan
makro (Russel, et al., 1997; & Bowen, 1998).
Perkembangan teknologi informasi saat ini
banyak membantu dalam pembelajaran di
kelas, telah menarik perhatian banyak
kalangan termasuk pelajar. Mulai dari
berbagai jenis telepon genggam, komputer,
dan internet merupakan produk dari teknologi
informasi. Salah satu produk dari teknologi
informasi yang sangat bermanfaat bagi dunia
pendidikan adalah teknologi komputer.
Teknologi komputer dalam dunia pendidikan
diaplikasikan dalam bentuk multimedia yang
berfungsi sebagai perangkat lunak (software),
yang memberikan fasilitas kepada siswa
untuk mempelajari suatu materi. Penggunaan
aplikasi multimedia dalam pembelajaran akan

meningkatkan efisiensi, motivasi, serta
memfasilitasi
belajar
aktif,
belajar
eksperimental, konsisten dengan belajar yang
berpusat pada peserta didik, dan memandu
peserta didik untuk belajar lebih baik
(Crowther dan Davies dalam Suyanto, 2004).
Teknologi komputer dengan kelebihannya
dapat menampilkan aplikasi sampai tingkat
molekular dari suatu fenomena kimia.
Keunggulan komputer ini sangat bermanfaat
jika dapat diaplikasikan dalam pembelajaran
di sekolah, khususnya dalam pembelajaran
kimia (Bakrowi, 2008).
Penggunaan teknologi informasi yang
tepat dapat memberi dampak pada
keterampilan berpikir kritis siswa, selain itu
pengaplikasian model pembelajaran yang

tepat juga dapat memberi pengaruh yang
sama. Di samping itu, salah satu faktor yang
dapat berdampak dari pengaplikasian model
pembelajaran selain keterampilan berpikir
kritis adalah kemandirian belajar. Williamson
(2007)
menyatakan
perkembangan
kemandirian belajar telah menjadi salah satu

ISSN: 2089-8630

tujuan utama dari pendidikan dewasa dalam
beberapa dekade. Penelitian dan pengetahuan
tentang SDL dan kemandirian belajar telah
banyak diketahui, diantaranya hubungan dan
pengaruh self-directed learning dengan hasil
belajar yang telah dilakukan oleh Tahar
(2006), Saefullah (2012) dan Suyati (2012).
Saefullah

(2012)
meneliti
hubungan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar
siswa SMA dan menyimpulkan bahwa antara
kemandirian belajar memiliki hubungan yang
searah dan signifikan terhadap prestasi belajar
siswa SMA. Sejalan dengan hal tersebut,
Tahar (2006) meneliti hubungan kemandirian
belajar dengan hasil belajar pada pendidikan
jarak jauh dan menyimpulkan bahwa ada
hubungan signifikan antara kemandirian
belajar dengan hasil belajar. Suyati (2012)
meneliti pengaruh kemandirian belajar
terhadap prestasi belajar pada mahasiswa ilmu
kesehatan.
Model pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemandirian belajar dan
keterampilan berpikir kritis diantaranya
adalah model SDL berbasis teknologi

informasi (TI). Knowles (1975) mengajukan
tiga tahap pembelajaran SDL berbasis TI
yaitu 1) planning (aktivitas awal proses
pembelajaran), 2) monitoring dan 3)
evaluating. Sintak pembelajaran SDL berbasis
TI tersebut dapat dihubungkan dengan
kemandirian belajar dan keterampilan berpikir
kritis siswa. Planning merupakan aktivitas
awal
dalam
menumbuhkan
elemen
kemandirian
belajar
yaitu
motivasi,
monitoring menciptakan lingkungan belajar
dan mengembangkan rencana kegiatan
merupakan
aktivitas

yang
dapat
menumbuhkan elemen kemandirian belajar
self management, dan evaluation berkaitan
dengan elemen kemandirian belajar self
monitoring.
Penelitian tentang penggunaan model
SDL terhadap pembelajaran telah dilakukan
oleh
Arjana
(2013)
yang
meneliti
implementasi model SDL berbasis lingkungan
pada pembelajaran biologi. Hasil yang

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan ………21

diperoleh menunjukkan model SDL sangat
cocok diimplementasikan dalam pembelajaran

sains khususnya biologi di sekolah.
Implementasi model SDL yang terintegrasi
dengan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar akan memberikan pengalaman yang
bermakna
(meaningfull
learning),
mengembangkan
karakter
(character
building),
kemandirian,
motivasi,
kepercayaan diri, kreativitas, daya analisis,
kinerja ilmiah, serta kemampuan berpikir
kritis siswa yang nantinya secara sinergis
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian tentang keterampilan berpikir kritis
telah banyak dilakukan diantaranya oleh
Sugiarti (2012), yang menyimpulkan bahwa

keterampilan berpikir kritis siswa yang
diajarkan dengan model kontekstual lebih
tinggi daripada model konvensional.
METODE
Jenis Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode
eksperimen semu dan desain nonrandomized
control
group
pretest-postest.
Kelas
eksperimen diberikan perlakuan model selfdirected learning berbasis TI dan kelas
kontrol menggunakan pembelajaran teacher
centered. Lokasi Penelitian dilakukan di SMA
Negeri 1 Palu. Penelitian dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1
Palu tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah
266 siswa. Sampel penelitian dipilih sebanyak
69 siswa yang terbagi atas dua kelompok
kelas yaitu kelas eksperimen adalah kelas XI
IPA 7 dan kelas kontrol XI IPA 5. Sampel
penelitian dipilih dengan teknik pertimbangan
atau purposive sampling, dengan kriteria
kelas XI IPA 7 dan XI IPA 5 memiliki
kemampuan kognitif yang sama rata
berdasarkan rata-rata semester 3 kimia siswa
kelas XI IPA 7 dan IPA 5. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pembelajaran selfdirected
learning
berbasis
teknologi

informasi, sedangkan variabel terikatnya
adalah keterampilan berpikir kritis siswa dan
kemandirian belajar.
Data dikumpulkan menggunakan tes
keterampilan berpikir kritis sebanyak lima
soal uraian dengan koefisien reliabiltas
sebesar 0,76. Tingkat kemandirian mahasiswa
ditentukan dengan menggunakan angket
berjumlah 30 butir pernyataan dengan
koefisien reliabilitas sebesar 0,88. Data yang
terkumpul selanjutnya dianalisis secara
deskriptif dan inferensial menggunakan uji tpihak kanan. Selain itu, data tes keterampilan
berpikir kritis juga ditentukan peningkatannya
yang dinyatakan dengan menghitung N-gain
sesuai rumus:
N-gain =

(Hake, 1998)
Klasifikasi hasil perhitungan N-gain
dinyatakan pada Tabel 1
Tabel 1. Klasifikasi Normalisasi Gain
Normalisasi Gain
Klasifikasi
Rendah
g 0,3
Sedang
0,3 g 0,7
Tinggi
0,7 ≤ g
(Sumber : Hake, 1998)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterampilan berpikir kritis
Penerapan SDL berbasis TI telah
dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA pada
materi larutan asam basa dan titrasi asam basa
untuk menilai keterampilan berpikir kritis
siswa. Hasil tes keterampilan berpikir kritis
siswa yang diperoleh di kelas eksperimen dan
kelas kontrol dinyatakan pada Tabel 2.

22 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 3, Agustus 2015 hlm 19-27

Tabel 2. Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Kelas XI Jurusan IPA
Kelas
Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah siswa
35
34
Nilai terendah
66
76
Nilai tertinggi
100
90
Rata-rata
90,40
86,41
Simpangan baku
89,36
14,25
N-gain
0,88
0,83

ISSN: 2089-8630

Tabel
2
menunjukkan
N-gain
keterampilan berpikir kritis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model SDL
berbasis TI lebih besar daripada teacher
centered. Hasil pengujian statistik juga
menunjukkan keterampilan berpikir kritis
siswa lebih besar secara signifikan (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Pengujian Statistik Keterampilan Berpikir Kritis
Kelompok n
Uji normalitas
Uji homogenitas
Uji t
Sig. Keterangan Nilai F Keterangan Nilai t Keterangan
Eksperimen 35 0,039
Normal
0,475
Homogen
2,289 Ho ditolak
Kontrol
34 0,039
Normal
Diketahui: Fhitung = 2,53, thitung = 1,667 dan α = 0,05
Kemandirian belajar
Kemandirian belajar siswa ditentukan
dengan menggunakan angket. Hasil analisis
terhadap angket kemandirian belajar siswa
terdapat pada Tabel 4. Tingkat kemandirian

belajar siswa terbagi menjadi tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Jumlah
siswa dengan tingkat kemandirian belajar
yang tinggi di kelas eksperimen lebih banyak
daripada di kelas kontrol

Tabel 4. Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Tingkat Kemandirian Belajar Kelas eksperimen Kelas kontrol
Tinggi
62,9%
52,9%
Sedang
37,1%
47,1%
Rendah
0,00%
0,00%
Tanggapan siswa terhadap penerapan
model SDL berbasis TI
Angket
pendapat
siswa
untuk
mengetahui sejauh mana respon siswa
terhadap model SDL pada materi larutan
asam basa dan titrasi asam basa. Berdasarkan
pengolahan
data,
diperoleh
rata-rata
banyaknya siswa yang memilih pilihan SS =
44,98 %, S = 52,86 %, TS = 2,12 %, dan STS
= 0,35 %. Hal ini berarti siswa setuju
menggunakan model SDL berbasis TI untuk
membantu siswa pada materi larutan asam
basa dan titrasi asam basa.

Pengaruh model SDL berbasis TI terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa
Model SDL berbasis TI memberi
keleluasaan kepada siswa untuk bertindak
secara mandiri menentukan cara belajar dan
bahan ajar atau informasi yang akan
dipelajari, dengan ketersediaan jaringan
internet yang baik di sekolah siswa dengan
mudah untuk mengakses internet guna
mencari informasi. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan siswa tersebut akan lebih
bermakna karena siswa melakukan sendiri,
menentukan sendiri strategi dan bahan
ajarnya, sehingga keterampilan berpikir
siswapun semakin terlatih, diantaranya
keterampilan berpikir kritis siswa.

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan………23

Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa dengan
pembelajaran SDL lebih baik daripada
pembelajaran teacher centered (Tabel 2 dan
3). Hal ini terlihat dari rata-rata keterampilan
berpikir kritis dan nilai N-gain kelas
eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Model SDL berbasis TI menjadikan
siswa aktif dalam menggunakan keterampilan
berpikirnya pada
kegiatan pembelajaran
dalam kelas. Siswa mencari informasi tentang
materi
pelajaran,
kemudian
mendiskusikannya dalam kelompok untuk
membahas materi pelajaran dengan panduan
LKS. Sebaliknya pada pembelajaran teacher
centered siswa cenderung pasif, kebanyakan
siswa hanya menunggu penjelasan dari guru
tanpa berusaha mencari informasi terlebih
dahulu, sehingga keterampilan berpikir siswa
kurang terlatih. Hal senada diungkapkan oleh
Oka (2010) bahwa penerapan model SDL
akan meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan problem solving siswa dalam
pembelajaran ekosistem. Kedudukan siswa
sebagai seorang problem solver akan melatih
siswa untuk berpikir secara sistematis,
melatih kemampuan berpikir melalui proses
inkuiri,
melatih
objektivitas,
serta
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
Penerapan model SDL berbasis TI mampu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa melalui kegiatan pembelajaran yang
mandiri di dalam atau di luar kelas, sejalan
dengan hasil penelitian yang diperoleh
dimana keterampilan berpikir kritis siswa
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Temuan penelitian ini makin
diperkuat oleh Edmonson, et al., (2012) yang
menyatakan model SDL memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keterampilan
berpikir kritis, kreatifitas, perilaku akademik,
aspirasi masa depan, rasa ingin tahu, serta
kepuasan hidup
siswa di dalam proses
pembelajaran.
Kegiatan
pembelajaran
kelas
eksperimen yang dilakukan dengan teknik
diskusi kolaboratif dengan panduan LKS yang

dimodifikasi sesuai dengan sintaks SDL,
siswa lebih mandiri dalam belajar dan
memunculkan indikator berpikir kritis. Tahap
planning mengindikasikan siswa mandiri
mencari bahan materi atau informasi melalui
internet, yang dibuktikan dengan siswa
menulis alamat website yang siswa kunjungi
selama kegiatan pembelajaran. Indikator
berpikir kritis yang muncul selama kegiatan
planning adalah mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya. Siswa harus kritis
untuk mempertimbangkan dari informasi
yang mereka kumpulkan apakah semuanya
dapat dipercaya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Kurland (2000), bahwa berpikir
kritis adalah suatu teknik untuk mengevaluasi
informasi
dan
gagasan
agar
dapat
memutuskan apa yang akan diterima dan
dipercaya. Pembelajaran di kelas diharapkan
menjadi bermakna dengan memotivasi siswa
untuk aktif dalam kelas berupa menentukan
strategi belajarnya atau mencari bahan ajarnya
sendiri. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Fatmawati (2011) bahwa pembelajaran yang
dilakukan sendiri oleh siswa menjadikan
pembelajaran tersebut lebih bermakna.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan
monitoring,
siswa
mengamati
dan
mengobservasi
pembelajaran
mereka.
Kegiatan yang dilakukan siswa dalam
kelompok dengan diskusi kolaboratif,
umumnya siswa membagi tugas dalam
kelompok kecil, jadi setiap siswa memiliki
tugas untuk mengamati suatu bahan tertentu
atau kegiatan tertentu. Siswa menemukan
berbagai masalah dan tantangan dalam proses
belajarnya, dan dalam LKS siswa diminta
menuliskan hal-hal yang tidak diketahui
dalam bentuk pertanyaan pada tahapan
monitoring ini. Kegiatan ini sejalan dengan
pendapat Knowles (1975) bahwa siswa dalam
model SDL tidak memegang kendali penuh
dalam proses belajarnya, akan tetapi dapat
berkolaborasi dengan teman sejawat dalam
konteks yang sama.
Tahapan terakhir adalah evaluating,
siswa mengevaluasi strategi belajar dan

24 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 3, Agustus 2015 hlm 19-27

pengetahuan yang dimiliki, kemudian guru
memberikan
umpan
balik
serta
mengkolaborasikan pengetahuan siswa yang
satu dengan yang lainnya untuk mencapai
suatu pemahaman yang benar. Kegiatan ini
ditandai
dengan
kegiatan
presentasi
kelompok,
sementara
kelompok
lain
memperhatikan dengan seksama. Pada akhir
pertemuan guru melakukan penilaian dalam
bentuk kuis atau tes.
Kegiatan dalam model SDL berbasis
TI berbeda dengan pembelajaran teacher
centered. Model SDL memberikan peluang
kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
sumber belajarnya bukanlah semata-mata
guru, tetapi melalui kajian literatur dari
internet, siswa juga belajar dalam kegiatan
kelompok melalui diskusi kolaboratif yang
“hidup”, siswa bersama teman sejaawatnya
memecahkan masalah dalam kegiatan belajar
dan mengevaluasi kegiatan belajarnya. Hal
yang berbeda terjadi pada pembelajaran
teacher centered dimana siswa difasilitasi,
diarahkan dan diberikan panduan dalam
belajar, sehingga siswa cenderung pasif dalam
kegiatan pembelajaran.
Pengaruh model SDL berbasis TI terhadap
kemandirian belajar siswa
Kemandirian belajar merupakan ciri
kepribadian seseorang yang dapat dibentuk
secara bertahap mulai dari diri sendiri,
orangtua, dan guru. Kemandirian belajar
sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana
siswa berada, pola asuh orang tua dan
kegiatan belajar di sekolah (Nazia, 2013).
Sejalan
dengan
pernyataan
tersebut,
penerapan model SDL berbasis TI memberi
peluang yang besar pada peningkatan
kemandirian
belajar
siswa,
dimana
kemandirian belajar menuntut tanggung
jawab yang besar pada diri siswa untuk
melakukan berbagai kegiatan sehingga
tercapai tujuan belajar. Penerapan model SDL
berbasis TI memudahkan siswa untuk
menentukan cara belajar dan bahan ajar yang
akan digunakan.

ISSN: 2089-8630

Pengaruh SDL berbasis TI terhadap
kemandirian belajar siswa dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan angket
kemandirian belajar dan diuji dengan uji
parametrik uji t, dimana siswa kelas
eksperimen dan kontrol melakukan penilaian
terhadap
angket
kemandirian belajar.
Tingkatan kemandirian belajar pada kedua
kelas berada pada kisaran sedang dan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai
thitung (1,737) > ttabel (1,667), artinya ada
pengaruh model SDL berbasis TI terhadap
kemandirian belajar siswa, sejalan dengan
hasil penelitian yang diperoleh dimana siswa
dengan kategori kemandirian belajar tinggi
lebih banyak pada kelas eksperimen daripada
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan model SDL
berbasis TI memberikan keleluasaan kepada
siswa untuk mandiri dalam proses
pembelajaran,
dimulai
dari
membuat
perencanaan (planning ), mengidentifikasi
sumber belajar, menggunakan strategi belajar
yang tepat hingga mengevaluasi kegiatan
belajarnya sendiri. Temuan penelitian ini
sejalan dengan Knowles (1975) yang
menyatakan bahwa SDL adalah sebuah proses
dimana individu mengambil inisiatif, dengan
atau tanpa bantuan orang lain, dalam
mendiagnosa
kebutuhan
belajarnya,
merumuskan
tujuan
pembelajaran,
mengidentifikasi sumber ajar, memilih dan
mengimplementasikan strategi belajar, dan
mengevaluasi hasil belajar. Sejalan dengan
hasil penelitian yang diperoleh, Rachmawati
(2010) menyatakan bahwa belajar mandiri
adalah
belajar
dengan
inisiatif,
tanggungjawab,
usaha
sendiri,
dan
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Proses
belajar pada kegiatan belajar mandiri terjadi
di dalam individu siswa sehingga mampu
membuat
keputusan-keputusan
yang
diperlukan
sesuai
dengan
kebutuhan.
Kegiatan belajar mandiri (SDL) dapat
meningkatkan kesiapan siswa untuk mandiri
dalam proses belajarnya.
Kemandirian
belajar
merupakan
kesiapan dari individu yang mau dan mampu

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan ………25

untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan
atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal
penentuan tujuan belajar, metoda belajar, dan
evaluasi hasil belajar. Temuan pada penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Mok and
Lung (2005) yang mengungkapkan bahwa
dengan SDL siswa berusaha keras
memecahkan masalah yang dihadapi. Jika
siswa mengalami kesulitan, maka mereka bisa
bertanya kepada teman sebaya atau gurunya.
Hal yang serupa disampaikan oleh Bani
(2012)
bahwa
kemandirian
belajar
menjadikan siswa yang mandiri terhadap
perkembangan pengetahuannya, siswa yang
mandiri melakukan kajian informasi terlebih
dahulu, jika terdapat kesulitan barulah siswa
berdiskusi dengan teman sejawat atau
berkonsultasi dengan guru mata pelajaran.
Hal ini diwujudkan dalam kegiatan di kelas
yaitu diskusi kolaboratif sehingga interaksi
siswa terus berlangsung.
Model SDL berbasis TI yang
digunakan pada kelas eksperimen memberi
peluang yang besar pada peningkatan
kemandirian belajar siswa, dimana siswa
sendiri yang menentukan bahan ajar dan cara
belajar yang akan digunakan selama proses
belajar. Model SDL berbasis TI bukanlah
semata-mata siswa belajar sendiri (otonomi)
namun memiliki pengertian yang luas, dimana
salah satu contohnya dalam penelitian ini
siswa secara berkelompok melakukan kajian
literatur
terlebih
dahulu
dengan
memanfaatkan jaringan internet yang tersedia,
siswa mencari informasi atau materi yang
akan dipelajari sehingga kemandirian belajar
siswa makin terlatih. Hasil penelitian yang
menunjukkan hubungan antara model SDL
terhadap kemandirian belajar masih sangat
minim diperoleh, namun telah banyak
dilakukan penelitian antara pembelajaran lain
terhadap kemandirian belajar, diantaranya
pendekatan somatis, auditori, visual, dan
intelektual (SAVI) terhadap kemandirian
belajar. Hasil penelitian yang diperoleh dalam
penelitian ini sejalan dengan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Haeruddin

(2013), dimana pendekatan SAVI dapat
meningkatkan
kemampuan
komunikasi
matematika, daya nalar siswa sehingga mudah
memahami, dan akhirnya dapat kemandirian
belajar yang tinggi, dibandingkan dengan
pendekatan konvensional.
Model SDL berbasis TI yang
digunakan pada kelas eksperimen lebih bisa
meningkatkan kemandirian belajar siswa
sebesar 62,9 % berbeda 10% dari kelas
kontrol yang diajar dengan teacher centered.
Hal ini dapat dikatakan bahwa model SDL
berbasis TI memberi dampak pada
kemandirian belajar siswa, melalui sintaks
SDL yaitu planning, monitoring dan
evaluating, dimana guru dalam model SDL
berbasis TI semata-mata sebagai mediator
jalannya pembelajaran, bukan sebagai sumber
belajar siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan disimpulkan bahwa model SDL
berbasis
TI
berpengaruh
terhadap
keterampilan berpikir kritis dan kemandirian
belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1.
Keterampilan berpikir kritis dan kemandirian
siswa menunjukkan hasil yang lebih baik
setelah mengikuti pembelajaran kimia dengan
model SDL berbasis TI.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel
ini. Semua ini terlaksana karena bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, olehnya itu
penulis menghaturkan ucapan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. H.
Baharuddin Hamzah, S.Farm., M.S dan Dr.
Indarini Dwi Pursitasari, M.Si. Semoga Allah
SWT memberikan keberkahan rahmat dan
balasan yang setimpal.

26 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 3, Agustus 2015 hlm 19-27

DAFTAR RUJUKAN
Arjana, I. B. A. 2013. Model Self Directed
Learning Berbasis Lingkungan dalam
Pembelajaran
Biologi.
Jurnal
Pendidikan.
10
(1).
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/p
rosbio/article/view/3064/. [23 April
2015].
Bakrowi, A. 2008. Microsoft Office
Powepoint
sebagai
Media
Pembelajaran Materi,
Unsur, dan
Senyawa Berbasis STAD. Jurnal
Pendidikan Indonesia 3 (1): 1-8.
Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H. &
Wallace, J. M. 2007. Critical
Thinking: A Student Introduction.
Singapore: Mc Graw Hill Company,
inc.
Bani, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation
Terhadap Hasil Belajar Biologi
ditinjau dari Kemandirian Belajar
Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Poso. Tesis tidak diterbitkan. Palu:
Universitas Tadulako.
Bowen, C. W. 1998. Item Design
Consideration for Computer Based
Testing of Student Learning in
Chemistry. Journal of Chemical
Education 75 (9): 1172-1175.
Costa, A. L. 1985. Why Teach Thinking : A
Statement of Rationale. Alexandra:
ASCD.
Edmondson, D. R., Artis, A. B., & Boyer, S.
L. 2012. Self-Directed Learning: A
Meta Analytic Review of Adult
Learning
Constructs.
www.aabri.com/OC2012Manuscripts/
OC12058.pdf. [23 Maret 2015].
Fatmawati, H. 2011. Analisis Keterampilan
Berpikir
Kritis
siswa
pada
Pembelajaran elektrolit dan Non
elektrolit
dengan
Metode
Praktikum.Tesis tidak diterbitkan.
Jakarta: UIN Hidayatullah.

ISSN: 2089-8630

Haeruddin. 2013. Pengaruh Pendekatan SAVI
terhadap Kemampuan Komunikasi dan
Penalaran
Matematika
serta
Kemandirian Belajar Siswa SMP.
Jurnal
Ilmiah
Program
Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung
2 (2): 183-193.
Hake, R. R. 1998. Interactive Engagement
Methods In Introductory Mechanics
Courses. Departement of Physics,
Indiana University, Bloomingtoon.
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/I
EM-2b.pdf. [20 Juli 2014].
Knowles, M.S. 1975. Self-Directed Learning:
A Guide for Learners and Teachers .
New York: Association Press
Kurland, D. 2000. http://www.criticalreading.com/critical-thinking.
[25
Maret 2015].
Mok, M. M. C., & Lung, C. L. 2005.
Developing Self-Directed Learning in
Student
Teachers.
International
Journal of Selfdirected Learning, 2(1):
18-39.
Nazia, S. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang
Tua dan Kemandirian Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Iqra’
Muara
Bulian.
Skripsi,
tidak
diterbitkan. Universitas Jambi.
Notar, C. E,. Wilson, J. D. & Montgomery,
M. K. 2005. A Distance Learning
Model For Teaching Higher Order
Thinking.
http://findarticles.com/p/articles. [11
Agustus 2014].
Oka, A. A. 2010. Pengaruh Penerapan
Belajar
Mandiri
pada
Materi
Ekosistem terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis dan Kemampuan
Memecahkan
Masalah.
Metro:
Universitas Muhammadiyah Metro.

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan ………27

Rachmawati, D. O. 2010. Model Penerapan
Self-Directed
Learning
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan
Kemandirian Belajar Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran
Undiksha
43
(3).
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph
p/JPP/article/view/121/. [ 23 Maret
2015].
Rushell, J. W., Kozma, R. B., Jonas, T.,
Wykoff, J., Marx, N. & Davis, J.
1997.
Use
of
SimultaneousSynchronized
Macroscopic,
Microscopic,
and
Symbolic
Representations to Enhance the
Teaching and Learning of Chemical
Concepts. Journal of Chemical
Education. 74(3): 330-334.
Saefullah, A. 2012. Hubungan Antara Sikap
Kemandirian Belajar Dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X Pada
Pembelajaran
Fisika
Berbasis
Portofolio.
http://file.upi.edu/direktori/sps/prodi.p
endidikan. [1 Desember 2014].

Sugiarti, B. S. 2012. Pengaruh Model
Pembelajaran Kontekstual terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
kelas XI IA SMA Negeri 3
Watansoppeng. Jurnal Chemica 13(1):
77-83.
Suyanto, M. 2004. Multimedia Alat untuk
Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta : Andi.
Suyati. 2012. Pengaruh Kemandirian Belajar
dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah
Keterampilan Dasar Praktek Klinik.
Skripsi tidak diterbitkan. Jombang :
UPTD.
Tahar, I. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar
dan Hasil Belajar pada Pendidikan Jarak
Jauh . Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Williamson, W. 2007. Development of a SelfRating Scale
of
Self-Directed
Learning. Nursing research 14 (2).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH LINGKUNGAN TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMBANG.

1 3 43

PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP NEGERI 3 PALU | Yulianingtias | Mitra Sains 6305 20854 1 PB

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED COOPERATIVE E-LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR, SELF-EFFICACY DAN CURIOSITY SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 PALU | Untara | JSTT 6866 22885 1 PB

0 0 9

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA MODEL DIRECTED ACTIVITIES RELATED TO TEXT BERBASIS LKS NON EKSPERIMEN PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PALU | Ridwan | JSTT 6865 22881 1 PB

0 1 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PARIGI | Wahida | JSTT 6949 23197 1 PB

0 0 8

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA MAN 2 MODEL PALU | Herlina | JSTT 6956 23225 1 PB

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII TENTANG IPA SMP ADVENT PALU | Susanti | JSTT 6979 23317 1 PB

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 19 PALU | Usdalifat | JSTT 6975 23301 1 PB

0 0 10

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 SIGI | Kono | JSTT 6958 23233 1 PB

0 0 11

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE DAN METODE DISKUSI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS XI SMA NEGERI 7 PALU | Nurainun | Katalogis 7018 23452 1 PB

0 0 7