PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA SWASTA METHODIST 1 MEDAN.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X PADA
MATERI EKOSISTEM DI SMA SWASTA
METHODIST 1 MEDAN

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
DIAN LESTARI A. SITUMORANG
NIM. 8106174003

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

ABSTRAK


Dian Lestari A. Situmorang, NIM. 8106174003. Pengaruh Model
Pembelajaran Sinektik dan Kooperatif Jigsaw dan Self-efficacy Terhadap
Hasil Belajar Siswa SMA Kelas X pada Materi Ekosistem di SMA Swasta
Methodist 1 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED). Medan. 2013.
Penelitan ini dilakukan di SMA Swasta Methodist 1 Medan yang
bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran (sinektik dan
kooperatif jigsaw) terhadap hasil belajar biologi siswa; (2) pengaruh self-efficacy
terhadap hasil belajar biologi siswa; dan (3) interaksi antara model pembelajaran
dan self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa. Sampel penelitian ini siswa
SMA kelas X Methodist 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang diambil secara
acak (random sampling) yaitu sebanyak 2 kelas dengan jumlah 68 siswa dari
populasi 4 kelas yang berjumlah 136 siswa. Instrumen penelitian berupa tes hasil
belajar siswa, dan angket Self-efficacy siswa. Metode penelitian ini bersifat kuasi
eksperimen (quasi eksperimental method) dengan teknik analisis hipotesis analisis
varians dua jalur (two-ways of anova) pada taraf signifikansi α = 0,05.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) terdapat pengaruh signifikan
model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa (Fhitung = 7,316;
P. = 0,009); (2) terdapat pengaruh signifikan self-efficacy terhadap hasil belajar
biologi siswa (Fhitung = 262,089; P. = 0,000); dan (3) terdapat interaksi

signifikan antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap hasil belajar
biologi siswa (Fhitung = 142,025; P. = 0,000). Hasil penelitan ini
mengimplikasikan bahwa model pembelajaran sinektik menimbulkan proses
berpikir yang kreatif siswa. Sehingga proses analogik dapat terjadi jika informasiinformasi sebelumnya telah dikuasai secara tuntas sehingga mampu menggunakan
informasi-informasi tersebut pada situasi-situasi lain yang pada akhirnya
melahirkan gagasan-gagasan baru yang akan dapat meningkatkan kreativitas
siswa yakni kreativitas self efficacy siswa dalam proses pembelajaran sehingga
siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas,
mencapai
suatu
tujuan
pembelajaran,
menghasilkan
sesuatu
dan
mengimplementasikan tindakan siswa di dalam kelas serta meningkatkan hasil
belajar siswa.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Sinektik, Kooperatif Jigsaw, Self-efficacy


ii

ABSTRACT
Dian Lestari A. Situmorang, NIM. 8106174003. Influence and
Cooperative Learning Model Synectic Jigsaw and Self-efficacy Toward
Student Learning Achievement High School Class X at Private High School
Content Ecosystem in Methodist 1 Medan. Thesis. Postgraduate Program,
State University of Medan (UNIMED). Medan. 2013.
This research was conducted in Methodist High School Private 1 field that
aims to study: (1) the influence of the Synectic and jigsaw cooperative learning
model on the learning achievement of biology, (2) The influence of self-efficacy
on the results of biological studies of students, and (3) the interaction between
learning model and self-efficacy on learning achievement biology. The research
sample of high school students of class X 1 Medan Methodist School Year
2012/2013 are randomly taken (random sampling) is as much as 2 classes with 68
students from the population number 4 classes totaling 136 students. The research
instrument is a test of student learning achievement, self-efficacy and student
questionnaires. This research method is quasi-experimental (quasi experimental
method) with the analytical techniques of analysis of variance hypotheses two
lines (two-ways of anova) at the significance level α = 0.05.

The results of this study showed that: (1) there is a significant of the
Synectic and jigsaw cooperative learning model on the learning achievement of
biology (Fcount = 7.316; P. = 0.009), (2) there are significant of self-efficacy on
the results of biological studies of students (Fcount = 262.089; P. = 0.000), and
(3) there is a significant interaction between learning model and self-efficacy on
learning achievement biology (Fcount = 142.025; P. = 0.000). The results of this
research implies that the learning model Synectic cause students creative thinking
process. So analogic process can occur if the information had previously been
controlled completely so as to use this information in other situations that
ultimately gave birth to new ideas that will improve the students' creativity
creativity self-efficacy of students in the learning process so that students may
have the ability to organize, perform a task, achieve learning objectives, and
implement actions to produce something students in the classroom and improve
student learning achievement.

Keywords: Learning Model, Synectic, Cooperative Jigsaw, Self-efficacy

iii

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Anugerah-Nya Penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMA Kelas X pada Materi Ekosistem di SMA Swasta Methodist 1 Medan”
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister
Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. Penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr.
H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
3. Dosen Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., dan
Dosen Pembimbing II, Dr. Hasruddin, M.Pd., Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan,
motivasi serta dukungan pada penulis sejak awal sampai dengan selesai
penulisan tesis ini.

4. Syarifuddin, M.Sc., Ph.D, Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si., dan Ibu Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi,

iv

selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan
dalam penyempurnaan tesis ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di
Program Pascasarjana Unimed.
6. Orang Tua Tercinta Prof. DR. J. Situmorang, M.Pd., dan L. br.Aritonang
serta kakak dan adikku yang senantiasa membantu serta mendoakan dan
mendorong Penulis menjalankan studi sampai menyelesaikan Tesis ini.
7. Suami Tercinta dr. Barry T.M. Sidabutar dan Ibu Mertua L. br.Marpaung,
serta seluruh keluarga yang senantiasa mendoakan dan mendorong Penulis
menjalankan studi sampai menyelesaikan Tesis ini.
8. Teman-teman angkatan XVIII khususnya kelas B Program Studi
Pendidikan Biologi, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, semoga Tuhan dapat membalas kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga
tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya para guru
biologi serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, 4 September 2013
Penulis

Dian Lestari A. Situmorang
NIM. 8106174003

v

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian


1
1
6
7
8
8
9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Teoretis, Kerangka Berpikir, Dan
Pengajuan Hipotesis
2.1. Deskripsi Teoritis
2.1.1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi
2.1.2. Hakikat Model Pembelajaran Sinektik
2.1.3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
2.1.5. Hakikat Self-efficacy
2.1.6. Penelitian yang Relevan
2.2. Kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis Penelitian


10

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Desain Penelitian
3.4. Prosedur pelaksanaan Perlakuan
3.5. Pengontrolan Perlakuan
3.6. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
3.7. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.8. Uji Coba Instrumen Pengumpul Data
3.9. Teknik Analisis Data

62
62
62
63
64
66

69
70
75
84

10
10
10
15
29
39
46
53
55
60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Hasil Uji Hipotesis
4.3. Pembahasan
4.4. Keterbatasan Penelitian

86
86
90
95
109

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Implikasi
5.3. Saran

110
110
110
112

DAFTAR PUSTAKA

113

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi Siswa SMA
Methodist 1 Medan
Tabel 2.1. Struktur Strategi Pertama, Membuat Sesuatu yang Baru
Tabel 2.2. Struktur Strategi Strategi Kedua: Membuat Sesuatu
yang Asing Menjadi Familiar
Tabel 2.3. Tahapan-tahapan Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3.1. Jumlah Siswa kelas X SMA Swasta Methodist 1
Medan Tahun Ajaran 2012/2013
Tabel 3.2. Desain Penelitian Eksperimen Faktorial 2 x 2
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Hasil Belajar Biologi
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Self-efficacy
Tabel 3.5. Kategori Self-efficacy Siswa

2
24
25
34
63
64
72
73
75

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 4.1.

Gambar 4.2.

Gambar 4.3.

Gambar 4.4.

Gambar 4.5.
Gambar 4.6.

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Sintaks Model Pembelajaran Jigsaw
Perbedaan Hasil Pretes Siswa pada Kelas
Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
dengan Model Pembelajaran Sinektik
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
dengan Model Pembelajaran Sinektik
Perbedaan Self-Efficacy Siswa pada Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dengan
Model Pembelajaran Sinektik
Pengaruh Model Pembelajaran (Sinektik dan
Kooperatif Jigsaw) Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan
Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan
Interaksi Antara Model Pembelajaran dan
Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
di SMA Swasta Methodist 1 Medan

40
46

86

88

89

91
92

93

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.

Silabus Kegiatan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sinektik
Angket Self-Efficacy
Soal Hasil Belajar Siswa
Tabel Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Angket Self Efficacy
Perhitungan Validitas Angket Self-Efficacy
Perhitungan Reliabilitas Angket Self-Efficacy
Deskripsi Hasil Data
Deskripsi Data Penelitian
Uji Normalitas Data
Uji Homogenitas Data
Hipotesis Penelitian
Uji Lanjut (Posthoc) Tukey

vi

115
119
127
135
137
144
145
147
149
152
153
154
156
162

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Berlakunya kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi, yang telah direvisi
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan
paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenjang
pendidikan formal. Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran, yang dalam hal ini
orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru beralih menjadi berpusat
pada siswa. Metode pembelajaran yang semula lebih didominasi ekspositori,
beralih ke partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual
berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.
Sejalan dengan hal itu, UU Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik

Dan

Kompetensi

Guru,

menuntut

guru

untuk

mampu

mengorganisasikan dan menyajikan materi pengajarannya dengan berbagai
metode mengajar dan alat bantu yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Oleh karena tuntutan tersebut, tahun-tahun belakangan ini telah terjadi
pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma pembelajaran
berbasis konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan tidak
begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, melainkan melalui

pengkonstruksian pengetahuan itu di dalam pikiran siswa itu sendiri. Rendahnya
kemampuan siswa dalam belajar adalah kurang tepatnya metode yang digunakan
guru dalam mengajar (Oleyede, 2004). Hal ini berarti bahwa dalam proses
pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan aktivitas belajar melalui
perancangan pembelajaran oleh guru, baik secara kelompok maupun secara
individual.
Berkaitan dengan itu, modus pembelajaran yang telah dilakukan guru
dalam pelaksanaan KTSP adalah pembelajaran koperatif berbasis kontekstual.
Meskipun modus pembelajaran tersebut telah sesuai dengan paradigma
pembelajaran berbasis konstruktivisme, akan tetapi kualitas pendidikan secara
nasional masih tetap kurang menggembirakan, kualitas pendidikan Indonesia
berada pada peringkat ke 69 dari 127 negara di dunia, masih berada di bawah
Malaysia.
Pada perguruan SMA Methodist 1 Medan, pada kelas X paralel yang
berjumlah 4 kelas yang masing-masing berjumlah 34 siswa dengan nilai KKM
pada pembelajaran biologi yaitu 70, ditemukan hasil belajar rata-rata dalam
pembelajaran biologi empat tahun berturut-turut yang menggunakan model
pembelajaran koperatif sebagai mana tampak pada Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Methodist 1 Medan
Tahun Ajaran
Nilai Rata-rata Kelas
Nilai Rata-rata Kelas
Raport Semester I
Raport Semester II
2009/2010
73,02
70,46
2010/2011
74,12
73,87
2011/2012
73,56
72,45
(Sumber: Dokumen SMA Methodist 1 Medan, 2012)

Berdasarkan kategori keberhasilan pembelajaran yang diterapkan pada
SMA Methodist 1 Medan, rata-rata tersebut pada Tabel 1.1 di atas masih pada
kategori cukup. Hal ini diduga karena dalam pelaksanaannnya, guru kurang
memperhatikan

karakteristik

dari siswa.

Appelbaum

dan

Hare

(1996)

mengemukakan bahwa self- efficacy sabagai salah satu karakteristik siswa,
merupakan mediator dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran, self- efficacy sebagai salah satu karakteristik
peserta belajar yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan model pembelajaran.
Menurut Bandura (1997) Self -efficacy adalah belief atau keyakinan
seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes)
yang positif (Santrock, 2001). Sedangkan menurut Wilhite (1990) self efficacy
adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat
mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan. Self-efficacy adalah keyakinan
bahwa dirinya mampu melakukan tugas tertentu atau dapat dimaknai dengan
keyakinan dapat melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil, dan
Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa mereka dapat mengatasi dan
menyelesaikan suatu tugas yang mungkin dapat membuat mereka malu, gagal atau
sukses. Self efficacy juga sangat mempengaruhi kepercayaan diri, sedangkan
kepercayaan diri adalah satu di antara aspek-aspek kepribadian yang penting
dalam kehidupan manusia, yang terbentuk melalui proses belajar dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian
manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki
manusia. Meyer and Sternberger (2005) juga menemukan bahwa self-efficacy,

self-reliance, and motivation, merupakan faktor-faktor mediator pada hasil
belajar.
Di samping itu, proses pembelajaran terjadi karena adanya proses
komunikasi, baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara
siwa dan sumber belajar lainnya. Sehubungan dengan itu, Shagita dan Suprihatin
(2012) menemukan bahwa self efficacy berpengaruh negatif terhadap kecemasan
berkomunikasi. Artinya, makin tinggi self efficacy makin rendah kecemasan
berkomunikasi.

Dalam

pelaksanaan

pembelajaran

koperatif,

kemampuan

berkomunikasi sangat menentukan hasil kerja kelompok maupun instruksional,
maka self-afficacy diduga sangat menentukan dalam keberhasilan pembelajaran
koperatif. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel karakteristik
peserta belajar yang dalam hal ini self efficacy berpengaruh positif terhadap hasil
belajar. Akan tetapi, interaksi antara variabel ini dan model pembelajaran terhadap
hasil belajar belum diketahui. Padahal dalam proses pembelajaran interaksi antara
beberapa variabel karakteristik peserta belajar dan model pembelajaran yang
diterapkan terhadap hasil belajar sangat perlu diketahui, terutama

untuk

pemilihan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam pembelajaran biologi di SMA Methodist 1 Medan, self-efficacy ini
belum mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Hal lain yang belum
diketahui adalah apakah dalam penggunaan model pembelajaran koperatif hal itu
masih berlaku atau model pembelajaran yang manakah yang lebih tepat untuk
siswa yang memiliki self-efficacy tinggi dan yang mana lebih cocok untuk siswa
yang memiliki self-efficacy rendah.

Berkaitan dengan hasil belajar, Anderson (2001), mengemukakan bahwa
kreativitas merupakan hasil belajar level tertinggi dalam ranah kognitif. Bila
diamati bentuk-bentuk tes yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar biologi
di SMA Methodist Medan, kebanyakan bertumpu pada aspek ingatan,
pemahaman, dan aplikasi saja dan masih jarang ditemukan butir tes yang
mengukur kreativitas. Jadi, kalau dikaitkan dengan pencapaian rata-rata seperti
pada Tabel 1.1, dapat diduga hasil tersebut akan lebih rendah lagi bila aspek
kreativitas ikut dilihat sebagai hasil belajarnya.
Sehubungan dengan itu, Gordon (2009), menyarankan penggunaan model
pembelajaran sinektik guna mengembangkan kreativitas, karena model sinektik
ini telah teruji digunakan untuk keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok”
dalam organisasi industri, di mana individu dilatih untuk mampu bekerja sama
satu dengan yang lainnya dan nantinya berfungsi sebagai orang yang mampu
mengatasi masalah (problem-slovers) atau sebagai orang yang mampu
mengembangkan produksi (products-developers). Sinektik berarti strategi
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk
memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya Model Sinektik berorientasi
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan
wawasan dalam hubungan sosial.

Zannah (2010), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa model sinetik
dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan sistem peredaran darah
manusia. Paltasingh (2008) menemukan bahwa model sinektik berpengaruh

positif terhadap kreativitas dalam pembelajaran life science. Sakdiahwati (2008),
menemukan bahwa penerapan model sinektik dapat meningkatkan kreativitas
menulis.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat ditelaah bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. hal ini dapat ditinjau dari
berbagai komponen proses belajar mengajar, seperti: siswa, guru, sarana prasarana
media, dan masih banyak komponen yang lainnya. Masalah penelitian
diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami materi biologi karena
hanya terpaku dari buku yang panduan yang ada atau berpusat pada guru.
2. Guru kurang memperhatikan karakteristik dari siswa dan kurang menerapkan
metode atau model pembelajaran biologi pada siswa.
3. Model pembelajaran sinektik belum diterapkan dalam proses belajar mengajar
biologi di SMA Swasta Methodist 1 Medan.
4. Model pembelajaran sinektik belum pernah dikaitkan dengan self-efficacy
siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.
5. Pembelajaran biologi belum menggunakan model pembelajaran sinektik untuk
mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar.
6. Bentuk tes yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar biologi di SMA
Swasta Methodist 1 Medan, kebanyakan bertumpu pada aspek ingatan,

pemahaman, dan aplikasi saja dan masih jarang ditemukan butir tes yang
mengukur kreativitas.
7. Rendahnya nilai rata-rata kelas pada raport akhir semester I dan II di SMA
Swasta Methodist 1 Medan (dapat dilihat pada Tabel 1.1).

1.3. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan yang muncul pada identifikasi masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran dan self-efficacy sebagai
variabel bebas, dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Model
pembelajaran dibatasi pada model pemrosesan informasi,

yaitu model

pembelajaran sinektik dan koperatif jigsaw. Self-efficacy dibatasi pada kategori
tinggi dan rendah, sedangkan hasil belajar biologi dibatasi pada kompetensi dasar:
(1) mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia serta pemenfaatan ekosistem bagi kehidupan, (2) menjelaskan
keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan, (3) menganalisis jenis-jenis limbah dan
daur ulang limbah, dan (4) membuat produk daur ulang limbah.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (sinektik dan kooperatif
jigsaw) terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1
Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa di
SMA Swasta Methodist 1 Medan?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy
terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh model pembelajaran (sinektik dan kooperatif jigsaw) terhadap hasil
belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.
2. Pengaruh self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta
Methodist 1 Medan.
3. Interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap hasil belajar
biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
praktis maupun secara teoretis. Secara parktis, hasil penelitian ini dapat
bermanfaat untuk: (1) sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan
dalam pengembangan kurikulum biologi di SMA, khususnya dalam komponen
strategi pembelajaran, bahan pembelajaran, dan fasilitas pembelajarannya; dan

(2) bahan pertimbangan bagi guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran,
khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta
berdaya tarik, yang sesuai dengan karakteristik materri dan karakteristik peserta
belajar (siswa). Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran biologi yang efektif, efisien dan berdayatarik.

110

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar
biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.
2. Terdapat pengaruh signifikan self-efficacy terhadap hasil belajar biologi
siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.
3. Terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan self-efficacy
terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

5.2. Implikasi
Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa model sinektik akan
menimbulkan proses berpikir yang kreatif sehingga peserta belajar dengan
sendirinya telah melalui proses kognitif, mulai dari mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi. Sehingga proses analogik dapat
terjadi jika informasi-informasi sebelumnya telah dikuasai secara tuntas sehingga
mampu menggunakan informasi-informasi tersebut pada situasi-situasi lain yang
pada akhirnya melahirkan gagasan-gagasan baru. Jadi, dengan menggunakan
model pembelajaran sinektik akan dapat meningkatkan kreativitas siswa.

111

Kreativitas pada dasarnya merupakan proses emosional, yang mensyaratkan
unsur-unsur irasionalitas dan emosi untuk meningkatkan proses intelektual.
Sedangkan pada model pembelajaran koperatif jigsaw menitikberatkan pada
proses berbagi pengetahuan dan kemampuan siswa. Setiap anggota kelompok
harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Interaksi tatap
muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota
kelompok

untuk

bekerjasama,

menghargai

setiap

perbedaan

individu,

memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan
masing-masing. Sehingga dengan kedua model pembelajaran ini siswa dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam proses kelompok pada proses pembelajaran
di dalam kelas yakni self efficacy siswa. Self-efficacy merupakan keyakinan atau
kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk mengorganisasi,
melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan
mengimplementasikan tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu. Dimana
Self-efficacy menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan individu akan
memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu. Self-efficacy
menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang keras, bahkan ketika menemui
hambatan sekalipun.

112

5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat khususnya pembelajaran
sinektik maupun kooperatif jigsaw pada setiap materi pembelajaran biologi
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di dalam kelas.
2. Menyarankan pada peneliti berikutnya untuk dapat mengembangkan hasil
penelitian ini agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi terhadap
dunia pendidikan khususnya bagi para guru pada pembelajaran materi biologi
dalam penggunaan model pembelajaran sinektik maupun kooperatif jigsaw.

113

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, O. W dan Krathwohl, D. R. 2001. A taxonomy for learning, teaching,
and assessing. New York: Addison Wesley Longman Inc.
Appelbaum, S. H, and Hare, A. 1996. Self Efficacy As A Mediator of Goal setting
and Performance. Jurnal of managerial psychology, 11:33-47.
Arends, R. 1997. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 1998. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aronson, E., Blaney, N., Stephan, C., Sikes, J., and Snapp, M. 1978. The Jigsaw
Classroom. Beverly Hills: Sage Publications, Inc.
Bandura, A. 1971. Social Learning Theory. New York: General Learning.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.
Gagne, R. M. 1977. Principles of Instructional Design. New York: Halt
Reinhartand Winston.
Gordon, W. J. J. 1961. Synectic. New york: Harper and Row.
Hasan, H, S. 2000. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Joyce, B., & Weil, M. 2000. Model of Teaching. London: Allyn and Bacon.
Joice, B., Weil, M., dan Calhoun, E. 2007. Models of Teaching. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Kurniati. 2005. Pengaruh Pelatihan Keterampilan Kreatif Terhadap Krearivitas.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Miarson, Y. H. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan . Jakarta: Kencana.
Piaget, J. 1959. Language and Thought of the Child (M. Grabain, Trans.). New
York: Humanities Press.
Reigeluth, M. C. 1996. Instructional Design Theories and Models: An Overview
of Their Current Status. London: Larence Erlbaum Associates.

114

Rohmah, M., Zahirman, dan Erlinda, S. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi
Pembelajaran Crossword Puzzle Terhadap Minat Belajar PKn Siswa
Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah Kecamatan Kampar Kiri
Tengah Kabupaten Kampar. Riau: Universitas Riau.
Romizowsky, A. J. 1981. Instructional Design System, Decision Making in
Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan.
Slavin,

R. E. 1995. Cooperative Learning
Massachussetts: Allyn and Bacon.

Theory.

Second

edition.

Slavin, R, E., Stevens, R, J., and Madden, N, A. 1988. Accomodating Student
Diversity in Reading and Writing Instruction: A Cooperative Learning
Approach. Remedial and Sepecial Education, 9: 60-66.
Snelbecker, G. E. 1974. Learning Theory, Instructional Theory, and
Psychoeducational Design. New york: McGraw-Hill Book Company.
Soejadi, H, D. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.
Sternberger, C. S, and Meyer, L. H. 2005. Self- Efficacy, Self-Reliance, and
Motivation in an Asynchonous Learning Environment. Jurnal World
Academic of Science, Engineering and Technology, 8: 225-228.
Sagita dan Suprihatin. 2005. Self- Efficacy Dengan Kecemasan Komunikasi Pada
Mahasiswa Dalam Mempresentasikan Tugas Di Depan Kelas. Jurnal
Psikologi, 14: 92-109.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN T.P 2015/2016.

0 2 23

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA SWASTA SINAR HUSNI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA SWASTA SINAR HUSNI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 5 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMA SWASTA PARULIAN 1 DAN SMA SWASTA PARULIAN 2 MEDAN.

0 3 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA HARAPAN BANGSA TP 2014/2015.

0 1 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA SWASTA AL ULUM MEDAN T.P. 2013/2014.

0 3 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA SWASTA AL ULUM MEDAN T.P. 2013/2014.

0 4 16

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 2 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER I SMA SWASTA METHODIST LUBUK PAKAM T.A. 2012/2013.

0 1 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SMA SWASTA METHODIST-1 MEDAN.

0 0 27