ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA | Lagaronda | JSTT 6971 23285 1 PB

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN
KABUPATEN DONGGALA
Indra Setiawan Lagaronda
indrasetiawan41@ymail.com
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Pascasarjana Universitas Tadulako
Abbstract
This research aims to (1) analyze the influence of production factors against seaweed
production at Lalombi Village, Banawa Selatan district of Central Sulawesi Province and (2)
analyze income of seaweed cultivation farming at Lalombi Village, Banawa Selatan distr ict of
Central Sulawesi Province. The research was conducted at Lalombi village. The method applied
was survey and the sample gathered through simple random sampling. The result reveals that (1)
seeds number, workers and the long of harvest significantly a ffect on α 1% whereas working
capital no real effect to seaweed production and (2) total production of respondents is 49.050
Kg/3.670 m/ planting season with sell price Rp 7.000/Kg dry, then, total of respondents acceptance
on seaweed cultivation farming is Rp 343.350.000/3.670 m/ planting season. Total cost of
production is Rp 197.181.000/ planting season. Total income obtained by respondents on seaweed
cultivation farming Rp 146.169.000/3.670 m/planting season or Rp3.109.999,58/78m/planting
season.
Keywords: Production, Income, Seaweed
agarofit hasil akhirnya berupa agar-agar

(tepung batang dan lembaran agar),
sedangkan
kelompok
alginofit
hasil
olahannya
berupa
tepung
karagenan
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).
Di
samping
berfungsi
sebagai
makanan, rumput laut juga memiliki berbagai
kegunaan. Nilai pemanfaatan untuk pangan
cukup tinggi dan memiliki diversifikasi yang
tinggi. Beberapa tahun yang lalu rumput laut
hanya dipergunakan sebagai bahan makanan
manusia. Seiring dengan kemajuan sains dan

teknologi, pemanfaatan rumput laut telah
meluas diberbagai bidang seperti pertanian
dapat digunakan oleh beberapa Negara barat
sebagai bahan pupuk organik dan pembuatan
salah satu media dalam kultur jaringan (tissue
culture); dibidang perikanan budidaya,
rumput laut dapat dibudidaya dengan
teripang,
yang
dapat
meningkatkan
pertumbuhan (Tjarongge dkk, 1993).
Pemanfatan rumput laut di bidang farmasi
digunakan sebagai pembuat suspense,
pengemulsi, tablet, plester dan filter,

Wilayah perairan laut Indonesia
memiliki potensi ekonomi yang besar karena
berada pada posisi geopololitis yang penting
yakni lautan pasifik dan lautan india.

Kawasan tersebut paling dinamis dalam
percaturan dunia baik secara ekonomi
maupun politik dunia, sehingga secara
ekonomi-politis sangat logis jika bidang
kelautan dan perikanan dijadikan tumpuan
dalam pembangunan ekonomi nasional
(Budiharsono, 2001 dalam Waridin, 2005).
Saat ini potensi lahan untuk budidaya
rumput laut di Indonesia sekitar 1,2 juta ha.
Tahun 2011 baru termanfaatkan sebanyak
117.649 ha (9,80%) dengan total produksi
nasional 5,3 juta ton basah (Kementerian
Kelautan dan Perikanan, 2012).
Rumput
laut
yang
umum
dibudidayakan oleh petani ada 2 jenis yaitu
Gracilaria spp (kelompok agarofit) dan
Eucheuma spp (kelompok karaginofit).

Kedua jenis ini telah diperdagangkan secara
luas karena dibutuhkan dalam jumlah besar
sebagai bahan baku industri. Kelompok
55

56 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 55-63

sedangkan dibidang industri digunakan
dalam proses pengolahan produksi. Rumput
laut juga digunakan sebagai bahan aditif
seperti pada industry tekstil, kertas, keramik,
fotografi, insektisida, pelindung kayu dan
pencegahan api.
Permintaan terhadap rumput laut di
dalam negeri terus meningkat khususnya di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
Makassar dan kota lainnya. Harga rumput
laut kering berkisar antara Rp 5.000 sampai
dengan Rp 9.000 perkilogram. Bahan mentah
(raw material) rumput laut tersebut untuk

memenuhi kebutuhan industri pengolahan
rumput laut dalam negeri yang jumlahnya
masih sedikit dan sebagian besar raw
material tersebut untuk memenuhi pasar
eksport luar negeri seperti Inggris, Perancis,
Amerika Serikat, Hongkong dan Jepang.
Pengembangan usaha budidaya rumput
laut di Provinsi Sulawesi Tengah sangat
memungkinkan untuk dilakukan secara
massal dan diharapkan dapat menjadi salah
satu faktor sumber berputarnya roda
pembangunan dan sendi-sendi ekonomi
masyarakat. Provinsi Sulawesi Tengah
memiliki luas wilayah daratan 68.000 km2
dan luas wilayah laut ± 193.980 km2 dengan
panjang garis pantai 4.013 km. Disepanjang
garis pantai ini terdapat sekitar 832 desa atau
sekitar 51,36% dari total 1.619 desa yang ada
di Sulawesi Tengah sehingga sebagian besar
penduduk bermukim di desa-desa pantai atau

pesisir yang berhadapan langsung dengan
sumberdaya perairan dan pesisir. Selain itu
potensi dan karateristik lahan perairan yang
sebagian besar sesuai untuk usaha budidaya
serta teknologi yang umumnya telah dikuasai
oleh para pembudidaya rumput laut
merupakan faktor kekuatan tersendiri bagi
daerah ini untuk mengembangkan usaha
budidaya rumput laut.
Kabupaten Donggala merupakan salah
satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang
mempunyai potensi pengembangan rumput
laut. Panjang garis pantai sekitar 400 km.
Secara geografis kabupaten ini memiliki

ISSN: 2089-8630

kondisi fisik perairan yang sesuai untuk
budidaya rumput laut yaitu adanya beberapa
lokasi berupa teluk untuk pelindung angin

dan gelombang besar, dasar perairan yang
stabil terdiri dari potongan karang mati
bercampur dengan pasir karang, kedalaman
air berkisar antara 30-50 cm pada surut
terendah (Serdiati dan Widiastuti, 2010).
Sinar matahari tetap pada waktu pasang serta
yang paling utama salinitas perairan yang
tinggi dengan kisaran 28-34% dengan nilai
optimum 32%. Suhu perairan berkisar 27º30º C dengan angka transparansi sekitar 1,5
m. Kisaran pH antara 6-9 dengan nilai
optimal diharapkan pada kisaran 7,5-8,0
(Anggadiredja, dkk, 2006).
Salah satu daerah penghasil rumput laut
di Kabupaten Donggala adalah di Kecamatan
Banawa Selatan dengan total RTP (Rumah
Tangga Perikanan) sebanyak 130 KK dengan
luas lahan 79 ha dengan produksi sebesar 30
ton atau sekitar 0,38 ton/ha rumput laut
kering. Produksi rumput laut di Kabupaten
Donggala berasal dari Kecamatan Banawa,

Banawa Selatan, Balaesang dan Sojol. Total
luas areal budidaya tahun 2012 seluas 97 ha
dengan total produksi sebesar 60 ton atau
sekitar 0,62 ton/ha.
Produksi rumput laut di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan masih rendah
jika dibandingkan dengan desa-desa di
Sulawesi Tengah. Hal ini disebabkan masih
sangat minimnya SDM
(Sumber Daya
Manusia) sehingga pendapatan pembudidaya
rumput laut masih sangat rendah. Hasil
produksi yang dipasarkan berupa bahan baku
(raw material) rumput laut kering ke Provinsi
Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan DKI
Jakarta. Budidaya rumput laut diharapkan
akan mampu mengubah pola perilaku
nelayan dari menangkap menjadi pelaku
budidaya.
Produksi Rumput Laut di Desa

Lalombi sangat fluktuatif walaupun secara
umum cenderung mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut
diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain (1)

Indra Setiawan Lagaronda , dkk. Analisis Produksi dan Pendapatan Budidaya Rumput Laut di Desa Lalombi ……57

serangan hama seperti ikan baronang dan
penyakit putih (ice-ice), (2) musim tanam
yang cenderung tidak stabil (3) terbatasnya
bibit unggul yang tahan terhadap penyakit,
(4). sarana budidaya dan modal usaha yang
masih terbatas serta SDM pembudidaya yang
masih terbatas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
permasalahannya sebagai berikut :
1. Berapa besar pengaruh faktor-faktor
produksi terhadap produksi rumput laut di
Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah?

2. Berapa besar pendapatan usahatani
budidaya rumput laut di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah?
Penelitian ini dilaksanakan dengan
tujuan:
1. Menganalisis besar pengaruh faktor-faktor
produksi terhadap produksi rumput laut di
Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Menganalisis
besarnya
pendapatan
usahatani budidaya rumput laut di Desa
Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi
Tengah.
METODE
Penelitian dilaksanakan di Desa
Lalombi Kecamatan Banawa Selatan

Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi
Tengah. Desa tersebut dipilih sebagai lokasi
penelitian dengan pertimbangan bahwa Desa
ini merupakan daerah potensial untuk
pengembangan rumput laut dimasa yang akan
datang dilihat dari ketersediaan lahan yang
cukup luas untuk produksi dan produktivitas
rumput laut. Penelitian dilaksanakan selama
tiga bulan yaitu dari april sampai dengan
bulan juni 2014.
Penelitian ini menggunakan teknik sensus
dalam pengumpulan data, yaitu dengan
mengambil seluruh populasi pembudidaya
rumput laut di Desa Lalombi. Metode sensus
digunakan karena populasi tergolong kecil, yaitu

47 orang.
Analisis Fungsi Cobb-Douglas
digunakan untuk menjawab tujuan pertama,
dengan formula:
Y = boX1b1. X2b2. X3b3. X4b4. X5b5. eEo

Penaksiran
dilakukan
dengan
mentransformasikan persamaan tersebut ke
dalam bentuk regresi linier berganda
(multiple regression) dengan menggunakan
logaritma natural sehingga persamaannya
sebagai berikut:
In Y = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln
X3 + b4 Ln X4+ b5 X5 + E 0
Keterangan :
Y= Produksi Rumput Laut Kering (kg
X1= Bibit (kg)
X2= Tenaga Kerja (HOK)
X3= Pengalaman Berusaha (Tahun)
X4= Modal kerja (Rp)
X5= Lama panen (hari)
b0= Intercept (Konstan)
b1 – b5= Parameter yang akan ditaksir
E0= Kesalahan pengganggu

Untuk menjawab
tujuan kedua
digunakan analisis pendapatan dengan rumus
sebagai berikut (Soekartawi, 2002):
π = TR-TC atau π = Py.Y-(FC+VC
Keterangan:

π = Pendapatan Usaha Budidaya Rumput
Laut(Rp/musim),
Y= Hasil Produksi Rumput Laut yang Kering
(kg);
Py= Harga Rumput Laut Kering (Rp/musim);
TR= Total penerimaan (total revenue), dapat
dicari dengan mengalikan harga satuan
(Py) dengan kuantitas produksi(Y) (Rp);
TC= Total biaya (total cost) yang terdiri atas
biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost), (FC+VC) (Rp).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Fungsi Produksi
Pengaruh input produksi terhadap
produksi budidaya rumput laut dilakukan
dengan menggunakan pendekatan fungsi
produksi model
Cobb-Douglas, dimana
tingkat produksi rumput laut kering (Y)
sebagai variabel dependen, sedangkan input

58 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 55-63

produksi sebagai variabel independen (X)
dalam model analisis yaitu Bibit (X1), Tenaga
Kerja (X2), Pengalaman Berusaha (X3),
Modal (X4), dan Lama panen (X5).

ISSN: 2089-8630

Hasil perhitungan uji F dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Ragam (ANOVA) Usahatani Rumput Laut di Desa Lalombi Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala

Sumber
Df
SS
MS
4,259
0,852
Regression
6
0,116
0,003
Residual
40
4,375
Total
46
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014 .
Keterangan : * adalah significan pada tingkat α 1%
Tabel 1 menunjukan bahwa secara
simultan (bersama-sama) penggunaan bibit,
tenaga kerja, pengalaman berusaha, modal,
dan lama panen berpengaruh nyata terhadap
produksi rumput laut kering. Selanjutnya,
pengaruh dari masing-masing variabel
independen (X) terhadap variabel dependen

F
302,015*

Significance F
0,000

(Y) secara parsial (terpisah) dapat digunakan
uji t (t-student) yakni dengan melihat nilai
dari koefisien regresi.
Lebih jelasnya mengenai pengaruh
variabel X terhadap variabel Y secara parsial
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Usahatani Rumput Laut di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala
Koefisien
Standard
ttabel
Uraian
Regresi
Error
thitung*
P-value
1%
6,902
0,008
Intercept
0,169
0,009
19,591
0,000
X1
2,701
X2
0,200
0,008
23,867
0,000
2,701
X3
0,162
0,008
19,127
0,000
2,701
X4
0,013
0,008
1,549
0,129
2,701
X5
0,032
0,009
3,703
0,001
2,701
Multiple R
0,987
R Square
0,974
Adjusted R Square
0,970
Standard Error
0,053
Observations (N)
47
Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2014.
Keterangan : adalah significan pada tingkat α 1%

Tabel
2
menunjukan
koefisien
determinan (R2) sebesar 0,970. Hal ini
menunjukan bahwa variabel bebas (X1, X2,
X3, X4, X5) dapat menerangkan keragaman
variabel tidak bebas (Y) sebesar 97,0%,
sedangkan 3,0% diterangkan oleh faktorfaktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model. Pengaruh dari masing-masing input

terhadap produksi rumput laut kering sebagai
berikut:
1) Bibit (X1)

Variabel bibit (X1) berpengaruh sangat
nyata terhadap produksi rumput laut kering di
Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala, dimana P-value =
0,000 < 0,01 atau thitung = 19,591 > t tabel =

Indra Setiawan Lagaronda , dkk. Analisis Produksi dan Pendapatan Budidaya Rumput Laut di Desa Lalombi ……59

2,701 pada taraf kepercayaan 99% uji dua
arah, artinya menolak H0 dan H1 teruji
kebenarannya. Ini berarti bahwa bibit rumput
laut berpengaruh sangat nyata terhadap
produkdi rumput laut. Besarnya pengaruh
tersebut dapat ditunjukkan pada nilai
koefisien regresi 0,169. Hal ini memberikan
arti bahwa apabila variabel bibit (X1)
mengalami kenaikan 1 persen maka produksi
rumput laut kering akan mengalami
pengaruh yang positif, yaitu kenaikan
produksi rumput laut kering (Y) sebesar
0,169 persen, dengan asumsi variabel yang
lain dianggap tetap. Hasil analisis regresi ini
menunjukan bahwa jika bibit yang dimiliki
petani rumput laut mengalami peningkatan
maka produksi rumput laut akan meningkat
pula. Penambahan bibit akan meningkatkan
jumlah populasi tanaman rumput laut, dengan
bertambahnya jumlah populasi rumput laut,
maka akan banyak pula produksi rumput laut
yang mereka hasilkan. Penelitian Tibo (2008)
menyimpulkan bahwa bibit berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produksi
rumput laut di Kabupaten Sikka. Jumlah
bibit yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 1215 kg basah / 78 m.
Menurut Iswadi (2007) menyatakan:
bahwa budidaya rumput laut dengan metode
long line jumlah bibit yang dibutuhkan
sebesar 3200 kg – 4600 kg per ha (10.000
m2) areal budidaya, hasil panen basah yang
siap untuk dikeringkan sebesar 22.400 kg –
32.200 kg, atau diperoleh hasil produksi
panen kering rumput laut sebanyak 2.800 kg
– 4.025 kg (konversi dari basah menjadi
kering 8 : 1).
2) Tenaga Kerja (X2)

Variabel tenaga kerja (X2) berpengaruh
sangat nyata terhadap produksi rumput laut
kering di Desa Lalombi Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala, dimana Pvalue = 0,000 < 0,01 atau thitung = 23,867 > t
tabel = 2,701 pada taraf kepercayaan 99% uji
dua arah, artinya menolak H0 dan H1 teruji
kebenarannya. Ini berarti bahwa tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap produkdi rumput

laut. Besarnya pengaruh tersebut dapat
ditunjukkan pada nilai koefisien regresi
0,200. Hal ini memberikan arti bahwa apabila
variabel tenaga kerja (X2) mengalami
kenaikan 1 persen maka produksi rumput
laut kering akan mengalami pengaruh yang
positif, yaitu kenaikan produksi rumput laut
kering (Y) sebesar 0,200 persen, dengan
asumsi variabel yang lain dianggap tetap.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Selistiawati dan
Idris (2011) yang
menyimpulkan bahwa penambahan faktor
produksi tenaga kerja akan meningkatkan
produksi rumput laut di Desa Punaga Binaan
Balai Budidaya Air Payau Takalar. Jumlah
tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 18,03 HOK / 78 m. Rata-rata
penggunaan tenaga kerja cenderung semakin
meningkat seiring dengan peningkatan
panjang tali (luas lahan), semakin luas lahan
yang ditanami rumput laut semakin banyak
pula tenaga kerja yang digunakan, hal ini
disebabkan karena semakin luas lahan yang
dikelola maka semakin banyak populasi
rumput laut yang ditanami sehingga semakin
banyak pula pekerjaan yang harus dilakukan
dalam proses produksi.
Umumnya
penggunaan tenaga kerja sangat ditentukan
oleh jenis pekerjaan yang terdapat dalam
suatu usahatani.
Keberhasilan suatu
usahatani sangat ditentukan oleh penggunaan
tenaga kerja, penggunaan tenaga kerja yang
efektif dan efisien serta memiliki kemampuan
dan ketrampilan yang memadai akan
meningkatkan produksi rumput laut.
3) Pengalaman Berusaha (X3)
Variabel pengalaman berusaha (X3)
berpengaruh sangat nyata terhadap produksi
rumput laut kering di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala, dimana P-value = 0,000 < 0,01
atau thitung = 19,127 > t tabel = 2,701 pada
taraf kepercayaan 99% uji dua arah, artinya
menolak H0 dan H1 teruji kebenarannya. Ini
berarti
bahwa
pengalaman
berusaha
berpengaruh nyata terhadap produkdi rumput
laut. Besarnya pengaruh tersebut dapat

60 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 55-63

ditunjukkan pada nilai koefisien regresi
0,162. Hal ini memberikan arti bahwa apabila
variabel
pengalaman
berusaha
(X3)
mengalami kenaikan 1 persen maka produksi
rumput laut kering akan mengalami
pengaruh yang positif, yaitu kenaikan
produksi rumput laut kering (Y) sebesar
0,162 persen, dengan asumsi variabel yang
lain dianggap tetap. Rata-rata pengalaman
usaha budidaya rumput laut dalam penelitian
ini adalah 4 tahun. Bahari dkk. (2012)
menyimpulkan bahwa pengalaman berusaha
rumput laut berpengaruh terhadap produksi
rumput laut. Batoa dkk. (2008) menyatakan
bahwa Secara umum, karakteristik petani
rumput laut seperti pengalaman berhubungan
sangat
nyata
dengan
kompetensi
pembudidaya rumput laut.
Pengalaman
berusaha
adalah
pengetahuan atau keterampilan yang telah
diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat
dari perbuatan atau pekerjaan yang telah
dilakukan selama beberapa waktu tertentu.
Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang
petani rumput laut secara langsung maupun
tidak langsung memberikan pengaruh kepada
hasil produksi rumput laut. Semakin lama
seorang petani bekerja dalam menggeluti
usahanya maka akan mempunyai peluang
yang besar untuk menghasilkan produksi
yang lebih besar. Baik di segi pengelolaan
modal usaha, pemilihan benih yang baik, cara
pemeliharaan serta keterampilan yang
dimiliki tentunya berbeda dengan petani yang
memiliki pengalaman kerja yang lebih
sedikit.
4) Modal (X4)
Variabel modal kerja (X4) berpengaruh
tidak nyata terhadap produksi rumput laut
kering di Desa Lalombi Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala, dimana Pvalue = 0,129 > 0,01 atau thitung = 1,549 < t
tabel = 2,701 pada taraf kepercayaan 99% uji
dua arah, artinya menolak H0. Ini berarti
bahwa modal kerja berpengaruh tidak nyata
terhadap produksi rumput laut. Besarnya
pengaruh dapat ditunjukkan pada nilai

ISSN: 2089-8630

koefisien regresi 0,013. Hal ini memberikan
arti bahwa apabila variabel modal kerja (X4)
mengalami kenaikan 1 persen maka produksi
rumput laut kering akan mengalami
pengaruh yang positif, yaitu kenaikan
produksi rumput laut kering (Y) sebesar
0,013 persen, dengan asumsi variabel yang
lain dianggap tetap. Hal ini menunjukan
bahwa modal kerja memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
produksi rumput laut di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
Donggala. Penelitian ini relefan dengan
penelitian
Hermaily
(2013)
yang
menyimpulkan bahwa biaya investasi
berpengaruh negatif terhadap pendapatan
rumput laut di Kabupaten Wakatobi.
5) Lama Panen (X5)
Variabel lama panen (X5) berpengaruh
sangat nyata terhadap produksi rumput laut
kering di Desa Lalombi Kecamatan Banawa
Selatan Kabupaten Donggala, dimana Pvalue = 0,001 < 0,05 pada taraf kepercayaan
99% uji dua arah, artinya menolak H0 dan H1
teruji kebenarannya. Ini berarti bahwa lama
panen berpengaruh nyata terhadap produkdi
rumput laut. Besarnya pengaruh tersebut
dapat ditunjukkan pada nilai koefisien regresi
0,032. Hal ini memberikan arti bahwa apabila
variabel lama panen (X5) mengalami
kenaikan 1 persen maka produksi rumput
laut kering akan mengalami pengaruh yang
positif, yaitu kenaikan produksi rumput laut
kering (Y) sebesar 0,032 persen, dengan
asumsi variabel yang lain dianggap tetap.
Hal ini menunjukan bahwa lama panen
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi rumput laut di Desa
Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala. Rata-rata lama panen
rumput laut dalam penelitian ini adalah 41
hari. Penelitian ini relefan dengan penelitian
Harun dkk. (2013) yang bertujuan untuk
mengetahui sifat fisik kimia rumput laut K.
alvarezii,
membandingkan
kandungan
karaginan rumput laut K. alvarezii dari
berbagai umur panen, menentukan umur

Indra Setiawan Lagaronda , dkk. Analisis Produksi dan Pendapatan Budidaya Rumput Laut di Desa Lalombi ……61

panen rumput laut yang tepat dalam
hubungannya dengan karakteristik karaginan
yang
dihasilkan.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik
adalah perlakuan umur panen 30 hari ke atas,
dengan parameter kandungan rendemen
tertinggi diperoleh pada hari ke 40 (30,63%),
kadar air terendah diperoleh pada hari ke 30
(17,72%), kadar abu terendah diperoleh pada
hari ke 40 (14,62%), nilai viskositas tertinggi
diperoleh pada hari ke 30 (85 cP) dan
kekuatan gel tertinggi diperoleh pada hari ke
50 (80,31 g/cm2). Berdasarkan hasil
parameter tersebut, maka rumput laut K.
Tabel 3.

alvarezii yang ada di perairan Desa Tihengo
dapat dipanen sejak umur 30 hari.
Analisis Pendapatan Usahatani Rumput
Laut
Penerimaan merupakan hasil perkalian
antara produksi dengan harga jual.
Pendapatan merupakan hasil pengurangan
penerimaan dengan biaya total. Hasil
perhitungan penerimaan dan pendapatan dari
penelitian di Desa Lalombi Kecamatan
Banawa Selatan Kabupaten Donggala
disajikan dalam Tabel 3.

Total Penerimaan, dan Pendapatan Responden Usahatani Rumput Laut di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala

Usaha Budidaya Rumput Laut
No.

1

2

3

Uraian

Produksi (kg)
Harga rata-rata (Rp/kg)
Penerimaan
Biaya :
a.Biaya Tetap:
Penyusutan (Rp)
Ijin Usaha/MT (Rp)
Sub Total
b.Biaya Variabel:
Total Upah Tenaga Kerja (Rp)
Total Biaya Bibit (Rp)
Sub Total
Total Biaya (2 + 3)

4
Pendapatan (1 - 4)
5
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014 .
Total produksi responden sebesar
1043,62 Kg/78 m/Musim Tanam dengan
harga jual Rp 7.000/Kg kering, maka total
penerimaan responden usaha budidaya
rumput laut di Desa Lalombi sebesar
Rp.7.305.340/78 m atau Rp.9.365.820,21/100
m. Total biaya produksi yang dikeluarkan

Panjang Bentangan
78 m / Musim
100 m / Musim
1043,62
1.337,97
7.000,00
7.000,00
7.305.340,00
9.365.820,51

198.315,60
58.333,33
256.648,93

254.250,77
74.786,32
329.037,09

901.457,45
3.037.234,04
3.938.691,49

1.155.714,68
3.893.889,79
5.049.604,47

4.195.340,42
3.109.999,58

5.378.641,56
3.987.178,95

sebesar
Rp.3.938.691,49/78
m
atau
Rp.5.049.604.47/100 m. Total pendapatan
yang diperoleh responden usaha budidaya
rumput laut di Desa Lalombi Kecamatan
Banawa Selatan Kabupaten Donggala sebesar
Rp.3.109.999,58/78 m/Musim Tanam atau
Rp.3.987.178,95/100 m/Musim Tanam.

62 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 55-63

ISSN: 2089-8630

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

UCAPAN TERIMA KASIH

Kesimpulan
1. Jumlah bibit, tenaga kerja, pengalaman
berusaha, dan lama panen berpengaruh
sangat nyata pada α 1% sedangkan modal
kerja berpengaruh tidak nyata terhadap
produksi rumput laut di Desa Lalombi
Kecamatan Banawa Selatan Provinsi
Sulawesi Tengah.
2. Total produksi responden sebesar 1043,62
Kg/ 78m/ Musim Tanam dengan harga
jual Rp 7.000/ Kg kering, maka total
penerimaan responden usaha budidaya
rumput laut di Desa Lalombi sebesar
Rp.7.305.340/ 78 m atau Rp.9.365.820,21/
100m. Total biaya produksi yang
dikeluarkan sebesar Rp.3.938.691,49/ 78m
atau Rp.5.049.604.47/ 100m. Total
pendapatan yang diperoleh responden
usaha budidaya rumput laut di Desa
Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten
Donggala
sebesar
Rp.3.109.999,58/ 78m/ Musim Tanam
atau Rp.3.987.178,95/ 100m/ Musim
Tanam.

Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Ir. M.R. Yantu, MS dan
Bapak Dr. Alimuddin Laapo, SP, M.Si yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan tulisan
ini.

Rekomendasi
1. Petani yang membudidayakan rumput laut
Eucheuma
cottonii
sebaiknya
memperhatikan jumlah bibit, tenaga kerja
dan lama panen agar produksi rumput laut
dapat ditingkatkan.
2. Usaha budidaya rumput laut di Desa
Lalombi Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala dapat lebih diperluas
skala usahanya baik lewat modal sendiri,
perbankan/ lembaga keuangan lainnya
maupun bantuan pemerintah seperti
bantuan sarana prasarana produksi,
pembinaan/ pendampingan teknis, dan
peningkatan
keterampilan
SDM
pembudidaya.

DAFTAR RUJUKAN
Anggadiredja, jana T, Ahmad Z, Heri P, I,
Sri.
2006.
Rumput
Laut:
Pembudidayaan,
Pengolahan
dan
Pemasaran
Komoditas
Perikanan
Potensial. Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta.
Bahari, M. A. Dirgantoro, D. I. Bahari, 2012.
Determinan Produktivitas Pengusaha
Rumput Laut pada Keterbatasan
Saluran Pemasaran di Sentra Produksi.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan ,
Vol.16, No. 4: 487 – 506.
Batoa, H., A. Jahi dan Dj. Susanto, 2008.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kompetensi Petani Rumput
Laut Di Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi
Tenggara.
Jurnal
Penyuluhan, Vol. 4, No. 1: 30 – 38.
Departemen Kelautan dsn Perikanan. 2005.
Revitalisasi Perikanan Budidaya 20062009. Jakarta.
Harun, M., R.I. Montolalu dan I K. Suwetja,
2013. Karakteristik Fisika Kimia
Karaginan
Rumput
Laut
Jenis
Kappaphycus alvarezii pada Umur
Panen Yang Berbeda Di Perairan Desa
Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara.
Jurnal
Media
Teknologi
Hasil
Perikanan, Vol. 1, No. 1: 7 – 12.
Hermaily, E., 2013. Analisis Faktor –Faktor
yang Mempengaruhi pendapatan Usaha
Budidaya Rumput Laut di Kabupaten
Wakatobi. Jurnal Thesis Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan, Hal:1 – 15.

Indra Setiawan Lagaronda , dkk. Analisis Produksi dan Pendapatan Budidaya Rumput Laut di Desa Lalombi ……63

Iswadi, 2007. Metode Budidaya Rumput Laut
Eucheuma
spp.
Melalui
(17/7/07).
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012.
Statistik Perikanan Budidaya Indonesia
2010. Jakarta.
Selistiawati dan A. P. S. Idris, 2011. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Produksi
Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii
(Kasus Di Desapunaga Binaan Balai
Budidaya Air Payau Takalar). Jurnal
Vokasi, Vol.7. No.2 187 – 191.
Serdiati, N. dan I. M. Widiastuti, 2010.
Pertumbuhan dan Produksi Rumput
Laut
Eucheuma
cottonii
Pada
Kedalaman Penanaman Yang Berbeda.
Media Litbang Sulteng III (1) : 21 – 26.

Tibo, M. W. G., 2008. Analisis Usaha
Rumput Laut di Kabupaten Sikka.
Prosiding
Simposium
Nasional
Mahasiswa Pascasarjana Tahun 2008,
Himpunan Mahasiswa Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada, 263 – 275.
Tjaronge,
Muhammad.
Edward
Danakusumah, Daud S Ponganan,
Naftali Kabangga, 1993. Polikultur
Teripang, Rumput Laut dan Udang
Windu Pada Kontruksi Hampang Yang
Berbeda . Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Perikanan Pantai Maros.
Nomor 11, 1993: 16-19 Juli 1993.
Balitbangtan Balai Perikanan Budidaya
Pantai Maros.

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN PRODUSEN KOPRA DI DESA TOLONGANO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA | Damayanti | AGROLAND 156 538 1 PB

0 0 4

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN RUMPUT LAUT DI DESA BULAGI DUA KECAMATAN BULAGI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN | Aluman | AGROLAND 8219 26985 1 PB

0 0 10

Studi Tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Tambak Di Desa Lalombi Dusun 3 Baturoko Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala | Kalsum | GeoTadulako 5808 19225 1 PB

0 4 23

Maksimisasi Keuntungan Usaha Budidaya Rumput Laut Di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala | Yusup | AGROTEKBIS 1522 4568 1 PB

1 2 6

Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut Di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Dongala | Nurdin | AGROTEKBIS 1521 4564 1 PB

0 0 6

ANALISIS PRODUKSI NILAM DAN NILAI TAMBAH PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA | Juniardi | JSTT 6943 23173 1 PB

0 2 11

MODEL PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma Cottonii DI KECAMATAN BUMIRAYA KABUPATEN MOROWALI | Widyasari | JSTT 6961 23245 1 PB

0 1 9

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala | Wahyuningsih | Biocelebes 3894 12393 1 PB

0 0 17

ANALISIS PEMASARAN RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH | Saprianti | AGROTEKBIS 8831 29011 1 PB

0 0 4

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA | Taha | AGROTEKBIS 8826 28991 1 PB

0 0 6