Pemberian Tugas Terhadap Siswa

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:03:37 2017 / +0000 GMT

Pemberian Tugas Terhadap Siswa
LINK DOWNLOAD [30.61 KB]
Pemberian Tugas
Roestiyah, (2001: 132) mengemukakan tentang pemberian tugas sebagai berikut:
?Bahwa kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan, dalam usaha meningkatkan mutu, guru perlu memberikan
tugas-tugas. Penyelesaian tugas ini tidak terkait dengan tepat, bisa di kelas, bisa di laboratorium, bisa juga di perpustakaan ataupun
di rumah. Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau satu perintah yang
harus dibahas dengan diskusi atau dicari uraiannya pada buku pelajaran.?
Tugas dalam artian assesment atau recitation dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh peserta didik, yang
diberikan oleh pengajarnya untuk mencapai tujuan pengajaran. Hasil tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada pengajar,
penyelesaian tugas ini tidak terikat dengan tempat, bisa di kelas, di perpustakaan ataupun di rumah.
Sedangkan menurut Djamarah dan Zain, (2002: 96) memberikan pendapat tentang metode pemberian tugas adalah metode penyajian
bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa
dapat dilakukan didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah atau dimana saja asalkan
tugas itu dapat dikerjakan.
Begitu juga Sudjana, (1989: 81) mengemukakan bahwa tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas
dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, disekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak
untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula

secara kelompok. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ibrahim, (1996: 48) bahwa pemberian tugas tidak hanya berlangsung didalam
kelas atau di sekolah, tetapi juga dapat di luar sekolah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas adalah memberikan penugasan kepada pelajar yang harus
dipertanggungjawabkan untuk memperdalam bahan pelajaran dan dapat mengembangkan bahan yang telah dipelajari untuk
mencapai tujuan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.
Meskipun metode pemberian tugas memiliki kebaikan-kebaikan tersebut. Metode ini juga memiliki kelemahan. Diantaranya adalah
(1) seringkali siswa melakukan penipuan dimana dia hanya meniru atau menyalin tanpa mengalami peristiwa belajar, (2) ada
kalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan, (3) apabila tugas terlalu sering diberikan atau tugas-tugas itu sukar
dilaksanakan oleh siswa, ketenangan mental mereka dapat terpengaruhi, dan (4) sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
individual (Surakhmad, 1995: 105)
Menyadari akan kelemahan-kelemahan tersebut, maka secepatnya digunakan cara-cara yang dapat mengawasi proses penyelesaian
tugas oleh siswa. Dengan demikian akan benar-benar terjadi proses belajar didalam diri siswa, dalam menggunakan metode
pemberian tugas adalah dengan meminta mereka mengerjakan di kelas dengan pengawasan.
Menurut Shipley, (1964: 88-89) terdapat 6 (enam) karakteristik tugas yang baik. Enam karakteristik tugas yang baik tersebut adalah:
(1) tugas harus memiliki tujuan yang jelas, (2) tugas harus diikuti penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan, bagaimana
melakukan, kapan dilakukan dan mengapa dilakukan, (3) tugas harus cukup spesifik agar memungkinkan untuk diukur hasilnya bila
telah diselesaikan, (4) tugas sebaiknya agak besar atau menyeluruh dari pada tugas yang terpisah-pisah tak berkaitan, (5) tugas
diberikan secara proporsional dari hari-hari sekolah, dan (6) diberikan tugas-tugas khusus bagi mereka yang dikecualikan.
Pemberian tugas individu
Tugas perseorangan merupakan tugas yang harus dikerjakan sendiri-sendiri oleh setiap siswa. Dalam batas-batas tertentu tugas

perorangan dapat dikenali kemiripannya dengan belajar individu. Sekurang-kurangnya belajar individu memiliki kemiripan dengan
tugas perorangan dalam hal irama mengerjakan atau melakukan belajarnya. Dengan tugas perorangan, seorang siswa dapat mengatur
cepat lambatnya dalam belajar. Belajar individual menurut Sudjarwo, (1989: 147) adalah belajar yang berpusat pada siswa
(student-centered approach) sehingga dituntut peran siswa secara utuh mandiri agar prestasi belajarnya tinggi.
Pemberian tugas perorangan (termasuk pekerjaan rumah) sebagai belajar sendiri akan efektif bila bahan dapat dipelajari sendiri oleh
siswa, pemberian tugas bisa juga sebagai latihan. Murid melatih diri memecahkan masalahnya, contohnya matematika metode yang
bisa digunakan guru adalah pemberian tugas.
Pemberian tugas dapat diamati sebagai bentuk penilaian (formatif) hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Suryabrata, (1987:
317-318) bahwa terdapat banyak cara penilaian ada yang dengan jalan testing, ada yang dengan jalan melakukan sesuatu tugas
tertentu dan lain-lain.
Sebagai penilaian pemberian tugas memiliki dasar-dasar deduktif. Ditinjau dari segi peserta didik, pengetahuan akan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:03:37 2017 / +0000 GMT

kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Artinya

pengetahuan tersebut menyebabkan prestasi-prestasi selanjutnya lebih baik.
Mursel, (1946: 267 - 269) melaporkan percobaannya tentang pengaruh pengetahuan akan kemajuan yang dicapai dalam belajar dan
bekerja terhadap peningkatan prestasi selanjutnya. Temuannya menunjukkan adanya pengaruh positif bagi para siswa yang selalu
mengetahui akan apa yang telah dicapainya.
Pengetahuan akan kemajuan yang dicapai, akan lebih dirasakan apabila tugas tersebut diselesaikan secara sendiri dan bukan
kelompok. Sebab, apabila kemajuan tersebut bukan merupakan hasil kerja individual, maka si individu tidak dapat meng'klaim'
bahwa itu merupakan hasil untuk kemajuannya sendiri.
Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, pemberian tugas individu akan memberikan pengaruh baik pada performance tugasnya
maupun didalam hasil belajar, yang perlu diperhatikan dalam pemberian tugas individual ini adalah seorang guru hendaknya
merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti sehingga mudah dipahami siswa, sehingga siswa melakukan dengan
tanggung jawab. Begitu juga tugas yang diberikan cukup jelas sehingga siswa tidak bertanya-tanya lagi apa yang harus dikerjakan.
Setelah siswa memahami tujuan dari makna tugas, maka mereka melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang digariskan oleh
guru. Dalam proses ini guru perlu mengontrol, pelaksanaan tugas itu dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh siswa sendiri,
tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu diawasi dan diteliti. Siswa yang telah melaksanakan/mempelajari tugas, maka membuat
laporan yang telah disesuaikan dengan tujuan dan dievaluasi agar dapat mengetahui gambaran yang obyektif mengenai usaha siswa
dalam melaksanakan tugas. Evaluasi ini penting karena dapat menimbulkan semangat kerja yang lebih baik dan meningkatkan
hasrat belajar.
Pemberian tugas kelompok
Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Roestiyah, (2001: 15) memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan
sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini

menuntut kegiatan yang aktif dari beberapa individu tersebut.
Menurut Sudjana, (1984: 9) kegiatan kelompok berbeda dengan kegiatan klasikal dimana kelas dipandang sebagai satu kelompok,
maka kegiatan kelompok kelas dibagi menjadi beberapa kelompok siswa. Setiap kelompok melakukan kegiatan belajar
masing-masing, dengan tugas-tugas dan pengarahan dari guru. Kegiatan kelompok lebih aktif sifatnya daripada kegiatan klasikal.
Hal ini disebabkan kapasitas murid dalam kelompok kecil mendapat kesempatan. Kegiatan kelompok lebih mudah dikontrol oleh
guru. Setiap kelompok akan tumbuh minat dan motivasi serta persaingan yang sehat, kegiatan kelompok tepat digunakan bila
bermaksud untuk memecahkan masalah.
Zajono, (1985: 269) mengemukakan bahwa secara sederhana, bekerja dengan orang lain sangat memberikan suatu ?energizing
effectt? terhadap individu, yang menyebabkan mereka bekerja dengan intensitas yang lebih besar. Lebih-lebih kepada orang lain
tersebut bersifat menilai. Tugas-tugas kelompok dikelas merupakan contoh yang baik untuk hal ini. Kebanyakan siswa lebih giat
dalam belajar untuk ujiannya daripada mengerjakan tugas kelompok. Bila nilai ujiannya kurang, maka individu tahu bahwa mereka
mendapatkan nilai yang rendah. Lebih-lebih dia tahu mengenai persiapannya sendiri. Dilain pihak, bila beberapa siswa bekerja
secara rajin untuk tugas kelompok, maka tidak selalu yang lain mengikuti. Sulit sekali untuk menekan anggota kelompok lain untuk
bekerja lebih berat/keras. Akibatnya, ada suatu peluang yang baik bahwa beberapa siswa dapat menerima nilai yang rendah daripada
usaha individual sebenarnya yang dilakukan. Siswa giat menyiapkan tujuannya karena ada kejelasan bahwa mereka akan diganjar
menurut usaha individual mereka sendiri.
Kerja kelompok menuntut waktu tersendiri untuk melakukan koordinasi. Hal demikian tidak ditemukan pada tugas perseorangan
yang secara efisien bisa memanfaatkan waktunya. Terkecuali apabila tugas yang dihadapi dapat dibagi-bagi untuk dikerjakan
masing-masing individu, yang untuk selanjutnya dipersatukan. Apabila sifat tugas dapat dibagi-bagi, maka tugas kelompok akan
lebih efisien waktunya untuk menyelesaikan.

Kelebihan dalam belajar dengan tugas kelompok menurut Sudjarwo, (2001: 159) adalah membina kerjasama, sangat cocok belajar
dengan kognitif aspek tinggi, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kooperatif, meningkatkan kemampuan berkomunikasi
yang dapat mengembangkan aspek efektif. Sedangkan kelemahannya adalah sulit dalam mengatur organisasinya, banyak timbul
masalah karena setiap para anggotanya dalam proses belajar tersendat-sendat dan tidak efisien dalam penggunaan waktu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan tugas kelompok dapat dijelaskan bahwa: (1) motivasi dalam tugas kelompok
akan teratur, karena tidak terdapat hubungan yang jelas antara performance dengan hadiah, (2) waktu penyelesaian tugas kelompok
tidak efisien, (3) tidak terdapat tanggung jawab yang jelas dari anggota kelompok atas hasil kerjanya. Membuat tugas bukan
merupakan jaminan bahwa tugas itu diselesaikan secara kelompok melainkan oleh individu-individu saja.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL MENGGAMBAR DESAIN BUSANA KERJA PADA SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 2 5

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Pemberian Tugas Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tah

1 3 19

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Pemberian Tugas Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tah

0 3 13

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 1 20

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Pengaruh Pemberian Tugas Dan Kreativitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Nege

0 1 17

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Pengaruh Pemberian Tugas Dan Kreativitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Nege

0 3 13

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA.

0 1 21

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN LOKUS KENDALI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA MEDAN.

0 1 34

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KREATIVITAS SISWA KELAS XI JURUSAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 2 130

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TUGAS SEBELUM PROS

0 0 8