Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Resolusi Konflik Berbasis Adat “Molo Sabuang” pada Masyarakat Desa Marafenfen di Kabupaten Kepulauan Aru

MEDIA RESOLUSI KONFLIK BERBASIS ADAT “MOLO SABUANG”
PADA MASYARAKAT DESA MARAFENFEN
DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU.

TESIS
Diajukan kepada:
Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Oleh:
JOPI ADOLF SIPAHELUT
NPRM: 75 2010 010

Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2012

i

ii


iii

LEMBARAN PERSEMBAHAN

TESIS INI KUPERSEMBHAKAN KEPADA :

Papa Hieronemus Sipahelut dan mama Mimi Huwae yakni kedua orang tua
penulis yang mendambakan anak sulungnya menjadi seorang hamba yang
bijaksana, persembahan tertinggi karena pergumulan mereka penulis ada sampai
saat ini bahkan dapat menyelesaikan Tesis ini. Ketiga adikku Vemy, Bram dan
Monica kalian selalu memberikan topangan dan dukungan doa, itu selalu menjadi
motivasi tersendiri untuk menyelesaikan Tesis ini.
Akhirnya Tesis ini kupersembahkan kepada: Melda Dahoklory (istri) dan kedua
anakku tercinta Meivian dan Gravilia. Hanya karena doa, harapan dan cinta
mereka, Tesis ini bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan segala kekurangan dan
kelemahannya.

iv


KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian kepada Tuhan Yesus sumber ilmu pengetahuan, oleh karena
tuntunan kuasa Roh KudusNya, penulis berkesempatan menimba ilmu di
Universitas Kristen Satya Wacana, Program Pascasarjana Sosiologi Agama.
Meskipun banyak lika-liku selama hampir dua tahun dalam menyelesaikan studi
dengan begitu banyak suka dan dukanya, namun penulis tiba di penghujung
perjuangan serta mampu mengerjakan dan menyelesaikan penulisan Tesis ini.
Oleh karena itu, penulis patut mengucapakan terima kasih kepada:
1. Rektor dan seluruh civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana,
yang telah memberikan kesempatan kapada penulis untuk belajar dan
menuntut ilmu di lembaga tercinta ini. Semoga penulis dapat terus belajar
dan berkarya dalam terang “TAKUT AKAN TUHAN ADALAH
PERMULAAN PENGETAHUAN.”
2. Pembimbing I, Dr. David Samiyono. MTS., MSLS. Pembimbing II Dr. Flip
P.B. Litaay,SH.MS. Terima kasih untuk kasih, kesabaran, didikan serta
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Tesis ini dapat diselesaikan
karena peran dan tanggung jawab pembimbingan yang baik dari pa David
dan pa Flip. Doa penulis, Tuhan sayang dan berkati kedua bapak dalam
tugas dan pengabdian di UKSW dan diberkatilah istri dan anak-anak kedua
bapak.

3. Terima kasih penulis sampaikan kepada pimpinan, dosen dan karyawan di
lingkungan Progran Pasca sarjana Sosiologi Agama UKSW, yang telah
menerima, membimbing, mendidik dan melayani penulis selama menimba
ilmu pengetahuan di UKSW. Diberkatilah pimpinan, dosen dan karyawan
v

di lingkungan PPs Sosiologi Agama Khususnya serta seluruh civitas
akademika UKSW.
4. Terima kasih kepada Majelis Pekerja Klasis GPM P.P Aru, Majelis Jemaat
GPM Longgar-Apara, Majelis GPM Marafenfen beserta seluruh anggota
jemaat. Yang sudah memberi dukungan dan topangan yang luar biasa bagi
penulis agar melanjutkan studi di UKSW. Semoga Tuhan memberkati
bapak, ibu saudara dan saudari.
5. Terima kasih yang tulus juga kepada papa Hiero dan mama Mimi serta ketiga
adik; Vemy, Bram dan Monica yang telah menjadi sumber inspirsai bagi
penulis untuk berjuang menyelesaikan studi di UKSW. Dan juga kepada
seluruh keluarga besar Sipahelut-Huwae di Allang yang selalu mendorong
untuk penulis menyelesaikan studi di UKSW.
6. Untuk orang tua di Dobo, Papa Nus dan mama Chae dan ketiga adik Donndy,
Dennis dan Ayrien, kalian selalu memberikan semangat, motivasi serta

dukungan doa yang tak putusnya. Pengorbanan kalian sangat berarti bagi
penyelesaian Tesis ini. Tuhan sayang dan berkati selalu.
7. Terima kasih yang tulus kepada teman-teman PPs Sosiologi Agama UKSW
angkatan 2010. Terima kasih untuk kerjasama, persaudaraan dan kasih sayang
yang kita jalani selama studi di UKSW. Kalian teman-teman yang hebat dan
luarbiasa. Tanpa kalian, penulis tidak akan bisa menyelesaikan tesis ini.
Semoga kalian sukses dalam pekerjaan dan pelayanan di daerah masingmasing.
8. Terima kasih juga kepada: bu Ti Sopamena, bu Kace Labok, usi Pendeta Ola,
bu Elly Kudubun, Helky Verman, Dedy, Vian, Zwingli, Frengky Bata untuk

vi

diskusi-diskusinya. Kalian adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah hadir
dalam hidup penulis.
9. Tesis ini adalah persembahan cinta penulis kepada Melda Dahoklory, Meivian
dan Gravilia. Semoga cinta Tuhan tak pernah berhenti memberi kehangatan di
dalam hidup kita sekeluarga di setiap waktu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa, tulisan ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, kritik saran dan masukan yang bertujuan
memperkaya tesis ini adalah apresiasi dari kepedulian para pembaca demi

kemajuan ilmu dan pengetahuan. Harapan penulis, agar tesis ini dapat diterima
dan bermanfaat bagi para pembaca.

vii

DAFTAR GAMBAR
No.

Judul

Halaman

1. Peta Aru...................................……………………………

45

2. Denah Desa Marafenfen......................................................

56


3. Skema Struktur Pemerintahan Adat Desa Marafenfen

79

4. Skema Struktur Dewan Permusyawaratan Saniri

80

5. Tahuri dan Tifa....................................................................

99

viii

DAFTAR TABEL
No. Tabel

Judul

Halaman


1. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru SD dan SMP di Marafenfen.....….. 59
2. Struktur Pemerintahan Desa Marafenfen.............................................. 58

ix

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan tentang apa makna molo
sabuang dalam kehidupan masyarakat adat Aru secara umum dan terlebih khusus
masyarakat Marafenfen. Molo sabuang merupakan bentuk penyelessaian konflik
domestik bagi masyarakat adat di Kepulauan Aru. Akibat saling mengklaim
“kebenaran” maka jalan terakhir satu-satunya adalah adat molo sabuang. Mereka
sangat percaya bahwa; dengan adat molo sabuang ini kebenaran hakiki dapat
ditemukan, bukan sebuah keputusan dari kepala desa atau ketua marga dalam
menyelesaikan persoalan mereka yang bertikai. Meskipun konsekwensi “sanksi
adat” bagi yang melanggar keputusan adat molo sabuang ini bisa berakibat fatal
yakni sakit, musibah bahkan sampai pada tingkat kematian. Hanya dengan doa
adat “angka adat” sanksi itu bisa dihentikan, jika tidak maka sanksi “kutukan” itu
tidak akan pernah berhenti dan dapat menghabiskan keluarga si’pelanggar’.
Dengan adat ini pula persoalan dapat diselesaikan dengan begitu cepat serta tidak

bertele-tele, murah secara ekonomis, tidak menyimpan dendam. Dengan demikian
molo sabuang dipahami sebagai norma yang mengatur setiap individu, kelompok
bahkan masyarakat agar tetap tercipta kehidupan sosial yang damai dan harmonis.
Teori yang digunakan untuk meganalisis permasalahan ini adalah teori resolusi
konflik Dahrendorf dengan beberapa konsep dasar penyelesaiannya yakni;
konsiliasi, mediasi dan arbitrasi. Penelitian ini dilakukan di desa Marafenfen,
Kabupaten Kepulauan Aru, dengan menggunakan metode kualitatif.

Key Words: Molo sabuang, Konflik, konsiliasi, mediasi, arbitrasi

x

DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN...........................................................
LEMBARAN PERNYATAAN..........................................................
LEMBARAN PERSEMBAHAN.......................................................
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................
ABSTRAK..........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

i
ii
iii
iv
vii
ix
x
xi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah...........................................................
B. Rumusan masalah....................................................................
C. Tujuan penulisan.....................................................................
D. Manfaat Penelitian..................................................................
E. Metode Penelitian...................................................................
F. Sistematika Penulisan.............................................................

1

10
11
11
12
14

BAB II. PENDEKATAN TEORITIS
A. Konflik....................................................................................
1. Pengertian Konflik...............................................................
2. Pandangan Masyarakat Tentang Konflik...........................
3. Pendekatan Terhadap Konflik............................................
4. Perubahan Sosial.................................................................
B. Beberapa Konsep Dasar..........................................................
1. Bentuk dan Motif Konflik...............................................
2. Kekuasaan...........................................................................
3. Solidaritas dan Identitas......................................................
4. Kebebasan...........................................................................
5. Individu dan Kolektif..........................................................
C. Resolusi Konflik......................................................................
1. Beberapa Model Penyelesaian Konflik...............................

2. Budaya Lokal Sebagai Sarana Resolusi Konflik................

16
16
17
20
23
26
27
29
32
35
37
42
42
46

BAB III. PELAKSANAAN ADAT MOLO SABUANG ADALAH
BENTUK KETAATAN HUKUM ADAT
A. Gambaran umum Lokasi Penelitian........................................
1. Lokasi Penelitian................................................................
2. Pemerintahan.......................................................................
B. Realitas Masyarakat Desa Marafenfen....................................
1. Kondisi Geografis dan Penduduk........................................

49
49
54
55
55

xi

2. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Marafenfen...............
56
3. Pendidikan...........................................................................
59
4. Sistem Mata Pencaharian....................................................
60
C. Kondisi Sosial Budaya Desa Marafenfen..............................
62
1. Sistem Sosial.......................................................................
62
2. Sistem Kepercayaan dan Pandangan Hidup......................
65
a. Alam pikiran kosmologis.........................................
65
b. Mitos........................................................................
65
D. Sistem Pemerintahan Adat Desa Marafenfen...............
72
1. Susunan Masyarakat Adat Desa Marafenfen......................
72
a. Mata Rumah......................................................................
72
b. Soa atau Marga.................................................................
74
c. Negeri...............................................................................
74
2. Perangkat Pemerintahan Adat dan Bentuk
Legitimasi Kekuasaannya...................................................
75
a. Raja .................................................................................
76
b. Kepala Soa/Ketua Marga ................................................
77
c. Kepala Kewang...............................................................
77
d. Marinyo...........................................................................
78
e. Mauweng.........................................................................
78
3. Badan Permusyawaratan Adat Di Maluku.........................
79
a. Badan Saniri Rajapatih.................................................
79
b. Badan Saniri Lengkap....................................................
79
c. Badan Saniri Besar ........................................................
80
4. Lembaga Sosial- Ekonomi Adat.......................................
81
a. Tor dawuk......................................................................
81
b. Masohi............................................................................
83
c. Pela atau Jabu-Bela .......................................................
84
d. Jijaro-Ngungare.............................................................
84
5. Hubungan Struktural Pemerintah dan Lembaga Adat......
84
6. Wujud Ketaatan Masyarakat Pada Pemerintah Versus Adat
87
a. Bidang Politik...............................................................
88
b. Bidang Ekonomi...........................................................
91
c. Bidang Pendidikan........................................................
93
d. Bidang Militer ..............................................................
94
E. Deskripsi Tentang Adat Molo Sabuang...............................
95
1. Arti, Alasan dan Tujuan Molo Sabuang.........................
97
2. Mekanisme Penyelesaian Konflik, Adat Molo Sabuang
99
F. Aspek-aspek Ketaatan Masyarakat pada Nilai-nilai Adat.......
101
1. Ketaatan Masyarakat Pada Lembaga-Lembaga Adat........
110
2. Ketaatan Masyarakat pada ketentuan pelaksanaan Sasi....
112
3. Ketaatan Masyarakat Pada Kekuatan Dan Peristiwa Mistik. 113
4. Ketaatan masyarakat pada Agama dan nilai Moral Adat........ 114
5. Ketaatan Masyarakat Pada Keputusan Hukum Adat Molo Sabuang.. 115

xii

BAB.IV. ANALISIS DAN REFLEKSI ADAT MOLO SABUANG.
A. Mekanisme Adat Molo Sabuang, Model Perdamaian di Aru ......
1. Konsiliasi.................................................................................
2. Mediasi.....................................................................................
3. Arbitrasi....................................................................................
B. Praktek Adat Molo Sabuang, Sebuah Refleksi
Terhadap Pemberlakuan Hukum Modern..............................
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................
Daftar Nama Informan Kunci............................................................
Surat Ijin Penelitian...........................................................................

xiii

117
118
120
122
126

140
142
145
149
116
117

Dokumen yang terkait

Resolusi Konflik Desa Adat di Bali.

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Konflik di Dalam Gereja (Tinjauan Terhadap Suatu Resolusi Konflik Dari Perspektif Teori Mediasi)

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelesaian Kawin Lari dalam Hukum Adat di Desa Wab Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara (Studi Kasus)

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelesaian Kawin Lari dalam Hukum Adat di Desa Wab Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara (Studi Kasus)

0 2 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Resolusi Konflik Berbasis Adat “Molo Sabuang” pada Masyarakat Desa Marafenfen di Kabupaten Kepulauan Aru T2 752010010 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Resolusi Konflik Berbasis Adat “Molo Sabuang” pada Masyarakat Desa Marafenfen di Kabupaten Kepulauan Aru T2 752010010 BAB II

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Resolusi Konflik Berbasis Adat “Molo Sabuang” pada Masyarakat Desa Marafenfen di Kabupaten Kepulauan Aru T2 752010010 BAB IV

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Resolusi Konflik Berbasis Adat “Molo Sabuang” pada Masyarakat Desa Marafenfen di Kabupaten Kepulauan Aru T2 752010010 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Agama pada Lefabel Suatu Studi Tentang Pemahaman Agama Komunitas Masyarakat Kumul di Batuley, Kepulauan Aru- Maluku

0 1 16

Hinting Pali: Resolusi Konflik Masyarakat Adat Dayak Dalam Konflik

0 1 8