ProdukHukum BankIndonesia

(1)

PRO VIN SI SU M ATERA U TARA

TRIW U LAN III-2008

BAN K IN D O N ESIA M ED AN

2008


(2)

internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”.

M isi Bank Indonesi a:

“M encapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan”.

N il ai -nil ai Strategi s O rganisasi Bank Indonesi a:

“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegaw ai untuk bertindak dan atau berprilaku yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan”.

Vi si Kantor Bank Indonesia M edan:

“M enjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan”.

M isi Kantor Bank Indonesi a Medan:

“Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan pelaksanaan tugas bidang ekonomi monet er, sistem pembayaran, pengaw asan bank serta memberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya”.

Kalender Publi kasi

Periode Publikasi Publikasi KER Triw ulan I Pertengahan M ei KER Triw ulan II Pertengahan Agustus KER Triw ulan III Pertengahan November KER Triw ulan IV Pertengahan Februari

Penerbi t:

Kantor Bank Indonesia M edan Jl. Balai Kota No.4

M EDAN, 20111 Indonesia

Telp : 061-4150500 psw . 1729, 1770

Fax : 061-4152777 , 061-4534760

Homepage : w w w .bi.go.id w w w .d-bes.net


(3)

M emasuki semester II tahun 2008, perkembangan ekonomi Sumatera Utara memberikan harapan ke arah tercapainya pertumbuhan ekonomi tahun 2008 yang lebih baik dari tahun 2007. Harapan tersebut timbul setelah melihat laju pertumbuhan ekonomi triw ulan III-2008 yang diperkirakan mencapai 7,26% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 sebesar 5,50% (yoy).

Secara triw ulanan, perekonomian Sumut juga tumbuh 2,92% (qtq) setelah

pada triw ulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,96% . Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor industri pengolahan. Sektor PHR tumbuh paling pesat, yaitu sebesar 4,61% (qtq), terutama karena meningkatnya aktivitas perdagangan besar dan eceran, yang pada triw ulan III-2008 mengalami lonjakan signifikan sehubungan hari raya Idul Fitri.

Sementara itu, laju inflasi Sumut triw ulan III-2008 tercatat sebesar 10,47% (yoy),lebih baik dibanding laju inflasi nasional sebesar 12,14% (yoy). Hal ini kiranya memberikan suatu indikasi bagi upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa periode Januari-September menunjukkan inflasi 8,41% (ytd).

Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan relatif terkendalinya tingkat inflasi, indikator perbankan juga menunjukkan perkembangan positif. Pada triw ulan III-2008, perbankan di Sumatera Utara menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dibandingkan akhir tahun 2007, ditandai dengan pertumbuhan asset, DPK, dan kredit yang moderat, sehingga masing-masing mencapai Rp97, 46 triliun, Rp77,97 triliun dan Rp65,87 triliun pada akhir triwulan III-2008. Fungsi intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan tercermin dari naiknya loan to deposits ratio (LDR), yaitu dari 76,01% di akhir tahun 2007 menjadi 84,48% . Begitu pula dengan kualitas kredit perbankan yang mengalami peningkatan, terlihat dari turunnya rasio kredit bermasalah atau non

performing loans(NPLs) dari 6,24% di akhir tahun 2007 menjadi 3,16% .

Demikianlah secara singkat gambaran perekonomian Sumatera Utara triw ulan III-2008. Penjelasan secara lengkap, rinci dan sistematis dicakup dalam buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sumatera Utara ini. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini khususnya Pemerintah Provinsi Sumut, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, kalangan perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya di Sumut, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya.

Kami berharap semoga buku ini dapat menjadi bahan ref erensi yang berguna bagi kit a semua.

M edan, November 2008 BANK INDONESIA M EDAN

Romeo Rissal


(4)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ...ii

Daftar Tabel ...iv

Daftar Grafik ... v

Daftar Lampiran ...vi

Tabel Indikator Ekonomi Sumatera Utara ... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... viii

BAB 1 PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO REGIONAL ... 1

1. Kondisi Umum ... 1

2. Sisi Produksi ... 2

2.1. Sektor Pertanian ... 5

2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 11

2.3. Sektor Industri Pengolahan ... 11

2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih... 13

2.5. Sektor Bangunan ... 14

2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... 15

2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... 17

2.8. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan... 18

2.9. Sektor Jasa-jasa ... 19

3. Sisi Penggunaan ... 20

4. Ekspor dan Impor ... 25

4.1. Ekspor... 26

4.2. Impor ... 29

BOKS1 Perbaikan Seluruh Jalur Lintas Timur Sumatera Utara Ditargetkan Selesai September 2009 ... 31

BAB 2 PERKEM BANGAN INFLASI DAERAH ... 32

1. Kondisi Umum ... 32

2. Perkembangan Inflasi di Sumatera Utara ... 32

BOKS2 Analisis Sumber-Sumber Tekanan Inflasi di Sumatera Utara ... 40

BAB 3 PERKEM BANGAN PERBANKAN DAERAH ... 43

1. Kondisi Umum ... 43

2. Perkembangan Bank Umum ... 44

2.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum ... 46

2.2. Penyaluran Kredit Bank Umum ... 48

2.2.1. Kredit Bank Umum Berdasar Lokasi Proyek ... 49

2.2.2. Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum ... 50

2.2.3. Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah ... 50

2.3. Jumlah Bank dan Jaringan Kantor ... 52

3. Bank Umum Konvensional ... 52

4. Bank Umum Syariah ... 53


(5)

iii

2. Belanja Operasional ... 58

3. Dana Perimbangan... 58

BAB 5 PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN ... 60

1. Kegiatan Transaksi BI-RTGSPerbankan Sumatera Utara ... 60

2. Transaksi Kliring ... 61

3. Perkembangan Aliran Uang Kartal(Inflow dan Outflow)... 63

4. Temuan Uang Palsu ... 64

5. Penyediaan Uang Yang Layak Edar ... 65

6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank ... 67

BOKS3 Kesiapan Bank Indonesia M enjaga Kelancaran Sistem Pembayaran ... 69

BAB 6 PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN ... 71

1. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah ... 71

2. Perkembangan Kesejahteraan ... 72

2.1. Jumlah Penduduk M iskin ... 72

2.2. Nilai Tukar Petani ... 73

2.3. Wisatawan Mancanegara ... 76

2.4. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang ... 77

2.5. Perkembangan Angkutan Udara ... 78

2.6. Perkembangan Angkutan Laut... 79

BAB 7 PERKIRAAN EKONOM I DAN INFLASI DAERAH ... 80


(6)

1.1. Nilai PDRB Sumut Menurut Sektor Ekonomi Tw.II-08 dan Tw.III-08 (RpJuta) ... 1

1.2. Pertumbuhan & Sumber Pertumbuhan PDRB Sumut Tw.III-08 & Tw.III-08 ... 3

1.3. Realisasi Kegiatan Usaha di Sumut ... 4

1.4. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumut ... 7

1.5. Luas Panen dan Produksi Jagung di Sumut ... 7

1.6. Luas Panen dan Produksi Kedelai di Sumut ... 8

1.7. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Sumut ... 9

1.8. Luas Panen dan Produksi Kacang Hijau di Sumut ... 9

1.9. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Sumut ... 10

1.10. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Sumut ... 10

1.11. Realisasi Pengadaan Semen (ton) ... 15

1.12. Perkembangan Penjualan M obil ... 18

1.13. Nilai PDRB Sumut Menurut Komponen Penggunaan Tw.II-08 – Tw.III-08 ... 21

1.14. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Sumut Menurut Komponen Penggunaan ... 24

1.15. Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulanan Sumut Menurut Komponen Penggunaan ... 24

1.16. Perkembangan Realisasi Ekspor Non M igas Menurut Kelompok ISIC Sumut (ISIC) ... 28

1.17. Ekspor Komoditi Non M igas Menurut Negara Tujuan Utama Sumut (USD) ... 29

1.18. Impor komoditi Non M igas Utama Sumut (USD) ... 29

2.1. Andil Beberapa Jenis Komoditi di Empat Kota Terhadap Inflasi/Deflasi September 2008 ... 35

3.1. Perkembangan Rasio Keuangan Bank Umum Konvensional ... 53

3.2. Perkembangan Rasio Bank Umum Syariah ... 54

4.1. Realisasi APBD Sumut s.d Semester I-2008 ... 57

4.2. Perkembangan Belanja Investasi Pemerintah Pusat (RpM iliar)... 58

4.3. Perkembangan Belanja Operasional Pemerintah Pusat (RpM iliar) ... 58

4.4. Perkembangan Realisasi Transfer Dana Perimbangan (RpM iliar) ... 59

5.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumut (RpM iliar) ... 61

5.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpM iliar) ... 63

5.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumut (RpM iliar) ... 64

5.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumut (Satuan Lembar) ... 65

5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD) ... 68

6.1. Jumlah Wisman M elalui Tiga Pintu Masuk ... 75

6.2. Wisman Yang Datang di Sumut M enurut Kebangsaan ... 76

6.3. Tingkat Penghunian Kamar ... 77

6.4. Perkembangan Penumpang Angkutan Udara ... 78


(7)

v

1.1. Struktur PDRB Sumut Triwulan II-08 dan Tw.III-08 ... 2

1.2. Perkembangan Kegiatan Usaha ... 5

1.3. Pertumbuhan & Sumbangan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08(qtq) ... 5

1.4. Perkembangan Kredit Pertanian ... 6

1.5. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ... 12

1.6. Perkembangan Kredit Sektor Industri ... 13

1.7. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor LGA Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ... 13

1.8. Konsumsi Listrik di Sumut Tahun 2008 ... 14

1.9. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor PHR Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ... 15

1.10. Perkembangan Indeks Nominal Penjualan Eceran di Kota M edan ... 16

1.11. Kredit Sektor PHR ... 17

1.12. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Pengangkutan & Komunikasi ... 17

1.13. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Keuangan & Jasa Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ... 18

1.14. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ... 19

1.15. Realisasi Nilai Penjualan Produk Tertentu ... 22

1.16. Indeks Ketepatan Waktu M embeli Barang Tahan Lama ... 22

1.17. Indeks Ekspektasi Konsumen ... 22

1.18. Indeks Penghasilan Saat Ini ... 23

1.19. Perkembangan Kredit Konsumsi ... 23

1.20. Perkembangan Kredit Investasi ... 25

1.21. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Sumut ... 26

1.22. Perkembangan Lima Komoditi Ekspor Non M igas Terbesar di Sumut ... 27

2.1. Perkembangan Inflasi(yoy)... 33

2.2. Perkembangan Inflasi(mtm)... 33

2.3. Perkembangan Inflasi Empat Kota(mtm)... 33

2.4. Perkembangan Inflasi per Kelompok(yoy) ... 36

2.5. Realisasi & Perkiraan Indikator Harga Jual ... 37

2.6. Perkembangan Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang & Jasa ... 38

2.5. PerkembanganLink Index... 38

3.1. Pangsa Aset Perbankan Sumut Triwulan III-08 ... 44

3.2. Perkembangan Aset, DPK & Kredit Bank Umum di Sumut ... 45

3.3. Perkembangan LDR & NPL Bank Umum di Sumut ... 45

3.4. Perkembangan LDR Bank Umum Konvensional & Syariah ... 46

3.5. Perkembangan Suku Bunga (rata-rata tertimbang) ... 46

3.6. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum Berdasar Jenis Simpanan ... 46

3.7. Pangsa Penghimpunan DPK Bank Umum Berdasar Kelompok Bank ... 47

3.8. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Sumut Tw.III-08 ... 47

3.9. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 47

3.10. Pangsa Penyaluran Kredit Bank umum Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi ... 48

3.11. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi ... 48

3.12. Pangsa Penyaluran Kredit Terbesar Berdasar Lokasi Proyek Kab./Kota Tw.III-08 ... 49

3.13. Perkembangan Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum ... 50

3.14. Pangsa Persetujuan Kredit Baru Berdasar Jenis Penggunaan ... 50

3.15. Pangsa Penyaluran Kredit UM KM Triwulan III-08 ... 51

3.16. Perkembangan Kredit UM KM Bank Umum M enurut Jenis Penggunaan ... 51

3.17. Pangsa Penyaluran Kredit UM KM Berdasar Sektor Ekonomi ... 52

3.18. NPL Kredit UMKM Terbesar M enurut Sektor Ekonomi (RpM iliar) ... 52

3.19. Perkembangan Jumlah Kantor Bank ... 52


(8)

5.2. Grafik Penolakan Cek/BG Kosong ... 62

5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal M elalui KBI Medan dan KBI Sibolga ... 64

5.4. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumut ... 66

5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC Melalui PVA Bukan Bank ... 68

6.1. Perkembangan TPT Sumut dan Nasional ... 65


(9)

vii

A. PDRB Triw ulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku M enurut Lapangan Usaha

B. PDRB Triw ulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 M enurut Lapangan Usaha

C. Pertumbuhan PDRB Triw ulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku D. Pertumbuhan PDRB Triw ulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triw ulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku


(10)

2005 2006 2007

IV-05 IV-06 IV-07 I-08 II-08 III-08

Inflasi Tahunan (yoy, % ) 22.51 6.08 6.60 7.27 11.01 10.47

Inflasi Tahun Kalender (ytd, % ) 22.51 6.08 6.60 2.45 7.03 8.41

Inflasi Triw ulanan (qtq, % ) 13.41 3.44 2.45 2.41

Inflasi Bahan M akanan ( yoy, % ) 23.83 5.03 12.31 11.97 20.68 19.51

Inflasi M akanan Jadi (yoy, % ) 11.38 5.71 4.41 4.32 6.68 6.61

Inflasi Perumahan (yoy, % ) 17.00 10.28 3.47 4.16 4.62 6.65

Inflasi Sandang (yoy, % ) 8.76 8.67 9.50 16.69 11.94 10.24

Inflasi Kesehatan (yoy, % ) 4.76 7.63 0.33 3.08 5.07 6.29

Inflasi Pendidikan (yoy, % ) 4.00 7.89 11.99 11.85 10.78 10.18

Inflasi Transport (yoy, % ) 61.87 1.19 1.74 1.97 12.50 12.04

Pertumbuhan PDRB (yoy, % ) 4.50 9.73 4.18 5.24 5.50 7.26

Pertumbuhan PDRB (qtq, % ) 0.69 3.75 1.32 3.86 (0.96) 2.92

Ekspor ( US $ juta)* 1,147.24 1,353.72 2,081.55 2,333.02 2,406.09 1,497.21

Impor (US $ juta)* 270.52 332.56 531.01 635.70 708.26 577.28

Giro (Rp triliun) 9.53 12.68 14.48 15.08 16.09 14.87

Tabungan (Rp triliun) 17.75 20.35 26.41 27.18 28.73 28.58

Deposito (Rp triliun) 25.04 27.34 30.42 29.82 30.90 34.52

DPK (Rp triliun) 52.31 60.37 71.30 72.08 75.72 77.97

Kredit Umum (Rp triliun) 35.37 41.37 54.20 54.78 62.34 65.87

Kredit UM KM (Rp triliun) 15.68 18.23 22.43 24.72 28.02 30.42

Suku Bunga Kredit (% ) 14.57 14.45 11.83 11.75 11.50 12.27

Suku Bunga Deposito (% ) 10.07 8.56 6.91 6.53 6.72 8.54

LDR (% ) 67.46 68.52 76.01 75.90 82.33 84.48

NPL Gross (% ) 9.31 9.36 6.24 3.63 3.32 3.16

NPL Netto (% ) 6.11 4.69 1.42 1.57 1.37 1.28

NIM (% ) 4.89 4.34 5.44 1.64 3.08 4.62

* Data Ekspor-Impor s/d Agustus 2008

2008 M AKRO

PERBANKAN IN D IKATO R


(11)

(12)

Perekonomian Sumut

t riw ulan III-2008 diperkirakan t umbuh 7,26% (yoy).

G

GGAAAMMMBBBAAARRRAAANNNUUUMMMUUUMMM

Per ek o n o m i an Su m u t sel am a Tr i w u l an III- 2 0 0 8 mengalami pertumbuhan tahunan (yoy) yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, dengan tekanan inflasi yang cenderung menurun. Kinerja perbankan di Sumut triw ulan ini menunjukkan kinerja yang meningkat dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya. Sebagian besar

indikator utama kinerja perbankan mengalami perbaikan

dibandingkan posisi September 2007, sebagaimana tercermin dari meningkatnya total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun, dan penyaluran kredit. Dengan demikian, loan t o deposit rat io (LDR) mengalami peningkat an dan diiringi dengan peningkatan kualitas kredit.

P

PPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNNEEEKKKOOONNNOOOMMMIIIMMMAAAKKKRRROOO

Secara tahunan, perekonomian Sumut pada Triw ulan III-2008 diperkirakan tumbuh 7,26% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II-2008 sebesar 5,50% . Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tahunan tersebut didorong oleh sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa. Di sisi

penggunaan, pertumbuhan ekonom i t ahunan didorong oleh

konsum si rum ah t angga dan konsumsi pemerintah. Selain itu, juga didukung oleh meningkatnya kegiatan investasi dan membaiknya kinerja ekspor. Peningkatan investasi tercermin dari peningkatan penyaluran kredit produktif perbankan, khususnya kredit investasi

dan mulai bergulirnya kegiatan investasi (PM A/PM DN), serta

berjalannya proyek-proyek pemerintah. Sementara itu,

meningkatnya permintaan dalam dan luar negeri, mendorong ekspor Sumut tumbuh lebih tinggi.


(13)

PHR, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan serta sektor listrik, gas dan air bersih, mulai menunjukkan kualitas yang cukup baik, meskipun sustainabilitasnya masih perlu diuji. Keempat sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan memerlukan investasi yang relatif besar. Sumbangan keempat sektor ekonomi tersebut terhadap PDRB Sumut triw ulan III-2008 mencapai 51,32% , sehingga dengan pertumbuhan keempat sektor tersebut secara signifikan mampu meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumut.

Di sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Sumut triw ulan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang masing-masing tumbuh sebesar 9,07% dan 10,90% . Dengan demikian, perekonomian Sumut dalam triw ulan ini terutama masih didukung oleh sektor konsumsi. Kedua komponen tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 71,96 % , dimana sumbangan konsumsi rumah tangga sebesar 61,86% dan konsumsi pemerintah 9,09% .

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh naiknya kebutuhan masyarakat seiring dengan masuknya masa liburan di bulan Ramadhan. Hal ini juga menunjukkan bahw a ekonomi Sumut

masih bersifat demand driven. Adapun pertumbuhan konsumsi

pemerintah disebabkan oleh mulai tingginya belanja APBD dalam t riw ulan ini. Namun, belanja APBD (khusunya belanja modal) yang berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumut masih perlu ditingkatkan.

Pertumbuhan investasi (PM TB) dalam triwulan ini juga cukup

menggembirakan yaitu sebesar 8,04% (yoy), lebih tinggi dari

triw ulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,97% . Dilihat dari sumber pertumbuhannya, kontribusi sektor investasi triw ulan ini sebesar 1,35% , lebih tinggi dari triw ulan sebelumnya sebesar 1,18% . Pertumbuhan ekspor triw ulan ini masih moderat, yaitu 9,30% (yoy), sedangkan impor mengalami pert umbuhan lebih t inggi sebesar 14,90% (yoy). Angka ekspor yang lebih kecil dibandingkan impor berarti arus barang dan jasa yang masuk ke Sumut dari daerah dan


(14)

Tekanan t erhadap inf lasi di Sumut menurun

pada t riw ulan III-2008

Perkembangan perbankan

negara lain jauh lebih besar dibandingkan arus barang dan jasa yang keluar dari Sumut. Hal ini menunjukkan bahw a perekonomian Sumut sangat tergantung kepada barang-barang impor dari daerah lain di Indonesia karena berdasarkan data ekspor impor antara negara, ekspor Sumut masih lebih tinggi dibandingkan impor.

P

PPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNNIIINNNFFFLLLAAASSSIII

Laju inflasi Sumut pada Sept ember 2008 t ercat at 0,25%

(mtm) atau secara t ahunan mencapai 10,47% (yoy), lebih rendah

dibandingkan Juni 2008 yang sebesar 2,18% (mtm) at au 11,01%

(yoy), begit u pula bila dibandingkan inf lasi nasional, inf lasi Sumut tersebut masih lebih rendah yaitu 0,97% (mtm)atau 12,14% (yoy).

Penurunan tersebut t erutama disebabkan oleh

menurunnya harga beras, emas dan cabe merah setelah t riw ulan-t riw ulan sebelumnya merupakan penyumbang inf lasi ulan-t erulan-t inggi. Kondusif nya perkembangan harga didukung pula oleh rendahnya t ekanan inf lasi yang bersumber dari sisi permint aan. Kondisi tersebut menunjukkan bahw a pergerakan harga barang dan jasa di Sumut dalam triwulan ini relatif lebih stabil.

Beberapa kelompok barang yang menjadi pemicu utama inflasi tahunan Sumut triw ulan ini adalah kelompok bahan makanan, kelompok transportasi dan komunikasi, kelompok sandang dan kelompok pendidikan masing-masing dengan inflasi sebesar18,36% , 13,11% , 10,24% dan 10,18% .

Di antara empat kota di Sumut, inf lasi t erbesar di Kot a Padangsidempuan, sebesar 12,62% (yoy), diikut i oleh t iga kot a lainnya yait u Sibolga (12,03% ), M edan (10,30% ) dan Pemat ang Siantar (10,27% ).

P

PPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN


(15)

Realisasi APBD memasuki semest er II-2008 diperkirakan masih

sangat rendah

seperti total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun, dan kredit yang disalurkan. Dibandingkan posisi Juni 2008, t ot al aset t umbuh

4,98% menjadi Rp97,95 triliun, kredit tumbuh 5,71% menjadi

Rp66,25 triliun, DPK tumbuh 3,00% menjadi Rp78,31 triliun.

Kinerja bank umum juga mengalami peningkat an,

t ercermin dari meningkatnya sebagian besar indikator utama. Dibandingkan posisi Juni 2008, total aset tumbuh 4,94% menjadi Rp97,46 triliun, kredit yang disalurkan tumbuh 5,66% menjadi Rp65,87 triliun dan DPK tumbuh 2,97% menjadi Rp77,97 triliun. LDR meningkat dari 82,33% menjadi 84,48% begitu juga rasio NPLs turun dari 3,32% menjadi 3,16% . Sementara itu untuk BPR, apabila dibandingkan dengan posisi Juni 2008, total aset tumbuh 13,95% menjadi Rp0,49 triliun, kredit yang disalurkan tumbuh 15,15% menjadi Rp0,38 triliun dan DPK t umbuh 9,68% m enjadi Rp0,34 t riliun. Rasio LDR m engalam i peningkat an dari 106,45% m enjadi 111,76% , sert a rasio NPLs BPR t urun dari 7,88% menjadi 6,61% .

Sementara itu, penyaluran kredit UM KM pada Triw ulan III-08 tercatat sebesar Rp30,42 triliun atau sebesar 46,18% dari total kredit perbankan. Kredit UM KM tersebut meningkat sebesar 8,57% dibandingkan posisi Juni 2008, didominasi oleh kredit menengah yang m encapai Rp 18,32 t riliun (60,22% ) dari t ot al kredit UM KM . Sedangkan kredit mikro dan kredit kecil masing-masing sebesar Rp1,53 triliun (5,03% ) dan Rp10,57 triliun (34,75% ).

P

PPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNNKKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNNDDDAAAEEERRRAAAHHH

Daya serap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 oleh satuan kerja perangkat daerah hingga triw ulan ketiga masih relatif rendah. Bahkan, terdapat satuan kerja perangkat daerah yang baru menyerap sekitar 7% dari total anggaran yang dialokasikan APBD. M asing-masing SKPD bervariasi, ada yang sudah 30% . Namun, ada juga yang masih

sangat rendah, baru 7% dari anggaran yang dialokasikan.

Diperlukan crash program pada masing-masing SKPD melihat tingkat daya serap APBD yang masih sangat rendah. Apalagi tahun anggaran


(16)

Nilai BI-RTGS di Sumut mengalami peningkat an pada t riw ulan laporan.

sudah memasuki triw ulan ketiga.

M emasuki semester II, realisasi APBD tahun 2008

diperkirakan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan terlambatnya penetapan APBD Sumut. Keterlambatan ini berdampak kepada

tertundanya berbagai belanja pemerintah dan kegiatan

pembangunan daerah. Realisasi belanja pemerintah hanya

dialokasikan untuk belanja rutin, terutama gaji pegaw ai. Adapun

belanja program, yang terkait langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan, belum dapat terlaksana.

P

PPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNNSSSIIISSSTTTEEEMMMPPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

Nilai transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank IndonesiaReal Time Gross Settlement(BI-RTGS) di w ilayah perbankan Sumatera Utara yang meliputi w ilayah kerja KBI M edan dan KBI Sibolga, pada triw ulan III 2008 meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triw ulan laporan, nilai transaksi

Outgoing meningkat sebesar 6,71% atau dari Rp54.355 miliar

pada triw ulan III 2007 menjadi Rp.58.004 miliar. Transaksi

Incoming meningkat sebesar 14,90% atau dari Rp.50.036 miliar

pada triw ulan III 2007 menjadi Rp.57.493 miliar dengan volume transaksi yang meningkat sebesar 22,53% menjadi 78.918 transaksi.

Rata-rata perhari nilai nominal transaksi kliring pada periode laporan mencapai Rp.523 miliar dengan volume transaksi mencapai 18.374 transaksi. Pertumbuhan nilai transaksi kliring tersebut seiring dengan meningkatnya volume transaksi kliring selama periode laporan dan jumlah kantor bank umum yang operasional di Sumatera Utara.

Pada triw ulan III 2008, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan ke KBI M edan menunjukkan peningkatan baik jumlah bilyet maupun jumlah nominal. Pada triw ulan laporan tercatat sebanyak 142 bilyet uang palsu dengan nilai nominal sebesar Rp8.355.000.


(17)

Kondisi

ketenagakerjaan di Sumut menunjukkan perkembangan yang

membaik

Perekonomian Sumut

t riw ulan IV-2008 diperkirakan t umbuh posit if .

P

PPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNNKKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNNDDDAAANNNKKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

Kondisi ket enagakerjaan di Sumut periode t ahun

2005-2008 menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini

t ercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja serta semakin menurunnya jumlah pengangguran. Namun demikian, t urunnya jumlah pengangguran t idak diikut i oleh menurunnya st at ist ik angka kemiskinan di Sumut. Dibandingkan dengan angka pada tahun 2006, statistik angka kemiskinan tahun 2007 di Sumut mengalami peningkatan sebesar 938.569 orang, menjadi sekit ar 1.768.400 orang, at au sekit ar 30,79% dari t ot al jumlah penduduk Sumut yang sebesar 41.483.729 orang.

Sementara it u, Nilai Tukar Pet ani (NTP) di Provinsi Sumatera Utara pada Agustus 2008 tercatat sebesar 103,03, atau mengalami penurunan 1,25% bila dibandingkan dengan NTP Juli 2008 sebesar 104,33. NTP Provinsi Sumatera Utara per subsektor masing-masing tercatat sebesar 94,92 untuk subsektor padi & palaw ija (NTPP), 109,86 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 113,45 untuk subsektor

tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 97,03 untuk subsektor

peternakan (NTPT) dan 104,00 untuk subsektor perikanan (NTN).

P

PPRRROOOSSSPPPEEEKKKPPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

Perekonomian Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan triw ulan III-08, yaitu pada kisaran 5,7% s.d. 6,2% (yoy). Berdasarkan kecenderungan ekonomi makro regional saat ini, pertumbuhan ekonom i Sum ut pada t ahun 2008 diperkirakan akan menurun dari angka perkiraan di awal tahun yaitu berada pada kisaran 7,0% -7,2% , namun masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2007 sebesar 6,90% .

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2008 di Sumut masih akan didorong oleh sektor sektor PHR, industri pengolahan, dan sektor jasa-jasa. Begitu pula di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih didorong oleh konsumsi rumah tangga (RT) dan konsumsi pemerintah. Perkiraan tersebut di atas sejalan


(18)

dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang memperkirakan terjadi peningkat an pert um buhan ekonom i di t ahun 2008, khususnya triw ulan IV-2008 yang tercermin dari naiknya Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triw ulan IV-2008.

Tekanan inflasi tahunan yang berada pada kisaran 10% dalam triw ulan III-2008 ini diperkirakan akan berlanjut pada triw ulan IV-2008. Fakt or pem icu inf lasi t riw ulan m endat ang diperkirakan m asih didominasi oleh faktor non moneter, khususnya terkait dengan faktor m usim an, khususnya di kelom pok bahan m akanan, kelom pok pendidikan, kelompok transportasi dan komunikasi serta kelompok

sandang. Hal tersebut seiring dengan naiknya kebutuhan

masyarakat dalam memenuhi biaya pendidikan, natal dan sekaligus menjelang tahun baru. Inflasi di Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh faktor musiman dan volatile

foods. Oleh karena itu, kelompok bahan makanan dan makanan jadi

diperkirakan menjadi pemicu laju inflasi triwulan mendatang.

Sementara itu, berdasarkan Hasil Survei Penjualan Eceran, responden mengekspekt asikan bahw a harga di t ingkat pedagang pada triw ulan IV-2008 mendatang akan meningkat rata-rata 12% . Demikian pula dengan hasil Survei Konsumen, sebagian besar juga mengekspektasikan terjadinya kenaikan harga barang/jasa.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), ekspektasi masyarakat terhadap laju inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan relatif sama dibandingkan triw ulan III-08 yaitu sekitar

10-11% . Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK), ekspektasi

m asyarakat t erhadap inf lasi t riw ulan mendat ang sedikit meningkat dibandingkan triwulan III-08. Dengan melihat beberapa faktor tersebut, inflasi Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan masih dalam kisaran sebesar 11±1% (yoy).


(19)

BAB I

Perkembangan Ekonomi

M akro Regional


(20)

1. KONDISI UM UM

Secara tahunan, perekonomian Sumut pada Triw ulan III-2008 diperkirakan tumbuh 7,26% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II-2008 sebesar 5,50% . Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tahunan tersebut didorong oleh sektor jasa-jasa (10,35% ), sektor pengangkutan dan komunikasi (10,18% ) serta sektor keuangan, persew aan dan jasa (9,38% ). Di sisi

penggunaan, pertumbuhan ekonom i t ahunan didorong oleh konsu m si rum ah

t angga dan konsumsi pemerintah. Selain itu, juga didukung oleh meningkatnya kegiatan investasi dan membaiknya kinerja ekspor.

Dari sisi sektoral, tiga sektor yang dominan sebagai sumber pertumbuhan pada triw ulan III-2008 masih sama seperti pada triw ulan II-2008, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-jasa dengan sumber pertumbuhan masing-masing sebesar 1,67% , 1,41% dan 1,03% .

Tabel 1.1

Nilai PDRB Sumut M enurut Sektor Ekonomi Triw ulan II-08 dan Triw ulan III-08 (Rp Juta)

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.II-08 Tw.III-08 1 Pertanian 11,471,451.00 12,078,414.29 6,280,779.82 6,393,496.09

2 Pertambangan dan Penggalian 691,444.08 726,169.13 329,241.33 332,081.03

3 Industri Pengolahan 12,384,292.13 13,089,814.18 5,880,394.12 6,099,917.94

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 520,955.67 544,285.38 190,033.45 195,223.61

5 Bangunan 2,917,531.79 3,059,477.19 1,752,857.80 1,785,613.23

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,456,920.94 10,340,487.84 4,707,418.67 4,924,546.47

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,520,275.59 4,921,199.37 2,417,997.77 2,509,720.11

8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 3,352,207.75 3,491,484.22 1,808,456.65 1,850,149.17

9 Jasa-Jasa 5,146,726.28 5,347,922.54 2,627,023.37 2,663,428.08

50,461,805.23 53,599,254.15 25,994,202.97 26,754,175.73 Atas Dasar Harga

Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan 2000

PDRB Sumatera Utara Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha

Sumber : Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Sementara itu, secara triw ulanan pertumbuhan ekonomi Sumut pada periode

triw ulan laporan menunjukkan kinerja yang menggembirakan mencapai 2,92% (qtq)

dibandingkan triw ulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 0,96% . Peningkatan pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh sektor kecuali sektor jasa-jasa, dengan pertumbuhan tinggi dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

B


(21)

Pertumbuhan ekonomi pada triw ulan ini didukung oleh pertumbuhan yang serupa pada sisi pembiayaan khususnya yang berasal dari perbankan. Tingkat pertumbuhan pembiayaan perbankan untuk kegiatan ekonomi di berbagai sektor juga mengalami peningkatan. Pertumbuhan kredit investasi diharapkan sejalan dengan aktivitas investasi sw asta di Sumatera Utara. Di tengah kondisi penghasilan masyarakat yang belum membaik, kegiatan konsumsi rumah tangga tetap berlangsung dengan pembiayaan konsumsi alternatif melalui kredit perbankan, terlihat dari laju pemberian kredit konsumsi yang terus membaik.

2. SISI PRODUKSI

Dari sisi penaw aran, struktur perekonomian Sumut pada triw ulan III-2008 ini masih serupa dengan periode-periode sebelumnya, yaitu didominasi oleh tiga sektor utama: Perdagangan, Hotel & Restoran, Industri Pengolahan dan Pertanian. Ketiga sektor

ini memiliki pangsa hingga 65,10% dari PDRB Sumut pada triw ulan III-2008.

Perekonomian Sumut pada triw ulan III-2008 tumbuh sebesar 7,26% , lebih tinggi dibandingkan triw ulan III-2007 yang sebesar 6,68% . Kinerja perekonomian yang semakin baik ini membuat perekonomian Sumut secara keseluruhan pada tahun 2008 diperkirakan tumbuh sebesar 7,0% -7,2% , lebih tinggi daripada kinerja tahun 2007 yang sebesar 6,90% .

Grafik 1.1.

Struktur PDRB Sumut Triw ulan II-08 dan Triw ulan III-08

Tw . II-08 Tw .III-08

Pertambangan 1.27 Jasa-Jasa

10.11 Keuangan

6.96 Pengangkutan

9.30

Perdagangan

18.11 Bangunan 6.74

Listrik 0.73

Pertanian 24.16

Industri 22.62

Pertambangan, 1.24

Perdagangan, 18.41 Pengangkutan,

9.38

Industri , 22.80 Listrik,

0.73 Bangunan,

6.67 Keuangan,

6.92

Pertanian, 23.90 Jasa-Jasa,

9.96

Sumber :Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triw ulan III-2008 ditopang oleh kinerja diluar sektor andalan. Tingkat pertumbuhan sebesar 7,26% disumbang masing-masing oleh sektor jasa-jasa sebesar 10,35% , sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,18%


(22)

dan sektor keuangan, persew aan dan jasa sebesar 9,38% . Secara triw ulanan (quarter to

quarter), ekonomi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,92% , terkait

dengan pola musiman/siklikal ekonomi Sumut yaitu masuknya hari raya idul fitri. Pada triw ulan laporan, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 4,61% diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor industri pengolahan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,79% dan 3,73% . Sektor lain yang memberi pertumbuhan positif yaitu sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar 2,73% , sektor keuangan dan jasa perusahaan 2,31% serta sektor pertanian 1,79% .

Secara tahunan (year on year), pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 7,26%

yang didukung oleh seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor jasa-jasa 10,35% , sektor pengangkutan dan komunikasi 10,18% , sektor keuangan, persew aan dan jasa 8,42% , sektor bangunan 8,98% , sektor pertambangan dan

penggalian 7,96% . Sektor pertanian sebagai sektor utama Sumut mengalami

pertumbuhannya yang lebih rendah dari sektor-sektor non primer terutama sektor jasa dan keuangan.

Kinerja masing-masing sektor dapat tercermin dari sumber pertumbuhannya. Sumber pertumbuhan (source of grow th)merupakan salah satu indikator untuk melihat

seberapa besar bagian dari masing-masing sektor dalam penciptaan total laju

pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya sumber pertumbuhan merupakan penghitungan dari tingkat pertumbuhan dikalikan dengan penimbangnya.

Berdasarkan sumber pertumbuhan, pada triw ulan III-08, sektor yang memberikan sumber pertumbuhan terbesar secara triw ulanan adalah sektor PHR dan sektor industri pengolahan masing-masing 0,85% , disusul oleh sektor pertanian yang menyumbang 0,43% .

Tabel 1.2.

Pertumbuhan & Sumber Pertumbuhan PDRB Sumut Tw II-2008 & Tw III-2008

Tw.II Tw.III Tw.II Tw.III Tw.II Tw.III Tw.II Tw.III

1 Pertanian -2.32 1.79 -0.56 0.43 7.79 6.97 1.88 1.67

2 Pertambangan dan Penggalian 4.19 0.86 0.05 0.01 7.32 7.96 0.09 0.10

3 Industri Pengolahan -2.21 3.73 -0.50 0.85 0.37 3.80 0.08 0.87

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.75 2.73 0.01 0.02 3.15 5.39 0.02 0.04

5 Bangunan 1.84 1.87 0.12 0.12 8.42 8.98 0.57 0.60

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran -2.08 4.61 -0.38 0.85 3.94 7.66 0.71 1.41

7 Pengangkutan dan Komunikasi -0.35 3.79 -0.03 0.36 7.87 10.18 0.73 0.95

Tahunan(yoy)

Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

Triwulanan(qtq)


(23)

Ket iga sekt or dom inan ini menunjukkan kinerja yang st abil hingga akhir t riw ulan III-08. Agar dapat t erus mendukung pert umbuhan ekonom i jangka panjang, berbagai persoalan yang m embayangi kinerja sekt or-sekt or andalan ini perlu m endapat perhat ian dan penanganan khusus. Percepat an pert um buhan ekonom i pada t riw ulan ini, direspon oleh sisi penaw aran dengan m eningkat kan realisasi kegiat an usahanya.

Berdasarkan Survei Kegiat an Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia M edan, diket ahui bahw a secara rat a-rat a t erjadi peningkat an kapasit as produksi t erpakai di t riw ulan II-08. Peningkat an t erjadi di sekt or-sekt or andalan ut am anya Sekt or Pert anian dan Sekt or Indust ri Pengolahan. Khusus di Sekt or Indust ri Pengolahan, sem ua subsekt or m encat at peningkat an ut ilisasi.

Tabel 1.3.

Realisasi Kegiatan Usaha di Sumut

Tw. II-07 Tw.II-08

PERTANIAN 30.00 55.56

a. Tanaman pangan 50.00 50.00

b. Tanaman perkebunan 42.86 83.33

c. Peternakan dan hasil-hasilnya d. Kehutanan

e. Perikanan -100.00 -100.00

INDUSTRI PENGOLAHAN -4.55 27.59

a. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 20.00 28.57

2. Tekstil barang kulit dan alas kaki 50.00

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 100.00

4. Kertas dan barang cetakan -50.00

5. Kimia dan barang dari karet 25.00 33.33

6. Semen & barang galian bukan logam -25.00 60.00

7. Logam dasar, besi dan baja -100.00 0.00

8. Alat angkutan, mesin & peralatannya 100.00

9. Barang lainnya -25.00 20.00

b. Industri Migas

1. Pengilangan minyak bumi 2. Gas alam cair

PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 46.67 -5.88

a. Perdagangan 50.00 20.00

b. Hotel 50.00 -75.00

c. Restoran 33.33 0.00

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -25.00 66.67 KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 17.24 21.88

JASA-JASA 23.53 41.67

TOTAL SELURUH SEKTOR 16.98 26.09

Sektoral

Sumber : SKDU BI M edan

Peningkat an pert um buhan ekonom i pada t riw ulan ini juga dikonf irmasi oleh hasil survei SKDU t erhadap pelaku usaha di Sum ut yang m enunjukkan peningkat an realisasi usaha di t riw ulan II-2007 bila dibandingkan t riw ulan II-2008. Semua hal t ersebut m em berikan kesim pulan bahw a ekonom i m emang t umbuh mem baik pada t riw ulan III-2008 dan sisi penaw aran m ampu m endukung pert um buhan t ersebut .


(24)

Grafik 1.2.

Perkembangan Kegiatan Usaha

12.64 20.25 6.65 14.99 19.77 6.74 7.83 28.95 -5.44 -5.36 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I

2006 2006 2008

Perkembangan Kegiatan Usaha

Sumber : SKDU BI M edan

Berikut ini analisis singkat perkembangan sekt or-sekt or ekonom i di Sumut selam a t riw ulan III-08.

2.1. Sekt or Pert anian

Sektor pertanian memunyai siklus pertumbuhan dengan pola hampir sama setiap triw ulan dalam satu tahun, sehingga akan mempengaruhi pola pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Jika pada triw ulan sebelumnya pertumbuhan sektor pertanian tumbuh minus 13,12% , maka pada triw ulan ini pertumbuhan sektor pertanian mengalami akselerasi sebesar 1,46% . Peningkatan kinerja ini didorong oleh sub sektor perikanan yang tumbuh 2,51% , diikuti oleh sub sektor perkebunan 2,15% , sub sektor peternakan yang tumbuh 2,13% dan sub sektor tanaman bahan makanan 1,46% . Sementara sub sektor kehutanan mengalami kontraksi 0,86% . Peranan sektor pertanian terhadap total PDRB triw ulan III-2008 mengalami penurunan dari 22,73% menjadi 22,53% .

Grafik 1.3. Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08(qtq)

1.46 2.15 2.13 2.51 1.79 23.90 0 1 2 3

Tabama Perkebunan Peternakan Kehuta na n Perikana n Perta nian 10 15 20 25 30


(25)

Akt ivit as di sekt or pert anian pada t riw ulan ini t am pak didukung juga oleh kinerja sisi pem biayaan, yang juga m enunjukkan peningkat an jum lah kredit perbankan yang disalurkan ke sekt or pert anian. Pert um buhan kredit pert anian m encapai puncaknya pada bulan M ei t ahun 2008 dengan t um buh 90,25% (yoy).

Grafik 1.4. Perkembangan Kredit Pertanian

0 2 4 6 8 10 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 R p T ril iu n 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% P er tu m bu ha n K re di t P er ta ni an (y oy )

Kredit Pertanian Growth

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan a. Sub Sekt or Tanaman Bahan M akanan

Sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) meliputi kegiatan usaha komoditas padi, palaw ija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada triw ulan III-2008, sub sektor ini tumbuh 1,46% setelah pada triw ulan sebelumnya mengalami kontraksi yang cukup signifikan yaitu -13,12% . Peranan sub sektor ini pada total PDRB Sumatera Utara pada triw ulan III-2008 mencapai 6,74% .

Berdasarkan Angka Ramalan III tahun 2008, produksi padi tahun 2008 diperkirakan sebesar 3.320.544 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 54.711 ton atau 1,68% jika dibandingkan produksi padi tahun 2007 (Angka Tetap). Kenaikan produksi tersebut diperkirakan karena produktivitas mengalami peningkatan sebesar

0,89 ku/ha atau 2,04% . Berdasarkan Angka Ramalan III tahun 2008 untuk semua

komoditas palaw ija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar juga mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan ATAP tahun 2007.

Penjelasan masing-masing komoditi dapat dilihat pada uraian berikut :

1. PADI

Angka Tetap produksi padi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 3.265.834 ton GKG yang meningkat sebesar 258.198 ton atau 8,58% dibandingkan dengan produksi padi tahun 2006. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya luas panen sebesar 45.209 hektar atau 6,41% . Peningkatan luas panen padi pada tahun 2007 disebabkan karena perbaikan irigasi di beberapa kabupaten/kota dan adanya


(26)

program P2BN (Program Peningkatan Beras Nasional). Pada tahun 2007 Sumatera Utara menyumbang sebesar 5,71 % terhadap produksi padi nasional.

Angka Tetap produktivitas padi tahun 2007 sebesar 43,53 ku/ha, atau naik sebesar 0,87 ku/ha atau 2,04% dibandingkan produktivitas padi tahun 2006 sebesar 42,66 ku/ha. Peningkatan produktivitas padi di Sumatera Utara antara lain disebabkan keberhasilan dari program sapta usaha tani.

ARAM III produksi padi pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 3.320.544 ton yang mengalami kenaikan sebesar 54.711 ton atau 1,68% bila dibandingkan Angka Tetap produksi padi tahun 2007. Kenaikan produksi ini antara lain merupakan dampak dari keberhasilan program bantuan benih dari APBN tahun 2008 sehingga produktivitas padi mengalami kenaikan sebesar 0,89 ku/ha atau 2,04% .

Tabel 1.4. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 705.023 750.232 747.583

Produktivitas Ku/Ha 42,66 43,53 44,42

Produksi*) Ton 3.007.636 3.265.834 3.320.544

Keterangan *): Bentuk hasil produksi GKG (Gabah Kering Giling)

Uraian Satuan 2006

2. JAGUNG

Angka Tetap produksi jagung Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 804.850 ton naik sebesar 122.808 ton atau 18,01% dibandingkan produksi jagung tahun 2006. Peningkatan produksi jagung disebabkan kenaikan luas panen sebesar 29.736 hektar atau 14,86% . Kenaikan luas panen ini disebabkan adanya program pengembangan jagung di lahan perkebunan (PTP), sedangkan produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,93 ku/ha atau 2,73% .

Pada tahun 2008 komoditas jagung diperkirakan mengalami kenaikan produksi sebesar 317.017 ton atau 39,39% dibandingkan Angka Tetap produksi jagung tahun 2007. Luas panen juga mengalami kenaikan sebesar 18.183 hektar atau 7,91% , sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 10,21 ku/ha atau 29,17% .

Tabel 1.5. Luas Panen dan Produksi Jagung di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 200.146 229.882 248.065

Produktivitas Ku/Ha 34,08 35,01 45,22


(27)

3. KEDELAI

Angka Tetap produksi kedelai di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 4.345 ton turun sebesar 2.697 ton atau 38,30% dibandingkan produksi kedelai tahun 2006. Penurunan produksi kedelai disebabkan penurunan luas panen sebesar 2.564 hektar atau 40,62% sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,44 ku/ha atau 3,94% . Penurunan luas panen kedelai disebabkan minat masyarakat untuk menanam kedelai semakin menurun karena keuntungan yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan komoditas palaw ija lainnya.

Tabel 1.6. Luas Panen dan Produksi Kedelai di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 6.311 3.747 9.673

Produktivitas Ku/Ha 11,16 11,60 12,11

Produksi*) Ton 7.042 4.345 11.717

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji kering

Uraian Satuan 2006

Komoditas kedelai pada tahun 2008 diperkirakan mengalami kenaikan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. ARAM III produksi kedelai pada tahun 2008 sebesar 11.717 ton naik sebesar 7.372 ton atau 169,67% dibanding Angka Tetap tahun 2007. Kenaikan luas panen sebesar 5.926 hektar atau 158,15% karena adanya program pemerintah yakni salah satunya adalah kerjasama dengan PTP yait u penambahan areal tanam di lahan perkebunan, sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,51 ku/ha atau 4,40% .

4. KACANG TANAH

Angka Tetap produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329 ton naik sebesar 210 ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006. Kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 ku/ha

atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 hektar atau

1,65% .

Produksi kacang tanah pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 21.113 ton naik sebesar 784 ton atau 3,86% . Kenaikan ini disebabkan naiknya luas panen sebesar 609 hektar atau 3,44% dibanding Angka Tetap tahun 2007.


(28)

Tabel 1.7. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 17.991 17.694 18.303

Produktivitas Ku/Ha 11,18 11,49 11,54

Produksi*) Ton 20.119 20.329 21.113

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji kering

Uraian Satuan 2006

5. KACANG HIJAU

Angka Tetap produksi kacang hijau di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 4.855 ton turun sebesar 1.682 ton atau 25,73% dibandingkan produksi kacang hijau tahun 2006. Penurunan produksi kacang hijau diperkirakan karena penurunan luas

panen sebesar 1.604 hektar atau 25,98% . Produktivitas kacang hijau mengalami

peningkatan sebesar 0,04 ku/ha atau 0,38% bila dibandingkan produktivitas pada tahun

2006. M eskipun produktivitas mengalami peningkatan namun tidak mampu

meningkatkan produksi kacang hijau.

Produksi kacang hijau pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 5.785 ton, atau naik sebesar 930 ton atau 19,16% dibanding Angka Tetap produksi kacang hijau tahun 2007. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan luas panen sebesar 860 hektar atau 18,82% , sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,03 ku/ha atau 0,28% .

Tabel 1.8. Luas Panen dan Produksi Kacang Hijau di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 6.173 4.569 5.429

Produktivitas Ku/Ha 10,59 10,63 10,66

Produksi*) Ton 6.537 4.855 5.785

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji kering

Uraian Satuan 2006

6. UBI KAYU

Angka Tetap produksi ubi kayu Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 438.573 ton turun sebesar 13.877 ton, atau 3,07% dibandingkan produksi ubi kayu tahun 2006. Penurunan produksi ubi kayu disebabkan penurunan luas panen sebesar 1.184 hektar atau 3,29% . Produktivitas ubi kayu mengalami peningkatan sebesar 0,29 ku/ha, atau 0,23% dibandingkan produktivitas tahun 2006.


(29)

Tabel 1.9. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 35.996 34.812 37.543

Produktivitas Ku/Ha 125,69 125,98 177,43

Produksi*) Ton 452.45 438.573 666.12

Keterangan *): Bentuk hasil produksi umbi basah

Uraian Satuan 2006

Pada tahun 2008 komoditas ubi kayu diperkirakan mengalami kenaikan luas panen dan produksi dibandingkan dengan Angka Tetap luas panen dan produksi tahun 2007. Kenaikan luas panen ubi kayu sebesar 2.731 hektar, diiringi dengan kenaikan produksi sebesar 227.547 ton. Sedangkan produktivitas juga mengalami kenaikan sebesar 51,45 ku/ha atau 40,84% .

7. UBI JALAR

Angka Tetap produksi ubi jalar Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 117.641 ton naik sebesar 14.929 ton atau 14,53% dibandingkan produksi ubi jalar tahun 2006. Kenaikan produksi ubi jalar disebabkan kenaikan luas panen sebesar 1.499 hektar atau 14,10% . Sedangkan produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,37 ku/ha atau 0,38% dibandingkan produktivitas tahun 2006.

Komoditas ubi jalar pada tahun 2008 diperkirakan mengalami penurunan luas panen sebesar 881 hektar atau 7,26% sedangkan produksinya naik sebesar 4.514 ton atau 3,84% dibanding Angka Tetap luas panen dan produksi pada tahun 2007. Sedangkan produktivitas mengalami kenaikan 11,61 ku/ha atau 11,97% .

Tabel 1.10. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 10.63 12.129 11.248

Produktivitas Ku/Ha 96,62 96,99 108,60

Produksi*) Ton 102.712 117.641 122.156

Keterangan *): Bentuk hasil produksi umbi basah

Uraian Satuan 2006

b. Sub Sektor Perkebunan

Sub sektor perkebunan meliputi tanaman keras seperti komoditas : kelapa saw it, karet, coklat dan lainnya. Pada triw ulan III-2008 kinerja sub sektor perkebunan mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu 2,15% terhadap triw ulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan dengan triw ulan yang sama pada tahun sebelumnya (year


(30)

dari peranan terhadap total PDRB Sumatera Utara, maka sub sektor ini pada triw ulan III-2008 merupakan penyumbang terbesar pertama dari sektor pertanian, dimana

peranannya pada triw ulan III-2008 sebesar 10,36% lebih rendah dari triw ulan

sebelumnya 10,51% .

c. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya

Sub sektor peternakan pada triw ulan III-2008 mengalami akselerasi, yaitu tumbuh 2,13 % , setelah pada triw ulan II-2008 sebelumnya hanya mampu tumbuh 0,35% . Kontribusi sub sektor ini terhadap total PDRB naik, yaitu dari 2,15% menjadi 2,20% pada triw ulan ini. Pertumbuhan secara year on year sub sektor ini tumbuh 5,82% .

d. Sub Sektor Kehutanan

Produk utama dari sub sektor ini adalah kayu dan non kayu (rotan, kulit kayu, tumbuhan obat-obatan, penangkaran hew an dll), produksi kayu menyumbang sekitar ±95% dari total sub sektor ini. Kegiatan sub sektor kehutanan pada triw ulan III-2008 mengalami pertumbuhan minus -0,86% , dimana pada triw ulan sebelumnya tumbuh positif 2,51% . Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB turun tipis dari 0,99% triw ulan II-2008 menjadi 0,98% pada triw ulan ini.

e. Sub Sektor Perikanan

Kinerja sub sektor perikanan di triw ulan III-2008 mengalami pertumbuhan yang meningkat. Jika pada triw ulan II-2008 kinerja sub sektor perikanan t umbuh sebesar 0,75% , maka di triw ulan III-2008 sub sektor ini tumbuh 2,51% . Pertumbuhan antar tahun untuk triw ulan yang sama, sub sektor ini tumbuh 6,06% . Berbicara tentang andil yang telah diberikan, maka kontribusi sub sektor perikanan terhadap total PDRB pada triw ulan III-2008, yaitu sebesar 2,24% .

2.2. Sekt or Pert ambangan dan Penggalian

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triw ulan III-2008 mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu tumbuh 0,86% , dimana pada triw ulan sebelumnya mampu 4,19 % . Peranan sektor ini terhadap total PDRB sebesar 1,35% .


(31)

2.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini meliputi sub sektor industri migas dan industri non migas, dimana industri non migas merupakan salah satu motor penggerak roda perekonomian setelah sektor pertanian di Sumatera Utara. Kegiatan sub sektor industri pengilangan migas di

Sumatera Utara setiap triw ulannya selalu berfluktuasi, adanya kecenderungan

berfluktuasinya produksi pertambangan migas di Sumatera Utara mempengaruhi pertumbuhan triw ulanan pada sub sektor industri migas ini. Pada triw ulan III-2008 industri migas tumbuh 0,72% , dimana pada triw ulan sebelumnya kontraksi sebesar -0,80% . Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB pada level 0,16% .

Kinerja sub sektor industri pengolahan non migas pada triw ulan ini juga mengalami akselerasi. Dari pemantauan sementara survei ini, sub sektor industri pengolahan non migas tumbuh 3,75% , setelah pada triw ulan sebelumnya tumbuh minus -2,22% . Kondisi ini disebabkan karena terjadinya peningkatan kinerja dari kegiatan industri makanan, minuman dan tembakau 4,19% ; disusul industri semen dan barang galian bukan logam 4,07% ; industri pupuk, kimia dan barang dari karet 3,85% ; industri tekstil, barang, kulit dan alas kaki 3,36% . Sementara industri lainnya tumbuh dibaw ah 3 (tiga)% , seperti : industri barang lainnya 2,57% ; industri logam dasar besi dan baja 2,54% ; industri kertas dan barang cetakan yang tumbuh 1,56% ; industri alat angkutan, mesin dan peralatannya 1,24% industri barang kayu dan industri hasil hutan lainnya 1,00% . Peranan sub sektor ini turun dari 24,38% triw ulan II-2008 menjadi 24,27% pada triw ulan ini.

Grafik 1.5. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08 (qtq)

0.72 0.72 3.75 4.19 3.36 1.00 1.56 3.85 4.07 2.54 1.24 2.57 3.73 0.11 0.11 22.69 13.92 0.13 1.24 0.17 4.34

1.05 1.22 0.58 0.04

22.80 -5 0 5 10 15 20 25 0 1 2 3 4 5 Pertumbuhan Sumbangan

Sektor industri tumbuh lebih cepat pada triw ulan ini dan memberikan

sumbangan yang relatif stabil terhadap perekonomian Sumut. Berbagai prompt


(32)

konsumsi BBM . Sektor industri pengolahan merespon peningkatan permintaan pada triw ulan III-2008 ini dengan memperbesar utilisasi kapasitasnya sehingga mampu memproduksi dalam volume yang lebih besar. Subsektor makanan, minuman & tembakau yang mendominasi kinerja sektor industri juga tumbuh lebih cepat sebagai respon terhadap tingginya permintaan di masa liburan panjang dan peringatan hari raya Idul Fitri. Sebagian dari produksi subsektor ini juga merupakan komoditas ekspor Sumut ke luar negeri maupun luar daerah yang tercatat mengalami peningkatan pada t riw ulan laporan.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan sektor industri pada triw ulan ini didukung oleh pertumbuhan kredit perbankan yang konsisten membaik. Pertumbuhan kredit industri pada bulan September 2008 mencapai 31,78% (yoy).

Grafik 1.6. Perkembangan Kredit Sektor Industri

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2007 2008 R p T ril iu n 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% P er tu m bu h an K re di t In d us tr i( yo y)

Kredit Industri Grow th

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

2.4. Sekt or Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA)

Pada triw ulan ini sektor LGA mengalami akselerasi 2,73% , dimana pada triw ulan sebelumnya mengalami tumbuh hanya 1,75% . Pertumbuhan positif yang terjadi pada sub sektor ini disebabkan peningkatan kinerja pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor listrik, sub sektor gas dan air bersih.


(33)

Grafik 1.7. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor LGA Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08 (qtq)

3.02 3.96 1.53 2.73 0.50 0.06 0.18 0.73 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 2 3 4 5

Listrik Gas kota Air bersih LGA

Pertumbuhan Sumbangan

Kinerja sub sektor listrik naik 3,02% , dimana pada triw ulan sebelumnya tumbuh

1,81% . Sub sektor gas kota juga mengalami pertumbuhan 3,96% dimana pada

triw ulan sebelumnya tumbuh 1,86% . Selanjutnya kinerja sub sektor air bersih sedikit melambat dari 1,56% triw ulan sebelumnya menjadi 1,53% . Sektor ini merupakan penyumbang terkecil terhadap total PDRB Sumatera Utara, andil yang diberikan pada triw ulan III-2008 sebesar 1,02% .

Sektor Listrik, Gas, dan Bersih merupakan sektor yang mencatatkan

pertumbuhan tertinggi keempat diantara sembilan sektor ekonomi di Sumut pada triw ulan III-08. Kinerja sektor ini didukung oleh subsektor listrik dan gas kota. Dengan kondisi yang masih mencatatkan defisit, PLN mampu membukukan kinerja operasional yang terus meningkat.

Grafik 1.8. Konsumsi Listrik di Sumut Tahun 2008

2,260,000 2,270,000 2,280,000 2,290,000 2,300,000 2,310,000 2,320,000 2,330,000 2,340,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul 2008 410,000,000 420,000,000 430,000,000 440,000,000 450,000,000 460,000,000 470,000,000 480,000,000 490,000,000 500,000,000 Jlh Pelanggan Pemakaian (KWH)

Sumber : PLN

Pada aw al tahun 2009 mendatang SUM UT akan terbebas dari krisis energi listrik. Hal itu ditandai dengan beroperasinya proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)


(34)

Labuan Angin berkapasitas 2 x 115 M ega Watt (M W) di kecamatan Tapian Nauli kabupaten Tapanuli Tengah pada Desember 2008. PLTU Labuan Angin berkapasitas 115 M W yang akan beroperasi secara komersial pada Desember 2008, diharapkan mampu menambah suplai arus listrik untuk daerah Sumut-Aceh-Riau (SUAR).

2.5. Sekt or Bangunan

Pada triw ulan III-2008, sektor bangunan mengalami akselerasi, yaitu 1,87% , setelah pada triw ulan sebelumnya tumbuh 1,84% . Pertumbuhan antar tahun untuk triw ulan yang sama(year on year) sektor bangunan tumbuh 8,98% . Namun sumbangan yang diberikan sektor ini terhadap pembentukan PDRB Sumatera Utara triw ulan III-2008 mengalami penurunan. Andil sektor bangunan pada triw ulan III-2008 sebesar 5,71% lebih rendah dari triw ulan sebelumnya sebesar 5,78% .

Tabel 1.11. Realisasi Pengadaan Semen (ton)

Tw.I

Tw.II

Tw.III

Tw.I

Tw.II

Tw.III

qtq

yoy

Sumut 426,480 495,499 517,325 536,142 566,046 551,170 -2.63% 6.54%

Sumatera 1,817,215 1,979,634 2,148,365 2,179,340 2,323,083 2,208,619 -4.93% 2.80%

Nasional 6,988,245 8,077,983 9,612,931 8,095,202 10,108,830 9,799,204 -3.06% 1.94%

Growth

2007

2008

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

2.6. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor ini merupakan sektor penentu kemajuan sektor-sektor lainnya sebab sektor ini penggerak utama roda perekonomian. Kinerja sektor ini pada triw ulan III-2008 terhadap triw ulan sebelumnya mengalami akselerasi.

Grafik 1.9. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PHR Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08 (qtq)

4.88

3.12

2.48

4.61

16.35

1.76

18.41

0 5 10 15 20

1 2 3 4 5 6


(35)

Jika pada triw ulan sebelumnya sektor ini mengalami kontraksi -2,08% , maka pada triw ulan ini mengalami akselerasi sebesar 4,61% . Hal ini didukung semua sub sektor perdagangan, hotel dan restoran. Peranan sektor ini pada triw ulan III-2008 lebih tinggi dibanding triw ulan sebelumnya. Jika pada triw ulan sebelumnya sektor ini memberikan sumbangan 18,75% maka pada triw ulan III-2008 memberikan sumbangan 19,29% terhadap total PDRB Sumatera Utara.

Grafik 1.10. Perkembangan Indeks Nominal Penjualan Eceran di Kota M edan

1.02 1.01

1.07

0.95 1.08

1.01 1.001.01

1.03 1.10

1.07 1.041.05

1.07

0.85 0.90 0.95 1.00 1.05 1.10 1.15

Sumber: Survei Penjualan Eceran, BI M edan

Pada triw ulan III-2008 pertumbuhan sub sektor ini dari -2,41% pada triw ulan

sebelumnya menjadi 2,88% . Pertumbuhan year on year mengalami kenaikan 7,69% .

Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB pada triw ulan III-2008, yaitu sebesar 17,03% .

Kinerja sub sektor ini juga mengalami akselerasi terhadap triw ulan II-2008. Jika pada triw ulan II-2008 sub sektor ini tumbuh sebesar 2,64% , maka pada triw ulan III-2008 sub sektor ini tumbuh menjadi 3,12% . Sumbangan sub sektor hotel pada triw ulan ini terhadap total PDRB Sumatera Utara stagnan pada kisaran 0,31% .

Kinerja sub sektor restoran pada triw ulan ini mengalami akselerasi. Jika pada triw ulan II-2008 sub sektor ini tumbuh sebesar 0,22% , maka pada triw ulan III-2008 kinerja sub sektor ini tumbuh minus 2,48% . Pertumbuhan year on year sub sektor ini 6,73% . Sumbangan yang diberikan terhadap total PDRB Sumatera Utara sebesar 1,95% .

Dilihat dari sisi pembiayaan, kredit di sektor perdagangan dan perhotelan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu di atas 35% pada triw ulan III-2008 ini. Angka ini merupakan capaian tertinggi selama tahun 2008. Pertumbuhan kredit di


(36)

sektor ini diperkirakan akan terus meningkat di periode-periode mendatang sejalan dengan kinerja sektor PHR.

Grafik 1.11. Kredit Sektor PHR

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 R p T ril iu n 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% P er tu m bu ha n K re di t P H R (y oy )

Nilai Kredit PHR Growth

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi triw ulan III-2008 terhadap triw ulan II-2008 mengalami akselerasi. Sektor ini tumbuh 3,79% , setelah pada triw ulan sebelumnya mengalami kontraksi -0,35% . Sedangkan pertumbuhan triw ulan ini dibanding terhadap triw ulan yang sama tahun 2007 (year on year) tumbuh 10,18% .

Grafik 1.12. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pengangkutan & Komunikasi Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08(qtq)

3.88 3.12 4.61 2.84 3.92 2.47 3.43 3.79 7.56 0.04 3.17 0.50 2.57 1.28 1.82 9.38 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 Pertumbuhan Sumbangan


(37)

III-2008 kinerja sub sektor pengangkutan mengalami akselerasi dari -0,62% pada triw ulan sebelumnya menjadi 3,88% . Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja semua sub sektor angkutan : angkutan jalan rel, angkutan jalan raya, laut dan ASDP, udara dan jasa penunjang angkutan. Bila dibandingkan terhadap triw ulan yang sama tahun lalu sub sektor pengangkutan mengalami peningkatan yang menggembirakan 9,69% . Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB Sumatera Utara mengalami kenaikan dari 7,35% menjadi 7,66% .

Perkembangan sektor pengangkutan juga terlihat dari jumlah penjualan mobil yang mengalami peningkatan pada triw ulan III-08.

Tabel 1.12. Perkembangan Penjualan M obil

I II III IV Total I II III (Jul-Agt) Total Nasional 86,055 100,284 113,163 103,285 402,787 125,582 145,239 96,719 367,540

Sumut 5,047 5,380 6,299 5,184 21,910 6,910 7,538 5,136 19,584 Sumbar 1,394 1,481 1,703 1,664 6,242 2,425 2,604 1,720 6,749 Sumsel 1,943 2,158 2,701 2,497 9,299 3,037 3,660 1,436 8,133 % Sumut 0.06 0.05 0.06 0.05 0.05 0.06 0.05 0.05 0.05

2007 2008

Sumber : Toyota Astra M otor

Sub sektor komunikasi, pada triw ulan ini juga mengalami akselerasi, jika pada triw ulan II-2008 tumbuh hanya 0,76% maka pada triw ulan ini tumbuh 3,43% . Sedangkan pertumbuhan triw ulan ini dibanding terhadap triw ulan yang sama tahun 2007 (year on year) sebesar 12,23% . Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB Sumatera Utara 1,53% .

2.8. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan

Kinerja sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triw ulan III-2008 mengalami akselerasi. Jika pada triw ulan II-2008 sektor ini hanya tumbuh sebesar 0,12% , maka pada triw ulan III-2008 menjadi 2,31% . Peranan sektor ini terhadap total PDRB Sumatera Utara mengalami penurunan. Peranan sektor ini pada triw ulan II-2008 sebesar 6,64% menjadi 6,51% pada triw ulan ini.


(38)

Grafik 1.13. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08(qtq)

3.56

1.75

1.27

2.31

2.40

3.59

0.93

6.92

0 1 2 3 4 5 6 7 8

0 1 2 3 4

Bank, Lk lain Sewa bangunan Jasa perusahaan Keu.,Sewa & Jasa

Pertumbuhan Sumbangan

Pada triw ulan III-2008 ini kinerja sub sektor bank dan lembaga keuangan lainnya mengalami perlambatan dibanding dengan triw ulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari kinerja sub sektor ini yang tumbuh 4,62% pada triw ulan II-2008 menjadi 3,56% pada triw ulan ini. Pertumbuhan year on year sub sektor ini tumbuh 17,81% . Jika pada triw ulan II-2008 peranannya terhadap total PDRB Sumatera Utara sebesar 2,27% , maka pada triw ulan III-2008 peranannya turun tipis menjadi 2,24% .

Bila kinerja sub sektor bank dan lembaga keuangan lainya pertumbuhan yang melambat, maka sub sektor sew a bangunan pada triw ulan ini mengalami akselerasi, yaitu mampu tumbuh sebesar 1,75% setelah triw ulan sebelumnya terkontraksi sebesar -1,84% . Peranannya dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara turun. Pada triw ulan sebelumnya sub sektor ini memberikan kontribusi sebesar 3,54% , maka pada triw ulan III-2008 kontribusinya sebesar 3,46% .

Seperti sub sektor sew a bangunan diatas, kinerja sub sektor jasa perusahaan pada triw ulan ini mengalami akselerasi. Jika pada triw ulan II-2008 tumbuh -2,93% , maka pada triw ulan III-2008 tumbuh 1,27% . Jika dibandingkan pertumbuhan pada triw ulan yang sama tahun 2007 sub sektor ini tumbuh 1,89% . Peranan sub sektor ini terhadap pembentukan total PDRB Sumatera Utara 0,81% .

2.9. Sektor Jasa-jasa

Pada triw ulan III-2008, kinerja sektor jasa-jasa menunjukkan pertumbuhan yang melambat, pada triw ulan ini sektor jasa-jasa mampu tumbuh sebesar 1,39% sedangkan pada triw ulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 3,43% .


(39)

Grafik 1.14. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB Sumut Triw ulan III-08(qtq)

1.35 1.47

0.65

2.89

1.46

1.39

6.61

3.34

0.98

0.59

1.77 9.96

0 2 4 6 8 10 12

0 1 2 3 4

Pmrthn umum

Swasta sos &

kmasyrktn

hiburan & rekreasi

perorgn & rmh tgga

Jasa-jasa

Pertumbuhan Sumbangan

Bila dibandingkan terhadap triw ulan yang sama tahun lalu (year on year) tumbuh

10,35% . Dilihat dari peranannya terhadap PDRB Sumatera Utara, sektor jasa-jasa

memberikan peranan sebesar 9,98% pada triw ulan ini, turun dibanding triw ulan sebelumnya sebesar 10,20% .

Sub sektor jasa pemerintahan umum pada triw ulan III-2008 tumbuh 1,35% , lebih rendah dari triw ulan sebelumnya yang tumbuh 4,99% . Bila dibandingkan terhadap triw ulan yang sama tahun lalu (year on year) mampu tumbuh 11,51% . Peranannya terhadap PDRB Sumatera Utara naik dari 6,57% pada triw ulan II-2008 menjadi 6,43% . Pertumbuhan sub sektor jasa sw asta pada triw ulan III-2008 mengalami akselerasi, yaitu tumbuh 1,47% setelah pada triw ulan sebelumnya tumbuh 0,47% . M eningkatnya kinerja sub sektor ini dipicu oleh pertumbuhan pada jasa sosial kemasyaratakan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perseorangan dan rumah tangga. Jika pada triw ulan sebelumnya jasa sosial kemasyarakatan mampu tumbuh sebesar 0,99% , maka pada triw ulan III-2008 menjadi 0,65% .

Kondisi yang sama terjadi pada sub sektor hiburan dan rekreasi yang tumbuh hanya 2,89% , dimana pada triw ulan sebelumnya 0,14% . Demikian pula dengan jasa perseorangan dan rumah tangga, jika pada triw ulan sebelumnya sub sektor ini tumbuh 0,29% , maka pada triw ulan ini mampu tumbuh 1,46% . Pertumbuhan secara year on year sub sektor jasa-jasa sw asta sebesar 8,12% . Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB secara keseluruhan triw ulan ini lebih rendah dibanding triw ulan sebelumnya. Jika pada triw ulan sebelumnya sub sektor ini mampu memberikan sumbangan sebesar 3,63% , maka pada triw ulan III-2008 peranannya turun menjadi sebesar 3,55% .


(40)

3. SISI PENGGUNAAN

PDRB triw ulan III tahun 2008 atas dasar harga berlaku yang tercatat sebesar Rp53,60 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan senilai Rp26,75 triliun rupiah. Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan sebesar 6,22% jika dibandingkan dengan triw ulan II tahun 2008 atau senilai Rp50,46 triliun rupiah. Begitu juga dengan PDRB atas dasar harga konstan pada triw ulan ini menunjukkan

pertumbuhan yang positif sebesar 2,92% jika dibandingkan dengan triw ulan

sebelumnya atau sebesar Rp25,99 triliun rupiah pada triw ulan II-2008. Peningkatan ini sejalan dengan semua komponen pengeluaran yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukkan modal tetap bruto dan ekspor-impor yang menunjukkan pertumbuhan positif. Dengan pangsa yang besar dan pertumbuhan yang tinggi, kegiatan konsumsi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Sumut.

Tabel 1.13. Nilai PDRB Sumatera Utara menurut Komponen Penggunaan Triw ulan II-2008 - Triw ulan III-2008* )(M ilyar Rupiah)

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.II-08 Tw.III-08

Konsumsi Rumah Tangga 29,38 31,06 15,99 16,55

Konsumsi Pemerintah 4,87 5,33 2,34 2,43

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,76 9,53 4,39 4,50

Residual 0,19 0,33 0,20 0,32

Ekspor 22,41 23,43 13,09 13,34

Dikurangi Impor 15,15 16,08 10,03 10,39

PDRB Sumatera Utara 50,46 53,60 25,99 26,75

Komponen Penggunaan ADH Berlaku ADH Konstan

Sum ber : Survei Indik at o r Ek onom i Sum ut , BI-BPS, Sept em ber 20 08 Konsumsi

Konsumsi rumah tangga masih merupakan komponen yang mempunyai nilai tambah terbesar yang dihasilkan oleh PDRB yaitu sebesar Rp31,06 triliun rupiah atau 57,94% dari total PDRB. Komponen pengeluaran lainnya adalah konsumsi pemerintah sebesar Rp5,33 triliun rupiah atau 9,94% , pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp9,53 triliun rupiah atau 17,79% , transaksi ekspor sebesar Rp23,42 triliun rupiah atau 43,70% dan impor sebesar Rp16,08 triliun rupiah atau 29,99% .

Pada triw ulan III-2008, pertumbuhan konsumsi rumah tangga baik atas dasar berlaku maupun harga konstan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 5,72% untuk ADHB dan ADHK sebesar 3,48. Liburan anak sekolah, dimulainya tahun ajaran baru dan kenaikan harga di beberapa komoditas penting kebutuhan masyarakat pada bulan suci ramadhan serta persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri


(41)

Konsumsi pemerintah pada triw ulan III–2008 mengalami pertumbuhan sebesar 4,08% yaitu dari Rp. 2,34 triliun pada triw ulan II–2008 menjadi Rp. 2,43 triliun pada triw ulan III–2008. Sedangkan pertumbuhan triw ulan III–2008 terhadap triw ulan III-2007

(year on year) meningkat 10,90 % . Penyerapan dana untuk konsumsi pemerintah baik

digunakan untuk belanja pegaw ai, belanja barang dan jasa serta belanja modal sudah efektif di triw ulan III dan diperkirakan dana yang terserap telah mencapai 50% dari dana yang dianggarkan.

Peningkatan aktivitas konsumsi juga tercermin pada beberapa indikator survei yang dilakukan oleh BI M edan. Di sisi lain, hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan

penurunan keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama (durable goods)

yang merupakan proxy perilaku konsumsi masyarakat , namun peningkatan terjadi pada penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga seperti yang ditunjukkan oleh Survei Penjualan Eceran (SPE).

Konsumsi makanan terus tumbuh seperti yang diindikasikan juga oleh SPE bahw a penjualan produk-produk makanan mengalami kecenderungan meningkat. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menunjukkan angka yang relatif meningkat sehingga aktivitas konsumsi pada tiga bulan mendatang diperkirakan akan tetap mencatatkan kinerja yang dapat diandalkan.

Grafik 1.15. Grafik 1.16.

Realisasi Nilai Penjualan Produk Tertentu Indeks Ketepatan Waktu M embeli Barang Tahan Lama

Sumber : Survei Penjualan Eceran BI M edan Sumber : Survei Konsumen BI M edan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Perlengkapan RT Makanan & Tembakau Pakaian Bahan Bakar

20 30 40 50 60 70 80 90

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2006 2007 2008


(42)

Grafik 1.17.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

80 85 90 95 100 105 110 115 120 125

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber : Survei Konsumen BI M edan

Persepsi masyarakat tentang kondisi penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan lalu menunjukkan kecenderungan meningkat . Hal ini mengindikasikan persepi masyarakat tentang daya beli mereka yang meningkat. Dengan demikian, dapat diduga adanya sumber-sumber lain di luar penghasilan rutin konsumen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

Grafik 1.18.

Indeks Penghasilan Saat Ini

80 85 90 95 100 105 110 115 120 125

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat Ini

Sumber : Survei Konsumen BI M edan

Dugaan tersebut dijaw ab oleh perkembangan kredit perbankan untuk tujuan konsumsi yang memang terus menunjukkan peningkatan. Selain kredit perbankan, konsumsi masyarakat juga diduga didukung oleh pembiayaan konsumsi non bank yang


(43)

jenis ini umumnya ditujukan untuk pembelian produk-produk elektronik, otomotif, dan produk ritel rumah tangga lainnya.

Grafik 1.19.

Perkembangan Kredit Konsumsi

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 R p T ril iu n 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% P er tu m bu ha n K re di t K on su m si (y oy )

Nilai Kredit Konsumsi Growth

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

Tabel 1.14. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Sumatera Utara M enurut Komponen Penggunaan

Triw ulan II-2008 - Triw ulan III-2008* ) (% )

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.III-08(yoy) Tw.II-08 Tw.III-08

Konsumsi Rumah Tangga -0.74 3.48 9.07 61.53 61.86

Konsumsi Pemerintah 4.42 4.08 10.90 8.99 9.09

Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.23 2.40 8.04 16.91 16.82

Residual -57.68 58.62 29.49 0.78 1.20

Ekspor 1.98 1.85 9.30 50.37 49.85

Dikurangi Impor 3.17 3.58 14.90 38.57 38.82

PDRB Sumatera Utara -0.96 2.92 7.26 100.00 100.00

Komponen Penggunaan Laju Pertumbuhan Struktur

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, September 2008

Investasi

Kegiatan investasi yang tercermin dari pencapaian nilai PM TB pada triw ulan III-2008 mengalami akselerasi sebesar 2,40% , sementara jika dibandingkan pada triw ulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on year) menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,04% . Kegiatan investasi pada triw ulan ini menunjukkan aktif itasnya, sehingga pada triw ulan ini pertumbuhannya cenderung mulai ada peningkatan.


(44)

Tabel 1.15. Sumber Pertumbuhan pada PDRB Triw ulanan Sumatera Utara M enurut Komponen Penggunaan Triw ulan II-2008- Triw ulan III- 2008 (% )

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.II-08 Tw.III-08

Konsumsi Rumah Tangga -0.74 3.48 -0.46 2.15

Konsumsi Pemerintah 4.42 4.08 0.40 0.37

Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.23 2.40 0.38 0.40

Residual -57.68 58.62 -0.45 0.70

Ekspor 1.98 1.85 1.00 0.92

Dikurangi Impor 3.17 3.58 1.22 1.39

PDRB Sumatera Utara -0.96 2.92 -0.96 2.92

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan Komponen Penggunaan

Sumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Dari sisi pem biayaan, kredit perbankan unt uk t ujuan invest asi berada pada level yang m oderat . Pert um buhan kredit invest asi pada Sept em ber 2008 t ercat at sebesar 16,68% (yoy). Selain kredit perbankan, sekt or riil diperkirakan juga m enggunakan sum ber pendanaan invest asi lain sepert i m odal sendiri, pinjam an, obligasi dan saham , m eskipun proporsinya m asih relat if kecil. Pilihan pem biayaan invest asi di luar perbankan belum populer bagi kalangan usaha di Sum ut .

Grafik 1.20.

Perkembangan Kredit Investasi

0 2 4 6 8 10 12 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 R p T ril iu n 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% P er tu m bu ha n K re di t In ve st as i( yo y)

Nilai Kredit Inv estasi Growth

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

4. EKSPOR DAN IM POR

Kegiatan ekspor-impor Provinsi Sumut masih memberi andil yang signifikan terhadap perekonomian Sumut. Pada triw ulan III-2008, ekspor dan impor Sumut terus


(45)

ekspor melambat seiring dengan melambatnya kinerja ekspor Sumut ke luar negeri yang merupakan komponen terbesar ekspor.

Di sisi lain, impor Sumut terus meningkat pada t riw ulan III-2008 ini, khususnya impor dari luar negeri/antar negara. Peningkatan volume dan nilai impor ini terkait dengan struktur ekonomi Sumut yang masih banyak tergantung pada pasokan dari luar negeri baik untuk barang konsumsi akhir maupun barang setengah jadi. Pertumbuhan ekonomi yang relatif solid di kisaran 7% tidak hanya dicukupi oleh produksi maupun bahan baku yang berasal dari dalam negeri.

Transaksi ekspor-impor pada triw ulan III-2008 diperkirakan mengalami

peningkatan masing-masing 1,85% dan 3,58% dari triw ulan II-2008 dan jika

dibandingkan pada triw ulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on year)

pertumbuhan ekspor mencapai 9,30% dan 14,90% untuk impor. Peningkatan ekspor Sumatera Utara ini didukung oleh komoditi andalan yaitu aluminium; Ampas/sisa industri makanan; tembaga; berbagai produk kimia dan kakao/coklat. Komoditi ekspor tersebut dikirim terutama ke negara-negara di benua Asia dan sebagian kecil ke benua Afrika, Eropa dan Amerika seperti : Iran, Jerman, Afrika Selatan, Brazil dan Belanda

Grafik 1.21. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Sumut ( JutaUS$)

Sumber : Bank Indonesia, diolah Ket : * data sampai Agustus 2008

4.1. Ekspor

Ekspor masih didominasi oleh komoditi minyak hew an, nabati, Crude Palm Oil

(CPO) dengan kenaikan mencapai 33,44% dari USD528,72 juta pada periode

Juli-Agustus 2007, menjadi USD705,54 juta pada periode Juli-Juli-Agustus 2008. Ekspor komoditi ini menyumbangkan 47,12% dari total ekspor Sumatera Utara.


(46)

Selain CPO, karet mentah juga mengalami peningkatan ekspor yang cukup baik, yaitu sebesar 21,59% menjadi USD305,70 juta. Kontribusi komoditi ini terhadap total ekspor Sumatera Utara adalah 20,42% . Sementara itu, komoditi yang mengalami penurunan ekspor adalah komoditi aluminium, yaitu turun 22,67% dari USD72,73 juta pada periode Juli-Agustus tahun 2007 menjadi USD56,24 juta.

Berdasarkan data tersebut, komoditi ekspor non migas di Sumut didominasi oleh lima komoditi utama, yaitu minyak hew an, nabati & CPO, karet, aluminium, kayu & barang dari kayu, serta kopi, teh & rempah yang secara keseluruhan menyumbang 75,87% terhadap total ekspor nonmigas Sumut pada triw ulan III-08. Grafik berikut menunjukkan perkembangan lima komoditi ekspor utama di Sumut.

Grafik 1.22. Perkembangan Lima Komoditi Ekspor Non M igas Terbesar di Sumut

0 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2007 2008

Kopi, Teh Minyak nabati, CPO Karet

Aluminium Kayu

Berdasarkan klasif ikasi St andard Int ernat ional Trade Com m odit ies (SITC), kom odit i ekspor non m igas Sum ut t erbesar pada t riw ulan III-08 adalah m inyak hew an dan nabat i sebesar USD672,80 jut a (dat a sam pai Agust us 2008), disusul oleh karet sebesar USD261,54 jut a. Perkem bangan nilai ekspor kom odit i ini, juga

dipengaruhi oleh harga Crude Palm Oil (CPO) yang cenderung m eningkat . Nam un

dem ikian, jika dicerm at i t erlihat bahw a t ren volum e ekspor t idak sert a m ert a langsung m eningkat . Hal ini disebabkan oleh produksi kelapa saw it yang t idak dapat dengan segera m enyesuaikan peningkat an perm int aan. Produksi kelapa saw it dalam bent uk t andan buah segar (TBS) sebagai bahan dasar pem buat an CPO


(47)

klasif ikasi indust ri at au sekt oral. Berdasarkan kelom pok ISIC, ekspor Sum ut pada t riw ulan III-08 didom inasi oleh ekspor kelompok industri manufaktur, yaitu sebesar USD1.165,82 juta atau 77,87% dari total ekspor non migas. Ekspor kelompok industri manufaktur tersebut didominasi oleh ekspor industri makanan dan minuman sebesar USD785,87 juta (52,49% ), industri kimia & produk kimia sebesar USD133,96 juta (8,95% ) dan logam mulia sebesar USD55,86 juta (3,73% ).

Tabel 1.16. Perkembangan Realisasi Ekspor Non M igas M enurut Kelompok ISIC Provinsi Sumatera Utara (USD)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Sebagai salah sat u sekt or andalan, pert anian t anam an bahan m akanan dan perkebunan juga m em berikan kont ribusi yang cukup besar, yait u USD3 31,31 jut a (22,13% ). Berdasarkan m apping ekspor sekt oral t ersebut , t erlihat bahw a ekspor Sum at era Ut ara m asih sangat m engandalkan indust ri dan sekt or yang berjenis padat karya. Terlihat m isalnya pada m akanan dan m inum an sert a perkebunan. Secara ideal, hal ini akan berdam pak pada pem bukaan lapangan kerja dan penyerapan t enaga kerja yang luas. Fakt or keunggulan berupa ket ersediaan angkat an kerja yang m em adai, bisa dijadikan sebagai salah sat u keunggulan dan m eningkat kan daya saing Sum at era Ut ara unt uk lebih berperan dalam kancah perdagangan int ernasional.

Apabila dilihat per kaw asan, maka t ujuan utama ekspor masih bert umpu pada negara-negara di Asia, dengan kontribusi sebesar 56,24% . Di posisi berikut nya, adalah negara-negara di kaw asan Eropa, yait u sebesar 20,74% dari t ot al ekspor. Pada t riw ulan III-08 (Juli-Agust us), negara t ujuan ekspor t erbesar adalah India. Ekspor ke India t ercat at sebesar USD227,39 juta, lebih t inggi jika dibandingkan dengan nilai


(48)

ekspor ke Jepang yang mencapai USD157,13 jut a. Negara t ujuan utama ekspor lainnya adalah RRC mencapai USD124,87 juta, Amerika Serikat USD91,30 jut a, Singapura USD18,22 juta, Jerman USD34,77 juta dan M alaysia USD43,84, diikut i oleh Pakist an, Belanda dan It alia.

Tabel 1.17. Ekspor Komoditi Non M igas M enurut Negara Tujuan Utama Provinsi Sumatera Utara (USD)

I II III IV Tw. I Tw. II Tw. III (Jul-Agt)

Jepang 253,342,686 236,130,775 199,080,933 217,611,553 248,040,775 241,731,827 157,127,772

China 120,599,440 122,641,442 173,449,992 147,573,946 195,550,174 168,266,918 124,870,127

Amerika Serikat 100,821,260 114,893,782 118,527,826 143,123,498 150,958,007 140,830,032 91,303,468

India 116,521,445 196,604,394 275,076,369 291,723,033 428,038,762 456,904,992 227,385,038

Belanda 61,366,515 46,097,537 111,981,026 193,293,780 95,587,084 75,435,478 107,619,839

Singapura 62,774,960 54,832,409 76,125,834 98,334,769 60,338,853 96,894,236 18,215,063

Jerman 70,244,325 54,300,154 78,291,073 86,663,782 79,186,247 46,712,082 34,765,896

Malaysia 44,451,783 63,895,720 50,397,747 53,055,372 145,506,400 78,886,239 43,836,637

Pakistan 26,661,129 40,753,660 29,300,622 44,916,429 47,756,367 50,669,933 20,593,732

Italia 27,660,555 22,664,816 27,742,237 54,801,662 54,764,389 62,995,051 56,599,736

TOTAL 1,372,400,603 1,568,705,579 1,765,223,034 2,081,547,238 2,333,018,099 2,406,092,763 1,497,209,902

2007 2008

Negara

Sumber : Bank Indonesia, diolah

4.2. Impor

Sedangkan komoditi import yang utama adalah pupuk, bahan kimia anorganik, mesin-mesin listrik serta besi dan baja. Komoditi import tersebut berasal dari negara-negara seperti : Belgia, mesir, Jerman, Kuw ait dan Vietnam. Sem ent ara it u, nilai im por kom odit i non m igas selam a t riw ulan III-08 (dat a sam pai Agust us 2008) t ercat at sebesar USD577,28 jut a, at au naik 85,08% dari nilai im por periode yang sam a t ahun 2007 sebesar USD311,90 jut a. Komodit i im por non m igas Sumut t erbesar pada t riw ulan ini adalah pupuk sebesar USD110,60 jut a (19,16% ), diikut i bahan-bahan kim ia anorganik sebesar USD68,00 (11,78% ), m esin-m esin list rik sebesar USD67,74 jut a (11,73% ) sert a besi dan baja sebesar USD47,88 jut a (8,29% ).


(49)

Tabel 1.18. Impor Komoditi Non M igas Utama Provinsi Sumatera Utara (USD)

I II III IV Tw. I Tw. II Tw. III (Jul-Agt)

28 - Inorganic chemicals 58,984,819 87,446,845 57,464,726 56,488,359 66,057,221 54,206,992 68,002,828

84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 41,631,752 38,047,062 67,888,677 73,446,420 72,874,512 68,471,813 42,475,901

31 - Fertilizers 24,226,181 36,355,200 41,257,196 42,319,570 92,665,539 147,766,566 110,603,501

23 - Res. and waste from food industries 35,714,943 23,402,066 40,069,021 41,184,474 52,668,489 68,369,891 27,582,606

72 - Iron and steel 30,717,673 35,236,258 31,667,531 35,500,045 57,114,376 56,378,577 47,877,271

85 - Elect. machinery, sound rec., tvetc 11,311,069 12,986,515 33,260,269 44,122,216 35,148,903 24,856,478 67,743,288

10 - Cereals 11,997,353 31,871,690 5,541,236 25,214,814 6,469,579 9,433,210 3,778,277

39 - Plastics and articles thereof 18,018,396 17,814,499 18,017,232 19,836,928 23,561,969 33,759,554 25,515,353

73 - Articles of iron and steel 10,645,915 17,649,952 16,798,052 16,468,044 20,474,116 21,055,121 18,403,724

24 - Tobacco and manufc. tobacco subst. 13,236,544 27,234,608 16,443,921 1,632,412 1,197,022 295,959 0 Total Impor 432,716,907 511,601,157 500,212,631 531,006,804 635,704,118 708,258,115 577,278,410

2008

Komoditi 2007

Sumber : Bank Indonesia, diolah

M enurut kaw asan asal barang im por, w ilayah Asia m asih m endominasi

dengan pangsa sebesar 53,65% , diikut i Eropa sebesar 20,37% dan Am erika

sebesar 6,37% . Sem ent ara jika dilihat per negara, m aka 22,54% im por berasal dari RRC dengan nilai USD130,11 jut a. Negara asal barang im por lainnya yang cukup dom inan adalah Aust ralia sebesar USD67,66 jut a (11,72% ), M alaysia sebesar USD42,11 jut a (7,29% ) dan Am erika Serikat sebesar USD29,50 jut a (5,11% ).


(50)

Seluruh jalur lintas timur (jalintim) Sumatera Utara dari Kota M edan sampai ke perbatasan Provinsi Riau ditargetkan selesai diperbaiki pada September 2009. Kerusakan jalan di lintas timur Sumatera Utara antara lain berupa jalan berlubang, aspal terkelupas, hingga jembatan rusak, yang saat ini belum sepenuhnya ditangani. Kerusakan jalan terparah ada di ruas Puluh M aria (Kabupaten Asahan) menuju Aek Kanopan (Kabupaten Labuhan Batu) dengan ruas jalan sepanjang sekitar 40 kilometer. Selain itu, jembatan yang kondisinya rusak parah adalah Jembatan Sungai Asahan, Jembatan Bulu Cina di Aek Nabara dan Jembatan Kota Pinang. Di Jembatan Buluh Cina, lubang jalan ditutup dengan batang kelapa, sedangkan di Jembatan Kota Pinang aspalnya sudah terkelupas. Kerusakan juga terjadi di jalan negara yang menghubungkan jalan lintas timur dan lintas tengah, yaitu ruas Kota Pinang menuju Gunung Tua di Kabupaten Padang Law as Utara.

Jalintim sendiri merupakan jalur yang sering dilalui oleh para pemudik. Pada H-3 lebaran, arus lalulintas kendaraan di w ilayah Asahan sebagai Jalintim Sumatera Utara mengalami peningkatan sekitar 40% dari hari sebelumnya atau rata-rata 40 kendaraan per menit dan akan semakin tinggi jumlah dan persentasenya seiring semakin dekatnya hari raya Idulfitri.

Data yang diperoleh dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumut, NAD, Riau dan Kepulauan Riau, jalur sepanjang 484,12 kilometer tersebut dibangun dengan kualitas Standar Jalan Raya (SJR), yakni dengan ukuran lebar badan jalan tujuh meter serta bahu jalan kiri-kanan masing-masing selebar dua meter. Seluruh jalan di jalintim Sumut nantinya juga akan memiliki muatan sumbu terberat (M ST) 10 ton dan pada akhirnya kualitas jalan jalintim mulai dari Banda Aceh sampai Bandar Lampung akan menjadi SJR. Saat ini hanya tinggal sekitar 50 kilometer lagi jalan antara M edan-Riau yang lebarnya masih enam meter, sedangkan mulai dari Langsa-M edan, Riau-Bandar Lampung seluruhnya sudah memiliki lebar jalan tujuh meter.

Jalan nasional Sumut sepanjang lebih kurang 2.098 kilometer, terdiri atas 484,12 kilometer, lintas tengah 487,25 kilometer, lintas barat 441,64 kilometer, lintas penghubung 601,99 kilometer dan jalan nasional M ebidang (M edan-Binjai-Deliserdang) sepanjang 83 kilometer. Jalintim lebih diprioritaskan menjadi jalan dengan kualitas SJR dibanding jalur lain


(51)

BAB II

Perkembangan Inflasi

D aerah


(52)

1. KONDISI UM UM

Laju inf lasi pada akhir t riw ulan ini m enunjukkan laju yang relat if lebih rendah dibanding t riw ulan sebelum nya. Laju inf lasi pada t riw ulan ini t erut am a didorong oleh kelom pok bahan m akanan sert a kelom pok t ransport asi dan kom unikasi sehubungan dengan adanya hari raya keagam aan. Penyum bang t erbesar inf lasi pada t riw ulan ini ialah kelom pok bahan m akanan yait u sebesar 16,17% (yoy). Inf lasi pada akhir t riw ulan III-2008 t ercat at sebesar 10,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan inf lasi pada akhir t riw ulan II-2008 sebesar 11,01% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan dengan inf lasi nasional yang m encapai 12,14% (yoy).

Sem ent ara it u, pada Sept em ber 2008 Sum ut t ercat at m engalam i inf lasi sebesar 0,25% (m t m ), jauh lebih t inggi dibandingkan Juni 2008 sebesar 2,18% (m t m ). Berdasarkan kelom pok barang, inf lasi pada akhir t riw ulan III-2008 unt uk m asing-m asing keloasing-m pok barang yait u keloasing-m pok bahan asing-m akanan sebesar 16,17% , diikut i kelom pok t ransport asi dan kom unikasi (11,51% ), kelom pok sandang (9,09% ),

kelom pok pendidikan (8,73% ), kelom pok m akanan jadi (7,96% ), kelom pok

perum ahan (7,38% ) dan kelom pok kesehat an (6,78% ). M asih t ingginya inf lasi

kelom pok bahan m akanan pada t riw ulan laporan disebabkan karena adanya

kenaikan perm int aan berkait an dengan pelaksanaan hari raya keagam aan, khususnya pada kom odit as susu bubuk, ikan segar dan daging sapi.

2. PERKEM BANGAN INFLASI DI SUM ATERA UTARA

Laju inflasi Sumatera Utara yang dihitung dari Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan III-08 tercatat sebesar 10,47% (yoy)sedikit mengalami tekanan dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,03% (yoy)namun berada di bawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 12,14% (yoy).

B


(53)

33 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

1

1

1

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

% Sumut Nasional

-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

1

1

1

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

% Sumut Nasional

Grafik 2.1 Grafik 2.2

Perkembangan Inflasi(yoy) Perkembangan Inflasi(mtm)

Inflasi Sumut periode Januari-September 2008 cenderung menunjukkan peningkatan. Tekanan inflasi yang bersumber dari adm inist ered price m asih memiliki pengaruh yang besar, terutama pada komoditi bensin karena naiknya harga BBM . Begitu pula tekanan inflasi yang bersumber darivolatile foodsseperti harga beras dan bumbu-bumbuan.

Inflasi M enurut Kota

Inf lasi di em pat kot a pada bulan Sept ember 2008 m engalam i penurunan dibandingkan bulan Juni 2008. Kot a dengan inf lasi t ert inggi adalah Kot a Sibolga

sebesar 1,68% (mtm), sedangkan t erendah di Kot a Pemat ang Siant ar (0,12% ).

Sement ara unt uk inf lasi tahun kalender (year t o dat e), yait u periode Januari-Sept ember 2008, inf lasi t ert inggi adalah Kot a Padangsidempuan sebesar 10,61% (yt d), diikut i oleh Kot a Sibolga (9,92% ), Kot a Pemat angsiantar (8,71% ) dan Kota M edan (8,19% ).

Grafik 2.3

Perkembangan Inflasi Empat Kota(mtm)

-3. 00 -2. 00 -1. 00 0. 00 1. 00 2. 00 3. 00 4. 00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

%


(54)

Juli 2008

Inflasi Sumat era Utara pada Juli 2008 yait u sebesar 1,35% dengan keem pat kot a IHK m engalam i inf lasi yait u M edan 1,36% , Pemat ang Siant ar 1,24% , Sibolga 1,27% dan Padang Sidimpuan 1,42% .

Terjadinya inflasi pada bulan Juli 2008 menyebabkan laju inf lasi tahun kalender (Januari-Juli 2008) Sumut sebesar 8,47% dan masing-masing kot a sebagai berikut : M edan 8,35% , Pemat ang Siant ar 8,56% , Sibolga 8,00% dan Padang Sidimpuan 10,77% . Inflasi tahunan (yoy) masing-masing kota adalah: M edan 11,61% , Pemat ang Siant ar 11,07% , Sibolga 11,06% , Padang Sidim puan 15,11% dan Sum at era Ut ara 11,69% .

Inf lasi di Sumat era Ut ara pada bulan Juli 2008 dipengaruhi oleh adanya peningkat an harga pada beberapa komoditas seperti: angkutan udara meningkat 56,60% , cabe merah (18,43% ), bahan bakar rumahtangga (21,67% ), biaya SLTA, daging ayam ras, biaya SLTP, emas perhiasan, biaya akademi/perguruan tinggi, dan upah pembantu rumahtangga.

Agustus 2008

Bulan Agustus 2008, keempat kota IHK di Sumatera Utara mengalami

inflasi/deflasi sebagai berikut : M edan -0,36% , Pematang Siantar 0,02% , Sibolga 0,02% , dan Padangsidimpuan -0,33% . Sementara Sumatera Utara pada bulan Agustus 2008 mengalami deflasi sebesar -0,30% .

Terjadinya inflasi/deflasi pada bulan Agustus 2008 menyebabkan laju inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2008) masing-masing kota sebagai berikut: M edan 7,96% , Pematang Siantar 8,58% , Sibolga 8,10% dan Padangsidimpuan 10,40% , sedangkan Sumatera Utara sebesar 8,14% .

Inflasi yoy (Agustus 2008 terhadap Agustus 2007) masing-masing kota adalah: M edan 11,00% , Pematang Siantar 10,52% , Sibolga 10,85% , Padangsidimpuan 13,84% dan Sumatera Utara 11,07% .

Deflasi di Sumatera Utara pada bulan Agustus 2008 dipengaruhi oleh adanya penurunan harga pada beberapa komoditas seperti: angkutan udara, em as perhiasan, cabe merah, daging ayam ras, bensin (pertamax), baw ang merah, jeruk, dan minyak goreng.


(55)

35

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Gula pasir 0,0696 Cabe merah -0,3823 Ketupat/lontong sayur 0,0522 Bensin -0,0807 Pembasmi nyamuk cair 0,0499 Angkutan udara -0,0674 Upah tukang bukan mandor 0,0482 Minyak goreng -0,0547 Ikan dencis 0,0472 Emas perhiasan -0,054 Kontrak rumah 0,0465 Bawang merah -0,0508 Bahan bakar rumah tangga 0,0446 Bayam -0,0457

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Sawi hijau 0,1039 Cabe merah -0,5723 Bahan bakar rumah tangga 0,0964 Tomat buah -0,3092 Udang basah 0,0868 Minyak goreng -0,1231 Akademi/perguruan tinggi 0,0835 Cabe hijau -0,0837 Kembung/gembung 0,0787 Telepon seluler -0,0576 Daging ayam ras 0,0730 Tongkol -0,0299 Rokok kretek filter 0,0623 Emas perhiasan -0,0259

September 2008

Bulan September 2008, keempat kota IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi yaitu M edan 0,21% , Pematang Siantar 0,12% , Sibolga 1,68% dan Padangsidimpuan 0,18% , sehingga membentuk inflasi Sumatera Utara sebesar 0,25% .

Terjadinya inflasi pada September 2008 menyebabkan laju inflasi tahun kalender (Januari-September 2008) masing-masing kota sebagai berikut : M edan 8,19% , Pematang

Siantar 8,71% , Sibolga 9,92% dan Padangsidimpuan 10,61% , sedangkan untuk

Sumatera Utara sebesar 8,41% . Sementara itu, inflasi tahunan (yoy) masing-masing kota adalah M edan 10,30% , Pematang Siantar 10,27% , Sibolga 12,03% , Padangsidimpuan 12,62% dan Sumatera Utara 10,47% .

Inflasi di Sumatera Utara pada bulan September 2008 dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti : gula pasir, ketupat/lontong sayur, pembasmi nyamuk cair, upah tukang bukan mandor, ikan dencis, kontrak rumah, bahan bakar rumah tangga, susu bubuk, nasi dan daging sapi.

Untuk Kota M edan, komoditas yang mengalami peningkatan harga cukup tinggi adalah : Bensin meningkat sebesar 13,52% , Angkutan dalam kota meningkat sebesar 25,00% , Cabe merah meningkat sebesar 16,44% , Bahan bakar rumah tangga meningkat sebesar 10,06% , Taman kanak-kanak meningkat sebesar 40,00% , Telur ayam ras meningkat sebesar 4,37% , Kain gorden meningkat sebesar 19,87% , Tukang bukan mandor meningkat sebesar 3,85% .

Tabel 2.1

Andil Beberapa Jenis Komodit as di Empat Kot a Terhadap Inf lasi/ Def lasi Sept ember 2008


(56)

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi Tongkol 0,3260 Cabe merah -0,6332

Teter 0,2123 Beras -0,1797

Bahan bakar rumah tangga 0,1616 Bawang merah -0,0648 Aso-aso 0,1602 Ikan asin belah -0,0216

Teri 0,1187 Kentang -0,0209

Cumi-cumi 0,1169 Cabe rawit -0,0188 T e h manis 0,1076 Cabe hijau -0,0065

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Bahan bakar rumah tangga 0,3131 Beras -0,0186 Tongkol 0,0755 Bawang putih -0,0204 Dencis 0,0617 Cabe hijau -0,0221 Angkutan antar kota 0,0472 Bawang merah -0,0774 Daging ayam ras 0,0455 VCD / DVD player -0,0842 Udang basah 0,0426 Minyak goreng -0,0871 Bayam 0,0360 Cabe merah -0,4518

Kota P. Sidempuan Kota Sibolga

Inflasi Tahunan

Secara t ahunan, inf lasi Sumut pada Sept ember 2008 m engalam i peningkat an

dibandingkan Desem ber 2007, yait u dari 6,60% (yoy) m enjadi 10,47% . Namun

demikian, inf lasi Sumut masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 12,14% (yoy). Inf lasi Sum ut selam a periode Okt ober 2007 hingga Sept em ber 2008 didom inasi oleh kenaikan harga bahan makanan, sandang dan m akanan jadi. Barang-barang tersebut termasuk ke dalam sepuluh komodit as dengan inf lasi tert inggi sekaligus penyumbang terbesar inf lasi secara tahunan pada September 2008.

Tekanan ekst ernal cukup m endom inasi inf lasi selam a set ahun t erakhir. Kenaikan harga komoditas di pasar int ernasional, t erut ama minyak bumi, CPO, emas, kedelai, jagung, gandum, memberikan pengaruh signif ikan t erhadap kenaikan harga berbagai bahan makanan dan emas perhiasan. Ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku impor merupakan salah satu faktor utama tingginya pengaruh kenaikan harga komoditas di pasar internasional terhadap harga produk nasional.

Grafik 2.4

Perkembangan Inflasi per Kelompok(yoy)

-5.00 10.00 15.00 20.00

25.00 Umum Bhn Mknan Mknan Jadi Perumahan


(57)

37

Selam a periode Januari 2008 hingga Sept em ber 2008, ham pir seluruh kelom pok barang dan jasa di Sum ut m engalam i inf lasi. Dua kelompok barang dan jasa dengan inf lasi tahunan (yoy) di atas dua digit adalah kelompok bahan makanan (16,17% ) dan kelompok t ransport asi dan komunikasi (11,51% ).

Survei Kegiat an Dunia Usaha (SKDU)

Dari hasil SKDU triw ulan II-2008, harga jual yang ditetapkan perusahaan pada triw ulan III-2008 diperkirakan masih tetap meningkat. Hal ini diindikasikan dari nilai SBT yang mencapai 21,85% . Peningkatan harga jual tertinggi terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran.

M enurut perusahaan, peningkatan harga produk pada triw ulan mendatang lebih disebabkan karena faktor musiman dimana pada triw ulan III-2008 ada hari besar keagamaan dan menjelang akhir tahun yang menyebabkan laju permintaan akan semakin cepat.

Grafik 2.5

Realisasi & Perkiraan Indikator Harga Jual

3.46 12.6 0 -3.06 8.19 5.55 0.53 0.24 0 12.65 0 -1.53 6.68 2.52 1.47 0.06 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 1. P er ta n ia n 2. In d . P en go la h an 3. Li st rik 4. B an g un an 5. P H R 6. P ng g kt n & K om . 7. K eu a ng an 8 . J as a-Ja sa

Saldo Bersih Tertimbang (% ) Tw. II-08 Saldo Bersih Tertimbang (% ) Tw.III-08

Peningkatan harga jual/tarif produsen pada survei ini sejalan juga dengan survei konsumen bulan September 2008. Sementara itu, dari hasil survei triw ulan II-08, diperoleh sebanyak 23,48% responden memperkirakan laju inflasi tahun 2008 sebesar 11% -15% . Ekspektasi responden terbesar ada pada kisaran inflasi 8% -10% . Perkiraan inflasi ini lebih besar dibandingkan hasil survei triw ulan I-08, hal ini disebabkan karena adanya kebijakan kenaikan BBM yang ditetapkan pemerintah sehingga akan berdampak pada kenaikan harga-harga secara umum.


(58)

140.00 150.00 160.00 170.00 180.00 190.00 200.00

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

2007 2008 in d e k s

Perubahan harga umum 3 bulan yad Perubahan harga umum 6 bulan yad

1.17 1.10 1.07 0.95 1.08 1.03 1.05 1.07 1.04 1.07 1.10 1.01 1.00 1.01 1.01 1.02 0.90 1.00 1.10 1.20

Survei Konsumen (SK) Grafik 2.6. Perkembangan Ekspektasi Konsumen

Terhadap Harga Barang & Jasa

Berdasarkan hasil Survei Konsumen

bulan September 2008, konsumen

mengekspektasikan akan terjadi kenaikan harga pada tiga bulan maupun enam bulan mendatang. Hal ini terlihat dari nilai Balance

Score (BS) masing-masing mencapai 160.95

dan 153.33. Nilai BS ekspektasi terhadap

harga tiga bulan ke depan dibandingkan

dengan bulan Juni 2008 memperlihatkan nilai

BS yang melemah sebesar 27.62 poin (dari 188.57 menjadi 160.95).

Berdasarkan data perkembangan harga mulai bulan September 2007-Oktober 2007, terlihat bahw a ekspektasi konsumen terhadap harga untuk tiga bulan yang akan datang (November 2008-M ei 2008) menunjukkan tren yang cenderung meningkat . Hal ini berarti bahw a pada rentang periode tersebut konsumen berpendapat bahw a harga pada tiga bulan dan enam bulan ke depan akan mengalami peningkatan. Kemudian tren nilai BS yang menurun mulai Juni 2008 hingga September 2008. Kondisi ini menunjukkan bahw a konsumen berpendapat harga pada tiga bulan dan enam bulan ke depan akan mengalami peningkatan akan tetapi tidak sebesar periode sebelumnya.

Kenaikan ekspektasi harga untuk tiga bulan ke depan diperkirakan terjadi pada kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan, listrik, gas dan bahan bakar, sandang, kesehatan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan serta pendidikan, rekreasi dan olah raga.

Survei Penjualan Eceran (SPE) Grafik 2.7. PerkembanganLink Index

Survei Penjualan Eceran yang

dilakukan terhadap 45 penjual eceran yang berlokasi di w ilayah kota M edan dan sekitarnya pada bulan September 2008 menunjukkan adanya peningkatan total


(59)

39

survei, beberapa yang mengalami peningkatan ialah perlengkapan rumah tangga (15,06% ), suku cadang (12,39% ), pakaian dan perlengkapannya (4,18% ).

M eningkatnya nilai total penjualan pada periode ini karena siklus musiman. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain peningkatan permintaan untuk kelompok perlengkapan rumah tangga, makanan dan tembakau serta pakaian dan perlengkapannya. Sementara menghadapi Ramadhan dan hari raya Idul Fitri diperkirakan penjualan akan semakin meningkat yang dipengaruhi oleh kenaikan harga dan permintaan, hanya pencapaian target penjualan akan dihadapkan pada persaingan terutama bagi kelompok pakaian dan makanan.

Jika diamati pergerakan indeks mengalami peningkatan. Bulan Juni 2007 adalah nilai indeks tertinggi kemudian menurun dan berfluktuatif. Pada bulan Desember 2007 mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh permintaan akhir tahun dan kemudian menurun dengan halus(smooth dow nw ard)mengikuti perkembangan ekonomi, lalu pada M ei 2008 meningkat lagi karena didorong kekhaw atiran kenaikan harga minyak sehingga timbul aksi borong oleh masyarakat. Hal ini terbukti dimana akhirnya pemerintah terpaksa menaikkan harga minyak karena tidak sanggup menanggung subsidi, akibatnya memicu kenaikan harga dalam negeri, sehingga indeks pada bulan Juni mengalami penurunan w alaupun nilai penjualan meningkat.

Rata-rata indeks mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 dari bulan September 2007-September 2008 (average linked index). Secara berturut-turut selama tiga bulan angka indeks bervariasi (linked index), Juli (1,04), Agustus (1,03) dan diperkirakan September sebesar 1,02.

Survei yang dilakukan pada bulan September 2008 menunjukkan bahw a responden sudah mulai dapat menerima kenaikan harga. Secara umum, meyakini bahw a kenaikan harga selalu terjadi pada w aktu-w aktu tertentu seperti perayaan agama dan aktivitas akhir tahun. Kecuali pemerintah kembali menaikkan harga BBM dalam negeri maka resistensi responden kembali meningkat terhadap perubahan harga. Sebanyak 69% responden menyatakan bahw a harga akan naik sebesar 5% untuk tiga bulan ke depan, sementara untuk enam bulan yang akan datang, 60% responden menyatakan harga akan sama.


(60)

Studi Analisis Sumber-Sumber Tekanan Inflasi Di Sumatera Utara akan menjaw ab permasalahan kontribusi karakteristik inflasi terhadap pembentukan ekspektasi inflasi, kontribusi sumber-sumber tekanan inflasi terhadap pembentukan inflasi dan alternatif strategi kebijakan untuk mengurangi tekanan inflasi di Sumatera Utara. Tujuan studi ini adalah menganalisis karakteristik tingkat inflasi, mengidentifikasi sumber-sumber tekanan inflasi dan menganalisis pembentukan harga komoditas utama penyumbang inflasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga, dan menyusun alternatif strategi kebijakan yang dapat digunakan untuk mengurangi tekanan inflasi. Disain penelitian yang digunakan adalah studi data sekunder dengan metode analisis interdependensi dalam bentuk model VAR dan metode analisis dependensi dalam bentuk model regressi. M odel VAR digunakan untuk menganalisis sumbangan atau kontribusi berbagai karakteristik harga-harga terhadap harga-harga umum, sedangkan model regressi digunakan untuk menganalisis sumbangan atau kontribusi berbagai karakteristik

inflasi terhadap inflasi di Sumatera Utara. M odel expected-augmented Phillips curve

merupakan model distributed-lag harga-harga umum, tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran.

Selama periode 2000:1-2007:4, hasil investigasi menunjukkan bahw a peningkatan inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran masing-masing 2.07 persen, 1.40

persen dan 9.02 persen per kuartal. M odel the expected-augmented Phillips Curve

menghasilkan komponen menetap dan komponen temporer dari core inflation masing-masing sebesar 2.42 persen dan 0.15 persen serta noise inflation negatip 0.50 persen per kuartal. Sumbangan atau kontribusi komponen menetap dan komponen temporer dari core inflation serta noise inflation terhadap pembentukan inflasi di Sumatera Utara masing-masing 78.82 persen, 4.89 persen dan 16.29 persen.

Selama periode 2003:01-2007:12, peningkatan harga-harga umum di Sumatera Utara sebesar 0.76 persen per bulan, dimana inflasi exclusion or core, exclude items or noncore, administered, volatile food dan traded goods masing-masing 0.61 persen, 0.92 persen, 1.11 persen, 0.79 persen dan 0.74 persen per bulan. Di lain pihak, inflasi komoditas bahan makanan, inflasi komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar, inflasi komoditas sandang, inflasi


(61)

exclusion or coredanharga-harga volatile food.

Sedangkan sumber utama tekanan pembentukan harga-harga exclusion or core adalah harga-harga volatile food dan harga-harga traded goods. Demikian juga sumber utama tekanan harga-harga volatile food, yaitu harga-harga adminsitered dan harga-harga exclusion or core, dan sumber utama tekanan pembentukan harga-harga adminsitered adalah harga-harga exclusion or core. Sumber utama tekanan harga-harga exclude items or non core adalah harga-harga exclusion or core dan harga-harga volatile food, dan sumber utama tekanan harga-harga traded goods adalah harga-harga exclusion or core, harga-harga administered dan harga-harga volatile food.

Sumbangan atau kontribusi inflasi exclusion or core, exclude items or non core, administered dan volatile food goods terhadap inflasi di Sumatera Utara masing-masing 51.30 persen, 16.68 persen, 14.93 persen dan 17.39 persen, sedangkan inflasi traded goods tidak mempunyai kontribusi terhadap inflasi. Oleh sebab itu sumber utama tekanan karakteristik inflasi adalah inflasi exclusion or core.

Sumber utama tekanan harga-harga umum di Sumatera Utara adalah harga-harga

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga. Sedangkan sumber utama tekanan harga-harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa adalah harga-harga komoditas bahan makanan dan komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga. Sumber utama tekanan harga-harga komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga adalah harga-harga-harga-harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sumber utama tekanan harga-harga komoditas bahan makanan adalah harga-harga komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas sandang.

Sumber utama tekanan harga-harga komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah harga-harga komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, dan komoditas sandang. Sumber utama tekanan harga komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar adalah harga-harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga dan komoditas bahan makanan.

Demikian juga sumber utama tekanan harga komoditas sandang, yaitu harga-harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, komoditas pendidikan,


(62)

perumahan, air, listrik dan bahan bakar, komoditas bahan makanan, komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Hasil investigasi merekomedasikan strategi kebijakan ekonomimikro dan kebijakan ekonomi makro.

Strategi kebijakan ekonomi mikro adalah stabilisasi harga-harga traded goods dan harga-harga administered, stabilisasi harga-harga exclusion or core dan harga-harga volatile food, sehingga tekanan inflasi traded goods dan administered, inflasi exclusion or core, dan inflasi volatile food berkurang. Stabilisasi karakteristik harga-harga tersebut dapat dilaksanakan melalui stabilisasi harga-harga komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, harga-harga komoditas bahan makanan, harga-harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, sehingga tekanan inflasi komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi komoditas bahan makanan serta inflasi komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Strategi kebijakan ekonomi makro adalah meminimalisasi deviasi target pertumbuhan ekonomi dan deviasi target pengangguran. Pemerintah daerah dapat meminimalkan

deviasi target pertumbuhan ekonomi dan deviasi target pengangguran melalui

peningkatan efektifitas penggunaan anggaran untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan target pengangguran. Demikian juga otoritas moneter di daerah dapat meminimalkan deviasi target pertumbuhan ekonomi dan deviasi target pengangguran melalui peningkatan efektifitas pembiayaan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan target pengangguran.


(63)

BAB III

Perkembangan Perbankan

D aerah


(64)

1. KONDISI UM UM

Pada triw ulan III 2008, perbankan Sumut mengalami perbaikan kualitas kredit dan

percepatan intermediasi perbankan. Perbaikan kualitas kredit ditunjukkan oleh

menurunnya kredit bermasalah (NPL) menjadi 3,16% , lebih rendah dari posisi yang sama tahun sebelumnya yaitu 8,01% . Kondisi dunia usaha yang cenderung membaik dan peningkatan penghasilan rumah tangga disertai dengan penyaluran kredit yang tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian diperkirakan mendorong rasio NPLs menjadi lebih rendah. Di sisi lain, kondisi intermediasi perbankan juga semakin membaik dan berkualitas, terlihat dari peningkatan LDR, peningkatan pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja, serta percepatan pertumbuhan kredit ke sektor produktif.

M oment um pemulihan sekt or riil juga dikonf irmasi oleh percepatan pert umbuhan indikator bank umum di Sumut . Kredit ke sekt or-sekt or produkt if sepert i sekt or pengolahan; sekt or perdagangan, hot el & rest oran (PHR) dan sekt or pertanian, meningkat sejalan dengan meningkatnya kapasit as produksi terpakai di sekt or-sekt or t ersebut. Secara umum Bank Syariah dan Bank Perkredit an Rakyat (BPR) t et ap menunjukkan perkembangan usaha. Perbaikan kinerja sektor keuangan diharapkan semakin memacu pemberdayaan sektor riil.

Perkembangan bank umum konvensional pada triwulan III-2008 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun secara tahunan. Begitu pula dengan perkembangan bank umum syariah dan BPR/S di Sumut sampai dengan triwulan III-2008, tetap mengalami pertumbuhan.

Dana pihak ket iga (DPK) yang dihim pun bank umum konvensional di Sum ut

m engalam i peningkat an dibandingkan pert um buhan t riw ulan sebelum nya.

Perkembangan ini didorong oleh peningkatan jenis simpanan deposito, giro dan tabungan. Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan yang besar terhadap produk-produk perbankan di tengah semakin beragamnya produk investasi yang ditawarkan lembaga keuangan lain.

Ou t st an d i n g kredit yang disalurkan sam pai dengan t riw ulan III-2008

m engalam i peningkat an dibandingkan t riw ulan sebelum nya. Begit u pula dengan laju

B


(65)

secara nominal maupun persentasenya membaik. Kenaikan pert um buhan kredit yang disert ai dengan m eningkat nya pert um buhan DPK m engakibat kan LDR bank um um di Sum ut juga naik dari 82,33% di t riw ulan II m enjadi 84,48% pada t riw ulan III-2008.

Perkem bangan bank um um syariah di Sum ut juga cukup m enggem birakan, bahkan t um buh diat as bank um um konvensional. Secara triwulanan maupun tahunan indikator utama tetap mengalami kenaikan. Program akselerasi perbankan syariah diharapkan semakin meningkatkan perkembangan perbankan syariah secara signifikan. Pembiayaan yang disalurkan (PYD) meningkat menjadi Rp3,11 triliun, sementara DPK yang dihimpun mencapai Rp1,37 triliun. Namun demikian, peningkatan penyaluran kredit ini tidak diikuti oleh peningkatan jumlah pembiayaan yang bermasalah, tercerm in dari rasio pembiayaan bermasalah (NPF)grossyang justru menurun dari 5,62% menjadi 5,23% .

Perkem bangan bank perkredit an rakyat /syariah (BPR/S) di Sum ut t et ap

m engalam i peningkat an, baik secara t ahunan m aupun t riw ulanan. Hal ini dicerminkan oleh meningkatnya total aset, DPK maupun penyaluran kredit/pembiayaan.

Demikian pula, beberapa indikator kinerja bank seperti rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan untuk bank-bank tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan triw ulan yang sama tahun sebelumnya.

Grafik 3.1. Pangsa Aset Perbankan Sumut Triw ulan III-08

96.81% 2.69% 0.50%

BU Konvensional BU Syariah BPR

Total aset perbankan di Sumut yang meliputi aset bank umum dan BPR mencapai

Rp97,95 triliun, tumbuh 4,98% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh peningkatan total aset pada bank umum pemerintah, bank sw asta dan bank asing serta campuran. Pangsa total aset perbankan di Sumut masih didominasi oleh bank umum konvensional. (Grafik 3.1).

2. Perkembangan Bank Umum

Perkembangan bank umum di Sumut ditandai dengan meningkatnya total aset, DPK dan kredit yang disalurkan pada triw ulan III-2008. Penyaluran kredit mengalami peningkatan


(66)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% T w . I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w . II T w . II I

2006 2007 2008 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%

LDR NPL Gross

sebesar 5,66% , menjadi Rp65,87 triliun (qtq), meskipun BI Rate meningkat menjadi 9,25% pada bulan September 2008. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan penyerapan kredit pada lima dari sembilan sektor ekonomi. Penyerapan kredit terbesar dialami oleh sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp17,49 triliun atau 26,55% dari total kredit.

Berdasarkan jenis penggunaannya, lebih dari 50% total kredit pada triw ulan ini disalurkan untuk kegiatan produktif, yaitu berupa kredit modal kerja, diikuti oleh penyaluran kredit konsumsi dan investasi. Penyaluran kredit modal kerja mencapai Rp37,72 triliun, sementara penyaluran kredit investasi mencapai Rp12,16 triliun. Adapun penyaluran kredit konsumsi juga meningkat menjadi Rp15,99 triliun, dengan pangsa 24,28% dari total kredit.

Seperti halnya dengan penyaluran kredit, kegiatan penghimpunan DPK pada triw ulan III-2008 juga meningkat sebesar 2,97% , menjadi Rp77,97 triliun. Peningkatan DPK ini

menunjukkan bahw a kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin besar.

Peningkatan penghimpunan DPK dialami oleh semua jenis bank, dimana penghimpunan terbesar dialami oleh bank sw asta, yang mencapai Rp37,42 triliun. Sementara itu, pada bank pemerintah dan bank asing serta campuran, penghimpunan DPK masing-masing sebesar Rp32,69 triliun dan Rp7,53 triliun. Dilihat dari jenis simpanan, penurunan DPK terjadi pada giro dan tabungan, sedangkan deposito masih meningkat.

Peningkatan penyaluran kredit yang lebih besar dari pada peningkatan penghimpunan DPK tersebut, mengakibatkan rasio LDR meningkat menjadi 84,48% pada triw ulan III-2008 (Grafik 3.3). Peningkatan LDR tersebut tidak diikuti dengan peningkatan jumlah kredit bermasalah yang tercermin dari penurunan rasio NPLgrossmenjadi 3,16% .

Grafik 3.2. Perkembangan Aset, DPK & Kredit Grafik 3.3. Perkembangan LDR & NPL

Bank Umum di Sumut Bank Umum di Sumut

-20 40 60 80 100 120 T w . I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w . II T w .I II

2006 2007 2008

R p T ri li u n


(67)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% T w . I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

0% 50% 100% 150% 200% 250% Konvensional Syariah 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00

6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008

%

Giro Tabungan Deposito Kredit BI Rate

Semakin membaiknya angka LDR perbankan, sekaligus dapat merefleksikan membaiknya fungsi intermediasi perbankan di tengah terjadinya gejolak ekonomi global maupun kecenderungan perlambatan ekonomi nasional. Kecenderungan tersebut dapat tercermin dari beberapa variabel ekonomi seperti suku bunga yang cenderung naik dan angka inflasi yang semakin meningkat. Sebagaimana terlihat pada grafik perkembangan suku bunga, tren peningkatan BI rate (9,25% ) mulai direspon dengan peningkatan suku bunga kredit (12,27% ), suku bunga deposito (8,54% ), suku bunga tabungan (3,29% ) dan suku bunga giro (2,47% ).

Grafik 3.4. Perkembangan LDR Grafik 3.5. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Konvensional & Syariah (rata-rata tertimbang)

2.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum

Penghimpunan DPK pada bank umum di Sumut meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Adanya alternatif investasi lain ternyata tidak ikut berpengaruh terhadap penghimpunan DPK ini. Namun, berdasarkan jenis simpanan, peningkatan terjadi pada deposito sebesar 11,72% , sementara giro dan tabungan menurun sebesar 7,58% dan 0,52% .


(68)

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw. II Tw. III 2006 2007 2008

R p T ri li u n

Giro Tabungan Deposito

Grafik 3.6. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum

Berdasar Jenis Simpanan

Peningkatan simpanan deposito sejalan dengan peningkatan rata-rata tingkat suku bunga deposito yang diberikan oleh bank

umum dari 6,72% pada akhir Juni 2008

menjadi 8,54% pada akhir September 2008.

Peningkatan nilai/posisi simpanan

deposito mendominasi pangsa DPK perbankan Sumut. Nominal deposito yang sebesar Rp34,52 triliun memiliki pangsa 44,27% terhadap total DPK, sementara pangsa tabungan mencapai 36,66% dan pangsa giro sebesar 19,07% dari total DPK.

Grafik 3.7. Pangsa Penghimpunan DPK BU Berdasar Kelompok Bank

Dilihat berdasarkan kelompok bank, pada triw ulan III-2008, DPK yang dihimpun oleh Bank

Umum Pemerintah (BUP), Bank Asing dan

Campuran (BAC), dan Bank Umum Sw asta

Nasional (BUSN) masing-masing sebesar

Rp32,69 triliun (42,10% ), Rp7,53 triliun (9,70% ) dan Rp37,42 triliun (48,20% ). Sementara itu, dilihat dari pertumbuhannya, penghimpunan DPK oleh kelompok BUSN mengalami kenaikan

sebesar 5,71% (qtq), lebih besar daripada

pertumbuhan triw ulan sebelumnya yang sebesar 2,94% (qtq). Untuk kelompok BAC, mengalami

penurunan pertumbuhan sebesar 0,37% (qtq), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan

triw ulan lalu sebesar 11,11% (qtq). Pada kelompok BUP meningkat 4,58% (qtq),

meskipun pada triw ulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 6,25% (qtq). Sama halnya dengan triw ulan sebelumnya, pangsa terbesar DPK masih didominasi oleh kelompok BUSN. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% T w . I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

BUPemerintah

Bank Asing & Campuran BU Swasta Nasional


(69)

24.28%

57.26% 18.46%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0 5 10 15 20 25 30 35 40 T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

R p T ri li u n

Modal Kerja I nvestasi Konsumsi

2.2. Penyaluran Kredit Bank Umum

Selama triw ulan III-08, kredit yang disalurkan oleh bank umum di Sumut mencapai Rp65,87 triliun atau tumbuh 5,66% (qtq). Penyaluran kredit terbesar diserap oleh empat sektor ekonomi yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor jasa dunia usaha. Sementara itu, bila dilihat dari pertumbuhan

penyerapan kredit, penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan mengalami

pertumbuhan terbesar yaitu 16,49% .

Grafik 3.8. Pangsa Penyaluran Kredit Grafik 3.9. Perkembangan Kredit Bank Umum Bank Umum Sumut Tw . III-08 Berdasarkan Jenis Penggunaan

Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit perbankan di Sumut disalurkan untuk kegiatan produktif (modal kerja). Posisi kredit modal kerja (KM K) tercatat sebesar Rp37,72 triliun, sementara posisi kredit investasi (KI) mencapai Rp12,16 triliun dan kredit konsumsi (KK) mencapai Rp15,99 triliun. Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada KK sebesar Rp1,51 triliun (10,43% ), KI sebesar Rp0,99 triliun (8,86% ) dan M K sebesar Rp1,03 triliun (2,81% ).

Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan paling besar menyerap kredit, yakni mencapai Rp17,49 triliun, dengan pangsa terhadap seluruh sektor mencapai 26,56% . Hal ini didukung dengan hasil survei indikator ekonomi triw ulan III-08 yang menunjukkan bahw a industri pengolahan menempati urutan kedua dalam struktur PDRB Sumut sebesar 22,72% .


(70)

14.35% 0.32% 26.55% 0.02% 23.62% 1.52% 0.74% 24.35% 5.40% 3.13%

Pertanian Pertambangan Ind.Pengolahan Listrik,Gas&Air Konstruksi Perdag.Htl,Rest Pengaktn, Gudang Jasa Dunia Usaha Jasa Sos Masy Lainny a 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

R p T ri li u n

Ind.Pengolahan PHR Pertanian

56.27% 3.97% 2.57% 2.20%

7.41%

Grafik 3.10. Pangsa Penyaluran Kredit Grafik 3.11. Perkembangan Penyaluran

Bank Umum Terbesar Kredit Bank Umum Terbesar

Berdasarkan Sektor Ekonomi Triw ulan III-08 Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sementara itu, penyaluran kredit terbesar lainnya adalah ke sektor perdagangan,hotel dan restoran yang mencapai Rp15,56 triliun, atau dengan pangsa sebesar 23,62% . Besarnya penyerapan pada subsektor ini mengindikasikan bahw a kegiatan perdagangan eceran mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan hasil survei penjualan eceran triw ulan III-08 yang menunjukkan adanya peningkatan nilai penjualan akibat peningkatan harga komoditas.

2.2.1. Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek

Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit oleh bank yang berlokasi di Sumut, peningkatan juga terjadi pada kredit yang diserap di w ilayah Sumut sebesar 5,66% , menjadi Rp65,87 triliun. Dilihat berdasarkan kabupaten/kota penerima kredit, Kota M edan merupakan daerah yang menyerap kredit terbesar, mencapai Rp36,85 triliun atau sekitar 55,94% dari total kredit yang tersalur di Sumut. Daerah lainnya yang menyerap kredit cukup besar adalah Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp4,86 triliun (7,38% ).

Grafik 3.12. Pangsa Penyaluran Kredit Terbesar Berdasar Lokasi Proyek Kab./ Kota Tw .III-08


(71)

Ko nsumsi, 35.16%

Investasi, 13.43%

M o dal Kerja, 51.42%

2.2.2. Persetujuan Kredit Baru Oleh Bank Umum

Persetujuan kredit baru pada triw ulan III-08 sebesar Rp3,36 triliun, menurun 21,68% dibanding pada triw ulan II-08 yang sebesar Rp4,29 triliun. Akan tetapi secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan persetujuan kredit baru pada triw ulan III-07, yaitu meningkat 23,99% .

Grafik 3.13. Perkembangan Persetujuan Grafik 3.14. Pangsa Persetujuan Kredit Baru Kredit Baru Oleh Bank Umum Berdasar Jenis Penggunaan

1.54 2.08 3.22 4.60 4.29 3.36 1.48 1.62 2.74 2.71 2.31 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 T w . I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

R p T ri li u n

Penurunan ini menunjukkan bahw a peningkatan BI Rate berpengaruh cukup

signifikan terhadap penurunan persetujuan kredit baru oleh Bank Umum di Sumut. Sekitar 64,84% dari total kredit baru merupakan kredit produktif, yaitu kredit modal kerja Rp1,73 triliun dengan pangsa 51,42% dan kredit investasi sebesar Rp451,64 miliar (13,43% ), sedangkan kredit konsumsi memiliki pangsa 35,16% sebesar Rp1,18 triliun.

2.2.3. Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah

Sejalan dengan perkembangan total kredit oleh perbankan di Sumut, penyaluran kredit UM KM juga mengalami peningkatan, bahkan melebihi pertumbuhan total kredit. Penyaluran kredit M KM mencapai Rp30,42 triliun, tumbuh 8,57% dibandingkan periode sebelumnya. Nilai kredit M KM ini mencapai 46,18% dari total kredit bank umum di Sumut. Sekitar 64% dari posisi kredit M KM tersebut merupakan kredit modal kerja (51,43% ) dan investasi (12,17% ), sedangkan sisanya merupakan kredit konsumsi (36,40% ). M enurut skala kreditnya, lebih dari 60% kredit M KM disalurkan dalam bentuk kredit menengah, yang mencapai posisi Rp18,32 triliun, sedangkan untuk kredit kecil dan mikro masing-masing sebesar Rp10,19 triliun dan Rp1,53 triliun.


(72)

0.08% 2.19% 7.85% 36.31% 0.02% 8.98% 5.84% 33.35% 1.14% 4.24%

Pertanian Pertambangan Ind.Pengolahan Listrik,Gas&Air Konstruksi Perdag.Htl,Rest Pengaktn, Gudang Jasa Dunia Usaha Jasa Sos Masy Lainny a 378.68 121.57 96.78 59.90 54.51 0 50 100 150 200 250 300 350 400 R p M il y a r PHR Ind. Pengolahan

Konstruksi Jasa Dunia Usaha

Pertanian Grafik 3.15. Pangsa Penyaluran Kredit M KM Grafik 3.16. Perkembangan Kredit M KM

Triw ulan III-08 Bank Umum M enurut Jenis Penggunaan

Mikro, 5.10% Menengah, 60.98% Kecil, 33.91%

Dari total kredit M KM , sektor PHR menyerap kredit sebesar 33,35% dengan sub sektor penyerap terbesar oleh perdagangan eceran. Selanjutnya, sektor industri pengolahan adalah sektor yang menyerap kredit M KM terbesar kedua, mencapai Rp2,70 triliun (8,98% ) dan diikuti oleh sektor jasa dunia usaha sebesar Rp2,36 triliun (7,85). Dilihat dari resiko kredit, besarnya penyerapan sektor PHR juga sejalan dengan besarnya NPL. NPL kredit M KM terbesar berada pada sektor PHR (Rp378,68 miliar).

Grafik 3.17. Pangsa Penyaluran Kredit UM KM Grafik 3.18. NPL Kredit UM KM Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi Tw .III-08 M enurut Sektor Ekonomi (RpM iliar)

0 5 10 15 20 T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

R p T ri li u n


(73)

2.3. Jumlah Bank dan Jaringan Kantor

Secara kelembagaan, jumlah Kantor Cabang dan Cabang Pembantu yang beroperasi di Sumatera Utara sampai dengan September 2008 sebanyak 580 kantor atau bertambah 50 kantor dibandingkan dengan September 2007 yang sebanyak 530 kantor.

Grafik 3.19

Perkembangan Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Kas mengalami peningkatan dari 153 unit menjadi 174 unit. Begitu juga dengan pertambahan jumlah kantor cabang, kantor cabang pembantu dan jaringan mesin Anjungan Tunai M andiri (ATM ) yang sampai dengan September 2008 masing-masing bertambah 3 kantor cabang, 47 kantor cabang pembantu sementara mesin ATM jumlahnya berkurang 33 unit .

3. Bank Umum Konvensional

Dari sisi likuiditas, perbankan konvensional di Sumut terlihat mengalami

penurunan. Sampai dengan September 2008 rasio likuiditas perbankan tercatat sebesar 6,43% atau turun jika dibandingkan dengan rasio akhir triw ulan II-08 sebesar 6,70% .

Namun, menurunnya kondisi likuiditas perbankan tersebut tidak diiringi dengan

penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sampai dengan bulan September 2008

tercatat sebesar 81,93% atau meningkat jika dibandingkan dengan rasio akhir triw ulan II-08 sebesar 80,24% . Hal ini menunjukkan bahw a, penurunan kondisi likuiditas bank tidak serta merta menurunkan kemampuan bank dalam penyaluran kredit.

Sejalan dengan hal itu, meningkatnya aktivitas perbankan tersebut juga didukung oleh peningkatan perolehan keuntungan atas aset atauReturn on Asset (ROA)perbankan. Sampai dengan bulan September 2008, ROA tercatat sebesar 3,61% atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan rasio periode sebelumnya sebesar 1,99% . Hal

0 200 400 600 800 1000

2003 2004 2005 2006 2007 2008

U

n

it


(74)

-0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II

2006 2007 2008

R p T ri li u n

Aset Pembiayaan DPK

tersebut dapat menggambarkan meningkatnya kemampuan perbankan dalam

pengelolaan sejumlah aset tertentu juga seiring dengan peningkatan perolehan labanya. M eningkatnya aktivitas perbankan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas aktiva produktifnya. Terlihat pada tabel dibaw ah, pada triw ulan III-08 perkembangan rasio NPL (gross)menunjukkan arah yang positif yaitu 3,06% atau membaik dibandingkan akhir triw ulan II-08 sebesar 3,21% . Kondisi peningkatan tersebut membaw a dampak yang membaik terhadap tingkat efisiensi operasional usaha perbankan yang tercermin dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per September 2008 tercatat sebesar 77,35% atau menurun jika dibandingkan dengan posisi akhir triw ulan II-08 sebesar 80,32% .

Peningkatan rasio BOPO tersebut juga sejalan dengan rasio Net Interest M argin (NIM ) yang cenderung semakin membaik. Jika rasio NIM pada akhir triw ulan II-08 tercatat sebesar 2,93% , maka sampai dengan September 2008 angkanya naik menjadi 4,38% .

Tabel 3.1. Perkembangan Rasio keuangan Bank Umum Konvensional

Gross Netto

Jun-07 1.41% 69.69% 9.41% 100.24% 3.01% 8.96% 8.54% 2.39%

Sep-07 2.35% 70.94% 9.05% 89.86% 4.29% 8.58% 8.14% 2.73%

Dec-07 2.31% 74.14% 7.98% 87.51% 5.44% 7.39% 6.30% 1.34%

Mar-08 1.97% 73.92% 7.51% 78.83% 1.55% 4.64% 3.57% 1.48%

Jun-08 1.99% 80.13% 6.70% 80.32% 2.93% 3.98% 3.21% 1.25%

Sep-08 3.61% 81.80% 6.43% 77.35% 4.38% 4.09% 3.06% 1.16%

Tahun ROA LDR Likuiditas BOPO NIM KAP

NPL

4. Bank Umum Syariah Grafik 3.20. Perkembangan Kinerja

Bank Umum Syariah

Kinerja bank umum syariah dalam triw ulan III-08 juga menunjukkan perkembangan positif,

dilihat dari kenaikan di posisi aset dan

pembiayaan yang disalurkan (PYD).

Total aset meningkat dari Rp2,43 triliun pada triw ulan II-08 menjadi Rp2,63 triliun pada

triw ulan III-08. PYD tumbuh 10,28% (qtq)


(75)

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50

Tw . I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II* 2006 2007 2008

R

p

T

ri

li

u

n

Aset Kredit DPK

sebelumnya menjadi 227,01% . Peningkatan FDR diikuti oleh penurunan kualitas

pembiayaan/penurunan pembiayaan bermasalah. Rasio NPF menurun dari 5,62% pada triw ulan sebelumnya menjadi 5,23% pada triw ulan III-08.

Sementara itu, tingkat profitabilitas kelompok bank ini terhadap aset yang dimiliki,

menunjukkan rasio yang meningkat. Sampai dengan bulan September 2008 rasio ROA

tercatat sebesar 3,38% atau naik jika dibandingkan dengan triw ulan II-08 sebesar 2,35% . Demikian halnya dengan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada bulan September 2008 mencatat penurunan sebesar 53,15% , dimana pada triw ulan sebelumnya sebesar 55,02% .

Tabel 3.2.

Perkembangan Rasio Bank Umum Syariah

Gross Netto

Jun-07 2.06% 195.81% 3.23% 60.53% 0.15% 7.93% 4.16% 2.65%

Sep-07 2.90% 195.63% 3.23% 58.92% 0.22% 6.52% 4.95% 3.47%

Dec-07 3.70% 181.39% 10.05% 58.52% 0.28% 5.54% 4.99% 3.23%

Mar-08 1.30% 185.08% 3.54% 53.29% 0.08% 6.03% 4.93% 3.61%

Jun-08 2.35% 182.77% 2.84% 55.02% 0.15% 5.75% 5.62% 3.88%

Sep-08 3.38% 227.03% 5.85% 53.15% 0.24% 5.73% 5.23% 3.70%

Tahun ROA FDR Likuiditas BOPO NIM KAP

NPF

5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Grafik 3.21. Perkembangan Kinerja

Bank Perkreditan Rakyat

Perkembangan kegiatan intermediasi BPR pada triw ulan III-08 naik dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Rasio antara kredit dengan pembiayaan (LDR) pada triw ulan ini sebesar 111,76% , lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 106,45% .

Penyaluran kredit oleh BPR di Sumut pada triw ulan III-08 mencapai Rp0,38 triliun. Dibandingkan dengan total kredit bank umum

konvensional, nilai kredit BPR ini jauh lebih rendah. Namun demikian, peranan BPR cukup

penting bagi pengembangan ekonomi di Sumut karena lebih dapat menjangkau

nasabah/debitur BPR di wilayah pedesaan. Sementara itu, penghimpunan DPK oleh BPR mencapai Rp0,34 triliun, dengan 58,82% diantaranya berupa simpanan deposito.


(76)

BAB IV

Perkembangan Keuangan

D aerah


(77)

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melakukan efisiensi penggunaan anggaran, terkait dengan anjuran pemerintah pusat dalam membatasi jumlah defisit APBD hanya sebesar 0,35% , melalui efisiensi tersebut diharapkan jumlah defisit APBD dapat ditekan seminimal mungkin. Pembatasan ini merupakan instruksi yang baik dari pemerintah pusat, yang bertujuan agar seluruh jajaran dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah melakukan efisiensi anggaran. M engenai Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk APBD Sumut 2009,

diharapkan draft KUA PPAS tersebut dapat secepatnya dibahas oleh DPRD Sumut,

sehingga pengesahan APBD 2009 tidak terlambat, yang tidak berdampak negatif terhadap penggunaan anggaran dan ketidakefisienan penggunaan anggaran.

Sebelumnya, pemerintah membatasi jumlah defisit APBD seluruh pemerintah daerah maksimal 0,35% . Pembatasan ini dilakukan karena defisit anggaran pusat sudah mencapai 1,9% sehingga total defisit pemerintah pusat maupun daerah maksimal menjadi 2,25% dari PDB. Untuk menutup defisit daerah, pemerintah memperbolehkan pemda mencari pembiayaan defisit yang di antaranya Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) dan dana cadangan, selain itu pemda bisa mencari pembiayaan dari penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan seperti BUM D, hal terakhir dapat melalui pinjaman daerah. Untuk mengatasi batasan defisit APBD ini, Depkeu akan segera menerbitkan peraturan menteri keuangan (PM K) yang dipakai untuk mengontrol batas maksimal defisit APBD dan pinjaman daerah yang direncanakan dikeluarkan bulan Agustus 2008.

Sampai dengan semester I-2008, realisasi Belanja Daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut tahun 2008 sebesar Rp763,133 miliar dan realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp1,981 triliun. Pendapatan daerah dalam APBD 2008 tercatat sebesar Rp3,357 triliun, meningkat 31,29% dibandingkan APBD perubahan tahun 2007 yang sebesar Rp2,557 triliun. Pendapat an daerah sebagian besar masih berasal dari Pendapat an Asli Daerah (PAD). PAD dalam APBD murni 2008 dianggarkan sebesar Rp2,297 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp703 miliar dari PAD tahun 2007 yang sebesar Rp1,594 t riliun, at au naik 44,10% .

Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) semakin menyadari untuk menggali sumber-sumber pendapatan di era desentralisasi dan otonomi daerah ini tidak lagi dapat sepenuhnya mengandalkan sumber yang berasal dari pajak daerah, melainkan harus mulai

B


(78)

mengalihkan perhatian untuk menggali sumber pendapatan lain sesuai kew enangan otonomi dan potensi unggulan provinsi. Pada komposisi ini, terlihat sumber kenaikan penerimaan masih berasal dari pajak daerah meski ada tambahan yang juga signifikan dari penerimaan bagian laba atau deviden PT.Bank Sumut. Sementara pajak daerah masih didominasi Pajak Kenderaan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-(BBN-KB).

Untuk mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi daerah maka ke depannya pungutan pajak maupun retribusi pajak tidak terlalu diandalkan oleh daerah sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam rangka desentralisasi. Hal ini antara lain disebabkan relatif rendahnya basis pajak dan retribusi daerah. Selain itu, berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 terhadap jenis pajak provinsi adalah bersifat limitatif yang berarti provinsi tidak dapat memungut pajak lainnya selain daripada yang telah ditetapkan oleh undang-undang dan hanya dapat menambah jenis retribusi lainnya sebagaimana yang telah ditentukan kriterianya oleh undang-undang.

Selain itu, adanya pembatasan jenis pajak yang dapat dipungut oleh pemerintah provinsi sehubungan dengan kew enangan provinsi sebagai daerah otonom yang terbatas yang hanya meliputi kew enangan yang bersifat lintas kabupaten dan kota serta kew enangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota atau kew enangan bidang pemerintahan tertentu, membuat provinsi perlu mencari sumber penerimaan lainnya di luar pajak.

Penerimaan pajak daerah sendiri tidak secara keseluruhan menjadi penerimaan provinsi karena masih harus dibagihasilkan kepada pemerintah kabupaten dan kota seSumut sebesar 30% yaitu terhadap penerimaan dari PKB, BBN-KB, pajak kendaraan di atas air dan BBN di Atas Air, sedangkan terhadap penerimaan dari PBB-KB serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaat an Air Baw ah Tanah dan Air Permukaan harus dibagihasilkan kepada Pemkab dan Pemko sebesar 70% .

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih memiliki potensi yang signifikan di luar pajak antara lain dari Dana Bagi Hasil diantaranya sektor perkebunan. PT. Perkebunan yang sebelumnya PD Perkebunan, setiap tahunnya menyumbang PAD untuk Sumut lebih kurang Rp5,7 miliar. PT Perkebunan Sumut sebagai badan usaha milik daerah (BUM D) Provinsi Sumut dan sudah memiliki pabrik kelapa saw it (PKS) telah berstatus Perseroan Terbatas (PT) sejak 29 Agustus 2005.


(79)

Rp4,7 miliar, tahun 2007 mencapai Rp5,7 miliar dan pada tahun anggaran 2008 ditargetkan Rp 7,2miliar. Diharapkan PT. Perkebunan mampu menjadi salah satu pendorong perekonomian Sumut, sekaligus sebagai sumber PAD. M eski demikian, w alau prestasi PT. Perkebunan Sumut cukup menggembirakan dengan kinerja yang telah diperoleh yakni sebagai BUM D yang sehat dengan kategori A, namun masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengembangkannya, sehingga dapat sejajar dengan perusahaan perkebunan sw asta lainnya di Sumut.

Tabel 4.1.

Realisasi APBD Sumut s.d Semester I-2008

Anggaran Realisasi Sem. I

Pendapatan Daerah 3,357,275,712,000 1,980,862,252,907 PAD 2,297,496,352,000 1,449,273,656,212 Pendapatan Transfer 1,036,905,790,000 528,585,660,294 Bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 1,036,905,790,000 528,585,660,294 Transfer dari pemerintah pusat-lainnya -

-Transfer pemerintah provinsi -

-Lain-lain Pendapatan Yang Sah 22,873,570,000 3,002,936,400

Belanja Daerah 3,289,251,471,220 1,579,840,706,186

Belanja Langsung 1,358,656,624,088 763,133,147,998 Belanja Tidak Langsung 1,930,594,847,132 816,707,558,188

Belanja Investasi

Sampai dengan M ei 2008, belanja investasi Sumut sebesar Rp242,99 miliar atau naik 158,84% bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2007. Realisasi belanja program harus tetap diperhatikan karena rendahnya realisasi belanja program diperkirakan akan berdampak kepada rendahnya akselerasi kegiatan investasi di Sumut. Kegiatan investasi di Sumut didominasi oleh maraknya kegiat an pembangunan yang dilakukan oleh pihak sw ast a, t erutama di sektor bangunan. Dari sisi pembiayaan, rendahnya st imulus f iskal juga t ercermin dari pert umbuhan investasi yang masih ditopang oleh t ingginya penyaluran kredit bank umum unt uk jenis penggunaan invest asi.


(80)

Tabel 4.2.

Perkembangan Belanja Investasi Pemerintah Pusat (RpM iliar) s.d. Mei 2007 s.d. Mei 2008

Sumbagut 649.40 1,835.82 182.70

NAD 555.52 1,592.84 186.73 Sumut 93.88 242.99 158.84

Sumbagteng 262.14 564.84 115.48

Sumbar 64.40 164.56 155.52 Riau dan Kepri 84.62 151.70 79.26 Jambi 113.11 248.59 119.77

Sumbagsel 510.14 530.12 3.92

Sumsel 248.37 189.83 -23.57 Babel 65.21 102.45 57.12 Bengkulu 89.81 106.10 18.13 Lampung 106.76 131.74 23.40 Sumber: Depkeu, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Wilayah/Zona Belanja Investasi Growth (%)

Belanja Operasional

Sampai dengan M ei 2008, belanja operasional Sumut sebesar Rp1,75 triliun atau naik 6,29% bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2007 sebesar Rp1,64 triliun.

Tabel 4.3.

Perkembangan Belanja Operasional Pemerintah Pusat (RpM iliar)

s.d. Mei 2007 s.d. Mei 2008

Sumbagut 3,170.63 3,472.81 9.53

NAD 1,527.14 1,726.02 13.02

Sumut 1,643.49 1,746.79 6.29

Sumbagteng 2,031.00 2,216.15 9.12

Sumbar 782.56 850.86 8.73

Riau dan Kepri 812.97 915.13 12.57

Jambi 435.47 450.16 3.37

Sumbagsel 1,994.56 2,279.35 14.28

Sumsel 849.40 990.16 16.57

Babel 149.52 174.57 16.76

Bengkulu 317.05 340.94 7.54

Lampung 678.59 773.69 14.01

Sumber: Depkeu, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Wilayah/Zona Belanja Operasional Growth (%)

Dana Perimbangan

Sampai dengan M ei 2008, realisasi transfer dana perimbangan Sumut sebesar Rp6,58 triliun atau naik 1,04% bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2007 sebesar Rp6,51 triliun yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan : 1. Penerimaan dana bagi hasil pajak yang diprioritaskan untuk mendanai perbaikan

lingkungan pemukiman diperkotaan dan dipedesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan.


(81)

fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan perundang-undangan.

3. Dana alokasi umum, diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji dan tunjangan pegaw ai, kesejahteraan pegaw ai, kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat.

4. Dana alokasi khusus digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tabel 4.4.

Perkembangan Realisasi Transfer Dana Perimbangan (RpM iliar)

s.d. Mei 2007 s.d. Mei 2008

Sumbagut 10,917.09 11,715.58 7.31

NAD 4,402.70 5,133.24 16.59

Sumut 6,514.39 6,582.34 1.04

Sumbagteng 8,552.18 9,576.44 11.98

Sumbar 3,738.61 3,894.42 4.17

Riau dan Kepri 2,802.06 3,549.19 26.66

Jambi 2,011.52 2,132.83 6.03

Sumbagsel 9,180.68 10,053.16 9.50

Sumsel 3,388.93 3,946.27 16.45

Babel 1,068.87 1,200.77 12.34

Bengkulu 1,617.85 1,708.42 5.60

Lampung 3,105.03 3,197.71 2.98

Sumber: Depkeu, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan


(82)

BAB V

Perkembangan


(83)

5.1. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara

Nilai transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank Indonesia Real Time

Gross Settlement (BI-RTGS) di w ilayah perbankan Sumatera Utara yang meliputi w ilayah

kerja KBI M edan dan KBI Sibolga, pada triw ulan III 2008 meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terlihat dari meningkatnya nilai nominal dan volume transaksi BI-RTGS, baik transaksi yang keluar dari w ilayah perbankan Sumatera Utara(Outgoing)maupun transaksi yang masuk ke w ilayah perbankan Sumatera Utara(Incoming)dan nilai nominal transaksi BI-RTGS yang berasal dari dan ke perbankan

yang ada di w ilayah perbankan Sumatera Utara (From To), hanya Volume transaksi

Outgoing yang mengalami penurunan.

Pada triw ulan laporan, nilai transaksi Outgoing meningkat sebesar 6,71% atau dari Rp54.355 miliar pada triw ulan III 2007 menjadi Rp.58.004 miliar namun dengan volume transaksi mengalami penurunan sebesar 18,80% atau dari 57.424 transaksi

menjadi 46.628 transaksi. Transaksi Incoming meningkat sebesar 14,90% atau dari

Rp.50.036 miliar pada triw ulan III 2007 menjadi Rp.57.493 miliar dengan volume transaksi yang meningkat sebesar 22,53% atau dari 64.405 transaksi menjadi 78.918 transaksi.

Nilai transaksi yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di w ilayah perbankan Sumatera Utara (From To) meningkat sebesar 27,25% dari Rp.19.418 miliar menjadi Rp.24.709 miliar pada periode laporan dengan volume transaksi yang juga meningkat 24,99% atau dari 22.057 transaksi menjadi 27.569 transaksi. Dibanding triw ulan sebelumnya, nilai transaksi Outgoing dan transaksi Incoming maupun nilai transaksi yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di w ilayah perbankan Sumatera Utara mengalami penurunan yang cukup signifikan, masing-masing sebesar 21,56% , 13,23% dan 13,58% .

Rata-rata perhari nilai transaksi Outgoing BI-RTGS pada periode triw ulan III 2008 adalah sebesar Rp.920,69 miliar dengan rata-rata volume transaksi sebanyak 740,12 transaksi dan nilai transaksi Incoming BI-RTGS sebesar Rp.912,58 miliar dengan volume transaksi sebanyak 1.252,67 transaksi. Sementara itu transaksi antar bank dari dan ke perbankan yang ada di w ilayah perbankan Sumatera Utara perharinya tercatat sebesar

Rp.392,21 miliar dengan volume transaksi sebanyak 437,60 transaksi. Data

perkembangan transaksi BI-RTGS terlihat pada tabel dibaw ah ini.

B


(84)

Tabel 5.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumatera Utara (RpM iliar)

M eningkatnya transaksi melalui BI-RTGS ini mengindikasikan tingginya kebutuhan masyarakat pengguna jasa perbankan terhadap transfer dana antar bank dan w ilayah yang cepat, aman, efisien dan transfer dana antar bank melalui media BI-RTGS menjadi salah satu alternatif pengiriman dana yang diminati oleh masyarakat mengingat pengiriman dan penerimaan dana dapat dilakukan dengan cepat dan singkat.

5.2. Transaksi Kliring

Pada periode triw ulan III 2008, nilai transaksi kliring di w ilayah perbankan Sumatera Utara meningkat cukup signifikan, baik jumlah nominal kliring maupun volume transaksi kliring. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), nilai nominal transaksi kliring meningkat sebesar 31,71% atau dari Rp25.013 miliar pada triw ulan III 2007 menjadi Rp32.944 miliar dengan volume transaksi kliring yang juga meningkat sebesar 12,87% atau dari 1.025.643 transaksi pada triw ulan III 2007 menjadi 1.157.592


(85)

maupun volume (w arkat) kliring juga meningkat, masing-masing sebesar 3,00% dan 1,86% .

Rata-rata perhari nilai nominal transaksi kliring pada periode laporan mencapai Rp.523 miliar dengan volume transaksi mencapai 18.374 transaksi. Pertumbuhan nilai transaksi kliring tersebut seiring dengan meningkatnya volume transaksi kliring selama periode laporan dan jumlah kantor bank umum yang operasional di Sumatera Utara.

Grafik 5.1 Grafik 5.2

Perkembangan Transaksi Kliring Grafik Penolakan Cek/BG Kosong

900.000 950.000 1.000.000 1.050.000 1.100.000 1.150.000 1.200.000

I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08

W a rk a t (L e m b a r) -5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 (m ily a r R p .)

W arkat Kliring Nominal Kliring

-2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08

W a rk a t (L e m b a r) -50 100 150 200 250 300 (m ily a r R p .)

Cek/BG Kosong Nominal Cek/BG Kosong

Sementara itu, perkembangan jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong di w ilayah perbankan Sumatera Utara meningkat cukup signifikan, baik nilai nominal maupun jumlah w arkat kiring penolakan. Nilai nominal cek dan bilyet giro kosong meningkat sebesar 88,36% , dari Rp.146 miliar pada triw ulan III 2007 menjadi Rp.275 miliar. Jumlah w arkat juga meningkat cukup tinggi yang mencapai 48,81% dari 7.554 w arkat pada triw ulan III 2007 menjadi 11.241 w arkat.

Dibanding periode triw ulan sebelumnya, jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong juga meningkat, baik nilai nominal maupun jumlah w arkat. Nilai nominal cek dan bilyet giro kosong meningkat 26,73% dari Rp.217 miliar pada triw ulan II 2008 menjadi Rp.275 miliar, sedangkan jumlah w arkat meningkat sebesar 13,71% dari 9.886 w arkat menjadi 11.241 w arkat.


(86)

Tabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/ BG Kosong (RpM iliar)

I II III IV I II III

1 Volume Kliring 4,368,584 986,803 988,779 1,025,643 1,017,682 1,115,210 1,136,402 1,157,592 12.87%

2 Nominal Kliring 96,001 22,572 22,935 25,013 26,260 30,327 31,985 32,944 31.71%

3 Volume Kliring Retur 59,399 11,587 12,099 10,604 13,022 12,891 13,465 16,077 51.61%

4 Nominal Kliring Retur 971 208 209 203 243 271 307 390 92.12%

5 Volume Penolakan Cek & BG Kosong 31,671 7,867 7,952 7,554 9,440 9,190 9,886 11,241 48.81%

6 Nominal Cek & BG Kosong 553 128 126 146 168 185 217 275 88.36%

7 Ratio Volume Cek & BG Kosong thdp

Volume Kliring Penyerahan 0.007250 0.007972 0.008042 0.007365 0.009276 0.008241 0.008699 0.009711

8 Ratio Nominal Cek & BG Kosong thdp

Nominal Kliring Penyerahan 0.000127 0.000130 0.000127 0.000142 0.000165 0.000166 0.000191 0.000238

9 Rata-rata Volume Kliring/hari 17,904 15,664 15,948 16,026 15,901 18,902 18,038 18,374 14.66%

10 Rata-rata Nominal Kliring/hari 393 358 370 391 410 514 508 523 33.80%

11 Rata-rata Volume Cek & BG

Kosong/hari 130 125 128 118 148 156 157 178 51.17%

12 Rata-rata Nominal Cek & BG

Kosong/hari 2 2 2 2 3 3 3 4 91.35%

∆YOY 2008

2006

No Uraian 2007

5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow danOutflow )

Pada triw ulan III-2008, aliran uang kartal melalui Bank Indonesia M edan dan Bank Indonesia Sibolga (Sumatera Utara) menunjukkan posisi Netoutflow atau jumlah uang

kartal yang keluar (Outflow ) dari Bank Indonesia melalui pembayaran tunai ke

perbankan, lebih besar dibanding jumlah uang kartal yang masuk (Inflow ) ke Bank Indonesia melalui penyetoran tunai perbankan di w ilayah kerja Kantor Bank Indonesia M edan.Posisinetoutflow pada periode ini tercatat sebesar Rp.860 miliar, sedikit lebih kecil dibanding periode triw ulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.941 milyar. Diperkirakan pada triw ulan IV aliran uang kartal masih dalam posisi netoutflow mengingat kebutuhan uang kartal dalam transaksi tunai perbankan dan masyarakat pada akhir tahun meningkat, antara lain dipengaruhi oleh aktivitas eknomi masyarakat dalam menyambut perayaan hari besar keagamaan (Natal dan tahun baru), pembiayaan proyek melalui anggaran pemerintah, pencairan dan bantuan tunai langsung (BLT).

Jumlah aliran uang kartal di Provinsi Sumatera Utara secara tahunan (yoy)

menunjukan peningkatan baik Inflow maupun Outflow . Aliran uang kartal Inflow


(87)

kartal Inflow meningkat sebesar 5,42% , dimana pada triw ulan sebelumnya tercatat sebesar Rp.4.134 miliar sedangkan jumlah aliran uang kartal Outflow juga meningkat sebesar 2,82% , dimana outflow triw ulan sebelumnya tercatat sebesar Rp.5.075 miliar.

Rata-rata per hari jumlah aliran uang kartalinflow pada triw ulan III 2008 mencapai Rp.69,2 miliar sedangkan outflow mencapai Rp.82,8 miliar.

Grafik 5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal M elalui KBI M edan dan KBI Sibolga

-2.000 -1.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8 III-8

(m

ily

a

r

R

p

.)

Inflow outflow Netflow

Posisi Kas Bank Indonesia yang tercatat pada di KBI M edan dan KBI Sibolga, sampai dengan akhir periode triw ulan III-2008 tercatat sebesar Rp.1.386 miliar atau meningkat 8,54% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.1.277 miliar. Bila dibanding dengan triw ulan sebelumnya, posisi Kas pada triw ulan laporan meningkat 2,90% atau dari Rp.1.347 milyar menjadi Rp.1.386 milyar.

Tabel 5.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumatera Utara (RpM iliar)

I II III IV I II III

1 Posisi Kas 1,887 1,337 2,186 2,206 616 1,277 1,321 2,016 1,347 1,386 8.5%

2 Inflow 17,782 20,181 24,221 4,830 4,089 4,260 4,592 5,524 4,134 4,358 2.3%

3 Rata-rata Inflow /hari 74.0 83.0 99.3 76.7 66.0 66.6 71.8 95.2 65.6 69.2 3.9%

4 Outflow 17,445 19,669 22,921 3,358 4,529 4,655 5,480 3,932 5,075 5,218 12.1%

5 Rata-rata Outflow /hari 72.0 80.9 93.9 53.3 73.0 72.7 85.6 67.8 80.6 82.8 13.9%

6 Netflow (2-4) 337 512 1,300 1,472 -440 -395 -888 1,592 -941 -860

7 PTTB 6,922 5,412 5,521 1,527 1,458 1,309 1,007 1,285 1,116 1,131 -13.6%

8 % PTTB thdp Inflow 39% 27% 23% 32% 36% 31% 22% 23% 27% 26% -15.5%

2007 2008

2004 2005

YOY Uraian

No. 2006

5.4. Temuan Uang Palsu

Pada triw ulan III 2008, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan ke KBI M edan menunjukkan peningkatan baik jumlah bilyet maupun jumlah nominal. Data temuan uang palsu tersebut merupakan data temuan yang dilaporkan oleh masyarakat maupun oleh perbankan yang ada di w ilayah kerja KBI M edan. Pada triw ulan laporan tercatat sebanyak 142 bilyet uang palsu dengan nilai nominal sebesar Rp8.355.000. Dibanding periode triw ulan sebelumnya, jumlah bilyet temuan uang palsu meningkat 27,93% dengan nilai


(88)

nominal yang juga meningkat 45,94% . Namun temuan uang palsu tersebut relatif sangat kecil bila dibanding dengan jumlah uang masuk ke Bank Indonesia (Inflow )pada periode laporan, dengan ratio hanya sebesar 0,00000184% .

Sama dengan periode sebelumnya, denominasi pecahan Rupiah, uang kertas pecahan Rp.50.000,- merupakan jenis pecahan uang Rupiah yang paling banyak dipalsukan yaitu sebanyak 63 bilyet atau 44,37% dari total temuan uang palsu, diikuti pecahan Rp.100.000,- (33,10% ), pecahan Rp.20.000,- (13,38% ), pecahan Rp.10.000,-(8,45% ) dan pecahan Rp.5.000,- (0,70% ). Sementara itu dari KBI Sibolga tidak terdapat laporan temuan uang palsu pada periode laporan.

Tabel 5.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumatera Utara (Satuan Lembar)

Untuk menekan jumlah beredarnya uang palsu di w ilayah Sumatera Utara, KBI M edan dan KBI Sibolga tetap melakukan upaya penanggulangan secara kontinyu, baik preventif maupun represif. Langkah preventif dimaksud antara lain meningkatkan pemahaman masyarakat dengan melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah kepada kalangan pelajar, mahasisw a, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, pegaw ai negeri, kepolisian serta penyebaran informasi kepada perbankan di w ilayah Sumatera Utara. Upaya represif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak instansi pemerintah yang berw enang.

5.5. Penyedian Uang Yang Layak Edar

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong perbankan Indonesia untuk senantiasa memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi tersebut, guna menciptakan sistem perbankan yang efisien, efektif dan aman. Pemanfaatan teknologi informasi di bidang sistem pembayaran dew asa ini telah menunjukkan perkembangan


(89)

peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Uang kartal masih merupakan alat pembayaran yang efisien terutama dalam transaksi yang bersifat retail dan bernilai nominal kecil.

Sesuai UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 tahun 2004 dalam Pasal 20, Bank Indonesia adalah lembaga negara yang berw enang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang yang tidak layak edar dari peredaran. Dalam menjalankan fungsi dan tugas tersebut, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang kartal baik dari jumlah maupun kualitas, Bank Indonesia senantiasa memantau dan menghitung jumlah uang yang berada di masyarakat dan perbankan. Dari sisi moneter, pemantauan tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas perekonomian, sedangkan secara fisik pemantauan dilakukan untuk menjaga kecukupan uang Rupiah sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat. Selain itu, Bank Indonesia secara periodik dan berkesinambungan melakukan penyortiran dan peracikan uang kartal yang tidak memenuhi persyaratan uang yang layak edar, dengan menggunakan M esin Sortir Uang Kertas (M SUK) dan M esin Racik Uang Kertas (M RUK). Uang yang termasuk dalam kategori tidak layak edar (lusuh/rusak) dan uang dengan emisi yang telah ditarik dari peredaran, kemudian dicatat sebagai Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB), yang selanjutnya dilakukan pemusnahan.

Pada triw ulan III 2008 jumlah uang kartal yang telah dicatat sebagai PTTB tercatat sebesar Rp.1.131 milyar (25,95% dari nilai Inflow triw ulan III 2008). Jumlah PTTB pada triw ulan III 2008 ini menurun sebesar 13,60% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.1.309 milyar. M enurunnya ratio PTTB pada periode laporan mengindikasikan bahw a tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam menggunakan uang kertas pada transaksi tunai telah cukup baik, sehingga kerusakan fisik uang kertas lebih terjaga dan w aktu penggunaannya jadi lebih lama.

Grafik 5.4. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumatera Utara

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8 III-8

(milyar Rp.)

-5, 0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 % PTTB


(90)

Dalam rangka menjaga jumlah uang yang layak edar serta upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal perlakuan atas uang kartal disetiap aktivitas ekonomi masyarakat misalnya transaksi keuangan, langkah preventif yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik kepada kalangan perbankan, pegaw ai pemerintahan, perusahaan, anak sekolah, masyarakat umum yang ada di Sumatera Utara secara kontinyu. Hal ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat lebih memahami bagaimana memperlakukan uang kertas dengan baik sebagai alat pembayaran.

5.6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank

Pedagang Valuta Asing (PVA) sebagai lembaga penunjang sektor keuangan memiliki peranan yang cukup strategis, khususnya dalam perkembangan pasar valuta asing domestik antara lain mendukung peningkatan penerimaan devisa nasional melalui pengembangan pariw isata. Dengan peranan yang cukup strategis ini, Bank Indonesia secara berkesinambungan melakukan upaya pembinaan dan pengaw asan kepada PVA. Dengan langkah ini diharapkan akan tercipta iklim usaha yang lebih sehat, akuntabilitas transaksi serta kesinambungan kegiatan usaha yang dikelola oleh pelaku-pelaku usaha PVA. Kegiatan usaha PVA adalah Jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan Pembelian Traveller’s Cheque(TC).

Dalam kegiatan usahanya PVA bukan bank berkew ajiban berpedoman pada ketentuan yang mengatur mekanisme transaksi jual beli UKA dan TC melalui PVA bukan bank di w ilayah Republik Indonesia yang diatur dalam PBI No.9/ 11/ PBI/ 2007 tanggal 5 September 2007 tentang Pedagang Valuta Asing dengan ketentuan teknis pelaksanaan

diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/ 23/ DPM tanggal 8 Oktober 2007

tentang Tata cara perizinan, penerapan prinsip mengenal nasabah, pengaw asan, pelaporan dan pengenaan sanksi bagi pedagang valuta asing bukan bank. M aksud dan tujuan usaha PVA adalah melakukan kegiatan usaha jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan PembelianTraveller’s Cheque(TC).

Perkembangan transaksi PVA bukan bank di w ilayah Provinsi Sumatera Utara menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada triw ulan II 2008, transaksi beli UKA maupun TC tercatat sebesar $12.844 ribu atau meningkat 4,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $12.329 ribu. Sementara itu nilai transaksi jual UKA maupun TC tercatat sebesar $12.868 ribu atau meningkat 4,38% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $12.328 ribu.


(91)

Tabel 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD)

I II III IV Total I II III IV Total I II Total (yoy)

1 Pembelian 9,550 9,451 10,028 9,686 38,715 10,867 12,329 11,809 11,467 46,472 12,186 12,844 25,030 4.18%

2 Penjualan 9,388 9,395 9,988 9,734 38,505 10,707 12,328 11,832 11,569 46,436 12,115 12,868 24,983 4.38%

3 Jumlah KP 39 40 43 43 43 44 41 41 41 41 42 42 42

No Uraian 2006 2007 2008

M eningkatnya nilai transaksi valuta asing melalui PVA bukan bank di w ilayah Provinsi Sumatera Utara, antara lain dipengaruhi oleh adanya w isataw an mancanegara (w isman) yang berkunjung ke Sumatera Utara, perjalanan keluar negeri, keperluan medis ke luar negeri (M alaysia dan Singapura), pendidikan, menunaikan ibadah haji, w isata rohani ke luar negeri dan perdagangan.

Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC M elalui PVA Bukan Bank di Sumatera Utara

-2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8

(R

ib

u

a

n

U

S

$

)

Beli UKA/TC Jual UKA/TC

Seperti periode sebelumnya, dalam transaksi jual dan beli UKA melalui PVA Bukan Bank di Sumatera Utara didominasi jenis valuta UKA US Dollar (USD), M alaysia Ringgit (M YR) dan Singapura Dollar (SGD).


(92)

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang bahw a salah satu tugas BI, yaitu menjaga kelancaran sistem pembayaran, maka untuk menghadapi Idul Fitri 1429 H atau tahun 2008, BI telah menyiapkan berbagai upaya baik untuk Sistem Pembayaran Tunai dan Non Tunai.

A. Tunai

1. Estimasi Kebutuhan M asyarakat

Kebutuhan masyarakat untuk w ilayah Sumut dan NAD, diperkirakan akan meningkat sekitar 40% pada bulan September 2008 dibanding rata-rata bulanan dari Januari s.d Juli 2008. Peningkatan tersebut diperkirakan akan terjadi pada pertengahan dan akhir September 2008 karena Idul Fitri jatuh pada aw al Oktober 2008. Adapun estimasi

kebutuhan untukout flow adalah sebesar Rp2,79 triliun pada September 2008.

2. Upaya BI M emenuhi Kebutuhan Uang

Adapun upaya BI memenuhi kebutuhan uang yaitu dengan menyediakan uang berbagai pecahan dalam jumlah yang cukup. Untuk itu, Bank Indonesia telah menetapkan suatu kebijakan bahw a posisi uang senantiasa tersedia minimal dua kali estimasi kebutuhan. Dengan demikian diharapkan perbankan maupun masyarakat tidak perlu resah atau khaw atir terhadap kebutuhan uang tunai menghadapi hari raya Idul Fitri. Selanjutnya, untuk mencukupi kebutuhan tersebut, BI meminta perbankan untuk

menyampaikan estimasi kebutuhannya terutama untuk nasabah dan ATM ,

sehingga dapat dilayani tepat w aktu.

Selain itu, untuk masyarakat umum di w ilayah kota M edan, sebagaimana tahun 2007, BI akan memberikan layanan penukaran umum yang berlokasi di Lapangan M erdeka yang bekerjasama dengan PPUPK dan Pemerintah kot a (Dinas Pertamanan) yang direncanakan akan dilaksanakan dari tanggal 16 s.d 29 September 2008. Selain itu, dengan pertimbangan beberapa instansi yang karyaw annya juga mempunyai kesibukan melayani publik, maka BI akan melayani antara lain RRI, Kantor Walikota, DPRD dan instansi-instansi lainnya termasuk PWI. Sementara itu, BI juga telah merencanakan memberikan pelayanan penukaran untuk w ilayah luar kota berupa kegiatan Kas Keliling


(93)

Pelayanan kepada masyarakat juga akan dilakukan pula oleh Kantor-Kantor Bank Indonesia di Wilayah SUM UT & NAD yaitu oleh KBI Sibolga, KBI Banda Aceh dan KBI Lhokseumaw e yang estimasi kebutuhan modal kerjanya akan dicukupi oleh KBI M edan pada medio September 2008. Perlu diinformasikan pula bahw a menjelang Idul Fitri, kegiatan kas BI untuk melayani perbankan akan dilakukan secara normal hingga H-2 (Senin 29 September 2008). Selanjutnya, BI akan memberikan pelayanan secara normal terhitung sejak hari Senin, 6 Oktober 2008.

B. Non Tunai

Untuk tetap menjaga kelancaran Sistem Pembayaran dan kegiatan perekonomian tetap

terpelihara maka kegiatan transaksi-transaksi yang menggunakan kliring maupun Real

Time Gross Settlement (RTGS) diupayakan pula agar tidak mengalami hambatan.

Adapun penyelenggaraannya diatur yaitu Kliring dan RTGS sebelum lebaran tetap buka hingga H-2 ( Senin, 29 September 2008). M enjelang lebaran yaitu H-1 dan selama lebaran serta H+1 ditiadakan. Kegiatan Kliring dan RTGS akan dilayani secara normal terhitung sejak hari Senin tanggal 6 Oktober 2008.


(94)

BAB VI

Perkembangan

Ketenagakerjaan D aerah

dan Kesejahteraan


(95)

1. PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi akan mengakibatkan jumlah

penduduk miskin cenderung menurun. Penurunan jumlah penduduk miskin di Sumut sejalan dengan perbaikan indikator makro ekonomi. Dari sisi tenaga kerja, meskipun tingkat pengangguran masih cukup besar, namun menunjukkan tren penurunan dari periode sebelumnya. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sumut pada bulan Februari 2008 sudah berada pada posisi 9,55% , jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan angka Februari 2006 sebesar 14,82% . Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Namun, lebih jauh dari itu, dimensi yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Selain harus memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Dari data yang ada, pada M aret 2007, nilai indeks kedalaman kemiskinan untuk pedesaan hanya 2,01, sementara di daerah perkotaan mencapai 2,37. Nilai indeks keparahan kemiskinan untuk pedesaan hanya 0,51 sementara di perkotaan mencapai 0,61.

Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan dalam bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melaksanakan berbagai kebijakan strategis yang salah satunya adalah Program Aksi Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP). Kegiatan pelaksanaan program GPP Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 dimulai pada Agustus 2008. Program Aksi GPP yang merupakan bagian dari

Program Nasional Pemberdayaan M asyarakat M andiri (PNPM -M ) adalah kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan kesempatan kerja dalam rangka menanggulangi pengangguran dan kemiskinan. Pelaksanaan Program Aksi GPP ini meliputi berbagai daerah di seluruh w ilayah Indonesia.

Untuk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 diberikan dana sebesar Rp34,12 miliar dengan penyerapan tenaga kerja lebih kurang sebanyak 155.867 orang. Alokasi dana untuk Program Aksi GPP terdiri dari dana tugas perbantuan sebesar Rp21,44 miliar, dana dekonsentrasi bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian sebesar Rp5,47 miliar serta bantuan langsung dari M enakertrans sebesar Rp7,21 miliar. Dana ini dialokasikan untuk mendukung berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang meliputi kegiatan padat karya infrastruktur dan produktif, pemberdayaan masyarakat mandiri, grameen

B

B

B

A

A

A

B

B

B

66

6

PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH


(96)

bank, penerapan teknologi tepat guna, kew irausahaan, pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profesional dan pendampingan serta job fair, subsidi program pelatihan keterampilan, pembangunan BLK Simalungun, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Selatan serta subsidi uang muka perumahan pekerja.

Salah satu isu ketenagakerjaan yang dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang ada. Ketidakseimbangan ini disebabkan terbatasnya penyerapan tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara kualitas tenaga kerja dengan persyaratan jabatan yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang erat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta dunia usaha agar secara bersama-sama melakukan perluasan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, menciptakan iklim usaha yang kondusif serta menjalin hubungan yang harmonis antara pengusaha dan pekerja.

Program Perluasan Kepesertaan Jamsostek merupakan salah satu w ujud nyata

upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh melalui

penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja. Sementara itu, dari sisi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang diukur dengan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK), pada periode Februari 2006 hingga Februari 2008 menunjukkan

kecenderungan menurun. Pada Februari 2006, TPAK Sumut berada pada posisi 70,15% , menurun menjadi 68,15% pada bulan Februari 2007 hingga mencapai posisi 67,44% pada bulan Februari 2008.

2. PERKEM BANGAN KESEJAHTERAAN 2.1. Jumlah Penduduk M iskin

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada bulan M aret 2008, jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumut sebanyak 1.613.800 orang atau sebesar 12,55% terhadap jumlah penduduk Sumut pada tahun 2008. Namun demikian, kondisi ini masih lebih baik atau mengalami penurunan sebesar 154.600 orang jika dibandingkan dengan tahun 2007 dimana jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 1.768.400 orang atau 13,90% dari jumlah penduduk.

Sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, Rumah Tangga Sangat M iskin (RTSM ) di 33 kecamatan di Sumatera Utara akan menerima dana Program Keluarga Harapan (PKH) setiap tiga bulan sekali dengan biaya rata-rata sebesar Rp1.390.000. Sebanyak 33


(97)

penanggulangan kemiskinan melalui bantuan tunai kepada RTSM yang akan berlangsung selama enam tahun ke depan. Informasi PKH ini telah disampaikan selama bulan Agustus 2008 dalam sosialisasi dan dialog Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui pagelaran pertunjukan rakyat, diantaranya di Kecamatan M edan M arelan dan Kecamatan M edan Belaw an.

PKH hanya diberikan kepada RTSM jika pada saat registrasi memiliki anak usia sekolah 6-15 tahun atau kurang dari 18 tahun tetapi belum menyelesaikan pendidikan dasar; memiliki anak usia 0-6 tahun; dan terdapat ibu yang sedang hamil. Secara khusus tujuan PKH ini untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM dan meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM serta untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas dan anak di baw ah 6 tahun dari RTSM serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan RTSM .

Pemerintah sangat memperhatikan masalah pendidikan dan kesehatan pada

program ini disebabkan rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat miskin dalam

memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak RTSM . PKH

dimaksudkan untuk membantu RTSM memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai. Dengan demikian generasi berikutnya diharapkan menjadi lebih sehat, berpendidikan dan akhirnya terlepas dari kemiskinan.

Bantuan yang diberikan terdiri dari beberapa bagian yakni bantuan tetap Rp200 ribu, bantuan pendidikan setingkat SD Rp400 ribu, setingkat SM P Rp800 ribu, bantuan kesehatan untuk Balita Rp800 ribu dan ibu hamil/menyusui Rp800 ribu. Rata-rata bantuan setiap rumah tangga miskin sebesar Rp1.390.000, bantuan minimum setiap rumah tangga miskin sebesar Rp600 ribu dan bantuan maksimum sebesar Rp2,2 juta. Diharapkan ke depannya PKH dapat berkembang menjadi program jaminan sosial bagi masyarakat miskin.

2.2. Nilai Tukar Petani

Pada Agustus 2008, NTP Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar 103,03, atau mengalami penurunan 1,25% bila dibandingkan dengan NTP Juli 2008 sebesar 104,33. NTP Provinsi Sumatera Utara per subsektor masing-masing tercatat sebesar 94,92 untuk subsektor padi & palaw ija (NTPP), 109,86 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 113,45 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 97,03 untuk subsektor peternakan (NTPT) dan 104,00 untuk subsektor perikanan (NTN).


(98)

Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2008, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,76% dibandingkan dengan It Juli 2008, yaitu dari 121,18 menjadi 120,26. Penurunan It terjadi pada tiga subsektor, yakni subsektor tanaman pangan (padi & palaw ija) sebesar 0,17% , hortikultura sebesar

1,11% dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,00% . Sedangkan It subsektor

peternakan dan perikanan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,09% dan 0,36% .

Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)

M elalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan

bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk

memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2008, Ib Provinsi Sumatera Utara naik sebesar 0,51% bila dibandingkan Juli 2008, yaitu dari 116,15 menjadi 116,74. Kenaikan Ib terjadi

pada keseluruhan subsektor, yakni subsektor tanaman pangan sebesar 0,48% ,

hortikultura sebesar 0,50% , tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,48% , peternakan sebesar 0,64% dan perikanan sebesar 0,64% .

NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palaw ija (NTPP)

Pada Agustus 2008, NTPP terjadi penurunan sebesar 0,65% , hal ini karena perubahan It (-0,17% ) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,48% ). Penurunan yang terjadi pada It karena penurunan pada subkelompok padi sebesar 0,66% yaitu dari 106,97 menjadi 106,27, sedangkan kenaikan pada subkelompok palaw ija sebesar 1,12% yaitu dari 126,00 menjadi 127,41 tidak mampu mengimbangi penurunan subkelompok padi. Di sisi lain kenaikan pada Ib karena perubahan pada indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) yang naik sebesar 0,39% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM ) naik sebesar 0,84% .


(99)

yang terjadi pada It karena penurunan pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,15% yaitu dari 135,61 menjadi 134,06 dan subkelompok buah-buahan sebesar 1,09% yaitu dari 127,93 menjadi 126,53. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,39% dan indeks BPPBM naik sebesar 0,89% .

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Agustus 2008, NTPR terjadi penurunan sebesar 2,47% , hal ini karena perubahan It (-2,00% ) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,48% ). Penurunan yang terjadi pada It karena penurunan indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,00% yaitu dari 134,95 menjadi 132,25. Di sisi lain perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT yang naik sebesar 0,30% dan indeks BPPBM naik sebesar 1,18% . d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Agustus 2008, NTPT terjadi kenaikan sebesar 0,44% , hal ini karena perubahan It (1,09% ) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,64% ). Kenaikan yang terjadi pada It karena kenaikan pada subkelompok ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak yaitu masing-masing sebesar 0,17% , 1,67% , 2,82% , dan 2,71% . Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib karena perubahan pada subkelompok IKRT sebesar 0,50% yaitu dari 114,23 naik menjadi 114,80 dan indeks BPPBM sebesar 0,84 yaitu dari 113,47 naik menjadi 114,43.

e. Subsektor Perikanan (NTN)

Pada Agustus 2008, NTN terjadi penurunan sebesar 0,27% , hal ini karena perubahan It (0,36% ) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,64% ). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada subkelompok penangkapan ikan yaitu naik sebesar 0,45% , sedangkan budidaya ikan turun sebesar 0,50% . Di pihak lain, kenaikan yang terjadi pada Ib karena perubahan pada subkelompok IKRT dan BPPBM masing-masing naik sebesar 0,47% dan 0,96% .

Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka

inflasi/deflasi di w ilayah perdesaan. Pada Agustus 2008, terjadi inflasi di w ilayah pedesaan Sumatera Utara sebesar 0,38% yang disebabkan naiknya seluruh IKRT, yaitu indeks kelompok bahan makanan naik sebesar 0,13% , makan jadi, minuman & rokok naik sebesar 0,92% , perumahan naik sebesar 0,42% , sandang naik sebesar 0,17% , kesehatan naik sebesar 0,20% , pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,50% , serta transportasi & komunikasi naik sebesar 0,47% .


(100)

2.3. Wisataw an M ancanegara

Jumlah w isataw an mancanegara (w isman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui 3 pintu masuk pada Agustus 2008 mencapai 16.516 orang, yang mengalami kenaikan sebesar 22,61% dibanding bulan Juli 2008. Jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, jumlah w isman bulan Agustus 2008 mengalami peningkatan sebesar 17,47% , yaitu dari 14.060 orang menjadi 16.516 orang.

Tabel 6.1

Jumlah W isman M elalui 3 Pintu M asuk Januari-Agustus, 2007 – 2008

Secara kumulatif (Januari-Agustus), w isataw an mancanegara yang datang di Sumatera Utara melalui 3 pintu masuk pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 12,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 87.729 orang pada periode Januari-Agustus 2007 menjadi 98.933 orang pada Januari-Agustus 2008. Periode Januari-Agustus 2008 w isman yang datang di Sumatera Utara sebagian besar berasal dari negara-negara ASEAN. Wisman berkebangsaan M alaysia merupakan yang terbesar yakni sebanyak 53.467 orang, atau 54,04% dari total w isman yang datang

di Sumatera Utara, kemudian diikuti oleh Singapura 6.071 orang (6,14% ) dan

berkebangsaan Belanda sebanyak 4.730 orang, atau sekitar 4,78% .

Tabel 6.2

Wisataw an M ancanegara Yang Datang di Sumatera Utara M elalui 3 Pintu M asuk M enurut Kebangsaan, Januari - Agustus, 2007 – 2008


(101)

2.4. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Utara pada bulan

Juli 2008 sebesar 44,31% , yang mengalami peningkatan sebesar 3,70% bila

dibandingkan TPK bulan Juni 2008 yang mencapai 42,73% . Jika diamati menurut klasifikasi hotel berbintang, TPK hotel bintang lima merupakan yang tertinggi, mencapai 70,68% , sedangkan yang terendah adalah TPK hotel bintang satu yang hanya mencapai 24,65% .

Tingkat hunian hotel berbintang yang dirinci menurut klasifikasi hotel, TPK gabungan pada bulan Juli 2008 mengalami peningkatan dibandingkan TPK bulan Juni 2008. Namun menurut kelompok bintang dari lima klasifikasi hotel, bint ang dua, tiga, dan lima mengalami peningkatan TPK masing-masing sebesar 42,02% , 0,49% dan 11,57% . Di sisi lain hotel bintang satu dan empat masing-masing mengalami penurunan TPK sebesar 13,27% dan 2,98% .

Tabel 6.3.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK), Rata-rata Lama M enginap Tamu M ancanegara (Wisman) dan Tamu Nusantara (Wisnus) di Hotel Bintang menurut Klasifikasi Hotel Juni-Juli 2008

Rata-rata Lama M enginap Tamu

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Sumatera Utara bulan Juli 2008 mencapai 1,48 hari, yang mengalami penurunan 0,07 hari dibandingkan rata-rata lama menginap tamu pada bulan Juni 2008. Rata-rata lama menginap tamu asing pada bulan Juli 2008 turun 0,22 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu asing bulan Juni 2008. Sedangkan rata-rata lama menginap tamu domestik pada bulan Juli 2008 turun 0,04 hari dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu domestik bulan Juni 2008. Secara keseluruhan, rata-rata-rata-rata lama menginap tamu asing pada bulan Juli 2008 lebih tinggi dibandingkan tamu domestik, masing-masing sebesar 2,12 hari dan 1,39 hari.


(102)

2.5. Perkembangan Angkutan Udara

Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui bandara Polonia M edan selama bulan Agustus 2008 mencapai 164.588 orang, atau turun sebesar 0,95% jika dibandingkan dengan banyaknya penumpang domestik pada bulan Juli 2008 yang mencapai 166.174 orang. Sementara itu, penumpang domestik yang datang di Sumatera Utara selama bulan Agustus 2008 mencapai 151.887 orang, at au mengalami penurunan sebesar 1,83% jika dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebanyak 154.726 orang.

Penumpang domestik yang datang selama Januari-Agustus 2008 mencapai 1.212.783 orang, turun sebesar 2,11% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1.238.914 orang. Sedangkan jumlah penumpang domestik yang berangkat selama Januari-Agustus 2008 mencapai 1.353.575 orang, atau turun 0,55% dibandingkan periode yang sama tahun 2007 sebesar 1.361.030 orang. Penumpang angkutan udara tujuan luar negeri, baik yang menggunakan penerbangan nasional maupun asing pada bulan Agustus 2008 mengalami penurunan sebesar 7,98% dibandingkan bulan Juli 2008, yaitu dari 40.416 orang turun menjadi 37.189 orang pada bulan Agustus 2008. Begitu pula kedatangan penumpang dari luar negeri selama bulan Agustus 2008 mengalami penurunan 15,77% dibandingkan bulan Juli 2008, yaitu dari 45.669 orang turun menjadi 38.467 orang.

Tabel 6.4

Perkembangan Penumpang Angkutan Udara Domestik dan Internasional di Bandara Polonia M edan Januari – Agustus, 2007 - 2008

Jumlah penumpang angkutan udara tujuan luar negeri selama Januari-Agustus 2008 mencapai 299.845 orang, atau naik 2,21% dibanding periode yang sama tahun 2007 sebesar 293.348 orang. Dan penumpang yang datang dari luar negeri selama


(103)

2.6. Perkembangan Angkutan Laut

Jumlah penumpang angkutan laut antarpulau (dalam negeri) yang dat ang pada bulan Agustus 2008 tercatat sebanyak 5.446 orang, atau turun 29,45% dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebanyak 7.719 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang berangkat pada bulan Agustus 2008 tercatat sebanyak 5.873 orang, atau mengalami penurunan sebesar 20,57% dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 7.394 orang. Jumlah penumpang angkutan laut yang datang selama Januari-Agustus 2008 mencapai 43.606 orang, atau naik 22,12% dibandingkan periode yang sama tahun 2007 dan jumlah penumpang yang berangkat selama periode Januari-Agustus 2008 tercatat sebanyak 45.091 orang, atau naik 7,89% dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Jika dilihat dari transportasi barang melalui laut, selama bulan Agustus 2008 angkutan barang antarpulau untuk kegiatan muat barang sebesar 65.261 ton, atau mengalami penurunan sebesar 19,62% dibandingkan bulan Juli 2008 yang sebesar 81.186 ton. Kegiatan bongkar barang pada Agustus 2008 mengalami penurunan sebesar 14,42% , yakni dari 690.559 ton pada Juli 2008 menjadi 590.997 ton pada Agustus 2008. Sementara itu kegiatan muat barang antarpulau selama periode Januari-Agustus 2008 sebesar 487.240 ton, atau naik 5,70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 460.971 ton. Sedangkan kegiatan bongkar barang selama periode Januari-Agustus 2008 sebesar 5,14 juta ton, atau mengalami kenaikan sebesar 20,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,27 juta ton.

Tabel 6.5.

Perkembangan Jumlah kunjungan Kapal, Penumpang dan Barang Angkutan Laut Dalam Negeri Pelabuhan Belaw an


(104)

BAB VII

Perkiraan Ekonomi dan

Inflasi D aerah


(105)

7.1. Perkiraan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada triw ulan IV-2008 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan triw ulan yang sama sebelumnya dengan laju pertumbuhan diperkirakan sebesar 7,2% -7,5% (y-o-y). Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan khususnya pada seluruh jenis pengeluaran, yaitu konsumsi dan investasi sedangkan ekspor dan impor relatif stabil. Peningkatan investasi didukung oleh semakin membaiknya indikator perekonomian secara umum sehingga meningkatkan kepercayaan investor pada perekonomian yang didukung oleh sikap pemerintah yang semakin konsusten mendorong iklim usaha yang kondusif. Dilihat berdasarkan komponennya, pendorong utama terjadi pada sektor investasi di Kota M edan.

Berdasarkan permintaan, konsumsi pada triw ulan IV-2008 diperkirakan meningkat. Pertumbuhan ini dikonfirmasikan oleh indeks ekspektasi konsumen yang menunjukkan bahw a pada triw ulan IV-2007 terjadi peningkatan baik untuk kondisi lapangan kerja maupun kondisi ekonomi. Sementara itu indeks ekspektasi tendensi konsumen oleh BPS w alaupun berada di baw ah triw ulan sebelumnya namun masih di atas level 100 yang menunjukkan bahw a kondisi perekonomian pada triw ulan IV-2008 lebih baik dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya, meskipun peningkatannya tidak setinggi triw ulan sebelumnya.

Investasi pada triw ulan IV-2008 diperkirakan tumbuh lebih baik. Peningkatan ini diperkirakan terjadi dengan membaiknya indikator perekonomian termasuk tingkat inflasi Sumut, sehingga meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi. Sementara itu investasi pemerintah pada triw ulan IV-2008 diperkirakan belum muncul terkait dengan pengesahan dan prosedur pengeluaran proyek yang dibiayai APBD. Investasi dalam bentuk prasarana yang terus dilakukan antara lain adalah pembangunan bandara kualanamu.

Ekspor pada triw ulan IV-2008 diperkirakan moderat. Pemberlakuan peraturan pemerintah mengenai penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap produk primer diperkirakan akan berdampak pada peningkatan ekspor komoditas pertanian khususnya produk ikanikanan (fish, crush, moluses), karet (crude rubber) dan kayu (w ood, lumber, cork). Namun peningkatan tersebut diperkirakan tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap total ekspor mengingat proporsi ekspor pertanian terhatap total ekspor yang kecil.


(106)

Sementara itu impor komposisinya diperkirakan tidak mengalami perubahan dimana sebagian besar impor adalah impor bahan baku (56% ) disusul barang modal (37% ) dan barang konsumsi (7% ).

7.2. Perkiraan Inflasi Daerah

Inflasi regional Sumut pada triw ulan IV-2008 diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triw ulan III-2008. Diperkirakan inflasi hingga keseluruhan tahun 2008 berada pada level 10%±1% . Peningkatan inflasi triw ulan IV-2008 diperkirakan terjadi karena munculnya tekanan dari kelompok pakaian, kesehatan dan pendidikan sehubungan dengan akhir tahun ajaran dan adanya kenaikan adminstered price khususnya transportasi menimbulkan tekanan yang mendalam.

M eskipun musim panen mengalami kelambatann namun pasokan beras

diperkirakan akan tetap terkendali. M eskipun demikian, tekanan harga kelompok bahan makanan dapat muncul dari konsumen harus diw aspadai. Sementara itu harga kebutuhan pokok meskipun tetap terkendali namun terjadi kenaikan pada sebagian sayur mayur dan buah-buahan. M eskipun demikian, sebagaimana pola yang terjadi pada tahun lalu, kenaikan ini diperkirakan hanya akan terjadi sementara w aktu sehingga pada aw al tahun 2009 tekanan harga di kelompok makanan dapat normal kembali.


(107)

(108)

Trw . IV Trw .I Trw .II Trw .III Trw .IV Trw .I Trw .II Trw .III 1. PERTANIAN 8,499,279.30 11,663,509.31 9,335,211.88 10,400,071.73 9,728,906.56 11,176,188.83 11,471,451.00 12,078,414.29

a. Tanaman Bahan M akanan 2,551,534.31 4,908,342.68 2,975,324.93 3,570,534.99 2,833,619.10 3,747,548.06 3,478,774.62 3,614,133.51 b. Tanaman Perkebunan 3,686,896.20 4,327,561.32 4,085,002.50 4,520,670.25 4,390,786.87 4,837,538.79 5,301,866.78 5,553,959.17 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 918,955.77 948,668.95 814,333.24 854,883.55 1,027,924.46 1,055,987.85 1,085,966.75 1,179,823.31 d. K e h u t a n a n 409,904.93 510,775.53 484,557.12 448,553.92 454,837.38 468,321.76 499,406.43 527,593.29 e. P e r i k a n a n 931,988.08 968,160.82 975,994.08 1,005,429.02 1,021,738.76 1,066,792.36 1,105,436.42 1,202,905.01

2. PERTAM BANGAN DAN PENGGALIAN 533,941.78 606,054.31 613,626.10 622,921.26 635,149.62 653,865.57 691,444.08 726,169.13

a. M inyak dan gas bumi 248,119.61 304,993.27 308,644.11 310,497.17 311,896.72 325,462.81 345,590.08 364,402.51

b. Penggalian. 285,822.18 301,061.04 304,981.99 312,424.09 323,252.90 328,402.76 345,854.00 361,766.63 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,986,024.69 10,955,457.68 11,089,780.89 11,621,239.02 11,799,264.52 12,261,572.21 12,384,292.13 13,089,814.18

a. Industri M i g a s 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50 83,520.77

1). Pengilangan M inyak Bumi 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50 83,520.77

2). Gas Alam Cair

b. Industri bukan M igas 10,916,745.79 10,887,783.80 11,020,762.65 11,548,884.51 11,724,992.63 12,183,597.27 12,304,307.63 13,006,293.42 1). M akanan, M inuman dan Tembakau 6,251,144.62 6,030,256.93 6,136,413.06 6,513,578.28 6,621,908.76 6,792,951.82 6,775,557.69 7,194,245.78 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 54,206.31 57,573.85 55,877.03 57,109.64 57,584.80 62,260.33 62,305.88 66,647.94 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 538,660.87 552,286.87 535,652.63 552,968.25 565,477.98 602,683.13 613,075.13 654,424.50 4). Kertas dan Barang cetakan 100,634.39 102,402.40 103,786.18 106,499.13 107,046.28 121,444.45 121,485.59 126,294.23 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,841,151.71 1,948,980.62 1,943,966.50 2,009,197.66 2,032,229.75 2,123,367.86 2,203,017.77 2,317,055.92 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 555,295.41 557,701.25 577,562.86 601,739.00 613,632.27 650,419.16 658,663.90 699,015.10 7). Logam Dasar Besi & Baja 1,139,483.41 1,212,759.83 1,234,997.11 1,251,708.03 1,263,231.34 1,352,819.89 1,387,693.79 1,454,377.09 8). Alat Angk., M esin & Peralatannya 420,804.13 410,814.29 416,613.92 439,846.95 447,310.44 460,505.03 464,756.33 475,320.53 9). Barang lainnya 15,364.94 15,007.76 15,893.34 16,237.56 16,571.02 17,145.60 17,751.55 18,912.33

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 442,505.84 444,704.72 454,048.65 478,352.24 478,680.87 497,920.02 520,955.67 544,285.38

a. L i s t r i k 259,903.93 274,165.55 282,433.65 306,732.50 311,922.49 320,517.68 338,111.97 352,943.61 b. Gas Kota 81,776.11 70,149.29 69,178.00 66,294.90 60,337.96 64,526.85 66,512.99 70,232.29 c. Air bersih 100,825.80 100,389.88 102,437.00 105,324.84 106,420.41 112,875.50 116,330.71 121,109.48

5. B A N G U N A N 2,498,602.04 2,445,127.52 2,483,033.24 2,573,848.45 2,666,455.45 2,763,319.05 2,917,531.79 3,059,477.19 6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 8,336,205.53 8,617,168.68 8,602,966.54 8,818,158.21 8,974,345.35 9,537,535.98 9,456,920.94 10,340,487.84

a. Perdagangan Besar dan Eceran 7,409,063.04 7,692,927.64 7,666,394.20 7,829,359.28 7,961,671.63 8,437,987.72 8,332,047.98 9,130,095.53 b. H o t e l 121,972.79 125,395.13 126,296.98 130,920.95 131,379.01 147,795.08 158,096.88 165,387.50 c. R e s t o r a n 805,169.70 798,845.91 810,275.36 857,877.98 881,294.71 951,753.19 966,776.09 1,045,004.81

7. PENGANGKUTAN DAN KOM . 3,820,406.44 3,903,088.70 3,984,268.22 4,189,050.73 4,251,581.68 4,423,403.45 4,520,275.59 4,921,199.37 a. P e n g a n g k u t a n 3,070,269.06 3,181,814.74 3,212,197.82 3,380,951.39 3,420,246.36 3,618,063.93 3,710,806.37 4,103,328.97 1). Angkutan Rel 24,621.92 24,838.27 24,770.59 26,658.63 26,710.66 28,470.89 28,577.99 30,463.11 2). Angkutan Jalan raya 1,648,774.34 1,698,072.36 1,730,740.00 1,822,350.54 1,836,481.51 1,935,064.65 1,980,690.03 2,247,106.71 3). Angkutan laut, & SDP 232,583.68 254,150.43 242,983.94 245,438.79 250,452.30 273,891.10 282,212.53 301,493.41 4). Angkutan Udara 670,972.39 695,456.41 712,234.85 768,519.82 781,122.86 822,037.67 862,797.28 946,083.08 5). Jasa Penunjang Angkutan 493,316.73 509,297.27 501,468.44 517,983.60 525,479.03 558,599.61 556,528.54 578,182.66

b. K o m u n i k a s i 750,137.38 721,273.96 772,070.40 808,099.34 831,335.32 805,339.52 809,469.22 817,870.40

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 2,667,397.04 2,749,254.98 2,842,358.71 2,977,020.77 3,094,690.17 3,225,153.26 3,352,207.75 3,491,484.22

a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 795,474.68 879,485.50 887,161.19 935,238.30 990,634.07 1,072,969.13 1,143,668.98 1,201,637.93 b. Sew a Bangunan 1,517,933.04 1,513,973.60 1,580,689.94 1,652,304.64 1,702,847.87 1,735,919.16 1,788,634.54 1,856,024.63 c. Jasa Perusahaan 353,989.31 355,795.88 374,507.58 389,477.84 401,208.23 416,264.96 419,904.24 433,821.66

9. JASA - JASA 4,205,844.61 4,391,758.46 4,419,456.98 4,483,145.25 4,519,726.12 4,805,282.92 5,146,726.28 5,347,922.54

a. Pemerintahan Umum 2,778,632.09 2,805,935.65 2,820,349.49 2,864,273.14 2,891,344.97 3,048,646.01 3,316,594.85 3,445,893.26

b. S w a s t a 1,427,212.52 1,585,822.81 1,599,107.49 1,618,872.12 1,628,381.14 1,756,636.91 1,830,131.43 1,902,029.28

1). Sosial Kemasyarakatan 560,233.56 609,862.91 604,916.44 615,032.53 619,915.04 668,697.58 692,722.43 724,401.61 2). Hiburan dan Rekreasi 212,543.37 220,797.02 223,619.77 228,634.46 230,234.09 248,698.02 257,627.99 272,761.29 3). Perorangan dan RT 654,435.59 755,162.88 770,571.28 775,205.13 778,232.01 839,241.31 879,781.01 904,866.38

P D R B 41,990,207.28 45,776,124.35 43,824,751.2 46,163,807.7 46,148,800.3 49,344,241.3 50,461,805.2 53,599,254.2

* Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia M edan dengan BPS Sumatera Utara

2008

M enurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) Gross Domestic Regional Product at Current Prices by Industrial Origin in North Sumatera Province (M illion Rupiahs)

2007


(109)

2006

Trw . IV Trw .I Trw . II Trw . III Trw .IV Trw .I Trw .II Trw .III

1. PERTANIAN 5,818,734.23 6,058,392.29 5,826,698.12 5,976,708.64 5,994,355.59 6,429,719.44 6,280,779.82 6,393,496.09

a. Tanaman Bahan M akanan 1,891,762.16 2,099,137.42 1,889,908.67 1,974,632.40 1,948,973.77 2,320,131.40 2,015,621.91 2,045,070.19 b. Tanaman Perkebunan 2,404,180.54 2,389,148.43 2,349,010.74 2,396,799.66 2,426,643.57 2,469,156.47 2,608,866.51 2,665,010.94 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 599,072.60 617,942.22 620,314.09 626,178.56 638,830.51 646,511.28 648,786.30 662,636.14 d. K e h u t a n a n 320,284.85 329,423.02 342,167.72 349,706.76 349,212.28 347,586.27 356,294.24 353,238.86 e. P e r i k a n a n 603,434.09 622,741.20 625,296.91 629,391.27 630,695.47 646,334.01 651,210.86 667,539.95

2. PERTAM BANGAN DAN PENGGALIAN 290,222.50 306,052.24 306,783.47 307,589.32 308,624.92 316,002.48 329,241.33 332,081.03

a. M inyak dan gas bumi 140,281.95 147,418.84 147,911.85 147,500.84 146,545.39 151,981.32 159,503.63 159,752.64

b. Penggalian. 149,940.54 158,633.40 158,871.62 160,088.48 162,079.53 164,021.15 169,737.70 172,328.39 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,804,079.00 5,972,603.38 5,858,831.02 5,876,877.80 5,906,887.84 6,013,312.05 5,880,394.12 6,099,917.94

a. Industri M i g a s 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45 30,265.02

1). Pengilangan M inyak Bumi 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45 30,265.02

2). Gas Alam Cair

b. Industri bukan M igas 5,774,510.33 5,943,914.63 5,829,811.00 5,847,429.05 5,876,816.40 5,983,023.28 5,850,346.67 6,069,652.92 1). M akanan, M inuman dan Tembakau 3,598,051.51 3,667,122.42 3,567,743.41 3,608,369.22 3,636,613.92 3,701,347.04 3,573,088.05 3,722,954.66 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 33,141.73 35,007.86 33,677.56 33,810.88 33,860.93 36,254.90 33,680.04 34,811.85 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 322,359.01 344,367.23 328,044.22 328,230.11 328,585.97 335,610.23 328,351.01 331,632.19 4). Kertas dan Barang cetakan 44,307.46 45,185.36 44,967.21 45,546.09 45,074.32 50,379.51 45,451.42 46,161.76 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,051,354.71 1,125,692.45 1,117,014.71 1,086,689.28 1,081,077.82 1,103,932.73 1,118,129.37 1,161,182.11 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 258,995.24 258,230.02 266,080.21 269,031.99 274,000.58 273,441.19 269,960.81 280,960.74 7). Logam Dasar Besi & Baja 306,766.31 310,823.49 314,024.97 315,445.85 316,760.57 318,000.05 318,937.58 327,051.83 8). Alat Angk., M esin & Peralatannya 150,348.18 148,321.69 148,606.15 150,595.18 151,129.52 154,287.83 152,895.22 154,791.11 9). Barang lainnya 9,186.18 9,164.11 9,652.56 9,710.45 9,712.77 9,769.80 9,853.17 10,106.66

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 172,116.69 186,575.20 184,228.77 185,245.29 183,868.82 186,764.21 190,033.45 195,223.61

a. L i s t r i k 108,193.15 126,075.83 124,950.42 125,886.51 125,611.20 126,544.72 128,830.83 132,717.84 b. Gas Kota 20,244.11 17,970.14 15,838.99 15,532.46 13,987.37 14,719.55 14,992.61 15,586.61 c. Air bersih 43,679.43 42,529.23 43,439.36 43,826.31 44,270.26 45,499.94 46,210.00 46,919.17

5. B A N G U N A N 1,588,115.04 1,597,362.32 1,616,690.41 1,638,456.94 1,706,786.12 1,721,182.44 1,752,857.80 1,785,613.23 6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 4,502,037.25 4,613,748.88 4,528,820.31 4,574,353.78 4,669,356.54 4,807,309.69 4,707,418.67 4,924,546.47

a. Perdagangan Besar dan Eceran 3,992,230.20 4,112,164.82 4,020,463.54 4,062,366.50 4,150,821.73 4,274,082.72 4,171,217.83 4,374,577.20 b. H o t e l 68,115.05 66,828.91 68,469.14 69,797.26 70,990.12 73,699.88 75,646.19 78,007.73 c. R e s t o r a n 441,692.00 434,755.15 439,887.62 442,190.02 447,544.69 459,527.08 460,554.65 471,961.54

7. PENGANGKUTAN DAN KOM . 2,168,562.01 2,227,957.90 2,241,537.75 2,277,934.20 2,329,132.46 2,426,534.28 2,417,997.77 2,509,720.11 a. P e n g a n g k u t a n 1,772,466.45 1,804,887.54 1,816,634.48 1,844,574.70 1,883,928.30 1,959,818.95 1,947,757.18 2,023,367.48 1). Angkutan Rel 9,635.75 9,799.69 9,846.95 10,154.84 10,390.01 10,824.84 10,652.93 10,984.81 2). Angkutan Jalan raya 738,963.31 751,982.79 764,315.31 769,317.64 785,534.44 825,702.32 810,360.01 847,741.42 3). Angkutan laut, & SDP 119,691.81 127,610.37 121,459.18 122,208.28 122,972.56 129,192.67 129,616.61 133,294.13 4). Angkutan Udara 590,041.80 589,508.29 601,661.10 619,395.46 638,164.26 654,454.64 662,273.25 688,234.20 5). Jasa Penunjang Angkutan 314,133.78 325,986.40 319,351.94 323,498.48 326,867.02 339,644.47 334,854.39 343,112.92

b. K o m u n i k a s i 396,095.56 423,070.36 424,903.27 433,359.50 445,204.16 466,715.33 470,240.58 486,352.63

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 1,589,151.25 1,611,070.73 1,665,355.09 1,691,535.81 1,752,653.97 1,806,232.63 1,808,456.65 1,850,149.17

a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 494,864.32 495,603.75 519,139.63 544,556.89 575,580.33 592,169.71 619,525.01 641,555.67 b. Sew a Bangunan 851,599.47 874,984.02 902,413.83 902,772.17 929,716.72 960,938.04 943,219.15 959,770.71 c. Jasa Perusahaan 242,687.46 240,482.96 243,801.63 244,206.75 247,356.93 253,124.87 245,712.49 248,822.79

9. JASA - JASA 2,324,212.60 2,365,742.96 2,409,367.95 2,413,650.82 2,420,435.60 2,539,835.99 2,627,023.37 2,663,428.08

a. Pemerintahan Umum 1,543,706.87 1,556,126.72 1,586,381.59 1,586,765.91 1,591,709.47 1,662,838.24 1,745,873.22 1,769,362.05

b. S w a s t a 780,505.73 809,616.23 822,986.36 826,884.91 828,726.13 876,997.75 881,150.15 894,066.03

1). Sosial Kemasyarakatan 230,545.12 234,710.49 237,714.78 240,169.23 240,339.10 259,045.84 261,620.10 263,325.08 2). Hiburan dan Rekreasi 138,159.93 139,988.78 142,830.55 143,567.79 145,089.32 152,752.83 152,962.41 157,382.64 3). Perorangan dan RT 411,800.67 434,916.97 442,441.03 443,147.89 443,297.71 465,199.08 466,567.65 473,358.31

P D R B 24,257,230.57 24,939,505.9 24,638,312.9 24,942,352.6 25,272,101.9 26,246,893.2 25,994,203.0 26,754,175.7

* Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia M edan dengan BPS Sumatera Utara

M enurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)

Gross Domestic Regional Product at Constant Prices Year 2000 by Industrial Origin in North Sumatera Province (M illion Rupiahs)


(110)

Trw .I Trw .II Trw .III Trw . IV Trw .I Trw . II Trw . III Trw .IV Trw .I Trw .II Trw .III

1. PERTANIAN 3.70 (0.71) 3.66 (32.85) 35.85 -19.15 11.41 -6.45 14.88 2.64 5.29

a. Tanaman Bahan M akanan 14.42 (5.81) 5.40 (34.40) 89.75 -38.55 20.00 -20.64 32.25 -7.17 3.89

b. Tanaman Perkebunan (5.92) 4.77 3.91 (19.10) 15.99 -4.47 10.67 -2.87 10.17 9.60 4.75

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (2.12) 4.91 2.17 (53.44) 3.23 -14.16 4.98 20.24 2.73 2.84 8.64

d. K e h u t a n a n 18.49 (31.95) 4.18 (35.72) 24.61 -5.13 -7.43 1.40 2.96 6.64 5.64

e. P e r i k a n a n 8.01 9.49 0.55 (41.71) 3.95 0.74 3.02 1.62 4.41 3.62 8.82

2. PERTAM BANGAN DAN PENGGALIAN 13.59 (2.84) 4.61 (34.44) 13.91 0.89 1.51 1.96 2.95 5.75 5.02

a. M inyak dan gas bumi 9.99 4.83 5.98 (47.01) 22.92 1.20 0.60 0.45 4.35 6.18 5.44

b. Penggalian. 17.88 (11.35) 2.81 (17.42) 6.09 0.58 2.44 3.47 1.59 5.31 4.60

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.90 (3.01) 5.12 6.84 0.32 0.63 4.79 1.53 3.92 1.00 5.70

a. Industri M i g a s 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58 4.42

1). Pengilangan M inyak Bumi 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58 4.42

2). Gas Alam Cair

b. Industri bukan M igas 11.92 (2.95) 5.11 7.22 0.33 0.62 4.79 1.52 3.91 0.99 5.71

1). M akanan, M inuman dan Tembakau 6.74 0.56 5.26 38.71 -2.61 0.79 6.15 1.66 2.58 -0.26 6.18

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4.00 (7.65) 6.38 (93.51) 6.21 -2.95 2.21 0.83 8.12 0.07 6.97

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 29.40 0.74 6.15 (44.03) 2.53 -3.01 3.23 2.26 6.58 1.72 6.74

4). Kertas dan Barang cetakan 9.46 2.06 4.42 (20.65) 1.98 1.13 2.61 0.51 13.45 0.03 3.96

5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 7.44 (4.28) 2.93 6.75 5.86 -0.26 3.36 1.15 4.48 3.75 5.18

6). Semen & Brg. Galian bukan logam 34.65 (3.40) 6.14 7.39 0.43 3.56 4.19 1.98 5.99 1.27 6.13

7). Logam Dasar Besi & Baja 49.09 (16.33) 5.34 102.17 7.08 1.22 1.35 0.92 7.09 2.58 4.81

8). Alat Angk., M esin & Peralatannya 8.25 (7.44) 5.62 (41.92) -2.37 1.41 5.58 1.70 2.95 0.92 2.27

9). Barang lainnya 15.00 (5.00) 5.82 (93.03) -2.32 5.90 2.17 2.05 3.47 3.53 6.54

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 4.95 (1.89) (0.87) (3.64) 2.03 0.57 5.35 0.07 4.02 4.63 4.48

a. L i s t r i k 2.51 (5.86) (2.37) (17.41) 8.26 0.37 8.60 1.69 2.76 5.49 4.39

b. Gas Kota 11.62 9.65 0.46 0.30 -14.22 -1.38 -4.17 -8.99 6.94 3.08 5.59

c. Air bersih 12.48 7.16 5.35 60.06 -0.87 2.49 2.82 1.04 6.07 3.06 4.11

5. B A N G U N A N 5.71 (0.03) 3.45 52.89 -2.14 1.55 3.66 3.60 3.63 5.58 4.87

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 11.82 (1.81) 6.41 7.95 3.17 0.03 2.50 1.77 6.28 -0.85 9.34

a. Perdagangan Besar dan Eceran 11.74 (1.92) 6.44 5.15 3.65 -0.17 2.13 1.69 5.98 -1.26 9.58

b. H o t e l 15.29 (7.08) 7.94 26.11 0.41 3.12 3.66 0.35 12.50 6.97 4.61

c. R e s t o r a n 12.22 0.54 5.71 38.99 -0.79 1.43 5.87 2.73 7.99 1.58 8.09

7. PENGANGKUTAN DAN KOM . 10.64 (3.98) 5.21 23.22 3.10 1.15 5.14 1.49 4.04 2.19 8.87

a. P e n g a n g k u t a n 10.48 (8.30) 5.13 25.68 3.39 1.19 5.25 1.16 5.78 2.56 10.58

1). Angkutan Rel 3.70 (7.94) 3.64 129.93 -0.11 0.71 7.62 0.20 6.59 0.38 6.60

2). Angkutan Jalan raya 6.34 (10.61) 5.32 5.50 2.56 2.35 5.29 0.78 5.37 2.36 13.45

3). Angkutan laut, & SDP 0.35 (7.89) 2.68 79.60 9.27 -4.39 1.01 2.04 9.36 3.04 6.83

4). Angkutan Udara 50.85 (6.04) 4.92 139.01 3.65 2.41 7.90 1.64 5.24 4.96 9.65

5). Jasa Penunjang Angkutan 11.22 (1.18) 5.35 7.44 3.24 -1.54 3.29 1.45 6.30 -0.37 3.89

b. K o m u n i k a s i 11.41 16.49 5.50 14.10 1.90 1.01 4.67 2.88 -3.13 0.51 1.04

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 9.34 5.72 6.07 21.30 2.68 3.78 4.74 3.95 4.22 3.94 4.15

a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 9.18 2.07 7.23 (7.66) 6.35 4.86 5.42 5.92 8.31 6.59 5.07

b. Sew a Bangunan 7.40 7.71 6.03 29.67 0.38 3.74 4.53 3.06 1.94 3.04 3.77

c. Jasa Perusahaan 25.96 11.31 0.68 112.14 4.25 1.49 4.00 3.01 3.75 0.87 3.31

9. JASA - JASA 8.69 8.63 4.10 20.82 3.01 2.01 1.44 0.82 6.32 7.11 3.91

a. Pemerintahan Umum 6.56 12.85 5.23 11.02 -0.63 2.14 1.56 0.95 5.44 8.79 3.90

b. S w a s t a 13.63 (0.52) 1.32 45.91 10.09 1.77 1.24 0.59 7.88 4.18 3.93

1). Sosial Kemasyarakatan 1.38 3.00 2.93 79.87 6.51 1.38 1.67 0.79 7.87 3.59 4.57

2). Hiburan dan Rekreasi 21.20 1.26 1.23 71.65 2.76 2.39 2.24 0.70 8.02 3.59 5.87

3). Perorangan dan RT 19.65 (2.77) 0.44 20.55 15.54 1.91 0.60 0.39 7.84 4.83 2.85

Atas D asar H arga Berlaku (Persen) Grow th Rate of Economy

2008

by Industrial O rigin in N orth Sumatera Province (M illion Rupiahs)


(111)

Trw .I Trw . II Trw .III Trw . IV Trw .I Trw . II Trw . III Trw .IV Trw .I Trw .II Trw .III

1. PERTANIAN (0.41) (4.86) 2.92 3.31 4.12 -3.82 2.57 0.30 7.26 -2.32 1.79

a. Tanaman Bahan M akanan 8.31 (12.08) 3.67 2.11 10.96 -9.97 4.48 -1.30 19.04 -13.12 1.46

b. Tanaman Perkebunan (7.27) (2.08) 5.11 4.96 -0.63 -1.68 2.03 1.25 1.75 5.66 2.15

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (12.47) (4.13) (0.79) 3.05 3.15 0.38 0.95 2.02 1.20 0.35 2.13

d. K e h u t a n a n 18.49 (2.76) (8.58) 1.40 2.85 3.87 2.20 -0.14 -0.47 2.51 -0.86

e. P e r i k a n a n 7.91 3.27 1.73 1.62 3.20 0.41 0.65 0.21 2.48 0.75 2.51

2. PERTAM BANGAN DAN PENGGALIAN 2.14 0.48 3.45 2.42 5.45 0.24 0.26 0.34 2.39 4.19 0.86

a. M inyak dan gas bumi (1.57) 3.95 4.96 1.95 5.09 0.33 -0.28 -0.65 3.71 4.95 0.16

b. Penggalian. 5.27 (2.26) 2.18 2.81 5.80 0.15 0.77 1.24 1.20 3.49 1.53

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.90 (1.26) 2.51 2.76 2.90 -1.90 0.31 0.51 1.80 -2.21 3.73

a. Industri M i g a s 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80 0.72

1). Pengilangan M inyak Bumi 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80 0.72

2). Gas Alam Cair

b. Industri bukan M igas 3.92 (1.25) 2.51 2.75 2.93 -1.92 0.30 0.50 1.81 -2.22 3.75

1). M akanan, M inuman dan Tembakau 2.04 1.05 3.99 3.53 1.92 -2.71 1.14 0.78 1.78 -3.47 4.19

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki (4.62) (5.67) 2.20 3.61 5.63 -3.80 0.40 0.15 7.07 -7.10 3.36

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 11.66 (0.76) (1.06) 0.22 6.83 -4.74 0.06 0.11 2.14 -2.16 1.00

4). Kertas dan Barang cetakan 5.61 (1.90) 1.66 3.44 1.98 -0.48 1.29 -1.04 11.77 -9.78 1.56

5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.58 (2.93) 0.58 0.43 7.07 -0.77 -2.71 -0.52 2.11 1.29 3.85

6). Semen & Brg. Galian bukan logam 28.04 2.24 2.04 2.68 -0.30 3.04 1.11 1.85 -0.20 -1.27 4.07

7). Logam Dasar Besi & Baja (0.79) (4.92) 2.25 2.17 1.32 1.03 0.45 0.42 0.39 0.29 2.54

8). Alat Angk., M esin & Peralatannya 5.33 (4.17) 2.74 4.71 -1.35 0.19 1.34 0.35 2.09 -0.90 1.24

9). Barang lainnya 2.36 (8.79) 3.20 4.36 -0.24 5.33 0.60 0.02 0.59 0.85 2.57

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.87 (3.99) (1.94) (4.35) 8.40 -1.26 0.55 -0.74 1.57 1.75 2.73

a. L i s t r i k 1.93 (6.77) (3.85) (7.48) 16.53 -0.89 0.75 -0.22 0.74 1.81 3.02

b. Gas Kota 3.63 5.82 0.24 1.73 -11.23 -11.86 -1.94 -9.95 5.23 1.86 3.96

c. Air bersih 0.86 4.88 5.16 5.11 -2.63 2.14 0.89 1.01 2.78 1.56 1.53

5. B A N G U N A N 3.53 (0.74) 2.82 4.25 0.58 1.21 1.35 4.17 0.84 1.84 1.87

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 10.03 (1.35) 3.53 5.29 2.48 -1.84 1.01 2.08 2.95 -2.08 4.61

a. Perdagangan Besar dan Eceran 10.20 (1.62) 3.57 5.37 3.00 -2.23 1.04 2.18 2.97 -2.41 4.88

b. H o t e l 2.01 0.92 2.55 3.64 -1.89 2.45 1.94 1.71 3.82 2.64 3.12

c. R e s t o r a n 8.75 3.21 3.06 4.13 -1.57 1.18 0.52 1.21 2.68 0.22 2.48

7. PENGANGKUTAN DAN KOM . 5.77 (2.33) 3.91 4.50 2.74 0.61 1.62 2.25 4.18 -0.35 3.79

a. P e n g a n g k u t a n 4.29 (4.21) 3.96 4.51 1.83 0.65 1.54 2.13 4.03 -0.62 3.88

1). Angkutan Rel 2.70 (6.16) 3.51 4.27 1.70 0.48 3.13 2.32 4.19 -1.59 3.12

2). Angkutan Jalan raya 2.51 (4.23) 3.84 4.49 1.76 1.64 0.65 2.11 5.11 -1.86 4.61

3). Angkutan laut, & SDP (0.16) (10.03) 1.56 4.05 6.62 -4.82 0.62 0.63 5.06 0.33 2.84

4). Angkutan Udara 24.05 0.29 4.68 5.51 -0.09 2.06 2.95 3.03 2.55 1.19 3.92

5). Jasa Penunjang Angkutan 4.56 (3.66) 4.88 4.32 3.77 -2.04 1.30 1.04 3.91 -1.41 2.47

b. K o m u n i k a s i 10.83 3.68 3.74 4.47 6.81 0.43 1.99 2.73 4.83 0.76 3.43

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 5.24 5.00 4.11 3.82 1.38 3.37 1.57 3.61 3.06 0.12 2.31

a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 0.97 5.53 5.60 6.46 0.15 4.75 4.90 5.70 2.88 4.62 3.56

b. Sew a Bangunan 7.40 4.40 3.05 2.20 2.75 3.13 0.04 2.98 3.36 -1.84 1.75

c. Jasa Perusahaan 11.23 8.88 6.70 4.50 -0.91 1.38 0.17 1.29 2.33 -2.93 1.27

9. JASA - JASA 3.72 5.35 2.75 3.26 3.14 1.84 0.18 0.28 4.93 3.43 1.39

a. Pemerintahan Umum 1.18 8.20 2.91 3.79 2.45 1.94 0.02 0.31 4.47 4.99 1.35

b. S w a s t a 10.74 (1.85) 2.28 1.76 4.52 1.65 0.48 0.22 5.82 0.47 1.47

1). Sosial Kemasyarakatan 1.03 1.86 2.52 1.47 4.05 1.28 1.03 0.07 7.78 0.99 0.65

2). Hiburan dan Rekreasi 14.06 (2.24) 3.24 3.67 2.43 2.03 0.52 1.06 5.28 0.14 2.89

3). Perorangan dan RT 16.88 (4.14) 1.76 1.24 5.47 1.73 0.16 0.03 4.94 0.29 1.46

P D R B 4.11 (1.37) 3.01 3.65 2.81 -1.21 1.23 1.32 3.86 -0.96 2.92

* Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia M edan dengan BPS Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen) Grow th Rate of Economy

2008

by Industrial Origin in North Sumatera Province (M illion Rupiahs)


(112)

Trw .I Trw . II Trw .III Trw . IV Trw .I Trw . II Trw . III Trw .IV Trw .I Trw . II Trw . III

1. PERTANIAN 30.19 30.20 29.89 29.56 25.27 21.30 22.53 21.08 22.65 22.73 22.53

a. Tanaman Bahan M akanan 9.62 9.13 9.18 9.02 10.60 6.79 7.73 6.14 7.59 6.89 6.74

b. Tanaman Perkebunan 10.28 10.85 10.76 10.81 9.36 9.32 9.79 9.51 9.80 10.51 10.36

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4.52 4.78 4.66 4.57 2.08 1.86 1.85 2.23 2.14 2.15 2.20

d. K e h u t a n a n 2.21 1.51 1.51 1.46 1.12 1.11 0.97 0.99 0.95 0.99 0.98

e. P e r i k a n a n 3.57 3.93 3.78 3.69 2.12 2.23 2.18 2.21 2.16 2.19 2.24

2. PERTAM BANGAN DAN PENGGALIAN 1.97 1.93 1.92 1.89 1.33 1.40 1.35 1.38 1.33 1.37 1.35

a. M inyak dan gas bumi 1.03 1.09 1.11 1.08 0.67 0.70 0.67 0.68 0.66 0.68 0.68

b. Penggalian. 0.93 0.83 0.82 0.81 0.66 0.70 0.68 0.70 0.67 0.69 0.67

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 24.76 24.19 24.28 24.27 24.13 25.30 25.17 25.57 24.85 24.54 24.42

a. Industri M i g a s 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16

1). Pengilangan M inyak Bumi 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16

2). Gas Alam Cair

b. Industri bukan M igas 24.50 23.96 24.04 24.04 23.98 25.15 25.02 25.41 24.69 24.38 24.27

1). M akanan, M inuman dan Tembakau 10.45 10.59 10.64 10.87 13.33 14.00 14.11 14.35 13.77 13.43 13.42

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 2.09 1.94 1.97 1.98 0.13 0.13 0.12 0.12 0.13 0.12 0.12

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 2.21 2.24 2.27 2.20 1.21 1.22 1.20 1.23 1.22 1.21 1.22

4). Kertas dan Barang cetakan 0.29 0.30 0.30 0.30 0.22 0.24 0.23 0.23 0.25 0.24 0.24

5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.30 4.14 4.07 3.93 4.27 4.44 4.35 4.40 4.30 4.37 4.32

6). Semen & Brg. Galian bukan logam 1.24 1.20 1.22 1.21 1.22 1.32 1.30 1.33 1.32 1.31 1.30

7). Logam Dasar Besi & Baja 1.57 1.32 1.33 1.29 2.67 2.82 2.71 2.74 2.74 2.75 2.71

8). Alat Angk., M esin & Peralatannya 1.82 1.70 1.71 1.73 0.90 0.95 0.95 0.97 0.93 0.92 0.89

9). Barang lainnya 0.54 0.52 0.52 0.53 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.04 0.04

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.16 1.15 1.08 0.99 0.99 1.04 1.04 1.04 1.01 1.03 1.02

a. L i s t r i k 0.84 0.80 0.74 0.66 0.62 0.64 0.66 0.68 0.65 0.67 0.66

b. Gas Kota 0.18 0.20 0.19 0.18 0.15 0.16 0.14 0.13 0.13 0.13 0.13

c. Air bersih 0.14 0.15 0.15 0.15 0.22 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23

5. B A N G U N A N 3.88 3.91 3.86 3.84 5.35 5.67 5.58 5.78 5.60 5.78 5.71

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 18.14 17.95 18.23 18.78 18.83 19.63 19.10 19.45 19.33 18.74 19.29

a. Perdagangan Besar dan Eceran 16.57 16.37 16.64 17.19 16.81 17.49 16.96 17.25 17.10 16.51 17.03

b. H o t e l 0.24 0.22 0.23 0.23 0.27 0.29 0.28 0.28 0.30 0.31 0.31

c. R e s t o r a n 1.34 1.36 1.37 1.37 1.75 1.85 1.86 1.91 1.93 1.92 1.95

7. PENGANGKUTAN DAN KOM . 7.53 7.29 7.32 7.34 8.62 9.09 9.07 9.21 8.96 8.96 9.18

a. P e n g a n g k u t a n 6.22 5.75 5.77 5.78 6.95 7.33 7.32 7.41 7.33 7.35 7.66

1). Angkutan Rel 0.03 0.03 0.03 0.03 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06

2). Angkutan Jalan raya 4.07 3.67 3.69 3.70 3.70 3.95 3.95 3.98 3.92 3.93 4.19

3). Angkutan laut, & SDP 0.34 0.31 0.31 0.31 0.56 0.55 0.53 0.54 0.56 0.56 0.56

4). Angkutan Udara 0.70 0.66 0.66 0.67 1.52 1.63 1.66 1.69 1.67 1.71 1.77

5). Jasa Penunjang Angkutan 1.08 1.08 1.08 1.08 1.11 1.14 1.12 1.14 1.13 1.10 1.08

b. K o m u n i k a s i 1.31 1.54 1.55 1.79 1.67 1.76 1.75 1.80 1.63 1.60 1.53

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 4.81 5.13 5.19 5.23 6.00 6.49 6.45 6.71 6.54 6.64 6.51

a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 1.93 1.99 2.03 2.08 1.85 2.02 2.03 2.15 2.17 2.27 2.24

b. Sew a Bangunan 2.52 2.73 2.76 2.76 3.34 3.61 3.58 3.69 3.52 3.54 3.46

c. Jasa Perusahaan 0.37 0.41 0.39 0.39 0.81 0.85 0.84 0.87 0.84 0.83 0.81

9. JASA - JASA 7.56 8.27 8.22 8.09 9.48 10.08 9.71 9.79 9.74 10.20 9.98

a. Pemerintahan Umum 5.17 5.88 5.91 5.84 6.04 6.44 6.20 6.27 6.61 6.57 6.43

b. S w a s t a 2.38 2.39 2.31 2.25 3.44 3.65 3.51 3.53 3.81 3.63 3.55

1). Sosial Kemasyarakatan 0.72 0.75 0.74 0.71 1.31 1.38 1.33 1.34 1.45 1.37 1.35

2). Hiburan dan Rekreasi 0.30 0.30 0.29 0.29 0.48 0.51 0.50 0.50 0.54 0.51 0.51

3). Perorangan dan RT 1.36 1.34 1.28 1.24 1.66 1.76 1.68 1.69 1.82 1.74 1.69

P D R B 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 2008

by Industrial Origin in North Sumatera Province (M illion Rupiahs) Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)

Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product at Current Prices


(113)

T