Bank Ina Perdana
Daftar Isi
Visi dan Misi Perusahaan
02
Profil Perusahaan
03
Peristiwa Penting
04
Struktur Kelompok Usaha
05
Ikhtisar Keuangan
06
Sambutan Dewan Komisaris
08
Profil Dewan Komisaris
10
Sambutan Dewan Direksi
12
Profil Dewan Direksi
14
Struktur Organisasi
15
Profil Pejabat Eksekutif
16
Laporan Manajemen
18
Produk dan Jasa
23
Aktivitas Sosial
24
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
26
Penerapan Manajemen Resiko
33
Daftar Jaringan Kantor
35
Laporan Auditor Independent
37
BANK INA
laporan tahunan 2009
01
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
VISI
Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh
stakeholders
MISI
Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders
LANDASAN PENCAPAIAN
VISI DAN MISI
EMPATHY
Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama
nasabah; dengan pikiran dan nurani.
ENTERPRENEURSHIP
Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan
layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.
EMPOWERMENT
Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara
terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat bagi stakeholders.
TEAMWORK
Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan
komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi.
TRUSTWORTHINESS
Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk salingpercaya.
02
BANK INA
laporan tahunan 2009
Untuk meningkatkan pelayanan kepada
nasabah dan memperluas jaringan,
dilakukan pengembangan jaringan
kantor, yaitu pada akhir tahun 2008
jumlah jaringan kantor sebanyak
14 kantor dan hingga pada bulan
Februari 2010 jaringan kantor
menjadi 20 kantor.
profil perusahaan
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal
Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana
9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH.
juga menyediakan mesin-mesin ATM baik yang dimiliki sendiri
No. 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman
maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama.
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01
TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Sebagai Bank yang memilih sektor retail sebagai core business,
No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242.
Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang
cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para
dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat
nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah
di hadapan Winanto Wiryomartani SH., M.Hum, Notaris di Jakarta,
satu Bank Devisa.
mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina
No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.
Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat
pengakuan dari Majalah Infobank sebagai salah satu Bank
Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam
penyadang predikat Sangat Baik sejak tahun 2004 sampai
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
dengan 2008.
524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian
mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah
dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2009, dapat
Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul
kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.
Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di Gedung Bina Surya Group,
atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu
PEMEGANG SAHAM 2009
sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah Kantor yang dimiliki
PT. Kharisma Prima Karya
96,02%
PT. Media Interaksi Utama
1,64%
Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
0,78%
Baktinendra Prawiro
0,78%
Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
0,78%
oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para
nasabah berjumlah 18 Kantor yang terdiri dari Kantor Cabang,
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.
Ultimate Shareholders
Hadi Surya & Oki Widjaja
BANK INA
laporan tahunan 2009
03
peristiwa penting
Desember
2008
September
2009
Desember
13 Desember 2008
09 September,
07 Desember,
Rapat kerja tahunan 2009
Pembukaan Kantor
Cabang Pembantu Kelapa Gading
Pembukaan Kantor Cabang Bandung
2009
17 Desember,
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara
13 Desember
09 September
07 Desember
Februari
2009
Oktober
2009
11 Februari
06 Oktober,
Pembukaan Kantor Cabang Lumajang - Jawa Timur
Pembukaan Payment Point Royal Golf Halim
13 Oktober,
Pemberian Beasiswa kepada UKRIDA
21 Oktober,
Customer Gathering sekaligus peluncuran produk
Tabungan Pinter
11 Februari
Agustus
08 Agustus
Lomba Lukis Tingkat TK & SD
Summarecon Mal Gading Serpong
2009
06 Oktober
26 Agustus
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu
Mall Mangga Dua
13 Oktober
08 Agustus
21 Oktober
26 Agustus
04
BANK INA
laporan tahunan 2009
17 Desember
struktur
kelompok usaha
BANK INA dimiliki oleh dua Group besar, yakni : Bina Surya Group ( BSG ) dan Galva Group.
Bina Surya Group yang dimiliki oleh Bapak Hadi Surya adalah salah satu group perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi
laut (terbesar ketiga di dunia, khusus pengangkutan bahan kimia), industri kehutanan, industri pengolahan kayu, industri perkebunan,
pertanian, jasa konstruksi dan pertambangan. Salah satu perusahaan yang sangat dikenal adalah PT Berlian Laju Tanker, Tbk
Galva Group adalah group perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan industri elektronis yang didirikan oleh keluarga
Uripto Widjaja. Produk utama yang sangat dikenal adalah merk TOA, selain itu salah satu anak perusahaannya menjadi perakit komponen
elektronik untuk produk LG dan SONY. Galva Group juga merupakan pemegang keagenan produk BENQ.
Dharma Surya
5%
Poenta Surya
13%
Hadi Surya
82%
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
99,99%
Bagus Setia Giri
0,01%
PENGURUS
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur
PT. Tunggal Adi Baskara
37,4%
:
:
:
:
:
Utama Hadi Surya
Yahya Marie
Hadi Surya
Suherman Widjaja
Dwijaya Hadisurya
Oki Widjaja
21,81%
Jeanne Soedarjo
10,44%
PENGURUS
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
: Utama Hadi Surya
: Suherman Widjaja
: Hadi Surya
: Dwijaya Hadi
PT. Kharisma Prima Karya
96,02%
PT. Media Interaksi Utama
1,64%
PT. Rekso Sempurno
Morojoyo
11,5%
PT. J.A. Wattie
7,84%
PT. International Investment
Holding Company
11,01%
PENGURUS
PENGURUS
Komisaris :
Mohammad Anando Swasono
Resident Director
Resident Secretary
Resident Secretary
PT. Baktinendra Prawiro
0,78%
Perkumpulan Sekolah
Kristen Jakarta
0,78%
: Kevin K. How
: Ng Lai Fong
: Tan Chin Fah
Majelis Pendidikan
Kristen Jakarta
0,78%
PENGURUS
Komisaris
Direktur
: Rendy Diego Soedarjo
: Oki Widjaja
BANK INA PERDANA
BANK INA
laporan tahunan 2009
05
ikhtisar keuangan
POS POS PENTING
( dlm jutaan rupiah )
Total Aset
2009
2008
HASIL TAHUN BUKU
2009
2008
2007
2006
Total Aset
846.361
661.918
630.964
516.303
98.412
Penempatan Pada
Bank Indonesia dan Bank Lain
230.304
151.421
224.020
154.941
90.089
Kredit yang diberikan
587.863
489.472
383.861
352.356
846.361
661.918
Kredit
587.863
489.472
Dana Pihak Ketiga
722.799
557.262
Modal Bersih
111.758
Pendapatan
104.327
( dalam jutaan rupiah )
Biaya
84.788
76.091
Simpanan pihak ketiga
722.799
557.262
529.402
427.724
Laba Rugi Sebelum Pajak
19.539
13.998
Ekuitas
111.758
98.412
89.047
50.703
6.194
4.633
Laba bersih
13.345
9.365
10.836
5.465
13.345
9.365
23,50%
26,28%
risiko kredit dan pasar
23,50%
26,28%
Aktiva Tetap terhadap modal
12,33%
10,58%
vs aktiva produktif
0,32%
0,82%
PPAP terhadap Aktiva Produktif
0,86%
1,02%
Pemenuhan PPA produktif
100,93%
100,30%
Pemenuhan PPA non produktif
122,95%
384,40%
Pajak Penghasilan
Laba Rugi Setelah Pajak
Permodalan
CAR
CAR dengan memperhitungkan
Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif bermasalah
NPL (Gross)
0,44%
1,04%
NPL (net)
0,30%
0,88%
Rentabilitas
ROA
2,57%
2,08%
ROE
13,25%
10,31%
Net Interest Margin
BOPO
5.,38%
6,15%
82,54%
85,17%
81,33%
87,84%
Return on Assets (ROA)
2,57%
2,08%
1,94%
1,42%
-
-
Return on Equity (ROE)
13,25%
10,31%
17,06%
13,88%
-
-
Loan to Deposit Ratio (LDR)
81,33%
87,84%
72,40%
81,15%
5,11%
5,21%
Capital Adequacy Ratio (CAR)
23,50%
26,28%
27,50%
16,68%
Likuiditas
LDR
Kepatuhan
a. Persentase pelanggaran BMPK
b. Persentase pelampauan BMPK
GWM RUPIAH
06
BANK INA
laporan tahunan 2009
RASIO KEUANGAN
2009
2008
2007
2006
sambutan dan profil
dewan komisaris
BANK INA
laporan tahunan 2009
07
sambutan
dewan komisaris
1. Natalia Salim ( duduk )
Komisaris Utama
2. Hari Sugiharto ( kanan )
Komisaris
3. Denny Susilo ( kiri )
Komisaris
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber daya manusia
serta sistem informasi teknologi akan terus kami kembangkan guna memenuhi
kebutuhan para stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada Bank Ina Perdana
08
BANK INA
laporan tahunan 2009
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
Di samping itu, pengembangan sumber daya manusia juga
atas kurniaNya, Bank Ina Perdana berhasil mencapai pertumbuhan
dilakukan dengan mengikutsertakan sejumlah kayawan pada
kinerja yang baik di tahun 2009. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
program pelatihan di bidang operasional dan perkreditan, baik
perolehan laba bersih, aset, dan juga jaringan kantor cabang.
yang dilakukan oleh lembaga pelatihan eksternal maupun
internal Bank.
Perolehan laba bersih meningkat 42,48% dari Rp 9.37 miliar di
tahun 2008 menjadi Rp 13,35 miliar di tahun 2009, sedangkan
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber
total aset meningkat 27,86% dari Rp 661.92 miliar di tahun 2008
daya manusia serta sistem informasi teknologi akan terus kami
menjadi Rp 846.36 miliar di tahun 2009. Jumlah jaringan kantor
kembangkan guna memenuhi kebutuhan para stakeholders yang
berkembang dari 14 kantor di tahun 2008 menjadi 19 kantor
telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Bank Ina
di akhir tahun 2009. Non Performing Loan juga menunjukkan
Perdana.
perkembangan yang baik dari 1,04% di tahun 2008 menjadi
0,44% di 2009. Sedangkan rasio kecukupan modal mencapai
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungan
23,50%, jauh di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan.
dari para nasabah, mitra bisnis, Bank Indonesia selaku otoritas,
Direksi dan seluruh karyawan, serta seluruh pemegang saham yang
Pertumbuhan tersebut di atas merupakan hasil kerja dan wujud
telah memberikan dukungan penuh kepada Bank Ina Perdana
komitmen dari seluruh jajaran pengurus dan karyawan guna
selama ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam segala
menumbuhkembangkan Bank Ina Perdana menjadi bank yang
usaha dan karya yang kita lakukan.
sehat. Di samping itu penerapan prinsip kehati-hatian tetap
diutamakan di dalam pengelolaan Bank.
Salam Sejahtera,
Dewan Komisaris
Menyadari pentingnya penerapan good corporate governance dan
risk management, sejumlah karyawan dan pengurus juga mengikuti
ujian kompetensi manajemen risiko dan lulus dengan hasil yang
cukup baik.
Natalia Salim
Komisaris Utama
Hari Sugiharto
Komisaris
Denny Susilo
Komisaris
BANK INA
laporan tahunan 2009
09
profil dewan komisaris
Natalia Salim
Dalam usianya yang relatif muda 44 tahun, sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Komisaris
Utama Bank Ina Perdana sejak tahun 2006. Kesuksesan ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerjanya di bidang finance.
Pendidikan resmi terakhir diperoleh dari Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA pada tahun 1991 dan
meraih gelar sebagai Master of Arts dan Bachelor of Business Administration pada tahun 1987.
Selain pendidikan resmi yang telah diselesaikan banyak pelatihan profesional lain yang diikuti, antara lain
seperti: Corporate Treasury Management, Letter of Credit, dan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007, BSMR).
Pengalaman kerja pertamanya di Bank adalah di Bank Arta Pusara sebagai Planning Officer dan setelah itu
bergabung dengan BSG Corporation sebagai Corporate Finance.
Hari Sugiharto
Lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar
Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973
tercatat sebagai Dosen di universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di
University of Wales, Inggris.
Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak
tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut: Sekretaris Dewan
Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI,
anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen
Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis
Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana
Pensiun BPK Penabur dan pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.
Denny Susilo
Mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008,
menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Faktultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984
dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan
pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai
tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT. Great River International Tbk. sebagai internal auditor sampai
tahun 1989.
Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989
dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan
PT. Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director. Perkembangan capital market yang mulai
marak di Indonesia membawanya bergabung dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan
sejak tahun 2010, tercatat sebagai Direktur Keuangan PT. Prima Multi Artha serta aktifitas sebagai pengajar di
salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta.
10
BANK INA
laporan tahunan 2009
sambutan dan profil
dewan direksi
BANK INA
laporan tahunan 2009
11
sambutan
dewan direksi
1. Adi Wiratama ( duduk )
Direktur Utama
2. Budiarto Santoso ( kanan )
Direktur Kepatuhan
3. Winadewi Hanantha ( kiri )
Direktur
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan penyempurnaanpenyempurnaan di berbagai bidang sehingga mampu meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan.
Pertengahan tahun 2008, dunia mengalami guncangan gejolak krisis ekonomi yang bersumber dari berbagai permasalahan di Amerika
Serikat, antara lain seperti; ketidakseimbangan anggaran belanja dan transaksi berjalan, pemberian kredit perumahan kepada nasabah yang
kurang layak, kemudian banyaknya jenis transaksi derivatif dimana salah satunya yang menyebabkan kejatuhan lembaga-lembaga
keuangan di Amerika Serikat yakni penerbitan collateralized debt obligations yang berasal dari pembiayaan kredit perumahan.
12
BANK INA
laporan tahunan 2009
Krisis yang meluas ini berdampak pada kelangkaan likuiditas
Pertumbuhan usaha juga ditandai dengan meningkatnya Dana
di Amerika sehingga tidak adanya aliran dana pada sektor riil.
Pihak Ketiga dari Rp 558,3 miliar tahun 2008 menjadi sebesar
Dengan demikian hal ini mengakibatkan pelemahan ekonomi
Rp 722,8 miliar pada akhir Desember 2009, naik 29,5%. Penyaluran
Amerika serta diikuti oleh negara-negara maju seperti; Eropa dan
dana kepada pihak ketiga berupa Kredit Diberikan juga mengalami
Jepang. Pengaruh pelemahan ekonomi negara-negara maju sedikit
peningkatan Rp 97,8 miliar atau 20,2% sehingga total Kredit
banyak telah mempengaruhi kondisi pasar Indonesia khususnya
Diberikan
dirasakan pada awal tahun 2009, ditandai dengan terjadinya
Desember 2009 sebesar Rp 587,86 miliar.
yang
berhasil
disalurkan
sampai
dengan
akhir
penurunan harga-harga saham di pasar modal, turunnya nilai
rupiah akibat dari keluarnya aliran dana asing serta mengakibatkan
Prinsip Kehati-hatian yang dijadikan pedoman oleh manajemen
penurunan cadangan devisa.
dalam mengelola aktivitas usaha telah mampu memelihara tingkat
kesehatan Bank sehingga tidak ada rasio-rasio keuangan yang
Gejala pelemahan ekonomi secara nyata yang dirasakan oleh
kalangan perbankan pada kwartal I/ 2009 dimulai dengan
tersendatnya ekspor barang-barang ke Amerika yang disebabkan
oleh penurunan daya beli masyarakat Amerika. Gejolak ini pada
melampaui ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah digariskan
oleh Bank Indonesia, seperti rasio CAR ( 23,50% ), non performing
loan gross ( 0,44% ), non performing loan netto ( 0,30% ), pemenuhan
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit, pemenuhan
ketentuan pemeliharaan rasio Giro Wajib Minimum, dan lain
akhirnya menyentuh dunia perbankan di Indonesia.
sebagainya.
Namun berkat upaya Pemerintah yang dengan cepat mengambil
langkah-langkah antisipatif dalam upaya menghindari pelemahan
ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuahkan hasil yang
cukup menggembirakan dengan terhindarnya negara kita dari
krisis ekonomi global. Hal ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan di berbagai bidang sehingga
mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini
tidak lepas dari hasil jerih payah seluruh jajaran manajemen dan
karyawan Bank Ina Perdana.
ekonomi nasional pada tahun 2009 sebesar 4,5%.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil ini telah mampu
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
meningkatkan pertumbuhan usaha PT. Bank Ina Perdana
Pemegang Saham yang telah mempercayakan pengelolaan Bank
sepanjang tahun 2009 meskipun menjelang akhir tahun 2009
Ina Perdana, kepada seluruh mitra bisnis dan para nasabah yang
dunia perbankan kembali mengalami goncangan akibat kesulitan
senantiasa mendukung pertumbuhan usaha, dan kepada seluruh
likuiditas di pasar. Syukur hal ini dapat dengan segera teratasi
karyawan yang telah bekerja keras.
berkat upaya-upaya Pemerintah mengeluarkan stimulus kebijakanKami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
kebijakan yang menggerakkan sektor riil.
sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia khususnya Bagian
Sementara itu, jika dilihat secara lebih mikro, dampak dari
Pengawasan yang senantiasa memberikan saran-saran sehingga
ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi krisis global
kami mampu melakukan tindakan-tindakan koreksi demi kemajuan
kali ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan
Bank Ina Perdana.
bagi pertumbuhan usaha Bank Ina Perdana dengan berhasilnya
membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 13,3 miliar, naik
42,5% dibanding perolehan laba tahun 2008.
Untuk mengetahui secara lebih mendalam kegiatan-kegiatan yang
telah kami lakukan sepanjang tahun 2009, dapat kiranya Bapak
dan Ibu lihat pada uraian laporan yang kami sajikan ini.
Hormat Kami,
Dewan Direksi
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
BANK INA
laporan tahunan 2009
13
profil dewan direksi
Adi Wiratama
Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga dan Master of Business Adiministration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti
seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 1981, sebagai Sistem
Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun
1983 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 1989, sebagai SAVP & Kepala
Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989 1994, sebagai VP & Kepala Divisi
Pengawasan TSI Bank Danamon, dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun
1996 1999.
Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang
membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia dan Umum di Bank Jasa Arta, dan
kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana.
Budiarto Santoso
Bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang
dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer
di Akademi Pengetahuan Komputer Budi Luhur (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984
sebagai staff akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat
pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sejak April 1990, bergabung dengan PT. Bank Haga sampai dengan akhir Juni 2008. Selama bergabung di
Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, audit, human
resources, general affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus
berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: pengembangan diri (personal
self development), computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability
management, sertifikasi manajemen risiko, dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Winadewi Hanantha
Lahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun
1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri.
Memulai karir perbankan di Bank Danamon pada tahun 1977. Selanjutnya bergabung dengan Bank Haga sejak
tahun 1989 kemudian pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan jabatan sebagai Direktur
dan pada tahun 2004 kembali ke Bank Haga dengan posisi sebagai Direktur sampai dengan tahun 2008 dan
kemudian tahun 2009 menjabat sebagai Direktur di Bank Ina Perdana. Beliau mempunyai latar belakang yang
kuat dalam bidang akuntansi, kredit dan marketing.
14
BANK INA
laporan tahunan 2009
struktur organisasi
bank ina perdana
Board of
Commissioners
- Audit Committee
- Risk Supervisory Committee
- Remuneration & Nomination Committee
Board of Directors
Executive Secretary
Internal Audit
Committee
- Strategic Planning & Budgeting Committee
- Assets & Liabilities Committee
- Credit Committee
- Information & System Technology
- Risk Management Committee
Legal & Remedial
Business Group
Operation Support
Group
System Info
& Accounting
Group
HR & General Affairs
Group
Risk Management &
Compliance Group
Lending & Funding
Services
Central Operation
Information System
Technology
Human Resources
Risk Management
Product &
Promotion
Load Admin
Center
System & Proc.
General Affairs
Compliance
Branch Banking
Business Support
Financial &
Accounting
Treasury
Main Branch
Branches
BANK INA
laporan tahunan 2009
15
profil pejabat eksekutif
V Budiwan Pramana
Group Head Business
V Budiwan Pramana, 54 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang
perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai
bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai
Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi
Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan
jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 2008 menjabat sebagai General Manager pada
PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group
Head Business.
Dharmansyah Djalins
Group Head Operation
Dharmansyah Djalins, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana
tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance,
manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank
Artha Graha dari tahun 1989 hingga 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor
pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager.
Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business
Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.
Kiung Hui Ngo
Group Head System & Accounting
Kiung Hui Ngo, 35 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti, Jakarta
dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanagara, Jakarta. Selain itu banyak mengikuti seminar dan
pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Karirnya dimulai di PT Glamourindo
Khatulistiwa sebagai staff Finance pada tahun 1995 1998, sebagai Kepala Bagian Akuntansi di PT Mustika
Citra Perdana tahun 1998 2000, sebagai Kepala Bagian Akuntansi & MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank
Jasa Arta) sejak tahun 2000 2009, dan bergabung di Bank Ina Perdana sejak tahun 2009 sebagai System
Information & Accounting Group Head.
16
BANK INA
laporan tahunan 2009
Giri Prasetyo
Group Head RM & Compliance
Giri Prasetyo, 40 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004.
Memulai karir perbankan pada PT. Bank Haga ditahun 1997. Dari tahun 1997 sampai dengan 2003, menangani
berbagai tugas di front dan back office. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management
sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan
pangkat Assistent Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina
Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.
Agung Buntaran
Group Head Central Credit
Agung Buntaran, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali
pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina pada tahun 1991. Tahun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina tahun 1999. Perjalanan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking
Head, Head Of Funding & Lending Serfices dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan
training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina), Bank Accounting (IBI), Advance
Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securities Institute), Credit Analist Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).
Musa Sinambela
Corporate Secretary
Musa Sinambela, 42 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin
sebagai Advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas
Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan ditahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai
Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996-1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat
Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan
terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal &
Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak
Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.
Klarita
Head of SKAI
Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada
tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer
Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of
Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit.
Dalam usaha untuk menunjang karir, seminar-seminar banyak diikuti seperti, Bank Performance Analysis,
Perpajakan, Risk Management, Asset & Liabilty Management, Problem Solving & Decision Making dan seminarseminar pengembangan diri.
BANK INA
laporan tahunan 2009
17
laporan
manajemen
Pendapatan Bunga & Beban Bunga
2009
2008
2008
Rincian pendapatan bunga
BERIKUT ADALAH ANALISA SINGKAT HASIL - HASIL OPERASIONAL DAN POSISI KEUANGAN PT BANK INA PERDANA
- Kredit
65,76
70,85
2,22
4,93
8,73
18,54
6,52
2,65
86,52
82,30
68,89
4,81
7,50
4,20
91,33
89,81
73,09
5,19
3,70
2,89
- Penempatan pada BI & Bank lain
- Surat Berharga
SELAMA TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009.
Pendapatan provisi & komisi
Jumlah Pendapatan dan Bunga
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN BANK
Rincian beban bunga
Laba Bersih
- Giro
Laba bersih setelah pajak tumbuh 42,48% menjadi Rp 13,35 miliar,
- Tabungan
laba operasional meningkat dari Rp 14,11 miliar di tahun 2008
3,23
2,88
2,66
43,72
41,08
31,74
- Deposito
dibandingkan tahun 2008, yang sebesar Rp 9,37 miliar, sementara
57,51
0,31
0,03
0,03
52,45
47,69
37,32
Pendapatan Bunga Bersih
menjadi 19,27 miliar di tahun 2009.
Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap
Pendapatan Bunga Bersih
ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 2,57% dan 13,25%,
meningkat jika dibandingkan dengan 2,08% dan 10,31% pada
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2009, termasuk provisi
dan komisi kredit, berjumlah sebesar Rp 38,88 miliar, mengalami
tahun 2008.
penurunan sebesar Rp 3,24 miliar atau 7,69% dibandingkan tahun
2008. Selama tahun 2009 ini terjadi kenaikan baik dari sisi penda patan
Perolehan Laba Bank Ina Perdana
bunga maupun beban bunga. Pendapatan bunga terutama berasal
dari aktivitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta
25
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sebesar Rp 86,52
Laba sebelum pajak
Jumlah Laba
20
miliar pada tahun 2009 atau naik 5,13% dari Rp 82,30 miliar di
tahun sebelumnya. Beban bunga pada tahun 2009 sebesar Rp
15
52,45 miliar atau naik sebesar 9,98% dari Rp 47,69 miliar di tahun
sebelumnya. Naiknya pendapatan bunga dan biaya bunga di tahun
10
Laba sesudah pajak
5
2009 terutama disebabkan oleh naiknya outstanding dari aktiva
produktif dan dana pihak ketiga Bank. Selama tahun 2009, aktiva
produktif dan dana pihak ketiga yang dimiliki Bank mengalami
0
2005
2006
2007
Tahun
2008
2009
peningkatan dibanding tahun 2008, dengan peningkatan dana
pihak ketiga sebesar 29,46% dan peningkatan aktiva produktif
sebesar 20,10%. Rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata
aktiva produktif menurun menjadi 5,38% pada tahun 2009
dibandingkan 6,15% pada tahun 2008.
18
BANK INA
laporan tahunan 2009
POSISI KEUANGAN
Pendapatan Bunga Bersih Bank
Aktiva dan Kewajiban
45
Sampai dengan 31 Desember 2009, total aktiva Bank Ina mencapai
40
Rp 846,36 miliar, sementara kewajibannya mencapai Rp 734,60
35
miliar. Jumlah-jumlah tersebut merupakan peningkatan sebesar
30
27,86% dan 30,36% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan total aktiva ini terutama berasal dari peningkatan jumlah
25
kredit yang diberikan dari Rp 489,47 miliar pada akhir tahun 2008
20
menjadi Rp 587,86 miliar pada akhir tahun 2009 dan peningkatan
15
investasi pada surat berharga dari Rp 134,22 miliar pada akhir
10
tahun 2008 menjadi Rp 207,20 miliar pada akhir tahun 2009.
Sedangkan di sisi kewajiban penyebab peningkatan terbesar
5
adalah naiknya dana pihak ketiga dari Rp 557,26 miliar pada tahun
0
2008 menjadi Rp 722,80 miliar. Selama tahun 2009, tidak ada pinja2005
2006
2007
2008
2009
Pendapatan Operasi Lainnya
man yang diterima oleh Bank Ina.
Likuiditas dan Aktiva Produktif
Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan imbal-jasa,
komisi dari aktivitas non-kredit, dan pendapatan lain-lain, mengalami
Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat
kenaikan menjadi Rp 13,04 miliar di tahun 2009 dari Rp 2,34
berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal
miliar di tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 477,26 miliar atau naik
penerimaan pendapatan dari penjualan dan kenaikan harga surat
50,51%, dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 317,10 miliar.
berharga sepanjang tahun 2009.
Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang
Pendapatan Non Operasional
diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat
Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan
Sepanjang tahun 2009, Bank berupaya menurunkan outstanding
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) melalui penjualan. Dari kegiatan
tersebut, Bank membukukan keuntungan penjualan bersih sebesar
Rp 0,26 miliar.
pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan
kontribusi pendapatan kepada bank.
Komposisi aktiva produktif pada tahun 2009 didominasi oleh
penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31
Desember 2009 adalah sebesar Rp 797,05 miliar, atau naik 27, 50%
Beban Operasional Lainnya
dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 625,14 miliar. Kenaikan
Di tahun 2009, Bank Ina telah melakukan penguatan infrastruktur
terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan
melalui penambahan 2 kantor cabang di Lumajang dan Bandung,
pada Bank Indonesia melalui SBI dan FASBI.
3 kantor cabang pembantu di Jakarta, yakni di Mangga Dua, Kelapa
Gading dan Jatinegara, serta 1 payment point di Royal Golf Halim
Berikut perkembangan Aktiva Produktif pada tahun 2008 dan 2009 :
Jakarta. Perluasan usaha ini juga mengakibatkan penambahan
dalam miliar rupiah
jumlah karyawan sebanyak 41 orang menjadi 217 orang.
Aktiva Produktif
Kredit Yang Diberikan
Hal ini telah meningkatkan Beban Operasional Lainnya Bank
Surat Berharga
Tahun
2009
Pangsa/Porsi
2008
2009
2008
587,86
489,47
73,76%
10,00
10,42
1,25%
78,30%
1,67%
197,20
123,80
24,74%
19,80%
sebesar Rp 5,41 miliar menjadi Rp 31,97 miliar di tahun 2009.
SBI / FASBI
Kontributor terbesar dari peningkatan beban Overhead adalah
Penempatan Pada Bank Lain
0,07
0,07
0,01%
0,01%
Beban Administrasi dan Umum serta Beban Personalia yang
Penyertaan
0,00
0,00
0,00%
0,00%
masing-masing meningkat sebesar Rp 2,43 miliar dan Rp 2,01
Rekening Administratif
1,92
1,38
0,24%
0,22%
miliar dibandingkan tahun 2008.
Jumlah
797,05
625,14
100,0%
100,00%
BANK INA
laporan tahunan 2009
19
KREDIT
Distribusi kredit yang diberikan menurut jenis penggunaan:
Total kredit meningkat sebesar 20,10% menjadi Rp 587,86 miliar dan
400
merupakan 73,76% dari total aktiva produktif per 31 Desember 2009.
350
Dari komposisi secara total, kredit komersial meningkat 122,56%
menjadi Rp 280,81 miliar, dan kredit konsumsi mengalami kenaikan
300
pembiayaan transportasi angkutan umum kepada end-user melalui
program kerjasama dengan MultiFinance menurun 19,21% menjadi
Rp 273,96 miliar di tahun 2009. Kredit bermasalah (non performing
loan / NPL) menurun sebesar Rp 2,53 miliar atau 49,57% dibanding
tahun sebelumnya, yang menyebabkan rasio NPL gross menurun
Jumlah Kredit
menjadi Rp 32,95 miliar. Pertumbuhan kredit melalui portfolio
250
200
150
100
dari 1,04% menjadi 0,44% dan rasio NPL bersih turun menjadi
50
0,30% dari rasio tahun sebelumnya yaitu 0,88%.
0
2009
2008
Pertumbuhan portfolio kredit sebagian disalurkan kepada sektor
2007
2006
2005
Tahun
Konsumsi
UMKM, dengan komposisi :
Modal Kerja
Investasi
Kredit usaha mikro sebesar Rp 149,25 miliar
Kredit usaha kecil sebesar Rp 71,50 miliar
Bank Ina selalu berusaha memperbaiki komposisi kredit yang ada
Kredit usaha menengah sebesar Rp 105,96 miliar
Sebagai hasilnya, dapat dilihat di tahun 2009, segmen konsumsi
agar tidak terlalu terkonsentrasi di jenis penggunaan konsumsi.
Distribusi kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur jatuh tempo :
dalam miliar rupiah
Jumlah
Porsi
berhasil diturunkan menjadi 54,74% dari total portfolio kredit bank,
dimana pada tahun 2008 segmen konsumsi masih mendominasi
sebesar 74,24%. Di sisi lain, kredit untuk modal kerja dan investasi
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
6,37
1,08%
Dalam hal segmentasi, Bank Ina menyalurkan kreditnya ke segmen
317,24
53,96%
usaha ritel berskala mikro, kecil dan menengah, sebesar 55,58%
Lebih dari 1 2 tahun
125,05
21,27%
dari total kredit yang diberikan di tahun 2009.
Lebih dari 2 5 tahun
111,09
18,90%
28,11
4,79%
587,86
100,00%
Telah jatuh tempo
Hingga 1 tahun
Dari total kredit untuk sektor UMKM, 45,68% disalurkan untuk sektor
Lebih dari 5 tahun
mikro. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo,
Jumlah
sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam
waktu kurang dari satu tahun, yakni tercatat 53,96%. Sementara itu,
Distribusi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi :
Jenis Industri
Jumlah
jika dirinci berdasarkan sektor ekonomi, kendaraan bermotor masih
dalam miliar
mendominasi pemberian kredit, yaitu sekitar 40,07% dari total kredit
Porsi
yang diberikan, diikuti oleh sektor lainnya sebesar 28,34% dan
Kendaraan Bermotor
235,57
40,07%
Jasa Bisnis
103,66
17,63%
Pertambangan
24,96
4,25%
17,41
2,96%
Konstruksi
12,68
2,16%
Industri
10,14
1,72%
Pertanian
8,72
1,48%
Perdagangan, hotel & restoran
Lain - lain
Jumlah
8,18
1,39%
166,53
100,00%
sektor jasa bisnis sebesar 17,63%.
DPK
63,21
diragukan
0,02
macet
2,46
KL
0,09
dalam miliar rupiah
522.08
lancar
Dalam rangka mendukung dan memberdayakan sektor usaha kecil, Bank Ina juga menyalurkan pinjamannya dalam bentuk KUK
(Kredit Usaha Kecil). Pada tahun 2009, realisasi KUK yang dapat
disalurkan adalah sebesar Rp 220,75 miliar.
20
BANK INA
laporan tahunan 2009
2009
dalam miliar rupiah
Dana Pihak Ketiga
%
Simpanan nasabah tumbuh sebesar 29,70% di tahun 2009
Total Kredit
587,86
KUK
Non KUK
KUK
Non KUK
menjadi Rp 722,80 miliar dibandingkan tahun 2008 yang sebesar
220,75
367,11
37,55%
62,45%
Rp 557,26 miliar. Komposisi simpanan nasabah adalah 10,42%
dalam bentuk giro, 11,25% dalam tabungan, dan 78,33% dalam
2008
deposito berjangka.
%
Total Kredit
489,47
KUK
Non KUK
KUK
Non KUK
369,77
119,70
75,54%
24,46%
Rasio dana murah meningkat menjadi 21,67% dibandingkan
dengan 18,58% ditahun sebelumnya. Selain itu, simpanan bank lain
dari Rp 1,05 miliar menjadi Rp 5,55 miliar pada tahun 2009.
Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2009 mengalami perbaikan
jika dibandingkan tahun 2008. Hal ini terlihat dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross yang menunjukkan perkembangan
Kondisi dana pihak ketiga Bank Ina untuk tahun 2009 dapat dilihat
dalam tabel berikut :
dalam miliar rupiah
yang sangat bagus jika dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu 0,44% di tahun 2009 turun sebesar 57,69% dari
Kolektibilitas
2009
2008
tahun 2008. Perbaikan kualitas aktiva produktif ini disebabkan
Giro
adanya peningkatan outstanding kredit yang diberikan dan
Tabungan
Deposito
722,803
turunnya outstanding kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar,
75,31
Perubahan
41,37
82,05%
81,33
62,17
30,82%
566,16
453,72
24,78%
557,263
29,71%
Diragukan, dan Macet.
Jumlah
Rasio aktiva produktif bermasalah pada tahun 2009 tercatat
sebesar 0,32%, turun jika dibandingkan pada tahun 2008 0,82%.
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) selama tahun
2009, yang meliputi cadangan umum dan cadangan khusus
telah dibentuk melebih PPAP yang wajib dibentuk sebagai mana
yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2009, tidak
ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang
direstrukturisasi hanya tercatat Rp 0,07 miliar.
Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Rp 128,00 miliar atau 128 juta saham.
Pada tahun 2009, modal Bank Ina termasuk tier1 dan tier2 adalah
Rp 108,78 miliar atau naik Rp 12,66 miliar dibandingkan tahun 2008
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2009 tercatat
23,50% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 26,28%.
2008
732,76
583,20
61,71
36,83
Kurang Lancar
0,10
0,34
Diragukan
0,02
0,06
Macet
dengan modal yang sudah ditempatkan dan disetor penuh sebesar
laba yang cukup baik selama tahun 2009.
dalam miliar rupiah
2009
Modal dasar Bank Ina adalah Rp 400,00 miliar atau 400 juta saham
sebesar Rp 96,12 miliar. Kenaikan ini dipengaruhi oleh perolehan
Kualitas aktiva produktif per 31 Desember 2009 :
Kolektibilitas
Ekuitas dan Kecukupan Modal
2,46
4,71
Total
797,05
625,14
NPL - Gross
0,44%
1,04%
NPL - Nett
0,30%
0,88%
PPAP yang telah dibentuk
6,84
6,35
PPAP yang wajib dibentuk
6,77
6,33
Rasio Kecukupan Modal
( dalam miliar rupiah )
Modal inti
Modal pelengkap
2009
2008
104,52
92,40
4,26
3,72
Total modal tersedia
108,78
96,12
ATMR menurut resiko kredit
462,84
365,68
ATMR menurut resiko pasar
-
-
Total ATMR
462,84
365,68
Rasio kecukupan modal
23,50%
26,28%
BANK INA
laporan tahunan 2009
21
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat pelampauan maupun
pelanggaran
Penyaluran
terhadap
kredit
batas
dilakukan
maksimum
dengan
pemberian
tetap
kredit.
memperhatikan
ketentuan dari Bank Indonesia
Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
Selama tahun 2009, seluruh transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga
tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 tercatat sebesar
Rp 97,17 miliar, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 93,30 miliar. Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 terdiri dari Giro sebesar
Masalah teknologi informasi menjadi penting artinya bagi Bank,
karena penguasaan teknologi informasi di bidang perbankan merupakan syarat mutlak bagi masa depan bisnis perbankan di dunia.
Rp 5,72 miliar, Tabungan sebesar Rp 10,53 miliar dan deposito
sebesar Rp 23,63 miliar.
Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana
terus menerus dilakukan. Pengembangan teknologi informasi
Kebijakan Penetapan Suku Bunga
ini merupakan suatu penyempurnaan arsitektur sistem aplikasi
Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah
perbankan yang pengembangannya selalu disesuaikan dengan
dan Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan
kemajuan teknologi informasi tanpa mengabaikan aspek keamanan
dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO).
bertransaksi. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan
Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji
dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi-inovasi
perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku
produk berbasis teknologi.
bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat
ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku
Sejalan dengan hal-hal tersebut, pengembangan informasi dan
untuk seluruh nasabah.
teknologi akan memperbaiki proses-proses bisnis yang ada
agar dapat mendukung setiap aktivitas pelaksanaan transaksi,
Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin ini dimaksudkan juga
pelaporan intern/ekstern, dan pengambilan keputusan yang lebih
agar Bank Ina mampu berkompetisi dengan Bank-bank lain dan
efisien, dengan dan menggunakan software pengelolaan database
dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya
dalam bentuk Relational Database Management System (RDBMS).
pengkajian tingkat suku bunga secara berkala, diharapkan mampu
mengoptimalkan perolehan bunga.
Teknologi informasi di Bank Ina Perdana akan terus dikembangkan
untuk memaksimalkan kontribusi teknologi informasi bagi Bank.
Sepanjang tahun 2009, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk
Penerapan teknologi yang tepat guna akan memaksimalkan
rekening Giro berkisar antara 0% - 8,5%, rekening Tabungan antara
manfaat investasi dan meningkatkan daya saing Bank Ina Perdana.
1% - 8,5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 11,75%, sedangkan
untuk suku bunga Kredit ditetapkan antara 11,0% - 20,0% yang
umumnya berlaku secara floating.
Teknologi Informasi
Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus
menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informasinya sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang perbankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan
kepada nasabah dan mitra usaha.
22
BANK INA
laporan tahunan 2009
sumberdaya
manusia
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah terlepas
dari Sumber Daya Manusia yang merupakan aset penting bagi
Perusahaan. Berangkat dari kesadaran itu, manajemen Bank
terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi karyawankaryawannya dan menciptakan iklim kerja yang harmonis antar lini.
Pengembangan kualitas pegawai menjadi bagian penting dari
peningkatan nilai organisasi, sehingga harus dialokasikan sumber
daya yang memadai untuk menyelenggarakan berbagai program
pendidikan dan pelatihan.
Dan sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/
jajaran yang terkait akan diikutsertakan dalam pelatihan dan
sertifikasi manajemen risiko.
Jumlah sumber daya manusia pada tahun 2009 mengalami
NAMA PROGRAM
Jumlah Program
Jumlah Peserta
Program Pendidikan spesial
11
92
In House Programs
35
679
External Programs
32
72
Total
78
843
penambahan sebanyak 41 orang. Penambahan ini terjadi karena
penambahan jaringan kantor Bank. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2009, jumlah karyawan Bank Ina Perdana adalah
sebanyak 217 orang,
Dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan
jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
KETERANGAN
2009
2008
Jenjang Pendidikan :
Pasca Sarjana
6 orang
5 orang
Strata 1
149 orang
119 orang
Diploma
26 orang
24 orang
SMU
28 orang
21 orang
SLTP
3 orang
2 orang
SD
5 orang
5 orang
217 orang
176 orang
Jumlah
Kelompok Usia :
s/d 30 tahun
95 orang
77 orang
31 s/d 40 tahun
58 orang
52 orang
41 s/d 50 tahun
55 orang
39 orang
50 tahun ke atas
9 orang
8 orang
217 orang
176 orang
Jumlah
BANK INA
laporan tahunan 2009
23
uraian
produk & jasa
PRODUK DAN JASA
Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan
pemerintah berupa :
Tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku bunga menarik
dengan pilihan hadiah sesuai point reward.
Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan
dengan suku bunga mendekati bunga deposito
Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk
merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi
dan dilindungi oleh asuransi
Tabina Mahasiswa, tabungan yang dirancang khusus untuk
mahasiswa melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan /
perguruan tinggi.
Rekening Giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta
Jasa Perbankan
memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari
lebih 17.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar Bank
dengan menggunakan cek/bilyet giro.
Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan
di seluruh Indonesia.
dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih
menarik.
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor
usaha kecil & menengah
Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal
kerja usaha produktif
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian properti, kendaraan
bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi
nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga
kompetitif.
24
BANK INA
laporan tahunan 2009
Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM Online di semua kantor
cabang Bank Ina Perdana.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan CIMB Niaga
Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam
Pemberian kredit
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di
administrasi pembayaran gaji.
Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata
uang US Dollar dan Singapore Dollar.
aktivitas sosial
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa, dukungan dan
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja serta integritas perusahaan merupakan faktor pendukung keberhasilan perseroan.
Bank Ina menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia
merupakan hal yang sangat penting di Indonesia. Berangkat dari
kesadaran itu, secara rutin Bank Ina memberikan beasiswa kepada
mahasiswa berprestasi di Universitas Kristen Krida Wacana
( UKRIDA ).
Melalui program Ayo ke Bank, sosialisasi ke masyarakat mengenai
perbankan juga dilakukan oleh Bank Ina dengan cara kunjungan
ke sekolah-sekolah di lingkungan kantor Bank Ina Perdana.
Edukasi perbankan yang dilakukan secara rutin pada usia dini
macam ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai manfaat dan fungsi dari Bank
Selain itu, pada akhir tahun 2009, Bank Ina juga melakukan
kunjungan ke Panti Asuhan Taman Fioreti yang berlokasi di Bekasi
dalam rangka berbagi dengan saudara-saudara yang kurang
beruntung.
Kegiatan sosial ini akan terus dilakukan Bank Ina di tahun-tahun
mendatang, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal bagi peningkatan kualitas hidup sesama kita.
BANK INA
laporan tahunan 2009
25
laporan
tata kelola perusahaan
Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance ( GCG )
A. Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate governance
Dewan Komisaris
digambarkan
sebagai
seperangkat
hubungan
Visi dan Misi Perusahaan
02
Profil Perusahaan
03
Peristiwa Penting
04
Struktur Kelompok Usaha
05
Ikhtisar Keuangan
06
Sambutan Dewan Komisaris
08
Profil Dewan Komisaris
10
Sambutan Dewan Direksi
12
Profil Dewan Direksi
14
Struktur Organisasi
15
Profil Pejabat Eksekutif
16
Laporan Manajemen
18
Produk dan Jasa
23
Aktivitas Sosial
24
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
26
Penerapan Manajemen Resiko
33
Daftar Jaringan Kantor
35
Laporan Auditor Independent
37
BANK INA
laporan tahunan 2009
01
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
VISI
Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh
stakeholders
MISI
Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders
LANDASAN PENCAPAIAN
VISI DAN MISI
EMPATHY
Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama
nasabah; dengan pikiran dan nurani.
ENTERPRENEURSHIP
Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan
layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.
EMPOWERMENT
Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara
terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat bagi stakeholders.
TEAMWORK
Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan
komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi.
TRUSTWORTHINESS
Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk salingpercaya.
02
BANK INA
laporan tahunan 2009
Untuk meningkatkan pelayanan kepada
nasabah dan memperluas jaringan,
dilakukan pengembangan jaringan
kantor, yaitu pada akhir tahun 2008
jumlah jaringan kantor sebanyak
14 kantor dan hingga pada bulan
Februari 2010 jaringan kantor
menjadi 20 kantor.
profil perusahaan
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal
Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana
9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH.
juga menyediakan mesin-mesin ATM baik yang dimiliki sendiri
No. 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman
maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama.
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01
TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Sebagai Bank yang memilih sektor retail sebagai core business,
No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242.
Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang
cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para
dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat
nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah
di hadapan Winanto Wiryomartani SH., M.Hum, Notaris di Jakarta,
satu Bank Devisa.
mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina
No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.
Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat
pengakuan dari Majalah Infobank sebagai salah satu Bank
Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam
penyadang predikat Sangat Baik sejak tahun 2004 sampai
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
dengan 2008.
524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian
mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah
dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2009, dapat
Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul
kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.
Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di Gedung Bina Surya Group,
atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu
PEMEGANG SAHAM 2009
sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah Kantor yang dimiliki
PT. Kharisma Prima Karya
96,02%
PT. Media Interaksi Utama
1,64%
Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
0,78%
Baktinendra Prawiro
0,78%
Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
0,78%
oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para
nasabah berjumlah 18 Kantor yang terdiri dari Kantor Cabang,
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.
Ultimate Shareholders
Hadi Surya & Oki Widjaja
BANK INA
laporan tahunan 2009
03
peristiwa penting
Desember
2008
September
2009
Desember
13 Desember 2008
09 September,
07 Desember,
Rapat kerja tahunan 2009
Pembukaan Kantor
Cabang Pembantu Kelapa Gading
Pembukaan Kantor Cabang Bandung
2009
17 Desember,
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara
13 Desember
09 September
07 Desember
Februari
2009
Oktober
2009
11 Februari
06 Oktober,
Pembukaan Kantor Cabang Lumajang - Jawa Timur
Pembukaan Payment Point Royal Golf Halim
13 Oktober,
Pemberian Beasiswa kepada UKRIDA
21 Oktober,
Customer Gathering sekaligus peluncuran produk
Tabungan Pinter
11 Februari
Agustus
08 Agustus
Lomba Lukis Tingkat TK & SD
Summarecon Mal Gading Serpong
2009
06 Oktober
26 Agustus
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu
Mall Mangga Dua
13 Oktober
08 Agustus
21 Oktober
26 Agustus
04
BANK INA
laporan tahunan 2009
17 Desember
struktur
kelompok usaha
BANK INA dimiliki oleh dua Group besar, yakni : Bina Surya Group ( BSG ) dan Galva Group.
Bina Surya Group yang dimiliki oleh Bapak Hadi Surya adalah salah satu group perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi
laut (terbesar ketiga di dunia, khusus pengangkutan bahan kimia), industri kehutanan, industri pengolahan kayu, industri perkebunan,
pertanian, jasa konstruksi dan pertambangan. Salah satu perusahaan yang sangat dikenal adalah PT Berlian Laju Tanker, Tbk
Galva Group adalah group perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan industri elektronis yang didirikan oleh keluarga
Uripto Widjaja. Produk utama yang sangat dikenal adalah merk TOA, selain itu salah satu anak perusahaannya menjadi perakit komponen
elektronik untuk produk LG dan SONY. Galva Group juga merupakan pemegang keagenan produk BENQ.
Dharma Surya
5%
Poenta Surya
13%
Hadi Surya
82%
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
99,99%
Bagus Setia Giri
0,01%
PENGURUS
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur
PT. Tunggal Adi Baskara
37,4%
:
:
:
:
:
Utama Hadi Surya
Yahya Marie
Hadi Surya
Suherman Widjaja
Dwijaya Hadisurya
Oki Widjaja
21,81%
Jeanne Soedarjo
10,44%
PENGURUS
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
: Utama Hadi Surya
: Suherman Widjaja
: Hadi Surya
: Dwijaya Hadi
PT. Kharisma Prima Karya
96,02%
PT. Media Interaksi Utama
1,64%
PT. Rekso Sempurno
Morojoyo
11,5%
PT. J.A. Wattie
7,84%
PT. International Investment
Holding Company
11,01%
PENGURUS
PENGURUS
Komisaris :
Mohammad Anando Swasono
Resident Director
Resident Secretary
Resident Secretary
PT. Baktinendra Prawiro
0,78%
Perkumpulan Sekolah
Kristen Jakarta
0,78%
: Kevin K. How
: Ng Lai Fong
: Tan Chin Fah
Majelis Pendidikan
Kristen Jakarta
0,78%
PENGURUS
Komisaris
Direktur
: Rendy Diego Soedarjo
: Oki Widjaja
BANK INA PERDANA
BANK INA
laporan tahunan 2009
05
ikhtisar keuangan
POS POS PENTING
( dlm jutaan rupiah )
Total Aset
2009
2008
HASIL TAHUN BUKU
2009
2008
2007
2006
Total Aset
846.361
661.918
630.964
516.303
98.412
Penempatan Pada
Bank Indonesia dan Bank Lain
230.304
151.421
224.020
154.941
90.089
Kredit yang diberikan
587.863
489.472
383.861
352.356
846.361
661.918
Kredit
587.863
489.472
Dana Pihak Ketiga
722.799
557.262
Modal Bersih
111.758
Pendapatan
104.327
( dalam jutaan rupiah )
Biaya
84.788
76.091
Simpanan pihak ketiga
722.799
557.262
529.402
427.724
Laba Rugi Sebelum Pajak
19.539
13.998
Ekuitas
111.758
98.412
89.047
50.703
6.194
4.633
Laba bersih
13.345
9.365
10.836
5.465
13.345
9.365
23,50%
26,28%
risiko kredit dan pasar
23,50%
26,28%
Aktiva Tetap terhadap modal
12,33%
10,58%
vs aktiva produktif
0,32%
0,82%
PPAP terhadap Aktiva Produktif
0,86%
1,02%
Pemenuhan PPA produktif
100,93%
100,30%
Pemenuhan PPA non produktif
122,95%
384,40%
Pajak Penghasilan
Laba Rugi Setelah Pajak
Permodalan
CAR
CAR dengan memperhitungkan
Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif bermasalah
NPL (Gross)
0,44%
1,04%
NPL (net)
0,30%
0,88%
Rentabilitas
ROA
2,57%
2,08%
ROE
13,25%
10,31%
Net Interest Margin
BOPO
5.,38%
6,15%
82,54%
85,17%
81,33%
87,84%
Return on Assets (ROA)
2,57%
2,08%
1,94%
1,42%
-
-
Return on Equity (ROE)
13,25%
10,31%
17,06%
13,88%
-
-
Loan to Deposit Ratio (LDR)
81,33%
87,84%
72,40%
81,15%
5,11%
5,21%
Capital Adequacy Ratio (CAR)
23,50%
26,28%
27,50%
16,68%
Likuiditas
LDR
Kepatuhan
a. Persentase pelanggaran BMPK
b. Persentase pelampauan BMPK
GWM RUPIAH
06
BANK INA
laporan tahunan 2009
RASIO KEUANGAN
2009
2008
2007
2006
sambutan dan profil
dewan komisaris
BANK INA
laporan tahunan 2009
07
sambutan
dewan komisaris
1. Natalia Salim ( duduk )
Komisaris Utama
2. Hari Sugiharto ( kanan )
Komisaris
3. Denny Susilo ( kiri )
Komisaris
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber daya manusia
serta sistem informasi teknologi akan terus kami kembangkan guna memenuhi
kebutuhan para stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada Bank Ina Perdana
08
BANK INA
laporan tahunan 2009
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
Di samping itu, pengembangan sumber daya manusia juga
atas kurniaNya, Bank Ina Perdana berhasil mencapai pertumbuhan
dilakukan dengan mengikutsertakan sejumlah kayawan pada
kinerja yang baik di tahun 2009. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
program pelatihan di bidang operasional dan perkreditan, baik
perolehan laba bersih, aset, dan juga jaringan kantor cabang.
yang dilakukan oleh lembaga pelatihan eksternal maupun
internal Bank.
Perolehan laba bersih meningkat 42,48% dari Rp 9.37 miliar di
tahun 2008 menjadi Rp 13,35 miliar di tahun 2009, sedangkan
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber
total aset meningkat 27,86% dari Rp 661.92 miliar di tahun 2008
daya manusia serta sistem informasi teknologi akan terus kami
menjadi Rp 846.36 miliar di tahun 2009. Jumlah jaringan kantor
kembangkan guna memenuhi kebutuhan para stakeholders yang
berkembang dari 14 kantor di tahun 2008 menjadi 19 kantor
telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Bank Ina
di akhir tahun 2009. Non Performing Loan juga menunjukkan
Perdana.
perkembangan yang baik dari 1,04% di tahun 2008 menjadi
0,44% di 2009. Sedangkan rasio kecukupan modal mencapai
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungan
23,50%, jauh di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan.
dari para nasabah, mitra bisnis, Bank Indonesia selaku otoritas,
Direksi dan seluruh karyawan, serta seluruh pemegang saham yang
Pertumbuhan tersebut di atas merupakan hasil kerja dan wujud
telah memberikan dukungan penuh kepada Bank Ina Perdana
komitmen dari seluruh jajaran pengurus dan karyawan guna
selama ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam segala
menumbuhkembangkan Bank Ina Perdana menjadi bank yang
usaha dan karya yang kita lakukan.
sehat. Di samping itu penerapan prinsip kehati-hatian tetap
diutamakan di dalam pengelolaan Bank.
Salam Sejahtera,
Dewan Komisaris
Menyadari pentingnya penerapan good corporate governance dan
risk management, sejumlah karyawan dan pengurus juga mengikuti
ujian kompetensi manajemen risiko dan lulus dengan hasil yang
cukup baik.
Natalia Salim
Komisaris Utama
Hari Sugiharto
Komisaris
Denny Susilo
Komisaris
BANK INA
laporan tahunan 2009
09
profil dewan komisaris
Natalia Salim
Dalam usianya yang relatif muda 44 tahun, sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Komisaris
Utama Bank Ina Perdana sejak tahun 2006. Kesuksesan ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerjanya di bidang finance.
Pendidikan resmi terakhir diperoleh dari Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA pada tahun 1991 dan
meraih gelar sebagai Master of Arts dan Bachelor of Business Administration pada tahun 1987.
Selain pendidikan resmi yang telah diselesaikan banyak pelatihan profesional lain yang diikuti, antara lain
seperti: Corporate Treasury Management, Letter of Credit, dan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007, BSMR).
Pengalaman kerja pertamanya di Bank adalah di Bank Arta Pusara sebagai Planning Officer dan setelah itu
bergabung dengan BSG Corporation sebagai Corporate Finance.
Hari Sugiharto
Lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar
Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973
tercatat sebagai Dosen di universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di
University of Wales, Inggris.
Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak
tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut: Sekretaris Dewan
Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI,
anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen
Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis
Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana
Pensiun BPK Penabur dan pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.
Denny Susilo
Mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008,
menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Faktultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984
dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan
pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai
tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT. Great River International Tbk. sebagai internal auditor sampai
tahun 1989.
Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989
dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan
PT. Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director. Perkembangan capital market yang mulai
marak di Indonesia membawanya bergabung dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan
sejak tahun 2010, tercatat sebagai Direktur Keuangan PT. Prima Multi Artha serta aktifitas sebagai pengajar di
salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta.
10
BANK INA
laporan tahunan 2009
sambutan dan profil
dewan direksi
BANK INA
laporan tahunan 2009
11
sambutan
dewan direksi
1. Adi Wiratama ( duduk )
Direktur Utama
2. Budiarto Santoso ( kanan )
Direktur Kepatuhan
3. Winadewi Hanantha ( kiri )
Direktur
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan penyempurnaanpenyempurnaan di berbagai bidang sehingga mampu meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan.
Pertengahan tahun 2008, dunia mengalami guncangan gejolak krisis ekonomi yang bersumber dari berbagai permasalahan di Amerika
Serikat, antara lain seperti; ketidakseimbangan anggaran belanja dan transaksi berjalan, pemberian kredit perumahan kepada nasabah yang
kurang layak, kemudian banyaknya jenis transaksi derivatif dimana salah satunya yang menyebabkan kejatuhan lembaga-lembaga
keuangan di Amerika Serikat yakni penerbitan collateralized debt obligations yang berasal dari pembiayaan kredit perumahan.
12
BANK INA
laporan tahunan 2009
Krisis yang meluas ini berdampak pada kelangkaan likuiditas
Pertumbuhan usaha juga ditandai dengan meningkatnya Dana
di Amerika sehingga tidak adanya aliran dana pada sektor riil.
Pihak Ketiga dari Rp 558,3 miliar tahun 2008 menjadi sebesar
Dengan demikian hal ini mengakibatkan pelemahan ekonomi
Rp 722,8 miliar pada akhir Desember 2009, naik 29,5%. Penyaluran
Amerika serta diikuti oleh negara-negara maju seperti; Eropa dan
dana kepada pihak ketiga berupa Kredit Diberikan juga mengalami
Jepang. Pengaruh pelemahan ekonomi negara-negara maju sedikit
peningkatan Rp 97,8 miliar atau 20,2% sehingga total Kredit
banyak telah mempengaruhi kondisi pasar Indonesia khususnya
Diberikan
dirasakan pada awal tahun 2009, ditandai dengan terjadinya
Desember 2009 sebesar Rp 587,86 miliar.
yang
berhasil
disalurkan
sampai
dengan
akhir
penurunan harga-harga saham di pasar modal, turunnya nilai
rupiah akibat dari keluarnya aliran dana asing serta mengakibatkan
Prinsip Kehati-hatian yang dijadikan pedoman oleh manajemen
penurunan cadangan devisa.
dalam mengelola aktivitas usaha telah mampu memelihara tingkat
kesehatan Bank sehingga tidak ada rasio-rasio keuangan yang
Gejala pelemahan ekonomi secara nyata yang dirasakan oleh
kalangan perbankan pada kwartal I/ 2009 dimulai dengan
tersendatnya ekspor barang-barang ke Amerika yang disebabkan
oleh penurunan daya beli masyarakat Amerika. Gejolak ini pada
melampaui ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah digariskan
oleh Bank Indonesia, seperti rasio CAR ( 23,50% ), non performing
loan gross ( 0,44% ), non performing loan netto ( 0,30% ), pemenuhan
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit, pemenuhan
ketentuan pemeliharaan rasio Giro Wajib Minimum, dan lain
akhirnya menyentuh dunia perbankan di Indonesia.
sebagainya.
Namun berkat upaya Pemerintah yang dengan cepat mengambil
langkah-langkah antisipatif dalam upaya menghindari pelemahan
ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuahkan hasil yang
cukup menggembirakan dengan terhindarnya negara kita dari
krisis ekonomi global. Hal ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan di berbagai bidang sehingga
mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini
tidak lepas dari hasil jerih payah seluruh jajaran manajemen dan
karyawan Bank Ina Perdana.
ekonomi nasional pada tahun 2009 sebesar 4,5%.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil ini telah mampu
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
meningkatkan pertumbuhan usaha PT. Bank Ina Perdana
Pemegang Saham yang telah mempercayakan pengelolaan Bank
sepanjang tahun 2009 meskipun menjelang akhir tahun 2009
Ina Perdana, kepada seluruh mitra bisnis dan para nasabah yang
dunia perbankan kembali mengalami goncangan akibat kesulitan
senantiasa mendukung pertumbuhan usaha, dan kepada seluruh
likuiditas di pasar. Syukur hal ini dapat dengan segera teratasi
karyawan yang telah bekerja keras.
berkat upaya-upaya Pemerintah mengeluarkan stimulus kebijakanKami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
kebijakan yang menggerakkan sektor riil.
sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia khususnya Bagian
Sementara itu, jika dilihat secara lebih mikro, dampak dari
Pengawasan yang senantiasa memberikan saran-saran sehingga
ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi krisis global
kami mampu melakukan tindakan-tindakan koreksi demi kemajuan
kali ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan
Bank Ina Perdana.
bagi pertumbuhan usaha Bank Ina Perdana dengan berhasilnya
membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 13,3 miliar, naik
42,5% dibanding perolehan laba tahun 2008.
Untuk mengetahui secara lebih mendalam kegiatan-kegiatan yang
telah kami lakukan sepanjang tahun 2009, dapat kiranya Bapak
dan Ibu lihat pada uraian laporan yang kami sajikan ini.
Hormat Kami,
Dewan Direksi
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
BANK INA
laporan tahunan 2009
13
profil dewan direksi
Adi Wiratama
Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga dan Master of Business Adiministration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti
seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 1981, sebagai Sistem
Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun
1983 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 1989, sebagai SAVP & Kepala
Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989 1994, sebagai VP & Kepala Divisi
Pengawasan TSI Bank Danamon, dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun
1996 1999.
Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang
membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia dan Umum di Bank Jasa Arta, dan
kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana.
Budiarto Santoso
Bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang
dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer
di Akademi Pengetahuan Komputer Budi Luhur (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984
sebagai staff akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat
pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sejak April 1990, bergabung dengan PT. Bank Haga sampai dengan akhir Juni 2008. Selama bergabung di
Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, audit, human
resources, general affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus
berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: pengembangan diri (personal
self development), computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability
management, sertifikasi manajemen risiko, dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Winadewi Hanantha
Lahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun
1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri.
Memulai karir perbankan di Bank Danamon pada tahun 1977. Selanjutnya bergabung dengan Bank Haga sejak
tahun 1989 kemudian pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan jabatan sebagai Direktur
dan pada tahun 2004 kembali ke Bank Haga dengan posisi sebagai Direktur sampai dengan tahun 2008 dan
kemudian tahun 2009 menjabat sebagai Direktur di Bank Ina Perdana. Beliau mempunyai latar belakang yang
kuat dalam bidang akuntansi, kredit dan marketing.
14
BANK INA
laporan tahunan 2009
struktur organisasi
bank ina perdana
Board of
Commissioners
- Audit Committee
- Risk Supervisory Committee
- Remuneration & Nomination Committee
Board of Directors
Executive Secretary
Internal Audit
Committee
- Strategic Planning & Budgeting Committee
- Assets & Liabilities Committee
- Credit Committee
- Information & System Technology
- Risk Management Committee
Legal & Remedial
Business Group
Operation Support
Group
System Info
& Accounting
Group
HR & General Affairs
Group
Risk Management &
Compliance Group
Lending & Funding
Services
Central Operation
Information System
Technology
Human Resources
Risk Management
Product &
Promotion
Load Admin
Center
System & Proc.
General Affairs
Compliance
Branch Banking
Business Support
Financial &
Accounting
Treasury
Main Branch
Branches
BANK INA
laporan tahunan 2009
15
profil pejabat eksekutif
V Budiwan Pramana
Group Head Business
V Budiwan Pramana, 54 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang
perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai
bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai
Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi
Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan
jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 2008 menjabat sebagai General Manager pada
PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group
Head Business.
Dharmansyah Djalins
Group Head Operation
Dharmansyah Djalins, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana
tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance,
manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank
Artha Graha dari tahun 1989 hingga 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor
pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager.
Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business
Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.
Kiung Hui Ngo
Group Head System & Accounting
Kiung Hui Ngo, 35 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti, Jakarta
dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanagara, Jakarta. Selain itu banyak mengikuti seminar dan
pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Karirnya dimulai di PT Glamourindo
Khatulistiwa sebagai staff Finance pada tahun 1995 1998, sebagai Kepala Bagian Akuntansi di PT Mustika
Citra Perdana tahun 1998 2000, sebagai Kepala Bagian Akuntansi & MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank
Jasa Arta) sejak tahun 2000 2009, dan bergabung di Bank Ina Perdana sejak tahun 2009 sebagai System
Information & Accounting Group Head.
16
BANK INA
laporan tahunan 2009
Giri Prasetyo
Group Head RM & Compliance
Giri Prasetyo, 40 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004.
Memulai karir perbankan pada PT. Bank Haga ditahun 1997. Dari tahun 1997 sampai dengan 2003, menangani
berbagai tugas di front dan back office. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management
sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan
pangkat Assistent Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina
Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.
Agung Buntaran
Group Head Central Credit
Agung Buntaran, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali
pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina pada tahun 1991. Tahun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina tahun 1999. Perjalanan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking
Head, Head Of Funding & Lending Serfices dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan
training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina), Bank Accounting (IBI), Advance
Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securities Institute), Credit Analist Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).
Musa Sinambela
Corporate Secretary
Musa Sinambela, 42 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin
sebagai Advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas
Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan ditahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai
Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996-1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat
Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan
terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal &
Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak
Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.
Klarita
Head of SKAI
Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada
tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer
Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of
Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit.
Dalam usaha untuk menunjang karir, seminar-seminar banyak diikuti seperti, Bank Performance Analysis,
Perpajakan, Risk Management, Asset & Liabilty Management, Problem Solving & Decision Making dan seminarseminar pengembangan diri.
BANK INA
laporan tahunan 2009
17
laporan
manajemen
Pendapatan Bunga & Beban Bunga
2009
2008
2008
Rincian pendapatan bunga
BERIKUT ADALAH ANALISA SINGKAT HASIL - HASIL OPERASIONAL DAN POSISI KEUANGAN PT BANK INA PERDANA
- Kredit
65,76
70,85
2,22
4,93
8,73
18,54
6,52
2,65
86,52
82,30
68,89
4,81
7,50
4,20
91,33
89,81
73,09
5,19
3,70
2,89
- Penempatan pada BI & Bank lain
- Surat Berharga
SELAMA TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009.
Pendapatan provisi & komisi
Jumlah Pendapatan dan Bunga
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN BANK
Rincian beban bunga
Laba Bersih
- Giro
Laba bersih setelah pajak tumbuh 42,48% menjadi Rp 13,35 miliar,
- Tabungan
laba operasional meningkat dari Rp 14,11 miliar di tahun 2008
3,23
2,88
2,66
43,72
41,08
31,74
- Deposito
dibandingkan tahun 2008, yang sebesar Rp 9,37 miliar, sementara
57,51
0,31
0,03
0,03
52,45
47,69
37,32
Pendapatan Bunga Bersih
menjadi 19,27 miliar di tahun 2009.
Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap
Pendapatan Bunga Bersih
ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 2,57% dan 13,25%,
meningkat jika dibandingkan dengan 2,08% dan 10,31% pada
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2009, termasuk provisi
dan komisi kredit, berjumlah sebesar Rp 38,88 miliar, mengalami
tahun 2008.
penurunan sebesar Rp 3,24 miliar atau 7,69% dibandingkan tahun
2008. Selama tahun 2009 ini terjadi kenaikan baik dari sisi penda patan
Perolehan Laba Bank Ina Perdana
bunga maupun beban bunga. Pendapatan bunga terutama berasal
dari aktivitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta
25
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sebesar Rp 86,52
Laba sebelum pajak
Jumlah Laba
20
miliar pada tahun 2009 atau naik 5,13% dari Rp 82,30 miliar di
tahun sebelumnya. Beban bunga pada tahun 2009 sebesar Rp
15
52,45 miliar atau naik sebesar 9,98% dari Rp 47,69 miliar di tahun
sebelumnya. Naiknya pendapatan bunga dan biaya bunga di tahun
10
Laba sesudah pajak
5
2009 terutama disebabkan oleh naiknya outstanding dari aktiva
produktif dan dana pihak ketiga Bank. Selama tahun 2009, aktiva
produktif dan dana pihak ketiga yang dimiliki Bank mengalami
0
2005
2006
2007
Tahun
2008
2009
peningkatan dibanding tahun 2008, dengan peningkatan dana
pihak ketiga sebesar 29,46% dan peningkatan aktiva produktif
sebesar 20,10%. Rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata
aktiva produktif menurun menjadi 5,38% pada tahun 2009
dibandingkan 6,15% pada tahun 2008.
18
BANK INA
laporan tahunan 2009
POSISI KEUANGAN
Pendapatan Bunga Bersih Bank
Aktiva dan Kewajiban
45
Sampai dengan 31 Desember 2009, total aktiva Bank Ina mencapai
40
Rp 846,36 miliar, sementara kewajibannya mencapai Rp 734,60
35
miliar. Jumlah-jumlah tersebut merupakan peningkatan sebesar
30
27,86% dan 30,36% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan total aktiva ini terutama berasal dari peningkatan jumlah
25
kredit yang diberikan dari Rp 489,47 miliar pada akhir tahun 2008
20
menjadi Rp 587,86 miliar pada akhir tahun 2009 dan peningkatan
15
investasi pada surat berharga dari Rp 134,22 miliar pada akhir
10
tahun 2008 menjadi Rp 207,20 miliar pada akhir tahun 2009.
Sedangkan di sisi kewajiban penyebab peningkatan terbesar
5
adalah naiknya dana pihak ketiga dari Rp 557,26 miliar pada tahun
0
2008 menjadi Rp 722,80 miliar. Selama tahun 2009, tidak ada pinja2005
2006
2007
2008
2009
Pendapatan Operasi Lainnya
man yang diterima oleh Bank Ina.
Likuiditas dan Aktiva Produktif
Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan imbal-jasa,
komisi dari aktivitas non-kredit, dan pendapatan lain-lain, mengalami
Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat
kenaikan menjadi Rp 13,04 miliar di tahun 2009 dari Rp 2,34
berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal
miliar di tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 477,26 miliar atau naik
penerimaan pendapatan dari penjualan dan kenaikan harga surat
50,51%, dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 317,10 miliar.
berharga sepanjang tahun 2009.
Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang
Pendapatan Non Operasional
diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat
Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan
Sepanjang tahun 2009, Bank berupaya menurunkan outstanding
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) melalui penjualan. Dari kegiatan
tersebut, Bank membukukan keuntungan penjualan bersih sebesar
Rp 0,26 miliar.
pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan
kontribusi pendapatan kepada bank.
Komposisi aktiva produktif pada tahun 2009 didominasi oleh
penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31
Desember 2009 adalah sebesar Rp 797,05 miliar, atau naik 27, 50%
Beban Operasional Lainnya
dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 625,14 miliar. Kenaikan
Di tahun 2009, Bank Ina telah melakukan penguatan infrastruktur
terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan
melalui penambahan 2 kantor cabang di Lumajang dan Bandung,
pada Bank Indonesia melalui SBI dan FASBI.
3 kantor cabang pembantu di Jakarta, yakni di Mangga Dua, Kelapa
Gading dan Jatinegara, serta 1 payment point di Royal Golf Halim
Berikut perkembangan Aktiva Produktif pada tahun 2008 dan 2009 :
Jakarta. Perluasan usaha ini juga mengakibatkan penambahan
dalam miliar rupiah
jumlah karyawan sebanyak 41 orang menjadi 217 orang.
Aktiva Produktif
Kredit Yang Diberikan
Hal ini telah meningkatkan Beban Operasional Lainnya Bank
Surat Berharga
Tahun
2009
Pangsa/Porsi
2008
2009
2008
587,86
489,47
73,76%
10,00
10,42
1,25%
78,30%
1,67%
197,20
123,80
24,74%
19,80%
sebesar Rp 5,41 miliar menjadi Rp 31,97 miliar di tahun 2009.
SBI / FASBI
Kontributor terbesar dari peningkatan beban Overhead adalah
Penempatan Pada Bank Lain
0,07
0,07
0,01%
0,01%
Beban Administrasi dan Umum serta Beban Personalia yang
Penyertaan
0,00
0,00
0,00%
0,00%
masing-masing meningkat sebesar Rp 2,43 miliar dan Rp 2,01
Rekening Administratif
1,92
1,38
0,24%
0,22%
miliar dibandingkan tahun 2008.
Jumlah
797,05
625,14
100,0%
100,00%
BANK INA
laporan tahunan 2009
19
KREDIT
Distribusi kredit yang diberikan menurut jenis penggunaan:
Total kredit meningkat sebesar 20,10% menjadi Rp 587,86 miliar dan
400
merupakan 73,76% dari total aktiva produktif per 31 Desember 2009.
350
Dari komposisi secara total, kredit komersial meningkat 122,56%
menjadi Rp 280,81 miliar, dan kredit konsumsi mengalami kenaikan
300
pembiayaan transportasi angkutan umum kepada end-user melalui
program kerjasama dengan MultiFinance menurun 19,21% menjadi
Rp 273,96 miliar di tahun 2009. Kredit bermasalah (non performing
loan / NPL) menurun sebesar Rp 2,53 miliar atau 49,57% dibanding
tahun sebelumnya, yang menyebabkan rasio NPL gross menurun
Jumlah Kredit
menjadi Rp 32,95 miliar. Pertumbuhan kredit melalui portfolio
250
200
150
100
dari 1,04% menjadi 0,44% dan rasio NPL bersih turun menjadi
50
0,30% dari rasio tahun sebelumnya yaitu 0,88%.
0
2009
2008
Pertumbuhan portfolio kredit sebagian disalurkan kepada sektor
2007
2006
2005
Tahun
Konsumsi
UMKM, dengan komposisi :
Modal Kerja
Investasi
Kredit usaha mikro sebesar Rp 149,25 miliar
Kredit usaha kecil sebesar Rp 71,50 miliar
Bank Ina selalu berusaha memperbaiki komposisi kredit yang ada
Kredit usaha menengah sebesar Rp 105,96 miliar
Sebagai hasilnya, dapat dilihat di tahun 2009, segmen konsumsi
agar tidak terlalu terkonsentrasi di jenis penggunaan konsumsi.
Distribusi kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur jatuh tempo :
dalam miliar rupiah
Jumlah
Porsi
berhasil diturunkan menjadi 54,74% dari total portfolio kredit bank,
dimana pada tahun 2008 segmen konsumsi masih mendominasi
sebesar 74,24%. Di sisi lain, kredit untuk modal kerja dan investasi
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
6,37
1,08%
Dalam hal segmentasi, Bank Ina menyalurkan kreditnya ke segmen
317,24
53,96%
usaha ritel berskala mikro, kecil dan menengah, sebesar 55,58%
Lebih dari 1 2 tahun
125,05
21,27%
dari total kredit yang diberikan di tahun 2009.
Lebih dari 2 5 tahun
111,09
18,90%
28,11
4,79%
587,86
100,00%
Telah jatuh tempo
Hingga 1 tahun
Dari total kredit untuk sektor UMKM, 45,68% disalurkan untuk sektor
Lebih dari 5 tahun
mikro. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo,
Jumlah
sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam
waktu kurang dari satu tahun, yakni tercatat 53,96%. Sementara itu,
Distribusi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi :
Jenis Industri
Jumlah
jika dirinci berdasarkan sektor ekonomi, kendaraan bermotor masih
dalam miliar
mendominasi pemberian kredit, yaitu sekitar 40,07% dari total kredit
Porsi
yang diberikan, diikuti oleh sektor lainnya sebesar 28,34% dan
Kendaraan Bermotor
235,57
40,07%
Jasa Bisnis
103,66
17,63%
Pertambangan
24,96
4,25%
17,41
2,96%
Konstruksi
12,68
2,16%
Industri
10,14
1,72%
Pertanian
8,72
1,48%
Perdagangan, hotel & restoran
Lain - lain
Jumlah
8,18
1,39%
166,53
100,00%
sektor jasa bisnis sebesar 17,63%.
DPK
63,21
diragukan
0,02
macet
2,46
KL
0,09
dalam miliar rupiah
522.08
lancar
Dalam rangka mendukung dan memberdayakan sektor usaha kecil, Bank Ina juga menyalurkan pinjamannya dalam bentuk KUK
(Kredit Usaha Kecil). Pada tahun 2009, realisasi KUK yang dapat
disalurkan adalah sebesar Rp 220,75 miliar.
20
BANK INA
laporan tahunan 2009
2009
dalam miliar rupiah
Dana Pihak Ketiga
%
Simpanan nasabah tumbuh sebesar 29,70% di tahun 2009
Total Kredit
587,86
KUK
Non KUK
KUK
Non KUK
menjadi Rp 722,80 miliar dibandingkan tahun 2008 yang sebesar
220,75
367,11
37,55%
62,45%
Rp 557,26 miliar. Komposisi simpanan nasabah adalah 10,42%
dalam bentuk giro, 11,25% dalam tabungan, dan 78,33% dalam
2008
deposito berjangka.
%
Total Kredit
489,47
KUK
Non KUK
KUK
Non KUK
369,77
119,70
75,54%
24,46%
Rasio dana murah meningkat menjadi 21,67% dibandingkan
dengan 18,58% ditahun sebelumnya. Selain itu, simpanan bank lain
dari Rp 1,05 miliar menjadi Rp 5,55 miliar pada tahun 2009.
Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2009 mengalami perbaikan
jika dibandingkan tahun 2008. Hal ini terlihat dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross yang menunjukkan perkembangan
Kondisi dana pihak ketiga Bank Ina untuk tahun 2009 dapat dilihat
dalam tabel berikut :
dalam miliar rupiah
yang sangat bagus jika dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu 0,44% di tahun 2009 turun sebesar 57,69% dari
Kolektibilitas
2009
2008
tahun 2008. Perbaikan kualitas aktiva produktif ini disebabkan
Giro
adanya peningkatan outstanding kredit yang diberikan dan
Tabungan
Deposito
722,803
turunnya outstanding kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar,
75,31
Perubahan
41,37
82,05%
81,33
62,17
30,82%
566,16
453,72
24,78%
557,263
29,71%
Diragukan, dan Macet.
Jumlah
Rasio aktiva produktif bermasalah pada tahun 2009 tercatat
sebesar 0,32%, turun jika dibandingkan pada tahun 2008 0,82%.
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) selama tahun
2009, yang meliputi cadangan umum dan cadangan khusus
telah dibentuk melebih PPAP yang wajib dibentuk sebagai mana
yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2009, tidak
ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang
direstrukturisasi hanya tercatat Rp 0,07 miliar.
Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Rp 128,00 miliar atau 128 juta saham.
Pada tahun 2009, modal Bank Ina termasuk tier1 dan tier2 adalah
Rp 108,78 miliar atau naik Rp 12,66 miliar dibandingkan tahun 2008
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2009 tercatat
23,50% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 26,28%.
2008
732,76
583,20
61,71
36,83
Kurang Lancar
0,10
0,34
Diragukan
0,02
0,06
Macet
dengan modal yang sudah ditempatkan dan disetor penuh sebesar
laba yang cukup baik selama tahun 2009.
dalam miliar rupiah
2009
Modal dasar Bank Ina adalah Rp 400,00 miliar atau 400 juta saham
sebesar Rp 96,12 miliar. Kenaikan ini dipengaruhi oleh perolehan
Kualitas aktiva produktif per 31 Desember 2009 :
Kolektibilitas
Ekuitas dan Kecukupan Modal
2,46
4,71
Total
797,05
625,14
NPL - Gross
0,44%
1,04%
NPL - Nett
0,30%
0,88%
PPAP yang telah dibentuk
6,84
6,35
PPAP yang wajib dibentuk
6,77
6,33
Rasio Kecukupan Modal
( dalam miliar rupiah )
Modal inti
Modal pelengkap
2009
2008
104,52
92,40
4,26
3,72
Total modal tersedia
108,78
96,12
ATMR menurut resiko kredit
462,84
365,68
ATMR menurut resiko pasar
-
-
Total ATMR
462,84
365,68
Rasio kecukupan modal
23,50%
26,28%
BANK INA
laporan tahunan 2009
21
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat pelampauan maupun
pelanggaran
Penyaluran
terhadap
kredit
batas
dilakukan
maksimum
dengan
pemberian
tetap
kredit.
memperhatikan
ketentuan dari Bank Indonesia
Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
Selama tahun 2009, seluruh transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga
tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 tercatat sebesar
Rp 97,17 miliar, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 93,30 miliar. Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 terdiri dari Giro sebesar
Masalah teknologi informasi menjadi penting artinya bagi Bank,
karena penguasaan teknologi informasi di bidang perbankan merupakan syarat mutlak bagi masa depan bisnis perbankan di dunia.
Rp 5,72 miliar, Tabungan sebesar Rp 10,53 miliar dan deposito
sebesar Rp 23,63 miliar.
Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana
terus menerus dilakukan. Pengembangan teknologi informasi
Kebijakan Penetapan Suku Bunga
ini merupakan suatu penyempurnaan arsitektur sistem aplikasi
Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah
perbankan yang pengembangannya selalu disesuaikan dengan
dan Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan
kemajuan teknologi informasi tanpa mengabaikan aspek keamanan
dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO).
bertransaksi. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan
Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji
dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi-inovasi
perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku
produk berbasis teknologi.
bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat
ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku
Sejalan dengan hal-hal tersebut, pengembangan informasi dan
untuk seluruh nasabah.
teknologi akan memperbaiki proses-proses bisnis yang ada
agar dapat mendukung setiap aktivitas pelaksanaan transaksi,
Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin ini dimaksudkan juga
pelaporan intern/ekstern, dan pengambilan keputusan yang lebih
agar Bank Ina mampu berkompetisi dengan Bank-bank lain dan
efisien, dengan dan menggunakan software pengelolaan database
dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya
dalam bentuk Relational Database Management System (RDBMS).
pengkajian tingkat suku bunga secara berkala, diharapkan mampu
mengoptimalkan perolehan bunga.
Teknologi informasi di Bank Ina Perdana akan terus dikembangkan
untuk memaksimalkan kontribusi teknologi informasi bagi Bank.
Sepanjang tahun 2009, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk
Penerapan teknologi yang tepat guna akan memaksimalkan
rekening Giro berkisar antara 0% - 8,5%, rekening Tabungan antara
manfaat investasi dan meningkatkan daya saing Bank Ina Perdana.
1% - 8,5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 11,75%, sedangkan
untuk suku bunga Kredit ditetapkan antara 11,0% - 20,0% yang
umumnya berlaku secara floating.
Teknologi Informasi
Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus
menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informasinya sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang perbankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan
kepada nasabah dan mitra usaha.
22
BANK INA
laporan tahunan 2009
sumberdaya
manusia
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah terlepas
dari Sumber Daya Manusia yang merupakan aset penting bagi
Perusahaan. Berangkat dari kesadaran itu, manajemen Bank
terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi karyawankaryawannya dan menciptakan iklim kerja yang harmonis antar lini.
Pengembangan kualitas pegawai menjadi bagian penting dari
peningkatan nilai organisasi, sehingga harus dialokasikan sumber
daya yang memadai untuk menyelenggarakan berbagai program
pendidikan dan pelatihan.
Dan sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/
jajaran yang terkait akan diikutsertakan dalam pelatihan dan
sertifikasi manajemen risiko.
Jumlah sumber daya manusia pada tahun 2009 mengalami
NAMA PROGRAM
Jumlah Program
Jumlah Peserta
Program Pendidikan spesial
11
92
In House Programs
35
679
External Programs
32
72
Total
78
843
penambahan sebanyak 41 orang. Penambahan ini terjadi karena
penambahan jaringan kantor Bank. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2009, jumlah karyawan Bank Ina Perdana adalah
sebanyak 217 orang,
Dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan
jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
KETERANGAN
2009
2008
Jenjang Pendidikan :
Pasca Sarjana
6 orang
5 orang
Strata 1
149 orang
119 orang
Diploma
26 orang
24 orang
SMU
28 orang
21 orang
SLTP
3 orang
2 orang
SD
5 orang
5 orang
217 orang
176 orang
Jumlah
Kelompok Usia :
s/d 30 tahun
95 orang
77 orang
31 s/d 40 tahun
58 orang
52 orang
41 s/d 50 tahun
55 orang
39 orang
50 tahun ke atas
9 orang
8 orang
217 orang
176 orang
Jumlah
BANK INA
laporan tahunan 2009
23
uraian
produk & jasa
PRODUK DAN JASA
Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan
pemerintah berupa :
Tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku bunga menarik
dengan pilihan hadiah sesuai point reward.
Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan
dengan suku bunga mendekati bunga deposito
Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk
merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi
dan dilindungi oleh asuransi
Tabina Mahasiswa, tabungan yang dirancang khusus untuk
mahasiswa melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan /
perguruan tinggi.
Rekening Giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta
Jasa Perbankan
memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari
lebih 17.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar Bank
dengan menggunakan cek/bilyet giro.
Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan
di seluruh Indonesia.
dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih
menarik.
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor
usaha kecil & menengah
Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal
kerja usaha produktif
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian properti, kendaraan
bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi
nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga
kompetitif.
24
BANK INA
laporan tahunan 2009
Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM Online di semua kantor
cabang Bank Ina Perdana.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan CIMB Niaga
Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam
Pemberian kredit
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di
administrasi pembayaran gaji.
Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata
uang US Dollar dan Singapore Dollar.
aktivitas sosial
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa, dukungan dan
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja serta integritas perusahaan merupakan faktor pendukung keberhasilan perseroan.
Bank Ina menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia
merupakan hal yang sangat penting di Indonesia. Berangkat dari
kesadaran itu, secara rutin Bank Ina memberikan beasiswa kepada
mahasiswa berprestasi di Universitas Kristen Krida Wacana
( UKRIDA ).
Melalui program Ayo ke Bank, sosialisasi ke masyarakat mengenai
perbankan juga dilakukan oleh Bank Ina dengan cara kunjungan
ke sekolah-sekolah di lingkungan kantor Bank Ina Perdana.
Edukasi perbankan yang dilakukan secara rutin pada usia dini
macam ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai manfaat dan fungsi dari Bank
Selain itu, pada akhir tahun 2009, Bank Ina juga melakukan
kunjungan ke Panti Asuhan Taman Fioreti yang berlokasi di Bekasi
dalam rangka berbagi dengan saudara-saudara yang kurang
beruntung.
Kegiatan sosial ini akan terus dilakukan Bank Ina di tahun-tahun
mendatang, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal bagi peningkatan kualitas hidup sesama kita.
BANK INA
laporan tahunan 2009
25
laporan
tata kelola perusahaan
Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance ( GCG )
A. Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate governance
Dewan Komisaris
digambarkan
sebagai
seperangkat
hubungan