Bank Ina Perdana

Daftar Isi
Visi dan Misi Perusahaan

02

Profil Perusahaan

03

Peristiwa Penting

04

Struktur Kelompok Usaha

05

Ikhtisar Keuangan

06


Sambutan Dewan Komisaris

08

Profil Dewan Komisaris

10

Sambutan Dewan Direksi

12

Profil Dewan Direksi

14

Struktur Organisasi

15


Profil Pejabat Eksekutif

16

Laporan Manajemen

18

Produk dan Jasa

23

Aktivitas Sosial

24

Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

26


Penerapan Manajemen Resiko

33

Daftar Jaringan Kantor

35

Laporan Auditor Independent

37

BANK INA
laporan tahunan 2009

01

VISI DAN MISI PERUSAHAAN

VISI

Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh
stakeholders

MISI
Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders

LANDASAN PENCAPAIAN
VISI DAN MISI

EMPATHY
Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama
nasabah; dengan pikiran dan nurani.

ENTERPRENEURSHIP
Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan
layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.

EMPOWERMENT
Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara
terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat bagi stakeholders.


TEAMWORK
Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan
komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi.

TRUSTWORTHINESS
Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk salingpercaya.

02

BANK INA
laporan tahunan 2009

Untuk meningkatkan pelayanan kepada
nasabah dan memperluas jaringan,
dilakukan pengembangan jaringan
kantor, yaitu pada akhir tahun 2008
jumlah jaringan kantor sebanyak
14 kantor dan hingga pada bulan
Februari 2010 jaringan kantor

menjadi 20 kantor.

profil perusahaan
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal

Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana

9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH.

juga menyediakan mesin-mesin ATM baik yang dimiliki sendiri

No. 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman

maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama.

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01
TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

Sebagai Bank yang memilih sektor retail sebagai core business,


No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242.

Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang
cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.

Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para

dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat

nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah

di hadapan Winanto Wiryomartani SH., M.Hum, Notaris di Jakarta,

satu Bank Devisa.

mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum


Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina

No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.

Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat
pengakuan dari Majalah Infobank sebagai salah satu Bank

Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam

penyadang predikat “Sangat Baik” sejak tahun 2004 sampai

Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :

dengan 2008.

524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian

mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah
dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2009, dapat

Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul

kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.

Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di Gedung Bina Surya Group,
atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu

PEMEGANG SAHAM 2009

sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah Kantor yang dimiliki

PT. Kharisma Prima Karya

96,02%


PT. Media Interaksi Utama

1,64%

Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta

0,78%

Baktinendra Prawiro

0,78%

Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia

0,78%

oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para
nasabah berjumlah 18 Kantor yang terdiri dari Kantor Cabang,
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.


Ultimate Shareholders

Hadi Surya & Oki Widjaja

BANK INA
laporan tahunan 2009

03

peristiwa penting
Desember

2008

September

2009

Desember

13 Desember 2008

09 September,

07 Desember,

Rapat kerja tahunan 2009

Pembukaan Kantor
Cabang Pembantu Kelapa Gading

Pembukaan Kantor Cabang Bandung

2009

17 Desember,
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara

13 Desember
09 September

07 Desember

Februari

2009

Oktober

2009

11 Februari

06 Oktober,

Pembukaan Kantor Cabang Lumajang - Jawa Timur

Pembukaan Payment Point Royal Golf Halim

13 Oktober,
Pemberian Beasiswa kepada UKRIDA

21 Oktober,
Customer Gathering sekaligus peluncuran produk
Tabungan Pinter

11 Februari

Agustus
08 Agustus
Lomba Lukis Tingkat TK & SD
Summarecon Mal Gading Serpong

2009
06 Oktober

26 Agustus
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu
Mall Mangga Dua

13 Oktober

08 Agustus

21 Oktober

26 Agustus

04

BANK INA
laporan tahunan 2009

17 Desember

struktur
kelompok usaha
BANK INA dimiliki oleh dua Group besar, yakni : Bina Surya Group ( BSG ) dan Galva Group.
• Bina Surya Group yang dimiliki oleh Bapak Hadi Surya adalah salah satu group perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi
laut (terbesar ketiga di dunia, khusus pengangkutan bahan kimia), industri kehutanan, industri pengolahan kayu, industri perkebunan,
pertanian, jasa konstruksi dan pertambangan. Salah satu perusahaan yang sangat dikenal adalah PT Berlian Laju Tanker, Tbk
• Galva Group adalah group perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan industri elektronis yang didirikan oleh keluarga
Uripto Widjaja. Produk utama yang sangat dikenal adalah merk TOA, selain itu salah satu anak perusahaannya menjadi perakit komponen
elektronik untuk produk LG dan SONY. Galva Group juga merupakan pemegang keagenan produk BENQ.

Dharma Surya
5%

Poenta Surya
13%

Hadi Surya
82%

PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
99,99%

Bagus Setia Giri
0,01%

PENGURUS
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur

PT. Tunggal Adi Baskara
37,4%

:
:
:
:
:

Utama Hadi Surya
Yahya Marie
Hadi Surya
Suherman Widjaja
Dwijaya Hadisurya

Oki Widjaja
21,81%

Jeanne Soedarjo
10,44%

PENGURUS
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur

: Utama Hadi Surya
: Suherman Widjaja
: Hadi Surya
: Dwijaya Hadi

PT. Kharisma Prima Karya
96,02%

PT. Media Interaksi Utama
1,64%

PT. Rekso Sempurno
Morojoyo
11,5%

PT. J.A. Wattie
7,84%

PT. International Investment
Holding Company
11,01%

PENGURUS

PENGURUS

Komisaris :
Mohammad Anando Swasono

Resident Director
Resident Secretary
Resident Secretary

PT. Baktinendra Prawiro
0,78%

Perkumpulan Sekolah
Kristen Jakarta
0,78%

: Kevin K. How
: Ng Lai Fong
: Tan Chin Fah

Majelis Pendidikan
Kristen Jakarta
0,78%

PENGURUS
Komisaris
Direktur

: Rendy Diego Soedarjo
: Oki Widjaja

BANK INA PERDANA
BANK INA
laporan tahunan 2009

05

ikhtisar keuangan
POS POS PENTING

( dlm jutaan rupiah )

Total Aset

2009

2008

HASIL TAHUN BUKU

2009

2008

2007

2006

Total Aset

846.361

661.918

630.964

516.303

98.412

Penempatan Pada
Bank Indonesia dan Bank Lain

230.304

151.421

224.020

154.941

90.089

Kredit yang diberikan

587.863

489.472

383.861

352.356

846.361

661.918

Kredit

587.863

489.472

Dana Pihak Ketiga

722.799

557.262

Modal Bersih

111.758

Pendapatan

104.327

( dalam jutaan rupiah )

Biaya

84.788

76.091

Simpanan pihak ketiga

722.799

557.262

529.402

427.724

Laba Rugi Sebelum Pajak

19.539

13.998

Ekuitas

111.758

98.412

89.047

50.703

6.194

4.633

Laba bersih

13.345

9.365

10.836

5.465

13.345

9.365

23,50%

26,28%

risiko kredit dan pasar

23,50%

26,28%

Aktiva Tetap terhadap modal

12,33%

10,58%

vs aktiva produktif

0,32%

0,82%

PPAP terhadap Aktiva Produktif

0,86%

1,02%

Pemenuhan PPA produktif

100,93%

100,30%

Pemenuhan PPA non produktif

122,95%

384,40%

Pajak Penghasilan
Laba Rugi Setelah Pajak
Permodalan
CAR
CAR dengan memperhitungkan

Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif bermasalah

NPL (Gross)

0,44%

1,04%

NPL (net)

0,30%

0,88%

Rentabilitas
ROA

2,57%

2,08%

ROE

13,25%

10,31%

Net Interest Margin
BOPO

5.,38%

6,15%

82,54%

85,17%

81,33%

87,84%

Return on Assets (ROA)

2,57%

2,08%

1,94%

1,42%

-

-

Return on Equity (ROE)

13,25%

10,31%

17,06%

13,88%

-

-

Loan to Deposit Ratio (LDR)

81,33%

87,84%

72,40%

81,15%

5,11%

5,21%

Capital Adequacy Ratio (CAR)

23,50%

26,28%

27,50%

16,68%

Likuiditas
LDR
Kepatuhan
a. Persentase pelanggaran BMPK
b. Persentase pelampauan BMPK
GWM RUPIAH

06

BANK INA
laporan tahunan 2009

RASIO KEUANGAN

2009

2008

2007

2006

sambutan dan profil
dewan komisaris

BANK INA
laporan tahunan 2009

07

sambutan
dewan komisaris

1. Natalia Salim ( duduk )
Komisaris Utama

2. Hari Sugiharto ( kanan )
Komisaris

3. Denny Susilo ( kiri )
Komisaris

“ Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber daya manusia
serta sistem informasi teknologi akan terus kami kembangkan guna memenuhi
kebutuhan para stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada Bank Ina Perdana ”

08

BANK INA
laporan tahunan 2009

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih

Di samping itu, pengembangan sumber daya manusia juga

atas kurniaNya, Bank Ina Perdana berhasil mencapai pertumbuhan

dilakukan dengan mengikutsertakan sejumlah kayawan pada

kinerja yang baik di tahun 2009. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan

program pelatihan di bidang operasional dan perkreditan, baik

perolehan laba bersih, aset, dan juga jaringan kantor cabang.

yang dilakukan oleh lembaga pelatihan eksternal maupun
internal Bank.

Perolehan laba bersih meningkat 42,48% dari Rp 9.37 miliar di
tahun 2008 menjadi Rp 13,35 miliar di tahun 2009, sedangkan

Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber

total aset meningkat 27,86% dari Rp 661.92 miliar di tahun 2008

daya manusia serta sistem informasi teknologi akan terus kami

menjadi Rp 846.36 miliar di tahun 2009. Jumlah jaringan kantor

kembangkan guna memenuhi kebutuhan para stakeholders yang

berkembang dari 14 kantor di tahun 2008 menjadi 19 kantor

telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Bank Ina

di akhir tahun 2009. Non Performing Loan juga menunjukkan

Perdana.

perkembangan yang baik dari 1,04% di tahun 2008 menjadi
0,44% di 2009. Sedangkan rasio kecukupan modal mencapai

Akhir kata kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungan

23,50%, jauh di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan.

dari para nasabah, mitra bisnis, Bank Indonesia selaku otoritas,
Direksi dan seluruh karyawan, serta seluruh pemegang saham yang

Pertumbuhan tersebut di atas merupakan hasil kerja dan wujud

telah memberikan dukungan penuh kepada Bank Ina Perdana

komitmen dari seluruh jajaran pengurus dan karyawan guna

selama ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam segala

menumbuhkembangkan Bank Ina Perdana menjadi bank yang

usaha dan karya yang kita lakukan.

sehat. Di samping itu penerapan prinsip kehati-hatian tetap
diutamakan di dalam pengelolaan Bank.

Salam Sejahtera,
Dewan Komisaris

Menyadari pentingnya penerapan good corporate governance dan
risk management, sejumlah karyawan dan pengurus juga mengikuti
ujian kompetensi manajemen risiko dan lulus dengan hasil yang
cukup baik.

Natalia Salim
Komisaris Utama

Hari Sugiharto
Komisaris

Denny Susilo
Komisaris

BANK INA
laporan tahunan 2009

09

profil dewan komisaris
Natalia Salim
Dalam usianya yang relatif muda 44 tahun, sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Komisaris
Utama Bank Ina Perdana sejak tahun 2006. Kesuksesan ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerjanya di bidang finance.
Pendidikan resmi terakhir diperoleh dari Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA pada tahun 1991 dan
meraih gelar sebagai Master of Arts dan Bachelor of Business Administration pada tahun 1987.
Selain pendidikan resmi yang telah diselesaikan banyak pelatihan profesional lain yang diikuti, antara lain
seperti: Corporate Treasury Management, Letter of Credit, dan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007, BSMR).
Pengalaman kerja pertamanya di Bank adalah di Bank Arta Pusara sebagai Planning Officer dan setelah itu
bergabung dengan BSG Corporation sebagai Corporate Finance.
Hari Sugiharto
Lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar
Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973
tercatat sebagai Dosen di universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di
University of Wales, Inggris.
Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak
tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut: Sekretaris Dewan
Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI,
anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen
Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis
Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana
Pensiun BPK Penabur dan pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.
Denny Susilo
Mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008,
menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Faktultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984
dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan
pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai
tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT. Great River International Tbk. sebagai internal auditor sampai
tahun 1989.
Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989
dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan
PT. Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director. Perkembangan capital market yang mulai
marak di Indonesia membawanya bergabung dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan
sejak tahun 2010, tercatat sebagai Direktur Keuangan PT. Prima Multi Artha serta aktifitas sebagai pengajar di
salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta.

10

BANK INA
laporan tahunan 2009

sambutan dan profil
dewan direksi

BANK INA
laporan tahunan 2009

11

sambutan
dewan direksi

1. Adi Wiratama ( duduk )
Direktur Utama

2. Budiarto Santoso ( kanan )
Direktur Kepatuhan

3. Winadewi Hanantha ( kiri )
Direktur

“ Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan penyempurnaanpenyempurnaan di berbagai bidang sehingga mampu meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan”.
Pertengahan tahun 2008, dunia mengalami guncangan gejolak krisis ekonomi yang bersumber dari berbagai permasalahan di Amerika
Serikat, antara lain seperti; ketidakseimbangan anggaran belanja dan transaksi berjalan, pemberian kredit perumahan kepada nasabah yang
‘kurang layak’, kemudian banyaknya jenis transaksi derivatif dimana salah satunya yang menyebabkan kejatuhan lembaga-lembaga
keuangan di Amerika Serikat yakni penerbitan collateralized debt obligations yang berasal dari pembiayaan kredit perumahan.

12

BANK INA
laporan tahunan 2009

Krisis yang meluas ini berdampak pada kelangkaan likuiditas

Pertumbuhan usaha juga ditandai dengan meningkatnya Dana

di Amerika sehingga tidak adanya aliran dana pada sektor riil.

Pihak Ketiga dari Rp 558,3 miliar tahun 2008 menjadi sebesar

Dengan demikian hal ini mengakibatkan pelemahan ekonomi

Rp 722,8 miliar pada akhir Desember 2009, naik 29,5%. Penyaluran

Amerika serta diikuti oleh negara-negara maju seperti; Eropa dan

dana kepada pihak ketiga berupa Kredit Diberikan juga mengalami

Jepang. Pengaruh pelemahan ekonomi negara-negara maju sedikit

peningkatan Rp 97,8 miliar atau 20,2% sehingga total Kredit

banyak telah mempengaruhi kondisi pasar Indonesia khususnya

Diberikan

dirasakan pada awal tahun 2009, ditandai dengan terjadinya

Desember 2009 sebesar Rp 587,86 miliar.

yang

berhasil

disalurkan

sampai

dengan

akhir

penurunan harga-harga saham di pasar modal, turunnya nilai
rupiah akibat dari keluarnya aliran dana asing serta mengakibatkan

Prinsip Kehati-hatian yang dijadikan pedoman oleh manajemen

penurunan cadangan devisa.

dalam mengelola aktivitas usaha telah mampu memelihara tingkat
kesehatan Bank sehingga tidak ada rasio-rasio keuangan yang

Gejala pelemahan ekonomi secara nyata yang dirasakan oleh
kalangan perbankan pada kwartal I/ 2009 dimulai dengan
tersendatnya ekspor barang-barang ke Amerika yang disebabkan
oleh penurunan daya beli masyarakat Amerika. Gejolak ini pada

melampaui ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah digariskan
oleh Bank Indonesia, seperti rasio CAR ( 23,50% ), non performing
loan gross ( 0,44% ), non performing loan netto ( 0,30% ), pemenuhan
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit, pemenuhan
ketentuan pemeliharaan rasio Giro Wajib Minimum, dan lain

akhirnya menyentuh dunia perbankan di Indonesia.

sebagainya.
Namun berkat upaya Pemerintah yang dengan cepat mengambil
langkah-langkah antisipatif dalam upaya menghindari pelemahan
ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuahkan hasil yang
cukup menggembirakan dengan terhindarnya negara kita dari
krisis ekonomi global. Hal ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan

Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan di berbagai bidang sehingga
mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini
tidak lepas dari hasil jerih payah seluruh jajaran manajemen dan
karyawan Bank Ina Perdana.

ekonomi nasional pada tahun 2009 sebesar 4,5%.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil ini telah mampu

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para

meningkatkan pertumbuhan usaha PT. Bank Ina Perdana

Pemegang Saham yang telah mempercayakan pengelolaan Bank

sepanjang tahun 2009 meskipun menjelang akhir tahun 2009

Ina Perdana, kepada seluruh mitra bisnis dan para nasabah yang

dunia perbankan kembali mengalami goncangan akibat kesulitan

senantiasa mendukung pertumbuhan usaha, dan kepada seluruh

likuiditas di pasar. Syukur hal ini dapat dengan segera teratasi

karyawan yang telah bekerja keras.

berkat upaya-upaya Pemerintah mengeluarkan stimulus kebijakanKami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

kebijakan yang menggerakkan sektor riil.

sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia khususnya Bagian
Sementara itu, jika dilihat secara lebih mikro, dampak dari

Pengawasan yang senantiasa memberikan saran-saran sehingga

ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi krisis global

kami mampu melakukan tindakan-tindakan koreksi demi kemajuan

kali ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan

Bank Ina Perdana.

bagi pertumbuhan usaha Bank Ina Perdana dengan berhasilnya
membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 13,3 miliar, naik
42,5% dibanding perolehan laba tahun 2008.

Untuk mengetahui secara lebih mendalam kegiatan-kegiatan yang
telah kami lakukan sepanjang tahun 2009, dapat kiranya Bapak
dan Ibu lihat pada uraian laporan yang kami sajikan ini.
Hormat Kami,
Dewan Direksi

Adi Wiratama

Budiarto Santoso

Winadewi Hanantha

Direktur Utama

Direktur Kepatuhan

Direktur

BANK INA
laporan tahunan 2009

13

profil dewan direksi
Adi Wiratama
Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga dan Master of Business Adiministration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti
seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 – 1981, sebagai Sistem
Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 – 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun
1983 – 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 –1989, sebagai SAVP & Kepala
Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989 – 1994, sebagai VP & Kepala Divisi
Pengawasan TSI Bank Danamon, dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun
1996 – 1999.
Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang
membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia dan Umum di Bank Jasa Arta, dan
kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana.
Budiarto Santoso
Bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang
dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer
di Akademi Pengetahuan Komputer “Budi Luhur” (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984
sebagai staff akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat
pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sejak April 1990, bergabung dengan PT. Bank Haga sampai dengan akhir Juni 2008. Selama bergabung di
Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, audit, human
resources, general affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus
berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: pengembangan diri (personal
self development), computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability
management, sertifikasi manajemen risiko, dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Winadewi Hanantha
Lahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun
1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri.
Memulai karir perbankan di Bank Danamon pada tahun 1977. Selanjutnya bergabung dengan Bank Haga sejak
tahun 1989 kemudian pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan jabatan sebagai Direktur
dan pada tahun 2004 kembali ke Bank Haga dengan posisi sebagai Direktur sampai dengan tahun 2008 dan
kemudian tahun 2009 menjabat sebagai Direktur di Bank Ina Perdana. Beliau mempunyai latar belakang yang
kuat dalam bidang akuntansi, kredit dan marketing.

14

BANK INA
laporan tahunan 2009

struktur organisasi
bank ina perdana

Board of
Commissioners
- Audit Committee
- Risk Supervisory Committee
- Remuneration & Nomination Committee
Board of Directors
Executive Secretary

Internal Audit

Committee
- Strategic Planning & Budgeting Committee
- Assets & Liabilities Committee
- Credit Committee
- Information & System Technology
- Risk Management Committee

Legal & Remedial

Business Group

Operation Support
Group

System Info
& Accounting
Group

HR & General Affairs
Group

Risk Management &
Compliance Group

Lending & Funding
Services

Central Operation

Information System
Technology

Human Resources

Risk Management

Product &
Promotion

Load Admin
Center

System & Proc.

General Affairs

Compliance

Branch Banking

Business Support

Financial &
Accounting

Treasury

Main Branch

Branches

BANK INA
laporan tahunan 2009

15

profil pejabat eksekutif
V Budiwan Pramana
Group Head Business
V Budiwan Pramana, 54 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang
perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai
bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai
Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi
Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan
jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 – 2008 menjabat sebagai General Manager pada
PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group
Head Business.

Dharmansyah Djalins
Group Head Operation
Dharmansyah Djalins, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana
tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance,
manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank
Artha Graha dari tahun 1989 hingga 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor
pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager.
Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business
Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.

Kiung Hui Ngo
Group Head System & Accounting
Kiung Hui Ngo, 35 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti, Jakarta
dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanagara, Jakarta. Selain itu banyak mengikuti seminar dan
pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Karirnya dimulai di PT Glamourindo
Khatulistiwa sebagai staff Finance pada tahun 1995 – 1998, sebagai Kepala Bagian Akuntansi di PT Mustika
Citra Perdana tahun 1998 – 2000, sebagai Kepala Bagian Akuntansi & MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank
Jasa Arta) sejak tahun 2000 – 2009, dan bergabung di Bank Ina Perdana sejak tahun 2009 sebagai System
Information & Accounting Group Head.

16

BANK INA
laporan tahunan 2009

Giri Prasetyo
Group Head RM & Compliance
Giri Prasetyo, 40 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004.
Memulai karir perbankan pada PT. Bank Haga ditahun 1997. Dari tahun 1997 sampai dengan 2003, menangani
berbagai tugas di front dan back office. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management
sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan
pangkat Assistent Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina
Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.

Agung Buntaran
Group Head Central Credit
Agung Buntaran, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali
pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina pada tahun 1991. Tahun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina tahun 1999. Perjalanan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking
Head, Head Of Funding & Lending Serfices dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan
training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina), Bank Accounting (IBI), Advance
Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securities Institute), Credit Analist Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).

Musa Sinambela
Corporate Secretary
Musa Sinambela, 42 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin
sebagai Advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas
Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan ditahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai
Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996-1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat
Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan
terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal &
Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak
Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.

Klarita
Head of SKAI
Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada
tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer
Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of
Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit.
Dalam usaha untuk menunjang karir, seminar-seminar banyak diikuti seperti, Bank Performance Analysis,
Perpajakan, Risk Management, Asset & Liabilty Management, Problem Solving & Decision Making dan seminarseminar pengembangan diri.

BANK INA
laporan tahunan 2009

17

laporan
manajemen

Pendapatan Bunga & Beban Bunga

2009

2008

2008

Rincian pendapatan bunga

BERIKUT ADALAH ANALISA SINGKAT HASIL - HASIL OPERASIONAL DAN POSISI KEUANGAN PT BANK INA PERDANA

- Kredit

65,76

70,85

2,22

4,93

8,73

18,54

6,52

2,65

86,52

82,30

68,89

4,81

7,50

4,20

91,33

89,81

73,09

5,19

3,70

2,89

- Penempatan pada BI & Bank lain
- Surat Berharga

SELAMA TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009.
Pendapatan provisi & komisi
Jumlah Pendapatan dan Bunga

TINJAUAN KINERJA KEUANGAN BANK

Rincian beban bunga

Laba Bersih

- Giro

Laba bersih setelah pajak tumbuh 42,48% menjadi Rp 13,35 miliar,

- Tabungan

laba operasional meningkat dari Rp 14,11 miliar di tahun 2008

3,23

2,88

2,66

43,72

41,08

31,74

- Deposito

dibandingkan tahun 2008, yang sebesar Rp 9,37 miliar, sementara

57,51

0,31

0,03

0,03

52,45

47,69

37,32

Pendapatan Bunga Bersih

menjadi 19,27 miliar di tahun 2009.
Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap

Pendapatan Bunga Bersih

ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 2,57% dan 13,25%,
meningkat jika dibandingkan dengan 2,08% dan 10,31% pada

Pendapatan bunga bersih pada tahun 2009, termasuk provisi
dan komisi kredit, berjumlah sebesar Rp 38,88 miliar, mengalami

tahun 2008.

penurunan sebesar Rp 3,24 miliar atau 7,69% dibandingkan tahun
2008. Selama tahun 2009 ini terjadi kenaikan baik dari sisi penda patan
Perolehan Laba Bank Ina Perdana

bunga maupun beban bunga. Pendapatan bunga terutama berasal
dari aktivitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta

25

penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sebesar Rp 86,52
Laba sebelum pajak

Jumlah Laba

20

miliar pada tahun 2009 atau naik 5,13% dari Rp 82,30 miliar di
tahun sebelumnya. Beban bunga pada tahun 2009 sebesar Rp

15

52,45 miliar atau naik sebesar 9,98% dari Rp 47,69 miliar di tahun
sebelumnya. Naiknya pendapatan bunga dan biaya bunga di tahun

10

Laba sesudah pajak
5

2009 terutama disebabkan oleh naiknya outstanding dari aktiva
produktif dan dana pihak ketiga Bank. Selama tahun 2009, aktiva
produktif dan dana pihak ketiga yang dimiliki Bank mengalami

0
2005

2006

2007

Tahun

2008

2009

peningkatan dibanding tahun 2008, dengan peningkatan dana
pihak ketiga sebesar 29,46% dan peningkatan aktiva produktif
sebesar 20,10%. Rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata
aktiva produktif menurun menjadi 5,38% pada tahun 2009
dibandingkan 6,15% pada tahun 2008.

18

BANK INA
laporan tahunan 2009

POSISI KEUANGAN

Pendapatan Bunga Bersih Bank

Aktiva dan Kewajiban
45

Sampai dengan 31 Desember 2009, total aktiva Bank Ina mencapai

40

Rp 846,36 miliar, sementara kewajibannya mencapai Rp 734,60
35

miliar. Jumlah-jumlah tersebut merupakan peningkatan sebesar

30

27,86% dan 30,36% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan total aktiva ini terutama berasal dari peningkatan jumlah

25

kredit yang diberikan dari Rp 489,47 miliar pada akhir tahun 2008
20

menjadi Rp 587,86 miliar pada akhir tahun 2009 dan peningkatan

15

investasi pada surat berharga dari Rp 134,22 miliar pada akhir

10

tahun 2008 menjadi Rp 207,20 miliar pada akhir tahun 2009.
Sedangkan di sisi kewajiban penyebab peningkatan terbesar

5

adalah naiknya dana pihak ketiga dari Rp 557,26 miliar pada tahun

0

2008 menjadi Rp 722,80 miliar. Selama tahun 2009, tidak ada pinja2005

2006

2007

2008

2009

Pendapatan Operasi Lainnya

man yang diterima oleh Bank Ina.
Likuiditas dan Aktiva Produktif

Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan imbal-jasa,
komisi dari aktivitas non-kredit, dan pendapatan lain-lain, mengalami

Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat

kenaikan menjadi Rp 13,04 miliar di tahun 2009 dari Rp 2,34

berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal

miliar di tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya

31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 477,26 miliar atau naik

penerimaan pendapatan dari penjualan dan kenaikan harga surat

50,51%, dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 317,10 miliar.

berharga sepanjang tahun 2009.
Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang
Pendapatan Non Operasional

diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat
Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan

Sepanjang tahun 2009, Bank berupaya menurunkan outstanding
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) melalui penjualan. Dari kegiatan
tersebut, Bank membukukan keuntungan penjualan bersih sebesar
Rp 0,26 miliar.

pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan
kontribusi pendapatan kepada bank.
Komposisi aktiva produktif pada tahun 2009 didominasi oleh
penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31
Desember 2009 adalah sebesar Rp 797,05 miliar, atau naik 27, 50%

Beban Operasional Lainnya

dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 625,14 miliar. Kenaikan

Di tahun 2009, Bank Ina telah melakukan penguatan infrastruktur

terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan

melalui penambahan 2 kantor cabang di Lumajang dan Bandung,

pada Bank Indonesia melalui SBI dan FASBI.

3 kantor cabang pembantu di Jakarta, yakni di Mangga Dua, Kelapa
Gading dan Jatinegara, serta 1 payment point di Royal Golf Halim

Berikut perkembangan Aktiva Produktif pada tahun 2008 dan 2009 :

Jakarta. Perluasan usaha ini juga mengakibatkan penambahan

dalam miliar rupiah

jumlah karyawan sebanyak 41 orang menjadi 217 orang.

Aktiva Produktif
Kredit Yang Diberikan

Hal ini telah meningkatkan Beban Operasional Lainnya Bank

Surat Berharga

Tahun
2009

Pangsa/Porsi

2008

2009

2008

587,86

489,47

73,76%

10,00

10,42

1,25%

78,30%
1,67%

197,20

123,80

24,74%

19,80%

sebesar Rp 5,41 miliar menjadi Rp 31,97 miliar di tahun 2009.

SBI / FASBI

Kontributor terbesar dari peningkatan beban Overhead adalah

Penempatan Pada Bank Lain

0,07

0,07

0,01%

0,01%

Beban Administrasi dan Umum serta Beban Personalia yang

Penyertaan

0,00

0,00

0,00%

0,00%

masing-masing meningkat sebesar Rp 2,43 miliar dan Rp 2,01

Rekening Administratif

1,92

1,38

0,24%

0,22%

miliar dibandingkan tahun 2008.

Jumlah

797,05

625,14

100,0%

100,00%

BANK INA
laporan tahunan 2009

19

KREDIT

Distribusi kredit yang diberikan menurut jenis penggunaan:

Total kredit meningkat sebesar 20,10% menjadi Rp 587,86 miliar dan

400

merupakan 73,76% dari total aktiva produktif per 31 Desember 2009.
350

Dari komposisi secara total, kredit komersial meningkat 122,56%
menjadi Rp 280,81 miliar, dan kredit konsumsi mengalami kenaikan

300

pembiayaan transportasi angkutan umum kepada end-user melalui
program kerjasama dengan MultiFinance menurun 19,21% menjadi
Rp 273,96 miliar di tahun 2009. Kredit bermasalah (non performing
loan / NPL) menurun sebesar Rp 2,53 miliar atau 49,57% dibanding
tahun sebelumnya, yang menyebabkan rasio NPL gross menurun

Jumlah Kredit

menjadi Rp 32,95 miliar. Pertumbuhan kredit melalui portfolio
250
200
150
100

dari 1,04% menjadi 0,44% dan rasio NPL bersih turun menjadi
50

0,30% dari rasio tahun sebelumnya yaitu 0,88%.

0

2009

2008

Pertumbuhan portfolio kredit sebagian disalurkan kepada sektor

2007

2006

2005

Tahun
Konsumsi

UMKM, dengan komposisi :

Modal Kerja

Investasi

• Kredit usaha mikro sebesar Rp 149,25 miliar
• Kredit usaha kecil sebesar Rp 71,50 miliar

Bank Ina selalu berusaha memperbaiki komposisi kredit yang ada

• Kredit usaha menengah sebesar Rp 105,96 miliar

Sebagai hasilnya, dapat dilihat di tahun 2009, segmen konsumsi

agar tidak terlalu terkonsentrasi di jenis penggunaan konsumsi.

Distribusi kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur jatuh tempo :
dalam miliar rupiah

Jumlah

Porsi

berhasil diturunkan menjadi 54,74% dari total portfolio kredit bank,
dimana pada tahun 2008 segmen konsumsi masih mendominasi
sebesar 74,24%. Di sisi lain, kredit untuk modal kerja dan investasi
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.

6,37

1,08%

Dalam hal segmentasi, Bank Ina menyalurkan kreditnya ke segmen

317,24

53,96%

usaha ritel berskala mikro, kecil dan menengah, sebesar 55,58%

Lebih dari 1 – 2 tahun

125,05

21,27%

dari total kredit yang diberikan di tahun 2009.

Lebih dari 2 – 5 tahun

111,09

18,90%

28,11

4,79%

587,86

100,00%

Telah jatuh tempo
Hingga 1 tahun

Dari total kredit untuk sektor UMKM, 45,68% disalurkan untuk sektor
Lebih dari 5 tahun

mikro. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo,
Jumlah

sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam
waktu kurang dari satu tahun, yakni tercatat 53,96%. Sementara itu,

Distribusi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi :

Jenis Industri

Jumlah

jika dirinci berdasarkan sektor ekonomi, kendaraan bermotor masih

dalam miliar

mendominasi pemberian kredit, yaitu sekitar 40,07% dari total kredit

Porsi

yang diberikan, diikuti oleh sektor lainnya sebesar 28,34% dan

Kendaraan Bermotor

235,57

40,07%

Jasa Bisnis

103,66

17,63%

Pertambangan

24,96

4,25%

17,41

2,96%

Konstruksi

12,68

2,16%

Industri

10,14

1,72%

Pertanian

8,72

1,48%

Perdagangan, hotel & restoran

Lain - lain
Jumlah

8,18

1,39%

166,53

100,00%

sektor jasa bisnis sebesar 17,63%.

DPK
63,21

diragukan
0,02
macet
2,46

KL
0,09

dalam miliar rupiah

522.08
lancar

Dalam rangka mendukung dan memberdayakan sektor usaha kecil, Bank Ina juga menyalurkan pinjamannya dalam bentuk KUK
(Kredit Usaha Kecil). Pada tahun 2009, realisasi KUK yang dapat
disalurkan adalah sebesar Rp 220,75 miliar.

20

BANK INA
laporan tahunan 2009

2009

dalam miliar rupiah

Dana Pihak Ketiga

%

Simpanan nasabah tumbuh sebesar 29,70% di tahun 2009

Total Kredit

587,86

KUK

Non KUK

KUK

Non KUK

menjadi Rp 722,80 miliar dibandingkan tahun 2008 yang sebesar

220,75

367,11

37,55%

62,45%

Rp 557,26 miliar. Komposisi simpanan nasabah adalah 10,42%
dalam bentuk giro, 11,25% dalam tabungan, dan 78,33% dalam

2008

deposito berjangka.

%

Total Kredit

489,47

KUK

Non KUK

KUK

Non KUK

369,77

119,70

75,54%

24,46%

Rasio dana murah meningkat menjadi 21,67% dibandingkan
dengan 18,58% ditahun sebelumnya. Selain itu, simpanan bank lain
dari Rp 1,05 miliar menjadi Rp 5,55 miliar pada tahun 2009.

Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2009 mengalami perbaikan
jika dibandingkan tahun 2008. Hal ini terlihat dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross yang menunjukkan perkembangan

Kondisi dana pihak ketiga Bank Ina untuk tahun 2009 dapat dilihat
dalam tabel berikut :
dalam miliar rupiah

yang sangat bagus jika dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu 0,44% di tahun 2009 turun sebesar 57,69% dari

Kolektibilitas

2009

2008

tahun 2008. Perbaikan kualitas aktiva produktif ini disebabkan

Giro

adanya peningkatan outstanding kredit yang diberikan dan

Tabungan
Deposito

722,803

turunnya outstanding kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar,

75,31

Perubahan
41,37

82,05%

81,33

62,17

30,82%

566,16

453,72

24,78%

557,263

29,71%

Diragukan, dan Macet.
Jumlah

Rasio aktiva produktif bermasalah pada tahun 2009 tercatat
sebesar 0,32%, turun jika dibandingkan pada tahun 2008 0,82%.
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) selama tahun
2009, yang meliputi cadangan umum dan cadangan khusus
telah dibentuk melebih PPAP yang wajib dibentuk sebagai mana
yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2009, tidak
ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang
direstrukturisasi hanya tercatat Rp 0,07 miliar.

Lancar
Dalam Perhatian Khusus

Rp 128,00 miliar atau 128 juta saham.
Pada tahun 2009, modal Bank Ina termasuk tier1 dan tier2 adalah
Rp 108,78 miliar atau naik Rp 12,66 miliar dibandingkan tahun 2008

Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2009 tercatat
23,50% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 26,28%.

2008
732,76

583,20

61,71

36,83

Kurang Lancar

0,10

0,34

Diragukan

0,02

0,06

Macet

dengan modal yang sudah ditempatkan dan disetor penuh sebesar

laba yang cukup baik selama tahun 2009.
dalam miliar rupiah

2009

Modal dasar Bank Ina adalah Rp 400,00 miliar atau 400 juta saham

sebesar Rp 96,12 miliar. Kenaikan ini dipengaruhi oleh perolehan

Kualitas aktiva produktif per 31 Desember 2009 :

Kolektibilitas

Ekuitas dan Kecukupan Modal

2,46

4,71

Total

797,05

625,14

NPL - Gross

0,44%

1,04%

NPL - Nett

0,30%

0,88%

PPAP yang telah dibentuk

6,84

6,35

PPAP yang wajib dibentuk

6,77

6,33

Rasio Kecukupan Modal
( dalam miliar rupiah )

Modal inti
Modal pelengkap

2009

2008
104,52

92,40

4,26

3,72

Total modal tersedia

108,78

96,12

ATMR menurut resiko kredit

462,84

365,68

ATMR menurut resiko pasar

-

-

Total ATMR

462,84

365,68

Rasio kecukupan modal

23,50%

26,28%

BANK INA
laporan tahunan 2009

21

Batas Maksimum Pemberian Kredit
Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat pelampauan maupun
pelanggaran
Penyaluran

terhadap
kredit

batas

dilakukan

maksimum
dengan

pemberian

tetap

kredit.

memperhatikan

ketentuan dari Bank Indonesia
Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
Selama tahun 2009, seluruh transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga
tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 tercatat sebesar
Rp 97,17 miliar, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 93,30 miliar. Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 terdiri dari Giro sebesar

Masalah teknologi informasi menjadi penting artinya bagi Bank,
karena penguasaan teknologi informasi di bidang perbankan merupakan syarat mutlak bagi masa depan bisnis perbankan di dunia.

Rp 5,72 miliar, Tabungan sebesar Rp 10,53 miliar dan deposito
sebesar Rp 23,63 miliar.

Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana
terus menerus dilakukan. Pengembangan teknologi informasi

Kebijakan Penetapan Suku Bunga

ini merupakan suatu penyempurnaan arsitektur sistem aplikasi

Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah

perbankan yang pengembangannya selalu disesuaikan dengan

dan Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan

kemajuan teknologi informasi tanpa mengabaikan aspek keamanan

dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO).

bertransaksi. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan

Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji

dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi-inovasi

perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku

produk berbasis teknologi.

bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat
ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku

Sejalan dengan hal-hal tersebut, pengembangan informasi dan

untuk seluruh nasabah.

teknologi akan memperbaiki proses-proses bisnis yang ada
agar dapat mendukung setiap aktivitas pelaksanaan transaksi,

Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin ini dimaksudkan juga

pelaporan intern/ekstern, dan pengambilan keputusan yang lebih

agar Bank Ina mampu berkompetisi dengan Bank-bank lain dan

efisien, dengan dan menggunakan software pengelolaan database

dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya

dalam bentuk Relational Database Management System (RDBMS).

pengkajian tingkat suku bunga secara berkala, diharapkan mampu
mengoptimalkan perolehan bunga.

Teknologi informasi di Bank Ina Perdana akan terus dikembangkan
untuk memaksimalkan kontribusi teknologi informasi bagi Bank.

Sepanjang tahun 2009, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk

Penerapan teknologi yang tepat guna akan memaksimalkan

rekening Giro berkisar antara 0% - 8,5%, rekening Tabungan antara

manfaat investasi dan meningkatkan daya saing Bank Ina Perdana.

1% - 8,5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 11,75%, sedangkan
untuk suku bunga Kredit ditetapkan antara 11,0% - 20,0% yang
umumnya berlaku secara floating.
Teknologi Informasi
Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus
menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informasinya sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang perbankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan
kepada nasabah dan mitra usaha.

22

BANK INA
laporan tahunan 2009

sumberdaya
manusia
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah terlepas
dari Sumber Daya Manusia yang merupakan aset penting bagi
Perusahaan. Berangkat dari kesadaran itu, manajemen Bank
terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi karyawankaryawannya dan menciptakan iklim kerja yang harmonis antar lini.
Pengembangan kualitas pegawai menjadi bagian penting dari
peningkatan nilai organisasi, sehingga harus dialokasikan sumber
daya yang memadai untuk menyelenggarakan berbagai program
pendidikan dan pelatihan.
Dan sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/
jajaran yang terkait akan diikutsertakan dalam pelatihan dan
sertifikasi manajemen risiko.
Jumlah sumber daya manusia pada tahun 2009 mengalami

NAMA PROGRAM

Jumlah Program

Jumlah Peserta

Program Pendidikan spesial

11

92

In House Programs

35

679

External Programs

32

72

Total

78

843

penambahan sebanyak 41 orang. Penambahan ini terjadi karena
penambahan jaringan kantor Bank. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2009, jumlah karyawan Bank Ina Perdana adalah
sebanyak 217 orang,
Dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan
jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.

KETERANGAN

2009

2008

Jenjang Pendidikan :
Pasca Sarjana

6 orang

5 orang

Strata 1

149 orang

119 orang

Diploma

26 orang

24 orang

SMU

28 orang

21 orang

SLTP

3 orang

2 orang

SD

5 orang

5 orang

217 orang

176 orang

Jumlah
Kelompok Usia :
s/d 30 tahun

95 orang

77 orang

31 s/d 40 tahun

58 orang

52 orang

41 s/d 50 tahun

55 orang

39 orang

50 tahun ke atas

9 orang

8 orang

217 orang

176 orang

Jumlah

BANK INA
laporan tahunan 2009

23

uraian
produk & jasa
PRODUK DAN JASA
Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan
pemerintah berupa :
•

Tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku bunga menarik
dengan pilihan hadiah sesuai point reward.

•

Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan
dengan suku bunga mendekati bunga deposito

•

Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk
merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi
dan dilindungi oleh asuransi

•

Tabina Mahasiswa, tabungan yang dirancang khusus untuk
mahasiswa melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan /
perguruan tinggi.

•

Rekening Giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta

Jasa Perbankan
•

memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari

lebih 17.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar Bank

dengan menggunakan cek/bilyet giro.
•

Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan

di seluruh Indonesia.
•

dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih
menarik.

Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor
usaha kecil & menengah

•

Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal
kerja usaha produktif

•

Kredit Konsumsi, membiayai pembelian properti, kendaraan
bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya.

•

Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi
nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga
kompetitif.

24

BANK INA
laporan tahunan 2009

Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM Online di semua kantor
cabang Bank Ina Perdana.

•

Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan CIMB Niaga

•

Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam

Pemberian kredit
•

ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di

administrasi pembayaran gaji.
•

Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata
uang US Dollar dan Singapore Dollar.

aktivitas sosial
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa, dukungan dan
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja serta integritas perusahaan merupakan faktor pendukung keberhasilan perseroan.
Bank Ina menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia
merupakan hal yang sangat penting di Indonesia. Berangkat dari
kesadaran itu, secara rutin Bank Ina memberikan beasiswa kepada
mahasiswa berprestasi di Universitas Kristen Krida Wacana
( UKRIDA ).
Melalui program Ayo ke Bank, sosialisasi ke masyarakat mengenai
perbankan juga dilakukan oleh Bank Ina dengan cara kunjungan
ke sekolah-sekolah di lingkungan kantor Bank Ina Perdana.
Edukasi perbankan yang dilakukan secara rutin pada usia dini
macam ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai manfaat dan fungsi dari Bank
Selain itu, pada akhir tahun 2009, Bank Ina juga melakukan
kunjungan ke Panti Asuhan Taman Fioreti yang berlokasi di Bekasi
dalam rangka berbagi dengan saudara-saudara yang kurang
beruntung.
Kegiatan sosial ini akan terus dilakukan Bank Ina di tahun-tahun
mendatang, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal bagi peningkatan kualitas hidup sesama kita.

BANK INA
laporan tahunan 2009

25

laporan
tata kelola perusahaan
Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance ( GCG )

A. Struktur Tata Kelola Perusahaan

Corporate governance

Dewan Komisaris

digambarkan

sebagai

seperangkat

hubungan