Perka 1 Th 2013 dan lampiran signed

Bagian
Kumortala

Digitally
signed by
Bagian
Kumortala
Date:
2016.03.01
08:12:38
+0700

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA
DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
Menimbang


: a. bahwa sampai saat ini belum disusun dan diterbitkan
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara yang mengatur
tata cara penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan
Lembaga Sandi Negara;
b. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Tata Cara
Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Lembaga
Sandi Negara;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang
Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik

Indonesia …

-2-


Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4488);
6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
2005;
7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.07/2005
Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul,
Penelitian, dan Penetapan Penghapusan Piutang
Perusahaan Negara/Daerah dan Piutang Negara/Daerah;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.06/2007
Tahun 2007 tentang Pengurusan Piutang Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 88/PMK.06/2009 Tahun 2009;
10. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor
OT.001/PERKA.122/2007
Tahun
2007
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Lembaga Sandi Negara adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon
Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia dan/atau

Kepolisian Republik Indonesia yang bekerja di lingkungan Lembaga Sandi
Negara.
2. Pihak Lain adalah setiap orang selain Pegawai Negeri Lembaga Sandi
Negara atau badan hukum yang terikat secara hukum dengan Lembaga
Sandi Negara karena hubungan pekerjaan.
3. Bendahara adalah semua orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama negara menerima, menyimpan dan membayar/menyerahkan
uang atau surat berharga atau barang-barang negara.
4. Kekayaan Negara adalah kekayaan yang dikelola sendiri atau pihak lain
berupa surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang dapat
dinilai …

-3-

dinilai dengan
perusahaan.

uang

termasuk


kekayaan

yang

dipisahkan

pada

5. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah
Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang
sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
6. Kerugian Negara adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang,
yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai.
7. Tuntutan Perbendaharaan yang selanjutnya disingkat TP adalah tata cara
perhitungan terhadap Bendahara, jika dalam pengurusannya terjadi
kekurangan perbendaharaan.
8. Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disingkat TGR adalah suatu proses

tuntutan terhadap Bendahara, Pegawai Negeri bukan Bendahara, pejabat
lain dan/atau pihak manapun yang telah ditetapkan untuk mengganti
Kerugian Negara, dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu
kerugian yang diderita oleh negara, sebagai akibat langsung ataupun tidak
langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh
yang bersangkutan atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya.
9. Penghapusan Piutang Negara Secara Bersyarat adalah penghapusan
Piutang Negara dari pembukuan pemerintah tanpa menghapuskan hak
tagih negara.
10. Penghapusan Piutang Negara Secara Mutlak adalah penghapusan hak
tagih negara.
11. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disingkat
SKTJM adalah surat pernyataan dari Bendahara, Pegawai Negeri bukan
Bendahara, pejabat lain dan/atau pihak manapun yang telah ditetapkan
untuk mengganti Kerugian Negara, yang menyatakan kesanggupan
dan/atau pengakuan bahwa Kerugian Negara akibat perbuatan melanggar
hukum atau melalaikan kewajibannya tersebut menjadi tanggung
jawabnya dan bersedia mengganti Kerugian Negara dimaksud.
12. Penyelesaian Kerugian Negara Secara Damai adalah penyelesaian Kerugian

Negara yang dilakukan penggantiannya oleh pelaku baik secara tunai
sekaligus maupun dengan mengangsur.
13. Penyelesaian Kerugian Negara Secara Paksa adalah penyelesaian Kerugian
Negara yang dilakukan apabila batas waktu upaya damai tidak terpenuhi
atau tidak mungkin diperoleh SKTJM karena Bendahara, Pegawai Negeri
bukan Bendahara, pejabat lain dan/atau pihak manapun yang telah
ditetapkan
untuk
mengganti
Kerugian
Negara
berkeberatan
menandatangani SKTJM.
14. Keadaan Kahar adalah keadaan di luar kemampuan atau kekuasaan
manusia yang menyebabkan tidak dapat dilaksanakannya kewajiban atau
tertundanya pelaksanaan kewajiban yang berakibat timbulnya Kerugian
Negara yang meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara,
kebakaran, perampokan ataupun pencurian yang bukan merupakan
kesalahan atau kelalaian Pegawai Negeri Lembaga Sandi Negara bukan

Bendahara, dan/atau Pihak Lain.
15. Kadaluwarsa …

-4-

15. Kadaluwarsa adalah jangka waktu yang menyebabkan gugurnya hak
untuk melakukan TP dan/atau TGR terhadap pelaku Kerugian Negara
dengan tidak mengurangi tanggungjawab Pegawai Negeri yang
bersangkutan kepada negara menurut hukum perdata.
16. Pengawasan Melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh atasan
langsung.
17. Tim Penyelesaian Kerugian Negara Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya
disingkat TPKN adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Lembaga Sandi
Negara yang bertugas untuk menyelesaikan Kerugian Negara.
18. Ahli Waris adalah orang yang menggantikan pewaris dalam kedudukannya
terhadap warisan, hak maupun kewajiban untuk seluruhnya atau
sebagian.
19. Upaya Damai adalah penyelesaian menyeluruh atau sukarela yang
berdasarkan laporan awal atau laporan hasil awal atau laporan hasil
pengawasan.

20. Upaya Paksa adalah penyelesaian Kerugian Negara melalui TP dan/atau
TGR.
21. Pihak Yang Bertanggung Jawab adalah Pegawai Negeri Lembaga Sandi
Negara bukan Bendahara, dan/atau Pihak Lain yang diwajibkan untuk
mengganti Kerugian Negara.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Ruang Lingkup Penyelesaian Kerugian Negara meliputi penyelesaian
Kerugian Negara yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Lembaga Sandi
Negara bukan Bendahara dan/atau Pihak Lain.
(2) Penyelesaian Kerugian Negara yang dilakukan oleh Bendahara mengacu
pada Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara.

BAB III
PENGUNGKAPAN DAN UPAYA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA
Bagian Kesatu
Pengungkapan Kerugian Negara

Pasal 3
(1) Kerugian Negara disebabkan oleh:
a. perbuatan melawan hukum Pegawai Negeri Lembaga Sandi Negara
bukan Bendahara dan/atau Pihak Lain; atau
b. Keadaan Kahar.
(2) Perbuatan melawan hukum Pegawai Negeri Lembaga Sandi Negara bukan
Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa:
a. penyalahgunaan …

-5-

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

penyalahgunaan wewenang;
korupsi;
pencurian;
penggelapan;
penipuan;
menaikan harga;
mengubah kualitas atau mutu;
uang
yang
harus
dipertanggungjawabkan
dipertanggungjawabkan pada waktunya;
i. merusak barang milik negara; dan/atau
j. menghilangkan uang atau barang milik negara;

yang

tidak

(3) Perbuatan melawan hukum Pihak Lain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dapat berupa:
a. menaikan harga terlalu tinggi atas dasar pemufakatan dengan pejabat
yang berwenang;
b. mengubah kualitas atau mutu atas dasar pemufakatan dengan pejabat
yang berwenang;
c. tidak menepati janji atau wanprestasi;
d. pengiriman barang yang mengalami kerusakan karena kesalahannya;
dan/atau
e. menghilangkan barang yang secara sah berada dalam penguasaannya.
Pasal 4
(1) Informasi atas dugaan terjadinya Kerugian Negara dapat diperoleh dari:
a. hasil Pengawasan Melekat;
b. hasil pengawasan aparat fungsional;
c. hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
d. hasil perhitungan ex-officio;
e. pengaduan masyarakat; dan/atau
f. media massa.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai dasar
bagi Kepala Lembaga Sandi Negara dalam membentuk TPKN.
Bagian Kedua
Upaya Penyelesaian Kerugian Negara
Pasal 5
(1) Penyelesaian Kerugian Negara dilakukan melalui:
a. Upaya Damai; atau
b. Upaya Paksa.
(2) Penyelesaian Kerugian Negara melalui Upaya Damai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak serta merta membebaskan Pegawai
Negeri Lembaga Sandi Negara bukan Bendahara atau Pihak Lain yang
terbukti melakukan perbuatan yang mengakibatkan Kerugian Negara dari
tuntutan pidana dan/atau hukuman disiplin.
(3) Penyelesaian Kerugian Negara melalui Upaya Paksa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan jika Upaya Damai tidak
berhasil.

Pasal 6 …

-6-

Pasal 6
(1) Dalam hal penyelesaian Kerugian Negara telah melewati masa
Kadaluwarsa, penyelesaian Kerugian Negara dilaksanakan sesuai
ketentuan hukum acara perdata.
(2) Dalam hal terdapat unsur tindak pidana, penyelesaian Kerugian Negara
dilaksanakan sesuai ketentuan hukum acara pidana.
Pasal 7
(1) Penggantian Kerugian Negara yang berupa uang harus disetor ke kas
negara.
(2) Penggantian Kerugian Negara yang berupa barang dikonversikan dalam
bentuk uang yang nilainya ditetapkan berdasarkan harga pasar pada saat
terjadinya kehilangan atau kerusakan.

BAB IV
TIM PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA
Bagian Kesatu
Susunan Keanggotaan
Pasal 8
(1) TPKN dibentuk oleh Kepala Lembaga Sandi Negara.
(2) Susunan keanggotaan TPKN terdiri atas:
a. Sekretaris
Utama
atau
pejabat
yang
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian
terhadap program, administrasi, dan sumber daya di lingkungan
Lembaga Sandi Negara sebagai ketua;
b. Kepala Direktorat Pengendalian Persandian atau pejabat yang
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan di bidang
pengendalian persandian sebagai wakil ketua;
c. Inspektur atau pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Lembaga Sandi
Negara sebagai sekretaris;
d. Kepala Biro Umum atau pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan urusan ketatausahaan dan kamar sandi, kerumahtanggaan,
perlengkapan, dan keuangan sebagai anggota;
e. Kepala Bagian Kepegawaian atau pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian sebagai anggota;
f. Kepala Bagian Perlengkapan atau pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan perlengkapan sebagai anggota;
g. Kepala Sub Direktorat Pengendalian Materiil Jaring Komunikasi Sandi
atau pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan di bidang materiil dan Jaring Komunikasi Sandi
sebagai anggota; dan
h. sekretariat.
(3) Susunan …

-7-

(3) Susunan keanggotaan TPKN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Kepala Lembaga Sandi Negara.
(4) Keanggotaan sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf h
berada di bawah Inspektorat.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi TPKN
Pasal 9
(1) TPKN bertugas membantu Kepala Lembaga Sandi Negara dalam
memproses penyelesaian Kerugian Negara di Lembaga Sandi Negara.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TPKN
menyelenggarakan fungsi:
a. menginventarisasi kasus Kerugian Negara yang diterima;
b. melakukan verifikasi bukti pendukung bahwa Pegawai Negeri Lembaga
Sandi Negara bukan Bendahara, dan/atau Pihak Lain telah melakukan
perbuatan melawan hukum baik sengaja atau lalai sehingga
mengakibatkan Kerugian Negara;
c. menghitung jumlah Kerugian Negara;
d. menetapkan usulan Pihak Yang Bertanggung Jawab atas Kerugian
Negara;
e. menyelesaikan Kerugian Negara melalui Upaya Damai atau Upaya
Paksa; dan
f. menyampaikan usulan penetapan pengenaan ganti Kerugian Negara
atau penghapusan pengenaan ganti Kerugian Negara.
(3) TPKN mencatat Kerugian Negara dalam daftar Kerugian Negara.
(4) Daftar Kerugian Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi
Negara ini.
Pasal 10
(1) Apabila dipandang perlu, Ketua TPKN dapat membentuk TPKN Ad Hoc
untuk meyelesaikan Kerugian Negara di lingkungan unit kerja Lembaga
Sandi Negara atau penyelenggara persandian di instansi lain selain
Lembaga Sandi Negara.
(2) TPKN Ad Hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
pengumpulan data atau dokumen dan verifikasi Kerugian Negara
berdasarkan penugasan dari Ketua TPKN.

BAB V
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA MELALUI UPAYA DAMAI
Pasal 11
(1) Penyelesaian Kerugian Negara melalui Upaya Damai dapat dilakukan
dengan cara tunai atau diangsur.
(2) Penyelesaian …

-8-

(2) Penyelesaian Kerugian Negara dengan cara tunai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 40 (empat puluh) hari kerja
terhitung sejak SKTJM ditandatangani.
(3) Penyelesaian Kerugian Negara dengan cara diangsur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 24 (dua puluh empat)
bulan terhitung sejak SKTJM ditandatangani.
(4) Dalam hal penyelesaian Kerugian Negara dengan cara diangsur
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melebihi batas waktu yang
ditentukan maka TPKN dapat melakukan penjualan jaminan melalui
prosedur lelang negara.
Pasal 12
(1) SKTJM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) paling
sedikit memuat:
a. pernyataan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa Kerugian Negara
menjadi tanggung jawabnya dan bersedia mengganti;
b. jumlah Kerugian Negara yang harus dibayar;
c. cara penggantian tunai atau mengangsur;
d. jangka waktu pembayaran;
e. pernyataan penyerahan barang jaminan yang nilainya diperkirakan
dapat menutupi Kerugian Negara;
f. tempat dan tanggal surat; dan
g. tanda tangan pihak yang bertanggung jawab, pengampu, atau Ahli
Waris dan diketahui oleh kepala unit kerja dan/atau pejabat yang
terkait.
(2) Format SKTJM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.
(3) Format pernyataan penyerahan barang jaminan yang nilainya diperkirakan
dapat menutupi Kerugian Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e tercantum dalam Lampiran III Peraturan Kepala Lembaga Sandi
Negara ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepala Lembaga Sandi Negara ini.

BAB VI
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA MELALUI UPAYA PAKSA
Pasal 13
(1) Penyelesaian Kerugian Negara melalui Upaya Paksa dilakukan jika:
a. Pegawai Negeri Lembaga Sandi Negara bukan Bendahara dan/atau
Pihak Lain tidak bersedia menandatangani SKTJM; atau
b. melewati batas waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak
ditandatanganinya SKTJM, Pegawai Negeri Lembaga Sandi Negara bukan
Bendahara dan/atau Pihak Lain belum mengembalikan seluruh
Kerugian Negara.
(2) Penyelesaian Kerugian Negara melalui Upaya Paksa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Lembaga Sandi Negara mengeluarkan
Surat …

-9-

Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Sementara sebagai dasar
untuk melaksanakan sita jaminan.
(3) Format
Surat
Keputusan
Pembebanan
Penggantian
Sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran IV
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.
(4) Dalam hal Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah diterima, Pihak Yang
Bertanggung Jawab diberikan kesempatan mengajukan keberatan atau
pembelaan diri secara tertulis.
(5) Keberatan atau pembelaan diri secara tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya
surat pemberitahuan untuk dapat mengajukan pembelaan diri.
(6) Format surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tercantum dalam Lampiran V Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga
Sandi Negara ini.
(7) Dalam hal Pihak Yang Bertanggung Jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tidak mengajukan keberatan atau pembelaan diri dalam waktu 14
(empat belas) hari atau keberatan atau pembelaan diri ditolak, Kepala
Lembaga Sandi Negara mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan
Pembebanan Tuntutan Ganti Rugi.
(8) Format Surat Keputusan Penetapan Pembebanan Tuntutan Ganti Rugi
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tercantum dalam Lampiran VI
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.
(9) Dalam hal pengajuan keberatan atau pembelaan diri sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diterima, Kepala Lembaga Sandi Negara
mengeluarkan Surat Keputusan Peninjauan Kembali.

BAB VII
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA KARENA KEADAAN KAHAR
Pasal 14
Dalam hal Kerugian Negara disebabkan oleh Keadaan Kahar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, Kepala Lembaga Sandi Negara
mengajukan surat permohonan pertimbangan penghapusan Kerugian Negara
kepada:
a. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan jika Kerugian Negara berupa uang yang
dikuasai Bendahara; dan/atau
b. Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara jika
Kerugian Negara berupa Barang Milik Negara.

BAB VIII …

- 10 -

BAB VIII
PENGHAPUSAN KERUGIAN NEGARA
Begian Kesatu
Penghapusan Piutang Negara
Pasal 15
(1) Piutang Negara dapat dihapuskan secara bersyarat atau mutlak dari
pembukuan Lembaga Sandi Negara, kecuali mengenai Piutang Negara yang
cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam Undang-Undang.
(2) Piutang Negara yang dihapuskan secara bersyarat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan setelah ditetapkan sebagai Piutang Negara
Sementara Belum Dapat Ditagih dan adanya rekomendasi penghapusan
bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan.
(3) Piutang Negara yang dihapuskan secara mutlak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dengan syarat:
a. diajukan setelah 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan penghapusan
secara bersyarat; dan
b. ketidakmampuan
penanggung
utang
untuk
menyelesaikan
kewajibannya yang dibuktikan dengan keterangan tertulis dari pejabat
yang berwenang.
Pasal 16
Dalam melaksanakan penghapusan Piutang Negara secara bersyarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), Kepala Lembaga Sandi Negara
mengajukan permohonan penghapusan Piutang Negara kepada Direktur
Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dengan melampirkan:
a. daftar nominatif;
b. surat Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih; dan
c. rekomendasi penghapusan bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan.
Pasal 17
Dalam melaksanakan penghapusan Piutang Negara secara mutlak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), Kepala Lembaga Sandi Negara
mengajukan permohonan penghapusan Piutang Negara secara mutlak kepada
Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara dengan
melampirkan:
a. daftar nominatif;
b. surat penetapan penghapusan secara bersyarat piutang yang diusulkan
untuk dihapuskan secara mutlak; dan
c. surat
keterangan
ketidakmampuan
penanggung
utang
untuk
menyelesaikan kewajibannya dari pejabat yang berwenang.

Bagian …

- 11 -

Bagian Kedua
Kadaluwarsa
Pasal 18
Kewajiban untuk mengganti Kerugian Negara menjadi Kadaluwarsa apabila
dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diketahuinya Kerugian Negara atau dalam
waktu 8 (delapan) tahun sejak terjadinya Kerugian Negara tidak dilakukan
penuntutan ganti rugi.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Januari 2013
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd
DJOKO SETIADI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 154

LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

DAFTAR KERUGIAN NEGARA
KANTOR ..........

:

.......................

NO

NAMA/JABATAN

UNIT KERJA

NO. SKTJM/
SK lainnya

1

2

3

4

URAIAN
KASUS/
TAHUN
KEJADIAN

JUMLAH
KERUGIAN
NEGARA
(Rp)

JUMLAH
PEMBAYARAN/
ANGSURAN s.d.
BULAN....(Rp)

SISA
KERUGIAN

JENIS DAN
JUMLAH
BARANG
JAMINAN

KETERANGAN

5

6

7

8

9

10

..................., .........................................
Tim Penyelesaian Kerugian Negara
(..................................................)
Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan nomor urut
2) Diisi dengan nama orang dan jabatan yang mengakibatkan kerugian negara
3) Diisi dengan nama tempat instansi kejadian perkara
4) Diisi No......... Tgl........... SKTJM
5) Diisi uraian kasus/tahun kejadian
6) Diisi dengan jumlah kerugian negara (Rp)
7) Diisi dengan jumlah pembayaran yang telah diterima
8) Diisi dengan jumlah kolom 6 dikurangi kolom 7
9) Diisi dengan jenis dan jumlah barang jaminan (apabila ada)
10) Diisi dengan Pelaksanaan SKTJM, mis: Lunas, tunai, atau melalui penjualan barang.
KEPALA LEMBAGA SANDI NAGARA,
ttd

DJOKO SETIADI

LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
NIP
Pangkat
Jabatan
Alamat

:
:
:
:
:

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Menerangkan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggung
jawab atas kerugian negara/kekurangan perbendaharaan sebesar Rp
……………. (dh) ………………. yakni kerugian/kekurangan yang disebabkan
……………………………..
1. Jumlah kerugian/kekurangan tersebut telah saya ganti dengan
menyetorkan sebesar Rp ……………… (dh) ……………….. ke rekening kas
negara di ……………….. pada tanggal ………………….. (salinan bukti tanda
setor dilampirkan bersama ini);
2. Jumlah kerugian/kekurangan tersebut akan saya ganti dalam jangka
waktu ………… bulan dengan ketentuan sebagai berikut .............................
3. Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta
bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai berikut :
a.
b.

........................
........................

Apabila dalam jangka waktu ………… (dh) hari setelah saya
menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti seluruh
jumlah kerugian tersebut, maka negara dapat menjual atau melelang
barang jaminan tersebut.
Saya selanjutnya telah maklum bahwa saya telah memberi keterangan ini tidak
boleh mengajukan pembelaan diri dalam bentuk apapun dan menerima bahwa
terhadap saya tidak dilakukan proses tuntutan menurut peraturan yang
berlaku.
Keterangan di atas tidak menutup kemungkinan :
a. bahwa negara dapat membebaskan saya dari pertanggungjawaban dan saya
akan menerima kembali apa yang telah dibayar, jika setelah memberikan
keterangan ini terdapat hal-hal yang sekiranya diketahui lebih dahulu akan
menyebabkan negara membebaskan saya dari pertanggungjawabannya;
b. bahwa negara masih dapat menghapuskan kekurangan perbendaharaan
dan saya akan menerima kembali apa yang telah dibayar apabila setelah
keterangan ini diberikan ternyata, bahwa kekurangan termaksud dapat
diperhitungkan dengan kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam
pengurusannya atau kekurangan itu adalah akibat dari pengaruh alam,
pencurian, rusak, hilang di luar kesalahan, kelalaian dan kealpaan;

c. bahwa …

-2c. bahwa dalam pertanggungjawaban bersama kepada saya dapat diberi
pembayaran kembali apa yang telah dibayar oleh saya lebih dari pada apa
yang seharusnya dibebankan kepada saya.

………… , ……………….... 20……..
Materai
Rp.
(…………………………..)
Menyetujui
Kepala Kantor/ Satuan Kerja
Saksi – saksi: 1. ……………………..
2. ……………………..

(………………………………)

1) dan 2) coret yang tidak diperlukan

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd

DJOKO SETIADI

LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

NAMA UNIT ORGANISASI/UPT/SATUAN KERJA
SURAT PENYERAHAN JAMINAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama/ NIP
Pangkat/ Golongan
Jabatan
Unit Kerja
Tempat Tinggal

:
:
:
:
:

………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan :
1. Bahwa sebagai tindak lanjut atas Surat Keterangan Tanggung jawab Mutlak (SKTJM)
yang saya buat tanggal ………………... dengan ini saya menyerahkan barang-barang,
hak-hak atas barang, surat-surat berharga, hak-hak atas tagihan berupa :
a. Tanah (sebutkan status Hak Milik/Adat/HGB, luas, lokasi/alamat, bukti
pemilikan dan lain-lain);
b. Bangunan (sebutkan permanen, semi permanen, luas, lokasi/ alamat, bukti
pemilikan dan lain-lain);
c. Barang bergerak (sebutkan jenis, nilai, bukti pemilikan dan lain-lain);
d. Surat-surat berharga (sebutkan jenis, nilai, bukti pemilikan dan lain-lain).
Sebagai jaminan atas pengembalian kekurangan perbendaharaan yang menjadi
tanggungjawab saya sebesar Rp …................................................... (dengan huruf)
2. Bahwa barang-barang, hak atas barang, surat-surat berharga, hak atas tagihan
tersebut saya serahkan kepada negara yang dalam hal ini diwakili oleh :
Nama/NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
Unit Kerja

:
:
:
:

………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………..…… (minimal pejabat eselon III)
………………………………………………………………….

Dengan disaksikan oleh:
a. Nama/NIP
: ………………………………………………………………….
Pangkat/Gol.
: ………………………………………………………………….
Jabatan
: ………………………………………………………………….
Unit Kerja
: ………………………………………………………………….
b. Nama/NIP
Pangkat/Gol.
Jabatan
Unit Kerja

:
:
:
:

………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….

3. Menjamin bahwa barang-barang, hak-hak atas barang, surat-surat berharga, hakhak atas tagihan tersebut pada butir 1 di atas, adalah benar-benar milik/saya pribadi
yang sah serta tidak dalam keadaan sengketa dan tidak terdapat beban-beban
lainnya.
4. Apabila sampai dengan tanggal …………….. ternyata saya tidak mampu
mengembalikan seluruh kekurangan perbendaharaan, maka barang-barang, hak-hak
atas barang, surat-surat berharga, hak-hak atas tagihan tersebut pada butir 1 diatas,
saya serahkan sepenuhnya kepada negara untuk dijual, dilelang, ditagih ataupun
diterima guna penye1esaian kewajiban saya berdasarkan kasus yang menjadi
lampiran dari surat penyerahan jaminan ini.

5. Apabila …

-25. Apabila hasil penjualan/pelelangan/penagihan tersebut pada butir 4 diatas ternyata
kurang dari jumlah kekurangan perbendaharaan yang harus saya kembalikan, maka
kekurangan tetap menjadi tanggungjawab saya atau ahli waris saya.
6. Apabila hasil penjualan/pelelangan /penagihan tersebut pada butir 4 diatas ternyata
melebihi jumlah kekurangan perbendaharaan yang harus saya kembalikan, maka
kelebihannya akan saya/ahli waris saya terima kembali setelah dipotong biaya-biaya
yang telah dikeluarkan oleh negara sehubungan dengan penjualan/pelelangan.
7. Bahwa dengan pencairan jaminan atas kekurangan perbendaharaan ini tidak
mengenyampingkan tindakan hukum pihak yang berwajib dan atau tindakan
administrasi kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian penyerahan ini saya buat dalam keadaan sehat, sadar tanpa adanya paksaan
atau tekanan dari pihak manapun.

Yang menerima penyerahan jaminan,

………… , ……………….... 20……..
Yang menyerahkan,

Materai
Rp.
…………………………..
NIP……………………...

…………………………..
NIP……………………...

Saksi – saksi: 1. ………………………….
2. ………………………….

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd
DJOKO SETIADI

LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMBEBANAN PENGGANTIAN SEMENTARA
TERHADAP SAUDARA/I …………
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
Menimbang

: a. bahwa .................................................................................. ;
b. bahwa .................................................................................. ;

Mengingat

: 1. ............................................................................................. ;
2. ............................................................................................. ;
MEMUTUSKAN

Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG
PEMBEBANAN
PENGGANTIAN
SEMENTARA
KEPADA
SAUDARA/I …..

KESATU

: Membebani Penggantian Sementara terhadap Saudara/i ……
NIP
……………..
sebesar
Rp
……………..
(dh)
dikurangi dengan jumlah yang telah disetor oleh yang
bersangkutan.

KEDUA

: Mempersilahkan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara dan Kas Negara di ……………… untuk menerbitkan
surat penagihan atas nama Saudara/i ……………. NIP ………....

KETIGA

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan
ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
Tanda Tangan dan Cap Jabatan
DJOKO SETIADI

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd
DJOKO SETIADI

LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

Nomor
Klasifikasi
Lampiran
Perihal

:
:
:
: Surat Pemberitahuan

Jakarta, ..............................

Kepada
Yth. Sdr/i .................................
di...........................................

Menurut laporan Kepala Kantor/Satuan Kerja/Tim 1) dan Keputusan
Kepala Lemsaneg Nomor……. tanggal……. tentang Pembebanan
Penggantian Sementara terhadap Saudara/i yang terdiri dari
…………………. tertanggal ……………….. Saudara/i telah melakukan
perbuatan melawan hukum/melalaikan kewajiban sehingga karenanya
baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan Negara
menderita kerugian sebesar Rp ………………… (dh) ………………. yang
terdiri dari uang sebesar Rp ............................ (dh) ………………... dan
berupa barang dengan taksiran sebesar Rp ………………..
(dh)………………… Vonis Hakim Pengadilan Negeri 2) di tanggal
……………… Nomor ………………… yang menjatuhkan hukuman dan
hukuman jabatan berupa ………………… tidak mengurangi hak negara
untuk menuntut penggantian kerugian tersebut di atas berdasarkan
Undang-undang Perbendaharaan Negara pasal 59... . Dengan ini
kepada Saudara/i diberi kesempatan dalam waktu 14 hari setelah
menerima surat ini untuk mengajukan pembe1aan diri secara tertulis.
Apabila Saudara/i bersedia mengganti dengan suka rela jumlah
tersebut secara sekaligus dengan menyetorkan ke rekening Kas Negara
........................... ataupun berjanji akan mengangsur dalam beberapa
angsuran dengan memberi jaminan yang kuat, hendaknya Saudara
memberitahukan hal ini.
A.n. KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
Sekretaris Utama,

( …………………………………………… )
Tembusan Yth.:
1. Kepala Lembaga Sandi Negara;
2. ………………………….;
1) Coret yang tidak perlu;
2) Apabila telah ada keputusan hakim atau hukuman jabatan;
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd
DJOKO SETIADI

LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI
LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PENETAPAN PEMBEBANAN TUNTUTAN GANTI RUGI
TERHADAP SAUDARA/I .......
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
Menimbang

: a. ....................................................................................................... ;
b. ........................................................................................................ ;

Mengingat

: 1. ........................................................................................................ ;
2. ........................................................................................................ ;

Memperhatikan : 1. Laporan ................. tanggal ........................................................... ;
2. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara ................, tentang
pembebanan ganti rugi sementara terhadap Saudara ……………;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG
PENETAPAN PEMBEBANAN TUNTUTAN GANTI RUGI TERHADAP
SAUDARA/I …..

KESATU

: Membebani Tuntutan Ganti Rugi terhadap Saudara/i ........NIP......
sebesar Rp.............. (dh) .....................................................................

KEDUA

: Diminta Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dan Kas
Negara di........ untuk menerbitkan surat penagihan kepada .............
Diktum “KESATU” dan menyetorkan hasil penagihan tersebut ke
rekening Kas Negara.

KETIGA

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan
ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA

Tanda Tangan dan Cap Jabatan
DJOKO SETIADI

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
ttd
DJOKO SETIADI