TATA KELOLA BMD PERMASALAHANNYA
H as
il A ud
it LK
1
TATA KELOLA BARANG MILIK DAERAH
DAN PERMASALAHANNYA
Disampaikan Oleh: TIM ASISTENSI
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur
Surabaya, 17-19 januari 2017
VISI : Auditor intern presiden yang responsif, interaktif dan terpercaya untuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
(2)
DASAR HUKUM
UU No. 17/2003 ttg. Keuangan Negara
UU No. 1/2004 ttg. Perbendaharaan Negara
PP No. 6/2006 ttg. Pengelolaan BMN/D
PP No. 38/2008 ttg Perubahan atas PP No. 6/2008
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
PP 27 Th 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
Permenagri No. 13 Th 2006 yang dan perubahannya
(Permendagri No 59 Th 2007 dan Permendagri No. 21 Th
2011) tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
PP No. 71 Th 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Permendagri No. 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
(3)
PENGERTIAN UMUM
Barang Milik Negara/Daerah adalah Barang milik daerah
diperoleh atas beban APBN/D dan perolehan lainnya yang sah.
Perolehan lainnya yang sah mencakup:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil, dan kerja sama pemanfaatan barang milik daerah;
c. barang yang diperoleh berdasarkan penetapan karena peraturan perundang-undangan;
d. barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.
Barang Milik Negara/Daerah adalah Barang milik daerah
diperoleh atas beban APBN/D dan perolehan lainnya yang sah.
Perolehan lainnya yang sah mencakup:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil, dan kerja sama pemanfaatan barang milik daerah;
c. barang yang diperoleh berdasarkan penetapan karena peraturan perundang-undangan;
d. barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.
3
(4)
LINGKUP PENGELOLAAN BMD
LINGKUP PENGELOLAAN BMD PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN PEMANFAATAN PENGAMANAN & PEMELIHARAAN PEMBIAYAAN PEMINDAH TANGANAN PENGADAAN PENATAUSAHAAN PENGGUNAAN PENILAIAN PENGhAPUSAN PEMBINAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN TUNTUTAN GANTI RUGI 1 V V(5)
PEMERINTAH KOTA SURABAYA AKTIVA TETAP PER 31 DESEMBER 2016
No Jenis Aset Saldo Awal Saldo Awal Mutasi TA 2016 Saldo Akhir (Audited) PerbaikanSetelah Penambahan Pengurangan Per 31 Des 2016 1 Tanah 26.707.851.769.186,00
2 Peralatan & Mesin 2.149.215.773.508,26 3 Gedung & Bangunan 3.327.823.435.902,13 4 Jalan Irigasi & Jaringan 3.986.329.299.557,27 5 Aset Tetap Lainnya 134.255.742.979,80 6 Konstruksi Pengerjaan Dalam 145.015.970.294,58 JUMLAH 36.450.491.991.428,00 Akumulasi Penyusutan (2.674.375.304.562,16) NILAI BUKU 33.776.116.686.865,90
(6)
PERENCANAAN & PENGANGGARAN
RKA SKPD
RKA SKPD
ketersediaan barang milik daerah data barang yang ada dalam
pemakaian
standarisasi sarana dan
prasarana kerja pemerintahan (Peraturan KDH)
• Rencana Kebutuhan Barang
Milik Daerah (RKBMD) dan
• Rencana Kebutuhan
Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD)
APBD
APBD
• Daftar Kebutuhan Barang
Milik Daerah (DKBMD)
• Daftar Kebutuhan
Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD)
(7)
FAKTOR PENYEBAB
BELUM DIPEROLEH OPINI WTP – BAGI PEMDA
1) Adanya kelemahan sistem pengendalian intern
2) Belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib
3) Tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku
4) Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
5) Kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan
6) Kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan dan aset (BMD) pada pemerintah daerah
7) Informasi yang disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) belum cukup memadai
(8)
PERMASALAHAN TATA KELOLA BMD
KOTA SURABAYA BERDASARKAN HASIL AUDIT BPK TA 2015
1) Kelemahan dalam pencatatan aset kapitalisasi
2) Terdapat Aset Tetap Peralatan dan Mesin sebanyak 258
unit masih dicatat dengan nilai perolehan Rp0,00 dan
Rp1,00 pada Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan,
serta Disbudpar
3) Biaya
perencanaan
dan
pengawasan
sebesar
Rp225.743.925,00 telah dicatat dalam sistem aplikasi
e-SIMBADA (KIB C) namun masih dicatat sebagai aset
tersendiri atau belum digabungkan ke dalam aset
induknya yaitu Aset Tetap Gedung dan Bangunan pada
tiga SKPD
4) Honor-honor pengadaan, biaya pengukuran dan biaya
appraisal
telah dicatat dalam sistem aplikasi e-SIMBADA
(KIB A) namun masih dicatat sebagai aset tersendiri atau
belum digabungkan ke dalam aset induknya..
(9)
5) Aset Tetap Gedung dan Bangunan sebanyak 343 unit
masih dicatat dengan nilai perolehan Rp0,00 pada Dinas
Pengelolaan Bangunan dan Tanah
6) Biaya-biaya
perencanaan
pekerjaan
fisik
yang
direalisasikan sebelum TA 2015 telah dicatat sebagai KDP
e-SIMBADA (KIB F) sebanyak 386 unit senilai
Rp58.358.581.213,62 pada empat SKPD, namun sampai
dengan pemeriksaan berakhir tanggal 6 Mei 2015,
pengurus barang SKPD tidak dapat memberikan data dan
informasi mengenai penyelesaian dan pencatatan atas
pekerjaan fisik dari masing-masing biaya perencanaan
tersebut
9
PERMASALAHAN TATA KELOLA BMD
(10)
7) terdapat
beberapa
kelemahan
penerapan
rumus
penyusutan Aset Tetap dalam sistem aplikasi e-SIMBADA
sehingga penyusutan Aset Tetap tidak sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan, sebagai berikut:
Terdapat Aset Tetap yang telah habis masa
manfaatnya namun masih terus disusutkan sehingga
nilai
akumulasi
penyusutannya
melebihi
nilai
perolehannya sebesar Rp19.652.434.842,96 pada
empat SKPD
Terdapat Aset Tetap Bangunan dan Gedung dengan
nilai perolehan sebesar Rp2.249.907.754,04 yang
telah habis umur ekonomisnya namun tidak memiliki
nilai akumulasi penyusutan pada Dinas Perhubungan
PERMASALAHAN TATA KELOLA BMD
(11)
SASARAN RECOVERY E-SIMBADA
Biaya-biaya yang dapat dikapitalisasi seperti biaya perencanaan dan pengawasan yang semula masih tercatat tersendiri dalam e-SIMBADA telah dilakukan perbaikan, yaitu digabungkan ke dalam aset induknya untuk golongan Aset Tetap Gedung dan Bangunan;
Adanya perbaikan terhadap kesalahan pencatatan dalam program aplikasi e-SIMBADA;
Adanya perbaikan penerapan rumus penyusutan Aset Tetap dalam sistem aplikasi e-SIMBADA;
Adanya perbaikan terhadap mutasi antar SKPD dalam program aplikasi e-SIMBADA; dan
Saldo awal Aset Tetap TA 2016 yang dicatat dalam e-SIMBADA telah selaras dengan saldo awal hasil audit BPK.
(12)
PEJABAT PENGELOLA BMD PROV/KAB/KOTA
KEPALA DAERAH
PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN BMD
SEKRETARIS DAERAH PENGELOLA BMD
KEPALA BIRO/BPKAD/PERLKP PEMBANTU PENGELOLA
KAPALA SKPD KAPALA SKPD
PENGGUNA PENGGUNA
KEPALA UPTD
PENGURUS BARANG
PENGURUS BARANG
PEMBANTU PENGURUS BARANG
KUASA PENGGUNA
PEMBANTU PENGURUS BARANG
(13)
Wewenang & Tanggung jawab Sekda
selaku
Pengelola BMD
Meneliti & menyetujui Rencana Kebutuhan
BMD (RK-BMD) dan Rencana Kebutuhan
Pemeliharaan/ Perawantan BMD (RKP-BMD);
Mengajukan usul pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerahyang
memerlukan persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota;
Mengatur pelaksanaan pemanfaatan,
penghapusan dan pemindahtanganan BMD yg
telah disetujui Kepala Daerah;
Melakukan Koordinasi pelaksanaan
inventarisasi BMD;
Melakukan pengawasan dan pengendalian
(14)
Tugas Dan Fungsi
Sekretaris Daerah selaku Pengelola
Barang
Menetapkan pejabat
yang mengurus dan
menyimpan barang milik daerah;
Meneliti dan menyetujui
rencana kebutuhan
barang milik daerah;
Meneliti dan menyetujui
rencana kebutuhan
pemeliharaan/ perawatan barang milik
daerah;
Mengatur
pelaksanaan
pemanfaatan,
penghapusan dan pemindah tanganan
barang milik daerah yang telah disetujui oleh
Kepala Daerah atau DPRD;
Melakukan
koordinasi
dalam pelaksaan
inventarisasi
barang milik daerah; dan
Melakukan
pengawasan dan pengendalian
(15)
16
MENGKOORDINIR PENYELENGGARAAN BMD YANG ADA PADA MASING – MASING SKPD
MENGKOORDINIR PENYELENGGARAAN BMD YANG ADA PADA MASING – MASING SKPD
TANGGUNG JAWAB Kepala Biro/Kepala BPKAD/Bagian Perlengkapan/ Umum/Unit Pengelola BMD Selaku PEMBANTU PENGELOLA
(16)
Tugas dan Tanggungjawab
Kepala SKPD
mengajukan
rencana kebutuhan dan
pemeliharaan
barang milik daerah kepada
pengelola barang;
mengajukan permohonan
penetapan status
untuk
penggunaan dan/atau penguasaan barang milik
daerah;
melakukan
pencatatan dan inventarisasi
barang
milik daerah yang berada dalam penguasaannya;
menggunakan bmd yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
mengamankan dan memelihara
barang milik
daerah yang berada dalam penguasaannya;
(17)
Lanjutan…
mengajukan usul pemindahtanganan barang milik
daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD;
menyerahkan tanah dan/atau bangunan dan selain
tanah dan/atau bangunan yang tidak dimanfaatkan
untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui
pengelola barang;
melakukan pengawasan dan pengendalian atas
penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaan nya; dan
menyusun dan menyampaikan Laporan Barang
Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Inventarisasi
5 (lima) tahunan (sensus) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola barang.
Tugas dan Tanggungjawab
Kepala SKPD
(18)
Wewenang & Tanggungjawab Kepala UPTD
selaku
Kuasa Pengguna BMD
Mengajukan rencana kebutuhan BMD kpd
Kepala SKPD;
Menggunakan BMD utk penyelenggaraan
Tupoksi;
Melakukan Pencatatan dan Inventarisasi BMD;
Mengamankan dan memelihara BMD SKPD;
Melakukan pengawasan & pengendalian
penggunaan BMD;
Menyusun dan menyampaikan Laporan
Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS)
dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan
(LBKPT) kepada Kepala SKPD.
(19)
Wewenang & Tanggung Jawab
PENGURUS BARANG PENGGUNA
1) membantu menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan
penganggaran BMD
2) menyiapkan usulan permohonan penetapan status penggunaan
BMD yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;
3) Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi BMD
4) membantu mengamankan BMDyang berada pada Pengguna
Barang;
5) menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan BMD selain tanah dan/atau bangunan;
6) Menyiapkan dokumen penyerahan BMD berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;
(20)
Wewenang & Tanggung Jawab
PENGURUS BARANG PENGGUNA
7) menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan
penghapusan BMD;
8) menyusun laporan barang semesteran dan tahunan;
9) Menyiapkan Surat Permintaan Barang(SPB) berdasarkan nota
permintaan barang;
10) mengajukan Surat Permintaan Barang(SPB) kepada Pejabat Penatausahaan Barang Pengguna;
11) menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran Barang(SPPB) yang dituangkan dalam berita acara penyerahan barang;
12) membuat KIR semesteran dan tahunan; 13) memberi label barang milik daerah;
14) mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang atas perubahan kondisi fisik BMD berdasarkan pengecekan fisik barang;
(21)
Wewenang & Tanggung Jawab
PENGURUS BARANG PENGGUNA
15) melakukan stock opname barang persediaan;
16) menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen kepemilikan BMD dan menyimpan asli/fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;
17) melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang Pengguna Barang dan laporan barang milik daerah;dan 18) Membuat laporan mutasi barangsetiap bulan yang disampaikan
kepada Pengelola Barang melalui Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang.
22
(22)
Dokumen yg harus ditatausahakan :
1. Daftar Penerimaan Barang dari Pihak III (Lampiran 23)
2. Kartu Inventaris Barang (KIB) A. Tanah (Lampiran 25)
3. KIB B. Peralatan dan Mesin (Lampiran 26)
4. KIB C. Gedung dan Bangunan (Lampiran27)
5. KIB D. Jalan, Irigasi dan Jaringan (Lampiran 28)
6. KIB E. Aset Tetap Lainnya (Lampiran 29)
7. KIB F. Konstruksi Dalam Pengerjaan (Lampiran 30)
8. Kartu Inventaris Ruangan/KIR (Lampiran 31)
9. Buku Inventaris (Lampiran 32)
10. Rekapitulasi Buku Inventaris (Lampiran 33)
11. Laporan Mutasi Barang – Semester (Lampiran 34)
12. Daftar Mutasi Barang – Tahunan (Lampiran 35)
13. Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang (Lampiran 36)
14. Daftar Usulan Barang yg Akan Dihapus (Lampiran 37)
15. Daftar BMD yg Diguna-usahakan (Lampiran 38)
16. Kartu Pemeliharaan Barang (Lampiran 42)
Tugas Pengurus Barang
(
lanjutan
)
(23)
www.bpkp.go.id
TIM PENGEMBANG SPIP DEPUTI PEREKONOMIAN 24
UNSUR SPIP
(SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH)
Terdiri dari 5 unsur :
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Terdiri dari 5 unsur :
1.
Lingkungan Pengendalian
2.
Penilaian Risiko
3.
Kegiatan Pengendalian
4.
Informasi dan Komunikasi
(24)
25
KOMPONEN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
THD TATA KELOLA ASET TETAP
No Komponen LP Uraian
1 Penegakan Integritas
dan Nilai Etika Aturan perilaku, keteladanan, penegakan tindakan disiplin, menghapus kebijakan yang dapat mendorong perilaku tidak etis
2 Komitmen terhadap
kompetensi Identifikasi dan penetapan kegiatan masing2 tupoksi, menyusun standar kompetensi
(Pengurus/penyimpan barang), penyelenggaraan diklat bimtek, memilih pejabat yg mengelola BMD berdasarkan kompetensi.
3 Kepemimpinan yang
kondusif Mempertimbangkan resiko dlm pengambilan keputusan, Menerapkan manajemen berbasis kinerja, Melindungi atas aset dan informasi atas akses dan penggunaan yang tidak sah, Merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan tata kelola BMD
(25)
26
KOMPONEN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
THD TATA KELOLA ASET TETAP
No Komponen LP Uraian
4 Pembentukan
struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
Memberikan kejelasan wewenang dan tanggungjawab pengelola barang, pengguna barang, pengurus barang dan penyimpan barang; Memberikan kejelasan
hubungan dan jenjang pelaporan BMD; Menetapkan jumlah pengurus barang/penyimpan barang yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
5 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggungjawabnya dalam rangka pencapaian tujuan IP; Pegawai memahami wewenang dan tanggungjawabnya; pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab terkait dengan penerapan SPI
6 Penyusunan dan penerapan kebijakan pembinaan sumber daya manusia
Penetapan kebijakan prosedur sejak rekrutmen;
Penelusuran latarbelakang calon pengurus/penyimpan barang dlm proses rekrutmen; Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai (pengurus/penyimpan barang)
(26)
27
KOMPONEN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
THD TATA KELOLA ASET TETAP
No Komponen LP Uraian
7 Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif
• Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, ekonomi, efisiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan penyelenggaraan tata kelola aset tetap (BMD)
• Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tata kelola BMD
• Memelihara dan meningkatkan kualitas tatakelola penyelenggaraan BMD
8 Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait
Adanya mekanisme saling uji antar IP terkait (Pemkot – Pemprov – Kemendagri – BPK – BPKP)
(27)
PRA SYARAT EFEKTIVITAS
LINGKUNGAN PENGENDALIAN – TATA
KELOLA ASET TETAP
a. berkompeten
b. memahami tanggung jawabnya
c. memahami batasan kewenangannya d. memiliki pengetahuan yang memadai
e. memiliki kesadaran yang penuh dan komitmen untuk melakukan apa yang benar
f. berkomitmen untuk mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi berikut standar etika dan perilaku
28
(28)
KONDISI UMUM LINGKUNGAN PENGENDALIAN
THD TATA KELOLA ASET TETAP
1) Penegakan tindakan disiplin terhadap pegawai yang melanggar aturan pemanfaatan/penggunaan BMD belum berjalan secara tegas dan baik
2) Keteladanan dari pimpinan terhadap pemanfaatan atau penggunaan aset tetap belum tercermin dengan baik.
3) Pemilihan pejabat pengurus barang belum sepenuhnya berdasarkan kompetensi
4) Terdapat pengurus barang yang tidak memahami wewenang dan tanggungjawabnya
5) Belum dilakukan supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai (pengurus barang)
6) Inspektorat Kab/Kota belum memberikan peringatan dini dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
(29)
30
CONTOH - PEMETAAN RESIKO
PENGELOLAAN ASET TETAP
(30)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN ASET TETAP UNTUK
MENDUKUNG PENCAPAIAN OPINI WTP
1) Tersedianya program aplikasi komputer (e-SIMBADA) untuk menjamin pencatatan dan pelaporan aset tetap (BMD) telah dilakukan dengan baik sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2) Pos aset tetap yang disajikan di neraca dapat dibreakdown pada
masing-masing KIB serta dapat ditelusuri sampai dokumen dasar
(traceable)
3) Kapitalisasi aset tetap telah dicatat dengan benar dalam e-SIMBADA
4) Perhitungan penyusutan aset tetap dalam e-SIMBADA telah dilakukan dengan benar sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan 5) Aset Tetap kondisi rusak berat telah diusulkan penghapusannya
oleh masing-masing SKPD.
6) Tidak ada aset tetap yang tidak bernilai. Jika masih ada aset tetap yang tidak bernilai perlu dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK).
(31)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN ASET TETAP UNTUK
MENDUKUNG PENCAPAIAN OPINI WTP 7) Seluruh aset tetap yg ada telah dicatat dlm BI dan KIB.
8) Jika ada aset tetap (tanah) dalam sengketa perlu dijelaskan dlm CalK.
9) Menjamin aset tetap yang diperoleh dari hibah dan belanja BOS telah dicatat oleh Pengurus Barang.
10) Adanya rekonsiliasi penambahan aset tetap dengan realisasi belanja modal pada tahun berjalan.
11) Aset Tetap – Tanah yang belum bersertifikat perlu dijelaskan secara memadai dalam CaLK.
12) Adanya lampiran pendukung pos aktiva tetap yang lengkap dalam rangka meningkatkan kualitas penyajian pos aktiva tetap.
13) Perlunya peningkatan kompetensi secara terus-menerus bagi pengurus barang / penyimpang barang melalui diklat, workshop dan bimbingan teknis ttg pengelolaan aset tetap.
(32)
TERIMA KASIH
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR
Jalan Raya Bandara Juanda Nomor 38 Sidoarjo 61254
(1)
PRA SYARAT EFEKTIVITAS
LINGKUNGAN PENGENDALIAN – TATA
KELOLA ASET TETAP
a. berkompeten
b. memahami tanggung jawabnya
c. memahami batasan kewenangannya d. memiliki pengetahuan yang memadai
e. memiliki kesadaran yang penuh dan komitmen untuk melakukan apa yang benar
f. berkomitmen untuk mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi berikut standar etika dan perilaku
(2)
KONDISI UMUM LINGKUNGAN PENGENDALIAN
THD TATA KELOLA ASET TETAP
1) Penegakan tindakan disiplin terhadap pegawai yang melanggar aturan pemanfaatan/penggunaan BMD belum berjalan secara tegas dan baik
2) Keteladanan dari pimpinan terhadap pemanfaatan atau penggunaan aset tetap belum tercermin dengan baik.
3) Pemilihan pejabat pengurus barang belum sepenuhnya berdasarkan kompetensi
4) Terdapat pengurus barang yang tidak memahami wewenang dan tanggungjawabnya
5) Belum dilakukan supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai (pengurus barang)
6) Inspektorat Kab/Kota belum memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tata kelola BMD
(3)
CONTOH - PEMETAAN RESIKO
PENGELOLAAN ASET TETAP
(4)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN ASET TETAP UNTUK
MENDUKUNG PENCAPAIAN OPINI WTP
1) Tersedianya program aplikasi komputer (e-SIMBADA) untuk menjamin pencatatan dan pelaporan aset tetap (BMD) telah dilakukan dengan baik sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2) Pos aset tetap yang disajikan di neraca dapat dibreakdown pada masing-masing KIB serta dapat ditelusuri sampai dokumen dasar
(traceable)
3) Kapitalisasi aset tetap telah dicatat dengan benar dalam e-SIMBADA
4) Perhitungan penyusutan aset tetap dalam e-SIMBADA telah dilakukan dengan benar sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan 5) Aset Tetap kondisi rusak berat telah diusulkan penghapusannya
oleh masing-masing SKPD.
6) Tidak ada aset tetap yang tidak bernilai. Jika masih ada aset tetap yang tidak bernilai perlu dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan
(5)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN ASET TETAP UNTUK
MENDUKUNG PENCAPAIAN OPINI WTP
7) Seluruh aset tetap yg ada telah dicatat dlm BI dan KIB.
8) Jika ada aset tetap (tanah) dalam sengketa perlu dijelaskan dlm CalK.
9) Menjamin aset tetap yang diperoleh dari hibah dan belanja BOS telah dicatat oleh Pengurus Barang.
10) Adanya rekonsiliasi penambahan aset tetap dengan realisasi belanja modal pada tahun berjalan.
11) Aset Tetap – Tanah yang belum bersertifikat perlu dijelaskan secara memadai dalam CaLK.
12) Adanya lampiran pendukung pos aktiva tetap yang lengkap dalam rangka meningkatkan kualitas penyajian pos aktiva tetap.
13) Perlunya peningkatan kompetensi secara terus-menerus bagi pengurus barang / penyimpang barang melalui diklat, workshop dan bimbingan teknis ttg pengelolaan aset tetap.
(6)
TERIMA KASIH
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR
Jalan Raya Bandara Juanda Nomor 38 Sidoarjo 61254