Road map RB Kemendag 2015 2019
(2)
ROAD MAP REFORMASI
BIROKRASI KEMENTERIAN
PERDAGANGAN
(3)
ii
Ringkasan Eksekutif
Reformasi Birokrasi merupakan perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi,
antara lain kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan,
akuntabilitas aparatur, pengawasan, dan pelayanan publik. Keberhasilan Reformasi
Birokrasi merupakan faktor penentu keberhasilan keseluruhan agenda pemerintahan,
termasuk dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi Kolusi dan
Nepotisme/KKN
(clean government}
dalam keseluruhan skenario perwujudan
kepemerintahan yang baik
(good governance}.
Pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan tahun 2010-2014 telah
banyak memberikan kemajuan. Penataan Peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan melalui pengkajian terhadap Peraturan Menteri Perdagangan, Penataan
kelembagaan perwakilan luar negeri, penyusunan SOP Makro dan Mikro, pelaksanaan
rekrutmen CPNS secara online dan seleksi menggunakan system CAT, pencanangan
zona integritas, pencapaian nilai LAKIP yang berada pada kategori Baik, kemudian pada
pelayanan publik terdapat penerapan
full mandatory online
perijinan, dan pada
manajemen perubahan terdapat perubahan perilaku pegawai pada ketertiban jam kerja.
Meski demikian, Kementerian Perdagangan masih menghadapi kendala dan
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti belum dilakukannya penilaian pegawai
berbasis kompetensi pada seluruh pegawai Kementerian Perdagangan, belum adanya
Instrumen Evaluasi Kinerja Organisasi yang dapat menganalisis kesesuaian struktur
organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan, implementasi SOP masih belum
memiliki
outcome
di unit kerja, dan lain sebagainya.
Dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah kepada perubahan
tata kelola pemerintahan atau reformasi birokrasi, Kementerian Perdagangan menyusun
Road Map Reformasi Birokrasi 2015 - 2019 sebagai rencana teknis dan detail mengenai
pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan 2015 - 2019, yang bertujuan
untuk memberikan arahan mengenai perubahan yang ingin dilakukan untuk mencapai
sasaran reformasi birokrasi, yaitu mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel,
birokrasi yang efektif dan efisien dan terwujudnya birokrasi yang memiliki pelayanan
publik yang berkualitas.
Untuk mencapai sasaran reformasi birokrasi yang telah disebutkan di atas, telah
dibuatkan program kerja yang fokus pada delapan area perubahan. Ke delapan area
perubahan tersebut adalah mental aparatur (revolusi mental), pengawasan,
akuntabilitasm kelembagaan, tatalaksana, SDM aparatur, Peraturan
(4)
perundang-iii
undangan, dan pelayanan publik. Masing-masing pokja pun telah menyusun
kegiatan-kegiatan strategis untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Total kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah 112 kegiatan dalam 5 tahun ke depan. Dengan rincian sebagai
berikut: pokja manajemen perubahan (mental aparatur) 7 kegiatan, pengawasan 11
kegiatan, akuntabilitas 10 kegiatan, kelembagaan 12 kegiatan, tatalaksana 19 kegiatan,
SDM aparatur 14 kegiatan, perundang-undangan 4 kegiatan, pelayanan publik 35
kegiatan. Adapun prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.
Prioritas kegiatan dalam birokrasi yang bersih dan akuntabel antara lain (i) penguatan
SPIP di lingkungan unit kerja Kementerian Perdagangan, (ii) pelaksanaan
whistleblowing system, (iii) pelaksanaan pedoman benturan kepentingan, dan (iv)
penyempurnaan SAKIP sebagai pilar manajemen kinerja.
2.
Prioritas kegiatan dalam birokrasi yang efektif dan efisien antara lain (i) penataan
kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran, (ii) penyusunan dan penetapan
kebutuhan pegawai ASN, (iii) pelaksanaan rekruitmen dan seleksi secara transparan
dan berbasis komputer, (iv) menyusun
dan menetapkan
pola karir, (v) penguatan
sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja, (vi)
penerapan government dalam rangka mendukung proses birokrasi, dan (vii)
e-procurement dan e-catalog.
3.
Prioritas kegiatan dalam pelayanan publik yang berkualitas antara lain (i)
pengembangan e-government dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, (ii) evaluasi peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan, (iii)
penyusunan
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
perdagangan,
(iv)
penambahan jumlah perijinan yang bersifat mandatory online, (v) merevisi
Kepmendag terkait layanan informasi publik, (vi) mengembangkan sistem manajemen
mutu pelayanan publik, dan (vii) pembuatan website pelayanan verifikasi standar
ukuran dan kalibrasi alat ukur metrologi teknis.
Sebagai penutup, melalui road map ini diharapkan dapat menjadi media penyamaan
persepsi dan langkah dari semua komponen di lingkungan Kementerian Perdagangan
guna tercapainya sasaran dan target reformasi birokrasi. Dan yang paling utama adalah
pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan harus mampu membawa
perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya bagi seluruh pegawai Kementerian
Perdagangan serta masyarakat Indonesia secara umum.
(5)
iv
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
________________________________________________________ ii
Daftar Isi
__________________________________________________________________ iv
Pendahuluan
______________________________________________________________ 1
Capaian Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
__________________________ 4
I.
Gambaran Umum
____________________________________________________ 4
II.
Target Reformasi Birokrasi
_____________________________________________ 6
III. Permasalahan Dalam Reformasi Birokrasi
________________________________ 7
IV. Hasil Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan 2010-2014
_ 9
V.
Quick Wins 2010-2014
_______________________________________________ 19
VI. Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
______________________________ 21
Agenda Reformasi BirokrasiKementerian Perdagangan
__________________________ 28
I.
Arah Reformasi Birokrasi 2015-2019
__________________________________ 28
II.
Sasaran Reformasi Birokrasi
__________________________________________ 29
III. Ukuran Keberhasilan
________________________________________________ 30
IV.
Area Perubahan
____________________________________________________ 31
V.
Q
UICKW
INS2015
-2019
________________________________________________ 40
VI.
M
ANAJEMENP
ELAKSANAANR
EFORMASIB
IROKRASI _____________________________ 41Monitoring Dan Evaluasi
____________________________________________________ 44
I.
Monitoring
_________________________________________________________ 44
II.
Evaluasi
___________________________________________________________ 45
Penutup
_________________________________________________________________ 47
(6)
1
Pendahuluan
alam
grand design
reformasi birokrasi yang ditetapkan dalam Peraturan
Presiden No. 81 Tahun 2010, pemerintah menargetkan Indonesia memiliki
pemerintahan yang berkelas dunia. Sejalan dengan hal tersebut,
pelaksanaanreformasi birokrasi merupakan salah satu bidang utama dalam
pembangunan nasional. Bahkan sejak RPJM 2004 - 2009 dan 2010 - 2014,
pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi prioritas nasional. Oleh karena itu,
keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Hasil-hasil yang telah diperoleh dari
pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010
–
2014 menjadi dasar bagi
pelaksanaan reformasi birokrasi pada tahapan selanjutnya (2015
–
2019). Dengan kata
lain, pelaksanaan reformasi birokrasi 2015
–
2019 merupakan penguatan dari
pelaksanaan reformasi birokrasi tahapan sebelumnya serta pembaharuan dalam
menghadapi permasalahan baru di masa mendatang.
Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam periode 2010 - 2014 telah membuahkan
sejumlah perubahan, namun tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaanya masih belum
optimal. Penyelenggaraan pemerintahan belum mencerminkan penyelenggaraan yang
bersih dan bebas KKN, inefisien penganggaran, kelembagaan birokrasi pemerintah
belum efektif, dan pelayanan perijinan masih belum efektif dan efisien. Dan saat ini,
Reformasi Birokrasi 2015 - 2019 menargetkan birokrasi yang bersih dan akuntabel,
birokrasi yang efektif dan efisien, serta birokrasi yang memiliki pelayanan yang
berkualitas.
Kementerian Perdagangan adalah kementerian dalam Pemerintahan Indonesia yang
memiliki peran strategis dalam menentukan strategi pembangunan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara, Kementerian Perdagangan mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di Bidang Perdagangan sebagai
Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi untuk Kemakmuran Rakyat Yang
Berkeadilan. Dalam agenda pembangunan nasional, Kementerian Perdagangan dalam
periode 2015 - 2019 memiliki tiga misi dalam membangun sektor perdagangan, yaitu:
(1) meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan;
(2) meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas, dan
(3) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik disektor perdagangan. Di sisi lain,
(7)
2
Kementerian perdagangan juga dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dapat
mempengaruhi pencapaian sasaran tersebut. Belum optimalnya pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik, belum sinerginya kebijakan pusat dan daerah merupakan salah
satu kendala yang harus dibenahi dalam kerangkan reformasi birokrasi di Kementerian
Perdagangan.
Seperti halnya melakukan suatu perjalanan, setelah ditentukan tujuan dan sasaran
maka diperlukan peta yang baik yang dapat menuntun organisasi mencapai tujuan tepat
waktu secara efektif dan efisian. Dalam roadmap reformasi birokrasi 2015 - 2019,
Kementerian Perdagangan perlu mempertajam road map Reformasi Birokrasi sehingga
percepatan perubahan dapat segera dirasakan dan berdampak lebih luas. Sesuai arahan
dari KemenPAN & RB, lima prinsip yang menjadi perhatian Kementerian Perdagangan
dalam menyusun roadmap adalah program yang berkelanjutan, menyesuaikan dengan
isu strategis, dikemas sesuai dengan nawacita, sinergi dengan RPJMN, dan memiliki
strategi implementasi.
Tujuan disusunnya road map Reformasi Birokrasi adalah untuk dijadikan panduan
bagi pengelola reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan melakukan
langkah kongkrit menjalankan program Reformasi Birokrasi dan meningkatkan kualitas
birokrasi Kementerian Perdagangan. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi
Kementerian Perdagangan dilakukan dengan berkoordinasi di seluruh unit dan
memperhatikan masukan dari para pemangku kepentingan. Karena itu, Road Map
Reformasi Birokrasi disusun dengan mengutamakan prioritas jangka pendek, jangka
menengah dan capaian yangakan dilakukan dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Secara garis besar, buku Road Map Reformasi Birokrasi terdiri dari gambaran reformasi
birokrasi
Kementerian
Perdagangan,
agenda
reformasi
birokrasiKementerian
Perdagangan, monitoring dan evaluasi, serta penutup. Roadmap juga dilengkapi dengan
lampiran matriks rencana aksi program kerja.
(8)
Capaian Reformasi Birokrasi Kemendag
•
GAMBARAN UMUM
•
TARGET REFORMASI BIROKRASI
•
PERMASALAHAN DALAM REFORMASI BIROKRASI
•
HASIL PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2010 - 2014
•
QUICK WINS 2010 - 2014
PENILAIAN PELAKSANAAN REFORMASI
BIROKRASI
(9)
4
Capaian Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
I.
Gambaran Umum
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan mulai dicanangkan
sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/15/M.PAN /7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi. Untuk
melaksanakan reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan telah dibentuk Tim
Pengarah, Tim Pelaksana dan Sekretariat Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
276/M-DAG/KEP/2/2011.
Perubahan dalam pola pikir dan pola perilaku dalam kinerjapegawai di Kementerian
Perdagangan adalah tujuan utama daripelaksanaan Reformasi Birokrasi. Hal tersebut
dilakukan melaluiupaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikanperubahan
atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik pada8 (delapan) area perubahan, yaitu:
pola pikir (
mindset
) danbudaya kerja (
culture set
) aparatur, peraturan
perundang-undangan,organisasi, tatalaksana, sumber daya manusia aparatur, pengawasan,
akuntabilitas, dan pelayanan publik.
Gambar 1. Photo Proses Pelaksanaan Verifikasi Lapangan 2012
Gambar 2. Photo Pelaksanaan Entry Meeting dalam rangka Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)
(10)
5
Gambar 3. Photo Pelaksanaan Exit Meeting Tahun 2015
Gambar 4. Photo Pelaksanaan PMPRB On Line Tahun 2015
Berdasarkan roadmap Reformasi birokrasi tahun 2010 - 2014, reformasi birokrasi
Kementerian Perdagangan berada pada tingkat mikro atau instansional yang terdiri dari
9 (sembilan) program dan 26 (dua puluh enam) kegiatan. Berdasarkan Keputusan
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan selaku Ketua Tim Pelaksana Reformasi
Birokrasi Kementerian Perdagangan Nomor 078/SJ-DAG/KEP/7/2011 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Dalam RangkaReformasi Birokrasi Kementerian
Perdagangan, telah ditetapkan 9 (sembilan) Pokja yang menangani 9 (sembilan) program
reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan RI, yaitu :
(11)
6
II.
Target Reformasi Birokrasi
Berdasarkan road map reformasi birokrasi 2012
–
2014, tujuan, target, dan
sasaran reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan adalah:
Sasaran
Manajemen Perubahan
•
Terbangunnya
kesamaan
persepsi,
komitmen,
konsistensi serta keterlibatan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan reformasi birokrasi pada
seluruh
tingkatan
pegawai
pada
Kementerian/Lembaga.
Penataan Peraturan
Perundang-undangan
•
Tercapainya peraturan perundang
–
undangan yang
harmonis dan sinkron dan pelaksanaannya yang
efektif dan efisien.
Penataan dan penguatan
Organisasi
•
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan
terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang
dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi.
Penataan Tatalaksana
•
Terselenggaranya transparansi, akuntabilitas dan
standardisasi
proses
penyelenggaraan
pemerintahan.
Penataan
Sistem
Manajemen SDM Aparatur
•
Diperolehnya pegawai baru maupun yang sedang
berkarir yang memiliki tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan jabatannya.
•
Meningkatnya pemahaman dan penerapan atas
uraian tugas.
•
Terwujudnya profil kompetensi untuk masing -
masing jabatan di dalam organisasi dan tersedianya
informasi secara komprehensif dan akurat mengenai
(12)
7
Tabel 2. Tujuan, Target dan Sasaran Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
III.
Permasalahan Dalam Reformasi Birokrasi
Dalam mewujudkan sasaran reformasi birokrasi masih terdapat kendala dan tantangan
yang dihadapi, antara lain:
1.
Manajemen Perubahan
a)
Sosialisasi reformasi birokrasi kepada seluruh pegawai belum maksimal
khususnya di Unit Kerja Daerah;
b)
Evaluasi efektifitas Role Model dalam mengembangkan budaya organisasi
belum dilaksanakan;
c)
Sistem
Whistle Blower
belum dibentuk;
d)
Kurangnya perangkat-perangkat pendukung peran
role model
dan
agent of
change
, yaitu: aturan, sarana prasarana dan peningkatan kapasitas.
2.
Penataan Peraturan Perundang-undangan
a)
Dalam perkembangan pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang
telah ditetapkan terdapat beberapa ketentuan yang dalam pelaksanaannya
sering kali tidak dapat diimplementasikan karena dinamisnya sektor
perdagangan;
b)
Belum dilakukan pemetaan terhadap peraturan perundang-undangan
(khusus Permendag);
c)
Belum disusunnya Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2014 tentang Perdagangan.
profil kompetensi individu.
•
Terwujudnya sistem pengukuran kinerja individu
yang obyektif, transparan dan akuntabel.
•
Berjalannya sistem informasi pegawai yang akurat,
transparan dan akuntabel.
•
Berjalannya sistem pendidikan dan pelatihan
pegawai yang mengurangi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai dan
kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan.
Penguatan Pengawasan
•
Tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan
efektif serta taat pada peraturan dan berjalannya
pengelolaan keuangan negara yang handal dan
terpercaya.
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
•
Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja organisasi
yang efektif.
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
•
Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat,
lebih aman, lebih baik, dan lebih terjangkau
(13)
8
3.
Penataan Dan Penguatan Organisasi
a)
Belum adanya Instrumen Evaluasi Kinerja Organisasi yang dapat
menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan
dihasilkan;
b)
Penyusunan struktur organisasi masih dalam proses penyelesaian. Kendala
dalam penyusunan struktur organisasi adalah perlu adanya naskah
akademis dan hasil penelaahan evaluasi tugas dan fungsi pada
masing-masing unit.
4.
Penataan Tatalaksana
a)
Kurangnya pemahaman mengenai SOP dari masing-masing unit kerja;
b)
Adanya perbedaan persepsi dalam hal pembuatan SOP, alur kerjanya,
format SOP;
c)
SOP dirasa belum menjadi suatu kebutuhan yang mendesak, sedangkan
SOP merupakan suatu bentuk pembaharuan dan perubahan yang harus
dilakukan dalam rangka Reformasi Birokrasi guna menciptakan komitmen
mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan
untuk mewujudkan
good
governance
;
d)
Adanya penundaan oleh Arsip Nasional mengenai program
e-arsip
dikarenakan Arsip Nasional menilai bahwa mayoritas Kementerian dan
Lembaga belum siap secara pedoman pendukung.
5.
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
a)
Belum dilakukannya penilaian pegawai berbasis kompetensi pada seluruh
pegawai Kementerian Perdagangan;
b)
Promosi terbuka pengisisan jabatan pimpinan tinggi masih terbatas pada
posisi jabatan pimpinan tinggi pratama;
c)
Akan disusun standar kompetensi teknis jabatan fungsional penguji mutu
barang.
6.
Penguatan Pengawasan
a)
Masih kurangnya koordinasi antar anggota kelompok kerja (POKJA) dalam
hal kegiatan reformasi birokrasi terkait penguatan pengawasan;
b)
Belum dilakukannya penilaian berbasis risiko;
c)
Pelaksanaan penanganan benturan kepentingan di lingkungan reformasi
birokrasi belum dilakukan secara efektif;
(14)
9
7.
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
a)
BSC belum menjadi sistem manajemen kinerja yang
mandatory
bagi
Kementerian Perdagangan;
b)
Belum terintegrasinya sistem manajemen kinerja dengan sistem lainnya
seperti e-monitoring dan SKP.
8.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
a)
Faktor keterbatasan anggaran, fasilitas, infrastuktur dan SDM serta
pelatihan menjadi kendala yang diharapkan mendapat perhatian lebih untuk
peningkatan kualitas pelayanan publik;
b)
Belum semua unit dapat meakasanakan audit independen terkait ISO
9001:2008;
c)
Belum diimplementasikannya system
reward
&
punishment
karena terbentur
pada status penyedia layanan yang bukan PNS (ASN).
IV.
Hasil Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
2010 - 2014
Meski dihadapkan pada berbagai kendala dan hambatan, Kementerian
Perdagangan telah berhasil melaksanakan program Reformasi Birokrasi sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam roadmap reformasi birokrasi 2010 - 2014. Adapun capaian
dari masing-masing area perubahan adalah sebagai berikut:
1.
Manajemen Perubahan
Rencana Aksi Manajemen Perubahan 2010 - 2014
Kegiatan Output Outcome
1) Pembentukan Tim Manajemen Perubahan 2) Penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L 3) Sosialisasi dan internalisasi
manajemen perubahan dalam rangka RB
1) Terbentuknya tim manajemen perubahan Kementerian/Lembaga 2) Tersedianya dokumen strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi Kementerian/Lembaga
3) Terselenggaranya sosialisasi dan internalisasi manajemen
perubahan dalam rangka reformasi birokrasi
Terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan
pegawai pada
(15)
10
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a)Tersusunnya SK Tim Manajemen Perubahan Kemendag b)Peningkatan Komitmen Pimpinan dalam melaksanakan RB c) Pembentukan Role Model dan Agent Of Change
d)Terlaksananya Pelatihan bagi Tim Manajemen Perubahan untuk menciptakan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
e)Change Participation Workshop f) Internal Communication Workshop
g)Mengembangkan budaya dialog, kerja sama, inovatif, evaluasi, saling menghargai dan peningkatan kinerja organisasi
h)Tersusunnya hasil assessment area perubahan, dokumen strategi manajemen perubahan, strategi komunikasi dan strategi pelatihan
i) Penyampaian Isu aktual melalui rapat dan newsletter
j) Kompetisi foto RB
k) Sosialisasi dan Survey kepuasan pegawai
Tabel 3. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Manajemen Perubahan (2010-2014)
(16)
11
2.
Penataan Peraturan Perundang-undangan
Rencana Aksi Penataan Peraturan Perundang-undangan 2010 - 2014
Kegiatan Output Outcome
Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga
1)Teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian/ Lembaga
2)Tersedianya peta peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron di lingkungan
Kementerian/Lembaga masing-masing serta lainnya
3)Terlaksananya regulasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan
Tercapainya peraturan perundang-undangan yang harmonis dan sinkron dan pelaksanaannya yang efektif dan efisien
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Hasil inventarisasi peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan dari tahun 1996 - 2014; b) Hasil evaluasi terhadap peraturan peraturan Menteri Perdagangan;
c) Disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
d) Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang;
e) Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang;
f) Tersusunnya rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi; g) Tersusunnya rancangan Peraturan Pemerintah tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang; h) Telah dilakukan pengkajian terhadap Peraturan Menteri Perdagangan sebanyak 41 Kajian pada Tahun 2013.
Tabel 4. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Penataan Peraturan Perundang-undangan (2010-2014)
(17)
12
3.
Penataan dan Penguatan Organisasi
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1.Restrukturisasi /penataan tugas dan fungsi unit kerja pada Kementerian/ Lembaga 2.Penguatan unit kerja yang
menangani fungsi organisasi, tatalaksana, pelayanan publik, kepegawaian dan diklat
1)Tersedianya peta tugas dan fungsi unit kerja pada Kementerian/ Lembaga yang tepat fungsi dan tepat ukuran. 2)Terbentuknya unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana, pelayanan publik, kepegawaian dan diklat yang mampu mendukung tercapainya tujuan dan sasaran reformasi birokrasi
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Telah dilakukan Self Assessment tentang evaluasi kinerja organisasi sebagai bahan identifikasi awal perbaikan kinerja organisasi
b) Telah disusun Permendag tentang Ortaker KementerianPerdagangan (Berdasarkan hasil Review Organisasi Tahun 2011) dan arah kebijakan lainnya
c) Telah disusun Permendag tentang Ortaker Atase Perdagangan dan ITPC
d) Permendag tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan, yaitu disusunnyaPermendag Nomor 57 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan.
e) Telah dilakukan analisa dan rekomendasi LNS bidang Perdagangan, yang ditindaklanjuti dengan penyempurnaan struktur organisasi dan tata kerja Lembaga Non Struktural (LNS) Bidang Perdagangan f) Analisa dan rekomendasi Struktur SKPD yang ditindaklanjuti dengan penataan SKPD Perdagangan g) Identifikasi terhadap organisasi dan tata kerja yang sesuai dengan kebutuhan unit, serta hasil
penyempurnaan organisasi dan tata kerja berdasarkan hasil review organisasi h) Terimplementasinya Grand Design Penataan Kelembagaan Perwakilan Luar Negeri i) Konsepsi Usulan Penguatan Organisasi Kementerian Perdagangan 2015-2019
Tabel 5. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi (2010 - 2014)
Gambar 7. Photo Rapat Usulan Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan di KemenPAN dan RB
(18)
13
4.
Penataan Tatalaksana
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1. Penyusunan SOP
penyelenggaraan tugas dan fungsi
2. Pembangunan atau
pengembangan e-government
1)Tersedianya peta tugas dan fungsi unit kerja pada Kementerian/ Lembaga yang tepat fungsi dan tepat ukuran. 2)Terbentuknya unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana, pelayanan publik, kepegawaian dan diklat yang mampu mendukung tercapainya tujuan dan sasaran reformasi birokrasi.
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Penyusunan SOP Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
b) Review SOP Kementerian Perdagangan Berdasarkan Struktur Baru c) Evaluasi SOP Layanan Unggulan
d) Pemetaan proses Bisnis Kementerian Perdagangan e) Penyempurnaan SOP Makro Kementerian
f) Penyusunan SOP Mikro/Instruksi Kerja/Administrasi Pemerintahan g) Pembangunan atau Pengembangan E-Government
h) Pembangunan atau Pengembangan E-Archives
Tabel 6. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Penataan Tatalaksana (2010 - 2014)
Gambar 8. Photo Penyampaian Materi Internal Operational Audit Training Course
Gambar 9. Photo Simulasi pelaksanaan Internal Operational Audit
(19)
14
Gambar 10. Photo Simulasi Penyusunan laporan Internal Operational Audit
5.
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1. Penataan sistem rekrutmen pegawai
2. Analisis Jabatan 3. Evaluasi Jabatan
4. Penyusunan standar kompetensi jabatan
5. Asesmen individu berdasarkan kompetensi
6. Penetrapan sistem penilaian kinerja individu
7. Pembangunan/pengembangan database pegawai
8. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi
1)Terbangunnya sistem rekrutmen yang terbuka, transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi
2)Tersedianya uraian jabatan 3)Tersedianya peringkat jabatan 4)Tersedianya dokumen standar
kompetensi jabatan 5)Tersedianya peta profil
kompetensi individu
6)Tersedianya indikator kinerja individu yang terukur 7)Tersedianya pegawai yang
mutakhir dan akurat
8)Terbangunnya sisitem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik
1) Diperolehnya para pegawai baru maupun yang sedang berkarir yang memiliki tingkat kompetensi yang dipersyaratkan jabatan 2) Meningkatnya pemahaman dan
penerapan atas uraian jabatan yang mengandung tugas, tanggung jawab dan hasil kerja yang harus diemban pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
3) Terwujudnya profil kompetensi untuk masing-masing jabatan di dalam organisasi dan
tersedianya informasi secara komperhensif dan akurat profil kompetensi individu
4) Terwujudnya sistem pengukuran kinerja individu yang obyektif, transparan dan akuntabel 5) Berjalannya sistem informasi
pegawai yang akurat, transparan dan akuntabel
6) Berjalannya sistem pendidikan dan pelatihan pegawai yang mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai dan
kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan
(20)
15
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Pelaksanaan rekrutmen CPNS secara online; b) Dilakukan Analisa dan Evaluasi Jabatan; c) Penyususnan Standar Kompetensi Jabatan; d) Penerapan Sistem Penilaian kinerja Individu;
e) Pembangunan Database dan Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian berbasis web yang terintegrasi; f) Analisis Kebutuhan DIklat;
g) Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi;
h) Penetapan Pola Karir PNS Kementerian Perdagangan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 79/M-DAG/PER/10/2014 tentang Pola Karir Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perdagangan;
i) Telah disusun Pedoman Seleksi Calon Pejabat Pimpinan Tinggi melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 76/M-DAG/PER/10/2014 tentangPedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pejabat Pimpinan Tinggi di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Tabel 7. Rencana Aksi dan Capaian
Pokja Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur (2010 - 2014)
Gambar 11. Proses Rekrutmen Yang Terbuka Secara Online, Objektif, Akuntabel dan Bebas KKN
6.
Penguatan Pengawasan
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPIP) pada masing-masing Kementerian/ Lembaga 2. Peningkatan peran Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai Quality Assurance dan consulting
1)Terjadinya peningkatan ketaatan, efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi 2)APIP yang lebih berperan dalam
melakukan penguatan sistem pengendalian intern, quality assurance dan konsultasi atas pelayanan kepemerintahan
1) Tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif serta taat pada peraturan 2) Berjalannya pengelolaan
keuangn negara yang andal dan terpercaya
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Pelaksanaan kegiatan SPIP b) Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) c) Pelaksanaan Wilayah Tertib Administrasi d) Survei Integritas
e) Pencanangan Zona Integritas f) PMPRB
Tabel 8. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Penguatan Pengawasan (2010-2014)
(21)
16
Gambar 12. Photo Pencanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih (WBBM) di lingkungan Kementerian Perdagangan
Gambar 13. Photo Penyelenggaraan Kegiatan SPIP
Gambar 14. Photo Penerimaan Piagam Pengharagaan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan 2014 oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian didampingi Menteri
(22)
17
7.
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1. Penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
2. Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi 3. Penyusunan Indikator Kinerja
Utama (IKU) pada Kementerian/ Lembaga
1)Terjadinya peningkatan kualitas laporan akuntabilitas kinerja 2)Terbangunnya sistem yang
mampu mendorong tercapainya kinerja organisasi yang terukur 3)Tersusunnya Indikator Kinerja
Utama (IKU) pada Kementerian/ Lembaga
Berajalannya sistem akuntabilitas kinerja organisasi yang efektif
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Nilai LAKIPb) Telah disusun Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP
c) Pimpinan secara langsung terlibat pada saat penyusunan Penetapan Kinerja d) Pimpinan terlibat dalam penyusunan Renstra
Tabel 9. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Penguatan Akuntabilitas Kinerja (2010 - 2014)
Gambar 15. Photo Pelaksanaan RAKER Kemendag 2014
sebagai salah satu sarana dalam penyusunan Renstra Kemendag 2015 - 2019
8.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1. Penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing K/L
2. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public
1)Peningkatan kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau)
2)Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik
Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman, lebih baik, dan lebih terjangkau.
(23)
18
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Self-assesment Unit Kerja Pelayanan Publik;
b) Peningkatan sarana dan prasarana pada masing-masing Pelayanan Publik; c) Penerapan ISO 9001 dalam kegiatan Pelayanan Publik;
d) Telah tersusunnya standar pelayanan pada masing-masing pelayanan public; e) Penerapan Full Mandatory Online perijinan;
f) Penerapan Kode Etik sesuai dengan Permendag No. 33.1/M-DAG/PER/10/2011 tentang Kode Etik Pelayanan dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Perdagangan;
g) Meraih Juara 1 dalam kompetisi Open Government Indonesia (OGI);
h) Mempunyai layanan pengaduan yang bisa diakses melalui email, call center dan kotak pengaduan; i) Masyarakat dapat melihat hasil survey kepuasan melalui http://inatrade.kemendag.go.id, pilih informasi
dengan judul Survei Pelayanan Publik UPP 2014.
Tabel 10. Rencana Aksi dan Capaian
Pokja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (2010 - 2014)
Gambar 16. Photo Sarana dan Prasarana di Unit Pelayanan Perdagangan
Gambar 17. Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari MUTU Certification International
(24)
19
Gambar 18. Penghargaan sebagai Juara 1 Kompetisi OGI
9.
Monitoring dan Evaluasi
Rencana Aksi Penataan dan Penguatan Organisasi 2010 - 2014
Kegiatan
Output
Outcome
1. Monitoring 2. Evaluasi 3. Evaluasi
Menyeluruh
1) Tersedianya Laporan monitoring.
2) Tersedianya Laporan evaluasi tahunan
3) Tersedianya Laporan evaluasi lima tahunan
1. Terkendalinya seluruh kegiatan reformasi birokrasi kementerian dengan baik menggunakan pedoman monitoring dan pelaporan yang tepat
2. Terukurnya seluruh pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan dan rekomendasi masukan bagi pelaksanaan kegiatan selanjutnya
Capaian Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
a) Monitoring, dengan memantau kemajuan pelaksanaan Reformasi birokrasi pada setiap Pokja Reformasi Birokrasi (8 area perubahan) di lingkungan Kementerian Perdagangan terhadap pelaksanaan program Reformasi Birokrasi yang telah ditetapkan dalam road map.
b) Evaluasi, memberikan penilaian terhadap capaianprogram/kegiatan Reformasi birokrasi atas 8 (delapan) area perubahan/program Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan berdasarkan bobot tingkat pemenuhan.
Tabel 11. Rencana Aksi dan Capaian Pokja Monitoring dan Evaluasi (2010 - 2014)
V.
Quick Wins 2010 - 2014
Program Percepatan
(Quick Wins)
merupakan program yang mengawali proses
reformasi birokrasi dan diharapkan dalam waktu yang singkat dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat pada institusi yang bersangkutan. Hasil akhir dari Program
Quick Wins
adalah perbaikan business process produk utama
(core business)
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Mengacu pada pedoman pelaksanaan
Reformasi Birokrasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
(25)
20
Negara, Program
Quick Wins
, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) memiliki daya
ungkit (
key leverage
) yang potensial untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat; (2)
berkaitan dengan produk utama
(core business)
; serta (3) bersentuhan langsung dengan
kepentingan publik
.Tujuan adanya kegiatan Percepatan
Quick Wins
adalah :
a.
Memberikan dukungan terhadap pelayanan publik yang ada di Kementerian
Perdagangan dalam rangka reformasi birokrasi.
b.
Membantu penyusunan mekanisme pelaksanaan
Quick Wins
Kementerian
Perdagangan sehingga dapat berjalan dengan baik.
Adapun sasaran dari kegiatan Percepatan
Quick Wins
adalah :
a.
Pemberian dukungan terhadap unit pelayanan publik, khususnya unit pelaksana
Quick Wins
di lingkungan Kementerian Perdagangan.
b.
Penetapan mekanisme yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
Quick wins
Kementerian Perdagangan.
Untuk menentukan program yang akan dilaksanakan, Kementerian Perdagangan
telah mengidentifikasi area-area yang paling kritikal, terutama dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tugas pokok dan kewenangan Kementerian Perdagangan.
Quick Wins
Kementerian Perdagangan dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2012. Adapun
Program Unggulan Quick Wins Kemendag adalah sebagai berikut:
No Unit Program Quick Wins
Tahun 2012
1 Direktorat Bina Usaha Perbaikan dan pengembangan pada aplikasi Pelayanan Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan/atau Jasa Produksi Dalam Negeri/ Luar Negeri dengan membuat aplikasi sinkronisasi online data perusahaan yang telah diproses oleh Atase Perdagangan diluar negeri dengan aplikasi Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan/atau Jasa Produksi Dalam Negeri/Luar Negeri sehingga proses verifikasi data perusahaan menjadi lebih cepat.
2 Direktorat Metrologi Berdasarkan Kepmendag nomor 34.1/M-DAG/KEP/1/2012 tentang Penetapan Program Unggulan/ Quick Wins Kementerian Perdagangan telah ditetapkan penerbitan Izin Tipe dan Izin Tanda Pabrik menjadi salah satu program Quick Wins Kemendag.Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik di bidang metrologi legal, maka telah dibentuk Unit Pelayanan Perizinan Kemetrologian (UPPK) berdasarkan Peraturan Dirjen Standardisasi danPerlindungan Konsumen nomor 32/SPK/KEP/02/2012 tentang Unit Pelayanan Perizinan Kemetrologian (UPPK).
3 Biro Perniagaan Permohonan perijinan bisa dilakukan secara online. Waktu proses perijinan 9 hari. Permohonan perijinan sudah satu pintu di UPP-PTSP (Unit Pelayanan Perdagangan – Pelayanan Terpadu Satu Pintu).Informasi perijinan bisa diakses oleh pemohon. Arsip perijinan sebagian disimpan secara elektronik
(26)
21
No Unit Program Quick Wins
Tahun 2013
1 Direktorat PPMB Pelayanan Pendaftaran Barang dan SNInya Diberlakukan Secara Wajib, Direktorat PPMB Ditjen SPK
2 Direktorat Metrologi Pelayanan Tera Ulang dan pengujian dalam rangka izi tipe alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapan (UTTP) pada Balai Pengujian UTTP, Direktorat Metrologi, Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen;
3 Direktorat Metrologi Pelayanan Kalibrasi dan Verifikasi Standar Ukuran pada Balai Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukur (SNSU), Direktorat Metrologi, Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.
Tahun 2014
1 Direktorat Impor Pelayanan Perizinan Importir Produsen Tekstil pada Direktorat Impor, yaitu pola pengajuan yang sebelumnya manual/online menjadi mandatory online dan penerbitannya dilakukan di UPTP I
2 Direktorat
Pengembangan Mutu Barang
Pelayanan Perizinan Surat Pendaftaran Barang (SPB) pada Direktorat Pengembangan Mutu Barang, yaitu pola pengajuan yang sebelumnya manual menjadi online untuk Importir Jalur Prioritas (IJP) dan Peningkatan Infrastruktur Penunjang Layanan
3 Direktorat Bina Usaha Perdagangan
Pelayanan Konsultasi Usaha pada Direktorat Bina Usaha Perdagangan, yaitu yang sebelumnya tidak ada fasilitas ruangkonsultasi usaha menjadi ada fasilitasruangkonsultasi usaha perdagangan dengan konsultan di masing-masing bidang jenis usaha.
Tabel 12. Program Quick Wins Kementerian Perdagangan 2012 - 2014
VI.
Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
1.
Hasil PMPRB Berdasarkan Peraturan Permenpan No.31 Tahun 2012
Instrumen PMPRB menilai progress pelaksanaan pengungkit dan hasil berdasarkan
bukti-bukti dengan menggunakan
quality cycle
, serta mendorong pemberdayaan internal
K/L dan Pemda untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.
a.
PMPRB tahun 2013
Penilaian Tahun 2013
Nilai Pencapaian Pengungkit dan Hasil (Tanpa Survei lnternal)
80.39 (Level 4) (Nilai Pengungkit = 80.26, Nllai Hasil = 80.90)
Nilai Survei lnternal Pengungkit 67.43 (Jumlah responden : 340 orang) Nilai Pencapaian Pengungkit dan Hasil (Dengan
Survei lnternal) 78.01 (Level 4) Nilai Pemenuhan Target lndikator lnternal (Sembilan
Program Mikro RB) 80.58
Nilai Pemenuhan Target lndikator Eksternal (lKU
Terkait lndikator Keberhasilan RB Nasional) 72.97
(27)
22
Dari hasil tersebut, kemudian dilakukan assessment oleh Tim Quality Assurance
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Tingkat
keyakinan Tim Quality Assurance terhadap penilaian tersebut adalah sebagai berikut
:
Tabel 14. Matrik Hasil Reviu TQA Atas Pelaksanaan PMPRB 2013
Hasil reviu penilaian tersebut menunjukkan bahwa tingkat keyakinan (
level of
confidence
)
Tim Quality Assurance
berada pada angka 90 yang berarti bahwa Tim secara
umum meyakini (pada level 90 dari 100) kewajaran hasil penilaian PMPRB dengan
kecenderungan seharusnya lebih rendah dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh
Kementerian Perdagangan.
b.
PMPRB tahun 2014
Pelaksanaan PMPRB tahun 2014 dengan survei internal secara online. Survei
tersebut merupakan salah satu penilaian yang telah disediakan di dalam aplikasi PMPRB
online dan merupakan prasyarat penilaian 40% dari nilai komponen Pengungkit.
Setelah melalui berbagai tahapan kegiatan, Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB) Online di lingkungan Kementerian Perdagangan tahun
2014 diakhiri dengan kegiatan Panel 3 yaitu tahap Pelaporan Hasil PMPRB Kementerian
Perdagangan kepada Kementerian PAN dan RB secara online. Kementerian
Perdagangan memperoleh urutan nomor 5 dalam hal waktu pengiriman hasil PMPRB
kepada KemenPAN dan RB yaitu pada tanggal 16 April 2014 pukul 10:17 WlB.
Hasil PMPRB dari masing-masing tim asesor unit Eselon I Kementerian Perdagangan
adalah sebagai berikut :
(28)
23
Penilaian Tahun 2014
Nilai Pencapaian Pengungkit dan Hasil (Tanpa Survei lnternal)
81.40 (Level 4)
(Nilai Pengungkit = 82.26, Nilai Hasil = 81.28) Nilai Survei lnternal Pengungkit 67.91 (Jumlah responden : 340 orang) Nilai Pencapaian Pengungkit dan Hasil (Dengan
Survei lnternal)
78.90 (Level 4) Nilai Pemenuhan Target lndikator lnternal (Sembilan
Program Mikro RB)
81.77 Nilai Pemenuhan Target lndikator Eksternal (lKU
Terkait lndikator Keberhasilan RB Nasional)
79.64
Tabel 15. Hasil Penilaian PMPRB Tahun 2014
2.
Hasil PMPRB Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014
Meskipun pada tahun 2014 telah dilakukan PMPRB dengan berdasar pada
Permenpan No.31 Tahun 2012, Kementerian Perdagangan kembali melakukan PMPRB
dengan mengacu pada Permenpan Nomor 14 Tahun 2014.
a.
Tahun 2014
Pada PMPRB 2014 dilakukan dengan menggunakan instrumen Lembar Kerja
Evaluasi (LKE) yang terdiri dari pengungkit (proses) dan hasil. Dengan mengacu
pada Permenpan No. 14 tahun 2014, hasil PMPRB Kementerian Perdagangan pada
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
NO PENILAIAN BOBOT
NILAI
Penilaian Mandiri Kemendag
Penilaian KemenPan & RB
% %
PROSES
1 Manajemen Perubahan 5 4.7 93.93 3.57 71.4
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 5 100 2.71 54.2 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6 6 100 2.82 47 4 Penataan Tatalaksana 5 4.88 97.53 3.47 69.4 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 14.49 96.63 6.87 45.8 6 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 6 6 100 2.65 44.17 7 Penguatan Pengawasan 12 10.68 89.03 6.53 54.42 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 4.44 73.94 3.39 56.5
TOTAL NILAI PROSES 60 56.19 93.64 32.01 53.35
HASIL
1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20 14.17 70.84 14.28 71.4 2 Pemerintah yang bersih dan bebas KKN 10 8.08 80.75 7.87 78.7 3 Kualitas Pelayanan Publik 10 7.5 75 7.1 71
(29)
24
NO PENILAIAN BOBOT
NILAI
Penilaian Mandiri Kemendag
Penilaian KemenPan & RB
% %
INDEKS RB 100 85.93 61.26
Tabel 16. Matrik Hasil Penilaian Reformasi Birokirasi Tahun 2014
b.
Tahun 2015
Untuk menilai pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan
Tahun 2014, pada bulan April 2015 Kementerian Perdagangan melakukan PMPRB
berdasarkan Permenpan dan RB No. 14 Tahun 2014, dimana sebelumnya telah
dilakukan penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi periode Oktober 2014 sampai
dengan Maret 2015 oleh Kemenpan dan RB dalam rangka kenaikan tunjangan
kinerja. Berikut hasil penilaian RB Kemendag pada tahun 2015:
NO PENILAIAN BOBOT
NILAI
Penilaian KemenPan & RB (dalam rangka
kenaikan tunkin periode Okt 2014 -
Maret 2015)
Penilaian Mandiri Kemendag Tahun
April 2015
% %
PROSES
1 Manajemen Perubahan 5 3.68 73.64 4.7 93.93 2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 3.13 62.5 5 100 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6 2.82 47.06 5 83.33 4 Penataan Tatalaksana 5 3.6 71.9 4.88 97.53 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 10.92 72.79 13.89 92.63 6 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 6 4.15 69.13 5.58 93 7 Penguatan Pengawasan 12 7.21 60.1 10.18 84.85 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 4.25 70.76 4.31 71.84
TOTAL NILAI PROSES 60 39.75 66.25 53.54 89.23
HASIL
1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20 14.34 71.67 14.32 71.61 2 Pemerintah yang bersih dan bebas KKN 10 8.09 80.93 8.08 80.75 3 Kualitas Pelayanan Publik 10 7.8 78 7.5 75
TOTAL NILAI HASIL 40 30.23 75.57 29.9 99.66
INDEKS RB 100 69.98 83.44
Tabel 17. Matrik Hasil Reformai Birokrasi Tahun 2015
Dari pelaksanaan PMPRB Kementerian Perdagangan tahun 2013-2014 dapat
terlihat adanya peningkatan ataupun perbaikan dari tahun ke tahun atas pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan, seperti terlihat pada tabel
perbandingan nilai PMPRB berikut:
(30)
25
NO PENILAIAN
2014 2015
BOBOT NILAI
Penilaian Mandiri Kemendag
Penilaian KemenPan &
RB
Penilaian KemenPan &
RB
Penilaian Mandiri Kemendag
% % % %
PROSES
1 Manajemen Perubahan 5 4.7 93.93 3.57 71.4 3.68 73.64 4.7 93.93 2 Penataan Peraturan
Perundang-undangan 5 5 100 2.71 54.2 3.13 62.5 5 100 3 Penataan dan Penguatan
Organisasi 6 6 100 2.82 47 2.82 47.06 5 83.33 4 Penataan Tatalaksana 5 4.88 97.53 3.47 69.4 3.6 71.9 4.88 97.53 5 Penataan Sistem Manajemen
SDM 15 14.49 96.63 6.87 45.8 10.92 72.79 13.89 92.63 6 Penguatan Akuntabilitas
Kinerja 6 6 100 2.65 44.17 4.15 69.13 5.58 93 7 Penguatan Pengawasan 12 10.68 89.03 6.53 54.42 7.21 60.1 10.18 84.85 8 Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik 6 4.44 73.94 3.39 56.5 4.25 70.76 4.31 71.84
TOTAL NILAI PROSES 60 56.19 93.64 32.01 53.35 39.75 66.25 53.54 89.23
HASIL 1 Kapasitas dan Akuntabilitas
Kinerja Organisasi 20 14.17 70.84 14.28 71.4 14.34 71.67 14.32 71.61 2 Pemerintah yang bersih dan
bebas KKN 10 8.08 80.75 7.87 78.7 8.09 80.93 8.08 80.75 3 Kualitas Pelayanan Publik 10 7.5 75 7.1 71 7.8 78 7.5 75
TOTAL NILAI HASIL 40 29.75 74.36 29.25 71.13 30.23 75.57 29.9 99.66
INDEKS RB 100 85.93 61.26 69.98 83.44
Tabel 18. Matrik Hasil Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemendag 2014-2015
3.
Rekomendasi dari KemenPAN-RBMengenai Pelaksanaan Reformasi
Birokrasidi Kementerian Perdagangan
a. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Organisasi diperlihatkan dari nilai akuntabilitas
kinerja yang diperoleh Kementerian Perdagangan tahun 2014 sebesar 73,16 (B)
yang berarti pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan Kementerian Perdagangan
sudah baik. Hal yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan dari pimpinan secara
langsung pada saat melakukan penyusunan renstra, perjanjian kinerja, serta
melakukan pemantauan secara berkala terhadap kinerja yang akan dicapai.
Kemudian, hasil penilaian kinerja individu hendaknya dijadikan dasar bagi
pengembangan karir individu dan pemberian reward.
(31)
26
Sedangkan terhadap upaya peningkatan kapasitas organisasi, Kementerian
Perdagangan telah menindaklanjuti rekomendasi evaluasi RB sebelumnya, yaitu
dengan melaksanakan evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan
ukuran organisasi yang ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan organisasi.
Namun, saat ini hasilnya masih dalam proses perubahan organisasi pada Deputi
Kelembagaan Kementerian PAN-RB
Dalam menata Sistem Manajemen SDM, Kementerian Perdagangan agar segera
mengimplementasikan aturan disiplin/kode etik/kode prilaku instansi yang telah
ditetapkan.
b. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN
Rekomendasi hasil evaluasi Reformasi Birokrasi sebelumnya terkait dengan
penguatan
pengawasan
di
lingkungan
Kementerian
Perdagangan
telah
ditindaklanjuti. Beberapa hal masih perlu menjadi perhatian, antara lain:
1)
Melakukan evaluasi berkala terhadap penanganan gratifikasi, pengaduan
masyarakat,
whistle blower system
, serta melaksanakan tindak lanjut atas hasil
evaluasi tersebut dengan segera.
2)
Mengatur penanganan benturan kepentingan dalam suatu ketetapan formal
3)
Melanjutkan penerapan SPIP ke tahapan selanjutnya
4)
Melaksanakan pembangunan Zona Integritas sesuai dengan Peraturan Menteri
PANRB No. 52 tahun 2014, dan segera mengusulkan unit kerja menuju
WBK/WBBM kepada Menteri PANRB.
c. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Kualitas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Perdagangan sudah cukup
baik. Dari hasil survei eksternal kualitas pelayanan, laporan indeks kepuasan
masyarakat tahun 2014 meneunjukkan angka 3,12 (skala 4).
Beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan adalah
melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelayanan yang telah diberikan,
dimana hasil dari evaluasi tersebut akan dapat digunakan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pemberian pelayanan Kementerian Perdagangan kedepannya.
(32)
Agenda Reformasi Birokrasi Kementerian
Perdagangan
•
ARAH
REFORMASI BIROKRASI
2015-2019
•
SASARAN
REFORMASI BIROKRASI
•
UKURAN
KEBERHASILAN
•
AREA
PERUBAHAN
•
QUICK
WINS
2015
–
2019
•
MANAJEMEN
PELAKSANAAN
REFORMASI
(33)
Agenda Reformasi BirokrasiKementerian Perdagangan
I.
Arah Reformasi Birokrasi 2015 - 2019
Pelaksanaan reformai birokrasi 2015 - 2019 didasarkan pada beberapa arah kebijakan
pemerintah, sebagai berikut :
1.
NAWACITA
Di dalam Visi Misi Presiden secara spesifik memberikan perhatian khusus terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu dengan menekankan pada lima (5) prioritas
utama dalam reformasi birokrasi dan pelayanan publik, yaitu :
a.
penetapan payung hukum yang lebih kuat dan berkesinambungan bagi agenda
reformasi birokrasi;
b.
rekstrukturisasi kelembangaan yang cenderung gemuk;
c.
menjalankan secara konsisten UU Aparatur Sipil Negara;
d.
berkomitmen membrantas korupsi di kalangan Aparatur Sipil Negara;
e.
melakukan aksi-aksi bagi perbaikan kualitas pelayanan publik.
2.
Agenda Pembangunan Nasional
Dari lima agenda pembangunan nasional, dua diantaranya secara spesifik terkait
dengan tata kelola pemerintahan yang bersih dan efektif, yaitu :
a.
membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan, dan
b.
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas reformasi birokrasi nasional.
3.
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015 - 2019
Beberapa isu strategis yang dijadikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi
birokrasi, antara lain :
a.
Lemahnya penegakan hukum;
b.
Rendahnya komitmen pencegahan dan pemberantasan korupsi;
c.
Aparat Pengawas Internal Pemerintah masih lemah;
d.
Kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah masih rendah;
e.
Pengadaan barang dan jasa masih belum dapat diselenggarakan secara efisien;
f.
Organisasi gemuk,
fragmented
dan tumpang tindih fungsi;
g.
Penerapan e-government belum merata;
h.
Integritas PNS yang masih rendah;
i.
Kualitas pelayanan publlik masih rendah.
(34)
29
4.
Pengarusutamaan 2015 - 2019
Kebijakan pengarusutamaan, sebagaimana dimuat dalam Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015
–
2019, merupakan landasan
operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan, yang diarahkan untuk dapat
tercermin dalam
output
pada kebijakan pembangunan.
Pengarusutamaan diarahkan untuk memperkuat kapasitas birokrasi dan mendorong
partisipasi masyarakat sipil, melalui:
a.
Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi public;
b.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan;
c.
Perluasan agenda Reformasi Birokrasi;
d.
Peningkatan kualitas pelayanan public.
II.
Sasaran Reformasi Birokrasi
Pembangunan di sub bidang aparatur negara diarahkan pada tiga sasaran
pembangunan (sasaran reformasi birokrasi disesuaikan dengan sasaran pembangunan
sub sektor aparatur negara, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor
2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015
–
2019) yang juga akan digunakan sebagai sasaran
reformasi birokrasi, yaitu:
1)
Birokrasi yang bersih dan akuntabel, meliputi :
a.
Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif;
b.
Penerapan pengawasan yang independen, profesional dan sinergis;
c.
Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasi antara sistem akuntabilitas
keuangan dan kinerja;
d.
Peningkatan
fairness,
transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan
barang dan jasa;
2)
Birokrasi yang efektif dan efisien, meliputi :
a.
Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas
implementasinya;
b.
Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran,
tepatfungsi, dan sinergis;
c.
Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan
berbasis
e-government;
d.
Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis
merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat;
(35)
30
e.
Penerapan sistem manajemen kinerja nasional yang efektif;
f.
Peningkatan kualitas kebijakan publik;
g.
Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk
mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan
transformatif;
h.
Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi;
i.
Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu.
3)
Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas, meliputi :
a.
Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan;
b.
Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan public.
III.
Ukuran Keberhasilan
Untuk melihat keberhasilan upaya pencapaian sasaran reformasi birokrasi, telah
ditetapkan ukuran keberhasilan dengan indikator-indikator sebagai berikut:
Sasaran Indikator Satuan Baseline Target
2019
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
1. Opini WTP Atas Laporan
Keuangan
a. K/L % 74 95
b. Provinsi % 53 85
c. Kabupaten % 18 60
d. Kota % 33 65
2. Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 - 5 1 3
3. Tingkat Kematangan
Implementasi SPIP Skor 1 - 5 1 3
4. Instansi Pemerintah Yang
Akuntabel (Skor B Atas SAKIP)
a. K/L % 39,3 85
b. Provinsi % 27,3 75
c. Kabupaten/ Kota % 30 50
5. Penggunaan
E-Procurementterhadap Belanja Pengadaan
% 30 80
Birokrasi yang efektif dan efisien
1. Indeks Reformasi
BirokrasiRata-Rata Nasional
a. K/L Skor 1 - 100 47 75
b. Provinsi Skor 1 - 100 NA 60
c. Kabupaten/ Kota Skor 1 - 100 NA 45
2. Indeks Profesionalitas ASN Skor 1 - 100 76 86
3. Indeks e-Government Nasional
a. K/L Skor 0 - 4 2,66
b. Provinsi Skor 0 - 4 2,2 3,4
(36)
31
Sasaran Indikator Satuan Baseline Target
2019
Birokrasi yang memiliki
Pelayanan Publik berkualitas
1. Indeks Integritas Nasional
a. Integritas pelayanan Publik
(Pusat)
Skor 0 - 10 7,22 9
b. Integritas pelayanan Publik
(Daerah)
Skor 0 - 10 6,82 8,5
2. Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM) % 80 95
3. Persentase Kepatuhan
Pelaksanaan UU
PelayananPublik (Zona Hijau)
a. K/L % K: 64;
L:15 100
b. Provinsi % 50 100
c. Kabupaten/ Kota % 5 80
Tabel 19. Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi 2015 - 2019
IV.
Area Perubahan
Reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan dilaksanakan melalui
program-program yang berorientasi pada
outcome
. Program-program tersebut dilaksanakan
secara konsisten dan berkelanjutan untuk menghasilkan kinerja yang makin baik.
Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi memerlukan komitmen dan menjadi
tanggung jawab pimpinan dan seluruh jajaran aparatur pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan.
Pada pelaksanaan reformasi birokrasi 2015 - 2019, sesuai dengan PermenPAN-RB
Nomor 11 tahun 2015, ada beberapa perubahan nomenklatur area perubahan, yaitu :
DELAPAN AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
2010 - 2014 2015 - 2019
1. ORGANISASI 1. MENTAL APARATUR
2. TATALAKSANA 2. PENGAWASAN
3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 3. AKUNTABILITAS 4. SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 4. KELEMBAGAAN
5. PENGAWASAN 5. TATALAKSANA
6. AKUNTABILITAS 6. SDM APARATUR
7. PELAYANAN PUBLIK 7. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 8. POLA PIKIR (MIND SET) DAN BUDAYA
KERJA (CULTURE SET) APARATUR 8. PELAYANAN PUBLIK Tabel 20. Matrik Perbedaan Nomenklatur Area Perubahan
(37)
32
I.
Mental Aparatur (Pokja Manajemen Perubahan)
Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif yang ditunjukkan
dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini mendorong terciptanya citra negatif
birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi mental model birokrasi yang dipandang lambat,
berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka, inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena
itu, fokus perubahan reformasi birokrasi ditujukan padaperubahan mental aparatur.
Perubahan mental model/perilaku aparaturdiharapkan akan mendorong terciptanya
budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel,
efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas.
Di Kementerian Perdagangan area perubahan mental aparatur dilaksanakan oleh
program kerja (pokja) Manajemen perubahan, yang bertujuan untuk mengubah secara
sistematis dan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir
dan budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan
tujuan dan sasaran reformasi birokrasi.
Sasaran
1.
Meningkatnya integritas aparatuMeningkatnya penerapan budaya kerja
positif di setiap instansi pemerintah;
2.
Meningkatnya efektifitas pelaksanaan Reformasi BirokrasiMeningkatnya
profesionalisme aparatur;
3.
Meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat dan
meningkatnya kepuasan masyarakatMeningkatnya kepuasan masyarakat
Kegiatan
1)
Penguatan Tim Reformasi Birokrasi
2)
Perumusan Kebijakan melalui Rapat pimpinan Menteri &
Eselon I
3)
Penyelenggaraan forum pertukaran pengetahuan praktik
terbaik
4)
Pencanangan Budaya kerja positif
5)
Memperkuat peran role model dan agent of change dalam
mengembangkan budaya organisasi dengan menyiapkan
perangkat-perangkat pendukungnya, yaitu: aturan, sarana
prasarana dan pelatihan
6)
Sosialisasi Reformasi Birokrasi internal Kemendag
7)
Pelaksanaan Public Campaign
Indikator
Keberhasilan
1.
Hasil survei pengetahuan nilai-nilai
Integritas
2.
Survey Kepuasan Masyarakat
Rencana Aksi & Rencana Kerja
[Terlampir]
Tabel 21. Matrik Sasaran, Kegiatan dan Indikator Keberhasilan Pokja Manajemen PerubahanII.
Pengawasan (Pokja Penguatan Pengawasan)
Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi, salah satu penyebabnya
adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem pengawasan mendorong
tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku negatif lainnya yang semakin lama semakin
(38)
33
menjadi, sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan. Karena itu perubahan perilaku
koruptif aparatur harus pula diarahkan melalui perubahan atau penguatan sistem
pengawasan.
Penguatan
pengawasan
bertujuan
untuk
meningkatkan
penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN di Kementerian Perdagangan.
Sasaran
1.
Meningkatnya kapasitas APIP;
2.
Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN;
3.
Meningkatnya opini WTP-BPK;
4.
Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi.
Kegiatan
1)
Penguatan SPIP di lingkungan unit kerja Kementerian
Perdagangan;
2)
Pembekalan APIP di lingkungan Kementerian Perdagangan;
3)
Pelaksanaan audit berbasis Risik;
4)
Pelaksanaan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan Eksternal dan Internal;
5)
Pelaksanaan Pengendalian gratifikasi;
6)
Penilaian Wilayah Tertib Administrasi menuju WBK/WBBM;
7)
Penanganan pengaduan masyarakat;
8)
Pelaksanaan Whistleblowing System (WBS);
9)
Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan;
10)
Reviu Laporan Keuangan;
11)
Reviu Rencana Kerja Anggaran Kementerian/ Lembaga
(RKA-K/L).
Indikator
Keberhasilan
1.
Indeks anti Gratifikasi
2.
Indeks benturan kepentingan
3.
Opini WTP dari BPK
Rencana Aksi & Rencana Kerja
[Terlampir]
Tabel 22. Matrik Sasaran, Kegiatan dan Indikator Keberhasilan Pokja Penguatan PengawasanIII.
Akuntabilitas (Pokja Penguatan Akuntabilitas Kinerja)
Kemampuan pemerintah untuk mempertanggung jawabkan berbagai sumber yang
diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali menjadi pertanyaan
masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu menunjukkan kinerja melalui
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mampu menghasilkan
outcome
(hasil yang
bermanfaat) bagi masyarakat. Karena itu, perlu diperkuat penerapan sistem
akuntabilitas yang dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang
dipergunakannya. Program yang dibuat oleh Kementerian Perdagangan bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
(39)
34
Sasaran
1.
Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan
kinerja yang terintegrasi;
2.
Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja;
3.
Meningkatnya akuntabilitas aparatur;
4.
Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Kegiatan
1)
Penguatan akuntabilitas kinerja instansi;
2)
Penyempurnaan SAKIP sebagai pilar manajemen kinerja;
3)
Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi;
4)
Penyusunan Indikator Kinerja Program (IKP) pada
Kementerian/Lembaga;
5)
Pelaksanaan pelaporan kinerja secara terbuka;
6)
Penyelarasan perencanaan, penganggaran, dan pelaporan
kinerja;
7)
Penyelarasan sistem pengukuran kinerja organisasi dengan
kinerja individu berbasis teknologi informasi;
8)
Meningkatkan
kapasitas
SDM
yang
menangani
akuntabilitas kinerja (Pelatihan Operator/ Admin);
9)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SKP;
10)
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
Kementerian Perdagangan.
Indikator
Keberhasilan
1.
Nilai SAKIP
2.
Opini WTP dari BPK
Rencana Aksi & Rencana Kerja
[Terlampir]
Tabel 23. Matrik Sasaran, Kegiatan dan Indikator KeberhasilanPokja Penguatan Akuntabilitas Kinerja
IV.
Kelembagaan (Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi)
Kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif dan efisien.
Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki menyebabkan timbulnya proses
yang berbelit, kelambatan pelayanandan pengambilan keputusan, dan akhirnya
menciptakan budaya feodalpada aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem
kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan
dan pengambilan keputusan dalam birokrasi. Perubahan pada sistem kelembagaan
diharapkan akan dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif
dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien. Penataan dan penguatan
organisasi di Kementerian Perdagangan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi instansi pemerintah secara proporsional sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga organisasi instansi pemerintah menjadi
tepat fungsi dan tepat ukuran (
right sizing
). Adapun program-program yang dibuat oleh
Pokja Organisasi ingin mencapai tujuan tersebut, dengan detail kegiatan sebagai berikut:
(40)
35
Sasaran
1.
Meningkatnya ketepatan fungsi dan ukuran di unit kerja Kementerian
Perdagangan;
2.
Meningkatnya sinergisme, kejelasan pembagian kewenangan antara
Kementerian Perdagangan dengan lembaga di daerah;
3.
Meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan bidang
perdagangan.
Kegiatan
1)
Penataan Kelembagaan;
2)
Penyusunan Instrumen Evaluasi kelembagaan;
3)
Evaluasi kelembagaan (Evaluasi Kinerja organisasi);
4)
Perumusan peraturan terkait ABK, Analisis Jabatan dan
Evaluasi Jabatan di lingkungan Kementerian Perdagangan;
5)
Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai ASN;
6)
Review hasil analisis jabatan, ABK dan evaluasi jabatan;
7)
Penyempurnaan desain kelembagaan;
8)
Review Pembagian kewenangan (melalui FGD);
9)
Penataan lembaga UPT (terkait pembagian wewenang
sesuai dengan UU 23/2014);
10)
Koordinasi dan sosialisasi Hasil Penataan (Rakor dengan
Dinas dan Kemendagri atau instansi terkait);
11)
Monitoring
dan
Evaluasi
Pembagian
Kewenangan
Kemendag dengan Lembaga di daerah;
12)
Penguatan Kelembagaan Non Struktural.
Indikator
Keberhasilan
1.
Terwujudnya
Kementerian
Perdagangan
yang tepat fungsi, tepat ukuran, dan
bersinergi dengan lembaga lain
2.
Birokrasi yang Efektif dan Efisien
Rencana Aksi & Rencana Kerja
[Terlampir]
Tabel 24. Matrik Sasaran, Kegiatan dan Indikator KeberhasilanPokja Penataan dan Penguatan Organisasi
V.
Tatalaksana (Pokja Penataan Tatalaksana)
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah juga
sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal yang seharusnya
dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa proses yang pasti karena
tidak terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini kemudian mendorong terciptanya
perilaku hirarkis, dan kurang kreatif pada aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem
tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur. Pokja
penataan tatalaksana membuat program yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur,
seperti penjelasan di bawah ini:
(1)
NO HASIL YANG
DIHARAPKAN KEGIATAN TAHAPAN AKTIVITAS
INDIKATOR TAHUN 2015 PENANGGUNG
JAWAB OUTPUT OUTCOME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
c. Kaji Ulang Manajemen Balai Pengujian UTTP tahun 2015
Pengujian dalam rangka Izin Tipe yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 17025:2008 dan ISO 9001:2008
berorientasi pada kepuasan masyarakat.
Direktorat Metrologi
d. Temu Pelanggan tahun
2015
15) Pengembangan sarana dan prasarana penunjang pelayanan tera/tera ulang UTTP Penanganan Khusus dan Pengujian dalam rangka Izin Tipe
a. Persiapan pelaksanaan pengadaan perangkat penunjang pelayanan tera/tera ulang UTTP Penanganan Khusus dan Pengujian dalam rangka Izin Tipe
Tersedia sarana dan prasarana penunjang pelayanan tera/tera ulang UTTP Penanganan Khusus dan Pengujian dalam rangka Izin Tipe
Direktorat Metrologi
b. Pengadaaan test bench dan software monitoring "endurance test" pada pengujian Izin Tipe Meter Air
c. Pengadaan sarana test bench pengujian tera/tera ulang Meter Gas Rotary Piston dan Turbin
d. Pengadaan software standard AGA 03
e. Pengadaan perangkat
pengolah data dan komunikasi berupa komputer dekstop
(2)
NO HASIL YANG
DIHARAPKAN KEGIATAN TAHAPAN AKTIVITAS
INDIKATOR TAHUN 2015 PENANGGUNG
JAWAB OUTPUT OUTCOME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16) Peningkatan Pelayanan Perijinan di bidang Sistem Resi Gudang
a. Pemrosesan Berkas Permohonan Kelembagaan SRG
Jumlah persetujuan SRG (Gudang, Pengelola Gudang dan LPK) yang diterbitkan
Memperlancar perizinan pelaku usaha SRG
Biro Pembinaan dan
Pengembangan Pasar
b. Perencanaan
Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Fisik dalam rangka pemrosesan persetujuan lembaga SRG
c. Pelaksanaan Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Fisik dalam rangka pemrosesan persetujuan lembaga SRG
d. penerbitan dan pemberkasan dokumen persetujuan
17) Penerapan Sistem Perijinan Online di bidang Pasar
Lelang Komoditas
a. Identifikasi kebutuhan pembangunan Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu untuk mendukung Perijinan Online
Jumlah hari penyelesaian perizinan pelaku usaha Pasar Lelang setelah dokumen lengkap
Perluasan pelaksanaan dan peningkatan transaksi Pasar Lelang
Komoditas
Biro Pembinaan dan
Pengembangan Pasar
b. Pembahasan dalam rangka pembangunan sistem dengan pihak terkait
(3)
NO HASIL YANG
DIHARAPKAN KEGIATAN TAHAPAN AKTIVITAS
INDIKATOR TAHUN 2015 PENANGGUNG
JAWAB OUTPUT OUTCOME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
c. Pelaksanaan Pembangunan Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar
18) Peningkatan layanan perizinan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK)
a. Pelaksanaan Fit & Proper Pelaku Usaha PBK
Jumlah hari penyelesaian perizinan pelaku usaha PBK setelah dokumen lengkap dan benar Memberikan pelayanan perizinan kepada Pelaku Usaha berdasarkan prosedur yang berlaku secara berkesinambunga n Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar
b. Pelaksanaan Pemeriksaan Sarana dan Pra sarana Fisik Kantor dalam rangka pemrosesan perizinan
c. penerbitan dan pemberkasan dokumen perizinan
19) Penambahan jenis perizinan di bidang PBK yang terkoneksi dengan sistem INATRADE kemendag
a. Identifikasi penambahan jenis perizinan bidang PBK yang dilayani melalui Sistem Perizinan online
Jumlah penambahan jenis perizinan yang dilayani melalui sistem perizinan online Peningkatan kepastian dan kemudahan berusaha bidang PBK Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar
b. pengembangan sistem
dengan pihak terkait
c. Uji coba sistem
d. Perbaikan/penyempurnaan
sistem
2. Meningkatnya sistem
monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan publik
20) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
a. Perencanaan Terlaksananya monitoring dan evaluasi secara periodik Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan publik Seluruh anggota Pokja
b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
c. Pelaporan Hasil Monev
(4)
NO HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN TAHAPAN AKTIVITAS
INDIKATOR TAHUN 2015 PENANGGUNG
JAWAB OUTPUT OUTCOME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
21) Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
a. Penyebaran kuesioner Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
Dokumen hasil Survei Kepuasan Masyarakat
Pelayanan informasi publik dapat ditingkatkan untuk memenuhi harapan masyarakat
Biro Hubungan Masyarakat
b. Pelaporan hasil Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM)
(5)
RENCANA KERJA TAHUNAN POKJA MONITORING DAN EVALUASI
Koordinator: Kepala Biro Perencanaan
HASIL YANG
DIHARAPKAN KEGIATAN TAHAPAN AKTIVITAS
INDIKATOR TAHUN 2015
OUTPUT OUTCOME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Meningkatnya kualitas
hasil pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan
1 Pembuatan Skema Evaluasi
1 Penyusunan Dokumen Skema /Metode Evaluasi Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
1 Dokumen Terpetakannya program kerja setiap Pokja RB Kementerian
Perdagangan yang di lengkapi metode evaluasi untuk tiap pokjanya.
Biro
Perencanaan
2 Pelaksanaan
evaluasi kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan tahun 2015
2 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi Semester 1
1 Dokumen Terpantaunya dan terevaluasinya capaian kegiatan Reformasi Birokrasi setiap pokja di
Kementerian Perdagangan untuk semester 1
Biro
Perencanaan
3 Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Birokrasi Semester 2
1 Dokumen Terpantaunya dan terevaluasinya capaian kegiatan Reformasi Birokrasi setiap pokja di
Kementerian Perdagangan untuk semester 2
Biro
Perencanaan
(6)