Roadmap RB BG 2015 2019

ROADMAP
REFORMASI BIROKRASI
BADAN GEOLOGI 2015-2019

Badan Geologi
2016

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Jl. Diponegoro No. 57
Bandung 40122
website: geologi.esdm.go.id
email: info@geologi.esdm.go.id

KATA PENGANTAR
Dalam program pembangunan nasional, Badan Geologi menyediakan
informasi hulu di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Di samping itu, Badan Geologi menyediakan data dan informasi yang
diperlukan oleh berbagai sektor, seperti mitigasi bencana gunung api,
gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami; penataan ruang, pembangunan
infrastruktur, pengembangan wilayah, pengelolaan air tanah, dan
penyediaan air bersih dari air tanah.

Sebagai salah satu lembaga kepemerintahan di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi juga aktif
di dalam akselerasi perwujudan reformasi birokrasi, demi terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN), terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik, serta
meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Dalam semangat yang sama, Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi
2015-2019 ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor
11 tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan
Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 251.K/70/BGL/2015 tanggal 10
Februari 2015 tentang Pembentukan Tim Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Badan Geologi.
Semoga road map ini dapat memberikan informasi dan kesamaan
pemahaman tentang pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Badan Geologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
Tim Reformasi dan Birokrasi, yang telah bersama-sama ikut andil dalam
penyusunan road map ini.
Bandung, April 2016

a.n. Kepala Badan Geologi
Sekretaris Badan Geologi

Iman K. Sinulingga

iii

v

vi

vii

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF
Badan Geologi merupakan satu-satunya instansi pemerintah di bawah
Kementerian ESDM yang diberi otoritas untuk melaksanakan pembangunan
di bidang geologi. Badan Geologi yang berdiri sejak akhir tahun 2005,
menurut Perpres 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral Badan Geologi mempunyai tugas “menyelenggarakan
penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber daya geologi,
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi
lingkungan, serta survei geologi”.
Sementara fungsi Badan Geologi adalah menyelenggarakan: a). Penyusunan
kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan penyelidikan di
bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,
air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; b). Perumusan
kebijakan di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan
mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei
geologi; c). Pelaksanaan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang
pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,
air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; d). Penyusunan,
norma, standar, prosedur, dan kriteria di di bidang pelayanan sumber daya
geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi
lingkungan, serta survei geologi; e). Pelaksanaan pemberian bimbingan
teknis dan supervisi di bidang penyelidikan, dan pelayanan di bidang
pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,
air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; f). Pemantauan,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan sumber

daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan
geologi lingkungan, serta survei geologi; g). pelaksanaan administrasi
Badan Geologi; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dengan mengedepankan visi “Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia”,
yaitu pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang
mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen

ix

pemerintahan yang demokratis, Reformasi Birokrasi Badan Geologi
bertujuan untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Geologi dalam
rangka berperan aktif dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang
bersih, berwibawa dan transparan serta akuntabel.
Sebelumnya, pada periode 2010-2014, Badan Geologi telah melakukan
berbagai upaya untuk mewujudkan agenda Reformasi Birokrasi.
Fokus pelaksanaan reformasi Birokrasi pada periode ini adalah turut
mewujudkan pemerintahan yang baik di lingkungan KESDM. yaitu:
(1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; (2)
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;
dan (3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Badan

Geologi telah melakukan berbagai terobosan-terobosan strategis (strategic
breakthrough) untuk mendukung Kementerian ESDM mewujudkan tiga
sasaran dimaksud. Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan
Geologi dan capaian-capaian monumentalnya tereleksikan di dalam 8
(delapan) area perubahan.
Memasuki tahun 2015-2019, Badan Geologi telah berkomitmen untuk
melakukan Revolusi mental birokrasi sesuai dengan Nawa Cita yang
merupakan Agenda Prioritas Kabinet Joko Widodo. Revolusi mental
bukan sekadar sebuah jargon, tetapi harus menjadi sebuah komitmen
kuat seluruh warga Badan Geologi. Revolusi mental sebagai perubahan
mendasar dalam cara berpikir dan cara merasa yang diterjemahkan dalam
perilaku dan tindakan nyata keseharian dalam kehidupan di berbagai
aspek baik perilaku politik, perilaku ekonomi, perilaku pendidikan,
perilaku kerja, dan perilaku sosial kemasyarakatan pada akhirnya akan
memberikan efek positif terhadap masyarakat sebagai stakeholder utama
Badan Geologi sejalan dengan sasaran utama revolusi mental, yakni untuk
mengubah mindset dan cultureset dari dilayani menjadi melayani.
Dengan demikian, secara umum, Road Map Reformasi Birokrasi Badan
Geologi 2015-2019 ini dikelompokkan menjadi 9 Program:
Pertama, Manajemen Perubahan. Strategi pelaksanaan dalam area ini adalah

dengan menyusun strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi,
pengembangan dan penyempurnaan road map Reformasi Birokrasi,
pemantauan dan evaluasi Reformasi Birokrasi, dan membentuk aparatur
sipil negara yang berorientasi pelayanan publik. Hasil yang diharapkan
adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja, terinternalisasinya program

x

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

Reformasi Birokrasi serta meningkatnya kualitas pelayanan publik di Badan
Geologi. Ukuran keberhasilan dari program ini adalah peningkatan Indeks
Kepuasan Masyarakat, Indeks integritas, Indeks Reformasi Birokrasi, dan
Indeks Kepuasan Masyarakat.
Kedua, Pengawasan. Dalam hal ini, pengawasan memiliki arti suatu
proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan
dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para aparatur sipil negara. Di dalam
proses pengawasan harus: berorientasi kepada tujuan organisasi; objektif,

jujur, dan mendahulukan kepentingan umum; berorientasi terhadap
kebenaran menurut peraturan-peraturan yang berlaku (wetmatigheld);
menjamin daya dan hasil guna pekerjaan; berdasarkan atas standar yang
objektif, teliti (accurate) dan tepat; bersifat terus-menerus (continue);
serta dapat memberikan umpan balik (feed-back) terhadap perbaikan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan dan kebijaksanaan waktu
yang akan datang.
Ketiga, Akuntabilitas. Dalam pengertian, setiap program dan kegiatan
dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kinerja atau hasil akhir kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang pertanggungjawaban pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
Keempat, Kelembagaan. Dalam hal ini, Badan Geologi telah, sedang, dan
akan melakukan strategi penguatan kelembagaan pada area kelembagaan
dengan tujuan agar terwujudnya keselarasan dalam pelaksanaan tugas
yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih, dan bersinergi baik
antar satuan kerja di lingkungan Badan Geologi untuk mendorong upaya
perwujudan tata kelola yang lebih baik dengan melakukan usul perubahan
nomenklatur dan tugas pokok dan fungsi. Hal ini dilakukan dalam rangka

terciptanya kegiatan pada Satuan Kerja yang efektif dan eisien. Ukuran
keberhasilan diukur dengan peningkatan penyerapan anggaran yang efektif
dan optimal, dan tugas fungsi pada satuan kerja tidak saling tumpang tindih.
Kelima, Tatalaksana. Dalam hal ini, Badan Geologi mengedepankan
ketersediaan data dan potensi hasil sumber daya geologi, vulkanologi

Ringkasan Eksekutif

xi

dan mitigasi bencana, air tanah, geologi lingkungan serta survei geologi.
Adapun strategi yang akan dilakukan adalah: Peningkatan sinergi antara
pusat dan daerah terkait sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi
bencana, air tanah, geologi teknik dan lingkungan serta survei geologi
sangat perlu ditingkatkan; meningkatkan kapasitas data center dengan
penerapan e-government melalui pemanfaatan Information Communication
Technology (ICT); Penguatan penerapan sistem pengadaan barang dan
jasa; dan Penerapan semua tatalaksana sesuai prosedur operasional.
Keenam, Sumber Daya Manusia Aparatur. Dalam rangka mendorong
terbentuknya SDM yang Jujur-Profesional-Melayani-Inovatif, dan Berarti,

terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, eisien dan
terintegrasi, serta memiliki pelayanan publik berkualitas Badan Geologi
bersama-sama dengan Kementerian ESDM melalui program percepatan
dan penguatan sistem manajemen SDM Aparatur.
Ketujuh, Penataan Perundang-Undangan. Kegiatan ini dilakukan dalam
rangka mewujudkan regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
untuk terciptanya birokrasi efektif, eisien dan terintegrasi dengan program
penguatan peraturan perundangan. Program ini dilakukan dengan strategi
antara lain: penyusunan konsep Peraturan Pemerintah terkait Undangundang Panas Bumi, dengan peningkatan perumusan kebijakan yang
mendorong iklim investasi; penyusunan konsep Peraturan Pemerintah
terkait Sumber Daya Air; penyusunan kawasan bentang alam kars; dan
Penyusunan NSPK bidang geologi teknik, geologi lingkungan dan air
tanah.
Kedelapan, Pelayanan Publik. Program kegiatan yang akan dilakukan
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan yaitu: Modernisasi sistem
manajemen pelayanan publik yang meliputi SDM, TIK, dan standar
pelayanan; Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang
informasi kebencanaan; Peningkatan kapasitas masyarakat di Kawasan
Rawan Bencana (KRB) II dan Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dalam
menghadapi bahaya letusan Gunung api; Pembangunan Sumur Bor Air

Tanah di daerah sulit air; Pelayanan rekomendasi teknis air tanah, geologi
teknik dan geologi lingkungan secara online; Pelayanan perpustakaan
yang terintegrasi; Sosialisasi dan pameran bidang sumber daya geologi,
vulkanologi, mitigasi bencana, air tanah, geologi teknik dan lingkungan
serta survei geologi; Monitoring dan supervisi kinerja pelayanan publik;
dan membuka ruang partisipasi publik.

xii

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

Kesembilan, Quick Wins. Program ini menjadi unggulan dan berkaitan
langsung dengan pelayanan masyarakat, yaitu Wajib Latih Penanggulangan
Bencana (WLPB) di Gunung Merapi; Night at the Museum; Sistem
Pelayanan online rekomendasi teknis, Sistem Peringatan Dini Gunungapi
Untuk Keselamatan Penerbangan (VONA - Volcano Observatory Notice for
Aviation) dan Akreditasi Internasional Indonesian Journal on Geoscience
(IJoG).

Ringkasan Eksekutif


xiii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
IKHTISAR EKSEKUTIF.......................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xviii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................... xix
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Sejarah Kelembagaan Geologi di Indonesia........................ 2
1.2 Tantangan dan Isu Strategis................................................. 9
1.3 Tugas dan Fungsi Badan Geologi.......................................11
1.4 Struktur Organisasi............................................................. 14
BAB 2. GAMBARAN BIROKRASI BADAN GEOLOGI..................... 15
2.1 Program, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator
Kinerja Utama ................................................................... 18
2.2 Perjalanan Reformasi Birokrasi di Badan Geologi............ 19
2.3 Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Badan Geologi................................................................... 20
2.3.1 Manajemen Perubahan............................................. 20
2.3.2 Pengawasan.............................................................. 22
2.3.3 Akuntabilitas............................................................ 22
2.3.4 Kelembagaan............................................................23
2.3.5 Tatalaksana............................................................... 23
2.3.6 Sumber Daya Manusia Aparatur.............................. 26
2.3.7 Penataan Peraturan dan Perundang-undangan......... 31
2.3.8 Pelayanan Publik......................................................32
2.4 Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan.............. 35
2.4.1 Manajemen Perubahan............................................. 35
2.4.2 Pengawasan.............................................................. 35
2.4.3 Akuntabilitas............................................................ 36
2.4.4 Kelembagaan............................................................36

xv

2.4.5 Tatalaksana.............................................................. 37
2.4.6 Sumber Daya Manusia Aparatur.............................. 37
2.4.7 Penataan Peraturan dan Perundang-undangan......... 38
2.4.8 Pelayanan Publik......................................................38
2.5 Tantangan dan Permasalahan Pelaksanaan Reformasi....... 39
2.5.1 Manajemen Perubahan............................................. 39
2.5.2 Pengawasan.............................................................. 40
2.5.3 Akuntabilitas............................................................ 40
2.5.4 Kelembagaan............................................................40
2.5.5 Tatalaksana............................................................... 40
2.5.6 Sumber Daya Manusia Aparatur.............................. 41
2.5.7 Penataan Peraturan dan Perundang-undangan......... 41
2.5.8 Pelayanan Publik..................................................... 42
BAB 3. AGENDA REFORMASI BIROKRASI
BADAN GEOLOGI 2015-2019................................................. 45
3.1 Manajemen Perubahan....................................................... 46
3.2 Pengawasan........................................................................ 48
3.3 Akuntabilitas...................................................................... 49
3.4 Kelembagaan...................................................................... 50
3.5 Tatalaksana......................................................................... 51
3.6 Sumber Daya Manusia Aparatur........................................ 52
3.7 Penataan Peraturan Perundang-undangan.......................... 55
3.8 Pelayanan Publik................................................................ 56
3.9 Quick Wins......................................................................... 58
BAB 4. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN................... 63
4.1 Monitoring......................................................................... 64
4.2 Evaluasi............................................................................. 66
4.3 Pelaporan........................................................................... 68
BAB 5. PENUTUP................................................................................... 71

xvi

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peran Lembaga Badan Geologi................................................................... 10
Gambar 1.2 Peta Geologi Indonesia 1:5.000.000............................................................ 11
Gambar 1.3 Peta Cekungan Air Tanah Indonesia............................................................ 12
Gambar 1.4 Peta Tektonik Regional dan Pola Sebaran Sesar Aktif................................. 12
Gambar 1.5 Peta Cekungan Sedimen Indonesia............................................................. 13
Gambar 1.6 Peta Wilayah Kerja Panas Bumi.................................................................. 13
Gambar 1.7 Struktur Organisasi Badan Geologi.............................................................. 14
Gambar 2.1 Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi................................................ 17
Gambar 2.2 Sejarah perjalanan Reformasi Birokrasi KESDM......................................... 19
Gambar 2.3 Tujuan Jangka Panjang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.......................... 20
Gambar 2.4 Penataan arsip pegawai (Personal File) Badan Geologi.............................. 25
Gambar 2.5 Night at the museum dan anak usia dini pengunjung Museum Geologi...... 34
Gambar 3.1 Program Area Manajemen Perubahandari tahun 2015 – 2019.................... 47
Gambar 3.2 Program pada area pengawasan dari tahun 2015 – 2019........................... 49
Gambar 3.3 Program pada area akuntabilitas dari tahun 2015 – 2019........................... 50
Gambar 3.4 Program pada area kelembagaan dari tahun 2015 – 2019.......................... 51
Gambar 3.5 Program pada area tata laksana dari tahun 2015 – 2019............................ 53
Gambar 3.6 Program pada area perubahan SDM aparatur dari tahun 2015 – 2019....... 54
Gambar 3.7 Program pada area penataan perundang-undangan tahun 2015 – 2019.... 55
Gambar 3.8 Program pada area pelayanan publik dari tahun 2015 – 2019.................... 58
Gambar 3.9 Buku Indonesian Journal on Geoscience (IJOG)......................................... 60

xvii

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kronologi Kelembagaan Geologi Tahun 1850 – 2016.............. 4
Tabel 1.2 Tantangan dan Isu Strategis...................................................... 8
Tabel 3.1 Program Quick Wins Reformasi Birokrasi KESDM
2015-2019................................................................................. 61
Tabel 4.1 Rencana Program Monitoring Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi.................................................................. 65
Tabel 4.2 Kriteria keberhasilan program evaluasi tahunan...................... 66
Tabel 4.3 Kriteria Keberhasilan Program Evaluasi Menyeluruh.............. 67

xviii

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

DAFTAR SINGKATAN
APBN
APIP
ASN
BG
BKAT
BKN
BMN
BPK
BPJS
BPPTKG
CAT
CBM
CPNS
DOAJ
FES
G2C
G2G
GeoDigi
ICT
IJoG
IKU
ISO
JFT
Juknis
KAN
Kanwil
KESDM
KKN
KRB
KSP
LAKIP
LAPTAH
LHKASN
LHKPN
LIPI
LP2P
LSM
Monev
NPWP
NSPK
PBM
Permen

: Anggaran Pendapatan Belanja Negara
: Aparat Pengawas Internal Pemerintah
: Aparatur Sipil Negara
: Badan Geologi
: Balai Konservasi Air Tanah
: Badan Kepegawaian Negara
: Barang Milik Negara
: Badan Pemeriksa Keuangan
: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi
: Computer Assisted Test
: Coal-bed Methane
: Calon Pegawai Negeri Sipil
: Directory of Open Access Journals
: Factor Evaluation System
: Government to Consumer
: Government to Government
: Geologi dan Digital
: Information Communication Technology
: Indonesian Journal on Geoscience
: Indikator Kinerja Utama
: International Standard Organization
: Jabatan Fungsional Tertentu
: Petunjuk teknis
: Komite Akreditasi Nasional
: Kantor Wilayah
: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
: Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
: Kawasan Rawan Bencana
: Kebijakan Satu Peta
: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
: Laporan Tahunan
: Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara
: Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
: Laporan Pajak-pajak Pribadi
: Lembaga Swadaya Masyarakat
: Monitoring Evaluasi
: Nomor Pokok Wajib Pajak
: Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
: Performance Based Management
: Peraturan Menteri

xix

PGA
PK
PMPRB
PNS
POK
PP
PSDATGL
PSMB
Pusdatin
PVMBG
RC
Renstra
RKAKL
RKT
RB
RBI
SAIBA
SAKIP
SAPK
SIG
SIKAP
SIMAK BMN
SIPEG
SIRUP
Sisdoktah
SKP
SLKS
SOP
SPIP
SPPD
SPT
TIK
TMT
TEPRA
UHP
UNDP
UPN
UPT
VOIP
VONA
WBBM
WBK
WBS
WKP
WLPB
WPN
WTP
WUP

xx

: Pengamat gunungapi
: Penetapan Kinerja
: Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi
: Pegawai Negeri Sipil
: Petunjuk operasional kegiatan
: Peraturan Pemerintah
: Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan
: Pelatihan pembelajar sukses mahasiswa baru
: Pusat Data dan Teknologi Informasi
: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
: Regional Center
: Rencana Strategi
: Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga
: Rencana Kinerja Tahunan
: Reformasi Birokrasi
: Reformasi Birokrasi Instansi
: Sistem Aplikasi Instansi Basis Aktual
: Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
: Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian
: Sistem Informasi Geograis
: Sistem Informasi Kehadiran Pegawai
: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
: Sistem Informasi Pegawai
: Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
: Sistem Informasi Dokumentasi Tata Naskah
: Sasaran Kinerja Pegawai
: Satya Lancana Karya Satya
: Standard Operating Procedure
: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
: Surat Perintah Perjalanan Dinas
: Surat Pemberitahuan Tahunan
: Teknologi Informasi dan Komunikasi
: Terhitung mulai tanggal
: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran
: Uang Harian Perjalanan
: United Nation Development Progam
: Universitas Pembangunan Nasional
: Unit Pelaksana Teknis
: Voice Over Internet Protocol
: Volcano Observatory Notice for Aviation
: Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
: Wilayah Bebas Korupsi
: Whistle Blowing System
: Wilayah Kerja Pertambangan
: Wajib Latih Penanggulangan Bencana
: Wilayah Pencadangan Negara
: Wajah Tanpa Pengecualian
: Wilayah Usaha Pertambangan

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

BAB 1
PENDAHULUAN

1

1.1 Sejarah Kelembagaan Geologi di Indonesia
Pada tahun 1850, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mendirikan Dinas
Pertambangan (Dienst van het Mijnwezen) di kepulauan Nusantara. Selain
itu, pada waktu berdiri Perhimpunan Ilmu Alam Kerajaan (Koninklijk
Natuurkundige Vereeniging). Kedua badan itulah yang kemudian saling
mengisi dalam penyelidikan geologi dan menerbitkan artikel dalam
Natuurkundig Tijdschrift, Majalah Ilmu Alam yang kemudian berubah
menjadi “Chronica Naturae”. Dalam waktu yang singkat forum ini
menjadi penuh sesak dengan penerbitan, terutama pencetakan peta. Oleh
karenanya Dinas Pertambangan memandang perlu untuk menerbitkan
majalah tersendiri Jaarboek van het Mijnwezen in Nederlandsch Oost Indie
pada tahun 1872. Dalam perempat terakhir abad ke-19 tercatat kegiatan
penyelidikan geologi baik untuk kepentingan ilmu murni maupun aplikasi.
Penyelidikan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus diumumkan
pada tahun 1844 (Eugene Dubois).
Dalam perempat pertama abad ke-20 kegiatan penyelidikan geologi
meningkat pesat. Pada masa ini didirikan cabang geologi dalam Dinas
Pertambangan dan sejumlah penyelidikan dilakukan di luar Jawa. Selain
geologiwan Belanda, telah banyak pula datang geologiwan dari negara lain.
Pada akhir periode ini orang berpendapat bahwa data geologi sudah cukup
banyak dan sudah tiba waktunya untuk membuat sintesa dan kesimpulan.
Brouwer (1925) dan Rutten (1927) menutupnya dengan penerbitan bukunya
masing-masing Geology of Netherlands East lndies dan Voordrachten over
de Geologie van Nederlandsch Oost lndie.
Pada perempatan kedua abad ke-20 pula dimulailah penyelidikan
bersistem, yaitu penyelidikan yang teratur dan lebih teliti di negeri kita
ini. Pada periode ini dapat diterbitkan sebanyak 12 lembar peta bersistem
Pulau Jawa (1:100.000), 13 lembar Pulau Sumatra (1:200.000) dan 12
lembar peta regional berskala 1:1.000.000. Ekspedisi ilmlah banyak
diselenggarakan; dapat dicatat di antaranya ekspedisi Snellius (dengan
geologiwan PH.Kuenen, 1929-1930), penyelidikan gaya berat oleh F. A.
Vening Meinesz dengan mempergunakan kapal selam Nederland K-XIII
(1929 - 1930) dan ekspedisi puncakbersalju Cartenz (dengan geologiwan J.
J. Dozy) yang berhasil menemukan endapan tembaga Ertsberg yang kaya
raya itu (1936).
Sebagaimana perempatan abad ke-20 sebelumnya, periode ini ditutup

2

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

pula dengan suatu sintesa yang didahului oleh H. Stauffer melalui The
Geology of the Netherlands East Indies dalam Science and Scientist in
the Netherlands Indies (Tahun 1945); kemudian R. W. Van Bemmelen
(Tahun 1949) menerbitkan karya besarnya yang mengundang pro dan
kontra, sekaligus sebagai kesimpulan penyelidikan geologi selama hampir
100 tahun (1850 - 1950). Tercakup dalam bukunya itu data yang dimiliki
perusahaan pertambangan, minyak dan nir-minyak yang boleh diumumkan.
Secara kelembagaan, Dienst van het Mijnwezen berganti nama jadi Dienst
vanden Mijnbouw pada tahun 1922, dan diambil alih oleh bala tentara
Jepang pada tahun 1942. Selama sekitar 3,5 tahun pasukan tentara Jepang
menguasai kantor Mijnbouw dan mengganti namanya jadi Kogyo Zimusho
yang kemudian menjadi Chishitsuchosacho. Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945 di antaranya juga telah mengubah sejarah
kelembagaan geologi di Indonesia. Melalui proses peralihan kekuasaan
di zaman perang kemerdekaan (1945-1949) berdirilah Pusat Djawatan
Tambang dan Geologi.
Ketika terjadi penyerahan kedaulatan RI dari Pemerintah Belanda pada
tahun 1949, terbentuk dua lembaga, yaitu Pusat Djawatan Pertambangan
yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Jakarta dan di Bandung, dan
Pusat Djawatan Tambang dan Geologi yang didirikan oleh Pemerintah
RI. Lembaga yang kedua itu selama empat tahun,1945-1949, berpindahpindah dari satu tempat ketempat lain, yang terakhir di Yogyakarta.
Kemudian kedua lembaga itu oleh Pemerintah RI digabungkan menjadi
Djawatan Pertambangan RI pada tahun 1950; dan selanjutnya dipecah
kembali menjadi Djawatan Pertambangan di Jakarta dan Djawatan Geologi
di Bandung pada tahun 1952.
Djawatan Geologi sempalan dari Djawatan Pertambangan RI (1952) inilah
yang selanjutnya berkembang menjadi beberapa lembaga kegeologian,
dan yang mewarisi dokumen hasil penyelidikan sumber daya mineral dan
pemetaan geologi di Indonesia sejak awal abad ke-17. Perkembangan
selanjutnya, Djawatan Geologi berganti nama menjadi Direktorat Geologi
pada tahun 1963. Mulai tahun 1966, Direktorat Geologi bernaung di bawah
Direktorat Jenderal Pertambangan. Pengembangan kelembagaan terjadi
pada tahun 1978, ketika Direktorat Geologi dipecah menjadi: Direktorat
Sumber Daya Mineral, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Direktorat
Vulkanologi, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Ketiga
Direktorat dan satu Pusat itu masih bernaung di bawah Direktorat Jenderal

Bab 1 Pendahuluan

3

dengan nama yang baru Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Pada
tahun 1984 terjadilah pemecahan Direktorat Jenderal itu menjadi Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum (yang baru) dan Direktorat Jenderal Geologi
dan Sumber Daya Mineral. Ketiga Direktorat dan satu Pusat itu bernaung
di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan
pendirian satu Pusat lagi, yaitu Pusat Pengembangan Geologi Kelautan.
Perubahan mendasar kelembagaan terjadi pada tahun 2001, ketika dibentuk
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.
Unit di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral
tersebut terpisah-pisah, tiga direktorat masuk ke Direktorat Jenderal Geologi
dan Sumber Daya Mineral (yang baru), dan dua pusat bersama dengan
tiga pusat lainnya berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan

Tabel 1.1 Kronologi Kelembagaan Geologi Tahun 1850 - 2016

4

TAHUN

PEMERINTAHAN/
KEMENTERIAN

1850 - 1922

Pemerintah Penjajahan
Belanda

LEMBAGA

UNIT- UNIT INSTANSI

Dients van het Mijnwezen

Mijnwezen

1922 - 1942

Pemerintah Penjajahan
Belanda

Dients van den Mijnbow

1. Opsporingdienst (Dinas
Penyelidikan Geologi)
2. Grondpeilwezen (Dinas
Pendugaan Tanah)
3. Volcanologische Onderzoek
(Dinas Penjagaan Gunungapi)
4. Dienst der Mijnverordeningen
5. Laboratorium Kimia dan
Paleontologi

1942 - 1945

Pemerintah Penjajahan
Jepang

Kogyo Zimusho --> Chisitsu
Chosayo

1. Chisitsu Kakari
(Bag. Perpetaan)
2. Kosan Kakari
(Bag. Gunungapi)
3. Seizu Kakari
(Bag. Kartograi)

1945 - 1946

Kemerdekaan RI,
Kementerian Pekerjaan
Umum

Pusat Jawatan Tambang dan
Geologi

1. Bagian Geologi
2. Bagian Laboratorium
3. Bagian Perusahaan

1946 - 1947

Kementerian Kemakmuran

Pusat Jawatan Tambang dan
Geologi

1.
2.
3.
4.

Bagian Geologi
Bagian Geoteknik
Bagian Laboratorium
Bagian Hukum dan Inspektur
Tambang
5. Bagian Perusahaan

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

TAHUN

PEMERINTAHAN/
KEMENTERIAN

LEMBAGA

UNIT- UNIT INSTANSI

1947 - 1949

Kementerian
Perekonomian

Kementerian Muda Kemakmuran
--> Pusat Jawatan Tambang dan
Geologi

1.
2.
3.
4.
5.

1949 - 1950

Republik Indonesia Serikat
(RIS)

Kementerian Kemakmuran
--> Pusat Jawatan Tambang
Kementerian Perdagangan
dan Perindustrian --> Jawatan
Tambang dan Geologi

Jawatan Tambang dan Geologi

1950 - 1952

Kementerian
Perekonomian

Jawatan Pertambangan RI

Pusat Jawatan Pertambangan dan
Jawatan Tambang dan Geologi

1952 - 1956

Kementerian
Perekonomian

Jawatan Pertambangan RI dipecah Jawatan Geologi
menjadi:
1. Jawatan Pertambangan
2. Jawatan Geologi

1956 - 1957

Kementerian
Perekonomian

Jawatan Geologi diubah menjadi
Pusat Jawatan Geologi

Pusat Jawatan Geologi

1957 - 1959

Kementerian
Perekonomian dipecah
menjadi:
1. Kementerian
Perindustrian
2. Kementerian
Perdagangan

Kementerian Perindustrian -->
Pusat Jawatan Geologi diubah
menjadi Jawatan Geologi

Jawatan Geologi

1959 - 1963

Kementerian Perindustrian
dipecah menjadi:
1. Departemen
Perindustrian Rakyat
2. Departemen
Perdagangan dan
Pertambangan
(Depperdatam)

Depperdatam:
1. Jawatan Pertambangan -->
Biro Urusan Perusahaan
Tambang Negara
2. Jawatan Geologi

Jawatan Geologi:
1. Bagian Geologi Umum
2. Bagian Geologi Ekonomi
3. Bagian Geologi Teknik dan
Pemboran
4. Bagian Geohidrologi
5. Bagian Geoisika
6. Bagian Geokimia
7. Bagian Teknik Umum

1963 - 1966

Depperdatam

Jawatan Geologi diubah menjadi
Direktorat Geologi

Direktorat Geologi:
1. Dinas Perpetaan
2. Dinas Geologi Ekonomi
3. Dinas Geologi Teknik dan
Hidrogeologi
4. Dinas Gunung Berapi
5. Dinas Geoisika
6. Lab. Paleontologi, Petrologi dan
Foto Geologi
7. Subdit Pemboran
8. Subdit Kimia Mineral
9. Bagian Publikasi dan Informasi

Bab 1 Pendahuluan

Bagian Geologi
Bagian Geologi Teknik
Bagian Laboratorium
Bagian Pendidikan
Bagian Statistik dan
Dokumentasi
6. Bagian Hukum dan Inspektur
Tambang

5

TAHUN
1966 - 1974

1974 - 1978

6

PEMERINTAHAN/
KEMENTERIAN
Depperdatam dipecah
menjadi:
1. Departemen
Perindustrian
2. Departemen
Pertambangan

Departemen Pertambangan
diubah menjadi Departemen
Pertambangan dan Energi
(Deptamben)

LEMBAGA

UNIT- UNIT INSTANSI

Departemen Pertambangan -->
Direktorat Geologi:
Ditjen Pertambangan:
1. Dinas Perpetaan
1. Direktorat Bina Sarana Usaha 2. Dinas Eksplorasi
Tambang
3. Dinas Vulkanologi
2. Direktorat Geologi
4. Dinas Geologi Teknik dan
3. Akademi Geologi dan
Hidogeologi
Pertambangan (AGP)
5. Bagian Laboratorium dan
Dokumentasi
Organisasi Direktorat Geologi tidak mengalami perubahan

1978 - 1984

Deptamben

Direktorat Jenderal Pertambangan 1. Direktorat Teknik Pertambangan
Umum
2. Direktorat Pembinaan
Pengusahaan Pertambangan
3. Pusbang Teknologi Mineral
4. Puslitbang Geologi
5. Direktorat Sumber Daya Mineral
6. Direktorat Geologi Tata
Lingkungan
7. Direktorat Vulkanologi

1984 - 1992

Deptamben

Reorganisasi Deptamben dan
pembentukan:
1. Ditjen Pertambangan Umum
2. Ditjen Geologi

Ditjen Geologi:
1. Puslitbang Geologi
2. Pusat Pengembangan Geologi
Kelautan
3. Direktorat Sumber Daya Mineral
4. Direktorat Geologi Tata
Lingkungan
5. Direktorat Vulkanologi

1992 - 2001

Deptamben diubah
menjadi Departemen
Energi dan Sumber Daya
Mineral (DESDM)

Ditjen Geologi diubah menjadi
Ditjen Geologi dan Sumber Daya
Mineral

Ditjen Geologi dan Sumber Daya
Mineral:
1. Puslitbang Geologi
2. Puslitbang Geologi Kelautan
3. Direktorat Sumber Daya Mineral
4. Direktorat Geologi Tata
Lingkungan
5. Direktorat Vulkanologi

2001 - 2005

DESDM

Reorganisasi DESDM
dengan penggabungan Ditjen
Pertambangan Umum ke Ditjen
Geologi dan Sumber Daya
Mineral, serta pembentukan
Badan Litbang ESDM dan Badan
Diklat ESDM

Ditjen Geologi dan Sumber Daya
Mineral:
1. Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral
2. Direktorat Pengusahaan Mineral
dan Batubara
3. Direktorat Teknik Mineral dan
Batubara
4. Direktorat Tata Lingkungan
Geologi & Kawasan
Pertambangan
5. Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

TAHUN

PEMERINTAHAN/
KEMENTERIAN

LEMBAGA

UNIT- UNIT INSTANSI
Badan Litbang ESDM:
1. Puslitbang Geologi
2. Puslitbang Geologi Kelautan
3. Puslitbangtek Migas ”Lemigas”
4. Puslitbang Tekmira
5. Puslitbangtek Energi dan
Ketenagalistrikan
Badan Diklat ESDM:
1. Pusdiklat Geologi
2. Pusdiklat Migas
3. Pusdiklat Tekmira
4. Pusdiklat Energi dan
Ketenagalistrikan

2005 - 2009

DESDM

Reorganisasi DESDM dengan
pembentukan Ditjen Mineral,
Batubara dan Panas Bumi
(khusus menangani pengusahaan
pertambangan umum) dan Badan
Geologi

Badan Geologi:
1. Pusat Survei Geologi
2. Pusat Sumber Daya Geologi
3. Pusat Lingkungan Geologi
4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi
Balitbang ESDM:
1. Puslitbang Geologi Kelautan
2. Puslitbangtek Migas ”Lemigas”
3. Puslitbang Tekmira
4. Puslitbangtek Ketenagalistrikan
dan Energi Baru Terbarukan
Badan Diklat ESDM:
1. Pusdiklat Geologi
2. Pusdiklat Tekmira
3. Pusdiklat Migas
Pusdiklat Ketenagalistrikan dan
Energi Baru Terbarukan

2009 - Sekarang

KESDM

Reorganisasi sehubungan UU
No. 39/2008 dipertegas dengan
Perpres 47/2009 dan Permen
ESDM Nomor 18 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral

Badan Geologi:
1. Sekretariat Badan Geologi
2. Pusat Sumber Daya Geologi
3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi
4. Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
5. Pusat Survei Geologi

Bab 1 Pendahuluan

7

Energi dan Sumber Daya Mineral. Akhirnya pada tahun 2005 terbentuklah
Badan Geologi yang membawahi empat pusat dan satu sekretariat badan,
sedangkan satu pusat lagi masih bernaung di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.
Jika melihat sejarahnya, pada awalnya kegiatan institusi kegeologian
di Indonesia dan juga di dunia lebih banyak terkait dengan pemenuhan
kebutuhan informasi untuk industri pertambangan dan perminyakan
sehingga kegiatan kegeologian cenderung menunjang kedua sektor ini.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini
informasi geologi juga banyak dibutuhkan oleh berbagai sektor lain,
seperti pekerjaan umum, lingkungan hidup, tata ruang, kebencanaan, dan
kepariwisataan.

1.2 Tantangan dan Isu Strategis
Tabel 1.2 Tantangan dan Isu Strategis
NO

8

ISU STRATEGIS

TUGAS/KEGIATAN

1

Ketahanan Nasional
a. Negara maritim
b. Kondisi geopolitik yang dinamis
c. Wilayah negara kesatuan Indonesia yang
luas
d. Ketahanan energi dan mineral
e. Batas wilayah negara (landas kontinen)

a. Penyelidikan, survei, pelayanan dan penelitian
geologi kelautan
b. Penyelidikan, survei, eksplorasi pelayanan dan
penelitian pulau pulau kecil dan terluar
c. Penyelidikan dan perumusan batas landas kontinen
Indonesia
d. Penetapan wilayah pencadangan nasional untuk
mineral
e. Penyelidikan, survei, eksplorasi pelayanan dan
penelitian sumber daya geologi di darat dan laut
f. Penyelidikan, survei, pelayanan dan penelitian
sumber-sumber energi dan mineral di luar negeri

2

Air
a. Pemenuhan kebutuhan air baku
b. Peningkatan kebutuhan air
c. Penurunan kuantitas dan kualitas sumber
air
d. Konservasi air tanah di kota besar;

a.
b.
c.
d.
f.

3

Pangan
a. Kemandirian pangan
b. Peningkatan produktivitas pangan

Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan sumber bahan
baku pupuk,biogeoregion, air tanah

Inventarisasi, pemetaan hidrogeologi
Eksplorasi, eksploitasi air tanah di daerah sulit air
Konservasi air tanah
Penyelidikan potensi air tanah
Teknologi konservasi air tanah

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

NO

ISU STRATEGIS

TUGAS/KEGIATAN

4

Energi
a. Kemandirian energi
b. Ketersediaan energi
c. Peningkatan kebutuhan energi
d. Penurunan produksi migas
e. Pengembangan energi alternatif

Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan, eksplorasi
sumber daya batubara, panas bumi, migas, gambut,
CBM, bitumen padat, gas hidrat

5

Lingkungan dan Perubahan Iklim
a. Ancaman degradasi lingkungan
b. Pencemaran lingkungan
c. Pemanasan global
d. Pengelolaan lingkungan

a. Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan, deliniasi
kawasan lindung geologi
b. Pemetaan, penyelidikan ekologi untuk TPA sampah
c. Pemilihan lokasi Carbon Capture Storage
Mitigasi pemanasan global
d. Konservasi dan pengelolaan sektor energi dan
sumber daya mineral yang berkelanjutan
e. Penelitian geologi untuk kesehatan (Medical
Geology)

6

Bencana
a. Peningkatan frekuensi bencana geologi
b. Peningkatan jumlah penduduk di daerah
rawan bencana

a. Pemetaan kawasan rawan bencana gunungapi,
gempa bumi dan tsunami, zona kerentanan, gerakan
tanah
b. Peringatan dini bencana letusan gunungapi dan
gerakan tanah
Tanggap darurat bencana geologi

7

Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah
a. Konlik tata guna lahan
b. Tumpang tindih tata guna lahan
c. Tata ruang bawah permukaan dan bawah
laut

a. Pemetaan, penyelidikan daya dukung lahan
beraspek geologi (geologi teknik, kebencanaan,
sumber daya geologi)
b. Optimalisasi tata ruang (kota, regional)
c. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral,
batubara, panas bumi, migas
Alokasi lahan kegiatan pertambangan

8

Penerimaan Negara dan Pertumbuhan
Ekonomi
a. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya
geologi
b. Dukungan terhadap sektor industri berbasis
mineral

a. Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan sumber daya
mineral, batubara, migas untuk kebutuhan ekspor
(peningkatan devisa)
b. Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan bahan baku
(mineral dll) untuk kebutuhan pertumbuhan ekonomi
lokal/nasional

9

Pengembangan Informasi Geologi
a. Peningkatan keilmuan
b. Penambahan kebutuhan data dasar geologi
c. Penyediaan data dasar
d. Pengembangan Museum Geologi
e. Penambahan peta tematik geologi

a. Pemetaan geologi, geoisika dan geokimia darat dan
laut
b. Penelitian, pengembangan kegeologian
c. Sosialisasi, diseminasi informasi geologi

Bab 1 Pendahuluan

9

Mengingat luasnya peran geologi dalam pembangunan nasional maka
Reformasi Birokrasi yang berkesinambungan merupakan kebutuhan
yang mendesak untuk terwujudnya lembaga kegeologian yang kompeten,
kredibel, dan berwenang penuh untuk melakukan berbagai kegiatan tersebut
serta fungsi layanan umum yang luas dan mendukung berbagai sektor yang
cakupan nasional dalam kewilayahan, kebijakan dan pelayanan umum.

Gambar 1.1 Peran Lembaga Badan Geologi.

1.3 Tugas dan Fungsi Badan Geologi
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2015 tentang Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi mempunyai tugas:
“menyelenggarakan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang
sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah,
dan geologi lingkungan, serta survei geologi”.
Adapun fungsinya:
a. penyusunan kebijakan teknis penelitian dan penyelidikan di bidang
sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air
tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;
b. perumusan kebijakan di bidang pelayanan sumber daya geologi,
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi
lingkungan, serta survei geologi;
c. pelaksanaan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber

10

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

d.

e.

f.

g.
h.

daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan
geologi lingkungan, serta survei geologi;
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelidikan
dan pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana
geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelidikan dan pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan
mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta
survei geologi;
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
penelitian, penyelidikan, dan pelayanan sumber daya geologi,
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi
lingkungan, serta survei geologi;
pelaksanaan administrasi Badan Geologi; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Gambar 1.2 Peta Geologi Indonesia Skala 1:5.000.000.

Bab 1 Pendahuluan

11

Gambar 1.3 Peta Cekungan Air Tanah Indonesia.

Gambar 1.4 Peta Tektonik Regional dan Pola Sebaran Sesar Aktif.

12

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

Gambar 1.5 Peta Cekungan Sedimen Indonesia.

Gambar 1.6 Peta Wilayah Kerja Panas Bumi.

Bab 1 Pendahuluan

13

1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan Permen ESDM No. 18 Tanggal 22 November 2010, Badan
Geologi merupakan salah satu Unit Eselon I di bawah KESDM yang
terdiri atas lima unit kerja Eselon II, yaitu:
a. Sekretariat Badan Geologi (SBG)
b. Pusat Sumber Daya Geologi (PMG)
c. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG)
d. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG)
e. Pusat Survei Geologi (PSG)
Sementara itu, tugas pokok dan fungsi BPPTKG diatur oleh Peraturan
Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi;
tata kerja Museum Geologi ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
ESDM Nomor 12 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum
Geologi; dan BKAT diatur oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 24 tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Konservasi Air Tanah.
Berdasarkan peraturan-peraturan menteri ESDM di atas, secara struktur
organisasi BPPTKG berada langsung di bawah unit Eselon II PVMBG;
organisasi Museum Geologi berada di bawah unit Eselon II PSG; dan
BKAT berada di bawah unit Eselon II PSDATGL.

Gambar 1.7 Struktur Organisasi Badan Geologi.

14

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

BAB 2
GAMBARAN
BIROKRASI
BADAN GEOLOGI

15

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya manusia
aparatur. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan
berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui.
Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi
birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi
serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan
untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat.
Oleh karenanya harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat
mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan eisien. Reformasi
di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap
dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang
bersifat radikal dan revolusioner.
Melihat pengalaman sejumlah Negara menunjukan bahwa reformasi
birokrasi merupakan langkah awal untuk mencapai kemajuan sebuah
Negara. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan penataan terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak hanya efektif dan eisien tapi juga
reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Reformasi birokrasi memang akan diterapkan di jajaran
kementerian dan lembaga pemerintah. Mereformasi birokrasi kementerian
dan lembaga memang sudah saatnya dilakukan sesuai dengan tuntutan
situasi dan kondisi saat ini, dimana birokrasi dituntut untuk dapat melayani
masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Birokrasi merupakan
faktor penentu dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Oleh sebab
itu cita-cita reformasi birokrasi adalah terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang profesional, memiliki kepastian hukum, transparan,
partisipatif, akuntabel, dan memiliki kredibilitas serta berkembangnya
budaya dan perilaku birokrasi yang didasari oleh etika, pelayanan dan
pertanggungjawaban publik serta integritas pengabdian dalam mengemban
misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.

16

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

Gambar 2.1 Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi (Sumber: Permenpan
RB nomor 11 tahun 2015).

Reformasi birokrasi di Indonesia menempatkan pentingnya rasionalisasi
birokrasi yang menciptakan efesiensi, efektiitas, dan produktiitas
melalui pembagian kerja hirarkikal dan horizontal yang seimbang, diukur
dengan rasio antara volume atau beban tugas dengan jumlah sumber
daya disertai tata kerja formalistik dan pengawasan yang ketat. Penataan
organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah didasarkan pada
sasaran startegis, agenda kebijakan, program dan kinerja kegiatan yang
terencana dan diarahkan terbangunannya sosok birokrasi dengan tugas
dan pertanggungjawaban terbuka dan aksessif.
Penyederahanaan tata kerja dalam hubungan intra dan antar aparatur
serta antar aparatur dengan masyarakat dan dunia usaha yang berorientasi
pada kriteria dan mekanisme yang impersonal terarah pada penerapan
pelayanan prima. Reformasi birokrasi juga merupakan langkah strategis
membangun sumber daya aparatur Negara yang professional, memiliki
daya guna dan hasil guna yang profesional dalam rangka menunjang
jalannnya pemerintah dan pembangunan nasional. Pelaksanaan reformasi
birokrasi telah mendapatkan landasan yang kuat melalui penerbitan
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Selanjutnya, dalam implementasinya telah ditetapkan landasan
operasional dalam bentuk Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20
tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014. Kemajuan

Bab 2 Gambaran Birokrasi Badan Geologi

17

yang cukup berarti, dalam tahun 2010 ini, sebanyak 9 kementerian/
lembaga telah melaksanakan Reformasi Birokrasi Instansi (RBI). Dalam
rangka meningkatkan koordinasi, menajamkan dan mengawal pelaksanaan
reformasi birokrasi, telah ditempuh langkah-langkah kebijakan, antara lain:
1. penerbitan Keppres 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite
Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi
Nasional, yang disempurnakan menjadi Keppres Nomor 23 Tahun
2010.
2. Keputusan Menpan dan RB Nomor 355 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Tim Independen, dan Keputusan Menpan dan RB
Nomor 356 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Penjamin Kualitas
(Quality Assurance). Pada tahun 2011, diharapkan setiap Kementerian/
Lembaga yang telah melaksanakan RBI semakin bertambah sejalan
dengan komitmen pemerintah untuk menuntaskan RBI pada seluruh
K/L.
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis RBI diharapkan dapat
diselesaikan dan diimplementasikan. Sejalan dengan perluasan reformasi
birokrasi pada instansi pemerintah daerah, maka sosialisasi dan asistensi
kepada pemerintah daerah terus ditingkatkan. Kualitas pelaksanaan
reformasi birokrasi khususnya dampaknya pada peningkatan kinerja
dan pelayanan publik terus diawasi melalui Tim Quality Assurance.
Pada akhirnya keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi akan sangat
mendukung tercapainya IKU (Indikator Kinerja Utama) Badan Geologi
yang pada akhirnya terciptanya good governance dan peningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan investasi di Indonesia
yang berujung pada peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
2.1 Program, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja
Utama
Badan Geologi mempunya program “Penelitian, Mitigasi dan Pelayanan
Geologi” dengan tujuan “Peningkatan Status dan Kualitas Data Dasar
Geologi, Sumber Daya Geologi, Penataan Ruang Berbasis Geologi, serta
Mitigasi Bencana Geologi”. Adapun yang menjadi sasaran strategisnya
adalah:
1. Penyiapan Rekomendasi Wilayah Kerja:
a. Migas
b. Panas Bumi

18

Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019

c. Batubara dan Coal-Bed Methane (CBM)
d. Mineral
2. Peningkatan Kualitas Data Keprospekan Sumber Daya Panas Bumi,
Batubara, CBM dan Mineral
3. Penyediaan Air Bersih Melalui Pengeboran Air Tanah di Daerah Sulit
Air
4. Penyiapan dan Pemberian Rekomendasi Mitigasi Bencana Geologi
5. Penyebarluasan Informasi Mitigasi Bencana Geologi
6. Penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi
7. Penyediaan Peta Geologi Sistematik dan Tematik
8. Penyiapan dan Penyediaan Data, Info