S IPS 1006770 Chapter1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Sunarto &
Hartono (2008:35) menyatakan pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil
pertumbuhan yaitu bertambahnya ukuran badan anak seperti panjang, berat dan
kekuatannya begitu pula dengan pertumbuhan yang mencangkup perubahan
sistem jaringan saraf dan sistem seksual anak. Sedangkan perkembangan
mengacu pada perubahan karakteristik individu yangn khas. Para ahli psikologi
mengungkapkan bahwa perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat
progresif untuk mencapai karakteristik yang baru,misalnyaNagel (dalam Jamilah,
2008 hlm. 38)mengemukakan pengertian perkembangan sebagai perubahan
progesif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi
dengan lingkungan. Perkembangan dan pertumbuhan saling berkaitan dan
keduanya berasal dari dalam diri individu. Dalam proses perkembangnnya,
seorang anak akan mengalami masa peralihan menuju dewasa yaitu masa remaja
yang ditandai dengan pubertas.
Root (dalam Hurlock, 1997 hlm. 184) menyatakan bahwa masa puber
adalah masa dimana telah matangnya alat-alat seksual dan berkembangnya
kemampuan bereproduksi. Pada perempuan masa puber terjadi pada usia 11-15
tahun, sedangkan laki-laki terjadi pada 12-16 tahun. Siswa SMP berada pada
tahun-tahun pubertas tersebut sehingga sangat rentan terhadap hal-hal baru yang
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2
cenderung negatif. Perkembangan masa puber sangat berpengaruh terhadap
keadaan fisik, pola pikir dan perilaku, sedangkan masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hall (1993) melihat masa
remaja adalam masa “Strom and Stress”. Maksudnya bahwa masa remaja
merupakan masa dimana remaja menemui banyak permasalahan yang
dihadapinya dan masa ini merupakan awal pembentukan identitas remaja
tersebut. Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescere yang
berarti tumbuh untuk mencapai kematangan. Adolescence memiliki arti yang
luas,
mencangkup
kematangan
mental,
emosional,
social
dan
fisik.
MenurutMappiare (dalam Ali & Asrori, 2009:9) remaja adalah berlangsung
antara 12 tahun hingga 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi laki-laki.
Sebagaian besar orang memandang istilah puber dan remaja adalah
maksud yang sama, padahal kedua istilah ini berbeda. Puber lebih memandang
terhadap perubahan fisik seorang anak laki-laki maupun perempuan sedangkan
masa remaja memandang perubahan emosi. Menurut para ahli psikologi
menyatakan bahwa masa remaja biasanya terjadi 2 tahun setelah masa puber.
Melihat dari pengertian tersebut, terlihat bahwa remaja tidak memiliki tempat
atau posisi yang jelas, mereka tidak termasuk golongan anak-anak namun belum
dikatakan atau diterima untuk masuk ke golongan dewasa, remaja merupakan
diantara fase anak-anak dan fase dewasa. Maka dari itu remaja sering dikatakan
dengan fase mencari jati diri (Ali &Asrori, 2009:9)
Penelitian Hotzhon (dalam Nurdiani, 2008) memaparkan bahwa masalah
yang sering timbul dialami remaja adalah penyesuaian diri terhadap tugas-tugas
baik yang dikerjakan di sekolah maupun di rumah. Mereka menganggap bahwa
tugas-tugas tersebut dapat dikerjakan dengan cara melihat hasil pekerjaan
temannya atau pun dengan cara mengerjakan di lain waktu.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3
Pekerjaan rumah dan tugas sekolah merupakan salah satu aktivitas dalam
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa di kelas. Untuk mencapai nilai yang
memuaskan, setiap siswa berlomba untuk mengerjakan tugas sekolah dan
pekerjaan rumah dengan baik, salah satunya dengan membuat perencanaan
terlebih dahulu. Contoh jika seorang siswa diberikan tugas dan pengerjaannya
diberikan waktu satu minggu maka idealnya siswa tersebut langsung
mengerjakan tugas tersebut dan membuat skala prioritas untuk mengerjakan
tugas tersebut. Namun tidak sedikit siswa yang menunda pengerjaannya, banyak
alasan yang mereka keluarkan. Dimulai dengan alasan masa pengumpulan tugas
yang masih lama, ada pekerjaan yang lebih penting dan alasan lainya.Penundaan
tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku prokrastinasi (Ghufron, 2003).
Istilah prokrastinasi berasal dari kata latin yaitu Procrastination, yaitu
dari kata pro dan crastinus. Kata pro berarti maju atau bergerak dan crastinus
berarti keputusan hari esok, sehingga procrastination adalah menangguhkan atau
menunda hingga hari esok (Ghufron & Rini, 2010:150).Menurut Salomon &
Rothblum (dalam Rumiani, 2006), prokrastinasi adalah suatu kecenderungan
menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan
untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas pokok
menjadi terhambat. Prokrastinasi juga dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku
yang tidak efisien dalam menggunakan waktu dan adanya kecenderungan untuk
tidak segera memulai suatu pekerjaan. Ini diperkuat dengan pendapat Silver
(dalam Ghufron & Rini, 2010:152) bahwa seseorang melakukan prokrastinasi
bukan untuk menolak mengerjakan tugas yang diberikan tetapi mereka hanya
menunda
untuk
mengerjakannya
sehingga
membutuhkan
waktu
untuk
memulainya dan akan menyita waktu yang lama dan menyebabkan dia gagal
dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4
Rumiani (2006) mengemukakan bahwa factor motivasi internal maupun
eksternal yang rendah dapat mendoromg seseorang untuk menjadi seorang
prokrastinator. Burka & Yuen (dalam Jamilah, 2008)berpendapat bahwa faktorfaktor perilaku prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan psikologi
seseorang, sedangkan faktor ekternal yaitu diluar kondisi fisik dan psikologi
seseorang seperti kondisi lingkungan masyarakat, tempat bekerja maupun
lingkungan paling dekat yaitu keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam
membentuk karakter seseorang. Keluarga merupakan lembaga terkecil dalam
lembaga sosial, sehingga keluarga menjadi awal permulaan pembentukan
kepribadian baik emosional, pola pikir maupun idiologi seseorang, dengan kata
lain kepribadian seseorang tergantung pada pemikiran dan perlakuan keluarga
dan tidak terlepas dari etika dalam penyampaiannya. Keluarga dapat dikatakan
sebagai lembaga pendidikan tertua karena keluarga merupakan fase pertama
seseorang memperoleh pendidikan.
Pada umumnya keluarga memiliki beberapa fungsi pertama fungsi
afeksi, yaitu keluarga adanya kehangatan dan kasih sayang serta perhatian antar
anggota keluarga yang juga merupakan suatu kebutuhan. Kedua fungsi
pengawasan sosial yaitu bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling
melakukan kontrol atau pengawasan karena memiliki tanggung jawab. Ketiga
fungsi pemberian status, dimana setiap anggota keluarga memiliki kedudukannya
masing-masing
di
dalam
masyarakat.
Keempat
fungsi
proteksi
yaitu
memberikan perlindungan terhadap keluarga terutama untuk anak sehingga anak
merasa aman hidup di tengah-tengah keluarganya. Kelima fungsi reproduksi,
yaitu untuk meneruskan generasi selanjutnya. keenam fungsi sosialisasi yaitu
keluarga berfungsi dalam membentuk kepribadian seseorang.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5
Setiap orang tua menaruh harapan terhadap pendidikan yang tinggi
kepada anaknya agar kelak ia menjadi individu yang pintar dan berakhlak mulia,
sedangkan globalisasi menuntut setiap peserta didik agar menjadi individu yang
berkualitas, individu yang berfikir kreatif dan kompetitif serta menjadi individu
yang dapat bersaing (HAR Tilaar, 1993, hlm.401). Melihat harapan dan tututan
tersebut, beban setiap peserta didik dirasakan sangatlah berat, hal ini juga dapat
kita lihat dari fungsi dan tujuan pendidikan menurut pasal 3 Undang-undang No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwapendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tuntutan dan harapan yang tinggi membuat setiap pendidik bekerja lebih
keras dan kreatif agar menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan harapan,
namun permasalahan pun dapat timbul dari peserta didik itu sendiri selama
proses perkembangannya.Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock
(1997, hlm. 220) yang mengatakan bahwa pada umumnya remaja suka mengeluh
tentang aktivitas belajar selama disekolah seperti cara mengajar guru dikelas
maupun pemberian tugas oleh guru.
Di era globalisasi memang telah banyak mengubah fungsi keluarga.
Beratnya persaingan hidup telah menyebabkan orang tua lupa memperhatikan
kebutuhan anaknya karena mereka sibuk mencari nafkah. Sementara itu
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi telah menyebabkan budaya
luar yang baik atau buruk mengalir begitu derasnya. Dampaknya, bila tidak ada
bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka masuknya budaya luar ini akan
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
6
mengakibatkan sesuatu yang buruk dalam membangun mentalitas ataupun
kepribadiannya. Dari berbagai permasalahan diatas, peneliti mengambil judul
penelitian yaitu “Peran Keluarga Untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi
Akademik Siswa”. Semoga apa yang peneliti teliti dapat bermanfaat bagi orang
lain dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah mengidentifikasikan dan menganalisisperankeluarga dalam
mendidik anaknya untuk terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik serta
menjelaskan apa yang menjadi kebiasaan siswa melakukan perilaku prokrastinasi
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hal apa yang melandasi kebiasaan menunda tugas (prokrastinasi) pada siswa?
2. Bagaimana peran orang tua dalam membina siswa terhindar dari perilaku
prokrastinasi?
3. Bagaimana cara siswa membentengi dirinya sendiri agar terhindar dari
perilaku menunda tugas?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka Tujuan penulisan ini adalah
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
7
1. Menjelaskan Hal apa yang melandasi kebiasaan menunda tugas
(prokrastinasi) pada siswa
2. Menjelaskan peran orang tua dalam membina siswa terhindar dari perilaku
prokrastinasi
3. Menjelaskan cara siswa membentengi dirinya sendiri agar terhindar dari
perilaku menunda tugas
1.5 Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi pembelajaran pendidikan IPS sebagai salah satu fenomena yang
terjadi di era globalisasi saat ini dan memperkaya hasil penelitian yang
telah ada dengan memberi gambaran mengenai hal-hal yang menjadi
alasan menunda tugas dan bagaimana peran orang tua dalam mengatasinya
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah
dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa agar terhindar
dari perilaku prokrastinasi
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisikan rincian mengenai isi dari setiap
bab, dimulai dari bab satu sampai bab terakhir. BAB I Pendahuluan terdiri dari
beberapa sub bab, yaitu latar belakang yang berisikan alasan mengapa penulis
tertarik meneliti penelitian skripsi, rumusan masalah yang diuraikan secara
terperinci dalam bentuk pertanyaan, tujuan penelitian berisikan mengenai tujuan
penelitian yang penulis laksanakan, manfaat penelitian berisikan manfaat dari
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
8
dilakukannya penelitian dan struktur organisasi berisikan sistematika penulisan
skripsi dari setiap babnya.
BAB II berisikan kajian pustaka yang memuat teori-teori yang
digunakan dalam penelitian, dan kerangka berpikir dari penelitian skripsi penulis.
Selain itu teori-teori yang ditulis pada kajian pustaka menjadi salah satu acuan
dalam penulisan pembahasan dari hasil penelitian.
BAB III berisikan metodelogi penelitian yang penulis gunakan.
Mencakup jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, cara
pengumpulan data, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan teknis analisis
data.
BAB IV berisikan Hasil penelitian dan Pembahasan yang sudah
dilakukan oleh penulis selama penelitian. Hasil penelitian berisikan pemaparan
data dan informasi dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan selama
penelitian di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 6 Bandung. Hasil
penelitian tersebut selanjutnya di bahas guna menjawab rumusan masalah.
BAB V merupakan bab terakhir dari skripsi yang berisikan simpulan
dari hasil penelitian serta pembahasan, dan terdapat berbagai saran yang
diberikan kepada berbagai pihak terkait.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Sunarto &
Hartono (2008:35) menyatakan pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil
pertumbuhan yaitu bertambahnya ukuran badan anak seperti panjang, berat dan
kekuatannya begitu pula dengan pertumbuhan yang mencangkup perubahan
sistem jaringan saraf dan sistem seksual anak. Sedangkan perkembangan
mengacu pada perubahan karakteristik individu yangn khas. Para ahli psikologi
mengungkapkan bahwa perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat
progresif untuk mencapai karakteristik yang baru,misalnyaNagel (dalam Jamilah,
2008 hlm. 38)mengemukakan pengertian perkembangan sebagai perubahan
progesif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi
dengan lingkungan. Perkembangan dan pertumbuhan saling berkaitan dan
keduanya berasal dari dalam diri individu. Dalam proses perkembangnnya,
seorang anak akan mengalami masa peralihan menuju dewasa yaitu masa remaja
yang ditandai dengan pubertas.
Root (dalam Hurlock, 1997 hlm. 184) menyatakan bahwa masa puber
adalah masa dimana telah matangnya alat-alat seksual dan berkembangnya
kemampuan bereproduksi. Pada perempuan masa puber terjadi pada usia 11-15
tahun, sedangkan laki-laki terjadi pada 12-16 tahun. Siswa SMP berada pada
tahun-tahun pubertas tersebut sehingga sangat rentan terhadap hal-hal baru yang
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2
cenderung negatif. Perkembangan masa puber sangat berpengaruh terhadap
keadaan fisik, pola pikir dan perilaku, sedangkan masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hall (1993) melihat masa
remaja adalam masa “Strom and Stress”. Maksudnya bahwa masa remaja
merupakan masa dimana remaja menemui banyak permasalahan yang
dihadapinya dan masa ini merupakan awal pembentukan identitas remaja
tersebut. Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescere yang
berarti tumbuh untuk mencapai kematangan. Adolescence memiliki arti yang
luas,
mencangkup
kematangan
mental,
emosional,
social
dan
fisik.
MenurutMappiare (dalam Ali & Asrori, 2009:9) remaja adalah berlangsung
antara 12 tahun hingga 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi laki-laki.
Sebagaian besar orang memandang istilah puber dan remaja adalah
maksud yang sama, padahal kedua istilah ini berbeda. Puber lebih memandang
terhadap perubahan fisik seorang anak laki-laki maupun perempuan sedangkan
masa remaja memandang perubahan emosi. Menurut para ahli psikologi
menyatakan bahwa masa remaja biasanya terjadi 2 tahun setelah masa puber.
Melihat dari pengertian tersebut, terlihat bahwa remaja tidak memiliki tempat
atau posisi yang jelas, mereka tidak termasuk golongan anak-anak namun belum
dikatakan atau diterima untuk masuk ke golongan dewasa, remaja merupakan
diantara fase anak-anak dan fase dewasa. Maka dari itu remaja sering dikatakan
dengan fase mencari jati diri (Ali &Asrori, 2009:9)
Penelitian Hotzhon (dalam Nurdiani, 2008) memaparkan bahwa masalah
yang sering timbul dialami remaja adalah penyesuaian diri terhadap tugas-tugas
baik yang dikerjakan di sekolah maupun di rumah. Mereka menganggap bahwa
tugas-tugas tersebut dapat dikerjakan dengan cara melihat hasil pekerjaan
temannya atau pun dengan cara mengerjakan di lain waktu.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3
Pekerjaan rumah dan tugas sekolah merupakan salah satu aktivitas dalam
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa di kelas. Untuk mencapai nilai yang
memuaskan, setiap siswa berlomba untuk mengerjakan tugas sekolah dan
pekerjaan rumah dengan baik, salah satunya dengan membuat perencanaan
terlebih dahulu. Contoh jika seorang siswa diberikan tugas dan pengerjaannya
diberikan waktu satu minggu maka idealnya siswa tersebut langsung
mengerjakan tugas tersebut dan membuat skala prioritas untuk mengerjakan
tugas tersebut. Namun tidak sedikit siswa yang menunda pengerjaannya, banyak
alasan yang mereka keluarkan. Dimulai dengan alasan masa pengumpulan tugas
yang masih lama, ada pekerjaan yang lebih penting dan alasan lainya.Penundaan
tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku prokrastinasi (Ghufron, 2003).
Istilah prokrastinasi berasal dari kata latin yaitu Procrastination, yaitu
dari kata pro dan crastinus. Kata pro berarti maju atau bergerak dan crastinus
berarti keputusan hari esok, sehingga procrastination adalah menangguhkan atau
menunda hingga hari esok (Ghufron & Rini, 2010:150).Menurut Salomon &
Rothblum (dalam Rumiani, 2006), prokrastinasi adalah suatu kecenderungan
menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan
untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas pokok
menjadi terhambat. Prokrastinasi juga dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku
yang tidak efisien dalam menggunakan waktu dan adanya kecenderungan untuk
tidak segera memulai suatu pekerjaan. Ini diperkuat dengan pendapat Silver
(dalam Ghufron & Rini, 2010:152) bahwa seseorang melakukan prokrastinasi
bukan untuk menolak mengerjakan tugas yang diberikan tetapi mereka hanya
menunda
untuk
mengerjakannya
sehingga
membutuhkan
waktu
untuk
memulainya dan akan menyita waktu yang lama dan menyebabkan dia gagal
dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4
Rumiani (2006) mengemukakan bahwa factor motivasi internal maupun
eksternal yang rendah dapat mendoromg seseorang untuk menjadi seorang
prokrastinator. Burka & Yuen (dalam Jamilah, 2008)berpendapat bahwa faktorfaktor perilaku prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan psikologi
seseorang, sedangkan faktor ekternal yaitu diluar kondisi fisik dan psikologi
seseorang seperti kondisi lingkungan masyarakat, tempat bekerja maupun
lingkungan paling dekat yaitu keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam
membentuk karakter seseorang. Keluarga merupakan lembaga terkecil dalam
lembaga sosial, sehingga keluarga menjadi awal permulaan pembentukan
kepribadian baik emosional, pola pikir maupun idiologi seseorang, dengan kata
lain kepribadian seseorang tergantung pada pemikiran dan perlakuan keluarga
dan tidak terlepas dari etika dalam penyampaiannya. Keluarga dapat dikatakan
sebagai lembaga pendidikan tertua karena keluarga merupakan fase pertama
seseorang memperoleh pendidikan.
Pada umumnya keluarga memiliki beberapa fungsi pertama fungsi
afeksi, yaitu keluarga adanya kehangatan dan kasih sayang serta perhatian antar
anggota keluarga yang juga merupakan suatu kebutuhan. Kedua fungsi
pengawasan sosial yaitu bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling
melakukan kontrol atau pengawasan karena memiliki tanggung jawab. Ketiga
fungsi pemberian status, dimana setiap anggota keluarga memiliki kedudukannya
masing-masing
di
dalam
masyarakat.
Keempat
fungsi
proteksi
yaitu
memberikan perlindungan terhadap keluarga terutama untuk anak sehingga anak
merasa aman hidup di tengah-tengah keluarganya. Kelima fungsi reproduksi,
yaitu untuk meneruskan generasi selanjutnya. keenam fungsi sosialisasi yaitu
keluarga berfungsi dalam membentuk kepribadian seseorang.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5
Setiap orang tua menaruh harapan terhadap pendidikan yang tinggi
kepada anaknya agar kelak ia menjadi individu yang pintar dan berakhlak mulia,
sedangkan globalisasi menuntut setiap peserta didik agar menjadi individu yang
berkualitas, individu yang berfikir kreatif dan kompetitif serta menjadi individu
yang dapat bersaing (HAR Tilaar, 1993, hlm.401). Melihat harapan dan tututan
tersebut, beban setiap peserta didik dirasakan sangatlah berat, hal ini juga dapat
kita lihat dari fungsi dan tujuan pendidikan menurut pasal 3 Undang-undang No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwapendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tuntutan dan harapan yang tinggi membuat setiap pendidik bekerja lebih
keras dan kreatif agar menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan harapan,
namun permasalahan pun dapat timbul dari peserta didik itu sendiri selama
proses perkembangannya.Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock
(1997, hlm. 220) yang mengatakan bahwa pada umumnya remaja suka mengeluh
tentang aktivitas belajar selama disekolah seperti cara mengajar guru dikelas
maupun pemberian tugas oleh guru.
Di era globalisasi memang telah banyak mengubah fungsi keluarga.
Beratnya persaingan hidup telah menyebabkan orang tua lupa memperhatikan
kebutuhan anaknya karena mereka sibuk mencari nafkah. Sementara itu
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi telah menyebabkan budaya
luar yang baik atau buruk mengalir begitu derasnya. Dampaknya, bila tidak ada
bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka masuknya budaya luar ini akan
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
6
mengakibatkan sesuatu yang buruk dalam membangun mentalitas ataupun
kepribadiannya. Dari berbagai permasalahan diatas, peneliti mengambil judul
penelitian yaitu “Peran Keluarga Untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi
Akademik Siswa”. Semoga apa yang peneliti teliti dapat bermanfaat bagi orang
lain dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah mengidentifikasikan dan menganalisisperankeluarga dalam
mendidik anaknya untuk terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik serta
menjelaskan apa yang menjadi kebiasaan siswa melakukan perilaku prokrastinasi
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hal apa yang melandasi kebiasaan menunda tugas (prokrastinasi) pada siswa?
2. Bagaimana peran orang tua dalam membina siswa terhindar dari perilaku
prokrastinasi?
3. Bagaimana cara siswa membentengi dirinya sendiri agar terhindar dari
perilaku menunda tugas?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka Tujuan penulisan ini adalah
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
7
1. Menjelaskan Hal apa yang melandasi kebiasaan menunda tugas
(prokrastinasi) pada siswa
2. Menjelaskan peran orang tua dalam membina siswa terhindar dari perilaku
prokrastinasi
3. Menjelaskan cara siswa membentengi dirinya sendiri agar terhindar dari
perilaku menunda tugas
1.5 Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi pembelajaran pendidikan IPS sebagai salah satu fenomena yang
terjadi di era globalisasi saat ini dan memperkaya hasil penelitian yang
telah ada dengan memberi gambaran mengenai hal-hal yang menjadi
alasan menunda tugas dan bagaimana peran orang tua dalam mengatasinya
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah
dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa agar terhindar
dari perilaku prokrastinasi
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisikan rincian mengenai isi dari setiap
bab, dimulai dari bab satu sampai bab terakhir. BAB I Pendahuluan terdiri dari
beberapa sub bab, yaitu latar belakang yang berisikan alasan mengapa penulis
tertarik meneliti penelitian skripsi, rumusan masalah yang diuraikan secara
terperinci dalam bentuk pertanyaan, tujuan penelitian berisikan mengenai tujuan
penelitian yang penulis laksanakan, manfaat penelitian berisikan manfaat dari
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
8
dilakukannya penelitian dan struktur organisasi berisikan sistematika penulisan
skripsi dari setiap babnya.
BAB II berisikan kajian pustaka yang memuat teori-teori yang
digunakan dalam penelitian, dan kerangka berpikir dari penelitian skripsi penulis.
Selain itu teori-teori yang ditulis pada kajian pustaka menjadi salah satu acuan
dalam penulisan pembahasan dari hasil penelitian.
BAB III berisikan metodelogi penelitian yang penulis gunakan.
Mencakup jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, cara
pengumpulan data, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan teknis analisis
data.
BAB IV berisikan Hasil penelitian dan Pembahasan yang sudah
dilakukan oleh penulis selama penelitian. Hasil penelitian berisikan pemaparan
data dan informasi dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan selama
penelitian di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 6 Bandung. Hasil
penelitian tersebut selanjutnya di bahas guna menjawab rumusan masalah.
BAB V merupakan bab terakhir dari skripsi yang berisikan simpulan
dari hasil penelitian serta pembahasan, dan terdapat berbagai saran yang
diberikan kepada berbagai pihak terkait.
Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015
PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu