2.RPP Bab 6 (Pert.2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP)
BAB 6 ( Pertemuan 2 )
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok

:
:
:
:

SMP NEGERI 1 BOJONG
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
VII (Tujuh) / 1 (Satu)

Alokasi Waktu

: 1 Pertemuan x 3 JP ( 120 Menit )


Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia
- Makna Proklamasi Kemerdekaan
- Peran Daerah Dalam Kerangka NKRI
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mempertahankan, menghargai , memahami
nilai
kesejarahan dan elaksanakan
tanggung jawab moral terkait dengan perjuangan
menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kebanggaan terhadap daerah masingmasing perlu terus ditanamkan dan ditumbuhkembangkan dalam masyarakat.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
N
o
1

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi


1.6 Menghargai karakteristik daerah
tempat
tinggalnya
dalam
kerangka
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa..

1.6.1. Bersyukur terhadap daerahnya sebagai
bagian dari
NKRI.
1.6.2 . Bangga terhadap daerah dalam
kerangka NKRI.

2


2.6 Menghargai karakteristik daerah
tempat
tinggalnya
dalam
kerangka
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia.

2.6.1. Menghargai karakteristik daerah tempat
tinggalnya dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3

3.6 Memahami karakteristik daerah
dalam
kerangka
Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

3.6.1 Mendeskripsikan perjuangan menuju
NKRI.
3.6.2 . Menganalisis peran pejuang di daerah
dalam membentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.6.3 . Mendeskripsikan makna proklamasi
kemerdekaan
Indonesia.
3.6.4 . Mendeskripsikan peran daerah tempat
tinggalnya dalam
kerangka NKRI
3.6.5 Menganalisis masalah berkaitan dengan
peran daerah
tempat tinggalnya dalam kerangka
NKRI.

4


4.6 Memahami karakteristik daerah
dalam
kerangka
Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

4.6.1. Menunjukkan keterampilan mengamati
tentang
karakteristik daerah tempat tinggalnya
dalam kerangka
NKRI.
4.6.2. Menyusun laporan hasil pengamatan

tentang karakteristik
daerah tempat tinggalnya dalam
kerangka NKRI.
4.6.3. Menyajikan laporan hasil pengamatan
tentang arakteristik
daerah tempat tinggalnya dalam
kerangka NKRI.


C. Materi Pembelajaran
Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Alinea pertama teks proklamasi berbunyi, ”Kami bangsa Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaan Indonesia”. Hal itu mengandung makna bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia telah dinyatakan dan diumumkan kepada dunia.
Alinea kedua berbunyi, ”Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lainlain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya.” bermaksud agar pemindahan kekuasaan pemerintahan harus
dilaksanakan secara hati-hati dan penuh perhitungan agar tidak terjadi
pertumpahan darah secara besar-besaran.
Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan rakyat di seluruh
wilayah Indonesia. Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa
yang diambil oleh penjajah. Semenjak kedatangan bangsa Barat berawal dengan
melakukan perdagangan di Indonesia. Namun dengan perubahan sikap bangsa
Barat yang ingin menguasai dan menjajah Indonesia.

2. Pengertian Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para
pendiri negara adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan, ”Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik”. Berikan deskripsi tentang pasal ini!
Para pendiri negara menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang
diwujudkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara telah
mewariskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengatur persatuan dan kesatuan dalam beberapa ketentuan, yaitu
sebagai berikut.
a. Sila ke-3 Pancasila, ”Persatuan Indonesia”;
b. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, ”… Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada … persatuan Indonesia ...”; serta
c. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, ”Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik”.
Negara Indonesia adalah suatu negara persatuan yang tidak terpecahpecah,
dibentuk di atas dan di dalam bangsa Indonesia yang tidak terbagibagi. Pemikiran
tentang daerah negara Indonesia merdeka dari pendiri negara dapat dijumpai
dalam sidang BPUPKI.

Muhammad Yamin, dalam pidatonya tanggal 11 Juli 1945 mengatakan :
”...Pemerintah dalam republik ini pertama-tama akan tersusun dari badanbadan masyarakat seperti desa, yaitu susunan pemerintah yang paling bawah.
Pemerintah ini saya namai pemerintah bawahan. Dan pemerintah pusat akan
terbentuk di kota negara, ibu negara Republik Indonesia. Itu saya namai
pemerintah atasan. Antara pemerintah atasan dan pemerintah bawahan itu
adalah pemerintah daerah, yang boleh saya sebut pemerintah tengahan...”
(Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI, halaman 181-182)

Soepomo sebagai Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar
dalam sidang BPUPKI tanggal
15 Juli 1945 mengatakan :
”...Kita menyetujui bentuk negara kesatuan (eenheidstaat). Oleh karena itu di
bawah Negara Indonesia tidak ada negara bawahan, tidak ada ”onderstaat”,
akan tetapi hanya ada daerah-daerah pemerintahan belaka. Pembagian daerah
Indonesia dan bentuknya pemerintahan daerah ditetapkan dengan undangundang.”
”...Hak-hak usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa harus diperingati
juga. Daerah-daerah yang bersifat istimewa itu ialah pertama daerah kerajaan
baik di Jawa maupun luar Jawa. Kedua, daerah-daerah kecil yang mempunyai
susunan rakyat asli seperti desa di Jawa, nagari di Minangkabau, dusun dan
marga di Palembang, huta dan kuria di Tapanuli, gampong di Aceh. Maksudnya,

daerah-daerah istimewa tadi dihormati dengan menghormati dan memperbaiki
susunan asli...” (Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI,
halaman 271-272)
Kemudian, berkenaan dengan daerah-daerah istimewa, pada tanggal 18
Agustus 1945 di hadapan anggota PPKI, Soepomo mengatakan :
”...dan adanya daerah-daerah istimewa diindahkan dan dihormati susunannya
yang asli, akan tetapi keadaannya sebagai daerah, bukan negara; jangan sampai
salah paham dalam menghormati adanya daerah...”
(Risalah Sidang BPUPKI
dan PPKI, halaman 424)
Berdasarkan pemikiran dari dua orang tokoh pendiri negara perancang UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka dapat disimpulkan bahwa susunan
daerah pembagiannya terdiri dari daerah besar, daerah-daerah istimewa, dan
daerah-daerah kecil desa atau sebutan lain (nagari, dusun, marga, huta, kuria,
gampong, meunasah).
Pembagian susunan daerah itu tidak membuat negara Indonesia terpecah-pecah,
akan tetapi tetap dalam satu ikatan, yaitu negara Indonesia. Konstitusi negara
Indonesia juga secara tegas mengakui dan menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat istimewa dan masyarakat hukum adat serta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Adapun yang
dimaksud dengan masyarakat hukum adat adalah masyarakat hukum adat atau
adat istiadat seperti desa, marga, nagari, gampong, huta, dan huria.
Dalam perkembangannya, mengingat luasnya wilayah negara, urusan
pemerintahan yang semakin kompleks, dan jumlah warga negara yang makin
banyak dan heterogen maka dilaksanakan azas otonomi dan tugas perbantuan.
Pasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem
pemerintahan daerah yang berasaskan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Majelis Permusyawartan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI)
menyatakan bahwa ada tujuh prinsip yang menjadi paradigma dan arah politik yang
mendasari pasal-pasal 18, 18A, dan 18B, yaitu sebagai beriku :
a. Prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan
tugas pembantuan.
b. Prinsip menjalankan otonomi seluas-luasnya.
c. Prinisp kekhususan dan keragaman daerah.
d. Prinsip mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya.
e. Prinisip mengakui dan menghormati pemerintahan daerah yang bersifat

khusus dan istimewa.
f. Prinsip badan perwakilan dipilih langsung dalam suatu pemilihan umum.

g. Prinsip hubungan pusat dan daerah dilaksanakan secara selaras dan adil
(Rusdianto Sesung,2013 :46).
Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah yang memuat
tentang hubungan dan wewenang pemerintah pusat dan daerah, pembagian urusan
pemerintahan, dan beberapa hal yang lain yang bertalian dengan otonomi daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah, yakni daerah otonom harus
berperan nyata dalam mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarkat melalui
pelayanan publik, pemberdayaan, partisipasi masyarakat, dan peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan
kekhasan suatu dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peran daerah
dalam NKRI antara lain sebagai berikut.
a. Mempertahankan bentuk dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana ketentuan pasal 37 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berbunyi, ”Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan,
dan pendapatan masyarakat.
c. Memajukan bangsa melalui inovasi dan kreativitas aparatur sipil negara di
daerah.
d. Melaksanakan pembangunan nasional
untuk
meningkatkan pemerataan
pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, kesempatan dan kualitas pelayanan
publik, dan daya saing
daerah.
e. Mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
demokratis.
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik ( Discovery Learning )
2. Metode
:
Diskusi,
Bekerja
Dalam
Kewarganegaraan
3. Model
: Snowball Throwing

Kelompok

dan

Praktik

E. Media Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : LCD, Laptop, Kitab Suci Alqur’an, Gambar-gambar,
Video, LKS, Rubrik Penilaian
Antar Peserta Didik
2. Alat/ Bahan : Papan tulis, Spidol, Panduan Lagu Nasional
F. Sumber Pembelajaran
1. Kitab Suci Alqur’an
2. Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk
SMP/MTs Kelas VII,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016;
3. Internet
G. Langka-langkah Pembelajaran
Pertemuan Keenam ( 120 menit )
N
o
1

Kegiatan
Pendahu

Proses Pembelajaran
Persiapa

1

Guru menyampaikan ucapan salam dan

Alokka
si
Waktu

5

luan

n
2

2

Inti

Absensi

3

Motivasi

4

Motivasi

5

Aperseps
i

6

1
2

3
4

5
6
7
8
9

1
0

selamat kepada peserta didik kelas VII yang
telah menjadi Peserta didik SMP
Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dengan diawali pembacaan Alqur’an QS AlAsher
Guru menanyakan kehadiran peserta didik serta
kebersihan dan kerapihan kelas , kesiapan
buku tulis dan sumber belajar
Guru memberikan motivasi dengan
membimbing siswa untuk menyanyikan lagu
wajib nasional ” Maju Tak Gentar ”
Guru melakukan tanya jawab seputar Peran
Tokoh Pejuang Bangsa menjajagi pemahaman
tentang Peran Tokoh dalam mewujudkan NKRI
dan memberikan apresiasi atas jawaban
peserta didik
Guru menyampaikan kompetensi dasar ,
indikator pencapaian kompetensi yang akan
dicapai, manfaat pembelajaran, cara penilaian
dalam pembelajaran serta peta konsep dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Guru
membimbing
peserta
didik
untuk
membagi diri menjadi 5 kelompok
Guru meminta peserta didik mengamati gambar
– gambar tayangan yang berkakaitan dengan
berbagai peristiwa serta peran tokoh dalam
perannya dalam mewujudkan NKRI
dan
mencatat hal-hal yang penting atau yang ingin
diketahui dalam gambar tersebut. Guru dapat
memberi penjelasan singkat tentang gambar,
sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu peserta
didik yang berkaitan dengan peran tokoh dalam
perjuangan mewujudkan NKRI
Ketua kelompok mendapatkan penjelasan
tentang
materi
makna
proklamasi
kemerdekaan.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya, kemudian menyampaikan materi
yang dijelskan oleh guru kepada temantemannya.
Peserta didik masing-masing menuliskan satu
pertanyaan menyangkut materi yang dibuat
oleh ketua kelompok.
Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke
siswa lainnya selama beberapa menit.
Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan,
siswa
dipersilakan
menjawabnya
secara
bergantian.
Guru memfasilitasi peserta didik dengan
sumber belajar lain seperti buku, artikel,
LKSpenunjang lain atau internet.
Guru
membimbing
kelompok
untuk
menghubungkan informasi yang diperoleh
untuk menyimpulkan tentang makna proklamasi
kemerdekaan dan NKRI. Guru membimbing
kelompok dalam langkah ini, seperti membantu
mengambil kesimpulan berdasarkan informasi.
Guru membimbing peserta didik menyusun
laporan hasil telaah tentang makna proklamasi

menit

5
menit
5
menit

5
menit

5
menit
5
menit

5
menit
5
menit
5
menit
5
menit
10
menit
5
menit
10
menit

5
menit

1
1

Penutup

Menyimp
ul
kan
Refleksi

1
2

3

4

kemerdekaan dan NKRI secara tertulis. Laporan
dapat berupa display, bahan tayang, maupun
dalam bentuk kertas lembaran.
Guru membimbing setiap kelompok untuk
menyajikan hasil telaah di kelas. Kegiatan
penyajian dapat setiap kelompok secara
bergantian di depan kelas. Atau melalui
memajang hasil telaah (display) di dinding kelas
dan kelompok lain saling mengunjungi dan
memberikan komentar atas hasil telaah
kelompok lain. Guru dapat juga melakukan
bentuk penyajian sesuai kondisi sekolah.
Usahakan bentuk kegiatan mengomunikasikan
bervariasi dengan pertemuan sebelumnya agar
peserta didik tidak bosan
Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran
melalui tanya jawab
secara klasikal.
Guru melakukan refleksi pembelajaran melalui
berbagai cara seperi tanya jawab tentang apa
yang
sudah
dipelajari,
apa
manfaat
pembelajaran, apa perubahan sikap yang perlu
dilakukan.
Guru melaukan tes secara tertulis atau lisan
untuk menilai pengetahuan peserta didik. Guru
dapat menggunakan soal Uji Kompetensi atau
membuat soal sesuai indikator pencapaian
kompetensi. ( Uji Kompetensi Terlampir )
AKTIVITAS 6.3. : Bacalah dari berbagai sumber
tentang undang-undang ini, dan lengkapi
informasi dalam tabel berikut.
Guru menjelaskan kegiatan minggu berikutnya
dan memberikan tugas mempelajari materi
tentang peran daerah dalam perjuangan
kemerdekaan

15
menit

5
menit
5
menit

10
menit

H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik Penilaian
: Observasi
b. Prosedur Penilaian
:
Penilaian terus menerus selama
pembelajara
c. Instrumen Penilaian
1) Jenis/ Teknik Penilaian
: Observasi
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen
: Jurnal Perkembangan Sikap
Kelas
Semester
Materi Pokok

No

Wakt
u/
Tangg
al

: VII ( Tujuh )
: Ganjil ( 1 )

:

Daerah Dalam Kerangka NKRI

Nama Peserta Didik

Catatan
Prilaku

1
2
3
4

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Butir
Sikap

Keteran
gan

1) Teknik
2) Bentuk Instrumen
Kompetensi 6.3.)

: Penugasan
: Soal Uraian ( Aktivitas 6.7 dan 6.8, Uji

Kelas
: VII ( )
Semester
: 1 (satu)
Materi Pokok : Daerah Dalam Kerangka NKRI

N
o

Nama Peserta Didik

Jawaban Peserta Didik
Mendefinisi
Mendefinisi
kan
kan
dengan
Uraian

Menjawab
Saja

1

2

Mendefinisikan
dengan
Penjelasan Logis

3

4

1
2
3
4
5

3) Pedoman Penskoran

:

Penskoran aktivitas diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100.
Adapun kriteria skor diantaranya
sebagai berikut.
Skor 1 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja.
Skor 2 jika jawaban berupa mendefinisikan.
Skor 3 jika jawaban berupa mendefinisikan dan sedikit uraian.
Skor 4 jika jawaban berupa mendefinisikan dan penjelasan logis.
Nilai = Skor Perolehan × 25

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik
dalam presentasi, kemampuan
bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan
atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/saran, serta mengapresiasi pada saat menyampaikan hasil telaah
tentang Mempertahankan NKRI

1) Teknik
2) Bentuk Instrumen

: Observasi Dalam Presentasi
: Format Penilaian Keterampilan

Materi : Daerah Dalam Kerangka NKRI

N
o

Nama Peserta
Didik

Kemampu
an
Bertanya
4 3 2
1

Kemampua
n
Menjawab /
Berargume
ntasi
4 3 2 1

1
2
3

3) Pedoman Penskoran
N
o

Aspek

:

Penskoran

Memberi
Masukan
/ Saran

Mengapre
siasi

4 3 2
1

4 3 2
1

1

Kemampuan
Bertanya

2

Kemampuan
Berargumentasi

3

Memberi Masukan

4

Mengapresiasi

Skor 4 apabila selalu bertanya.
Skor 3 apabila sering bertanya.
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya.
Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak
jelas.
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan
tidak jelas.
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional,
dan tidak jelas.
Skor 4 apabila selalu memberi masukan.
Skor 3 apabila sering memberi masukan.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan.
Skor 4 apabila selalu memberikan pujian.
Skor 3 apabila sering memberikan pujian.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi pujian.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian.

Keterangan : Diisi dengan tanda ceklist
Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Nilai = Skor Perolehan × 50
2

Pembelajaran Pengayaan dan Remedial
Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai
materi dan secara pribadi
sudah mampu memahami peran daerah dalam kerangkan NKRI..
Bentuk pengayaan sebagai berikut:
1. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi
pokok dari berbagai sumber dan
mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan
tertulis atau membacakan di
depan kelas.
2. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum
mampu memahami peran daerah dalam kerangkan NKRI. Kegiatan remedial
dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang
sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apablai peserta didik yang sudah tuntas
lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan atara lain dengan :
(1) Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum
tuntas,
(2) Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas,
(3) Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan. Perlu diperhatikan bahwa
materi yang diulang atau dites
kembali adalah materi pokok atau keterampilan yang berdasarkan analisis
belumdikuasai oleh peserta
didik. Kegiatan remedial bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk
pembinaan secara holistis,
yang melibatkan guru bimbingan konseling dan orang tua.
Interaksi Guru dan Orang Tua
Interkasi guru dengan orang tua dapat dilakukan melalui beberapa langkah antara
lain :
1. Guru meminta kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi peserta didik
melakukan wawancara dengan pengurus atau anggota organisasi masyarakat
bericikan kedaerahan di lingkungan masyarakatnya.

2. Guru meminta peserta didik memperlihatkan hasil pekerjaan yang telah dinilai/
dikomentari guru kepada orang tuanya. Kemudian orang tua mengomentari hasil
pekerjaan siswa. Orang tua dapat menuliskan apresiasi kepada anak sebagai
bukti perhatian mereka agar anak senantiasa meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Hasil penilaian yang telah diparaf guru dan orang tua
kemudian disimpan dan menjadi portofolio siswa.
Saran-saran / Catatan Kepala Sekolah :
____________________________________________________________________________________
___
____________________________________________________________________________________
_
____________________________________________________________________________________
___
____________________________________________________________________________________
___

Kepala Sekolah,

Bojong, ……………………….
2016
Guru Mata Pelajaran PPKn

Drs. H. ASEP SUHENDAR, M.Pd. SUMARMO, S.Pd
NIP. 196202151982031008
196411131990021001

NIP.

Lampiran :
1. Daftar Gambar :
1) Tokoh Pejuang Bangsa
2) Pembacaan Teks Proklamasi
2. Video Perjuangan Rakyat , Tokoh Dalam Mewujudkan NKRI
3. Lembar soal :
a. Aktivitas 6.3 :

Bacalah dari berbagai sumber tentang undang-undang ini, dan lengkapi
informasi dalam tabel berikut.
Isi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana diubah
dengan
Undang-Undang
Nomor
2
Tahun
2015
tentang
Pemerintahan Daerah
NO
1

ISI
Arti Otonomi
Daerah

2

Arti Daerah
Otonom

3

Arti
Desentralisasi

4

Arti
Dekonsentrasi

5

Arti Tugas
Pembantuan

6

Kewenangan
Pemerintah
Pusat
Kewenangan
Pemerintah
Daerah
Pemerintah
Daerah

7
8
9

Keuangan
Daerah

10

Peraturan
Daerah

11

Pemilihan
Kepala Daerah

URAIAN

KET

12

4. Kunci

Wewewnang
DPR

Jawaban :

1. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepen- tingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
2. Daerah Otonom adalah kesatuan mas- yarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut pra- karsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Desentralisasi adalah penyerahan wewe- nang pemerintah oleh Pemerintah
kepada Dae- rah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewe- nang dari pemerintah pusat
kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di
daerah.
5. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan
desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana, prasarana serta sumber daya manusia dengan
kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya
kepada yang menugaskan.
6. Hal – hal yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat meliputi bidang –
bidang :
- Agama
- Moneter / Keuangan
- Peradilan
- Hankam
- Hubungan Luar Negeri
7. Hal – hal yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah ( Daerah Otonom )
meliputi bidang – bidang :
Pendidikan,
Energi dan lingkungan
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kesehatan
Kesejahteraan sosial
Kesempatan kerja
Komunikasi
Perpajakan
Pertanian
Pembangunan
Transportasi, dll
8. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah daerah adalah Gubernur (untuk
provinsi), Bupati (untuk kabupaten), Walikota (untuk Kota) dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
9. Keuangan Daerah Sumber-sumber keuangan daerah dalam pelak- sanaan
desentralisasi adalah : Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana Perimbangan;
Pinjaman Daerah ; dan lain- lain penerimaan yang sah. Sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) terdiri atas Hasil Pajak Daerah; Hasil Restribusi Daerah;
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
lainnya yang dipisahkan serta lain- lain pendapatan daerah yang sah. Dana
Perimbangan terdiri atas bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Penerimaan
dari sumber daya alam; Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
(DAK).Penerimaan Negara dari Pajak Bumi dan Bangunan dibagi dengan
imbangan 10% untuk Pemerintah Pusat dan 90% untuk Daerah.
10.Peraturan Daerah ( Perda ) adalah Segala bentuk Peraturan Perundangundangan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah yang disyahkan
oleh Kepala Daerah dan DPRD. Perda berlaku di daerah tersebut.
- Perda Propinsi
- Perda Kabupaten / Kota
11.Kepala Daerah adalah Pejabat Publik Daerah atau Kepala Pemerintahan
Daerah ( Gubernur , Bupati, Walokota ), Kepala Daerah dipilih melalui proses
demokrasi langsung / Pilkada, Masa Jabatan Kepala daerah 5 tahun.

12.Tugas dan Wewenang DPRD
Adapun tugas dan wewenang DPRD sebagaimana diatur dalam pasal 42 UU
Republik Indonesia nomor 32 Tahun 2004 adalah sebagai berikut:
a. membentuk Peraturan Daerah yang dibahas de-ngan kepala daerah untuk
mendapat persetujuan bersama;
b. membahas dan menyetujui rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
bersama dengan Kepala Daerah;
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan
perundang-undangan lainnya,
peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam
melaksanakan program
pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerah;
d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/Wakil kepala
daerah/wakil kepala daerah
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Propinsi dan
kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Gubernur bagi DPR kabupaten/kota;
e. memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil
kepala daerah;
f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
terhadap rencana perjanjian
internasional di daerah;
g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang
dilakukan oleh pemerintah
daerah;
h. menerima laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
i. membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;

j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;

5. Format Penilaian dan Absensi.

DAFTAR : GAMBAR – GAMBAR :
1. Perjuangan Rakyat Surabaya Mempertahankan
Kemerdekaan, 10 Nopember 1945

2. Pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno

3. Teks Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Salah Satu
Bentuk Pelayanan Dasar
Pemerintah Daerah Kepada Nasyarakat

Merumuskan Program PNPM Tingkat Kecamatan

Pelantikan Kepala Daerah Hasil Pilkada

KANTOR KECAMATAN

KANTOR PUSAT PEMERINTAHAN PROPINSI JAWA BARAT

PAHLAWAN NASIONAL :