DASAR ALGORITMA (Pertemuan 2) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
Dasar Algoritma
PROGRAM STUDI
S1 SISTEM KOMPUTER
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Oky Dwi Nurhayati, ST, MT
email: okydn@undip.ac.id
(2)
pseudocode
pseudocode
Materi
Masalah analisis algoritma
Masalah komputasi
(3)
Konsep dasar algoritma
Beberapa metode untuk merancang algoritma dalam program
komputer :
1. Diagram Alir (Flow Chart)
2. Kode Semu (Pseudo Code)
3. Algoritma Fundamental
Knuth (1973) menyatakan 5 komponen utama dalam
algoritma yaitu finiteness, definiteness, input, output dan
effectiveness.
(4)
Komponen yang harus ada dalam merancang algoritma:
1. Komponen masukan : terdiri dari pemilihan variable, jenis variable, tipe variable, konstanta dan parameter (dalam fungsi).
2. Komponen keluaran: merupakan tujuan dari perancangan algoritma dan program.
Permasalahan yang diselesaikan dalam algoritma dan program harus ditampilkan dalam komponen keluaran. Karakteristik keluaran yang baik adalah menjawab permasalahan dan tampilan yang ramah
3. Komponen proses : merupakan bagian utama dan terpenting dalam merancang sebuah algoritma. Dalam bagian ini terdapat logika
masalah, logika algoritma (sintaksis dan semantik), rumusan, metode (rekursi, perbandingan, penggabungan, pengurangan dll).
(5)
Struktur Hubungan dan Jenis Algoritma
Flowchart : Algoritma ini menggunakan sejumlah simbol untuk menyatakan kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Knuth (1973)menyajikan format algoritma yang dapat
digunakan secara bebas untuk berbagai bahasa pemro-graman, artinya dapat dengan mudah diimplementasikan menggunakan Pascal, C, Fortran, PL atau BASIC.
(6)
(7)
(8)
Pseudocode
Kode atau tanda yang menyerupai (pseudo) atau merupakan pejelasan cara menyelesaikan suatu masalah. Pseudo-code sering digunakan oleh manusia untuk menuliskan algoritma.
Problem: mencari bilangan terbesar dari dua bilangan yang diinputkan. Contoh Pseudo-code:
1. Masukkan bilangan pertama 2. Masukkan bilangan kedua
3. Jika bilangan pertama > bilangan kedua maka kerjakan langkah 4, jika tidak, kerjakan langkah 5.
4. Tampilkan bilangan pertama 5. Tampilkan bilangan kedua
(9)
Aturan Algoritma Fundamental
1.
Nama/judul algoritma harus ditulis dengan huruf kapital
2.Berikan komentar dan penjelasan pendahuluan.
3.
Pernyataan dan struktur Kontrol
4.
Nama-nama variabel harus ditulis dengan huruf besar
5.Input dan output
6.
Prosedur
7.Fungsi
(10)
Masalah : Mencari elemen terbesar dari data dengan n bilangan. Buatlah algoritma dari masalah ini menggunakan
Kode Semu : Algoritma Maksimum
1. Mula-mula masukkan bilangan dalam register xi ke dalam register yang dinamakan maks.
2. Untuk i = 2,3,....,n, lakukan : Bandingkan bilangan dalam register xi dengan bilangan dalam register maks. Jika bilangan dalam register xi lebih besar daripada bilangan dalam register maks, pindahkan bilangan dalam register xi ke register maks; jika tidak jangan lakukan apa-apa. 3. Terakhir, bilangan dalam register maks adalah elemen terbesar di antara n bilangan.
(11)
(12)
Algoritma Fundamental
Mencari elemen terbesar di dalam data dengan n bilangan. 1. [Inisialisasi]
Maks x1 2. [Mulai Loop] I 1
3. [Naikkan Pencacah] I I + 1
4. [Bandingkan] IF Maks < xi
THEN Maks xi ELSE GOTO 3
5. [Ulangi Loop] GOTO 3
6. [Selesai] Exit
(13)
Pascal adalah bahasa tingkat tinggi yang berorientasi pada segala tujuan.
struktur program pascal dapat terdiri dari : 1. Judul program
2. Bagian deklarasi • Deklarasi label
• Deklarasi konstanta • Deklarasi tipe
• Deklarasi variabel • Deklarasi prosedur • Deklarasi fungsi 3. Bagian pernyataan
(14)
Tipe Data
Penentuan tipe data berguna untuk memberi pengenal pada isi data yang akan diakses, oleh variabel.
a. Tipe Data Integer
Tipe data ini digunakan untuk menyatakan bilangan yang tidak
mempunyai angka desimal. Tipe Integer terdiri dari beberapa tipe lagi, yang sebagian berbeda rentang nilai dan ukuran memorinya
(15)
b. Tipe Real
Tipe real digunakan untuk menyatakan bilangan yang mempunyai angka desimal. Tipe data real ini terdiri dari beberapa tipe lagi, yang sebagian rentang nilai dan ukuran penggunaan memorinya :
(16)
c.
Tipe Boolean
Tipe data boolean untuk menyatakan data logika, yaitu True ( benar) dan False (salah). Borland Delphi 6.0
mempunyai 4 tipe boolean yaitu seperti berikut ini.
Disarankan penggunaan tipe logika menggunakan tipe Boolean. Untuk ByteBool, WordBool, dan LongBool sebaiknya hanya digunakan untuk menjaga
kompabilitas, yaitu jika program akan dihubungkan dengan program bahasa lain.
(17)
d. Tipe Character
Tipe data character digunakan untuk menyatakan karakter satu huruf.
e. Tipe String
Tipe data string digunakan untuk menyatakan sederetan karakter yang membentuk satu kesatuan, misalnya nama, alamat dan sebagainya.
(18)
Tipe ShortString disediakan hanya untuk menjaga kompabilitas dengan versi sebelumnya. AnsiString untuk menyimpan karakter ANSI dan WideString dapat menyimpan karakter Unicode.
f. g. Tipe Record
Tipe record digunakan untuk menyimpan sekumpulan data yang mungkin tipenya berbeda, tetapi saling berhubungan.
(19)
h.
Tipe Terenumerasi dan Subrange
Tipe data terenumerasi dan tipe data subrange dipakai untuk
menyatakan data berurutan yang bertipe sama.
iii.Konstanta
Konstanta adalah nilai yang bersifat tetap, misal angka 1, huruf A, nama dan lainlain.
Contoh :
Const
Diskon = 0.25;
(20)
Variabel
Variabel adalah suatu pengenal yang menampung data, yang terdapat pada memori. Setiap variabel pasti mempunyai nama, yang sering disebut sebagai identifier.
Pendeklarasian variabel pada delphi: var nama_variabel: tipe_variabel; Contoh :
var
i, j, k : integer; a, b, c : char;
(21)
Menggunakan tipe bilangan bulat
procedureTForm1.Button1Click(Sender: TObject); var
X,Y,Z : byte; Begin
X := StrToInt(Edit1.Text); Y := StrToInt(Edit2.Text);
// menjumlahkan X dan Y pada Edit3 Z := X + Y;
Edit3.Text := IntToStr(Z);
// mengalikan X dan Y pada Edit4 Z := X * Y;
Edit4.Text := IntToStr(Z); end;
(22)
Menggunakan tipe bilangan real
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);var
X,Y,Z : real48; i,j,k : extended; Begin
X := StrToFloat(Edit1.Text); Y := StrToFloat(Edit2.Text);
Z := X * Y;
Edit3.Text := FloatToStr(Z);
i:= StrToFloat(Edit1.Text); j:= StrToFloat(Edit2.Text); k:= i * j;
Edit4.Text := FloatToStr(k);
(23)
Menggunakan tipe bilangan boolean
procedure TForm1.CheckBox1Click(Sender: TObject); begin Button1.Visible:= CheckBox1.Checked; end; procedure TForm1.CheckBox2Click(Sender: TObject); begin Edit1.Visible:=CheckBox2.Checked; end;Dengan mengubah properti checked dari kedua kotak cek
diatas menjadi true maka kotak cek akan memiliki tanda cek
(24)
Tipe array
Merupakan kumpulan variabel yang bertipe sama
var a1, a2, a3, a4, a5, a6, a7, a8 : longint; var a: array [1..8] of longint;
Deklarasi tanpa array Deklarasi dengan array
(25)
procedure
TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
var
A: array [0..20] of integer; i: integer;
j: integer; begin
for i:=0 to ListBox1.Items.Count - 1 do
A[i] := StrToInt(ListBox1.Items[i]);
j:=0;
for i:= 0 to ListBox1.Items.Count - 1 do
j:= j + A[i];
Edit1.Text:= IntToStr(j); end;
(26)
Tipe Record
Bila dengan array, variabel yang digabung memiliki tipe
Yang sama, sedangkan record berfungsi menggabungkan beberapa variabel yang tipenya tidak harus sama.
Sintaks : type
nama_record = record
//anggota record diletakkan disini end;
Contoh : type
mahasiswa = record Nama : string; Alamat : string; end;
(27)
Operator
a. Operator Aritmetika
(28)
Kontrol program
a. Pengulangan While ... Do Bentuk umum :
While <ekspresi> Do Begin
<pernyataan > End;
b. Pengulangan Repeat ... Until
c. Pencabangan bersyarat If .. Then ... Else d. Pencabangan bersyarat Case
(29)
VISUAL COMPONENT LIBRARY
Kumpulan dari sejumlah obyek tersedia pada Visual Component Library
(VCL). Sedangkan untuk memilih obyek terdapat pada Componen palette.
Komponen-komponen dikelompokan seseuai dengan fungsinya.
Pengelompokan ini (pages) dinyatakan tabs. Pages default adalah :
Standart, Additional, Win32, System, internet, Data Access,
Data Control, Midas, Decision Cube, Qreport, Dialogs, Win31, Samples, EctiveX dan lain-lain.
(30)
Component pallet menyediakan komponen-komponen yang
diperlukan untuk menyusun program apalikasi.
Object Inspector merupakan penguhubung antara tampilan aplikasi
dengan kode program, dan melukukan seting terhadap object-object yang terdapat pada form.
a.
Properti Page, untuk menentukan properti dan komponen terpilih. b. Event Page, untuk menentukan kejadian atau proses yang akandilakukan, yang berisi perintah-perintah yang dimiliki masing-masing komponen.
(31)
Pemrograman Visual
Pemrograman berorientasi Objek
Pemrograman yang dikendalikan oleh kejadian (even drivent) Langkah membuat aplikasi :
a) Mambuat user interface b) Menulis kode
Form tersusun sejumlah kontrol atau objek (Button, Label, Edit,RadioButton, CheckBox, dll).
Kontrol mempunyai tiga komponen :
a) Properti : misalnya menentukan warna dan mengatur Font. b) Kejadian (event)
(32)
Masalah analisis algoritma
Terdapat dua tipe analisis algoritma, yaitu : 1. Memeriksa kebenaran algoritma
Dapat dilakukan dengan cara perurutan, memeriksa bentuk logika, implementasi algoritma, pengujian dengan data dan menggunakan cara matematika untuk membuktikan kebenaran.
2. Penyederhanaan Algoritma
Membagi algoritma menjadi bentuk yang sederhana.
Dalam analisis sebuah algoritma biasanya yang dijadikan ukuran adalah operasi aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian, proses pengula-ngan (looping/Iterasi), proses pengurutan (sorting) dan proses pencarian (searching).
(33)
Analisis Algoritma
Sebuah algoritma tidak hanya harus benar, tetapi juga harus
mangkus (efficient)
Ukuran kemangkusan algoritma: waktu dan ruang memori (space)
Algoritma yang mangkus: algoritma yang meminimumkan
(34)
Alat ukur kemangkusan algoritma:
1. Kompleksitas waktu, T(n)
2. Kompleksitas ruang, S(n)
n = ukuran masukan yang diproses oleh algoritma
T(n) : jumlah operasi yang dilakukan untuk
menjalankan sebuah algoritma sebagai fungsi dari
ukuran masukan n.
S(n): ruang memori yang dibutuhkan algoritma
sebagai fungsi dari ukuran masukan n
(35)
Operasi yang dihitung hanyalah operasi dasar
Operasi dasar: operasi khas yang mendasari suatu algoritma
Misalnya:
- operasi perbandingan elemen pada algoritma
pengurutan/pencarian
- operasi penjumlahan dan perkalian pada algoritma perkalian
matriks
(36)
Kompleksitas waktu asimptotik:
- perkiraan kasar kebutuhan waktu algoritma dengan meningkatnya
nilai n
- menyatakan laju pertumbuhan waktu, bukan
menyatakan jumlah operasi dasar sesungguhnya.
Tiga cara menyatakan waktu asimptotik:
1. O(f(n)): untuk batas atas laju kebutuhan waktu
2. W(g(n)): untuk batas bawah laju kebutuhan waktu
3. Q(h(n)) : jika f(n) = g(n)
(37)
Notasi O (Big O)
Misalkan 4 program yang mensorting n bilangan dengan fungsi
yang menyatakan sejumlah langkah yang dijumlahkan
masing-masing program untuk sorting n bilangan :
f1(n) = n, f2(n) = n
2, f3 (n) = 2
n, f4(n) = n!
Bila n = 4 maka f1 (n) = 4, f2 (n) = f3 (n) = 16 dan f4 (n) =
2
4sedangkan apabila n = 100,
(1)
Masalah analisis algoritma
Terdapat dua tipe analisis algoritma, yaitu : 1. Memeriksa kebenaran algoritma
Dapat dilakukan dengan cara perurutan, memeriksa bentuk logika, implementasi algoritma, pengujian dengan data dan menggunakan cara matematika untuk membuktikan kebenaran.
2. Penyederhanaan Algoritma
Membagi algoritma menjadi bentuk yang sederhana.
Dalam analisis sebuah algoritma biasanya yang dijadikan ukuran adalah operasi aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian, proses pengula-ngan (looping/Iterasi), proses pengurutan (sorting) dan proses pencarian (searching).
(2)
Analisis Algoritma
Sebuah algoritma tidak hanya harus benar, tetapi juga harus
mangkus (efficient)
Ukuran kemangkusan algoritma: waktu dan ruang memori (space) Algoritma yang mangkus: algoritma yang meminimumkan
(3)
Alat ukur kemangkusan algoritma: 1. Kompleksitas waktu, T(n)
2. Kompleksitas ruang, S(n)
n = ukuran masukan yang diproses oleh algoritma T(n) : jumlah operasi yang dilakukan untuk
menjalankan sebuah algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan n.
S(n): ruang memori yang dibutuhkan algoritma
(4)
Operasi yang dihitung hanyalah operasi dasar
Operasi dasar: operasi khas yang mendasari suatu algoritma
Misalnya:
- operasi perbandingan elemen pada algoritma pengurutan/pencarian
- operasi penjumlahan dan perkalian pada algoritma perkalian matriks
(5)
Kompleksitas waktu asimptotik:
- perkiraan kasar kebutuhan waktu algoritma dengan meningkatnya nilai n
- menyatakan laju pertumbuhan waktu, bukan
menyatakan jumlah operasi dasar sesungguhnya. Tiga cara menyatakan waktu asimptotik:
1. O(f(n)): untuk batas atas laju kebutuhan waktu
2. W(g(n)): untuk batas bawah laju kebutuhan waktu
(6)
Notasi O (Big O)
Misalkan 4 program yang mensorting n bilangan dengan fungsi yang menyatakan sejumlah langkah yang dijumlahkan masing-masing program untuk sorting n bilangan :
f1(n) = n, f2(n) = n2, f3 (n) = 2n, f4(n) = n!
Bila n = 4 maka f1 (n) = 4, f2 (n) = f3 (n) = 16 dan f4 (n) = 24 sedangkan apabila n = 100,